• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan pedoman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan pedoman"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pelayanan radiologi merupakan pelayanan kesehatan yang menggunakan sinar peng-ion ataupun bahan radioaktif sehingga bahan tersebut mempunyai dua sisi yang paling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna dalam penegakan diagnosa dan terapi penyakit dan disisi lain akan sangat berbahaya bila dalam penggunaanya tidak tepat dan tidak terkontrrol.

Pelayan terbaik yang bisa diberikan kepada customer sehingga kebutuhan/keinginan / harapan customer dapat terpenuhi (Pelanggan puas), penilaian mutu pelayanan dapat untuk menghargai keberhasilan dan memperbaiki kegagalan

Pelayanan kepada pasien yang berdasarkan standar kualitas untuk mempenuhi kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan kepada organisasi pelayanan kesehatan, pelayanan terbaik, melebihi, melampaui, mengungguli pelayanan yang diberikan pihak lain atau pelayanan waktu lalu. Pelayanan prima dapat diwujudkan jika ada standar dan dipatuhi memberi yang terbaik bahkan melebihi adanya trobosan untuk memuaskan pelanggan (inovasi).

Penyelenggaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi diagnostik khususnya sudah dilaksanakan diberbagai sarana pelayanan kesehatan, dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dewasa ini telah memungkinkan berbagai penyakit dapat dideteksi dengan menggunakan fasilitas radiologi diagnostik yaitu pelayanan yang menggunakan radiasi pengion dan radiasi non pengion. Dengan berkembangnya waktu, radiologi diagnostik juga telah mengalamai kemajuan yang cukup pesat baik dari peralatan maupun metodanya.

Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan radiologi khususnya radiologi diagnostik, maka dibuat pedoman Pelayanan Pelayanan Unit Radiologi Diagnostik di

RS Dedy jaya Brebes sebagai acuan bagi sarana pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan radiologi diagnostik dan untuk keperluan pembinaan.

B. Tujuan pedoman 1.Tujuan umum

Tujuan umum pelayanan Radiologi adalah meningkatkan pelayanan radiodiagnostik dan radioteraphy Rumah sakit.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin di capai adlah adanya peningkatan pelayanan radiologi yang mencakup :

a. Memberikan pemahaman kepada seluruh karyawan radiologi tentang pedoman pelayanan radiologi sebagai pegangan dalam melaksakan kegiatan-kegiatan radiolgi.

(2)

b. Sebagai acuan agar pelayanan radiologi dapat dilaksanakan sesuai standart.

c. Memaksimalkan pelayanan radiologi. C. Ruang lingkup

Ruang lingkup pelayanan radiologi di RS Dedy jaya Brebes meliputi: a. Pelayanan Radiodiagnostik

b. Pelayan imejing Diagnostik D. Batasan Operasional

a. Pelayanan Radiodiagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan menggunakan radiasi pengion, seperti pelayanan dengan sinar-X b. Pelayan imejing Diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan menggunakan radiasi non pengion, antara lain pemeriksaan dengan Ultrasonografi (USG)

c. Landasan hukum

Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam melaksanakan pelayanan radiologi di RS Dedy Jaya Brebes diperlukan peraturan perundang-undangan pendukung (legal aspect). Beberapa ketentuan perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Undang Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

b. Undang Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

c. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

d. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

e. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

f. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 Tentang Keselamatan Radiasi Pengion Dan Keamanan Sumber Radioaktif

g. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2008 Tentang Perizinan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir

h. Permenkes Nomor: 357/MENKES/PER/VI/2006 Tentang Registrasi dan Izin Keraja Radiografer

i. Permenkes Nomor: 375/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Radiografer

j. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Standar pelayanan radiologi diagnostik di sarana pelayanan kesehatan

Pelayanan radiologi sebagai bagian yang terintegrasi dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat undang-undang

(3)

dasar 1945 dimana kesehatan adalah hak fundamnetal setiap rakyat, dan amanat undang-undang no 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Bertolak dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayan kesehatan, akan pelayanan radiologi sudah selayaknya diberikan pelayanan yang berkualitas.

BAB II

STANDAR KETANAGAAN A. Kualifikasi Sumber daya Manusia

Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja, setiap orang

(4)

yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau masyarakat. Tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan yang penting sebagai pelaku sekaligus tujuan pembangunan, adanya peningkatan kualitas dan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat manusia.

Kualifikasi tenaga dalam penggunaan pesawat Sinar-X radiologi diagnostik dan USG terdiri dari satu dokter spesialis radiologi yang berkompenen sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PPR bidang kesehatan atau diagnostik dua Radiografer D III Teknik Radiologi.

