• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Seperti contoh terkait dengan industri kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Seperti contoh terkait dengan industri kesehatan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan

Lingkungan eksternal perusahaan merupakan sebuah aspek yang penting diperhatikan oleh perusahaan disebabkan oleh basis usaha perusahaan di bidang jasa dan produk yang sangat dipengaruhi perilaku dan keadaan pihak eksternal seperti kompetisi baik secara langsung maupun tidak langsung, kondisi ekonomi, perilaku konsumen, hingga kepada situasi politik, peraturan pemerintah dan perkembangan teknologi. Seperti contoh terkait dengan industri kesehatan khususnya pusat kebugaran di Indonesia dikategorikan sebagai suatu hiburan, sehingga pemerintah mengharuskan untuk membayar pajak hiburan yang disesuaikan besarannya untuk setiap provinsi di Indonesia. Di provinsi DKI Jakarta misalnya, suatu pusat kebugaran harus membayarkan pajak sebesar 10% dari pendapatan mereka sesuai dengan PERDA Provinsi DKI Jakarta No. 13 Tahun 2010 tentang Pajak Hiburan (Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta, 2010). Hal ini tentu membawa dampak besar terhadap kelangsungan bisnis pusat kebugaran tersebut dan tidak sedikit mengundang gugatan dan perlawanan dari pihak pelaku bisnis tersebut.

Lingkungan eksternal berfokus kepada kesempatan dan ancaman yang mempengaruhi kelangsungan dari suatu perusahaan. Sehingga lingkungan eksternal dari perusahaan membahas perihal sebagai berikut:

(2)

2. Perkembangan industri pusat kebugaran secara regional Asia Pasifik 3. Perkembangan industri pusat kebugaran di Indonesia

1.1.1 Perkembangan Industri Pusat Kebugaran Secara Global

Konsep dari kebugaran (fitness) pada dasarnya berfokus kepada penjagaan keadaan fisik tubuh serta tingkat energi yang cukup untuk melakukan aktifitas fisik keseharian. Hal ini dapat dikembangkan dan diartikan sebagai mempertahankan atau mencoba mendapatkan berat badan ideal menurut umur, tinggi dan jenis kelamin. Kebugaran fisik sendiri terdiri dari dua konsep terkait yaitu: general fitness, terkait dengan keadaan kesehatan badan, dan specific

fitness, terkait dengan kegiatan spesifik atas basis kemampuan individu untuk

melakukan sebuah aspek olahraga atau pekerjaan. Pada umumnya kebugaran fisik ideal dapat dicapai melalui pengaturan yang baik terhadap nutrisi, olahraga, istirahat dan kebersihan tubuh dan gaya hidup (Bodimade, 2013)

Kebugaran telah menjadi suatu kebutuhan dan bagian dari gaya hidup publik dimana hal ini menciptakan sebuah industri besar dengan kesempatan dan laju pertumbuhan yang menarik. Lembaga riset Nielsen mengatakan pada tahun 2014 bahwa secara global didapatkan bahwa 39% orang dewasa diatas 18 tahun telah melaksanakan olahraga secara reguler dimana 87% didalamnya sudah berolahraga tiga kali atau lebih dalam seminggu. Riset tersebut juga mengatakan bahwa terdapat potensi dimana secara global terdapat 39% orang dewasa diatas 18 tahun berkeinginan untuk olahraga secara rutin untuk menjadi fit (Les Mills, 2013)

(3)

Riset Nielsen juga menginformasikan dua alasan utama orang berolahraga saat ini adalah untuk menjadi sehat atau menjaga kesehatan (40%) dan untuk mendapatkan atau menjaga tubuh ideal (32%). Riset tersebut juga menambahkan gambaran olahraga yang ideal adalah yang menyenangkan (fun), menyenangkan dan memberikan kemudahan (convenient). Sedangkan Studi The Retension People 10.000 mengatakan bahwa enam dari sepuluh responden survey mengatakan bahwa alasan utama berolahraga adalah untuk menjaga kebugaran, menjaga penampilan dan tubuh ideal dengan alasan pendukung lain adalah sebagai hiburan dan ajang bersosialisasi (Health Club Management, 2015)

Gambar 1.1 Survey Nielsen Global Terhadap Perilaku Market 18 Tahun Keatas.

(4)

Gambar 1.2 Survey Nielsen Global Tentang Alasan Berolahraga dan Gambaran Kebugaran yang Ideal.

(Les Mills, 2013)

Keperluan kebugaran inilah yang menjadikan peluang bisnis produk dan layanan kebugaran di dunia berkembang. Salah satu wadah penyedia kebutuhan kebugaran adalah sarana dan jasa pusat kebugaran. Dalam artian dasarnya sebuah pusat kebugaran (fitness center) adalah sebuah tempat yang menyediakan perlengkapan dan fasilitas olahraga dengan tujuan untuk penggunaan kegiatan olahraga fisik (Meaning of "fitness centre", 2015).

