• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di SMA Prasetya Gorontalo. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di SMA Prasetya Gorontalo. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa, yang telah dilaksanakan di SMA Prasetya Gorontalo. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk dalam bidang pendidikan yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa pada pembelajaran fisika materi listrik dinamis kelas X. penelitian ini menggunakan desain model Four-D terdiri 4 tahap yaitu pendefinisian (define) perancangan (design) pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate), dalam penelitian ini tidak dilkukan tahap dessiminate karena tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran fisika yang baik. Penelitian tidak melakukan penyebaran ataupun penjualan produk.

Deskripsi pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa dan hasil pengembangan model pembelajaran kooperatif akan disajikan pada bagian-bagian dibawah ini:

4.1.1 Penyusunan Model Konseptual

Model pengembangan 4D yang terdiri dari 4 tahap yaitu define (pendefinisian), design (perancangan),develop (pengembangan),dan desseminate (penyebaran).

(2)

1. Define (Pendefinisian)

Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pengembangan, dalam model lain, tahap ini sering dinamakan analisis kebutuhan. Tiap-tiap produk tentu membutuhkan analisis yang berbeda-beda. Secara umum, dalam pendefinisian ini dilakukan kegiatan analisis kebutuhan pengembangan, syarat-syarat pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna serta model penelitian dan pengembangan (model R & D) yang cocok digunakan untuk mengembangkan produk.

Analisis bisa dilakukan melalui studi literatur atau penelitian pendahuluan. Thiagrajan menganalisis 5 kegiatan yang dilakukan pada tahap define yaitu:

a. Front analysis

Pada tahap ini, guru melakukan diagnosis awal untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Tahap ini dilakukan peneliti adalah dengan cara memilih model yang digunakan dalam pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, dan model yang digunakan peneliti adalah model kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa yang dimodifikasi dari model pembelajran kooperatif.

b. Learner analysis

Pada tahap ini dipelajari karakteristik peserta didik. Karakter yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah karakteristik belajar siswa dalam proses pembelajaran misalnya seperti keseriusan dalam mengikuti proses pembelajaran kemampuan menerima pelajaran, motivasi belajar, latar belakang pengalaman belajar, keaktifan

(3)

dalam pembelajaran dan lain-lain, yang dilakukan dengan cara melihat kerakteristik belajar siswa dalam proses pembelajaran berlangsung melalui pengamatan peneliti secara langsung dan pengamatan pengamat dalam lembaran aktivitas belajar siswa.

c. Task analysis

Guru menganalisis tugas-tugas pokok yang harus dikuasai peserta didik agar peserta didik dapat mencapai kompetensi minimal. Tugas dalam pembelajaran ini adalah dalam mengerjakan tes evaluasi, yang di analisis oleh guru pada tujuan pembelajaran yang tercantum pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi yang diajarkan pada saat proses pembelajaran agar kompetensi minimal yang diharapkan dapat tercapai atau sesuai yang diharapkan.

d. Concept anaysis

Menganalisis konsep yang akan diajarkan, menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan secara rasional, dalam hal ini guru menganalisis konsep-konsep atau bagian-bagian pokok pada materi pembelajaran yang akan diajarkan pada saat pembelajaran berupa pengetahuan terhadap materi pelajaran dan langkah-langkah untuk proses pembelajaran, dalam hal ini langkah-langkah proses pembelajaran tercantum pada rencana pelaksanaan pembelajaran.

e. Specifying instructional objectives

Menulis tujuan pembelajaran, perubahan perilaku yang diharapkan setelah belajar dengan kata kerja operasional, dalam konteks pengembangan model pembelajaran kooperatif, tahap pendefinisian dilakukan dengan cara:

(4)

1) Analisis kurikulum

Peneliti perlu mengkaji kurikulum yang berlaku pada saat itu pada awal penelitian, karena dalam kurikulum terdapat kompetensi yang ingin dicapai dalam suatu tujuan. Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran harus menace pada kurikulum KTSP. Analisis kurikulum berguna untuk menetapkan pada sandar kompetensi dan kompetensi dasar yang mana model pembelajaran tersebut akan dikembangkan. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan tidak semua standar kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ada dalam kurikulum KTSP dapat disediakan pada Modelnya. Berikut ini merupakan hasil analisis kurikulum KTSP pada mata pelajaran fisika materi listrik dinamis yang disediakan pada table dibawah ini:

Table 1. SK dan KD pada Materi Listrik Dinamis

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5 Menerapkan konsep

kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi

5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop)

5.2 Mengidentifikasi penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari

5.3 Menggunakan alat ukur listrik

2) Analisis karakteristik belajar peserta didik

Pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung, guru harus mengenali karakteristik belajar peserta didik dalam setiap proses pembelajaran, karena semua

(5)

proses pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik belajar dari peserta didik itu sendiri sehingga tujuan yang diianginkan dalam proses pembelajaran dapat tercapai. Karakteristik belajar siswa yang perlu diperhatikan adalah: cara siswa menerima materi, perhatian siswa pada saat menerima materi, posisi dan tempat duduk dalam menerima materi dan lain-lain, serta ada hal lain yang perlu dipertimbangkan untuk mengetahui karakteristik peserta didik antara lain: kemampuan akademik dalam menerima materi, karakteristik fisik peserta didik itu sendiri, kemampuan kerja kelompok, motivasi belajar, latar belakang ekonomi dan sosial, pengalaman belajar sebelumnya, dalam kaitannya dengan pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar peserta didik perlu diketahui untuk menyusun model pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar dari tiap-tiap siswa. Pada saat peneliti melakukan penelitian, menurut pengamatan peneliti secara langsung pada saat pembelajaran dan berdasarkan hasil pengamatan pengamat yang mengacu pada lembaran aktifitas belajar siswa, karakteristik belajar siswa kurang baik yang banyak muncul adalah kurangnya perhatian siswa dalam menerima materi, sehingga peneliti harus lebih memberikan perhatian yang lebih pada tiap-tiap siswa yang perhatiannya kurang terhadap materi yang disampaikan, sehingga tujuan peneliti dalam penelitian dapat tercapai.