Standar ketenagaan ditentukan berdasarkan a. Jenis sarana kesehatan

b. Kemampuan / Kompetensi c. Beban kerja

d. Jumlah peralatan (Pesawat) B. Distribusi Ketenagaan

1. Stuktur Organisasi

Sampai saat ini formulasi untuk menghitung kebutuhan tenaga Radiologi dirumah sakit masih dalam proses penyusunan. Kebutuhan tenaga Radiologi dapat dihitung berdasarkan beban kerja. Angka kebutuhan tenaga Radiologi ini dapat dihitung oleh masing-masing unit pelayanan Radiologi dirumah sakit masing-masing. Berikut adalah kebutuhan tenaga Radiologi di Rumah Sakit Dedy jaya Brebes.

KEBUTUHAN TENAGA RADIOLOGI DIRUMAH SAKIT DEDY JAYA KATEGORI TENAGA RUMAH SAKIT KELAS

D

JUMLAH TENAGA

D3-Radiologi  3

PPR  1

C. Pengaturan jaga

Tujuan utama pengaturan jaga adalah untuk optimalisasi pelayanan demi kepuasan pelanggan. Semua pasien atau pengguna jasa bisa mendapatkan layanan Radiologi Klinik RS. Dedy jaya diatur waktu dan petugasnya, diselaraskan dengan volume pekerjaan.

1. Waktu pelaksanaan pemeriksaan diatur sebagai berikut : a. Waktu pemeriksaan di Radiologi adalah :

1) Pagi : pukul 07.00 -15.00 2) Sore : pukul 13.00 - 21.00

b. Waktu pemeriksaan Radiologi poliklinik adalah : 1) Pagi : Pukul 07.00 - 15.00

2) Sore : Pukul 14.00 - 21.00

2. Pembagian shift di Instalasi Radiologi Klinik RS Dedy Jaya dibagi menjadi 3 yaitu : a. Petugas Radiologi Dines pagi berjumlah 1 orang

Melaksanakan semua pemeriksaan Radiologi dan administrasi b. Petugas Radiologi dines siang berjumlah 1 orang

(5)

BAB III

STANDAR FASILITAS A. Denah Ruang

(6)

Persyaratan ruang pemeriksaan radiologi

1. Luas minimal 3 m x 4 m x 2,8 m dengan tinggi jendela minimal 2 m dari lantai sebelah luar

2. Tebal dinding 15 cm beton atau bata 25 cm pelesteran atau setara dengan 2 mm Pb.

3. Pintu diberi penahan radiasi Pb setebal 2 mm

4. Paparan radiasi yang diperkenankan pada daerah yang dihuni masyarakat sekitar tidak lebih dari 0,25 mSv/Jam

5. Mempunyai fasilitas tanda bahaya radiasi berupa lampu merah sebagai tanda alat sedang dioperasikan

Ruang pemeriksaan instalasi radiologi RS DEDY JAYA BREBRES terdiri dari :

1. 1 (satu) ruang pemeriksaan peswat konvensional dengan luas panjang 580 cm, Lebar 370 cm tinggi 340 cm dinding ruang pemeriksaan terbuat dari tembok bata dengan tebal 28 cm dan dilapisi dengan timbal / Pb dengan ketebalan 2,5 mm, Pintu ruang pemeriksaan radiologi sinar-X terbuat dari kayu dan dilapisi dengan timbal / Pb setebal 2,5 mm sebagai proteksi radiasi.

a. Pemeriksaan thorax b. Pemeriksaan Vertebrae c. Pemeriksaan pelvis

d. Pemeriksaan Ekstremitas Atas dan Bawah

e. Pemeriksaan dengan menggunakan media kontras (IVP, OMD dan Colon in Loop)

f. Pemeriksaan Pasien Rawat Inap 2. Ruang Pelengkap Contr ol table Adm. Kamar gelap toilet Table pasien t Ruang ganti

(7)

a. Ruang administrasi

b. Ruang prosessing foto / kamar gelap c. Ruang ganti pasien

d. Kamar Mandi / WC B. Standar dan Fasilitas

Standar fasilitas yang dimiliki berupa peralatan pesawat radiologi dan perlatan pendukung untuk pelayanan di instalasi radiologi, semua perlatan sudah mempunyai izin dari BAPETEN, dilengkapi pengatur diafraghma dan lampu kolimator, dan dilakukan kalibrasi serta pemeliharaan secara berkala: 1. Pesawat X-Ray Konvensional

2. Pesawat Ultrasonografi (USG) 3. Kaset dan Grid

4. Apron 1 5. Standar Infus 6. Tabung Oksigen

BAB IV

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT) A. Pengertian

Persetujuan tindakan medik (Informed Consent) adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.

Tindakan medik adalah tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa diagnostik atau terapeutik. Termasuk di sini adalah tindakan invasif yaitu tindakan yang langsung mempengaruhi keutuhan jaringan (misalnya dengan mengiris, menusuk, atau memotong jaringan).

(8)

B. Persetujuan

Semua tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat pesetujuan baik secara lisan maupun tertulis. Persetujuan ini diberikan setelah pasien mendapat informasi yang akurat tentang perlunya tindakan medik yang bersangkutan serta resiko yang dapat ditimbulkannya.