Pada awalnya pusat kebugaran berkonsep “all in one” dimana pusat kebugaran tersebut menawarkan berbagai peralatan, fasilitas dan kegiatan olahraga seperti misalkan area alat angkat beban, kolam renang, area olahraga cardio, dan area kegiatan olahraga bersama (group). Konsep ini yang dipakai oleh brand pusat kebugaran sukses seperti Gold’s Gym, Fitness First ataupun Celebrity Fitness. Seiring perkembangannya, pusat kebugaran mulai bergerak ke bidang spesialis atau disebut dengan microgym. Perbedaan microgym dengan pusat

(5)

kebugaran tradisional terletak kepada spesialisasi terhadap satu atau dua jenis kegiatan olahraga dengan tempat yang relatif lebih kecil seperti contoh studio spesifik yoga, pilates, muay thai atau aerobic. Pada perkembangan global dalam tiga tahun kebelakang (2011-2014) jumlah perkembangan pusat kebugaran dengan fasilitas lengkap (tradisional) meningkat 5%, angka ini cukup tertinggal oleh perkembangan microgym yang mengalami peningkatan hingga 30% (Health Club Management, 2015). Beberapa alasan mengapa pelanggan memilih untuk datang ke microgym diantaranya dikarenakan tipe pelanggan lain yang datang ke tempat tersebut, atmosfir yang lebih nyaman, lebih diperhatikan dan mendapat atensi yang lebih dari staff, dan mengikuti tren yang sedang berlangsung. Sedangkan riset Nielsen juga mengatakan bahwa empat faktor pendorong terbesar yang mendorong pelanggan untuk datang ke sebuah pusat kebugaran adalah lokasi yang mudah dan strategis, suasana tempat yang nyaman (kebersihan, musik, atmosfir pusat kebugaran), perlengkapan olahraga yang baik dan dikarenakan teman atau kerabat sudah terlebih dahulu berlatih atau menjadi pelanggan ditempat tersebut. Sedangkan dijelaskan bahwa faktor harga dan penawaran promosi hanya menempati posisi 6 dan 11 jika dibandingkan dengan empat faktor utama diatas (Les Mills, 2013).

Jika digabungkan secara keseluruhan secara global, maka pusat kebugaran mengalami laju pertumbuhan yang tergolong relatif pesat dimana pendapatan dari pusat kebugaran naik dari $61.5 milyar pada tahun 2007 menjadi $84 milyar pada tahun 2014 (peningkatan 37% ) dengan estimasi total pendapatan di tahun 2015 menjadi $87.8 milyar. Pertumbuhan signifikan juga dapat dilihat dari total klub

(6)

dan pusat kebugaran di dunia dimana terjadi pelonjakan dari 108.059 tempat di tahun 2007 menjadi 180.000 tempat ditahun 2014 (peningkatan 67%) dimana di tahun 2015 menjadi 194.980 tempat. Hal ini juga berdampak kepada peningkatan jumlah total pelanggan dari pusat kebugaran dimana dilaporkan peningkatan dari 106.774.500 pelanggan di tahun 2007 menjadi 144.700.000 pelanggan di tahun 2014 (peningkatan 36%) sedangkan estimasi pertumbuhan di tahun 2015 menjadi 151.124.544 pelanggan. Pendapatan pusat kebugaran diatas bergantung mayoritas kepada pendapatan dari biaya keanggotaan pelanggan (International Health Racquet Sportsclub Association, 2015).

Tabel 1.1 Data Statistik Industri Pusat Kebugaran Global

2007 2010 2014 2015 Pendapatan (juta USD) 61.489 70.926 84.000 87.844 Total Klub dan Pusat Kebugaran 108.059 133.558 180.000 194.980 Total Pelanggan (Anggota) 106.774.500 128.772.375 144.700.000 151.124.544 Sumber: Penulis

Jika dilihat secara regional maka pada tahun 2014 pangsa pasar terbesar dipegang oleh benua Eropa dan Amerika Utara (75% dari total pangsa pasar) dimana negara Amerika Serikat menjadi negara dengan pendapatan terbesar ($24.2 milyar) diikuti oleh Inggris ($6.7 milyar) dan Jerman ($6.2 milyar) (International Health Racquet Sportsclub Association, 2015).

