• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh: FARIZ FATHURRACHMAN No. Mahasiswa:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh: FARIZ FATHURRACHMAN No. Mahasiswa:"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

1

Implementasi Pasal 18 Peraturan Daerah DIY No. 1 Tahun 2014 Dalam Pemenuhan Fasilitas Ruang Laktasi Pada Fasilitas Umum. (Studi Terhadap Pusat-Pusat Perbelanjaan Di Kota Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (Strata-1) pada Fakultas Hukum

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Oleh:

FARIZ FATHURRACHMAN No. Mahasiswa: 14410338

PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

5 CURRICULUM VITAE

1. Nama lengkap : Fariz Fathurrachman 2. Tempat Lahir : Yogyakarta

3. Tanggal Lahir : 20 Juni 1996 4. Jenis Kelamin : Laki-Laki 5. Golongan Darah : B

6. Alamat : Jl. Bumijo Tengah No. 21 Yogyakarta 7. Identitas Orang Tua

a. Nama Ayah : Agus Wiranto, S.E. Pekerjaan : Swasta

b. Nama Ibu : Sri Bawarsini Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 8. Pendidikan

a. SD : SD Muhammadiyah Purwo 1 b. SLTP : SMP Negeri 14 Yogyakarta

c. STLA : Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta

9. Hobi : menonton anime, bermain game mobile, makan, tidur, memikirkan hal-hal yang tidak terjadi.

Yogyakarta, ...……… Yang Bersangkutan,

(FARIZ FATHURRACHMAN) Nim. 14410338

(6)

6

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Mencampurkan keinginan serta kenyataan akan menuntunmu ke jalan yang salah ”

- Meteora, Re: Creators-

Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Orang Tua Penulis, yang selalu memberikan

doa, cinta, kasih sayang, dan dukungan;

2. Saudara dan Teman-teman penulis yang selalu memberikan motivasi dan semangat;

3. Almamater tercinta, Universitas Islam Indonesia.

(7)

7

Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirahim Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, yang mana telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Penyelesaian skripsi ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu tanpa bermaksud mengurangi penghargaan dan rasa terima kasih kepada semua pihak penulis secara khusus menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, yaitu papa Agus Wiranto, S.E., dan mama sri bawarsini. Terima kasih telah memberikan dukungan secara moril dan materi serta doa untuk keberhasilan dan kebahagiaanku. Semoga allah swt membalas semua yang telah papa dan mama berikan kepadaku.

2. Terimakasih kepada bapak Dr. Abdul Jamil, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.

3. Terima kasih kepada bapak Drs. Agus Triyanta, M.A., M.H., Ph.d. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan juga pengarahan kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Terima kasih kepada seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia atas ilmu yang telah diajarkan kepada penulis.

(8)

8 5. Terima kasih kepada adik penulis Farhan Risky Affandi yang telah

mengajari cara menggunakan ms.office secara maksimal.

6. Terima kasih kepada teman-teman kkn unit 31 sabrina, despi, zelania, annisa, intan, Aditya, ali, dan ayu yang telah memberikan pengalaman terjun langsung di tengah-tengah masyarakat Desa Sukogelap Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah.

7. Terima kasih kepada anggota Grup Sembrawut Daffa, Aha, Iqbal, Mae, Pinin, dan Rika yang telah banyak memberikan bantuan selama masa perkuliahan serta bersedia untuk berkumpul dan bersenang-senang bersama penulis.

8. Terima kasih juga kepada segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu dalam lembaran ini. Insya Allah penulis tidak akan melupakan jasa-jasa kalian semua.

Tiada kemampuan penulis untuk membalas semua bantuan dan pertolongan yang telah diberikan, semoga segenap pihak yang telah memberikan bantuan dan pertolongan kepada penulis mendapat balasan pahala dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk diri penulis sendiri dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pihak yang berkepentingan serta bagi bangsa dan negara.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

(9)

9 Yogyakarta, ………

(Fariz Fathurrachman) Nim. 1440338

(10)

10 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TULIS ... iv

CURRICULUM VITAE ... v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x ABSTRAK ... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...5 C. Tujuan Penelitian...5 D. Manfaat penelitian………6 E. Orisinalitas Penelitian………...6 F. Kerangka konseptual...7 G. Definisi Operasional...15 H. Metode Penelitian...17 I. Kerangka Skripsi ...19

(11)

11 BAB II TINJAUAN TEORI

A. Kewajiban Negara...20

B. Gambaran umum ASI eksklusif dan ruang laktasi...24

C. HAM dan ASI Eksklusif dalam perspektif Islam....………..32

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Praktek dalam pemenuhan fasilitas ruang laktasi pada fasilitas umum di Yogyakarta.………62

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi para ibu menyusui dalam menggunakan fasilitas ruang laktasi pada pusat-pusat perbelanjaan di kota Yogyakarta...67

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan...71

B. Saran...72

(12)

12

ABSTRAK

ASI merupakan sumber asupan makanan bagi bayi yang memiliki keistimewaan bagi kesehatan dan tumbuh kembang bayi bahkan ASI sebagai kebutuhan utama bayi tidak dapat digantikan oleh susu formula atau makanan dan minuman lain, pemerintah juga memiliki tanggung jawab agar tiap bayi di indonesia mendapat asupan ASI eksklusif yang optimal, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendukung pemenuhan ASI eksklusif adalah dengan mengeluarkan aturan yang mengatur mengenai ASI ekskusif dan penyediaan ruang laktasi di fasilitas umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pasal 18 Peraturan Daerah DIY No. 1 Tahun 2014 dalam pemenuhan fasilitas ruang laktasi di usat perbelanjaan di kota Yogyakarta. Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: Bagaimana praktek dalam pemenuhan fasilitas ruang laktasi pada pusat-pusat perbelanjaan di Yogyakarta ?; Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi para ibu menyusui dalam menggunakan fasilitas ruang laktasi pada pusat-pusat perbelanjaan di kota yogyakarta?. Penelitian ini berjenis penelitian empiris dan data penelitian diperoleh dari hasil wawancara dan observasi Analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosiologis dan kebijakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyediaan ruang laktasi di pusat-pusat perbelanjaan di kota Yogyakarta belum maksimal meskipun sudah ada peraturan yang mengatur hal tersebut, terbukti dalam prakteknya meskipun sebagian besar pusat-pusat perbelanjaan di Yogyakarta telah menyediakan ruang laktasi sesuai standar namun masih terdapat pusat perbelanjaan yang menyediakan ruang laktasi yang terkesan seadanya seakan-akan penyediaan ruang laktasi tersebut hanya untuk sekedar patuh terhadap peraturan yang berlaku seperti Gardena Mall yang menyediakan ruang laktasi yang sangat kecil dan hanya terdapat satu changing table dan satu kursi tanpa adanya wastafel bahkan masih terdapat pusat perbelanjaan yang tidak memiliki ruang laktasi sama sekali seperti Ramai Mall yang mana jelas-jelas tidak mendukung pemenuhan hak anak atas ASI eksklusif; faktor-faktor yang mempengaruhi para ibu menggunakan ruang laktasi antara lain faktor privasi, faktor kelengkapan ruang laktasi, faktor kenyamanan ruang laktasi. Penelitian ini merekomendasikan Pemerintah daerah kota Yogyakarta untuk berinisiatif melakukan inspeksi terhadap ruang laktasi pada fasilitas-fasilitas umum khususnya pusat perbelanjaan di Yogyakarta; Pemerintah harus menindak tegas pusat-pusat perbelanjaan yang tidak menyediakan ruang laktasi bagi ibu yang sedang dalam fase menyusui sebagai upaya penegakan hukum yang berlaku; Pengelola pusat-pusat perbelanjaan yang menyediakan ruang laktasi dengan kelengkapan seadanya dan tidak memenuhi syarat ruang laktasi perlu meningkatkan kualitas ruang laktasinya sebagai bentuk dukungan terhadap program pemberian ASI eksklusif.

