• Tidak ada hasil yang ditemukan

FILTRATION RATE TIRAM MUTIARA Pinctada Maxima DARI PERAIRAN LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FILTRATION RATE TIRAM MUTIARA Pinctada Maxima DARI PERAIRAN LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

FILTRATION RATE TIRAM MUTIARA Pinctada Maxima DARI PERAIRAN

LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

Yeni Sulistiyani1), Ita Widowati, Sigit AP Dwiono, dan Jusup Suprijanto Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro

1)Jl. Ngesrep timur V Gang Sahabat I/13, Telp (024)7472211 Semarang

E-mail : jenny_data@yahoo.com

Abstrak

Tiram mutiara (Pinctada maxima) merupakan salah satu komoditas ekspor dalam bidang budidaya

laut yang bernilai ekonomis tinggi sebagai penghasil mutiara. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui kecepatan filtrasi (“filtration rate”) tiram mutiara pada jenis dan konsentrasi

pakan yang berbeda, dan untuk mengetahui jenis pakan yang disukai untuk dikonsumsi oleh tiram.

Penelitian dilakukan pada bulan agustus-september 2004. Benih tiram Pinctada maxima yang

digunakan berukuran 3,5-4,5 cm. Pakan yang diberikan adalah Pavlova sp, Isochrysis sp,

Tetraselmis sp dengan konsentrasi pakan 20.000 sel/ml, 60.000 sel/ml dan 100.000 sel/ml. Hasil

menunjukkan bahwa pakan yang disukai berturut-turut adalah Tetraselmis sp, Isochrysis sp dan

Pavlova sp.

Kata kunci : Isochrysis sp, Kecepatan Filtrasi, Pavlova sp, Pinctada maxima, Tetraselmis sp

Pengantar

Tiram mutiara (Pinctada sp) merupakan salah satu komoditas ekspor dalam bidang budidaya

laut yang sangat bagus untuk dikembangkan. Dari tiram ini yang paling bernilai tinggi adalah

mutiaranya yang merupakan benda yang digunakan sebagai perhiasan (Sutaman, 1993). Mutiara ini

sangat banyak yang menggemarinya sehingga terus diburu.

Dalam usaha pemenuhan permintaan pasar yang begitu besar maka dilakukan usaha

budidaya mutiara karena tidak bisa hanya mengandalkan dari alam. Penyediaan benih melalui

budidaya dapat menutupi kekurangan pasokan benih dari alam, untuk mendapatkan tiram yang siap

operasi dalam waktu dan jumlah yang tepat.

Tiram mutiara tergolong kedalam “filter feeder” untuk cara makannya. Dimana hanya

mengandalkan makanan dengan menangkap plankton dari perairan sekitar, sehingga pakan alami

memberikan peranan yang sangat penting (Sutaman, 1993). Dalam budidaya, preferensi (tingkat

kesukaan) biota terhadap pakan perlu diperhatikan dalam rangka mendukung pertumbuhan tiram

yang baik, bahkan ketidakcukupan pakan dapat memperbesar mortalitas biota. Hingga saat ini

masih dicari dosis pakan yang tepat, untuk mempertahankan kehidupan dan kualitas air

(Dhoe,2000).

Materi dan Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2004 di Laboratorium Pakan UPT

Loka Pengembangan Bio Industri Laut LIPI Lombok, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiram mutiara (Pinctada maxima) yang

dibudidayakan di perairan Teluk kodek oleh UPT Loka pengembangan bioindustri Laut LIPI,

dengan ukuran panjang cangkang yang relatif sama yaitu 2,53-3,68 cm. Tiram ini di budidayakan

di “longline” dan dapat dikategorikan sebagai benih. Digunakan juga Fitoplankton jenis Isohrysis

galbana, Tetraselmis sp, Pavlova lutheri sebagai perlakuan pakan.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratories yaitu

percobaan “filtration rate”. Dengan 3 macam pakan, 3 perlakuan konsentrasi untuk tiap jenis pakan

dan dengan 3 kali ulangan.