Beberapa pemegang pangsa pasar terbesar dunia dalam industri pusat kebugaran adalah:

(7)

1. Fitness International LLC (LA Fitness). Sebuah perusahaan pusat kebugaran besar beroperasi di Amerika yang telah memiliki 619 cabang tersebar di Amerika dan Kanada yang memiliki pendapatan di tahun 2013 sebesar 1.7 milyar dollar Amerika. Kelebihan dari LA Fitness adalah lokasi yang banyak dan fasilitas yang sangat lengkap mulai dari area beban hingga area olahraga basket, kolam berenang dan area berlari (LA Fitness, 2015)

2. 24 Hour Fitness USA Inc. Sebuah perusahaan pusat kebugaran yang beroperasi di Amerika dengan total 425 cabang tersebar di Amerika yang memiliki pendapatan di tahun 2013 sebesar 1.3 milyar dollar Amerika. Kelebihan dari 24 Hour Fitness adalah sesuai dengan namanya bahwa pusat kebugaran ini dapat diakses oleh anggotanya kapan saja atau 24 jam dalam 1 hari dengan alat olahraga yang lengkap dan berkompetisi langsung dengan LA Fitness (24 Hours Fitness, 2015).

3. Life Time Fitness Inc. Sebuah perusahaan pusat kebugaran yang beroperasi di Amerika dan Kanada dengan total 108 cabang dan memiliki pendapatan sebesar 1.206 milyar dollar Amerika di tahun 2013. Kelebihan dari Life Time Fitness adalah penawaran pusat kebugaran kelas atas lengkap dengan beberapa fasilitas extra seperti area makan, salon, penitipan anak dan kolam di dalam dan luar. Pusat kebugaran ini menjadi favorit keluarga dikarenakan fasilitas yang memungkinkan untuk anak – anak untuk ikut

(8)

beraktifitas olahraga. Pusat kebugaran ini juga dibuka 24 jam sehari (Life Time Fitness, 2015).

Jika dilihat lebih jauh dari seratus perusahaan teratas dalam industri pusat kebugaran (dilihat dari pendapatan) maka memang jelas sekali terlihat bahwa Amerika masih menjadi pemimpin dari pangsa pasar industri dikarenakan seratus perusahaan ini semuanya berbasis di Amerika dan mayoritas beroperasi di Amerika. Hal ini juga terlihat dari total pendapatan Amerika mencapai 24.2 milyar dollar Amerika di tahun 2014 atau sekitar 29% dari pendapatan global di industri pusat kebugaran (84 milyar dollar Amerika) dan total anggota mencapai 54 juta anggota atau sekitar 37.5% dari total anggota pusat kebugaran secara global (International Health Racquet Sportsclub Association, 2015).

1.1.2 Perkembangan Industri Pusat Kebugaran di Asia Pasifik

Jika dilihat dari industri pusat kebugaran, Asia Pasifik menempati posisi ketiga pada pangsa pasar dunia, dimana terjadi peningkatan pada pendapatan dari $9.6 milyar di tahun 2007 menjadi $14.3 milyar di tahun 2014. Total klub dan pusat kebugaran di Asia Pasifik juga meningkat dari 10.094 tempat di tahun 2007 menjadi 28.000 tempat di tahun 2014. Sedangkan total pelanggan mengalami peningkatan dari 13.212.500 pelanggan di tahun 2007 menjadi 18.000.000 pelanggan di tahun 2014. Asia Pasifik memiliki potensi besar dalam hal pasar dikarenakan jumlah penduduk total di area tersebut mencapai 4.3 milyar di tahun 2013 atau sekitar 60% dari populasi dunia. Potensi besar di pasar Asia juga dapat dilihat dengan rata - rata penetrasi market masih tergolong kecil yaitu 3.8% yang

(9)

memberi indikasi kepada potensi perkembangan industri yang masih besar. Ditambahkan juga beberapa negara di wilayah Asia tersebut masih tergolong negara berkembang dalam hal ekonomi sehingga faktor kesadaran kebugaran dan pertumbuhan di masa datang mendominasi di wilayah tersebut. Jika dilihat lebih mendalam, pangsa pasar terbesar di wilayah Asia Pasifik dipegang oleh Jepang, Korea Selatan dan Australia yaitu lebih dari 70% dari pangsa pasar (International Health Racquet Sportsclub Association, 2015).

Jepang merupakan pemimpin dalam industri pusat kebugaran di Asia Pasifik dimana di tahun 2014 memiliki total pendapatan sebesar 5.16 milyar dollar Amerika dengan total pusat kebugaran sebanyak 5.979 lokasi. Pendapatan tertinggi di Jepang tersebut dipengaruhi faktor biaya keanggotaan yang memang diatas rata – rata Asia dimana untuk biaya keanggotaan pusat kebugaran di beberapa pusat kebugaran terbesar di Jepang berada pada 110 dollar Amerika per bulan. Adapula berdasarkan data Fitness Industry Association of Japan bahwa memang pemegang pangsa pasar terbesar di Jepang merupakan pusat kebugaran yang dimiliki oleh perusahaan Jepang seperti Konami Sports & Life Central, Tipness dan Renaissance (Fitness Industry Association of Japan, 2015).