(13)

13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASI merupakan sumber asupan makanan bagi bayi yang memiliki keistimewaan bagi kesehatan dan tumbuh kembang bayi bahkan ASI sebagai kebutuhan utama bayi tidak dapat digantikan oleh susu formula atau makanan dan minuman lain, sampai sebegitu pentingnya pemerintah juga memiliki tanggung jawab agar tiap bayi di indonesia mendapat asupan ASI eksklusif yang optimal, hak bayi dalam mendapatkan ASI eksklusif tidak terlepas dari hak yang melekat pada dirinya. Setiap anak memiliki hak untuk kelangsungan hidup dan tumbuh kembang secara optimal. Pemberian ASI memiliki banyak manfaat terutama untuk menyehatkan dan mencerdaskan bayi. Selain itu ASI juga bermanfaat membentuk perkembangan intelegensia, rohani, dan perkembangan emosional karena selama disusui dalam dekapan ibu, bayi bersentuhan langsung dan mendapat kehangatan kasih sayang.1

Sebagaimana diatur dalam pasal 128 Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa setiap bayi berhak mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan sejak dilahirkan dan selama pemberian ASI eksklusif tersebut baik pihak keluarga, pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta masyarakat harus mendukung secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus untuk pemberian ASI

1 Natasya nurul ilma,Skripsi “Pemenuhan Hak Atas Asi Eksklusif Bagi Bayi Pada Aparatur

(14)

14 selain itu pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif.2

Anak merupakan karunia Allah SWT oleh karenanya orang tua bertanggung jawab atas pemenuhan hak anak sejak masih dalam kandungan hingga tumbuh dewasa, meskipun anak merupakan tanggung jawab dari orang tuanya masyarakat dan negarapun juga ikut bertanggung jawab dalam pemenuhan hak anak sebagai mana yang telah ditegaskan dalam pasal 1 Angka 12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 diatur tentang Perlindungan Anak bahwa Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.3

Tanggung jawab negara terhadap pemenuhan hak anak atas ASI eksklusif diatur secara khusus di dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif dimana diantaranya menetapkan kebijakan nasional terkait program pemberian ASI eksklusif, melaksanakan advokasi dan sosialisasi program pemberian ASI eksklusif, memberikan pelatihan mengenai program pemberian ASI eksklusif dan penyediaan tenaga konselor menyusui di fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat sarana umum lainnya, mengintegrasikan materi mengenai ASI eksklusif pada kurikulum pendidikan formal dan non formal bagi tenaga kesehatan, membina, mengawasi, serta mengevaluasi pelaksanaan dan pencapaian program pemberian ASI eksklusif di

2 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, terdapat dalam http://m.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4af3c27570c04/nprt/1060/uu-no-36-tahun-2009-kesehatan, diakses tanggal 21 juli 2018, pukul 10:32.

3 Natasya nurul ilma,Skripsi “Pemenuhan Hak Atas Asi Eksklusif Bagi Bayi Pada Aparatur

(15)

15 fasilitas pelayanan kesehatan, satuan pendidikan kesehatan, tempat kerja, tempat sarana umum, dan kegiatan di masyarakat, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan ASI eksklusif, mengembangkan kerja sama mengenai program ASI eksklusif dengan pihak lain di dalam dan/atau luar negeri, dan menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas penyelenggaraan program pemberian ASI eksklusif.4

Selain itu dalam Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang pemberian air susu ibu eksklusif juga mengatur mengenai inisiasi menyusui dini dimana tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusu dini terhadap bayi yang baru lahir kepada ibunya paling singkat selama 1 jam yang dilakukan dengan cara meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau perut ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu, disamping itu tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan wajib menempatkan ibu dan bayi dalam 1 ruangan yang dimaksudkan untuk memudahkan ibu setiap akan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.5

Seorang ibu ketika akan menyusui bayinya di fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan, tempat rekreasi, kantor pelayanan public dan fasilitas umum lainnya tentunya memerlukan fasilitas khusus yaitu ruang laktasi yang merupakan ruangan yang dilengkapi dengan prasarana untuk menyusui dan memerah ASI yang digunakan untuk menyusui bayi, memerah ASI, menyimpan ASI perah, dan/atau

4 Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, terdapat dalam http://m.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4f6af2df3eeeb/node/534/pp-no-33-tahun-2012-pemberian-air-susu-ibu-eksklusif, diakses tanggal 21 juli 2018, pukul 11:24.

(16)

16 konseling menyusui/ASI.6 Akan tetapi pada kenyataannya keberadaan ruang laktasi masih minim jarang sekali ditemui adanya ruang laktasi di sebuah fasilitas umum kalaupun tersedia hanya sebatas ruangan kecil untuk menyususi saja tanpa adanya sarana prsasarana yang lengkap, fasilitas umum yang diskriminatif bagi ibu menyusui merupakan suatu tindakan yang tidak rasional dan terkesan mengabaikan kesetaraan perlakuan di tempat-tempat umum. Padahal tindakan diskriminasi di semua aspek kehidupan haruslah dihentikan. Apabila kita berpikir lebih kritis lagi, saat ini telah banyak tersedia di berbagai fasilitas umum maupun di instansi pemerintahan ruangan khusus untuk merokok, tetapi sayangnya ruangan yang layak untuk menyusui masih minim tersedia 7

Berdasarkan Permenkes No. 15 Tahun 2013 tentang Fasilitas Khusus Menyusui Dan Memerah ASI, penyediaan ruang ASI bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif dan memenuhi hak anaknya untuk mendapatkan ASI eksklusif serta meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat dan pemerintah terhadap pemberian ASI eksklusif,8 maka dari itu penyelenggara tempat fasilitas umum harus memberikan dukungan berupa penyediaan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri telah memiliki peraturan daerah sendiri terkait pemberian air susu ibu eksklusif yang mengadaptasi dari Peraturan

6 Permenkes No. 15 Tahun 2013 tentang Fasilitas Khusus Menyusui Dan Memerah Asi,

terdapat dalam

http://www.kesjaor.kemkes.go.id/documents/01_Permenkes%20No.15%20thn%202013%20ttg%2 0Fasilitas%20Khusus%20Menyusui%20dan%20Memerah%20ASI.pdf, diakses tanggal 21 juli 2018, pukul 12:09

7 Natasya nurul ilma,Skripsi “Pemenuhan Hak Atas Asi Eksklusif Bagi Bayi Pada Aparatur

Sipil Negara Wanita Di Kota Yogyakarta”, diakses tanggal 21 agustus 2018, pukul 09:30.

(17)

17 Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif yang juga mengatur mengenai penyediaan ruang laktasi pada fasilitas umum yang mana menunjukkan betapa pentingnya pemenuhan hak atas ASI eksklusif bagi bayi.

Oleh sebab itu, masyarakat dan negara wajib melindungi serta memerjuangkan hak ibu menyusui dengan memberikan dukungan serta fasilitas ruang laktasi yang memadai agar hak bayi dan ibu sendiri terpenuhi tanpa adanya intervensi dari pihak manapun. Penyediaan fasilitas ruang laktasi tersebut harus dilaksanakan dalam rangka pemenuhan hak ASI Eksklusif dan sebagai langkah untuk mendukung tumbuh kembang anak agar optimal.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI PASAL 18

PERATURAN DAERAH DIY NO. 1 TAHUN 2014 DALAM PEMENUHAN FASILITAS RUANG LAKTASI PADA FASILITAS UMUM.”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana praktek dalam pemenuhan fasilitas ruang laktasi pada pusat-pusat perbelanjaan di Yogyakarta ?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi para ibu menyusui dalam menggunakan fasilitas ruang laktasi pada pusat-pusat perbelanjaan di kota yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana praktek dalam pemenuhan fasilitas ruang laktasi pada pusat-pusat perbelanjaan di Yogyakarta.