Cara penyampaian dan isi informasi harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan serta kondisi dan situasi pasien sehingga penerima informasi benar-benar memahaminya. Persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan, harus dibuat untuk setiap tindakan medik yang mengandung resiko tinggi. Sedangkan tindakan medik yang tidak megandung resiko tidak diperlukan persetujuan terlukis dan hanya cukup dengan persetujuan lisan yang dapat diberikan secara nyata atau diam-diam.

Pasien tahanan atau yang menjalani hukuman sering dibawa ke rumah sakit. Pasien-pasien ini tetap mempunyai hak yang sama seperti pasien lainnya, dengan demikian persetujuan untuk pemeriksaan harus diperoleh dengan cara seperti biasanya.

C. Informasi

Kewajiban dokter :

1. Informasi tentang tindakan medik harus diberikan kepada pasien, baik diminta maupun tidak.

2. Informasi diberikan selengkap-lengkapnya, kecuali bila dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan informasi. Pada keadaan ini dokter dengan persetujuan pasien dapat memberikan informasi tersebut pada keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang perawat / paramedik lainnya sebagai saksi.

D. Tata Cara Informasi

1. Informasi yang diberikan mencakup manfaat dan resiko dari tndakan medik yang akan dilakukan, baik diagnostik maupun terapeutik.

2. Informasi diberikan secara lisan

3. Informasi harus diberikan secara jujur dan benar kecuali bila dokter menilai bahwa hal itu dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien. Dengan persetujauan pasien yang bersangkutan, dokter dapat memberikan informasi tesebut kepada keluarga terdekat pasien.

4. Informasi juga dapat diberikan jika ada kemungkian perluasan operasi. Perluasan operasi yang tidak dapat diduga sebelumnya, dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien. Pada keadaan ini maka setelah perluasan operasi dilakukan, dokter harus memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya.

E. Pemberi Informasi

1. Dokter operator, dalam hal pemeriksan dengan tindakan invasif, informasi harus diberikan oleh dokter yang akan melakukan pemeriksaan itu sendiri.

(9)

2. Radiografer/petugas radiologi , dalam hal pemeriksaan dengan tindakan tidak invasif maka informasi dapat diberikan oleh radiografer/petugas radiologi dengan sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab (dokter spesialis radiologi)

F. Yang Memberikan Informasi

1. Persetujuan yang diberikan oleh pasien dewasa (umur lebih dari 21 tahun atau telah menikah) yang berada dalam keadaan sadar dan sehat mental. 2. Persetujuan diberikan oleh orang tua/wali/curator bagi :

a. Pasien dewasa yang menderita gangguan mental

b. Pasien dewasa yang berada di bawah pengampunan (curatile)

3. Persetujuan diberikan oleh keluarga terdekat atau induk semang (guardian) bagi pasien di bawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua/wali berhalangan.

4. Tidak diperlukan persetujuan oleh siapapun bagi :

a. Pasien tidak sadar/pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat dan atau darurat yang memerlukan tindakan medik segera untuk kepentingannya.

b. Tindakan medik yang harus dilaksanakan sesuai program pemerintah dimana tindakan medik tersebut untuk kepentingan masyarakat banyak. G. Tanggung Jawab

1. Dokter, bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan tentang persetujuan tindakan medis

2. Rumah sakit, ikut bertanggung jawab atas pemberian persetujuan tindakan medik yang dilakukan di rumah sakit

H. Sanksi

Sanksi diberikan terhadap dokter yang melakukan tindakan medik tanpa adanya pesetujuan dari pasien atau keluarganya dapat dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan surat ijin prakteknya.

(10)

BAB V

TATA LAKSANA PELAYANAN A. Pendaftaran Pemeriksaan

Pasien datang sendiri ke bagian radiologi atau ditemani perawat dengan membawa surat rujukan dari dokter / form pemeriksaan. Kemudian petugas radiologi mencatat identitas pasien di buku pendaftran pasien radiologi, setelah selesai pasien disiapkan untuk pemeriksaan sesuai dengan permintaan di blanko permintaan.

B. Persiapan Pemeriksaan

Persiapan pasien dalam pemeriksaan radiologi tidak semua pemeriksaan membutuhkan persiapan yang khusus, hanya sebagian pemeriksaan yang perlu pemeriksaan khusus seperti pemeriksaan yang menggunakan media kontras (BNO IVP,OMD, Colon in Loop, dll) persiapan untuk pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur tetap yang sudah ditentukan, sedangkan

(11)

pemeriksaan ektremitas tidak perlu persiapan khusus hanya saja intruksi posisi yang menyangkut penderita dan prosedur pemeriksaan harus diberitahukan dengan jelas terutama jika pemeriksaan dengan menggunakan media kontras. Benda aksesoris seperti gigi palsu, anting, kalung dan gelang harus dilepas sebelum pemeriksaan agar tidak menimbulkan gambaran artefak pada hasil radiograf. Untuk kenyamanan pasien mengingat pemeriksaan dilakukan di ruangan yang ber-AC sebaiknya tubuh pasien ditutupi dengan selimut.

C. Pelaksanaan Pemeriksaan

Pelayanan dan tindakan radiodiagnostik dilakukan hanya berdasarkan permintaan dokter secara tertulis dan mencantumkan diagnosa klinis dan hasil pemeriksaan medis lain yang terkait, seperti hasil laboratorium, karena pada pemeriksaan BNO-IVP harus mengetahui hasil laboratorium terlebih dulu. Pasien datang ke radiologi dengan membawa surat permintaan pemeriksaan rontgen dari dokter umum/spesialis. Jika pemeriksaan tanpa kontras maka pasien dapat langsung difoto, tetapi jika pemeriksaan kontras maka Pasien diberi penjelasan tentang tindakan medik radiologi yang akan dilakukan dan persiapan pemeriksaan yang harus dilakukan sesuai dengan jenis pemeriksaan foto rontgen yang diminta.

Pasien diberi informasi tentang besarnya biaya pemeriksaan dan waktu pelaksanaan pemeriksaan tersebut. Jika pasien menyatakan setuju, maka pasien didaftar di papan program pemeriksaan foto rontgen dengan kontras. Pasien datang ke radiologi sesuai hari dan jam yang telah ditentukan untuk dilakukan pemeriksaan dengan mendaftar kembali kepada petugas radiologi dan pemeriksaan siap untuk lakukan.

D. Pengolahan Film

Pengelolahan film pada konventional X-ray masih menggunakan sistem pengolahan film secara manual procesing di kamar gelap. Pengolahan film di kamar gelap dimulai dengan mencelupkan film ke dalam developer, kemudian air bersih, lalu fixer setelah itu air bersih lagi. Setelah selesai pencucian film, baru dikeringakan ke washing( pengering film ) dan kaset diisi dengan film baru di box film sesuai dengan ukuran kaset.

E. Pemberian Expertise

Hasil pemeriksaan dan tindakan radiodiagnostik dalam tangguing jawab dokter spesialis radiologi. Semua foto harus dibaca/ di expertise dengan jelas dan ditanda tangani oleh dokter spesialis radiologi. Pembacaan foto ada di ruang Expertise yang jadi satu sama ruang pemeriksaan Ultrasonografi (USG). F. Pengambilan Foto

Hasil radiograf rawat jalan adalah milik pasien sepenuhnya dan dapat diambil paling lama satu hari setelah pemeriksaan, setelah hasil radiograf

(12)

dibaca oleh dokter spesialis radiologi. Pada pasien UGD dan Rawat Inap hasil radiograf bisa langsung diambil oleh pengantar pasien atau perawat.

Prosedur pengambilan hasil pemeriksaan radiologi, setiap pasien yang datang untuk mengambil hasil pemeriksaan radiologi harus membawa kwitansi / bukti pembayaran dan hasil pemeriksaan radiologi bisa diambil di bagian radiologi.

G. Pengarsipan

Pengarsipan di isntalasi radiologi berupa permintaan dan hasil baca foto radiologi disusun berdasarkan nomer urut pasien / tanggal pemeriksaan dan bulan pemeriksaan, laporan pembukuan pengambilan hasil radiograf di instalasi radiologi dilakukan perbulan, laporan ini meliputi jumlah kunjungan pasien, jumlah pemeriksaan polos dan kontras, jumlah pemakian film dan kerusakan film.

H. Pengelolahan limbah

Pengelolahan limbah infeksius dan non infeksius dari radiologi dilakukan oleh bagian sanitasi Rs Dedy jaya Brebes

Limbah infeksius (yang terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh pasien) misalnya: Kasa, Verban, Spuit, Jarum suntik, cateter, infus set dan sebagainya. Sedangkan limbah yang non infeksisus (yang tidak terkontaminasi dengan darah dan tubuh pasien) seperti kertas, sisa makanan, plastik, kardus botol minuman mineral dan lain sebagainya.

BAB VI

MANAJEMEN LOGISTIK RADIOLOGI A. Pengertian

Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan keefesienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan hingga titik konsusmsi dalam tujuanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Penyiapan logistik untuk pelayanan radiologi menjadi sangat penting tanpa adanya logistik yang memadai baik dari jumlah, spesifikasi barang dan ketepatan distribusi maka sudah dapat dipastikan pelayanan akan terganggu. Oleh sebab itu perencanaan jumlah pemakaian film, bahan kimia untuk prosesing film, kontras media radiografi serta peralatan medik lainnya untuk setiap bulan pemakaian harus diperhitungkan dengan cermat dan akurat. Teknik dan prosedur pengambilan barang/alat dan obat2an harus dibuat sederhana tanpa mengurangi efektifitas dan efesiensi dan

(13)

evaluasi/pengawasan dan pelaporan pemakaian alat dan obat2an harus dibuat pada saat semua pemeriksaan radiologi selesai

Bidang logistik bertanggung jawab terhadap terselenggaranya tertib administrasi dalam bidang logistik di instalasi radiologi, perlatan dan rumah tangga, untuk menyusun rencana kebutuhan daqn pengadaan bahan-bahan keperluan dan perlatan radiologi dalam rangka pelaksanaan tugas pelayanan radiologi, menyusun rencana pemeliharaan perlatan di instalasi radiologi, menyiapkan program-program pengembangan pelayanan radiologi menyusun laporan secara berkala tentang keadaan bahan kebutuhan dan perlatan instalasi, membuat evaluasi dan usulan tentang penggunaan bahan / perlengkapan dan peralatan (efesiensi, efektifitas dan menyimpan, mengelola bahan atau peralatan dan barang inventaris perkantoran di instalasi radiologi.

B. Tujuan Manajemen Logistik

Kegiatan logistik sangat penting dalam menunjang kegiatan pengadaan barang pada pihak perusahaan atau organisasi, secara umum kegiatan logistik memiliki tujuan, yaitu:

a. Tujuan operasional : agar tersedia barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadahi.

b. Tujuan keuangan : dapat melaksanakan tujuan operasional dengan biaya serendah-rendahnya.

c. Tujuan pengamanan: agar persedian tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian dan penyusutan yang tidak wajar lainya.

C. Daftar Kebutuhan Logistik 1. Alkes dan Obat-obatan

No Nama Obat /Alkes min max No Nama Alat Min Max

1 Iopamiro 1 2 21 Handscoon S 2 5 2 Developer 1 2 22 Spuit 3 ml 0 0 3 Fixer 1 2 23 Spuit 50 ml 0 0 4 Barium Sulfat(BaSo4) 1 2 24 Spuit 50 ml Sonde 0 0 5 Film 18x24 2 3 25 Needle 26 0 0 6 Film 24x30 2 3 26 Needle 18 0 0 7 Film 30x40 2 3 27 Elektroda 0 0 8 Film 35x35 2 3 28 Kapas 1 2

9 USG Paper 2 3 29 Kasa 1 2

(14)

12 Ephineprin 0 0 31 Cateter 18 0 0 13 Dexamethason 0 0 32 Cateter 16 0 0 14 Sa 0 0 34 Cateter 8 0 0 15 Aqua Bidest 5 6 35 Wing Needle 19 0 0 16 Alkohol 5 Liter 1 2 36 Wing Needle 21 0 0 17 Bethadine 1 2 37 Wing Needle 23 0 0 18 Masker 2 5 38 Selang O2 0 0 19 Handscoon M 2 5 39 Tabung O2 0 0

20 Handscoon L 2 5 40 Gunting klem 1 2

2. Alat tulis kantor

No Alat Tulis Kantor min max No Nama Alat Min Max

1 Balpoint 2 4 21 Tissue Kotak 1 2

2

Spidol

Permanent 2 4 22 Tissue Towwel 2 4

3 Penghapus /Stip 1 2 23 Kertas ID 0 0

4 Stapless 1 2 24 Kresek Kecil 0 0

5 Isi Stapless 3 5 25 Kresek Besar 0 0

6 Penggaris 1 2 26 Stempel Rad 1 1

7 Gunting 1 2 27 Lem Kertas 1 2

8 Batrei Alkaline 0 0 28 Map 0 2

9 Stella ruangan 1 2 29 Map Pembolong 1 2 11 Buku Folio 1 2 30 Alat Plong kertas 1 1

12 Kertas A4 0 0 31 Form Stok 2 4

13 Kertas A4 Foto 0 0 32 Inform Contsen 100 150

14 Kertas Bacaan 1 2 34 Paper clip 2 4

15 Amplop 35x35 100 200 35 Box File 6 10

16 Amplop 30x40 100 200 36 17 Amplop USG Kcl 50 100 37 18 Amplop USG Bsr 0 0 38 39 40

(15)

D. Pelaksanaan Logistik Radiologi 1. Perencanaan dan pengadaan

a. Perencanaan dilakukan berdasarkan jumlah pemakaian obat dan alat kesehatan setiap bulannya.

b. Setiap akhir bulan petugas membuat stock opname

c. Jumlah stock cadangan sebesar 10% dari rata-rata pemakaian setiap bulan

2. Permohonan kebutuhan rutin disampaikan kepada bagian gudang farmasi dengan menggunakan blangko isian permintaan rutin rangkap dua setiap awal bulan.

3. Pendistribusian obat dan alat kesehatan dilakukan oleh petugas gudang farmasi setelah permintaan lengkap.

4. Obat dan alat kesehatan selanjutnya disimpan di instalasi radiologi sesuai dengan sifat kimia dan fisika yang disyaratkan/direkomendasikan tentang masing-masing dan jenis obat dan alat kesehatan dengan system FIFO (First In First Out).

BAB VII

KESELAMATAN PASIEN A. Pengertian

Keselamatan dan keamanan pasien (patient safety) merupakan prioritas strategik, dalam menetapkan capaian-capaian peningkatan yang terukur untuk medication safety sebagai target utamanya. Keselamatan pasien harus menjadi ruh dalam setiap pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tuntutan akan keselamatan pasien harus direspon secara proaktif oleh semua pihak dan harus menjadi sebuah gerakan yang didasari pertimbangan moralitas dan etik. Patient safety harus jadi suatu gerakan menyeluruh dari semua pihak yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Ini membutuhkan keterlibatan semua pihak, yaitu manajement dan tenaga kesehatan, keduanya harus menyadari pentingnya Patient Safety.

Radiasi yang digunakan di radiologi disamping bermanfaat dan dapat membantu menegakkan diagnosa, juga dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja radiasi, masyarakat dan pasien yang ada disekitar sumber radiasi tersebut. Besarnya radiasi ini dittentukan oleh besarnya radiasi, jarak dari sumber radiasi dan ada tidaknya pelindung radiasi, dalam radiologi dapat

(16)

membantu mencegah kesalahan medis dan membantu meningkatkan keselamatan pasien. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan (OSHE) manajemen di rumah sakit merupakan upaya dalam mewujudkan keamanan, kenyamanan dan kebersihan lingkungan kerja, melindungi dan meningkatkan kesehatan.

B. Tujuan

Memahami pentingnya Patient Safety di rumah sakit dan mengembangkan budaya Safety tersebut demi keamanan dan kenyamanan pasien dalam pemeriksaan radiologi.

C. Tata Laksana Keselamatan

Setiap pemeriksaan dengan sinar-X diagnostik meliputi desain ruangan, pemasangan dan pengoperasian setiap pesawat sinar-X sesuai dengan spesifikasi keselamatan alat, perlengkapan proteksi radiasi, keselamatan operasional, proteksi pasien, dan uji kepatuhan (compliance test)

Keselamatan kerja yang diterapkan antara lain:

a. Dilakukan pengujian pesawat sinar-X atau kalibrasi setiap satu tahun sekali b. Pesawat sinar-X dalam kondisi yang baik dan dirawat dengan program

jaminan kualitas.

c. Ruangan sinar-X harus dibangun dengan cukup kuat untuk menahan beban perlatan yang ada didalamnya dan dibangun sedemikian sehingga memberikan proteksi yang cukup terhadap operator/ pekerja dan orang lain yang berada disekitar ruangan pesawat sinar-X.

d. Ruang operator terdapat tabir Pb dan dilengkapi dengan kaca intip dari Pb sehingga dapat melindungi operator dari radiasi bocor atau hamburan. e. Pintu ruangan pesawat sinar-X terdapat penahan radiasi yang cukup

sehingga terproteksi dengan baik.

f. Lampu merah sebagai tanda radiasi harus terpasang di atas pintu, yang dapat dinyalakan pada saat pesawat sinar-X di operasikan dan terdapat tanda peringatan radiasi sebagai

g. berikut:

PERH

ATIAN LAMPU MERAH MENYALA DILARANG MASUK

(17)

AWAS RADIASI

h. Apron pelindung yang mempunyai ketebalan minimum yang setara dengan 0,25 mm Pb, dengan ukuran yang cukup pada bagian badan dan digumakan disaat pemeriksaan dilakukan.

i. Terdapat fasilitas imobilisasi pasien yang berfungsi untuk mengurangi pergerakan pasien pada saat pemeriksaan sinar-X.

j. Orang yang membantu memegang pasien anak-anak atau orang yang lemah pada saat pemereiksaan dilakukan oleh orang dewasa atau keluarga denggan menggunakan apron dan tidak dilakukan oleh petugas.

k. Tersedia perlatan untuk mencegah atau mengendalikan bahaya konvensional seperti, kebakaran, banjir dan kedaruratan yang berkaitan dengan listrik.

l. Arah berkas utama dari penyinaran sinar-X tidak diarahkan ke panel kontrol m.Selama penyinaran tidak seorangpun kecuali petugas yang berhubungan

dengan pasien yang berada didalam ruang pemeriksaan.

n. Apabila terjadi kerusakan pesawat, perbaikan peralatan sinar-X dilakukan oleh teknisi yang sudah diberi mandat oleh penguasa yang berwenang. Teknisi tersebut sudah mempunyai keahlian dan latar belakang proteksi radiasi untuk mengerjakan perbaikan dengan aman.

o. Pesawat sinar-X dilarang dioperasikan oleh pihak yang tidak berwenang. p. Terdapat perlatan monitoring petugas yaitu film badge untuk memantau

paparan radiasi yang diterima sebulan sekali.

BAB VIII PROTEKSI RADIASI A. Pengertian Proteksi Radiasi

Protyeksi radiasi merupakan cabag ilmu pengetahuan atau teknik yang memperlajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan dan berkaitan dengan pemberian pelindungan pada seorang atau kelompok orang ataupun kepada keturunanya terhadap kemungkianan yang merugikan kesehatan akibat adanya paparan radiasi.

B. Tujuan Proteksi radiasi

Proteksi radiasi bertujuan untuk mencegah efek determenistik yang membahayakan dan mengurangi peluang terjadinya efek stokastik, selain itu proteksi radiasi bertujuan untuk melindungi pekerja radiasi dan masyarakat umum dari bahaya radiasi yang ditimbulkan akibat penggunaan zat radioaktif atau sumber radiasi lain.

C. Tata Laksana Proteksi Radiasi

Prinsip dasar proteksi radiasi yang diterapkan yaitu pengaturan waktu dimana pekerja radiasi yang berada dimedan radiasi akan menerima dosisi

(18)

radiasi yang besarnya sebanding dengan lamanya pekerja tersebut berada di medan radiasi, pengaturan jarak ( paparan radiasi berkurang dengan bertambahnya jarak dari sumber radiasi), dan penggunaan periasi radiasi untuk penanganan sumber-sumber radiasi dengan aktifitas sangat tinggi.

Setiap kegiatan yang mengakibatkan paparan radiasi hanya boleh dilaksanakan setelah dilakukan pengkajian yang mendalam dan manfaatnya lebih besar dibanding dengan kerugianya. Paparan radiasi dari suatu kegiatan harus ditekan serendah mungkin, dan dosis yangditerima oleh seseorang dalam menjalakankan suatu kegiatan tidak boleh melebihi batas dosisi yang sudah ditetapkan oleh instansi yang berwenang.

Adapun upaya proteksi radiasi terhadap, petugas, pasien dan masyarakat umum.\

a. Pemeriksaan sinar-X hanya dilakukan atas permintaan dokter umum atau spesialis

b. Pemakaian perisai maksimum pada sinar primer

c. Pemakian teknik Kv tinggi untuk mengurangi radiasi yang diserap pasien. d. Jarak fokus kepasien tidak boleh teerlalu dekat

e. Daerah yang disinari harus sekecil mungkin f. Organ reproduksi dilindungi semaksimal mungkin.

g. Pasien yang hamil terutama usia kandungan pada trimester pertama tidak boleh dilakukan secara radiologis.

h. Selama penyinaran berlangsung posisi petugas berada di belakang tabir radiasi.

i. Pintu pemeriksaan ditutup dan lampu merah peringatan dinyalakan disaat pemeriksaan berlangsung.

j. Selama penyinaran berlangsung tidak boleh ada orang selain petugas atau pasien didalam ruang pemeriksaan.

(19)

BAB IX

PENGENDALIAN MUTU A. Pengertian

Mutu pelayanan radiologi dilaksanan untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelayanan radiologi, meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan serta sebagai bahan acuan dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan radiologi. Untuk meningkatkan mutu pelayanan radiologi, perlu adanya evaluasi sistem dan prosedur pelayanan, fasilitas dan penyelenggaraan pelayanan dan perbaikan sarana yang dilaksanakan secara intern dan rutin melalui rapat intern radiologi.

B. Tujuan Pengendalian Mutu 1. Umum

Meningkatkan mutu pelayanan Radiologi Diagnostik Imajing RSI Nashrul Ummah dengan mengenalkan dan meningkatkan budaya pelayanan yang profesional, manusiawi, tepat waktu dan tepat guna

2. Khusus

Setiap Staf Unit Radiologi Diagnostik Imajing RSI Nashrul Ummah selalu mengupayakan tercapainya kepuasan dan keselamatan pasien

(20)

C. Monitoring Mutu 1. Data Monitoring

Monitoring dilakukan untuk memantau performa dan mutu pelayanan di radiologi., untuk itu, Maka ditetaokan beberapa indikator baik klinis maupun manajerial yaitu:

a) Tercapainya kepuasan dan keselamatan pasien pada pelayanan radiologi radiologi diagnostik Imajing

b) Pencapaian lama waktu tunggu hasil foto Sinar-X: 1) Ringan (1 hingga 2 Posisi) adalah 15 menit 2) Sedang (diatas 3 Posisi) adalah 30 Menit

3) Berat (pemeriksaan dengan media kontras) adalah 2 jam

c) Pencapaian kerusakan film tidak boleh melebihi 5% dari jumlah pemakaian film selama satu bulan

d) Peningkatan pengetahuan, keterampilan dan keahlian staf Unit Radiologi Diagnostik Imajing

2. Proses Monitoring

Proses peningkatan mutu pelayanan radiologi diagnostik imajing dilaksanakan dengan cara:

a) Untuk sasaran waktu tunggu hasil foto pengumpulan data di ambil melalui:

1) Pengumpulan jam foto dan jam hasil yang ada di formulir pemeriksaan

2) Jam foto diisi oleh radiografer setelah selesai melakukan pemrosesan film

3) Jam hasil foto diisi oleh petugas administrasi setelah selesai di expertise

4) Melalui jumlah tersebut data akan direkap dan dihitung rata-rata jam hasil.

5) Frekuensi 1 bulan sekali

b) Untuk sasaran mutu kerusakan film, pengumpulan data diambil melalui: 1) Menghitung jumlah yang film yang rusak yang telah dikumpulkan oleh

radiografer

2) Mengelompokkan berdasarkan ukuran dan sebab kerusakan

3) Menghitung rata-rata film rusak dan dibandingkan dengan jumlah film yang terpakai

4) Frekuensi dilakukan selama 1 bulan sekali

c) Melakukan peningkatan mutu pelayanan radiologi staf unit rediologi diagnostik imajing

1) Pendidikan dan pelatihan internal (Inhouse Training)

Pendidikan dan pelatihan di dalam RSI Nashrul Ummah oleh bagian diklat RSI Nashrul Ummah.

2) Pendidikan dan pelatihan eksternal (Out House Training)

Pendidikan dan pelatihan di luar RSI Nashrul Ummah oleh ikatan profesi (PARI)

(21)

d) Kegiatan evaluasi dan pengendalian mutu dilaksanakan pada acara : 1) Rapat rutin bulanan

2) Laporan tertulis 3) Breafing

4) Koordinasi dengan instalasi lain yang terkait

BAB X PENUTUP

Pelayanan radiologi diagnostik merupakan bagian dari salah satu meningkatkan mutu pelayanan dalam suatu rumah sakit untuk mewujudkan kepuasan pelanggan, memberikan tanggung jawab kepada setiap orang, dan melakukan perbaikan kesinambungan. Dalam upaya mencapai pelayanan radiologi yang bermutu dan aman selain dilakukan pelayanan-pelayanan untuk pasien juga perlu untuk petugas antara lainpenampilan fisik yang prima seperti tata rambut, pakaian seragam, kebersihan diri, kerapian cara senyum dan cara bertutur kata, penggunaan dan kepekaan yterhadap bahasa tubuh, Delivery Of Services yang prima seperti kerelaan atau ikhlas untuk melayani, kepedulian, kecepatan respon dalam meberikan pelayanan, kesediaan untuk membantu klien, percaya diri, dan kesabaran, profesional dalam menyampaikan pelayanan, ketaatan dalam prosedur , serta meningkatkan produktifitas dan hasil kerja yang prima.

Dalam menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik untuk sarana pelayanan kesehatan yang bermutu, maka diperlukan pedoman pelayanan radiologi yang dapat dipakai sebagai acuan dan sarana pelayanan kesehatan khususnya di instalasi radiologi.

(22)

RS Dedy jaya brebes

Nomor : 182/SK/DIR/RSINU/2015

Tindakan Nama Jabatan Tanda

Tangan Tanggal

Disiapkan Atin tri.n Amd.Rad Praditha.w Amd Rad

Pelaksana 1 Pelaksana 2

Diperiksa Dr. Baehaqi Sp.Rad instalasiKepala

Disetujui Dr. Irma yurita

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari PVP-K30 terhadap efektifitas granul yang dibuat dari campuran laktosa dan pati jagung sebagai bahan pembawa

Sehubungan dengan pengalihan pengelolaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah sesuai amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun

Fungsi utama dari prime mover unit adalah untuk mendukung seluruh sistem yang lain dengan menyediakan suatu sumber tenaga yang diperlukan dalam operasi pengeboran.. 2.2.1.2

Hasil capaian kinerja tahun 2020 Poltekkes Kemenkes Jakarta I yang telah sesuai atau bahkan melebihi dari target yang ditetapkan yakni; (1) Rasio dosen terhadap

Tabel 3.8: Pembiayaan Qardh yang disalurkan Tahun 2016 No Jenis Pembiayaan Jumlah Pembiayaan yang disalurkan (Ribuan Rp) Pembiayaan Bermasalah Pos-Pos Ribuan 1. Sedangkan

" *Semua orang* sepakat bahwa ini adalah metode terbaik untuk menurunkan berat badan" " *TIdak ada satu orang pun* yang akan menolak produk Anda jika Anda menggunakan

Laporan anekdotal pada pasien hidup yang tercatat pada anak-anak dengan tenggelam dengan hipotermia sedang (suhu inti <32 °C), tetapi kebanyakan orang

Metode CMS atau model pangsa pasar konstan sebagai model analisis daya saing yang digunakan utntuk mengetahui keunggulan kompetitif atau daya saing ekspor di pasar