1.1.2 Perkembangan Industri Pusat Kebugaran di Indonesia

Indonesia sendiri masih sangat kecil jika dibandingkan secara regional Asia Pasifik, tetapi memang perkembangan pusat kebugaran mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Diestimasikan pada tahun 2014 total pendapatan di Indonesia mencapai $156 juta meningkat dari $105 juta ditahun

(10)

2006 (21% peningkatan). Total klub kebugaran di Indonesia juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2006 terdapat 420 tempat dan di tahun 2014 diestimasikan menjadi 969 tempat (50% peningkatan). Sedangkan total pelanggan di Indonesia meningkat dari 150.000 pelanggan di tahun 2006 menjadi 384.000 pelanggan di tahun 2014 (60% peningkatan). Lalu dikatakan lebih lanjut bahwa pada tahun 2014 Indonesia memiliki laju pertumbuhan tertinggi di Asia Tenggara sehingga bisnis pusat kebugaran merupakan salah satu bisnis yang atraktif di Indonesia (International Health Racquet Sportsclub Association, 2015).

Perkembangan pusat kebugaran yang positif ini juga mendapat dampak dari pola hidup sehat dan olahraga dari masyarakat di Indonesia yang perlahan – lahan mengalami pergerakan positif. Hasil survey AIA Group pada tahun 2014 menunjukkan bahwa perentase masyarakat Indonesia (18 - 65 tahun) yang berolahraga secara teratur meningkat dari 57% di tahun 2011 menjadi 65% di tahun 2013, sebuah perkembangan yang positif walaupun angka tersebut masih dibawah persentase rata – rata regional Asia Pasifik yaitu 68% di tahun 2013. Survey tersebut juga mengatakan bahwa penduduk Indonesia menghabiskan waktu rata – rata untuk berolahraga selama 2.1 jam per minggu di tahun 2011 dan 2.2 jam per minggu di tahun 2013. Peningkatan ini terlihat lamban dan jumlahnya masih dibawah rata – rata regional Asia Pasifik yaitu 3 jam. (AIA Group, 2013)

(11)

Gambar 1.3 Perkembangan Olahraga di Indonesia dan Regional Asia Pasifik Sumber: (AIA Group, 2013)

Terkait dengan perkembangan diatas maka didapati pula memang masyarakat Indonesia belum melihat olahraga sebagai kebutuhan yang penting atau sebuah bagian dari gaya hidup mereka walaupun kesadaran hal tersebut sudah mulai terbentuk. Riset AIA mengatakan lebih lanjut bahwa olahraga menempati urutan ketiga didalam kategori faktor pendukung hidup sehat dibawah hubungan baik dengan keluarga dan pola makan yang sehat (AIA, 2014).

Gambar 1.4 10 Faktor Utama Pendukung Hidup Sehat di Indonesia dan Asia Pasifik.

(12)

Riset AIA tersebut juga mengatakan bahwa ada keterkaitan antara perkembangan digital khususnya internet dan media/jejaring sosial di Indonesia. Dikatakan bahwa secara regional 56% orang mengatakan bahwa perkembangan media sosial memberikan unsur kecanduan, khusus di Indonesia 26% orang mengatakan hal tersebut dan semua orang setuju bahwa akses kepada internet tersebut harus dikurangi demi meningkatkan gaya hidup yang sehat (AIA Group, 2013). Apalagi melihat hasil riset Global Web Index tahun 2015 mengatakan bahwa rata – rata penggunaan internet di Indonesia per hari via PC atau tablet mencapai 5 jam, penggunaan internet via telepon genggam mencapai 3 jam per hari dan penggunaan media sosial mencapai 2.5 jam per hari ditambahkan kegiatan menonton televisi yang mencapai 2.3 jam per hari. Jika dilihat lebih dalam juga penduduk Indonesia menduduki peringkat teratas untuk rata - rata jumlah akun yang dimiliki perorangan (7 akun dengan 4 akun aktif). Indonesia juga menduduki peringkat teratas pada penggunaan beberapa media sosial terbesar seperti path, twitter dan google plus serta menduduk peringkat ke 6 dunia dalam penggunaan media sosial facebook (Global Web Index, 2015). Sehingga pelaku bisnis termasuk didalamnya pusat kebugaran harus melihat perkembangan digital tersebut sebagai suatu media pendukung dan penghubung agar para pelanggan menjadi giat berolahraga.

Selain media sosial cukup banyak alasan yang dilontarkan seorang individu untuk tidak berolahraga. Fitness First sebuah perusahaan pusat kebugaran terdepan di Asia – Pasifik yang juga beroperasi di Indonesia khususnya

(13)

di Jakarta melakukan survei regional Asia Pasifik di tahun 2014 yang menemukan bahwa ada 3 alasan utama mengapa seseorang malas berolahraga yaitu: 14% mengatakan repot karena harus membawa perlengkapan olahraga, 18% mengatakan karena tidak mengenal siapa – siapa di pusat kebugaran tersebut, 23% mengatakan karena keterbatasan waktu keseharian dan lokasi pusat kebugaran yang cukup jauh. Lalu bagi mereka yang sudah mengikuti menjadi pelanggan di pusat kebugaran ditemukan bahwa 18% responden mengatakan terintimidasi dengan melihat orang lain melakukan aktifitas olahraga di pusat kebugaran dan 28% mengatakan bahwa mereka tidak tahu harus memulai dari latihan apa dan tidak tahu cara pemakaian peralatan olahraga yang tersedia. Secara regional Asia Pasifik mengatakan bahwa 59% responden tidak punya waktu untuk berolahraga (Kartika, 2014).