3) Analisis materi

Materi yang diajarkan dalam penelitian harus dilakukan analisis materi dengan cara mengidentifikasi materi utama yang perlu diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yang relevan, dan menyusunnya kembali secara sistematis serta

(6)

pemahaman konsep yang sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap peserta didik. Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah listrik dinamis dengan standar kompetensi: Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi dan kompetensi dasar: Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop). Batasan-batasan materi: arus listrik, hambatan listrik, dan rangkaian hambatan listrik.

4) Merumuskan tujuan

Penyusunan model pembelajaran, tujuan pembelajaran dan kompetensi yang hendak diajarkkan perlu dirumuskan. terlebih dahulu, hal ini berguna untuk membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat guru mengajar. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai harus mengacu pada indicator pembelajaran dengan materi listrik dinamis adalah:

 Indicator pembelajaran:

1. Memahami dan memformulasikan arus listrik 2. Menerangkan Hambatan Listrik suatu benda.

3. Menerapkan Hukum Ohm dalam pemecahan masalah rangkaian listrik tertutup sederhana.

 Karakter: bekerja teliti, jujur, dan bertanggung jawab.

 Keterampilan sosial: bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain.

(7)

 Tujuan pembelajaran:

1. Menjelaskan pengertian kuat arus listrik 2. Menghitung kuat arus pada suatu benda 3. Menjelaskan hukum 1 Kirchhoff

4. Menjelaskan hubungan tentang tegangan, kuat arus listrik, dan hambatan listrik.

5. Menentukan hambatan listrik suatu penghantar melalui contoh soal.

6. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan sebuah konduktor. 7. Menjelaskan bunyi hukum Ohm.

8. Mengaplikasikan rangkaian hambatan seri dan paralel melalui pemberian contoh soal.

9. Menjelaskan hubungan antara beda potensial suatu kawat penghantar dengan kuat arus berdasarkan grafik

 Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter bekerja teliti, jujur dan bertanggung jawab.

 Bekerjasama dan aktif menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain dalam diskusi.

2. Design (Perancangan)

Thiagarajan membagi tahap design dalam empat kegiatan, yaitu: constructing criterion-referenced test, media selection, format selection, initial design. Kegiatan yang dilakukan pada tahap tersebut antara lain:

(8)

 Menyusun tes kriteria, sebagai tindakan pertama untuk mengetahui kemampuan peserta didik, dan sebagai alat evaluasi setelah implementasi kegiatan berlangsung. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran. Penyusunan tes, guru harus membuat instrument untuk mengukur kualitas pembelajaran yang dituangkan dalam kisi-kisi instrum tes, dan penskoran untuk tiap-tiap butir soal dalam setiap pertanyaan dapat dilihat pada lampiran 3.  Memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta

didik. Peneliti memilih media dalam pembelajaran yaitu: LCD yang menyediakan power point, laptop, papan tulis dan media pendukung lainnya seperti bahan ajar, LKS dan lain-lain.

 Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media pembelajaran yang digunakan. Bila guru akan menggunakan media audio visual, pada saat pembelajaran tentu saja peserta didik disuruh melihat dan mengapresiasi tayangan media audio visual tersebut pada tiap-tiap tayangan slide pada power point yang ditampilkan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan tampilan slide harus menyenangkan agar manarik siswa untuk membaca dan belajar pada tayangan slide tersebut, agar perhatian siswa lebih terfokus di depan pada saat guru menjelaskan sehingga dalam pembelajaran bias efektif.

 Mensimulasikan penyajian materi dengan media dan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang. Pada saat simulasi pembelajaran berlangsung, dilaksanakan juga penilaian dari teman sejawat

(9)

Peneliti sudah membuat rancangan produk pada tahap perancangan. Tahap ini dilakukan untuk membuat model pembelajaran kooperatif yang dimodifikasi sesuai dengan kerangka isi hasil analisis kurikulum dan materi, dalam konteks pengembangan model pembelajaran, tahap ini di isi dengan kegiatan menyiapkan kerangka konseptual model pembelajaran (materi, media, alat evaluasi) dan mensimulasikan penggunaan model pembelajaran tersebut dalam lingkup kecilyaitu pada saat pembelajaran.

Sebelum rancangan (design) produk dilanjutkan ke tahap berikutnya, maka rancangan produk tersebut perlu divalidasi. Validasi rancangan produk dilakukan oleh teman sejawat seperti dosen atau guru dari bidang studi/bidang keahlian yang sama. Berdasarkan hasil validasi teman sejawat tersebut, ada kemungkinan rancangan produk masih perlu diperbaiki sesuai dengan saran validator, namun perangkat yang divalidasi telah siap digunakan namun masih perlu revisi kecil untuk proses kecil jika terdapat kekurangan kedepannya.

3. Develop (Pengembangan)

Thiagarajan membagi tahap pengembangan dalam dua kegiatan yaitu: expert appraisal dan developmental testing. Expert appraisal merupakan teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk, dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidangnya. Saran-saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki materi dan rancangan pembelajaran yang telah disusun. Developmental testing merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang

(10)

sesungguhnya. Hasil uji coba digunakan memperbaiki produk. Setelah produk diperbaiki kemudian diujikan kembali sampai memperoleh hasil yang efektif.

