• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

28 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum SMP N 2 Kaloran

Kaloran merupakan sebuah kecamatan yang ada di kabupaten Temanggung tepatnya di provinsi Jawa Tengah. Di Kaloran terdapat 3 SMP Negeri salah satunya adalah SMP Negeri 2 Kaloran. Awal berdiri SMP Negeri 2 Kaloran pada tahun 1991 berdiri dengan nama Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 2 Kaloran. Namun pada tahun 2005 SLTP 2 Kaloran berubah menjadi SMP Negeri 2 kaloran hingga saat ini. Areal yang ditempati seluas 8.000 m2 yang terletak di Desa Tlogowungu, Kaloran. Tanah seluas 8.000 m2 tersebut diperoleh atas kerjasama 4 Kepala Desa yaitu Tlogowungu, Getas, Tleter dan Kalimanggis.

Pada tahun ajaran 2016/2017 sekolah menampung 11 rombongan belajar atau 11 kelas dengan jumlah 242 siswa. SMP Negeri 2 Kaloran mempunyai 21 orang tenaga pendidik/guru, 6 orang staf tata usaha dan 1 orang pustakawan. Dari 21 guru yang ada, terdapat 17 guru yang sudah tersertifikasi dan 4 orang guru yang belum tersertifikasi. Berikut data profil yang kami peroleh dari SMP Negeri 2 Kaloran:

PROFIL SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kaloran

Alamat : Desa Tlogowungu,

Kec. Kaloran, Kab. Temanggung 2. Nama Kepala Sekolah : Karma Budiman, S.Pd

No. Telp / Hp : 082324883876

3. Kategori Sekolah : Reguler 4. Tahun didirikan / Th beroperasi : 1991/1992 5. Kepemilikan tanah / bangunan : Pemerintah

a. Luas tanah / status : 8.000 M2 / SHM b. Luas bangunan : 1.127 M2

(2)

29

6. NPSN : 20321455

7. NSS : 201032305080

Tabel 4.1

Data Siswa Dalam 4 (Empat) Tahun Terakhir

Tahun Ajaran Jumlah Pendaftar (Calon siswa baru)

Kelas VII Kelas VII Kelas IX Jml Kls VII+VIII+IX Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel Jml Jml Rombel 2013/2 014 94 org 93 org 4 rbl 88 org 4 rbl 84 org 4 rbl 265 org 12 rbl 2014/2 015 80 org 74 org 3 rbl 87 org 4 rbl 90 org 4 rbl 251 org 11 rbl **) 2015/2 016 82 org 82 org 4 rbl 74 org 3 rbl 86 org 4 rbl 243 org 11 rbl **) 2016/2 017 89 org 88 org 4 rbl 82 org 4 rbl 72 org 3 rbl 242 org 11 rb **)l

Sumber: SMP Negeri 2 Kaloran

Tabel 4.2 Data Ruang Kelas

Jml ruang kelas asli Jml ruang kelas lain yang digunakan untuk

ruang kelas (e)

Jml ruang yang digunakan untuk ruang kelas F=(d+e)

(3)

30 Ukuran 7X9 m2 (a) <63 m2 (b) >63 m2 (c)

Jml d=(a+b+c Jumlah: 2 ruang, yaitu 1. Gudang: digunakan untuk ruang pembelajaran agama Kristen **) R. Kelas 12 0 0 12 2 14 **)

Sumber: SMP Negeri 2 Kaloran

Tabel 4.3 Data Ruang Lainnya

Jenis Ruang Jumlah Ukuran

(m2) Jenis Ruang Jumlah

Ukuran (m2) 1. Perpustakaan 1 8 X 15 3.4.1. Lab. Komputer 1 7 X 9 2. Lab. IPA 1 8 X 15 5. Keterampilan -

2. Lab. Bahasa 1 7 X 15 6. Kesenian -

Sumber: SMP Negeri 2 Kaloran

Tabel 4.4

Data Tenaga Pendidik/Guru

Tenaga Pendidik / TU Jumlah Keterangan

Tenaga Pendidik / Guru 21 Orang PNS,GTT

Pustakawan 1 Orang

Laboran (IPA/Bahasa/Komputer) 0 Orang

Staf Tata Usaha 6 Orang PNS,GTT

Penjaga 1 Orang PTT

Sumber: SMP Negeri 2 Kaloran

Siswa tidak dikenakan biaya sekolah dengan adanya kebijakan pendidikan gratis oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung. Sarana prasarana yang dimiliki

(4)

31

belum sepenuhnya lengkap. Upaya mencapai kelengkapan Sarpras tidak lepas dari partisipasi penuh dari Komite Sekolah yang selalu mendukung program sekolah dengan penuh kesadaran. Kondisi sekolah di SMP Negeri 2 Kaloran sangat sejuk dan dingin, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi yang sejukpun dapat membuat siswa malas belajar. Dari situlah guru harus pandai dalam mengelola pembelajaran.