Sedangkan HAFOS UK mengatakan pada survey di tahun 2014 bahwa secara global alasan utama dari seseorang untuk tidak berolahraga adalah tidak mempunyai cukup waktu dikarenakan pekerjaan kantor dan rumah yang mencapai 52%. Sedangkan ditambahkan pada survey tersebut alasan utama yang bisa mendorong seseorang untuk menjadi pelanggan pusat kebugaran adalah jika harga terjangkau dan fasilitas serta program dan waktu yang pas dengan preferensi mereka (Health Club Management, 2015)

(14)

Gambar 1.5 Hasil Survey Global Tentang Perilaku Masyarakat Terhadap Pusat Kebugaran.

Sumber: (Health Club Management, 2015)

Untuk kota metropolitan seperti Jakarta tentu saja hal ini menjadi gambaran yang jelas dengan kemacetan, tingkat pekerjaan dan stress yang tinggi, penggunaan media sosial yang tinggi menjadi faktor yang harus diperhatikan oleh sebuah pusat kebugaran demi memberi kontribusi untuk peningkatan gaya hidup sehat masyarakat Indonesia dan khususnya dalam studi ini Jakarta.

Industri Pusat Kebugaran di Indonesia sendiri masih dipimpin oleh tiga pemain besar yaitu:

1. Fitness First (FF). Sebuah brand pusat kebugaran internasional yang berdiri sejak tahun 1993 dan telah beroperasi di 16 negara. FF mempunyai 11 cabang di Jakarta dan mengutamakan peralatan dan kelas olahraga yang terbaik dan lengkap, staff yang berpengetahuan dalam serta suasana yang nyaman dan memotivasi konsumennya untuk maju (Fitness First, 2015).

(15)

pada saat ini telah melayani 35 negara dan 675 lokasi di seluruh dunia. GG mempunyai 10 cabang di Jakarta dan 11 cabang lain tersebar di kota – kota di Indonesia. Sebagai salah satu pemain lama, Gold’s Gym memiliki standar tinggi dan sistem operasional yang kuat serta pengetahuan yang dalam tentang pusat kebugaran (Gold's Gym, 2015).

3. Celebrity Fitness (CF). Merupakan brand pusat kebugaran Indonesia yang berdiri pada tahun 2003 dengan pembukaan pusat kebugaran pertama di Jakarta dan pada tahun 2015 menjadi pusat kebugaran dengan cabang terbanyak di Indonesia yaitu 14 cabang di Jakarta dan 15 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Sesuai dengan namanya CF berusaha memberikan suasana seperti berlatih di fasilitas yang digunakan oleh artis – artis ternama Hollywood dan memberikan motivasi kepada para konsumen untuk menjadi seperti artis – artis tersebut (Celebrity Fitness, 2015).

Ketiga pemain tersebut mengusung konsep pusat kebugaran besar (fitness

center/megagym) dimana peralatan olahraga dan fasilitas yang lengkap dan

bervariasi serta luas area yang besar menjadi nilai lebih dari jasa dan produk yang mereka tawarkan. Jika dilihat dari lokasi pemain besar tersebut memang industri kebugaran di Indonesia masih berpusat di Jakarta, dimana di Jakarta pun terdapat beberapa pusat kebugaran besar lain seperti Rai Fitness dan Best Fitness. Konsentrasi industri pusat kebugaran pada kota Jakarta ini dipengaruhi beberapa hal seperti laju pertumbuhan ekonomi yang baik, pendapatan per kapita penduduk

(16)

Jakarta yang tinggi, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Jakarta yang tinggi serta tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik dibanding wilayah Indonesia lainnya.

Dilihat secara konsentrasi lokasi pusat kebugaran maka kawasan Jakarta Selatan merupakan tempat pusat beroperasi dari pusat kebugaran di Jakarta dengan lokasi di dalam pusat pertokoan (mall) menjadi mayoritas pilihan tempat usaha. Fitness First memiliki 7 dari 11 cabang yang berlokasi di Jakarta Selatan, Celebrity Fitness memiliki 8 dari 14 cabang dan Gold’s Gym memiliki 5 dari 10 cabang yang beroperasi di Jakarta Selatan. Semua cabang pusat kebugaran di Jakarta Selatan tersebut bertempat di pusat pertokoan (mall).