(18)

18 2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi para ibu menyususi dalam menggunakan fasilitas ruang laktasi pada pusat-pusat perbelanjaan di kota yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan bagi pemerintah kota Yogyakarta dalam menerapkan peraturan yang berlaku .

b. Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian lain yang sesuai dengan bidang penelitian yang penulis tulis.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat tentang terkait ruang laktasi.

b. Diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait dalam mendukung program ASI eksklusif.

E. Orisinalitas Penelitian

Ketersediaan ruang laktasi merupakan hak bagi tiap-tiap ibu yang sedang dalam masa menyusui yang dilindungi peraturan perundang-undangan, oleh karena itu penelitian yang berkaitan dengan ruang laktasi sudah banyak dilakukan. Penulis akan membandingkan penelitian penulis dengan beberapa penelitian yang hampir serupa, sebagai berikut :

1. Rify Rosmahefi, dengan judul “ Gambaran Pemanfaatan Bilik Laktasi Di Sarana Umum Kota Semarang Tahun 2015 ”, penelitian ini berfokus pada penyediaan ruang laktasi dan fasilitas yang terdapat ada ruang laktasi serta

(19)

19 kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada sarana umum di kota semarang. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis yaitu penelitian milik Rify Rosmahefi fokus pada sarana umum di kota semarang sementara itu penelitian penulis berfokus pada pusat-pusat perbelanjaan di kota yogyakarta serta penelitian.

2. Anggita Anggriana, SH., dengan judul “ Perlindungan Terhadap Perempuan Yang Menyusui Dalam Memperoleh Ruang Laktasi Yang Layak Pada Pusat Perbelanjaan Modern (MALL) Di Kota Pontianak ”, perbedaan peneitian tersebut dengan penelitian milik penulis yaitu penelitian tersebut berfokus pada perlindungan terhadap perempuan menyusui dalam memperoleh ruang laktasi yang layak pada pusat perbelanjaan modern di kota Pontianak dari aspek kesetaraan gender sementara penelitian milik penulis lebih fokus pada pemenuhan ruang laktasi pada pusat perbelanjaan di kota yogyakarta dengan pendekatan HAM dan peraturan perundang-undangan.

F. Kerangka Konseptual

Pada dasarnya terdapat dua hak dasar pada manusia yaitu pertama, hak manusia (human rights) yaitu hak yang melekat pada manusia dan secara asasi ada sejak manusia itu dilahirkan. Ia berkaitan dengan eksistensi hidup manusia, bersifat tetap dan utama, tidak dapat dicabut, tidak tergantung dengan ada atau tidaknya orang lain di sekitarnya. Dalam skala yang lebih luas hak asasi menjadi asas undang-undang. Wujud hak ini di antaranya berupa: kebebasan batin, kebebabasan beragama, kebebasan hidup pribadi, atas nama baik, melakukan pernikahan, kebebasan untuk berkumpul dan mengeluarkan pendapat, emansipasi wanita.

(20)

20 Kedua, hak undang (legal rights) yaitu hak yang diberikan oleh undang-undang secara khusus kepada pribadi manusia. Oleh karena diberikan, maka sifat pengaturannya harus tertuang dalam sejumlah peraturan perundang-undangan. Barangsiapa yang tidak memenuhi ketentuan undang-undang maka kepadanya dapat dikenakan sanksi yang ditentukan oleh pembentuk undang-undang.9

Munculnya perlawanan kepada tirani ekonomi dan politik pada zaman Renaissance pada akhir Abad Pertengahan di Eropa menandai pertumbuhan dan perkembangan modern konsep HAM. Pikiran tentang HAM sebagai makhluk dengan harkat dan martabat tinggi sejatinya merupakan hasil interaksi dengan peradaban Yunani dan Islam. Pikiran itu kemudian dikembangkan dalam dinamika lingkungan peradaban Barat.10

Berdasarkan konsep good governance pemerintah wajib memenuhi serta menjamin hak-hak masyarakat. Konsep good governance berawal dari adanya kepentingan lembaga; lembaga donor seperti PBB, Bank Dunia, ADB dan IMF dalam memberikan bantuan pinjaman modal kepada negara-negara yang sedang berkembang. Dalam perkembangan selanjutnya good governance ditetapkan sebagai syarat bagi negara yang membutuhkan pinjaman dana, sehingga good governance digunakan sebagai standar penentu untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan. Hal tersebut dapat dimaklumi karena konsep dan program lembaga-lembaga donatur dunia berorientasi pada pengentasan

9 I Gede Arya B. Wiranata dalam Muladi (Editor), Hak Asasi Manusia Hakekat, Konsep, dan

Implikasinya dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat, dalam Natasya nurul ilma,Skripsi

“Pemenuhan Hak Atas Asi Eksklusif Bagi Bayi Pada Aparatur Sipil Negara Wanita Di Kota Yogyakarta”, diakses tanggal 4 september 2018, pukul 16:00.

10 Budhy Munawar Rachman, HAM dan persoalan relativitas budaya, dikutip dari Mujaid Kumkelo, Fiqh HAM, Setara Press, Malang, 2015, hlm 42.

(21)

21 kemiskinan dan kemiskinan menjadi salah satu faktor penghambat berkembangnya pembangunan dalam suatu negara.11 Beberapa konsep governance di antaranya adalah:

1. UNDP (United Nations Development Program)

Menurut UNDP yang dimaksud dengan Governance adalah “the exercise of political, economic, and administrative authority to manage a nation’s affairs at all levels”; governance diartikan sebagai penggunaan atau pelaksanaan politik, ekonomi dan administrasi untuk mengelola masalah-masalah nasional pada semua tingkatan.12

2. World Bank

Menurut World Bank yang dimaksud dengan Governance adalah “the way state power is used in managing economic and social resources for development society” cara bagaimana kekuasaan negara digunakan untuk mengelola sumber daya-sumber daya ekonomi dan sosial guna pembangunan masyarakat.13

3. LAN (Lembaga Administrasi Negara)

Menurut Lembaga Administrasi Negara Governance adalah proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan public good and service.14

11 Hafifah Sj. Sumarto, Inovasi, Partisipasi Dan Good Governance, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2003, hlm.5.

12 Ibid. 13 Ibid. 14 Ibid.

(22)

22 4. Pinto

Menurut Pinto Governance merupakan praktik penyelenggaraan kekuasaan dan kewenangan pemerintah dalam pengelolaan urusan pemerintahan secara umum dan pembangunan ekonomi pada khususnya.15

5. Gani Rochman

Menurut Gani Rochman Governance adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang melibatkan pengaruh sektor negara dan sektor non pemerintah dalam suatu kegiatan kolektif.16

Menurut UNDP (United Nations Development Program), penyelenggaraan pemerintahan pada dasarnya berorientasi pada 3 (tiga) elemen utama yakni:17

1. pemerintah atau negara (state), 2. sektor swasta (private sector), dan 3. masyarakat (society).

Sadu menambahkan 2 (dua) elemen lagi yakni lembaga legislatif dan kalangan perguruan tinggi. Lebih lanjut UNDP merumuskan karakteristik atau indikator pemerintahan yang baik (good governance) sebagai berikut:

1. Partisipasi (participation)

Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban untuk mengambil bagian dalam proses bernegara, berpemerintahan serta bermasyarakat, baik secara

15 Ibid. 16 Ibid.

17 Yudhi Setiawan, Hokum Administrasi Pemerintahan Teori Dan Praktik, Rajawali Press, Depok, 2017, hlm. 59.

(23)

23 langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi warga negara ini dilakukan tidak hanya pada tahapan implementasi. Akan tetapi secara menyeluruh mulai dari tahapan penyusunan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi serta pemanfaatan hasil-hasilnya.18

2. penegakan Hukum (rule of law)

Good governance dilaksanakan dalam rangka demokratisasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu syarat demokrasi adalah adanya penegakan hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu. Langkah awal penciptaan good governance adalah membangun sistem hukum yang sehat, baik perangkat lunak (software), perangkat kerasnya (hardware), maupun sumber daya manusia yang menjalankan sistemnya (human ware).19

3. Transparansi (transparancy)

Keterbukaan merupakan salah satu karakteristik good governance terutama adanya semangat serba terbuka dan revolusi informasi. Keterbukaan mencakup semua aspek aktivitas semua kepentingan publik.