Tahap pengembangan model pembelajaran kooperatif dilakukan dengan cara menguji isi dan keterbacaan model kooperatif tersebut kepada validator yang terlibat pada saat validasi. Hasil pengujian kemudian digunakan untuk revisi sehingga model pengembangan kooperatif tersebut benar-benar telah memenuhi syarat untuk diujikan, dan untuk mengetahui apakah koefektivitas model tersebut dengan melihat perubahan karakteristik peserta didik, menurut hasil validasi para ahli model kakareristik belajar siswa mencapai reliabilitas sempurna, kegiatan selanjutkan dilanjutkan dengan memberi soal-soal latihan yang materinya diambil dari buku-buku pelajaran yang berkaitan dengan materi yang akan di ajarkan.

Konteks pengembangan model pembelajaran, kegiatan pengembangan (develop) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Validasi model oleh ahli/pakar. Hal-hal yang divalidasi model pembelajaran yang dikembangkan. Tim ahli yang dilibatkan dalam proses validasi terdiri dari: pakar teknologi pembelajaran, pakar bidang studi pada mata pelajaran yang sama, pakar evaluasi hasil belajar, dan dalam hal ini peneliti peneliti meminta kepada teman sejawat untuk ikut serta dalam Validasi terhadap pengembangan perangkat pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan.

(11)

c. Uji coba terbatas dalam pembelajaran di kelas, sesuai dengan situasi nyata yang akan dihadapi pada saat penelitian yang dilaksanakan di sekolah SMA Prasetya Gorontalo.

d. Revisi model berdasarkan hasil uji coba, setelah proses uji coba dilakukan , dan apabila terdapat kekurangan maka harus dilakukan revisi kembali denagn tujuan untuk proses perbaikan dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik.

e. Implementasi model pada wilayah yang lebih luas. Selama proses implementasi tersebut, diuji efektivitas model dan perangkat model yang dikembangkan. Pada tahap ini diimplementasikan rancangan yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi, rancangan model/metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi disampaikan sesuai dengan model/metode baru yang dikembangkan. Setelah penerapan model, kemudian dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik pada penerapan model/metode berikutnya.

4.1.2 Uji Teoritik Model Konseptual

a. Validitas dan Rebiliabilitas Perangkat (Kuantitatif)

Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrument pada perangkat pembelajaran menurut para validator, dapat di gunakan atau masih belum dapat digunakan. Para validator perangkat di atas telah memberikan penilaian kapada perangkat yang di buat oleh para peneliti untuk di nilai apakah sudah siap digunakan atau masih perlu perbaikan untuk proses revisi, yang dapat dilihat pada table berikut:

(12)

Tabel 2. Penilaian validator terhadap pengembangan model NO. BUTIR SKOR PENILAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 6 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 7 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 8 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 9 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 10 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 11 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 12 5 5 3 5 4 5 5 4 5 5 13 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 14 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 15 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 16 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 17 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5

Penilaian validator terhadap perangkat pembelajaran dalam hal ini adalah RPP yang tercantum pada table di atas dapat diuji dengan persamaan:

) 1 (   

C N lo i n V i

N : Banyaknya jumlah panelis lo : 1

ni : Banyaknya skor yang dipilih panelis C : Banyaknya kategori penilai

(13)

Tabel 3. Validitas dan Reliabilitas perangkat pembelajaran r hitung r tabel Kesimpulan 0.05 (5%) 0.01 (1%) 0.95 0.482 0.606 Valid 0.77 0.482 0.606 Valid 0.87 0.482 0.606 Valid 0.95 0.482 0.606 Valid 0.95 0.482 0.606 Valid 0.9 0.482 0.606 Valid 0.9 0.482 0.606 Valid 0.9 0.482 0.606 Valid 0.92 0.482 0.606 Valid 0.95 0.482 0.606 Valid 0.9 0.482 0.606 Valid 0.9 0.482 0.606 Valid 0.92 0.482 0.606 Valid 0.95 0.482 0.606 Valid 0.92 0.482 0.606 Valid 0.97 0.482 0.606 Valid 0.95 0.482 0.606 Valid

Hasil penilaian RPP oleh para validator yang meliputi aspek komponen RPP, penulisan RPP, kegiatan pembelajaran, dan alokasi waktu setelah di uji, maka semuanya dilihat dari keterangan dinyatakan valid. Setelah perangkat dinyatakan Valid secara keseluruhan, maka perangkat harus di cari reabilitasnya. Kefisien reliabilitas penilai pada data yaitu r 0.922431.

Catatan untuk nilai reliabilitas, Dengan demikian reliabilitas penilai instrumen sebesar 0.922431. Kriteria pada rentang koefisien reliabilitas berikut ini, koefisien > 0.9 reliabilitas sempurna, 0.8 – 0.9 reliabilitas tinggi, 0.7-0.79 reliabel, 0.6 – 0.69 reliabilitas rendah, < 0.6 reliabilitas sangat rendah, maka terlihat bahwa instrumen kompetensi pedagogik memiliki reliabilitas yang sempurna yaitu sebesar r =

(14)

0.922431, untuk mendapatkan nilai dari r table di lalui beberapa langkah-langkah penyelesaian yang semuanya terlampir pada lampiran 3.

b. Validitas dan Reliabilitas Perangkat (kualitatif)

Pada penelitian ini, yang perlu diperhatikan adalah perangkat pembelajaran dalam hal ini adalah pelaksanaan model pembalajaran kooperatif yang telah dikembangkan, jadi sebelum melakukan penelitian perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan harus di validasi oleh para validator untuk melihat apakah model pembelajaran sudah siap digunakan atau masih perlu perbaikan untuk proses penyempurnaan.

Tebel 4. Hasil validasi perangkat pembelajaran No Perangkat

pembelajaran Jenis Revisi (sebelum revisi) Validator

Hasil revisi (sesudah revisi)

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

 Pada tujuan pembelajaran: a. Menentukan hambatan

listrik suatu penghantar b. Mengidentifikasi

factor-faktor yang mempengaruhi

hambatan sebuah

konduktor

c. Tuliskan media yang digunakan.

d. Tuliskan sumber belajar  Saran-saran :

 Tambahkan pada tujuan pembelajaran dengan menjelaskan bunyi hukum Ohm

 Berilah tanda checklist pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran untuk menandakan langkah-langkah yang ditambahkan.  Validator 1  Validator 1 dan 2  Validator 1,2 dan 3  Validator 1 dan 2  Validator 1  Validator 1 dan 2  Setelah revisi: a. Menentukan hambatan listtrik suatu penghantar melalui contoh soal b.Menyebutkan factor factor yang mempengaruhi hambatan sebuah konduktor

(15)

No Perangkat

pembelajaran Jenis Revisi (sebelum revisi) Validator

Hasil revisi (sesudah revisi)

 Sesuaikan antara contoh soal dengan tujuan pembelajaran.

 Perbaiki penulisan kalimat!

 Validator 1,2,3,4,5,9, dan 10  Validator 1,2,3,4,5,6, 7,8,9, dan 10 2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

 Lembar kegiatan siswa harus disesuaikan dengan tujuan dan materi, harus mudah dipahami.

 Penulisan Lembar kegiatan siswa harus memperhatikan bahasa dan isi agar menarik dan diminati siswa untuk

membacanya dan

ketertarikan untuk belajar.

 Validator 1 dan 2  Validator 1 dan 2 3. Tes hasil belajar

 Gunakan kalimat perintah yang mudah dipahami yaitu tes harus menggunakan tanda seru (!) untuk perintah dan tanda Tanya (?) untuk menanyakan sesuatu dalam tes.

 Pembuatan tes harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada rencana pelaksanaan pembelajaran atau mengacu pada tujuan pembelajaran.

 Pada tiap-tiap pertanyaan harus mengarah pada tingkatan rana kognitif berdasarkan taksonomi Bloom.  Validator 1,2,3, dan 9  Validator 1 dan 2  Validator 1 dan 2

(16)

Hasil penilaian para validator terhadap perangkat pembelajaran yang akan di ujikan dalam penelitian, semua validator mengatakan perangkat pembelajaran sudah baik dan dapat digunakan untuk proses penelitian atau untuk pembelajaran kedepannya dengan melakukan revisi kecil jika suatu saat terdapat kekurangan dalam penggunaannya.

4.1.3 Model Pengembangan (Hasil Pengembangan) a. Nama model

Model yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan melihat karakteristik belajar siswa pada materi listrik dinamis Setelah dikembangakan, model ini diberi nama Kooperatif Berbasis Karakter yang di singkat dengan KBK dengan tidak menghilangkan model pokok sebelum pengembangan.

b. Langkah-langkah

Pada bab 1 telah dikemukakan bahwa salah satu tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pembelajaran yang baik/valid untuk digunakan, dengan model pembelajaran berbasis karakteristik belajar siswa pada materi Listrik Dinamis di kelas X SMA Prasetya Gorontalo. Untuk memenuhi tujuan penelitian dalam menghasilkan produk baru ini, dilakukan penelitian pengembangan rancangan sistim pembelajaran Thiagarajan dan Sammel : 1974 yang dikenal dengan istilah 4-D yang telah diuraikan pada bab III. Sebelumnya langkah-langkah model pembelajaran kooperatif hanya terdapat 6 langkah-langkah dalam kegiatan pembelenjadi 16 langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran yang disebarkan pada kegiatan

(17)

pendahuluan, inti dan kegiatan penutup. Hasil pengembangan model pembelajaran kooperatif yang dinamai dengan kooperatif Berbasis Karakter menjadi 16 langkah-langkah disebarkan sebagai berikut:

Tabel 5. langkah-langkah model pembelajaran kooperatif berbasis karakter

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Apersepsi (√)

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

1. Menanggapi dan menjawab pertanyaan 2. memberikan pertanyaan 3. Menyajikan Informasi

4. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar. Masing- masing kelompok di bentuk secara heterogen.

5. Setelah kelompok terbentuk, semua kelompok duduk berurutan membentuk model U. (√)

6. Guru membagikan bahan ajar kepada tiap -tiap kelompok untuk dijadikan bahan pembelajaran, dan semua kelompok diberikan kesempatan untuk mempelajari bahan ajar yang diberikan. (√)

7. Guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok untuk bekerja/bekerja

8. Membimbing siswa untuk mengerjakan LKS berdasarkan kelompok belajar/ bekerja.

9. Guru mengarahkan tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok (√) 10. Guru memberikan kesempatan kepada

kelompok lain untuk menanggapi atau menambahkan jawaban dari kelompok yang sedang mempresentasikan hasilnya. (√) 11. Guru memberikan respond dan umpan balik

jika masih ada pertanyaan, permasalahan dalam kelompok yang sekiranya belum dipahami oleh siswa.( √)

3. Mengajukan pertanyaan 4. Siswa langsung

membentuk kelompok 5. Tertib dan berprilaku

positif

6. Membaca materi ajar dan menyimak

7. Mengedepankan kerja sama antar kelompok

8. Menyimak dan

memahami penjelasan guru, berdiskusi dengan teman dan guru

9. Mengerjakan soal berdasarkan hasil kerja 10. Menanggapi atau

memberikan tanggapan

11. Bertanya dan sama-sama menyelesaikan persoalan

(18)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

12. Apabila masih ada siswa/kelompok yang belum memahami, maka Guru membantu untuk menuliskan hasil kerja tiap-tiap kelompok, dalam hal penyatuan konsep yang tepat.( √)

13. Guru menjelaskan kembali bagian-bagian yang sekiranya belum di pahami siswa (√)

12. Berdiskusi antara guru dan siswa

13. Berdiskusi antara guru dan siswa

14. Mengevaluasi proses pembelajaran dengan memberikan tes singkat tertulis pada siswa dengan melihat hasil.

15. Memberikan penghargaan bagi kelompok dan individu yang dinilai paling baik dengan kategori hasil kerja paling baik, presentasi paling baik, dan kelompok serta individu yang paling berpartisipasi

16. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran (√)

14. Menjawab soal yang diberikan guru.

15. Bersorak/ tepuk tangan Menerima penghargaan yang diberikan, dan berprilaku positif.

16. Menyimpulkan materi secara aktif.

 Pendahuluan

Langkah awal pada kegiatan pembelajaran adalah mengucapkan salam kepada siswa, atau sapa menyapa, mengecek kehadiran dan lain-lain. Akan tetapi pada pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa yang menjadi kegiatan pendahuluan tarbagi atas dua langkah yang dilakukan oleh guru pengajar. Adapun kegiatan pendahuluan adalah sebagai berikut: (1) Apersepsi. (2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kompetensi dasar dan indicator.

(19)

 Inti

Setelah kedua kegiatan pendahuluan terlaksana, maka guru langsung melanjutkan pada kegiatan inti yang merupakan puncak dalam pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam pengembangan model pembelajaran kooperatif pada kegiatan inti ini dibagi menjadi sebelas langkah sebagai berikut: (1) Menyajikan Informasi tentang bagian-bagian tertentu yang terpenting, (2) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar, (3) Masing- masing kelompok di bentuk secara heterogen. setelah kelompok terbentuk, semua kelompok duduk berurutan membentuk model U, (4) Guru membagikan bahan ajar kepada tiap-tiap kelompok untuk dijadikan bahan pembelajaran, dan semua kelompok diberikan kesempatan untuk mempelajari bahan ajar yang diberikan, (5) Guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok untuk bekerja/bekerja, (6) Membimbing siswa untuk mengerjakan LKS berdasarkan kelompok belajar/bekerja, (7) Guru mengarahkan tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok, (8) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi atau menambahkan jawaban dari kelompok yang sedang mempresentasikan hasilnya, (9) Guru memberikan respond dan umpan balik jika masih ada pertanyaan, permasalahan dalam kelompok yang sekiranya belum dipahami oleh siswa, (10) Apabila masih ada siswa/kelompok yang belum memahami, maka Guru membantu untuk menuliskan hasil kerja tiap-tiap kelompok, dalam hal penyatuan konsep yang tepat, dan (11) Guru menjelaskan kembali bagian-bagian yang sekiranya belum di pahami siswa.

(20)

 Penutup

Kegiatan terakhir dari langkah pembelajaran ini adalah penutup . Namun pada pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa ada beberapa yang menjadi kegiatan penutup kegiatan guru yaitu: (1) Mengevaluasi proses pembelajaran dengan memberikan tes singkat tertulis pada siswa dengan melihat hasil, (2) Memberikan penghargaan bagi kelompok dan individu yang dinilai paling baik dengan kategori hasil kerja paling baik, presentasi paling baik, dan kelompok serta individu yang paling berpartisipasi, dan (3) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

c. Perangkat Pendukung

Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (developmental research) . karena mengembangkan perangkat pembelajaran yang berbasis karakteristik belajar siswa pada penelitian ini yang dikembnagkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan yang menjadi perangkat pendukung adalah Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP itu sendiri, bahan ajar dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 3 mei 2013 dan 10 mei 2013 di Sekolah SMA Prasetya Gorontalo. Sasaran penelitian adalah perangkat pembelajaran model kooperatif yang dikembangkan pada mata pelajaran Fisika materi Listrik Dinamis. Pengembangan perangkat pembelajaran kooperatif menggunakan prosedur model 4-D.

(21)

 Silabus

Silabus merupakan penuntun dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Hasil penilaian silabus oleh dosen yang meliputi aspek perumusan SK, KD, indikator, perumusan kegiatan pembelajaran, pengembangan alat penilaian, rincian alokasi waktu, penggunaan bahasa, dan pemilihan sumber belajar sudah dapat digunakan untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk proses pemngembangan perangkat pembelajaran dalam hal ini adalah RPP.

 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Hasil penilaian RPP oleh para validator yang terdiri dari 2 orang ahli pada bidang validator dan 8 orang yang mengerti tentang menyusun instrument, yang meliputi aspek komponen RPP, penulisan RPP, kegiatan pembelajaran (dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup), dan alokasi waktu mendapatkan hasil validitas yang valid dan reliabilitas 0.922431, artinya RPP yang dikembangkan layak dijadikan panduan guru dalam proses pembelajaran dalam melatihkan keterampilan dengan pengembangan model kooperatif yang berbasis karakteristik belajar siswa SMA dengan materi listrik dinamis.

4.2 Pembahasan

Penelitian dan pengembangan didefinisihkan sebagai studi sistematis terhadap pengetahuan ilmiah yang lengkap atau pemahaman tentang subjek yang diteliti. Penelitian ini diklasifikasikan sebagai dasar atau terapan sesuai dengan tujuan peneliti yaitu untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif. Pengembangan juga didefinisihkan sebagai aplikasi sistematis dari pengetahuan atau pemahaman,

(22)

diarahkan pada produksi perangkat untuk memenuhi persyaratan tertentu. Adapun penelitian pengembangan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pembelajaran yang berbasis karakteristik belajar siswa yang akan digunakan pada proses pembelajaran pada saat penelitian. Model pembelajaran dikembangkan melalui perangkat pembelajaran yang telah dihasilkan terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar (THB). Tahap pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan model pengembangan yang berbasis karakteristik belajar siswa. Untuk menghasilkan produk model pengembangan kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa, maka peneliti menggunakan model pengembangan Thiagarajan yang dikenal dengan model 4D. Model 4D terdiri dari 4 tahap yaitu define (pendefinisian), design (perancangan) develop (pengembangan),dan desseminate (penyebaran). Seluruh rangkaian tahap, dimulai dari tahap identifikasi tujuan pembelajaran sampai pada tahap desminasi atau tahap penyebar luasan untuk menghasilakan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa yang baik/valid. Dalam penelitian ini peneliti hanya sampai pada tahap develop (pengembangan), karena penelitian ini hanya sampai pada draft 2 yaitu sampai pada uji coba terbatas dengan tujuan untuk mengetahui hasil dari implementasi model yang telah dikembangkan dan sejauh mana kelayakan dari model pengembangan kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa yang diterapkan pada proses pembelajaran melalui uji coba terbatas. Hal ini dilakukan agar karakteristik siswa dalam proses pembelajaran dapat berubah sesuai dengan keinginan setiap guru dalam pembelajaran yaitu pembelajaran yang efektif denga

(23)

siswa yang aktif. Pada penelitian pengembangan yang dilaksanakan ada beberapa hal yang diperhatikan dengan melihat hasil Model pembelajaran yang dikembangkan yang tertuang dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran, pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa serta tes hasil belajar pada akhir pembelajaran.

Pada tahap-tahap pengembangan yang telah dilaksanakan, maka dihasilkan suatu model pengembangan yang berbasis karakteristik belajar siswa kemudian divalidasi oleh para validator yang terdiri dari 10 validator dengan 2 orang dosen dan 8 orang mahasiswa yang sudah menyusun instrument penelitian. Hasil validasi perangkat pembelajaran menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran layak digunakan untuk uji coba model dengan revisi kecil. Setelah divalidasi dikakukan uji coba model pengembangan atau uji coba terbatas yang dilaksanakan di sekolah SMA Prasetya Gorontalo dengan materi listrik dinamis dengan subjek siswa SMA Prasetya Gorontalo kelas X dan khususnya kelas XA. Pada pengamatan aktivitas mengajar guru, ada 16 aspek yang diamati dalam proses pembelajaran yang tertuang pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Dari data hasil pengamatan aktivitas guru oleh beberapa pengamat dapat dilihat pada table dibawah ini:

Table 6. aktivitas guru dalam proses pembelajaran Langkah-langkah kegiatan Guru

Skor Tiap

kegiatan Rata-rata P.1 P.2 P.3

1. Apersepsi untuk memotivasi siswa (√) 4 5 4 4.33 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai. 5 5 5 5

3. Menyajikan Informasi 4 4 4 4

4. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok

(24)

Langkah-langkah kegiatan Guru Skor Tiap kegiatan

Rata-rata 5. kelompok terbentuk, semua kelompok duduk

berurutan membentuk model U. (√) 5 4 4 4.33 6. Guru membagikan bahan ajar kepada tiap-tiap

kelompok 5 5 5 5

7. Guru membagikan LKS kepada tiap-tiap

kelompok untuk bekerja/bekerja 5 5 5 5

8. Membimbing siswa untuk mengerjakan LKS

berdasarkan kelompok belajar/bekerja. 4 4 5 4.33 9. Guru mengarahkan tiap-tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok. 5 5 5 5 10. Guru memberikan kesempatan kepada

kelompok lain untuk menanggapi atau menambahkan jawaban dari kelompok yang sedang mempresentasikan hasilnya. (√)

5 5 5 5

11. Guru memberikan respond dan umpan balik jika masih ada pertanyaan, permasalahan dalam kelompok yang sekiranya belum dipahami oleh siswa. (√)

5 4 5 4.67

12. Apabila masih ada siswa/kelompok yang belum memahami, maka Guru membantu untuk menuliskan hasil kerja tiap-tiap kelompok, dalam hal penyatuan konsep yang tepat. (√)

4 5 5 4.67

13. Guru menjelaskan kembali bagian-bagian

yang sekiranya belum di pahami siswa (√) 5 5 5 5 14. Mengevaluasi proses pembelajaran dengan

memberikan tes singkat tertulis pada siswa dengan melihat hasil.

5 5 5 5

15. Memberikan penghargaan bagi kelompok dan individu yang dinilai paling baik dengan kategori hasil kerja paling baik, presentasi paling baik, dan kelompok serta individu yang paling berpartisipasi

5 5 5 5

16. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan

materi pembelajaran (√) 5 4 5 5

Jumlah skor rata-rata 76.33

(25)

Pada table rara-rata di atas tentang aktifitas guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada table tentang penilaian pengamat bahwa jumlah skor rata-rata adalah 76.33 dan nilai reratanya adalah 4.77.

Menurut catatan pengamat, cara guru menjelaskan apersepsi sudah baik menyampaikan tujuan pembelajaran pada kegiatan pendahulan sudah sangat baik. Cara guru menyajikan informasi tentang bagian-bagian yang penting dalam proses pembelajaran juga sudah baik, hanya saja cara guru dalam mengelompokan siswa dan membentuk posisi duduk membentuk huruf U agak sedikit kesulitan, tapi akhirnya teratasi juga. Cara guru membagikan bahan ajar, LKS, membimbing mengerjakan LKS, mengarahkan tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil, memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi dan menambahkan jawaban, memberikan respon dan umpan balik jika masih ada persoalan yang belum dipahami, membantu menuliskan hasil kerja tiap-tiap kelompok dalam hal penyatuan konsep yang tepat, serta guru kembali menjelaskan bagian-bagian yang sekiranya belum dipahami siswa, semuanya sudah sangat baik karena salain antusias guru yang sangat semangat juga siswa yang sangat antusias sehingga kegiatan belajar mengajar sesuai yang di harapkan. Menurut saran dari pengamat, guru pengajar harus tegas dan siap menegur siswa yang kelihatan kurang focus dalam mengikuti proses pembelajaran karena pada saat penelitian, peneliti sedikit menemui kesulitan pada mengelompokan siswa dan mengubah posisi duduk membentuk huruf U.

(26)

Dari data hasil pengamatan, 10 aspek yang diamati oleh tiga orang pengamat (lihat pada tabel) pada aktifitas siswa dalam proses pembelajaran pengembangan model kooperatif yang berbasis karakteristik belajar siswa.

Table 7 . Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran

No Aktivita Belajar siswa Skor tiap kegiatan Rata-rata P.1 P.2 P.3

1. Menjawab pertanyaan 4 3.34 4.17 3.837

2. Mengajukan pertanyaan 4.05 3.83 4.11 3.997 3. Mencatat materi-materi pokok yang

disampaikan oleh guru

4.11 4 4.17 4.093 4. Membaca materi ajar 3.89 4.11 4.17 4.057

5. Mengerjakan LKS 3.89 3.95 4 3.947

6. Mempresentasikan hasil kerja 3.22 3.44 3.5 3.387 7. Berdiskusi dengan siswa atau guru 4 3.95 4.06 4.00 8. Menanggapi jawaban teman 3.39 3.28 3.39 3.353 9. Menambahkan jawaban teman 2.89 2.56 2.67 2.707 10. Menyimpulkan materi 3.56 3.56 3.61 3.577

Pada table rara-rata di atas tentang aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada table tentang penilaian pengamat bahwa jumlah skor rata-rata untuk tiap aktivitas sudah baik.

Gambar 2. Rata-Rata Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran 0 5 10 15 20 25 30 35 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3.83 3.99 4.09 4.05 3.94 3.38 4 3.35 2.7 3.57

(27)

Pada gambar rata-rata aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk tiap aktifitas pada tiga orang pengamat. Pada aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan memperoleh rata-rata 3.38, mengajukan pertanyaan 3.99, mencatat materi-materi pokok yang disampaikan oleh guru 4.09, membaca materi ajar 4,05, mengerjakan LKS 3.94, mempresentasikan hasil kerja 3.38, berdiskusi dengan siswa atau guru 4, menanggapi jawaban teman 3.35, menambahkan jawaban teman 2.70, menyimpulkan materi 3.57.

Menurut pengamat, siswa sudah mampu memperhatikan penjelasan guru, dan memahami materi yang dijelaskan guru dengan sangat baik . Tetapi hanya sebagian siswa yang serius menanggapi pertanyaan serta menambahkan jawaban dari guru dan teman sekelasnya , dikarenakan kurangnnya ketegasan guru dalam pembelajaran, tapi semuanya dapat teratasi dengan sedikit teguran dari guru itu sendiri . Sebagian siswa masih kesulitan dalam menyampaikan pendapat/ide pemikiran dengan memberikan tanggapan atau tambahan jawaban karena pengelolaan kata-kata, tapi setelah dituntun oleh guru pengajar semua siswa sudah bias memahami dan mampu menyampaikan hasil yang di poroleh pada saat pembelajaran yang dilangsungkan saat itu.

4.2.1 Implementasi Model

Implementasi model pengembangan kooperatif ini dilakukan Di SMA Prasetya Gorontalo kelas X dengan materi Listrik dinamis . Selama proses implementasi tersebut, diuji efektivitas model dan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Implementasi model pada wilayah yang lebih luas. Selama proses implementasi tersebut, diuji efektivitas model dan perangkat model yang dikembangkan. Pada

(28)

tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi, rancangan model/metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi disampaikan sesuai dengan model/metode baru yang dikembangkan. Setelah penerapan model, kemudian dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik pada penerapan model/metode berikutnya.

4.2.2 Tes hasil belajar

Pengolahan tes hasil belajar dengan menggunakan rumus korelasi product moment pada tiap pertanyaan dapat di uji validitas untuk mengetahui tingkat keshahihan tiap butir pertanyaan. Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir soal dengan skor totalnya pada masing-masing data.

Table 8 .Validitas data tes hasil belajar

No r Hitung r Tabel Status

5 % 1% 1. 0.577 0.468 0.590 Valid 2. 0.609 0.468 0.590 Valid 3. 0.603 0.468 0.590 Valid 4. 0.656 0.468 0.590 Valid 5. 0.644 0.468 0.590 Valid 6. 0.750 0.468 0.590 Valid 7. 0.750 0.468 0.590 Valid 8. 0.604 0.468 0.590 Valid 9. 0.702 0.468 0.590 Valid

Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan pada saat proses pembelajaran, dan dapat dilihat pada tingkat ketuntasan yang diperoleh siswa terhadap materi. Pengujian reliabilitas tes

(29)

menunjukkan ketepatan dan ketelitian yang dicapai pada pengukuran dengan menggunakan test tersebut, sehingga hasil yang diperoleh bersifat konsisten. Untuk mengetahui reabilitas test pada penelitian ini maka digunakan rumus Alpha Cronbach dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan varians setiap item soal

Berdasarkan hasil perhitungan varians untuk tiap item soal dapat dilihat pada Lampiran 4 untuk lampiran Tes hasil belajar siswa.

b. Menghitung reliabilitas test

Dari hasil pengujian pada lampiran 4 diperoleh reliabilitas test r11 = 0.71

dengan taraf signifikan = 0,05 dan 0.01 N = 18, maka hasil yang diperoleh bahwa rhitung > rdaftar= 0,5580> 329. Maka dapat disimpulkan bahwa test reliabilitas sedang.

Criteria ketuntasan minimal yang harus dicapai peserta didik untuk mata pelajaran fisika adalah ≥ 70. Ketuntasan tes hasil belajar siswa SMA Prasetya Gogontalo dapat diketahui dengan menggunakan penilaian sebaga berikut: Nilai =

% 100 X um SkorMaksim perolehan Skor

yang dijadikan sebagai subjek penelitian dapat dilihat pada

table ketuntasan berikut:

Tabel 9. Ketuntasan hasil belajar siswa

No Butir Soal Skor Nilai Ketuntasan Belajar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 3 5 3 5 5 2 2 5 7 37 1. 1 2 3 1 4 1 1 4 1 18 48.65 TT 2. 3 3 3 1 5 2 2 2 3 24 64.86 TT 3. 3 5 3 1 5 2 2 5 1 27 72.97 T

(30)

No Butir Soal Skor Nilai Ketuntasan 4. 3 3 3 3 4 2 2 5 1 26 70.27 T 5. 3 3 3 2 5 2 2 5 6 31 83.78 T 6. 2 4 3 2 4 2 2 4 3 26 70.27 T 7. 3 4 3 2 5 1 1 5 2 26 70.27 T 8. 2 3 2 1 5 2 2 5 3 25 67.56 TT 9. 1 3 3 2 5 2 2 4 3 25 67.56 TT 10. 1 3 2 1 4 1 1 3 1 17 45.93 TT 11. 3 4 3 3 5 2 2 5 6 33 89.18 T 12. 3 4 3 3 5 2 2 2 2 26 70.27 T 13. 2 4 3 4 5 2 2 5 2 29 78.37 T 14. 2 4 3 3 5 2 2 5 6 32 86.48 T 15. 2 4 3 2 5 2 2 5 6 31 83.78 T 16. 1 3 2 1 4 1 1 2 3 18 48.65 TT 17. 2 4 3 4 5 2 2 4 4 30 81.08 T 18. 3 4 3 2 4 2 2 4 3 27 72.97 T

Berdasarkan data table ketuntasan hasil belajar di atas, dapat dilihat bahwa setiap nilai dari siswa yang tidak mencapai dari 70 maka dinyatakan tidak tuntas. Dilihat dari criteria ketuntasan minimal, dari 18 orang siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 12 orang siswa dan 6 orang siswa dengan melihat kriteria dinyatakan tidak tuntas.

4.2.3 Keterbatasan Model

Asumsi dalam pengembangan merupakan landasan pijak untuk menentukan karakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran pemilihan model serta prosedur pengembangannya. Asumsi hendaknya diangkat dari teori-teori yang teruji sahingga, pandangan ahli, atau data empiris yang relevan dengan masalah yang hendak dipecahkan dengan menggunakan produk yang akan dikembangkan. Keterbatasan pegembangan mengungkapkan keterbatasan dari produk yang dihasilkan untuk

(31)

memecahkan masalah yang dihadapi, khususnya untuk konteks masalah yang lebih luas. Paparan ini dimaksudkan agar produk yang dihasilkan dari kegiatan pengembangan ini disikapi hati-hati oleh pengguna sesuai dengan asumsi yang menjadi pijakannya dan kondisi pendukung yang perlu tersedia dalam memanfaatkannya.

Pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa SMA ini, hanya dapat digunakan pada pembelajaran yang berdasarkan kelompok dan tidak cocok di terapkan pada pembelajaran langsung dan pembelajaran berdasarkan masalah.

Gambar

Table 1. SK dan KD pada Materi Listrik Dinamis
Tabel 2. Penilaian validator terhadap pengembangan model  NO.  BUTIR  SKOR PENILAI  1 2 3 4 5 6  7  8  9  10  1  5  5  5  5  5  5  4  4  5  5  2  4  4  4  4  4  5  4  4  4  4  3  4  4  5  5  4  5  4  4  5  5  4  5  5  5  5  4  5  5  4  5  5  5  5  5  5  5
Tabel 3. Validitas dan Reliabilitas perangkat pembelajaran  r hitung  r tabel  Kesimpulan 0.05 (5%) 0.01 (1%)  0.95  0.482  0.606  Valid  0.77  0.482  0.606  Valid  0.87  0.482  0.606  Valid  0.95  0.482  0.606  Valid  0.95  0.482  0.606  Valid  0.9  0.482
Tabel 5.  langkah-langkah model pembelajaran kooperatif berbasis karakter
+5

Referensi

Dokumen terkait

pembelajaran berbasis proyek berlangsung, (e) Menjelaskan kategori kelompok sesama teman telah dilakukan oleh beberapa orang peserta didik dengan baik, tampak dari

Pada tahap ini guru mitra atau observer telah melakukan pemantauan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pemantauan

Selama penelitian berlangsung pada pertemuan pertama, observer mengamati kegiatan pembelajaran guru dan aktivitas belajar siswa berdasarkan dengan lembar observasi

Hasil belajar peserta didik yang diperoleh setelah pembelajaran menggunakan alat peraga benda konkrit pada siklus II dari jumlah 27 peserta didik yang mencapai ketuntasan (

Hasil belajar peserta didik yang diperoleh setelah pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi pada siklus II dari jumlah 27 peserta didik yang mencapai ketuntasan (

1) Hasil pengamatan observer terhadap aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung belum menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan peneliti. Hal ini

belajar setiap peserta didik di kelasnya, (2) Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam

Proses pembelajaran bagaimana guru mengelola berarti jika di kelas IV A yang sudah peneliti amati hanya ada satu peserta didik dan dia memang sedikit merepotkan