Cabang – cabang pusat kebugaran besar di Jakarta Selatan Fitness First Gold's Gym Celebrity Fitness Plaza Semanggi Citywalk Sudirman FX Mall

Senayan City Setiabudi One Gandaria City Oakwood - Kuningan Cilandak Town Square Kemang 37

Pacific Place Dharmawangsa Square Kota Kasablanka Kemang Village Kalibata City The Belleza

Pejaten Village Bursa Efek Indonesia

Lotte Shopping Avenue Pondok Indah Mall

Belpark Fatmawati

Sumber: Penulis

Beberapa nama lain seperti Best Fitness, Rai fitness dan My Body Gym juga beroperasi di Jakarta Selatan. Beberapa kawasan Jakarta Selatan memang merupakan pusat pemukiman dan perkantoran yang padat dengan daerah seperti Kuningan, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (SCBD), Senayan, Pondok Indah dan Kemang sehingga menjadi tepat untuk menempatkan cabang pusat kebugaran di daerah tersebut.

(17)

Hal lain yang ikut menjadi faktor pemusatan industri di Jakarta Selatan adalah jumlah pusat perbelanjaan yang terdapat di Jakarta Selatan dimana jika di kategorikan ke dalam pusat perbelanjaan kelas menengah atas, Jakarta Selatan memiliki 12 pusat perbelanjaan yaitu Senayan City, Plaza Senayan, Pacific Place, Pondok Indah Mall, Gandaria City, Lotte Shopping Avenue, Kota Kasablanka, Cilandak Town Square, Kemang Village, Dharmawangsa Square, FX Mall, dan Citywalk Sudirman. Dikarenakan pemain besar pusat kebugaran selalu mengadopsi strategi untuk memasuki pusat perbelanjaan, maka memang Jakarta Selatan memiliki jumlah pusat kebugaran yang tinggi.

Jika dilihat dari pusat kebugaran berskala mikro, maka Jakarta Selatan juga memiliki banyak tempat yang menawarkan berbagai macam kegiatan olahraga diantaranya berbagai macam jenis yoga, pilates, mixed martial arts, aerobic dan zumba, TRX dan berbagai jenis olahraga lainnya. Sebagai contoh di daerah Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (SCBD) terdapat beberapa pusat kebugaran mikro seperti Bengkel Crossfit, Soulbox Yoga dan Pilates, Arena MMA, Maxima MMA, Yoga Jakarta dan ditambahkan beberapa pemain besar seperti Fitness First, Celebrity Fitness dan Rai Fitness yang semua beroperasi di kawasan tersebut. Kelebihan dari pusat kebugaran mikro tersebut adalah lokasi yang lebih mudah dicapai, suasana yang lebih private, jenis olahraga yang terfokus serta kemungkinan harga yang lebih terjangkau.

Melihat pertumbuhan industri kebugaran di Indonesia yang berkembang, kesadaran kesehatan dan pola hidup sehat yang meningkat, konsentrasi industri kebugaran di Indonesia yang berada di Jakarta khususnya Jakarta Selatan, serta

(18)

perilaku masyarakat urban (kota) yang terjadi di Jakarta, maka kesempatan untuk memasuki industri pusat kebugaran menjadi menarik. Tetapi tentu harus ditemukan sebuah terobosan dalam hal kebugaran dan pelatihan serta layanan demi membedakan dengan pesaing yang sudah ada.

1.2 Lingkungan Internal Perusahaan

Perusahaan yang digunakan bersifat baru dan tidak mempunyai induk perusahaan. Perusahaan sendiri direncanakan untuk didirikan di Jakarta, Indonesia dimana berdasarkan analisis lingkungan eksternal perusahaan direncanakan untuk beroperasi di kawasan Jakarta Selatan. Sebagai bentuk perusahaan maka direncanakan menggunakan badan hukum Perseroan Terbatas dengan menggunakan nama PT Dua Puluh Fit, dimana kelengkapan ijin terkait dilengkapi sebelum bisnis dapat dijalankan.

Pendirian perusahaan bermodalkan dari para pemilik berupa kas investasi awal dan juga kemampuan pendukung dari para pemilik. Perusahaan tidak menggunakan hutang kepada pihak lain dalam pendirian dan operasional dari bisnis. Sedangkan para pemilik sendiri terdiri dari empat orang dimana masing – masing individu memiliki kemampuan dan latar belakang yang mendukung keberlangsungan perusahaan yaitu:

1. Latar belakang di bidang keuangan yang diberikan kewenangan dalam menjalankan keuangan perusahaan.

(19)

2. Kemampuan dalam hal pemasaran dan networking yang kuat dikarenakan status figur publik di bidang kesehatan, olahraga dan hiburan.