4. Daya Tanggap (responsiveness)

Responsiveness sebagai konsekuensi logis dari keterbukaan, setiap komponen yang terlibat dalam pembangunan good governance perlu memiliki daya tanggap terhadap keinginan maupun keluhan setiap stakeholders.20

18 Ibid. 19 Ibid. 20 Ibid.

(24)

24 5. Consensus orientation

Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal kebijakan maupun prosedur.21

6. Keadilan (equity)

Semua warga negara mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan tanpa memandang suku, agama, ras, maupun status sosial .22

7. Effectiveness and efficiency

Proses dan lembaga menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber yang tersedia seefektif mungkin dan seefisien mungkin.23

8. Akuntabilitas (accountability)

Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta, dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab kepada publik dan lembaga stakeholders. Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi tersebut untuk kepentingan internal atau eksternal organisasi.24

9. Visi strategis (strategic vision)

21 Ibid. 22 Ibid. 23 Ibid.

(25)

25 Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif good governance dan pengembangan manusia yang luas serta jauh ke depan sejalan dengan yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini.25

Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik di Indonesia saat ini sudah ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, sebagai berikut:26

Pasal 10 ayat (1) AUPB yang dimaksud meliputi asas:

1. kepastian hukum; 2. kemanfaatan; 3. ketidakberpihakan; 4. kecermatan;

5. tidak menyalahgunakan kewenangan; 6. keterbukaan;

7. kepentingan umum; 8. pelayanan yang baik.

Penjelasan lebih lanjut tertuang pada bagian penjelasan Pasal 10 ayat (1) sebagai berikut:

1. Asas Kepastian Hukum

yang dimaksud dengan “asas kepastian hukum" adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan ketentuan peraturan perundang-undangan, kepatutan, keajegan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan pemerintahan.27

2. Asas Kemanfaatan

yang dimaksud dengan “asas kemanfaatan” adalah manfaat yang harus diperhatikan secara seimbang antara:28

1. kepentingan individu yang satu dengan kepentingan individu yang lain;

25 Ibid, hlm. 60.

26 Pasal 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. 27 Penjelasan pasal 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.

(26)

26 2. kepentingan individu dengan masyarakat;

3. kepentingan warga masyarakat dan masyarakat asing;

4. kepentingan kelompok masyarakat yang satu dan kepentingan kelompok masyarakat yang lain;

5. kepentingan pemerintah dengan warga masyarakat;

6. kepentingan generasi yang sekarang dan kepentingan generasi mendatang;

7. kepentingan manusia dan ekosistemnya; 8. kepentingan pria dan wanita.

3. Asas Ketidakberpihakan

yang dimaksud dengan “asas ketidakberpihakan” adalah asas yang mewajibkan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam menetapkan dan/ atau melakukan keputusan dan/atau tindakan dengan mempertimbangkan kepentingan para pihak secara keseluruhan dan tidak diskriminatif.29

4. Asas Kecermatan

yang dimaksud dengan “asas kecermatan” adalah asas yang mengandung arti bahwa suatu keputusan dan/atau tindakan harus didasarkan pada informasi dan dokumen yang lengkap untuk mendukung legalitas penetapan dan/atau pelaksanaan keputusan dan/atau tindakan sehingga keputusan dan atau tindakan yang bersangkutan dlpersiapkan dengan cermat sebelum keputusan dan/atau tindakan tersebut ditetapkan atau dilakukan.30

5. Asas Tidak Menyalahgunakan Kewenangan

yang dimaksud dengan “asas tidak menyalahgunakan kewenangan” adalah asas yang mewajibkan setiap Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan tidak menggunakan kewenangannya untuk kepentingan pribadi atau kepentingan yang tidak sesuai dengan tujuan pemberian kewenangan tersebut, tidak melampaui, tidak menyalahgunakan, tidak mencampuradukkan kewenangan.31

6. Asas Keterbukaan

yang dimaksud dengan “asas keterbukaan” adalah asas yang melayani masyarakat untuk mendapatkan akses dan memperoleh informasi yang benar, jujur, tidak diskriminatif dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memerhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.32

7. Asas Kepentingan Umum

29 Ibid. 30 Ibid. 31 Ibid. 32 Ibid.

(27)

27 yang dimaksud dengan “asas kepentingan umum” adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan dan kemanfaatan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, selektif, dan tidak diskriminatif.33

8. Asas Pelayanan Yang Baik

yang dimaksud dengan “asas pelayanan yang baik” adalah asas yang memberikan pelayanan yang tepat waktu, prosedur dan biaya yang jelas, sesuai dengan standar pelayanan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.34

Dari asas-asas tersebut terlihat bahwa masyarakat tidak boleh diperlakukan secara diskriminatif oleh pemerintah selain itu pemerintah harus memperhatikan kepentingan berbagai pihak contohnya seperti kepentingan wanita yang mana kepentingan tersebut salah satunya adalah pemenuhan fasilitas ruang laktasi yang sangat membantu para ibu yang sedang dalam masa menyusui ketika berada di sarana/ fasilitas umum, selain itu fasilitas ruang laktasi juga sangat mendukung program ASI eksklusif sehingga hak bayi atas ASI dapat terpenuhi secara maksimal.

3. Definisi Operasional

a. Pemenuhan hak

Kewajiban dan tanggung jawab negara dalam memenuhi hak-hak warga negaranya, dalam penelitian ini pemenuhan hak yang dimaksud adalah hak atas fasilitas ruang laktasi bagi ibu menyusui.35

b. ASI Eksklusif

33 Ibid. 34 Ibid.

35 Natasya nurul ilma,Skripsi “Pemenuhan Hak Atas Asi Eksklusif Bagi Bayi Pada Aparatur

(28)

28 Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.36 c. Anak

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mendefinisikan anak sebagai seseorang yang belum 20 berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.37

d. Tempat sarana umum / Fasilitas umum

Menurut pasal 1 ayat (6) PERMENKES No. 15 Tahun 2013 tentang fasilitas khusus menyusui dan memerah asi, Tempat Sarana Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh Pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan bagi kegiatan masyarakat.38

e. Ruang laktasi / Ruang ASI

Menurut pasal 1 ayat (3) PERMENKES No. 15 Tahun 2013 tentang Fasilitas Khusus Menyusui Dan Memerah Asi, Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah ASI yang selanjutnya disebut dengan Ruang ASI adalah ruangan yang dilengkapi dengan prasarana menyusui dan memerah ASI yang digunakan untuk menyusui bayi, memerah ASI, menyimpan ASI perah, dan/atau konseling menyusui/ASI. 39

36 Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. 37 Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 38 Pasal 1 ayat 6 PERMENKES Nomor 15 Tahun 2013 tentang Fasilitas Khusus Menyusui Dan Memerah ASI.

39 Pasal 1 ayat 3 PERMENKES Nomor 15 Tahun 2013 tentang Fasilitas Khusus Menyusui Dan Memerah ASI.

(29)

29 4. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian Hukum Empiris, yaitu menempatkan hasil amatan atas realitas sosial yang bukan hanya sekedar penguasaan metode pemikiran deduktif melainkan juga induktif.

b. Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian yaitu pendekatan sosiologis dan kebijakan.

c. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah :

Pemenuhan Fasilitas Ruang Laktasi Pada Fasilitas Umum di kota Yogyakarta.

d. Subjek Penelitian

subjek yang akan diteliti adalah ibu-ibu muda yang masih menyusui bayinya.

e. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk tempat penelitian adalah Kota Yogyakarta.

f. Sumber Data Penelitian

a. Sumber data primer dari penelitian ini yaitu wawancara dengan ibu-ibu muda yang masih menyusui bayinya.