Disebutkan dalam teori bahwa seorang guru harus mempunyai kompetensi pedagogik dimana sangat diperlukan kemampuan guru untuk mendesain pembelajaran dengan baik. Dalam kompetensi paedogogik guru memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik serta mengaplikasikan perancangan pembelajaran untuk dikelola sedemikian rupa sehingga hasil yang akan diharapkan akan maksimal. Guru harus mempunyai kemampuan bagaimana agar siswa dapat mendengarkan apa yang disampaikan guru dengan inovasi cara mengajarnya agar tidak membosankan.

Penelitian ini mengambil sampel yaitu 9 responden diantaranya 1 kepala sekolah, 4 guru dan 4 siswa. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.

4.1.2. Kompetensi Pedagogik di Kalangan Guru SMP Negeri 2 Kaloran Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung

Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi guru terhadap pemahaman peserta didik dalam pembelajaran seperti perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi belajar yang perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Sebagain besar masyarakat memandang bahwa pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil dinilai dari aspek paedagodik sehingga mengakibatkan peserta didik cenderung kerdil dengan pengetahuan yang dimilikinya. Permendiknas nomor 16 tahun 2007 mengenai standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, menyebutkan bahwa ada 10 indikator dalam kompetensi pedagogik. Hasil penelitin dengan pengumpulan data mengenai kompetensi pedagogik di kalangan guru SMP Negeri 2 Kaloran diuraikan sebagai berikut.

(5)

32

1) Kompetensi menguasai karakteristik perkembangan dan kemampuan fisik non fisik peserta didik.

Indikator yang pertama adalah mengenai karakteristik peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap siswa meliputi pemahaman dalam hal: tingkat kenakalan siswa yang dilihat dari sikap siswa baik di dalam maupun diluar kelas dan dengan adanya bukti catatan kelakuan siswa yang dimiliki guru, tingkat kemampuan dan potensi siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam bentuk penilaian, identifikasi kesulitan belajar dengan cara bertanya kepada siswa setelah guru mengetahui potensi masing-masing siswa dan daftar nilai siswa, serta mengetahui latar belakang keluarga siswa dari pendekatan yang dilakukkan guru.

2) Kompetensi menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran.

Hasil penelitian untuk indikator yang kedua tentang pengusaan teori dan prinsip pembelajaran. Pengusaan teori dan prinsip pembelajaran meliputi penguasaaan dalam hal: pendekatan, metode, model dan strategi dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Guru berusaha memahami teori dengan membaca kembali kemudian akan diterapkan dalam pembelajaran berdasarkan pengalaman yang dimiliki selama mengajar.

3) Kompetensi pengembangan kurikulum dan rancangan pembelajaran.

Hasil ketiga yaitu mengenai pengembangan kurikulum dan rancangan pembelajaran. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum dan rancangan pembelajaran guru meliputi: penentuan tujuan pelabelajaran, pemilihan materi belajar berdasarkan pengalaman, penataan materi sesuai dengan pendekatan dan karakteristik peserta didik, serta pengembangan instrument dan indikator penilaian. Rancangan pembelajaran yang dimaksud adalah RPP. Dalam pembuatan RPP guru akan menyesuikan dengan silabus yang sudah dibuat terlebih dahulu. Kemudian dalam rancangan pembelajaran dimulai dari kompetensi dasar dan diuraikan lagi menjadi indikator kemudian dirumuskan tujuan dari pembelajarannya.

(6)

33

Setelah guru memilih pendekatannya maka akan menyusun materi dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.

4) Kompetensi menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas.

Penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas meliputi penyelenggaraan dalam hal: prinsip perancangan pembelajaran, pengembangan komponen dalam rancangan pembelajaran, dan penyusunan rancangan pembelajaran yang terbukti dengan adanya RPP yang sudah dibuat guru. Selanjutnya pemahaman guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan penataan kelas dalam proses pembelajaran masih kurang maksimal dilakukan yang terbukti dengan siswa yang pasif dalam kelas belajar dan guru yang lebih banyak berbicara.

5) Kompetensi memanfaatkan teknologi pembelajaran.

Indikator yang kelima mengenai pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran yang menunjukkan kurang terpenuhi dengan baik. Pemanfaatan guru mengenai teknologi pembelajaran hanya meliputi: penggunaan media pembelajaran yang masih minim karena kurangnnya fasilitas belajar seperti LCD maupun fasilitas seperti wifi. Guru hanya menggunakan media belajar seadanya seperti buku pedoman tanpa membuat pembelajaran yang kreatif dan tidak mengembangkan materi yang ada didalam buku pedoman focus ataupun buku paket.

6) Kompetensi memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas pengembangan potensi peserta didik meliputi: penyediaan kegiatan yang mendorong dan mengembangkan potensi siswa yaitu dengan kegiatan ektra kurikuler maupun pengamatan diluar kelas lainnya yang biasa diadakan guru misalnya rekreasi sekalian untuk pengamatan sebagai tugas utama siswa dan juga diadakan pameran untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki masing-masing peserta didiknya.

7) Kompetensi berkomunikasi secara efektif, empatik dan satuan dengan peserta didik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang dilakukan guru terhadap peserta didik meliputi: membangun interaksi terhadap siswa dengan komunikasi secara efektif, empatik dan satuan terhadap peserta didik yang dilakukan

(7)

34

guru masih sangat terbatas pada saat pembelajaran di dalam kelas. Hal ini dapat dilihat dari cara guru mengajar siswa di kelas yang lebih banyak berceramah saja dan kesempatan siswa untuk bertanya juga masih kurang.

8) Kompetensi menyelenggarakan penilaian hasil belajar.

Hasil penelitian menunjukkan indikator yang ke delapan mengenai penyelenggaraan penilaian hasil belajar guru meliputi: memahami prinsip penilain sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, penentuan aspek proses dan hasil belajar, penentuan prosedur dan hasil belajar, pengembangan instrument penilaian, mengadministrasikan penilaian proses hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan instrument, analisis penilaian dan hasil untuk tujuan belajar, serta melakukan evaluasi dan hasil belajar. Penyelenggaraan penilaian hasil belajar yang telah diadakan guru dapat dibuktikan dengan adanya catatan hasil nilai siswa yang telah dibuat guru yaitu nialai tes siswa, remedial, dan pengayaan serta penilaian sikap dan keterampilan siswa.

9) Kompetensi memanfaatkan penilaian hasil belajar.

Indokator yang ke sembilan yaitu mengenai pemanfaatan penilaian hasil belajar yang dilakukan guru menunjukkan bahwa: penggunaan hasil penilaian untuk menentukan ketuntasan belajar, program remedial dan pengayaan, pemberian informasi mengenai hasil belajar kepada siswa, serta pemanafaatan hasil dan evaluasi untuk peningkatan kualitas dalam belajar. Dari penilaian hasil belajar siswa guru dapat menentukan ketuntasan belajar siswa itu sendiri. Bagi siswa yang nilainya kurang dari KKM dilakukan remedial dan untuk siswa yang nilainya lebih dari KKM akan dilakukan pengayaan.

10) Kompetensi melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Hasil penelitian indikator ke sepuluh mengenai tindakkan reflektif guru meliputi: refleksi terhadap pembelajaran seperti guru melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.

(8)

35 4.2. Pembahasan

Kompetensi Pedagogik di Kalangan Guru SMP Negeri 2 Kaloran Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung belum dilakukan sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang didalamnya terdapat 10 indikator kompetensi, akan tetapi dalam pelaksanaanya belum dilakukan secara maksimal. Idealnya guru harus dapat mengelola pembelajaran dengan baik sehingga peserta didik dapat memahami apa yang disampaiakan guru, namun masih ada guru yang dapat dikatakan belum berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, karena pemanfaatan terhadap kompetensi peadagogik yang dimiliki belum dilakukan guru secara optimal.

Kompetensi pedagogik berkaitan langsung dengan penguasaan disiplin ilmu pendidikan dan ilmu lain yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru. Kemampuan ini sangat menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Janawi (2012:65) mengatakan bahwa:

“Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. Kompetensi ini berhubungan dengan: Pertama, menguasai karakteristik peserta didik; kedua, menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran; ketiga, mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran; keempat, menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan Tujuan Instruksional Khusus untuk kepentingan pembelajaran; kelima, memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik; keenam, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik; ketujuh, menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar; kedelapan, memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran; dan kesembilan, melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.”

Berdasarkan uraian tersebut, maka pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi menguasai karakteristik perkembangan dan kemampuan fisik non fisik peserta didik.

(9)

36

Menurut Mulyasa (2008:79) terdapat empat komponen yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam memahami peserta didik yakni: tingkat kecerdasan, perkembangan kognitif, kondisi fisik, dan kreativitas. Teori dari mulyasa tersebut perlu dibandingkan dengan temuan didalam penelitian.

Temuan ini menunjukkan bahwa guru sudah memahami tingkat kecerdasan, pengembangan kognitif, dan kondisi fisik siswa. Mengenai tingkat kecedasan siswa terbukti dengan adanya nilai yang dperoleh siswa dari tugas yang sudah dikerjakan dikelas. Guru melihat hasil tugas siswa dari skor menjawab soal yang benar dengan tingkat kecepatan mengerjakan yang berbeda antara satu siswa dengan yang lainnya sehingga guru mampu membedakan siswa yang cerdas dan kurang cerdas. Mengenai perkembangan kognitif siswa, guru dapat memahami dari pengetahuan siswa dalam bertanya dan menjawab tentang materi yang diajarkan pada saat pembelajaran. Untuk melihat pemahaman guru terhadap kondisi fisik siswa dapat dibuktikan dengan cara guru mengajar dengan bersikap lebih telaten dan sabar terhadap siswa yang memiliki cacat fisik kaitannya dilapangan adalah siswa yang hanya memiliki satu indera penglihatannya.

Pada penelitian ini, guru belum memenuhi komponen yang keempat mengenai pemahaman terhadap kreativitas siswa yang terbukti dengan adanya keterbatasan guru hanya dalam konteks pembelajaran. Dalam situasi dikelas, guru lebih menekankan aspek kognitif dimana siswa dituntut untuk menerima apa yang dianggap penting oleh guru dan tepusat pada pemahaman pengetahuan dan ingatan saja. Hal ini terbukti pada saat pembelajaran dikelas guru hanya menjelaskan hal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dan peserta didik tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal diluar materi pelajaran yang dibicarakan, sehingga menghambat kreativitas peserta didik secara optimal.

Menurut Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru ada 4 hal yang harus dipahami yaitu: memahami karakteristik siswa dengan aspek fisik dan non fisik, mengidentifikasi potensi peserta didik, mengidentifikasi bekal awal peserta didik, dan mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik. Dari keempat indikator tesebut guru sudah dapat

(10)

37

memahami karakteristik siswa dengan baik. Guru melihat tingkat kenakalan siswa baik di dalam maupun diluar kelas, sehingga guru dapat mengidentifikasi potensi peserta didik dan dapat mengetahui peserta didik mana yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih dan tidak mengenai pembelajaran. Selain itu untuk pemahaman terhadap karakteristik peserta didik juga dilakukan guru dengan mengetahui latar belakang keluarga siswa. Dengan demikian, pemahaman mengenai karakteristik peserta didik tidak hanya terbatas pada teori Mulyasa (2008:79) dan Permendiknas nomor 16 tahun 2007, namun juga perlu pemahaman latar belakang keluarga siswa.

Latar belakang keluarga dapat mempengaruhi kemudahan dan kelancaran belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Keluarga yang kurang kondusif dapat mengakibatkan kenakalan siswa dalam sekolah. Apabila siswa mendapatkan masalah dalam belajar guru dapat memanggil orang tua dan membantu menciptakan kondisi yang kondusif terhadap pendidikan anaknya ketika ada dirumah. Komunikasi dalam kaitannya dengan kemajuan belajar siswa harus dilakukan orang tua dengan anak. Akan tetapi apabila kondisi keluarga baik, maka guru perlu melakukan intropeksi, apakah siswa sudah melakukan tugas dengan baik dan bagaimana siswa dalam memperlakukan teman-tamnnya. Dari uraian tersebut latar belakang siswa sangat penting untuk dipahami guru agar proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan baik dan hal ini belum tampak dalam indikator dari Mulyasa dan Permendiknas nomor 16 tahun 2007.

2. Kompetensi menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran.

Menurut permendiknas nomor 16 tahun 2007 terdapat 2 komponen yang harus dikuasai guru dalam menguasai teori dan prinsip pembelajaran. Temuan penelitian menunjukkan bahwa guru sudah menguasai kedua komponen tersebut yaitu memahami teori belajar seuai dengan mata pelajaran yang diampu yaitu dengan dengan cara membaca kembali kemudian akan diterapkan didalam pembelajaran berdasarkan pengalaman yang dimiliki guru dan juga menentukan

(11)

38

pendekatan, metode, model dan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

3. Kompetensi pengembangan kurikulum dan rancangan pembelajaran.

Kompetensi selanjutnya adalah mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran. William dalam Majid (2013:15) mengatakan bahwa perencanaan ialah menentukan yang akan dilakukan dengan suatu penjelasan dari tujuan. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa guru sudah melakukan perencanaan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar yang terbukti dengan penyajian RPP guru yang disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai menurut materi yang akan disampaikan.

Menurut permendiknas nomor 16 tahun 2007 terdapat 6 indikator yang harus dikuasai guru pada kompentensi pengembangan kurikulum dan rancangan pembelajaran yakni memahami prinsip dan pengembangkan kurikulum, menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, menentukan pengalaman belajara untuk mencapai tujuan pembelajaran, memilih materi sesuai dengan pengalaman dan tujuan, menata materi sesuai dengan pendekatan dan karakteristik peserta didik, dan pengembangkan instrument serta indikator penilaian. Dari keenam indikator tersebut guru sudah sepenuhnya menguasai dengan baik terbukti dengan guru melakukan rancangan pembelajaran yang bentuk RPP yang disesuikan dengan silabus. Dalam pembuatan RPP guru SMP Negeri 2 Kaloran akan menguraikan dari kompetensi dasar menjadi indikator kemudian akan dirumuskan tujuan pembelajarannya. Selanjutnya guru akan menata materi sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik serta akan mengembangkan instrument maupun inikator penilaian yang ada dalam RPP.

4. Kompetensi menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas.

Djahiri (2002) dalam Kunandar (2009:287) mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran prinsip utama yang harus dilakukan guru adalah melibatkan seluruh potensi dari siswa (fisik dan non fisik) sehingga akan bermakna untuk kehidupan saat ini dan masa yang akan datang. Temuan penelitian ini

(12)

39

menunjukkan bahwa guru belum sepenuhnya melibatkan seluruh potensi baik fisik maupun non fisik dari siswa yang terbukti dengan adanya siswa yang masih menyepelakan guru pada saat mengajar seperti tertidur dan asyik bercerita dengan teman sebangkunya pada saat pembelajaran dilakukan. Siwa juga belum terlibat dalam aspek non fisik utamnya dalam siswa mencerna pelajaran yang disampaikan karena siswa lebih banyak diam dan kurang aktif seperti tidak ada umpan balik setelah materi disampikan.

Menurut permendiknas nomor 16 tahun 2007 terdapat 6 hal yang harus dipahami guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas. Dari keenam hal tersebut guru sudah menguasai prinsip dalam perancangan pembelajaran, pengembangan komponen dalam rancangan pembelajaran, menyusun rancangan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang mendidik. Namun, ada 2 hal yang masih belum dikuasai guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas yakni penggunaan media yang relevan sesuai dengan karakteristik peserta didik dan pengambilan transaksioanl dalam pembelajaran sesuai dengan situasi yang berkembang yang terbukti dengan adanya pembelajaran yang lebih banyak menggunakan ceramah dan diskusi saja, sehingga andil siswa dalam mengambil bagian pembelajaran cenderung lebih sedikit. Guru harus melakukan pembelajaran sesuai dengan karakter yang dimiliki siswa apabila dengan ceramah dan diskusi tidak akan berjalan dengan lancar. Selain keenam indikator tersebut, temuan diapangan menunjukkan bahwa guru juga melakukan penataan ruang kelas namun hasil yang diharapkan cenderung negative seperti siswa banyak yang tidak mendengarkan apa yang disampaikan guru.

Pada penataan ruang kelas seorang guru harus memperhatikan beberapa hal seperti yang dikatakan Syaiful (2006:2014) mengatakan bahwa dalam pengaturan kelas guru harus memperhatikan (1) bentuk dan ukuran bangku serta meja siswa, (2) Ukuran dan bentuk ruang kelas, (3) Jumlah siswa, (4) Jumlah kelompok dalam suatu kelas, (4) Jumlah siswa dalam setiap kelompok, (5) Komposisi angkota kelompok (seperti keseimbangan antara siswa pandai dan

(13)

40

kurang pandai serta anak laki-laki dan perempuan). Dari penelitian ini mendapatkan bahwa guru kurang memperhatikan dalam penataan ruang kelas utamanya dalam pembentukan kelompok mengenai jumlah kelompok dan komposisi dari anggota kelompok, sehingga siswa akan merasa nyaman dalam pembelajaran yang sedang dilakukan. Apabila siswa yang suka ramai dikelas dijadikan satu kelompok maka pembelajaran tidak akan berhasil karena mereka hanya akan bercanda dengan temannya dan kelompok lain akan merasa terganggu serta faktor kenyaman belajar siswa menjadi berkurang. Dalam pembagian kelompok seorang guru harus mempunyai kemampuan untuk mempertimbangkan siswa dan membagi siswa kedalam kelompok secara merata, karena dalam kurikulum 2013 ini siswa diharapkan lebih aktif baik individu maupun pada saat diskusi. Keaktifan siswa dalam pembelajaran diperoleh dari seberapa besar siswa merasa nyaman saat proses belajar mengaj terjadi.

5. Kompetensi memanfaatkan teknologi pembelajaran.

Mulyasa (2008:106) mengemukakan bahwa guru dituntut agar dapat memanfaatkan teknologi pembelajaran terutama internet agar mampu memanfaatkan pengetahuan, teknologi dan informasi dalam mengajar serta membentuk kompetensi peserta didik. Temuan penelitian ini penunjukkan bahwa guru kurang dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran terutama internet yang terbukti dengan guru lebih banyak terpacu pada buku pedoman tanpa mengembangkannya dengan menggunakan media seperti laptop. Kurangnnya fasilitaas seperti LCD maupun fasilitas seperti wifi juga mennyebabkan pemanfaatan dalam menggunakan internat tidak dapat dilakukan secara maksimal, ditambah lagi dengan adanya larangan membawa Handphone ke area sekolah juga sangat menghambat siswa untuk menggunakan fasilitas seperti mencari bahan ajar dari internet.

Berdasarkan permendiknas nomor 16 tahun 2007 guru harus memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Indikator tersebut belum dialakukan guru karena guru hanya berpedoman dengan buku saja dan tanpa memperhatikan karakter

(14)

41

dari peserta didik yang menuntut adanya perkembangan dalam belajar terutama pemanfaatan TIK yang dapat menarik minat belajar siswa. Pemanfaatan TIK perlu dimiliki seorang guru karena akan perpengaruh terhadap pengalaman siswa dalam belajar. Apabila seorang guru tidak memiliki pengalaman dalam bidang teknologi belajar maka kemampuan yang dimiliki siswa untuk mengetahui pembelajarannya melalui teknologi cenderung kecil, sehingga siswa akan memahami pelajarannya hanya terbatas dengan buku yang dimilikinya saja. 6. Kompetensi memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.

Berdasarkan permendiknas nomor 16 tahun 2007 menganai standar kualifikasi akademik dan koptensi guru terdapat 2 indikator yang harus dikuasai guru mengenai kompetensi memfasilitasi pemngembangan potensi guru. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kedua indikator tersebut sudah dipenuhi guru, yakni menyediakan kegiatan yang mendorong peserta didik agar dapat mencapai prestasi yang optimal yang terbukti dengan adanya ektra kurikuler yang dapat mengembangkan potensi masing masing peserta didik. Indikator yang kedua adalah menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas peserta didik agar potensi dapat diaktualisasik terbukti dengan guru mengadakan rekreasi guna untuk pengamatan sebagai tugas utamanya. Selain rekreasi guru juga mengadakan pameran agar potensi masing-masing siswa dapat teraktualisasikan dan biasanya dilakukan dengan berkelompok.

7. Kompetensi berkomunikasi secara efektif, empatik dan satuan dengan peserta didik.

Indikator kompetensi pedagogik yang ketujuh adalah mengenai komunikasi. Menurut permendiknas nomor 16 tahun 2007 terdapat 2 hal yang harus dilakukan guru dalam melakukan komunikasi terhadap siswa. Dari kedua indikator tersebut, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa guru sudah berinteraksi dengan peserta didik melalui komunikasi yang efektif, empatik dan satuan namun dalam indikator yang kedua yaitu berkomunikasi secara efektif, empatik dan satuan dengan peserta didik dalam hal menyiapkan dan mengajak peserta didik belum terpenuhi karena siswa cenderung lebih pasif dan guru lebih

(15)

42

aktif. Apabila keterlibatan siswa dalam belajar hanya sedikit maka hasil belajarpun cenderung tidak baik, karena proses belajar pembalajaran akan berjalan dengan lancar apabila semua elemen yang ada harus terlibat satu sama lain.

8. Kompetensi menyelenggarakan penilaian hasil belajar.

Mulyasa (2008:108) mengatakan bahwa terdapat 3 komponen yang harus dilakukan guru dalam menyelenggarakn penilaian hasil akhir dikelas yaitu: ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa guru sudah melakukan ketiga komponen dalam menyelanggarakan penilaian hasil akhir dikelas. Sedangkan menurut permendiknas nomer 16 tahun 2007 terdapat tujuh komponen yang harus dilakukan guru dalan menyelenggarakan penilaian hasil akhir. Dari ke tujuh komponen tersebut guru sudah menyelenggarakan penialain hasil belajar dengan baik melalui kuis, tugas maupun tes.

9. Kompetensi memanfaatkan penilaian hasil belajar.

Berhubungan dengan indikator yang selanjutnya yaitu pemanfaatan penilaian hasil belajar menurut permendiknas nomor 16 tahun 2007 terdapat 4 hal yang harus dilakukan guru yaitu penggunaan hasil penilaian untuk menentukan ketuntasan belajar, program remedial dan pengayaan, pemberian informasi mengenai hasil belajar kepada siswa, serta pemanafaatan hasil dan evaluasi untuk peningkatan kualitas dalam belajar. Dari keempat hal tersebut guru sudah melakukan semuanya dengan baik.

10. Kompetensi melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Tindakan reflektif merupakan indikator dalam kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru. Menurut permendiknas nomor 16 tahun 2007 terdapat 3 hal yang harus dilakukan guru dalam melakukan tidakan reflektif. Temuan ini menunjukkan bahwa 3 hal tersebut sudah dipenuhi guru untuk melakukan refleksi dalam pembelajaran. Tindakan reflektif digunakan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Guru

(16)

43

melakukan tindakan reflektif diakhir pembelajaran dan digunakan untuk perbaikan dalam setiap proses belajar mengajar. Guru juga melakukan PTK untuk mendukung kegiatan reflektif.

Berdasarkan uraian dalam pembahasan tersebut, menunjukkan bahwa dari 10 indikator menurut permendiknas 3 diantaranya belum dipenuhi oleh guru sedangkan 7 indikator lainnya sudah dipenuhi. Pada penelitian ini, terdapat temuan baru yang tidak ditemukan dalam teori Mulyasa dan Permendiknas yakni seorang guru harus mengetahui asal kelurga siswa untuk memahami karakter dari siswa dan juga guru harus mampu menata kelas dengan baik agar dapat menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas.

Gambar

Tabel 4.3  Data Ruang Lainnya  Jenis Ruang  Jumlah  Ukuran

Referensi

Dokumen terkait

Dimensi perencanaan berkaitan dengan proses perencanaan dengan indikator antara lain: adanya organisasi yang melakukan perencanaan TIK, adanya sistem perencanaan

a) Mengekstrak dan menyediakan profil bagi komponen bioaktif mengikut masa bagi ekstrak G. changii selama satu tahun. c) Penyaringan dilakukan ke atas mikroorganisma ujian

Berdasarkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, perasaan bersalah muncul didalam diri pemerkosaan serta ada

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan program yang didanai oleh alokasi dana desa Lemoh Timur cukup tinggi,

Perlakuan salinitas yang berbeda tidak hanya berpengaruh terhadap tingkat penetasan telur (HR) larva kerang mutiara tetapi juga berpengaruh terhadap tingkat

• Mempersiapkan alat perlengkapan simulasi pemilu akses yang akan dipakai dalam simulasi diantaranya : Meja dan Bangku Petugas KPPS disesuaikan dengan kebutuhan, Kotak Suara,

masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo dalam Penanggulangan Bencana Erupsi

maksimal dalam proses pengelolaan asset daerah, SIMBADA belum mampu menjadi alat kerja secara keseluruhan bagi proses pengelolaan asset atau barang milik daerah