3. Latar belakang di bidang operasional dalam suatu perusahaan dengan pengalaman bekerja yang sudah bertahun – tahun.

4. Profesional di bidang olahraga dan pelatihan olahraga dimana berguna dalam perancangan metode dan teori pelatihan olahraga. Latar belakang para pemiliki ini menjadi modal bagi perusahaan ditambahkan juga dengan perekrutan yang disasarkan kepada beberapa area seperti servis, hospitality, pengalaman bekerja atau membuka sebuah pusat kebugaran serta mencari sebuah kerjasama konsultasi dengan pihak profesional di bidang kedokteran sebagai penasihat.

Perusahaan bergerak di bidang jasa dimana industri yang dicoba untuk dimasuki adalah industri pusat kebugaran. Bentuk pusat kebugaran sendiri menuju kepada skala mikro dan berpusat kepada satu jenis latihan olahraga yang menggunakan sebuah alat olaharaga yang berbasis teknologi baru Electro Muscle

Stimulation (EMS). Belum dipakainya teknologi tersebut oleh pusat kebugaran

lain diharapkan menjadi kesempatan dalam menarik konsumen yang berpotensi untuk menjadi anggota. Akan tetapi hal baru tersebut bukan tidak mungkin mendapat penolakan dari pasar dan juga usaha pemblokiran dari pesaing. Kelemahan lain perusahaan juga terletak di minimnya pengalaman dari pemilik dalam membuka dan menjalankan bisnis di bidang pusat kebugaran, sehingga

(20)

pemilik harus pintar dalam melakukan perencanaan, perekrutan dan pemilihan rekanan demi menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis faktor eksternal dan internal diatas, maka ada keyakinan terhadap kebutuhan masyarakat kota Jakarta terhadap kesehatan dan olahraga yang sesuai dengan perilaku dan keadaan dari penduduk kota Jakarta. Berbagai riset mengatakan bahwa masyarakat Jakarta sudah memiliki kesadaran pentingnya berolahraga yang meningkat positif dan kecemasan generasi muda (dibawah 18 tahun) yang tidak berpola hidup sehat atau memiliki problem kelebihan berat badan memang meningkat, tetapi tidak disertai oleh perilaku dari masyarakat sendiri untuk berganti menjadi bergaya hidup sehat seperti melakukan olahraga dan menjaga pola makan.

Penetrasi yang minim dari pusat kebugaran di Indonesia mengacu kepada perilaku para penduduk khususnya di kota besar seperti Jakarta dimana beragam alasan dilontarkan yang menjadi basis mengapa olahraga sulit untuk dilakukan. Alasan tersebut diantaranya faktor lokasi dan kemacetan, harga yang kurang terjangkau atau kurang sesuai dengan hasil yang didapat, keterbatasan waktu yang dimiliki oleh penduduk, layanan yang kurang pas, bentuk olahraga yang kurang sesuai, ketidakpahaman kegiatan berolahraga dan faktor sosial seperti pengaruh teman lain yang berolahraga di pusat kebugaran tersebut. Berdasarkan alasan tersebut terciptalah sebuah kebutuhan dari penduduk terhadap sebuah cara berolahraga atau tempat yang bisa menyediakan layanan olahraga yang bisa

(21)

paling tidak mengeliminasi semua faktor yang menghalangi seseorang untuk berolahraga.

Melihat keseluruhan faktor diatas, para pelaku di industri kebugaran di Jakarta pada saat ini khususnya mengacu kepada pemain besar, belum berfokus kepada suatu program ataupun penggunaan terobosan teknologi yang dapat menjawab hambatan yang didapati masyarakat Jakarta diatas. Pada umumnya pusat kebugaran megagym bersifat umum atau publik, memerlukan dedikasi waktu yang relatif tinggi untuk mencapai hasil maksimal, bentuk dan porsi olahraga yang relatif berat, dan berisiko cedera jika tidak dibimbing oleh seorang pelatih profesional.

Hal ini menjadi kesempatan bagi perusahaan untuk masuk menjadi pelaku bisnis dimana kompetensi perusahaan dapat menyediakan layanan pusat kebugaran yang lebih personal (private) dengan bimbingan seorang pelatih profesional, program pelatihan yang disusun sesuai dengan kebutuhan pelanggan, penggunaan teknologi terdepan dalam hal kebugaran dan kesehatan, serta kebutuhan dedikasi waktu yang relatif lebih singkat dari pelaku pasar yang sudah ada. Sedangkan wilayah Jakarta Selatan menjadi kawasan yang dilihat sudah matang dalam perihal industri kebugaran dimana kawasan tersebut menjadi pusat konsentrasi dari bisnis pusat kebugaran di Jakarta dan diharapkan bisa menjadi titik awal dari bisnis perusahaaan. Dikarenakan pusat kebugaran yang dibentuk oleh perusahaan merupakan sebuah konsep yang belum tersedia di Indonesia, maka diperlukan sebuah penelitian mendalam mengenai model bisnis dan rencana bisnis yang digunakan sebagai basis berjalannya perusahaan.