(30)

30 Bahan Hukum Primer yang digunakan antara lain :

1) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

2) Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif,

3) Permenkes Nomor 15 tahun 2013 tentang Fasilitas Khusus Menyusui dan Memerah Asi,

4) Perda DIY Nomor. 1 tahun 2014 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif,

Bahan Hukum Sekunder yang digunakan yaitu :

1) Buku literatur.

2) Referensi-referensi yang relevan.

3) Data-data berupa karya tulis ilmiah dari para sarjana. 4) Jurnal hukum.

Bahan Hukum Tersier yang digunakan yaitu :

1) KBBI.

g. Teknik Pengumpulan Data

1) Wawancara

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung dengan subek penelitian.

(31)

31 Studi kepustakaan dimaksudkan untuk mengkaji serta memahami literatur, undang-undang, serta karya tulis sarjana yang memiliki kaitan dengan penelitian penulis.

h. Analisis Data

Analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif meliputi kegiatan pengklasifikasian data, editing, penyajian hasil analisis dalam bentuk narasi, dan pengambilan kesimpulan yang berasal dari hasil di lapangan.

5. Kerangka skripsi

BAB I berisi latar belakang dari penelitian ini serta rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, definisi operasioanl, metode penelitian, dan kerangka skripsi.

BAB II berisi penjelasan teoritik terhadap objek penelitian yaitu Kewajiban Negara, Gambaran umum asi eksklusif, fasilitas umum, ASI Eksklusif dalam perspektif Hak Asasi Manusia dan islam.

BAB III berisi tentang hasil penelitian dan analisis yang berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditetapkan serta diuraikan berdasarkan sumber data yang diperoleh langsung pada saat penelitian berlangsung yang terdiri dari 2 sub bab yaitu Tanggung jawab Pemerintah Kota Yogyakarta dalam pemenuhan fasilitas ruang laktasi pada fasilitas umum di Yogyakarta dan factor pendukung dan penghambat dalam upaya pemenuhan fasilitas ruang laktasi pada fasilitas umum di Yogyakarta.

BAB IV yaitu penutup berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini serta peneliti memberikan saran-saran dengan harapan perbaikan.

(32)

32

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG KEWAJIBAN NEGARA, ASI EKSKLUSIF, DAN RUANG LAKTASI

A. Kewajiban Negara

Kewajiban oleh negara, dan akibatnya yang dirasakan oleh komunitas internasional, menurut instrumen hak asasi manusia hendaknya dilaksanakan dengan itikad baik.40

Negara Indonesia memiliki kewajiban sebagai salah satu negara yang meratifikasi konvensi hak-hak anak, Setelah dilakukan peratifikasi atas Konvensi Hak Anak oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan mengeluarkan Keppres Nomor 36 Tahun 1990, maka secara hukum menimbulkan kewajiban kepada negara peserta (state party) untuk mengimplementasikan hak-hak anak.41

Selain kewajiban untuk mengimplementasikan hak-hak anak sebagaimana dimaksud dalam Konvensi Hak anak, maka negara peratifikasi berkewajiban mengusahakan prosedur pelaporan dan pembentukan lembaga yang mendukung hak-hak anak. Adapun kewajiban negara peratifikasi selain mengimplementasikan hak-hak anak tersebut adalah: 42

40 Asbjorn Eide dkk, Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya,dalam Natasya nurul ilma, Skripsi

“Pemenuhan Hak Atas Asi Eksklusif Bagi Bayi Pada Aparatur Sipil Negara Wanita Di Kota Yogyakarta”, diakses tanggal 4 September 2018, pukul 15:21.

41 Muhammad Joni, Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Perspektif Konvensi Hak Anak, PT. Citra Adhitya Bakti, Bandung, 1999, hlm. 68.

(33)

33 1. Membentuk sebuah komisi yang disebut dengan Komisi Nasional Hak

Anak (vide Pasal 43);

2. Membuat laporan nasional (country report) kepada UNICEF dalam rangka monitoring pe|aksanaan Konvensi Hak Anak. Adapun kewajiban membuat laporan dimaksud dilaksanakan pada saat 2 (dua) tahun setelah negara peserta meratifikasi Konvensi Hak anak, dan laporan rutin setelah itu dalam periode lima tahun sekali (vide Pasal 44).

Laporan yang dimaksud adalah mengenai faktor-faktor dan kesulitan-kesulitan yang mempengaruhi tingkat pemenuhan kewajiban-kewajiban negara peserta. Selain itu Laporan dimaksud memuat informasi yang memadai untuk memberikan pemahaman menyeluruh mengenai kemajuan dalam implementasi Konvensi Hak Anak. Jadi dalam hal kewajiban untuk membuat laporan ini, Pemerintah Republik Indonesia telah mengusahakan dan mengirimkan laporan pertama pada tahun 1992 yakni 2 (dua) tahun setelah meratifikasi Konvensi Hak Anak dan kemudian kewajiban untuk membuat laporan lima tahun berikutnya pada tahun 1997. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kewajiban negara peserta untuk mengadakan hukum-hukum mengenai hak anak berkenaan dengan:43

1. Pembentukan hukum dan atau harmonisasi hukum sesuai dengan kaidah hukum yang terdapat dalam Konvensi Hak Anak. Kewajiban ini dilangsungkan dengan mereview peraturan perundangan dan membuat perundangan yang baru berdasarkan Konvensi Hak Anak. Kegiatan inilah

(34)

34 yang dikenal dengan legislasi hukum nasional dalam perspektif Konvensi Hak Anak.

2. Penegakan hukum mengenai hak-hak anak (enforcement of children rights) yang dilaksanakan sebagai fungsionalisasi kaidah hukum Konvensi Hak Anak yang telah tertampung dalam peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam poin 1 di atas;

3. Melaksanakan program aksi konkret yang berkenaan dengan hak-hak anak yang secara yuridis merupakan implementasi dari peraturan perundangan-undangan atau hukum nasional mengenai hak-hak anak;

4. Membuat atau melaksanakan prosedur khusus yang diamanatkan oleh Konvensi Hak Anak, yaitu:

a. Mendirikan suatu Komisi Nasional yang menangani Hak-hak Anak; b. Membuat Laporan Nasional (country report) mengenai perkembangan

pelaksanaan Konvensi Hak Anak dan kondisi hak-hak anak.

Hak anak adalah hak dasar yang wajib diberikan dan didapatkan oleh anak meliputi anak usia dini dan juga remaja usia 12-18 tahun. Hak anak ini berlaku baik anak yang mempunyai orang tua ataupun sudah tidak mempunyai orang tua, dan juga anak-anak terlantar. Hak anak menjadi sesuatu yang sudah selayaknya didapatkan oleh anak, selain itu dijelaskan pula dalam pasal 28 huruf B ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi, ”setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”44.

(35)

35 Menurut KHA (Konvensi Hak Anak) yang diratifikasi kedalam Kepres No 36 Tahun 1997, terdapat 10 Hak Mutlak Anak:45

1. Hak Gembira

Setiap anak memiliki hak atas rasa gembira, dan kebahagiaan seorang anak itu harus dipenuhi.

2. Hak Pendidikan

Setiap anak berhak memperoleh pendidikan yang layak. 3. Hak Perlindungan

Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan, dilindungi dari segala tindak kekerasan dan penganiayaan.

4. Hak Untuk memperoleh Nama

Setiap Anak berhak memperoleh nama, sebagai salah satu identitas anak. 5. Hak atas Kebangsaan

Setiap anak berhak diakui sebagai warga negara dan memiliki kebangsaan, anak tidak boleh apatride (tanpa kebanngsaan).

6. Hak Makanan

Setiap anak berhak memperoleh makanan untuk tumbuh kembang dan mempertahankan hidupnya.

7. Hak Kesehatan

Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak, tanpa diskriminasi, anak harus dilayani dalam kesehatan.

8. Hak Rekreasi

Setiap anak berhak untuk rekreasi untuk refreshing, dan anak harus dilibatkan dalam memilih tempat rekreasi yang mereka inginkan.

