• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Keuntungan merupakan sumber dana yang utama bagi pertumbuhan perusahaan. Makin besarnya bagian kebutuhan dana yang dipenuhi dengan dana yang berasal dari keuntungan berarti makin kuatnya posisi finansial dari perusahaan yang bersangkutan dan makin kecil ketergantungan kepada sumber dana yang berasal dari sumber intern perusahaan di satu pihak dan dengan dana yang berasal dari sumber ekstern di lain pihak mencerminkan pola pemenuhan kebutuhan dana dalam industri yang bersangkutan (Riyanto, 2011:266).

Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen adalah memutuskan apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang ditahan yang akhirnya juga mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Sedang apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan bisa memperbesar sumber dana intern perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan. Dengan demikian besarnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham akan memperkecil sisa dana yang dapat digunakan untuk mengembangkan perusahaan sebagai reinvestasi, karena laba ditahan tersebut merupakan sumber dana intern yang dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan. Penentuan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan untuk mengambil kebijakan dividen yang optimal (Sutrisno, 2012:266). Proporsi yang dibayarkan kepada pemegang saham bergantung pada kemampuan menghasilkan laba dan kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan. Prosentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen kepada

(2)

pemegang saham disebut dividend payout ratio (DPR). Pembagian dividen yang lebih besar cenderung akan meningkatkan harga saham yang berarti meningkatnya nilai perusahaan (Utami, 2008).

Berkaitan dengan kebijakan pembayaran dividen tersebut dalam konteks manajemen keuangan terlihat bahwa terdapat beberapa pihak yang saling berbeda kepentingan yaitu antara kepentingan pihak pemegang saham, manajer, dan pihak perusahaan sendiri. Manajer disewa oleh pemegang saham untuk menjalankan perusahaan agar perusahaan mencapai tujuan pemegang saham yaitu memaksimumkan nilai perusahaan (kemakmuran pemegang saham). Selain tujuan yang dibebankan oleh pemegang saham, manajer juga memiliki tujuan sendiri yang bukan tidak mungkin kadang-kadang bertentangan dengan tujuan pemegang saham. Misalnya dalam kebijakan dividen, manajer lebih menyukai dividen dibagikan dalam jumlah yang kecil sebab pembagian dividen akan mengurangi jumlah dana yang dikuasai oleh manajer, dan sebaliknya pemegang saham lebih menyukai dividen yang besar sebab akan menambah kemakmuran mereka. Konflik kepentingan antara pemegang saham dengan manajer ini dikenal dengan teori keagenan (agency theory) (Brigham dan Houston, 2006:26).

Fenomena yang kerap terjadi saat ini adalah dividen yang dibagikan perusahaan tidak sejalan dengan laba yang diperoleh perusahaan. Berikut contoh perusahaan yang kebijakan dividen tidak sejalan dengan pertumbuhan laba yang diperoleh adalah PT Multipolar Tbk (MLPL), rencana PT Multipolar Tbk (MLPL) membagikan dividen sebesar Rp 10 per saham atau senilai Rp 77 miliar rupanya sempat mendapat penolakan sebagian investor dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Salah seorang investor kepada wartawan, Senin (14/2/2011) mengungkapkan, pembagian dividen tersebut tidak sejalan dengan prospektus yang dikeluarkan MLPL saat IPO. Dalam prospektus disebutkan, MLPL akan membagikan dividen minimal 15 persen. Sementara laba bersih MLPL tahun 2010 sebesar Rp 2,8 triliun atau melonjak dari Rp 111 miliar pada 2009. Dengan membagi dividen sebesar Rp 77 miliar, artinya nilai itu hanya mencapai 2,7 persen dari laba bersih. "Kita pernah dijanjikan dapat dividen 15 persen dari laba bersih," ujar investor tersebut. Berdasarkan voting, forum

(3)

akhirnya tetap memutuskan pembagian dividen sebesar Rp 77 miliar (Astri Karina, 2011).

Selain fenomena tersebut, mengingat krisis global yang menimpa dunia pada tahun 2007 menyebabkan perusahaan mengalami kerugian sehingga banyak perusahaan yang collapse. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti kebijakan dividen pada perusahaan yang telah mampu bertahan dan telah melewati satu tahun dari kejadian tersebut hingga saat ini yaitu tahun 2010 hingga tahun 2012. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini sangat menarik karena tidak hanya berkaitan dengan masalah yang terjadi secara teori tetapi juga pada fenomena sekarang menunjukkan bahwa beberapa perusahaan seperti manufaktur memilih untuk melakukan investasi walaupun laba yang diperoleh tergolong besar.

Berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antar pemegang saham, kreditur, dan manajer disebabkan adanya hubungan keagenan atau agency relationship. Pihak prinsipal dapat membatasi perbedaan kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang layak kepada agen dan harus bersedia mengeluarkan biaya pengawasan atau monitoring cost untuk mencegah penyimpangan (hazard) dari agen. Hal tersebut dinamakan dengan biaya keagenan atau agency cost (Hendriksen, 2011:221).

Menurut Demsey & Laber (1992) seperti dikutip Susilawati (2000), masalah keagenan banyak dipengaruhi oleh insider ownership, yakni pemilik perusahaan sekaligus menjadi pengelola perusahaan. Semakin besar inside ownership, maka perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan pengelola perusahaan semakin kecil, mereka akan bertindak dengan lebih hati-hati, karena mereka akan ikut menanggung konsekuensi yang mungkin timbul dari keputusan yang mereka buat. Adanya kepemilikan saham oleh manajer akan memotivasi mereka untuk menciptakan kinerja perusahaan secara optimal dan dapat menurunkan biaya keagenan.

Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen sehingga

(4)

profitabilitas merupakan faktor penting terhadap dividen. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayar dividen (Brigham dan Houston, 2011:265). Oleh karena itu, dalam menentukan apakah manajer telah melakukan dengan baik diukur salah satunya dengan rasio profitabilitas yaitu return on equity sebab dengan mengukur return on equity yang besar sehingga dapat membayarkan dividen lebih besar dan menguntungkan bagi si pemegang saham.

Pemegang saham dan calon pemegang saham memiliki harapan pada tingkat keuntungan, baik yang sekarang maupun kemungkinan tingkat keuntungan pada masa yang akan datang. Hal ini sangat penting bagi para pemegang saham dan calon pemegang saham, karena keuntungan ini akan mempengaruhi harga saham-saham yang mereka miliki. Di samping tingkat keuntungan, para pemegang saham dan calon pemegang saham juga berkepentingan dengan tingkat leverage sebagai faktor lain dalam penilaian kelanjutan hidup perusahaan serta proyeksi terhadap distribusi income pada masa-masa yang akan datang. Leverage merupakan salah satu rasio keuangan untuk mengetahui komposisi utang pada perusahaan, atau untuk mengetahui seberapa besar perusahaan tersebut didanai oleh utang dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi, maka dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham cenderung akan rendah (Syamsuddin, 2007:89).

Faktor lainnya yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah Investment Opportunity Set (IOS). Munculnya istilah Investment Opportunity Set (IOS) dikemukakan oleh Myers (1976) dalam Ahmad Riahi Belkaoui (2002) yang menguraikan pengertian perusahaan, yaitu sebagai satu kombinasi antara aktiva riil (asset in place)dan opsi investasi di masa yang akan datang. Menurut Hartono (2003:58), Kesempatan Investasi atau Investment Opportunity Set (IOS) menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan.

(5)

Peluang investasi dimasa yang akan datang menjadi sebuah kesempatan yang juga diperhitungkan oleh perusahaan. Suharli (2007) menyatakan bahwa pada saat kondisi perusahaan sangat baik maka pihak manajemen akan cenderung memilih investasi baru daripada membayar dividen. Hal tersebut mengakibatkan dana yang seharusnya dapat dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham akan digunakan untuk melakukan pembelian investasi.

Selain fenomena yang telah dipaparkan diatas, peneliti menilai terdapat kesimpulan yang tidak konsisten dari penelitian terdahulu atas variabel yang telah dijelaskan sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan Sumiadji (2011) yang mempunyai kesimpulan bahwa leverage ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan hasil tersebut disanggah oleh Suharli dan Oktorina (2005) bahwa terdapat pengaruh signifikan dengan arah negatif antara leverage ratio dengan dividend payout ratio.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Michell Suharli (2007) menjelaskan bahwa investment opportunity set berpengaruh signifikan negatif terhadap kebijakan dividen tunai. Namun hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Mariah, Meythi, dan Riki Martusa (2012) yang menyimpulkan bahwa kesempatan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen tunai.

Kemudian penelitian sebelumnya yang membahas mengenai insider ownership berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Namun arah hubungan insider ownership dengan kebijakan dividen masih berbeda-beda. Sisca (2008) menemukan bahwa, insider ownership berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, karena semakin banyak saham yang dimiliki oleh pihak insider, maka pihak manajemen cenderung untuk menahan pembayaran dividen. Sedangkan Sartono Agus (2001) menemukan bahwa variabel insider ownership memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.

Atas dasar tersebut peneliti ingin meneliti kembali variabel-variabel yang memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio dengan judul “Pengaruh Insider Ownership, Profitabilitas, Leverage, Investment Opportunity Set Terhadap Dividend Payout Ratio”.

(6)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka identifikasi masalah yang peneliti kemukakan adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh insider ownership, profitabilitas, leverage, dan investment opportunity set terhadap dividend payout ratio secara parsial.

2. Seberapa besar pengaruh insider ownership, profitabilitas, leverage, dan investment opportunity set terhadap dividend payout ratio secara simultan.

1.3 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai insider ownership, profitabilitas, leverage, investment opportunity set serta dividend payout ratio dari perusahaan yang telah go public sehingga menjelaskan fenomena yang terjadi dari variabel-variabel terkait.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh insider ownership, profitabilitas, leverage, dan investment opportunity set secara parsial terhadap dividend payout ratio.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh insider ownership, profitabilitas, leverage, dan investment opportunity set secara simultan terhadap dividend payout ratio.

(7)

1.5 Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian ini penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi : 1.5.1 Pemecahan Masalah

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaan khususnya mengenai insider ownership, profitabilitas, leverage, dan investment opportunity set dan dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait dividend payout ratio.

b. Bagi Investor

Bagi Investor yang tertarik menanam modalnya di pasar modal, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam mempertimbangkan keputusan dalam membeli maupun menjual saham terkait dengan harapannya dalam memperoleh dividen.

1.5.2 Pengembangan Ilmu a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio. b. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan dan tambahan referensi dalam penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang sedang diteliti, penulis mengadakan penelitian dengan mengambil data melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Adapun waktu penelitian akan dilakukan mulai bulan Juni 2014 sampai selesai

Referensi

Dokumen terkait

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel motivasi belajar (Y) akan diukur tingkat reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah ditentukan pada

tidak dapat mengukur non-perform dari suatu kredit padahal terdapat variabel total loans dalam perhitungan efisiensi; investor di Indonesia masih berorientasi short term

Penelitian dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan mengikuti desain penelitian Kemmis dan Mc. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi

Tari untuk anak usia dini dapat berupa gerak berirama yang ritmis dan indah sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia dini, kegiatannya bersifat kreatif dan konstruktif

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR

Penentuan titik- titik rancangan untuk D-optimal pada model nonlinear dipengaruhi oleh harga parameter dalam model, sehingga diperlukan informasi prior tentang harga dari