(22)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan studi ini adalah untuk merancang sebuah rencana bisnis yang lengkap dan baik dengan memperlihatkan segala aspek mengenai peluang dan hambatan serta melihat kelayakan dari bisnis pusat kebugaran yang dipakai didalam studi ini. Pada intinya tujuan studi menggunakan kesempatan dan kebutuhan yang diperlihatkan oleh pasar di bidang industri pusat kebugaran dan berusaha menjawab dan menyediakan suatu layanan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

Studi meneliti lebih dalam mengenai industri pusat kebugaran di kawasan Jakarta Selatan yang mencakupi riset tentang pesaing, riset terhadap perilaku dan kebutuhan konsumen, riset tentang pasar yang tersedia serta kesempatan yang bisa diambil oleh perusahaan dalam perjalanan bisnis ke depan.

1.5 Manfaat Studi

Manfaat dari studi ini adalah memberi jalan keluar dan terobosan layanan dan produk baru yang diharapkan dapat memberi solusi bagi konsumen dalam menentukan pilihan jasa pusat kebugaran dan pola hidup berolahraga yang sesuai. Studi juga diharapkan bermanfaat bagi pemilik perusahaan yang digunakan sebagai basis awal dalam menjalankan perusahaan dengan harapan perkembangan dan ekspansi perusahaan di kemudian hari.

Manfaat secara luas di masyarakat juga terlihat dengan hadirnya suatu layanan jasa pusat kebugaran yang bisa membantu meningkatkan kesehatan masyarakat serta turut memajukan industri pusat kebugaran di Indonesia dengan

(23)

harapan menjadi acuan dalam penentuan gaya hidup dan pola hidup sehat masyarakat Indonesia. Rencana bisnis ini juga diharapkan bisa bermanfaat sebagai referensi bagi praktisi dan pelaku bisnis lain di bidang serupa sebagai perbandingan dan pembelajaran untuk perkembangan jiwa wiraswasta mandiri dan membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam tesis ini penulis akan membagi tulisan kedalam lima bab. Bab I menjelaskan latar belakang industri pusat kebugaran secara global, asia pasifik dan Indonesia, lingkungan eksternal dan internal perusahaan serta perumusan masalah dan pernyataan tujuan studi ini dilaksanakan. Bab II memaparkan landasan teori yang digunakan oleh penulis mulai yang diambil dari studi literatur dan internet. Bab III berfokus kepada metode penelitian dari penulis dimana level analisa, sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisa dijelaskan secara singkat. Bab IV menjelaskan secara detil strategi dan rencana bisnis perusahaan yang mencakupi profil perusahaan, model dan pola bisnis, rencana operasional, rencana manajemen, rencana pemasaran dan rencana finansial berdasarkan skenario dan proyeksi yang dilakukan. Bab IV juga menjelaskan strategi keluar dari perusahaan secara mendalam. Pada Bab V penulis menjelaskan rencana aksi menggunakan tabel perencanaan dengan tenggat waktu dari realisasi pengoperasian perusahaan.

Gambar

Gambar 1.1 Survey Nielsen Global Terhadap Perilaku Market 18 Tahun  Keatas.
Gambar 1.2 Survey Nielsen Global Tentang Alasan Berolahraga dan  Gambaran Kebugaran yang Ideal
Tabel 1.1 Data Statistik Industri Pusat Kebugaran Global
Gambar 1.3 Perkembangan Olahraga di Indonesia dan Regional Asia Pasifik  Sumber: (AIA Group, 2013)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis berganda yang diperkuat dengan Uji Normalitas, Uji Multikolonieritas, Uji

Makalah ini bertujuan untuk mengkaji proses koreksi terrain dan contoh penerapannya pada citra Landsat TM; Kemudian artikel tentang “Perbandingan Teknik Orthorektifikasi Citra

Dari segi kelembagaan, kegiatan arisan amal ini dibentuk dengan cara paguyuban untuk mengikat anggota arisan, dan sistem yang dijalankan menyerupai bank dan

Dalam kaitan pentingnya kepemimpinan transformasional sebagai salah satu faktor penting untuk mencapai kesuksesan, tidak hanya sukses sebagai perusahaan tetapi sukses

(2) Permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau mengurangkan sanksi administrasi atas SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD sebagaimana

Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk, Investasi, Tingkat Upah, dan Inflasi di Indonesia secara bersama - sama memberikan

Dengan pertimbanga n ini, kami ingin menganalisis dan menyusun strategi pemasaran yang baru untuk Vipro-G agar dapat terus bersaing dalam kategorinya dan agar Vipro-G dapat lebih

kedekatan dengan pemilik perusahaan, seorang karyawan memiliki jabatan dan tugas lebih dari satu, dan sering terjadinya pemindahan tugas karyawan meskipun karyawan tersebut