9. Hak Kesamaan

Setiap anak berhak diperlakukan sama dimanapun dan kapanpun, tanpa ada tindak diskriminasi.

10. Hak Peran dalam Pembangunan

Setiap anak berhak dilibatkan dalam pembangunan negara, karena anak adalah masa depan bangsa.

Sedangkan untuk hak dasar anak, terdapat 4 hak dasar anak, yaitu :46 1. Hak Hidup

Hak hidup ini berlaku dari semenjak anak itu masih dalam kandungan, yang termasuk kedalam hak hidup adalah seperti memberikan gizi dan rangsangan-rangsangan ketika anak masih dalam kandungan, periksa kandungan, dan lain- lain.

2. Hak Tumbuh Kembang

Dalam kehidupan anak, anak harus diberikan kesempatan sebaik-baiknya untuk tumbuh dan berkembang, seperti mendapatan pengasuhan,

45 Anissa Nur Fitri, Agus Wahyudi Riana, dan Muhammad Fedryansyah, Perlindungan

Hak-Hak Anak Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Anak, dalam Natasya nurul ilma,Skripsi “Pemenuhan Hak Atas Asi Eksklusif Bagi Bayi Pada Aparatur Sipil Negara Wanita Di Kota Yogyakarta”, diakses tanggal 4 september 2018, pukul 15:30.

(36)

36 pendidikan yang baik, jika sakit diobati atau dibawa kedokter, diberi ASI,di imunisasi, dibawa ke posyandu.Selain itu perkembangan Psikisnya pun diperhatikan, seperti memberikan rasa aman dan rasa nyaman, membuat lingkungan kondusif, menjauhkan anak dari hal-hal yang berbahaya, tidak memberikan makanan yang berbahaya bagi perkembangannya.

3. Hak Partisipasi

Maksud dari hak partisipasi disini adalah anak harus dilindungi dari situasi-situasi darurat, menerapkan tentang perlindungan hukum, dan dari apapun yang berkaitan dengan masa depan si anak.

4. Hak Perlindungan

Anak mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan dan menentukan pilihan untuk hidupnya.Anak dalam keluarga harus dibiasakan berbicara, agar anak mempunyai hak suara dan mulai berani menentukan hal-hal yang diinginkan. Contohnya adalah ingin saat anak memiliki keinginan yang berbeda dengan keinginan orangtuanya, maka dicarikan titik temu.Hal ini perlu diperhatikan karena apa yang ditentukan oleh orang dewasa itu belum tentu baik pula bagi si anak, sehingga anak juga diperlakukan sebagai insan yang dimanusiakan.

Secara garis besar disimpulkan bahwa negara memiliki kewajiban yang begitu besar terhadap pemenuhan hak-hak anak baik berupa pemenuhan hak mutlak anak seperti hak Pendidikan, hak kesehatan dan hak perlindungan maupun hak dasar anak yaitu hak hidup, hak tumbuh kembang, hak partisipasi serta hak perlindungan.

B. Gambaran Umum ASI Eksklusif Dan Ruang Laktasi

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat.47

Keunggulan dan keistimewaan Air Susu Ibu (ASI) sebagai nutrisi untuk bayi sudah tidak diragukan lagi. Masyarakat luas khususnya kaum ibu telah paham benar

47 Aryono Hendarto, Nilai Nutrisi Air Susu Ibu, dalam http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu, diakses tanggal 24 agustus 2018, jam 17:30.

(37)

37 kegunaan dan manfaat ASI, berbagai tulisan yang membahas masalah ASI telah banyak dipublikasi. Seperti halnya nutrisi pada umumnya, ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin & mineral. Air susu ibu hampir 90%nya terdiri dari air volume dan komposisi nutrien ASI berbeda untuk setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi, perbedaan volume dan komposisi di atas juga terlihat pada masa menyusui (kolostrum, ASI transisi, ASI matang dan ASI pada saat penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap ibu yang menyusui juga berbeda, kolostrum yang diproduksi antara hari 1-5 menyusui kaya akan zat gizi terutama protein.48

ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa), ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (prematur) mengandung tinggi lemak dan protein, serta rendah laktosa dibanding ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan, pada saat penyapihan kadar lemak dan protein meningkat seiring bertambah banyaknya kelenjar payudara walapun kadar protein, laktosa, dan nutrien yang larut dalam air sama pada setiap kali periode menyusui, tetapi kadar lemak meningkat. Jumlah total produksi ASI dan asupan ke bayi bervariasi untuk setiap waktu menyusui dengan jumlah berkisar antara 450 -1200 ml dengan rerata antara 750-850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu

48 Aryono Hendarto, Nilai Nutrisi Air Susu Ibu, dalam http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu, diakses tanggal 24 agustus 2018, jam 17:30.

(38)

38 yang mempunyai status gizi buruk dapat menurun sampai jumlah hanya 100-200 ml per hari.49

ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai suhu udara panas, kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula. Kandungan yang terdapat dalam ASI diantaranya laktosa, protein, nukleotida, lemak dan karnitin. Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.50Kandungan protein dalam ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil asam amino (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi.51

ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat). Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus,

49 Ibid. 50 Ibid. 51 Ibid.

(39)

39 merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh. Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula.52Kadar lemak yang tinggi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.53Selain itu ASI juga mengandung karnitin, Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi.54

ASI juga mengandung berbagai macam vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan dan perkembangan bayi diantaranya:55

1. Vitamin K

Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walapun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan. 52 Ibid. 53 Ibid. 54 Ibid. 55 Ibid.

(40)

40 2. Vitamin D

Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.

3. Vitamin E

Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. 4. Vitamin A

Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.

5. Vitamin yang larut dalam air

Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu sangat berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sistim syaraf maka pada ibu yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup di dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.

6. Mineral

Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu sapi. Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan lemak.

(41)

41 Kandungan zat besi yang terdapat di dalam ASI maupun susu formula keduanya rendah serta bervariasi. Mineral zinc/zat besi dibutuhkan oleh tubuh bayi karena merupakan mineral yang banyak membantu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan mineral ini adalah acrodermatitis enterophatica dengan gejala kemerahan di kulit, diare kronis, gelisah dan gagal tumbuh.

komposisi ASI juga terdiri dari berbagai komponen yang bermanfaat untuk melindungi bayi seperti :56

1. Sel darah putih

Setiap tetes ASI mengandung banyak sekali sel darah putih yang beredar ke seluruh sistem pencernaan bayi. Sel darah putih berfungsi untuk melawan infeksi, menyimpan dan membantu mengedarkan berbagai elemen seperti enzim, faktor pertumbuhan dan protein pelawan infeksi. Komposisi ASI berupa kandungan sel darah putih dalam ASI tertinggi pada minggu awal kehidupan bayi, di mana sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir masih lemah sehingga sangat membutuhkan sel pelindung ini. Sejalan dengan makin matangnya sistem imun bayi, kandungan sel darah putih dalam ASI makin menurun namun tetap ada dalam ASI hingga setidaknya bayi berusia enam bulan.

2. Imunoglobulin

Selain sel darah putih, terdapat juga antibiotik alamiah lainnya yang terkandung dalam ASI yaitu imunoglobulin. Imunoglobulin merupakan protein yang bekerja melawan infeksi dan membunuh kuman yang diedarkan ke seluruh tubuh. Imunoglobulin dalam ASI berguna untuk melapisi usus dan mencegah masuknya kuman serta zat alergen yang tidak diinginkan.

Elemen imunoprotektif (antibodi) yang terdapat dalam ASI:57

1. Sekretonik IgA - melindungi tubuh dari penyerbu luar 2. Laktoferin - membantu kesehatan saluran pencernaan

3. Lysozyme - merupakan protein pelindung dari invasi bakteri

4. Bifidus factor – meningkatkan pertumbuhan bakteri baik pelindung usus

56 https://www.bayiku.org/menyusui-bayi/komposisi-asi-kandungan-zat-gizi-asi/, Diakses Tanggal 24 Agustus 2018 Jam 17:45.

