• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lien adalah struktur terbesar dalam sistem limfoid, limpa adalah organ seperti kelenjar yang terletak di perut kiri atas. Organ ini berfungsi sebagai reservoir darah, memproduksi limfosit dan sel plasma, dan berfungsi sebagai

“filter” untuk darah yang rusak dengan menghapus sel darah merah dari peredaran (Sjamsuhidajat&Wim de jong, 2005).

Ruptur lien merupakan kondisi rusaknya lien akibat suatu dampak penting kepada lien dari beberapa sumber. Dapat berupa trauma tumpul, trauma tajam, ataupun trauma sewaktu operasi (Sjamsuhidajat&Wim de jong, 2005).

Robeknya lien menyebabkan banyaknya darah yang ada di rongga abdomen. Ruptur pada lien biasanya disebabkan hantaman pada abdomen kiri atas atau abdomen kiri bawah. Kejadian yang paling sering meyebabkan ruptur lien adalah kecelakaan olahraga, perkelahian dan kecelakaan mobil. Perlukaan pada lien akan menjadi robeknya lien segera setelah terjadi trauma pada abdomen.

Pada tatalaksana ruptur lien dapat dilakukan secara tradisional adalah splenektomi. Akan tetapi, splenektomi sedapat mungkin dihindari, terutama pada anak-anak, untuk menghindari kerentanan permanen terhadap infeksi.

Kebanyakan laserasi kecil dan sedang pada pasien stabil, terutama anak-anak, ditatalaksana dengan observasi dan transfusi. Kegagalan dalam penatalaksanaan obsevatif lebih sering terjadi pada trauma grade III, IV, dan V daripada grade I dan II. Pada banyak penelitian, embolisasi arteri lienalis telah dijelaskan menggunakan berbagai pendekatan. Satu poin utama dalam pembahasan tentang perbedaan antara embolisasi arteri lienalis utama, embolisasi arteri lienalis selektif atau superselektif, dan embolisasi arteri lienalis di berbagai tempat. Embolisasi ini menghambat aliran pada pembuluh yang mengalami perdarahan. Jika pembedahan

(2)

2

diperlukan, lien dapat diperbaiki secara bedah. Tindakan bedah yang dapat dilakukan pada keadaan rupture lien meliputi splenorafi dan splenektomi.

Islam memberi perhatian yang sangat serius terhadap kesehatan. Orang yang sehat dan kuat lebih utama daripada orang lemah dan sakit. Allah SWT menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna dengan dilengkapi oleh akal, perasaan, kemauan dan kehendak. Sebagaimana Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.

Tujuan utama disyariatkannya hukum Islam, adalah uutuk memelihara atau menciptakan kemaslahatan manusia, sekaligus menghindarkan dari manfsadat (hal – hal yang merusak), baik didunia maupun di akhirat. Kemaslahatan yang ingin dituju dan diciptakan dalam syariat Islam tersebut meliputi pemeliharaan lima hal yaitu, agama, jiwa, keturunan (kehormatan), harta dan akal. Tiga diantaranya secara langsung berhubungan dengan kesehatan manusia yaitu jiwa, keturunan (kehormatan) dan akal (Zuhroni,dkk, 2003)

Apabila terdapat salah satu anggota tubuh yang sakit maka seorang mukmin perlu mengusahakan kesembuhan terhadap dirinya. Akan tetapi perlu diyakini bahwa proses penyembuhan terhadap suatu penyakit hendaklah adanya kecocokan penanganan terhadap penyakit dan tidak lepas dari izin Allah (Sholeh,2010)

Dalam pandangan Islam, tatalaksana ruptur lien dangan intervensi radiologi perlu ditinjau lebih lanjut sebab jenis tatalaksana yang dilakukan tidak hanya terdiri dari satu jenis dan perlu dipertimbangkan tatalaksana mana yang terbaik. Jika efektivitas dalam tatalaksana ruptur lian mana yang lebih baik antara Arterial embolisasi dan splenektomi.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan mengangkat dan membahas serta mempelajari lebih lanjut tentang: Efektivitas Penanganan kasus Ruptur Lien dengan Intervensi Radiologi Splenic Arterial

(3)

3

Embolization dibandingkan dengan Splenektomi ditinjau dari Ilmu Kedokteran dan Islam.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana ruptur lien ditinjau dari segi Ilmu Kedokteran?

1.2.2. Bagaimana intervensi radiologi splenic arterial embolization dalam tatalaksana Ruptur Lien ditinjau dari segi Ilmu Kedokteran?

1.2.3. Bagaimana tatalaksana Intervensi splenektomi dalam tatalaksana Ruptur Lien ditinjau dari segi Ilmu Kedokteran?

1.2.4. Bagaimana pandangan Islam : tentang efektivitas penanganan kasus ruptur lien dengan intervensi radiologi splenic arterial embolization dibandingkan dengan splenektomi ditinjau dari Ilmu Kedokteran dan Islam.

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Memberikan informasi tentang efektivitas penanganan kasus ruptur lien dengan intervensi radiologi splenic arterial embolization dibandingkan dengan splenektomi ditinjau dari ilmu kedokteran dan Islam agar dapat dijadikan panduan melakukan pencitraan dalam tatalaksana ruptur lien dikemudian hari.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui informasi mengenai ruptur lien ditinjau dari segi Ilmu Kedokteran.

(4)

4

2. Mengetahui informasi mengenai tatalaksana ruptur lien ditinjau dari segi Ilmu Kedokteran.

3. Mengetahui informasi mengenai tatalaksana intervensi radiologi splenic arterial embolization dibandingkan splenektomi dalam tatalaksana ruptur lien

4. Mengetahui informasi dan mampu menjelaskan mengenai pandangan islam tentang tatalaksana intervensi radiologi splenic arterial embolization dibandingkan splenektomi dalam tatalaksana ruptur lien

1.4 Manfaat

1.4.1. Bagi Penulis

Sebagai salah satu sarana untuk menambah pengetahuan tentang efektivitas penanganan kasus ruptur lien dengan intervensi radiologi splenic arterial embolization dibandingkan dengan splenektomi ditinjau dari Ilmu Kedokteran dan Islam

1.4.2. Bagi Universitas YARSI

Memberikan informasi kepada civitas akademika Universitas YARSI mengenai efektivitas penanganan kasus ruptur lien dengan intervensi radiologi splenic arterial embolization dibandingkan dengan splenektomi sebagai sarana tambahan sumber bacaan di perpustakaan Universitas YARSI

1.4.3. Bagi Masyarakat

Memberikan masukan dan menginformasikan pada masyarakat mengenai efektivitas penanganan kasus ruptur lien dengan intervensi radiologi splenic arterial embolization dibandingkan

(5)

5

dengan splenektomi secara luas dan mendalam agar dapat dijadikan pilihan dalam tatalaksan ruptur lien.

Referensi

Dokumen terkait

Dapat di gunakan sebagai masukan bagi petugas kesehatan utamanya bidan dalam penanganan kasus khususnya yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas, Bayi baru

Menurut data terbaru Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) pada tahun 2021, jumlah kasus yang terkonfirmasi positif mencapai 939,948. Dari

Dalam penanganan kasus gangguan psikologis salah satunya yaitu skizofrenia dapat menggunakan terapi suportif dengan pendekatan katarsis emosional (ventilasi psikologis)

Cakupan penemuan dan penanganan penderita diare pada tahun 2016 adalah 132,64%, hal ini diperoleh dari jumlah kasus diare yang ditemukan dan ditangani 17.768

Bagi pemerintah dan instansi/lembaga, diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan memperkaya hasil penelitian sejenis dalam upaya mengatasi kasus penanganan anak jalanan

Penelitian tersebut penting, karena hasil penelitian mengenai kuantitas penggunaan antibiotik pada kasus ISK menggunakan metode ATC/DDD dapat dibandingkan dengan

Radiografer/petugas radiologi , dalam hal pemeriksaan dengan tindakan tidak invasif maka informasi dapat diberikan oleh radiografer/petugas radiologi

Banyak luka dada serius mungkin diabaikan pada radiografi dada awal; ini termasuk tracheobronchial tears, ruptur diafragma, esophageal tears, cedera tulang belakang dada,