(2)

Pelaksanaan penelitian

Persiapan penelitian

1. Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiram mutiara Pinctada maxima yang

dikategorikan sebagai benih dengan ukuran panjang cangkang 2,53 – 3,68 cm. Tiram disampling

dari lokasi budidaya di perairan Teluk Kodek, yang diambil langsung dari pocket yang terdapat

di “longline”. Kedalaman penempatan pocket yaitu 3-7 meter.

Tiram kemudian diangkut dan tidak dilakukan pergantian air karena lokasi budidaya sangat dekat

dengan Laboratorium. Tiram dibersihkan dan disikat dari kotoran-kotoran dan hewan yang

menempel pada cangkang, kemudian dipuasakan selama ± 5 jam dengan menggunakan media

dari air laut bersih yang telah disaring.

2. Bahan penelitian

Bahan yang digunakan yaitu fitoplankton dari jenis Isohrysis galbana, Tetraselmis sp, Pavlova

lutheri. Fitoplankton yang digunakan, didapat dari hasil kultur Laboratorium pakan LIPI

Lombok.

3. Media penelitian

Media penelitian yang digunakan yaitu air laut bersih yang diambil dari perairan Teluk Kodek

sebagai lokasi budidaya. Air laut yang diambil kemudian disaring dengan menggunakan UV

filter.

4. Wadah penelitian

Wadah yang digunakan yaitu berupa toples polyetilen berbentuk silindris dengan jumlah 4 buah.

Masing-masing wadah dilengkapi dengan aerasi.

Penelitian utama

Biota uji yaitu Pinctada maxima yang dibudidayakan di “longline” di perairan Teluk kodek.

Wadah percobaan diisi dengan air laut yang disaring dengan volume 2 liter. Air laut yang

digunakan dengan salinitas 34-36 ppm, pH 8.3-8.5, temperatur 25-27°C dan diberi aerasi. Setiap

wadah percobaan diisi 1 ekor tiram mutiara sebanyak 3 buah, dan 1 wadah hanya diisi pakan yang

dicobakan sebagai kontrol.

Setiap pengujian diberi perlakuan salah satu jenis pakan yaitu Isohrysis galbana, Tetraselmis

sp, Pavlova lutheri. Perlakuan tiap pakan yaitu 3 konsentrasi masing-masing 20.000 sel/ml, 60.000

sel/ml, 100.000 sel/ml. Sampling plankton dilakukan sebanyak 7 kali, dan tiap jam selama 6 jam

percobaan. Untuk masing-masing sampel plankton dilakukan penghitungan dengan 3 kali ulangan.

Pada akhir percobaan, biota uji pada masing-masing perlakuan diamati pseudofaecesnya, dan juga

ada pengamatan tingkah laku tiap 15 menit.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Hasil pengukuran kecepatan filtrasi tiram mutiara terhadap fitoplankton Isohrysis galbana,

Tetraselmis sp, Pavlova lutheri dengan konsentrasi pakan 20.000 sel/ml, 60.000 sel/ml dan 100.000

sel/ml dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(3)

Tabel 1. Kecepatan filtrasi Pinctada maxima terhadap Pavlova sp konsentrasi pakan 20.000 sel/ml,

60.000 sel/ml dan 100.000 sel/ml

20.000 60.000 100.000

t

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

5

6

0,12

0,27

-0,27

0,42

0,33

-0,75

0,24

0,00

-0,24

0,24

1,15

-0,21

0,00

-0,24

-0,11

0,47

-0,13

0,27

0,33

0,40

0,17

-0,06

-0,11

1,18

0,42

-0,09

0,09

0,30

-0,05

-0,15

-0,07

0,31

0,36

-0,14

-0,05

1,58

0,77

0,00

0,03

0,45

0,00

0,18

0,64

0,16

0,21

0,12

0,21

-0,09

0,58

0,23

0,03

0,26

-0,12

-0,04

Rata

0.02 0.20 0.04 0.32 0.09 0.33 0.24 0.21 0.16

Tabel 2. Kecepatan filtrasi Pinctada maxima terhadap Isovhrysis sp konsentrasi pakan 20.000

sel/ml, 60.000 sel/ml dan 100.000 sel/ml

20.000 60.000 100.000

t

1 2 3 1 2 3

1 2 3

1

2

3

4

5

6

-0,33

1,02

-0,70

1,06

-0,81

0,14

-0,34

0,76

0,16

0,81

1,96

-1,69

0,11

1,27

-0,40

1,58

-1,18

0,00

1,42

-0,29

0,21

0,15

0,89

-0,34

2,36

-0,12

1,06

0,21

-0,40

-0,48

2,52

0,14

0,48

-0,17

-0,16

0,33

0,73

0,36

0,49

1,29

-0,18

-0,17

0,90

1,18

1,09

0,00

0,24

-0,34

0,96

0,40

1,02

0,70

-0,47

-0,24

Rata

0.06 0.28 0.23 0.34 0.44 0.52

0.42 0.51 0.40

Tabel 3. kecepatan filtrasi Pinctada maxima terhadap Tetraselmis sp konsentrasi pakan 20.000

sel/ml, 60.000 sel/ml dan 100.000 sel/ml

20.000 60.000 100.000

t

1 2 3

1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

5

6

0,98

-0,33

1,55

-0,81

1,62

0,58

0,87

0,64

0,58

1,39

0,00

0,00

0,81

0,00

2,77

2,20

2,20

2,20

0,87

0,45

0,31

1,39

-0,31

1,39

1,42

0,25

0,38

-0,29

1,79

0,24

1,54

0,17

-0,25

0,85

-0,42

1,48

0,67

0,67

0,34

-0,05

-0,37

0,43

0,80

0,54

-0,04

0,44

-0,11

0,05

0,93

0,78

0,34

-0,12

-0,17

0,42

Rata

0.60 0.58 1.70

0.68 0.63 0.56 0.28 0.28 0.36

(4)

Gambar 1. Grafik kecepatan filtrasi P.maxima pada pakan Tetraselmis sp sp konsentrasi pakan

20.000 sel/ml, 60.000 sel/ml dan 100.000 sel/ml

Gambar 2. Grafik kecepatan filtrasi P.maxima pada pakan Isochryis sp sp konsentrasi pakan 20.000

sel/ml, 60.000 sel/ml dan 100.000 sel/ml

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

1

2

3

4

5

6

t

Filtration rate

FR 20

FR 60

FR 100

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

1

2

3

4

5

6

t

fi

lt

ra

ti

o

n

ra

te

FR 20

FR 60

FR 100

(5)

Gambar 3. Grafik kecepatan filtrasi P.maxima pada pakan Pavlova sp konsentrasi pakan 20.000

sel/ml, 60.000 sel/ml dan 100.000 sel/ml

Dari tabel dan grafik diats, dapat dilihat bahwa kecepatan filtrasi paling tinggi yaitu pada

pakan Tetraselmis sp pad konsentrasi pakan 20.000 sel/ml dengan kecepatan hingga 1,63 dan

terendah pada pakan Isochrysis sp konsentrasi pakan 60.000 sel/ml.

Pada hasil uji Anova filtrasi P. maxima pada 3 perlakuan pakan dan 3 konsentrasi pakan,

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara ke 9 perlakuan dengan nilai probabilitas

p < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa jenis pakan dan konsentrasi pakan yang berbeda akan

berpengaruh terhadap kecepatan filtrasi dari tiram P. maxima.

Tabel 4. Hasil Uji Anova kecepatan filtrasi tiram mutioara Pinctada maxima

Pembahasan

Dari tabel dan grafik kecepatan filtrasi tiram mutiara P. maxima dapat jelas terlihat bahwa

pakan yang memiliki kecepatan filtrasi yang tinggi adalah tiram yang diberi perlakuan pakan

Tetraselmis sp pada konsentrasi 20.000 sel/ml dan diikuti dengan konsentrasi 60.000 sel/ml dan

100.000 sel/ml pada pakan yang sama. Kecepatan filtrasi yang dicapai hingga 2,20 lt/jam dan

rata-rata ulangan mencapai 1,63 lt/jam. Kecepatan yang dicapai untuk pakan ini lebih tinggi jika

dibandingkan dengan kedua pakan lainnya yaitu Pavlova sp dan Isochrysis sp. Menurut Winanto

(2004), bahwa pakan utama yang biasa diberikan pada tiram terutama untuk fase benih atau sebagai

campuran pakan induk adalah Tetraselmis tetrathele. Yaitu setelah mencapai fase benih, pakan

yang diberikan adalah campuran Tetraselmis tetrathele dengan konsentrasi 10.000-15.000

sel/ml/hari, jumlah pakan terus ditingkatkan seiring dengan pertumbuhan dan makin besarnya

ukuran cangkang benih. Setelah berumur 3 minggu, pakan yang diberikan 20.000 sel/ml/hari, dan

-0,4

-0,2

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1

2

3

4

5

6

t

filtra

tion rate

FR 20

FR 60

FR 100

ANOVA FR 5,715 5 1,143 2,374 ,042 75,120 156 ,482 80,835 161 Between Groups Within Groups Total Sum of

(6)

berlaku juga untuk pakan Pavlova sp dan Isochrysis sp. Sehingga dapat dikatakan bahwa tiram P.

maxima lebih menyukai Tetraselmis sp, tetapi pakan dengan konsentrasi 20.000 sel/ml kurang baik

karena kasus kehabisan pakan ditemukan pada jam ke-5 dan atau 6, sehingga konsentrasi pakan

yang disarankan adalah 60.000 sel/ml. Kecukupan pakan (pemberian pakan dan dosis yang tepat)

merupakan faktor penyebab mortalitas pada pemeliharaan benih, dan perlu terus dicari dosis pakan

yang tepat (Dhoe, 2000).

Makanan dengan ukuran 2 – 8 µm menunjukkan hubungan yang positif (Shumway.,et

al(1987) dalam Suryono.,et al(1999)) dan terlihat dari hasil pertumbuhan yang sangat baik

(Rosenberg and Loo (1983), dalam Suryono.,et al(1999)). Berkaitsan dengan pernyataan diatas,

diduga P. maxima menyukai pakan Tetraselmis sp karena ukurannya 7-12 µm dan memiliki

kandungan protein 42 – 48 % dan lemak 9,76 %. Karena menurut Ward and Targett (1989) dalam

Jorgensen (1990), bahwa pada Mytilus edulis kebiasaan makan dipengaruhi oleh kandungan

kimiawi dari mikroalga yang difiltrasi.

Pakan yang dicobakan pada tiram P. maxima tidak semua dicerna walaupun banyak yang

difiltrasi. Pada beberapa bivalvia, saluran silia frontal membawa makanan ke permukaan mantel

dan dieliminasi/ dibuang menjadi pseudofaeces yaitu partikel makanan yang dibungkus oleh mucus

(Jorgensen, 1990). Diduga karena tingkat preferensi tiram pada jenis pakan tertentu menyebabkan

terbentuknya pseudofaeces ini.

Penelitian mengenai kecepatan filtrasi kerang telah dilakukan oleh beberapa peneliti

diantaranya adalah suryono (1990); kerang hijau Perna viridis memiliki kecepatan filtrasi yang

tinggi terhadap pakan Skeletonema sp dengan kepadatan 50.000 sel/ml dengan kecepatan hingga

1,4 lt/jam; kemudian terhadap pakan Tetraselmis sp mencapai kecepatan 0,71 lt/jam untuk ukuran

cangkang 10 – 11 cm.

Kesimpulan

Pakan yang disukai oleh tiram mutiara Pinctada maxima adalah Tetraselmis sp dengan

konsentrasi pakan 20.000 sel/ml dengan kecepatan filtrasi mencapai 1,63 lt/jam , dalam penelitian

ini konsentrasi terbaik untuk kecukupan pakan Pinctada maxima adalah 60.000 sel/ml dengan

kecepatan filtrasi mencapai 1,29 lt/jam.

Daftar Pustaka

Dhoe, S. B., Katiman., Kuswadi. 2000. Laporan Hasil Rekayasa Teknologi Pembenihan Tiram

Mutiara (Pinctada maxima). Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan Balai

Budidaya Laut Lampung , Lampung. 10 Hal

Jorgensen, C.Barker. 1990. Bivalve Filter Feeding : Hydrodinamic, Bioenergetic, Physiology and

Ecology. Olsen and Olsen, Denmark. 140 Hal

Suryono. 1999. Uji Coba Jneis dan Konsentrasi Mikroalga Terhadap Kecepatan Filtrasi Kerang

Hijau Perna Viridis.( Laporan Penelitian tidak dipublikasikan). Lembaga Penelitian

Universitas Diponegoro : Semarang

Sutaman. 1993. Tiram Mutiara Teknik Budidaya dan Proses Pembuatan Mutiara. Penerbit

Kanisius, Yogyakarta. 128 Hal

Winanto, Tjahjo. 2004. Memproduksi Benih Tiram Mutiara. Penebar swadaya, Jakarta. 95 Hal

Winanto, Tjahjo., Dhoe, B.S., Katiman. 1998. Rekayasa Teknologi Pembenihan dan Budidaya

Mutiara Blister pada Tiram Mutiara Jenis Pinctada maxima. Departemen Pertanian

Direktorat Jenderal Perikanan Balai Budidaya Laut Lampung, Lampung. 117-126 Hal

Winanto, Tjahjo., Dhoe, B.S., Abdullah., katiman. 1999. Rekayasa Teknologi Pembenihan Tiram

Mutiara (Pinctada maxima). Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan Balai

Budidaya Laut Lampung, Lampung. 83-91 Hal

Gambar

Gambar 1. Grafik kecepatan filtrasi P.maxima pada pakan Tetraselmis sp sp konsentrasi pakan  20.000 sel/ml, 60.000 sel/ml dan 100.000 sel/ml
Gambar 3. Grafik kecepatan filtrasi P.maxima pada pakan Pavlova sp konsentrasi pakan 20.000  sel/ml, 60.000 sel/ml dan 100.000 sel/ml

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut, jadi dapat dirumuskan bahwa persentase aktivitas positif mahasiswa selama proses pembelajaran mata kuliah Perencanaan Pengajaran Ekonomi

Rumusan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis cerpen kelas kontrol dengan penggunaan metode ceramah pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan tulis guru bahasa Prancis SMA di DKI Jakarta. Data kemampuan tulis dikumpulkan melalui tes kemampuan membaca teks

Pengaruh Organizational Culture Terhadap Firm Performance Melalui Learning Organization pada Sektor Non Manufaktur di Surabaya.. Jurnal

Justru manusia disini akan terhubung dengan Ilmu Ilahi bukan dalam level individualnya tetapi dalam esensinya yang tidak berbeda dari Ilahi, karena manusia disitu adalah imej

Penelitian pada 43 orang laki-laki dewasa yang menjalani herniorafi inguinalis dengan cara membandingkan efek infiltrasi tramadol 1 mg/kgBB dengan tramadol sebagai analgesia

Dalam  konteks  kebebasan  informasi,  Community  Center  merupakan  pendamping 

Sayangnya, penilaian-penilaian nasional tersebut tidak dapat dibandingkan dengan satu sama lain dan tidak diterapkan untuk orang dewasa, sehingga meskipun memberikan indikasi