57 https://www.bayiku.org/menyusui-bayi/komposisi-asi-kandungan-zat-gizi-asi/, Diakses Tanggal 24 Agustus 2018 Jam 17:45.

(42)

42 5. Oligosakarida - mengatur kinerja usus dan membantu pertumbuhan

bifidobakteria yang baik di dalam usus 6. Lipid/lemak susu

7. Leukosit (sel darah putih) susu

Komposisi ASI dan berbagai kandungan zat gizi/nutrisi serta zat kekebalan yang terdapat dalam ASI tersebut yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dari sejak lahir hingga bayi berusia enam bulan dan bahkan hingga bayi berusia dua tahun atau lebih merupakan alasan terbaik bagi seorang ibu untuk memberikan asi sebanyak dan selama mungkin kepada bayi. Sesudah enam bulan pertama, Ibu dari bayi bisa mengenalkan makanan lain kepada bayinya pada saat bayinya mulai menunjukkan minatnya akan makanan lain. Pemberian ASI dapat dilakukan hingga bayi berusia dua tahun, atau bahkan lebih, karena kandungan asi setelah 6 bulan (bahkan kandungan asi setelah 2 tahun) tetap memiliki banyak nutrisi dan zat kekebalan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.58

Bayi mengalami pengalaman pertama tentang rasa makanan sejak masih dalam kandungan. Rasa cairan ketuban berubah-ubah bergantung jenis makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Rasa dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu selama kehamilan di salurkan ke cairan ketuban yang tidak hanya dirasakan oleh janin tetapi juga meningkatkan penerimaan dan kenikmatan bayi pada saat masa penyapihan ASI. Kemampuan bayi untuk mengetahui dan menerima rasa dan selera berkembang setelah lahir. Oleh karena itu pengalaman pertama terhadap rasa dan

58 https://www.bayiku.org/menyusui-bayi/komposisi-asi-kandungan-zat-gizi-asi/, Diakses Tanggal 24 Agustus 2018, Jam 17:45.

(43)

43 selera mempunyai dampak terhadap penerimaan rasa dan selera pada masa bayi dan anak. Telah diketahui sejak lama bahwa bayi yang terpapar dengan rasa dalam ASI akan meningkatkan penerimaan rasa tersebut sehingga mempercepat keberhasilan penyapihan. Beberapa bayi yang mendapat ASI lebih dapat menerima sayur-sayuran pada pemberian pertama dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula. Anak yang diberikan ASI paling sedikit 6 bulan juga lebih jarang mengalami kesulitan makan (picky eaters), sepanjang cara pemberian ASInya benar.59

Ruang laktasi adalah salah satu program pemerintah untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan untuk menunjang mobilitas ibu yang tinggi. Peraturan pemerintah dalam Pasal 30 PP Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif berisi bahwa pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum, harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan.60Dalam Pasal 32 PP Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif tertulis sarana umum/ fasilitas umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat 3 yaitu:61

1. Fasilitas pelayanan kesehatan; 2. Hotel dan penginapan;

3. Tempat rekreasi;

4. Terminal angkutan darat; 5. Stasiun kereta api; 6. Bandar udara; 7. Pelabuhan laut;

59 Aryono Hendarto, Nilai Nutrisi Air Susu Ibu, dalam http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu, diakses tanggal 24 agustus 2018, jam 17:30

60 Rify Rosmahelfi, “Gambaran Pemanfaatan Bilik Laktasi Di Sarana Umum Kota Semarang

Tahun 2015”, http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm, Diakses terakhir tanggal 4 september 2018, pukul 14:42.

(44)

44 8. Pusat-pusat perbelanjaan;

9. Gedung olahraga;

10. Lokasi penampungan pengungsi; 11. Tempat sarana umum lainnya.

Dalam pasal 10 Peraturan Menteri Kesehatan no 15 tentang Fasilitas Khusus Menyusui Dan Memerah Asi ruang laktasi harus memiliki beberapa persyaratan kesehatan diantaranya:62

1. tersedianya ruangan khusus dengan ukuran minimal 3x4 m2 dan/atau disesuaikan dengan jumlah pekerja perempuan yang sedang menyusui; 2. ada pintu yang dapat dikunci, yang mudah dibuka/ditutup;

3. lantai keramik/semen/karpet;

4. memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup;

5. bebas potensi bahaya di tempat kerja termasuk bebas polusi; 6. lingkungan cukup tenang jauh dari kebisingan;

7. penerangan dalam ruangan cukup dan tidak menyilaukan; 8. kelembapan berkisar antara 30-50%, maksimum 60%;

9. tersedia wastafel dengan air mengalir untuk cuci tangan dan mencuci peralatan.

Selain itu dalam pasal 12 Peraturan Mentri Kesehatan no 15 tahun 2013 tentang Fasilitas Khusus Menyusui Dan Memerah Asi menerangkan bahwa penyediaan ruang ASI di tempat sarana umum harus sesuai standar untuk Ruang ASI yang sekurang-kurangnya memiliki peralatan pendukung yaitu:63

1. kursi dan meja; 2. wastafel; dan 3. sabun cuci tangan.

C. HAM Dan ASI Eksklusif Dalam Perspektif Islam

Secara etimologis, hak asasi manusia terbentuk dari tiga kata: hak, asasi, dan manusia. Kata haqq terambil dari akar kata haqqayahiqqu-haqqaan artinya benar, nyata, pasti, tetap, dan wajib. Apabila dikatakan, yahiqqu 'alaika an taf'ala kadza,

62 Pasal 10 Peraturan Mentri Kesehatan No. 15 tahun 2013 tentang Fasilitas Khusus Menyusui Dan Memerah Asi.

63 Pasal 12 Peraturan Mentri Kesehatan No. 15 tahun 2013 tentang Fasilitas Khusus Menyusui Dan Memerah Asi.

(45)

45 maka artinya "kamu wajib melakukan seperti ini". Berdasarkan pengertian tersebut, maka haqq adalah kewenangan atau kewajiban untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Kata asasiy berasal dari akar kata assayaussu-asasaan artinya membangun, mendirikan, meletakkan. Dapat juga berarti asal, asas, pangkal, dasar dari segala sesuatu. Dengan demikian, asasi artinya segala sesuatu yang bersifat mendasar dan fundamental yang selalu melekat pada objeknya. Singkatnya, HAM diartikan sebagai hak-hak mendasar pada diri manusia.64

Dalam Islam, khususnya para fuqaha (ahli fiqh) berbeda penafsiran dapat tentang pengertian hak. Ada ulama yang mengartikan hak mencakup hal-hal yang bersifat materi, sedangkan ulama lainnya mengaitkan pengertian hak hanya untuk hal-hal yang bersifat non materi, seperti hak Allah dan hak hamba. Ulama lain memahami hak sebagai hak atas harta benda dan segala sesuatu yang lahir dari suatu akad (perjanjian), seperti akad jual-beli.65

Hak bermakna suatu kekhususan yang terlindungi, dalam pengertian, hubungan khusus antara seseorang dan sesuatu atau kaitan seseorang dengan orang lain, yang tidak dapat diganggu gugat. Pengertian demikian muncul dalam pandangan Ibnu Nujaim, seorang ahli fiqh. Sedangkan, Fathi ad-Durani mengemukakan bahwa hak ialah suatu kekhususan terhadap sesuatu atau keharusan penunaian terhadap yang lain untuk memenuhi kemaslahatan tertentu. Yang

64 Mujaid Kumkelo, Fiqh HAM, Setara Press, Malang, 2015, hlm 43.

65 Mohammad Monib dan Islah Bahrawi, Islam Dan Hak Asasi Manusia, Grasindo, Jakarta, 2012, hlm. 36.

(46)

46 dimaksud dengan kekhususan di sini ialah kekhususan hubungan seseorang dengan sesuatu.66

Dalam fiqh, perbincangan masalah hak berkaitan dengan perbuatan para mukallaf(orang yang terbebani) tuntutan agama. Mereka membagi masalah hak dalam agama menjadi dua, yaitu hak Allah (haqq-u Allah) dan hak hamba (haqq-u al-ibad). Disebut hak Allah segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan umum, tanpa adanya kekhususan bagi seseorang.67

Ebrahim Moosa, seorang intelektual kelahiran Afrika Selatan yang aktif memperjuangkan hak asasi manusia mengartikan haqq dengan ”sesuatu yang sudah baku dan tidak dapat diingkari". Menurutnya, pengertian haqq memiliki kesamaan dengan “realitas” dan kebenaran”. Bagi Ebarahim, haqq merupakan lawan dari “kesalahan” (bathil). Selain itu, makna haqq dapat berganti sesuai dengan konteks kata itu digunakan. Mengutip pendapat Ibn Nujaym, Ebrahim mengulas hal-hal yang berkaitan dengan kebendaan, bahwa manusia memiliki hak-hak tanpa dikaitkan dengan kewajiban yang harus dilaksanakan. Argumen ini didasarkan pada pendapatnya bahwa “hak” merupakan "kemampuan" atau "kapasitas” yang dianugrahkan kepada perseorangan atau kelompok. Karena itu, perseorangan atau kelompok akan menjadi subjek dari suatu hak. Menurut Ebrahim, sejak periode awal Islam, periode pertengahan, kaum intelektual muslim telah melakukan hak dan tuntutan.68

66 Ibid, hlm. 36. 67 Ibid, hlm. 36. 68 Ibid, hlm. 37.

(47)

47 Dalam ajaran fiqh, ada ketentuan dasar bahwa semua makhluk mempunyai status hukum Muhtaram, yakni dihormati eksistensinya dan terlarang membunuhnya sebagai makhluk hidup. Manusia diberi keutamaan dari pada makhluk lainnya

َمَح َو َمَدآ يِنَب اَنْم َّرَك ْدَقَل َو ْفَت اَنْقَلَخ ْنَّمِم ٍريِثَك ٰىَلَع ْمُهاَنْلَّضَف َو ِتاَبِ يَّطلا َنِم ْمُهاَنْق َز َر َو ِرْحَبْلا َو ِ رَبْلا يِف ْمُهاَنْل

ًلي ِض

Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut -daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik mereka di

baik dan Kami lebihkan mereka dengan .kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakana.(QS. Al-isra’: 70). Ketentuan ini menandaskan asas al-Karamah al-Insam'yah atau kehormatan insani yang menunjukkan martabat yang tinggi, yakni martabat kemanusiaan.69

Islam adalah agama yang sangat menghormati dan memuliakan status ras manusia. Dalam al-Quran disebutkan:

َّنِإ ۚ اوُف َراَعَتِل َلِئاَبَق َو اًبوُعُش ْمُكاَنْلَعَج َو ٰىَثْنُأ َو ٍرَكَذ ْنِم ْمُكاَنْقَلَخ اَّنِإ ُساَّنلا اَهُّيَأ اَي َ َّاللَّ َّنِإ ۚ ْمُكاَقْتَأ ِ َّاللَّ َدْنِع ْمُكَم َرْكَأ

ٌريِبَخ ٌميِلَع

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al- hujurat: 13).

69 Ahmad Nur Fuad, Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Islam, Madani, Malang, 2010, hlm. 10.

(48)

48 Dari ayat al-Quran tersebut, Ash-Shiddiqy menyimpulkan tiga kemuliaan yang dianugerahkan Allah kepada manusia tanpa memandang etnis, agama dan aspirasi politik. Ketiga kemuliaan itu ialah:70

1. Kemuliaan pribadi (karamahfardiyah). Dalam hal ini, Islam memelihara kepribadian maknawi dan kepribadian materil (maddz) manusia;

2. Kemuliaan masyarakat (karamah ijtima'iyah). Dalam hal ini, status persamaan manusia dijamin sepenuhnya;

3. Kemuliaan politik (karamah siyasah). Dalam hal ini, Islam memberikan semua hak-hak politik kepada manusia untuk memilih atau dipilih bagi posisi-posisi politik, karena ia adalah khalifah Tuhan di bumi.

Bukan saja eksistensi manusia yang harus dilindungi, namun juga lima kemaslahatan dasarnya biasa disebut al-Kulliyat al-Khams yang menjiwai seluruh kawasan fiqh berada dalam satu Ishmah (perlindungan hukum). Kemaslahatan dasar ini melingkupi hak perlindungan terhadap akal, agama, jiwa, kehormatan, dan harta benda manusia.71

Hak-hak tersebut beriringan dengan tugas luhur yang diamanatkan Sang Khaliq kepada manusia karena kepantasan dan sepadan dengan martabatnya. Amanah tersebut dalam ajaran fiqh disebut takliji dan subjek manusia disebut Mukallaf. Pada tingkat kematangan piranti jasmaniah dan rohaniah tertentu, status seseorang disebut Bulugh. Takhlif yang melekat pada diri manusia dilengkapi dengan daya

70 Ahmad Syafi’i Ma’arif, Islam Dan Masalah Kenegaraan, dikutip dari Mujaid Kumkelo,

Fiqh HAM, Setara Press, Malang, 2015, hlm. 45.

(49)

49 pilih (ikhtiyar) dan daya upaya (kasb). Daya tersebut menjadi pembangkit dinamika yang merupakan pangkal penilaian jasa (jaza) perbutan manusia. Martabat manusia disertai jaminan perlindungan hukum yang berimbang sesuai takhlif-nya. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan diri dan nilai hidup manusia sebagai sebaik-baiknya ciptaan.72

Ketika mengamati doktrin fiqh, terdapat empat garis besar penataan manusia dalam dimensi duniawi dan ukhrawi yang merupakan misi profetik Rasulullah. Empat garis besar tersebut menata bidang-bidang kehidupan yang aman, damai, bahagia lahir batin, dunia, dan akhirat dalam upaya melindungi harkat dan martabat manusia, antara lain sebagai berikut:73

1. Rub'ul Ibadat, yaitu bagian yang menata hubungan manusia selaku makhluk dengan khaliq-nya, Allah Swt.;

2. Rub'ul Mu ’amalat, bagian yang menata hubungan manusia dalam lalu lintas pergaulannya dengan sesamanya untuk memenuhi hajat hidupnya sehari-hari;

3. Rub'ul Manakahat, yaitu bagian yang menata hubungan manusia dalam lingkungan keluarga;

4. Rub'ul ]inayat, yaitu bagian yang menata pengamanannya dalam suatu tertib pergaulan yang menjamin keselamatan dan ketentramannya dalam kehidupan.

Untuk menjaga keseimbangan antara hak-hak individu dan masyarakat, di dalam Islam tidak dikenal adanya kepemilikan mutlak pada diri manusia. Kepemilikan mutlak hanyalah pada Allah. Dalam syari'at Islam, apabila disebut hak Allah, maka yang dimaksud adalah hak masyarakat atau hak umum

72 Ibid, hlm. 12. 73 Ibid, hlm. 7.

Referensi

Dokumen terkait

Setempat dikenal sebagai perumahan ​ Cluster Alexander, Kavling A5A Apabila ternyata setelah diadakan pengukuran mengenai luas tanah dimana bangunan tersebut oleh pihak berwenang,

Sebagaimana kriteria kecerdasan numerik yaitu menitikberatkan pada ketajaman pola-pola numerik serta hubungannya, kemampuan berfikir dengan logis, perhitungan

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 09 januari 2019 dan hasil wawancara pada tanggal 18 Februari 2019 penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa peran guru

Dari hasil uji analisis secara statistika dengan metode independent simple T-test didapatkan hasil bahwa mutu fisik tablet parasetamol antara metode gelatinasi dan

Jadual 2 di atas menujukkan min keseluruhan ialah 4.15 dan ini bererti responden menerima bentuk peperiksaan merujuk buku digunakan dalam peperiksaan kursus-

[r]

Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak