• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISA KEBUTUHAN MESIN RHEOMETER DENGAN PENDEKATAN WAKTU BAKU UNTUK PERLUASAN PT. XY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISA KEBUTUHAN MESIN RHEOMETER DENGAN PENDEKATAN WAKTU BAKU UNTUK PERLUASAN PT. XY"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KEBUTUHAN MESIN RHEOMETER DENGAN

PENDEKATAN WAKTU BAKU UNTUK PERLUASAN PT. XY

Ditulis dan diajukan sebagai salah satu syarat Kelulusan untuk mencapai gelar Sarjana Strata-1 ( S1 )

Disusun Oleh:

RENY AUGUSTA BOSSARA 41606120034

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

(2)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

LEMBAR PENGESAHAN

Jakarta, Februari 2009

Mengetahui,

Ir. Muhammad Kholil, MT Ir. Torik Husein, MT Ketua Jurusan Teknik Industri Pembimbing Tugas Akhir

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Reny Augusta Bossara

N I M : 41606120034

Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Judul Skripsi : Analisa Kebutuhan Mesin Rheometer Dengan Pendekatan Waktu Baku Untuk Perluasan PT. XY

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Tugas Akhir ini merupakan plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.

Jakarta, Februari 2009 Penulis,

(4)

ABSTRAK

PT. XY merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif khususnya ban mobil. Kapasitas yang tersedia saat ini telah dapat memenuhi permintaan di tahun 2007, namun seiring dengan berkembangnya industri otomotif berdampak terhadap naiknya permintaan ban.Untuk memenuhi permintaan pasar, PT. XY menaikkan kapasitas produksi dan melakukan perluasan. Meningkatnya kapasitas produksi menyebabkan kebutuhan mesin Rheometer meningkat.

Untuk mengatasi kenaikan jumlah kompon yang harus diuji, perlu dilakukan perhitungan untuk menganalisa kebutuhan mesin Rheometer. Metode yang dilakukan untuk menghitung kebutuhan mesin Rheometer adalah dengan metode waktu baku. Dengan menghitung waktu baku mesin Rheometer dapat diketahui kapasitas optimal mesin sehingga dapat diketahui jumlah mesin Rheometer yang dibutuhkan di tahun 2008 dan 2009.

Dari perhitungan diketahui bahwa kapasitas mesin Rheometer yang ada saat ini tidak dapat mengatasi jumlah kompon pada tahun 2008 dan 2009. Oleh karena itu perlu adanya penambahan mesin Rheometer agar dapat memenuhi permintaan pasar di tahun 2008 dan 2009. Bila hal tersebut dapat dipenuhi, otomatis kepuasan pelanggan yang selama ini menjadi target perusahaan dapat terealisasi dengan baik. Kata kunci : waktu baku, kapasitas, kebutuhan.

ABSTRACT

PT. XY is a company that produce automotive parts especialy tire for auto mobile has available capacity to fulfill tire demand in 2007. However when the automotive industry made its develop, it will influence the increasing of tire demand. To fulfill market demand PT. XY increasing product capacity and made an expansion. Increasing product capacity causing increase of Rheometer machine demand.

To encounter increasing of compound quality to be tested, calculating and analizing the necessity of Rheometer machine must be done. The method used for calculating by standard time method. By calculating standart time of Rheometer machine, we can obtain optimal capacity of Rheometer machine, so that quantity of Rheometer machine demand in 2008 and 2009 can be found.

From the calculation its known that existing capacity of Rheometer machine is not enough to cover quantity compound in the next 2008 dan 2009. So that its necessary to add new Rheometer machine to fulfill market demand in year 2008 and 2009. It can be realized otomaticaly customer satisfaction that being a company objective can be achieved.

(5)

MOTTO

“ Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang selalu memberikan kekuatan kepadaku.”

“ Tiada kata-kata penghiburan yang cukup baik dan tak ada seorangpun yang dapat mengerti apa yang kau rasakan. Tapi ingatlah bahwa kekuatan Allah menjadi sempurna disaat kita berhenti mengandalkan kekuatan kita sendiri.”

(6)

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada :

 Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan kekuatan, kesehatan sehingga

Tugas Akhir ini bisa terselesaikan.

 Orang tua yang selalu memberikan doa dan semangat.

 Suami tercinta yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan dorongan.  Bapak dan Ibu Dosen jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana.  Almamater tercinta

 Para sahabat dan orang-orang yang telah membantu penyelesaian Tugas Akhir ini.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih saya naikkan Kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan karuniaNya yang senantiasa dicurahkan pada kita semua.

Karena atas berkat dan anugerahNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini diberi judul “ Analisa Perhitungan Kebutuhan Mesin Rheometer Karena Adanya Perluasan Pada PT. XY “.Tugas Akhir ini nantinya dimaksudkan dapat menghasilkan suatu output yang bisa dimanfaatkan oleh semua pihak yang terkait sebagai bahan acuan untuk analisa yang lain.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan atas segala bantuannya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. H. Suryadi, MS selaku Rektor Universitas Mercu Buana. 2. Bapak Ir. Muhammad Kholil, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri. 3. Bapak Ir. Torik Husein, MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir ini. 4. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu

Buana.

5. Semua Staff dan Karyawan Universitas Mercu Buana.

6. Perusahaan yang telah memberikan segala kemudahan bagi terselesaikannya Tugas Akhir ini.

7. Orang tua tercinta dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

8. Suami tercinta yang telah memberikan dorongan dan semangat hingga penulisan Tugas Akhir ini bisa selesai.

(8)

9. Rekan-rekan Mercu Buana yang terkasih yang telah membantu dalam proses penyelesaian Tugas Akhir ini.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan di masa yang akan datang.

Besar harapan saya semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan atas segala bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, Februari 2009

(9)

DAFTAR ISI Halaman Judul………...i Halaman Pengesahan………ii Halaman Pernyataan………iii Halaman Abstrak………...iv Halaman Motto……….... v Halaman Persembahan……….vi

Kata Pengantar………... vii

Daftar Isi………. ix

Daftar Tabel………. xii

Daftar Gambar………...……xiv

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2 Pokok Permasalahan………...………. 2

1.3 Pembatasan Masalah……… 3

1.4 Tujuan Penelitian………. 3

1.5 Sistematika Penulisan……….. 4

BAB II LANDASAN TEORI………6

2.1 Pengukuran Waktu Kerja……….6

2.1.1 Teknik Pengukuran Secara Langsung………7

(10)

2.2 Langkah-Langkah Sebelum Melakukan Pengukuran………...8

2.3 Melakukan Pengukuran Waktu………...12

2.3.1 Pengukuran Pendahuluan………..13

2.3.2 Menguji Keseragaman Data………..14

2.3.3 Menghitung Jumlah Pengukuran Yang Dilakukan………...15

2.3.4 Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan………...16

2.4 Penyesuaian Kerja……..………19

2.4.1 Tujuan Penyesuaian………..19

2.4.2 Menentukan Faktor Penyesuaian………..20

2.5 Kelonggaran kerja………...22

2.5.1 Kelonggaran Pribadi (Personal Allowance)………..23

2.5.2 Kelonggaran Kelelahan (Fatique Allowance)………...24

2.5.3 Hambatan Tak Terhindarkan (Delay Allowance)……….24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...26

3.1 Tujuan Penelitian………26 3.2 Studi Pustaka………...28 3.3 Penelitian Pendahuluan………...28 3.4 Identifikasi Masalah………28 3.5 Pengumpulan Data………..29 3.6 Pengolahan Data……….29 3.7 Analisa………31

3.8 Kesimpulan dan Saran………31

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA………..32

(11)

4.2 Spesifikasi Produk………..37 4.3 Proses Produksi………..38 4.4 Pengumpulan Data………..40 4.5 Pengukuran Waktu………..42 4.6 Pengolahan Data……….44 4.7 Pengujian Data………46

4.7.1 Pengujian Data Waktu Persiapan Sampel……….46

4.7.2 Pengujian Data Waktu Pasang Sampel Pada Alat………48

4.7.3 Pengujian Data Waktu Buang Sampel……….51

4.7.4 Data Waktu Print Out Grafik Hasil Test Rheometer………53

4.8 Perhitungan Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku……….……54

4.9 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Mesin Rheometer Optimal………….….63

BAB V HASIL DAN ANALISA ……….…66

5.1 Hasil………....66

5.2 Analisa……….67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……….69

6.1 Kesimpulan ………69

6.2 Saran………...71

DAFTAR PUSTAKA………73

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai Faktor Yang Mempengaruhi Kewajaran Kerja

Menurt Shumard………...20

Tabel 2.2 Nilai Faktor Yang Mempengaruhi Kewajaran Kerja Menurut westing House………21

Tabel 4.1 Hasil Produksi Tahun 2007 dan Rencana Produksi Tahun 2008 dan 2009………..40

Tabel 4.2 Data Pengukuran Waktu Persiapan Sampel……….42

Tabel 4.3 Data Pengukuran Waktu Pasang Sampel……….43

Tabel 4.4 Data Pengukuran Waktu Buang Sampel………..44

Tabel 4.5 Pengolahan Data Waktu Persiapan Sampel………..45

Tabel 4.6 Pengolahan Data Waktu Pasang Sampel Pada Alat….………45

Tabel 4.7 Pengolahan Data Waktu Buang Sampel…………....………..45

Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Perhitungan Keseragaman dan Kecukupan Data pada Elemen Kerja Persiapan Sampel……….48

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Perhitungan Keseragaman dan Kecukupan Data pada Elemen Kerja Pasang Sampel……….50

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Perhitungan Keseragaman dan Kecukupan Data pada Elemen Kerja Buang Sampel.……….53

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema Metodologi Penelitian………...27 Gambar 3.2 Metodologi Perhitungan Waktu Baku………...30 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. XY………...………...37

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Produktivitas suatu perusahaan berkaitan erat dengan tenaga kerja,modal berupa mesin, peralatan kerja, bahan baku yang dikelola dengan cara yang terorganisir untuk menghasilkan suatu barang atau jasa secara efektif dan efisien.

Didalam usaha meningkatkan produktivitas SDM serta pengembangan produk, baik dari segi variasi maupun jumlah, diperlukan mesin atau peralatan yang dapat digunakan dalam pengolahan produksi. Pemanfaatan sumber daya tentunya harus dilaksanakan secara optimal, dengan begitu diharapkan akan dihasilkan output yang baik dengan waktu yang lebih singkat, jumlah yang lebih banyak dan kualitas yang baik.

PT. XY merupakan salah satu perusahaan swasta yang berstatus sebagai Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak dibidang pengolahan karet mentah menjadi produk komponen otomotif yaitu Tyre, Tube dan Flap yang merupakan bagian dari kendaraan bermotor.

(15)

Didalam struktur organisasi PT.XY terdapat plant yang memproduksi ban radial, yaitu plant 4. Departemen Quality Control merupakan bagian dari Plant 4 yang bertugas mengendalikan mutu hasil produk. Salah satu peralatan yang digunakan adalah mesin Rheometer yang berfungsi untuk mengetahui tingkat kekenyalan dari produk kompon yang dihasilkan. Penggunaan alat ini diatur dan dioperasikan oleh seorang operator.

Jumlah kebutuhan optimal dari mesin ini dalam penggunaannya tergantung dari waktu pengoperasian, arus kedatangan produk dan waktu tunggu dari produk yang akan diuji.

1.2. Pokok Permasalahan

Dalam suatu kegiatan produksi diperlukan adanya keterpaduan antara satu aktivitas dengan aktivitas lainnya. Jika dalam penanganan suatu aktivitas tidak seimbang dengan aktivitas yang lain dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dan keterlambatan.

Untuk menghindari terjadinya ketidakseimbangan antara suatu aktivitas dengan aktivitas lainnya dibutuhkan suatu usaha untuk menggunakan sistem penanganan yang baik dan ditunjang peralatan yang mampu memberikan efisiensi penggunaan yang tinggi dan optimal, baik dari segi pengoperasiannya maupun jumlah yang dioperasikan.

Melihat kondisi yang ada saat ini, perlu kiranya diadakan suatu penelitian dan penganalisaan terhadap kecukupan dan kesiapan operasional dari alat pengujian kompon (Rheometer) pada departemen Quality Control dari PT.XY, apakah dengan keadaan saat ini jumlah mesin Rheometer sudah optimal didalam penggunaannya

(16)

dan telah mampu mengimbangi adanya peningkatan jumlah produksi PT.XY? Serta bagaimana dengan kesiapan pelayanan periode berikutnya? Hal inilah yang akan penulis bahas dalam penulisan ini.

1.3. Pembatasan Masalah

Karena begitu kompleksnya permasalahan yang ada, maka dirasa perlu dilakukan pembatasan masalah agar penelitian yang dilakukan dapat lebih focus dan terarah.

Adapun pembatasan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pengukuran kapasitas mesin hanya dilakukan untuk mesin Rheometer. b. Tidak dibahas analisa biaya dalam penelitian ini.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:

• Menentukan waktu baku alat uji Rheometer pada proses pengujian

kompon.

• Menghitung dan menganalisa jumlah kebutuhan mesin berdasarkan

(17)

1.5. Sistematika Penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan suatu sistematika penulisan yang secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, pokok permasalahan, pembatasan masalah, tujuan penelitian dan metodologi penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang konsep dasar sistem yang dibahas dalam ruang lingkup penulisan Tugas Akhir ini dan juga penjelasan secara teoritis tentang penggunaan metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas langkah-langkah sistematis yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang ada.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisi uraian gambaran umum perusahaan dan proses produksi serta pengendalian mutu secara garis besar. Selain itu juga dijelaskan mengenai pengambilan data yang diperlukan dalam pemecahan masalah, hasil pengamatan terhadap permasalahan serta hasil analisa pengujian data.

(18)

BAB V HASIL DAN ANALISA

Pada bab ini dilakukan penganalisaan data-data yang telah diperoleh serta dibuat langkah-langkah penyelesaian berdasarkan alternatif yang ada.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah diperoleh pada bab sebelumnya disertai dengan saran-saran yang diusulkan penulis.

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam penyusunan tugas akhir, dibutuhkan teori-teori yang mendukung penelitian ini, baik dari mata kuliah yang pernah didapat maupun dari referensi-referensi sebagai bahan pendukung. Teori-teori yang dibutuhkan antara lain:

2.1. Pengukuran Waktu Kerja

Tujuan utama dari aktivitas pengukuran waktu kerja adalah untuk mengetahui waktu baku yang dicapai oleh seorang pekerja normal secara wajar untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengukuran waktu kerja adalah kegiatan mengamati pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat yang telah disiapkan. Waktu baku yang dicari bukanlah waktu penyelesaian yang diselesaikan secara tidak wajar, seperti terlampau cepat atau terlampau lambat, juga bukan yang diselesaikan oleh seorang pekerja yang memiliki ketrampilan istimewa atau lamban, dan bukan pula dikerjakan dengan sistem kerja yang belum terbaik.

(20)

Pada dasarnya, secara garis besar teknik pengukuran waktu kerja dapat dibagi atas 2 bagian, yaitu:

2.1.1. Teknik Pengukuran Secara Langsung

Teknik pengukuran secara langsung adalah teknik pengukuran dengan pengamatan langsung terhadap pekerja (benda kerja). Didalam pelaksanaan pengamatannya teknik ini menggunakan jam henti (stopwatch) atau menggunakan sampling pekerjaan (work sampling).

2.1.2. Teknik Pengukuran Secara Tak Langsung

Teknik pengukuran secara tak langsung adalah teknik pengukuran dengan melakukan perhitungan waktu kerja tanpa si pengamat harus berada di tempat pekerjaan yang diukur, cukup dengan membaca tabel-tabel yang telah tersedia atau melalui elemen-elemen gerakan.

Pada umumnya, kedua metode pengukuran waktu kerja banyak digunakan untuk: • Penentuan jadwal rencana kerja.

• Penentuan standar pembayaran dan persiapan anggaran.

• Menentukan keberhasilan guna mesin, jumlah mesin yang dibutuhkan dalam

operasi kerja.

• Menentukan waktu baku yang dibutuhkan sebagai dasar pembayaran upah

perangsang untuk buruh.

Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja yang dijadikan dalam sistem kerja terbaik.

(21)

2.2. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran

Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggungjawabkan maka didalam pelaksanaan pengukuran tidaklah cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan jam henti. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar dapat diperoleh waktu yang pantas untuk melakukan pekerjaan seperti yang berhubungan dengan kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah pengukuran dan lain-lain. Dibawah ini dalah sebagian langkah yang perlu diikuti agar maksud diatas dapat dicapai, antara lain :

a. Penetapan Tujuan Pengukuran

Dalam melakukan suatu kegiatan, tujuan suatu kegiatan harus ditetapkan terlebih dahulu, begitu juga dalam melakukan suatu pengukuran kerja, tujuan pengukuran harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu kerja, hal-hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut.

b. Melakukan Penelitian Pendahuluan

Yang dicari dari pengukuran waktu baku adalah waktu yang pantas diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dari suatu kondisi kerja yang ada dapat dicari waktu yang pantas, artinya .akan didapat juga waktu yang pantas untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kondisi yang bersangkutan. Suatu perusahaan biasanya menginginkan waktu kerja yang sesingkat-singkatnya agar dapat meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Keuntungan yang demikian tidak akan diperoleh

(22)

jika kondisi kerja dari pekerjaan-pekerjaan yang ada di perusahaan tersebut tidak menunjang tercapainya hal tadi. Contohnya, suatu pekerjaan yang berada di suatu ruangan yang berjendela tidak cukup besar, hal tersebut bukan saja mengakibatkan pengapnya ruangan karena tidak lancarnya aliran pertukaran udara, tetapi juga menyebabkan gelapnya ruangan, terutama pada saat kondisi cuaca mendung.

Dari contoh ini dapat ditarik kesimpulan bahwa waktu kerja yang pantas hendaknya merupakan waktu kerja yang didapat dari kondisi kerja yang baik. Dengan kata lain, pengukuran waktu sebaiknya dilakukan bila kondisi kerja dari pekerjaan yang diukur sudah baik. Jika kondisi kerja belum baik, maka hendaknya kondisi yang ada diperbaiki terlebih dahulu. Hal yang sama juga dapat terjadi bila cara-cara kerja yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan belum baik. Untuk mendapatkan waktu penyelesaian yang singkat, maka perbaikan-perbaikan cara kerja juga perlu dilakukan. Mempelajari kondisi dan cara kerja dan kemudian memperhatikannya adalah langkah penelitian pendahuluan.

Waktu yang akhirnya diperoleh setelah pengukuran selesai adalah waktu penyelesaian pekerjaan untuk sistem kerja yang dijalankan ketika pengukuran berlangsung. Jadi waktu penyelesaiannya pun berlaku hanya untuk sistem tersebut. Suatu penyimpangan yang terjadi dapat memberikan waktu penyelesaian yang jauh berbeda dari yang telah ditetapkan berdasarkan pengukuran. Oleh karena itu catatan yang baku tentang sistem kerja yang telah dipilih perlu ada dan dipelihara walaupun pengukurannya telah selesai.

(23)

c. Memilih Operator

Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang begitu saja diambil dari pabrik. Orang tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerjasama. Yang dicari bukanlah orang-orang yang berkemampuan tinggi ataupun rendah, karena orang-orang yang demikian hanya meliputi sebagian kecil saja dari seluruh pekerja yang ada. Jadi yang dicari adalah waktu penyelesaian pekerja yang secara wajar diperlukan oleh pekerja normal dan orang yang dibutuhkan adalah orang yang berkemampuan rata-rata. Disamping itu, operator yang dipilih adalah orang yang pada saat pengukuran dilakukan mau bekerja secara wajar. Walaupun operator yang bersangkutan sehari-harinya dikenal memenuhi syarat pertama, bukan mustahil dia akan bekerja tidak wajar ketika pengukuran dilakukan karena alasan-alasan tertentu. Biasanya jika operator tersebut memiliki kecurigaan terhadap maksud-maksud tertentu, misalnya dianggap untuk hal-hal yang akan merugikan dirinya atau pekerja lain, dia akan bekerja lamban. Sebaliknya, mungkin saja dia akan bekerja dengan kecepatan lebih dari biasanya karena menginginkan hasil yang banyak untuk mendapatkan pujian. Selain itu, operator harus dapat bekerja tanpa ada rasa canggung walaupun dirinya sedang diukur dan pengukur berada didekatnya.

Dalam pelaksanaannya, jika pengukur tidak mengenal pekerja yang ada, maka untuk mendapatkan operator yang akan diukur, dia dapat mencari dengan mendapatkan petunjuk dari kepala-kepala regu, kepala pabrik atau pejabat-pejabat lain yang telah mengenal baik para pekerja. Data tentang hasil-hasil para pekerja dalam catatan ditempat kerja juga dapat membantu pekerjaan ini.

(24)

d. Melatih Operator

Walaupun operator yang baik telah didapat, kadang-kadang masih diperlukan adanya latihan bagi operator tersebut terutama bila kondisi dan cara kerja yang dipakai tidak sama dengan yang biasa dijalankan operator. Hal ini terjadi jika pada saat penelitian pendahuluan, kondisi atau cara kerja sudah mengalami perubahan. Dalam keadaan ini operator harus dilatih terlebih dahulu karena sebelum diukur operator harus sudah terbiasa dengan kondisi dan cara kerja yang telah ditetapkan (dibakukan).

e. Menguraikan Pekerjaan Atas Elemen Pekerjaan

Disini pekerjaan dipecah menjadi elemen-elemen pekerjaan yang merupakan gerakan bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Elemen-elemen inilah yang diukur waktunya. Waktu siklusnya adalah jumlah dari setiap waktu elemen ini. Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan proses kerja, dari tahap pertama pekerjaan mulai dilakukan sampai pekerjaan selesai pada satuan proses kerja.

Tujuan melakukan penguraian pekerjaan atas elemen-elemennya adalah:

• Untuk menjelaskan catatan tentang cara kerja yang dibakukan, yaitu

menyatakan secara tertulis untuk kemudian digunakan sebagai pegangan sebelum, pada saat, dan sesudah pengukuran waktu. Salah satu cara membakukan cara kerja adalah dengan membakukan pekerjaan berdasarkan elemen-elemennya.

(25)

• Untuk memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena

ketrampilan bekerja operator belum tentu sama untuk semua bagian dari gerakan-gerakan lainnya.

• Untuk memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang

mungkin saja dilakukan pekerja. Elemen demikian bisa diterima jika memang harus terjadi, misalnya gerakan-gerakan yang dilakukan tidak ada pada setiap siklus. Sebaliknya elemen tersebut harus dibuang jika terjadinya semata-mata karena penyimpangan dari elemen-elemen baku tanpa alasan, baik disadari atau tidak oleh operator.

• Untuk memungkinkan dikembangkannya data waktu standar dipabrik atau

tempat kerja yang bersangkutan.

f. Menyiapkan Alat Pengukuran

Setelah langkah-langkah yang telah disebutkan diatas dijalankan, maka langkah terakhir yang harus dilakukan adalahmenyiapkan alat-alat yang diperlukan. Alat-alat tersebut antara lain adalah jam henti, lembaran-lembaran pengamatan, pena atau pensil dan papan pengamatan.

2. 3. Melakukan Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-waktu kerja, baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan. Bila operator telah siap didepan mesin ataupun di tempat kerja lain yang waktu kerjanya akan diukur, maka dalam melakukan pengukuran, memilih posisi tempat berdiri untuk mengamati dan mencatat. Posisi yang dipilih hendaknya

(26)

sedemikian rupa sehingga tidak menganggu gerakan-gerakan kerja operator atau membuat operator merasa canggung karena terlampau merasa diamati. Posisi ini hendaknya memudahkan pengukur mengamati jalannya pekerjaan sehingga dapat mengikuti dengan baik saat-saat suatu siklus/elemen bermula dan berakhir. Umumnya posisi agak menyimpang dibelakang operator sejauh 1,5 meter.

2.3.1. Pengukuran Pendahuluan

Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pengukuran pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan. Pengukuran pendahuluan pertama dilakukan dengan melakukan beberapa kali pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur.

Beberapa parameter yang digunakan sebagai pencerminan dari karakter suatu

populasi adalah deviasi standar (σ) dan harga rata-rata (x). Apabila dari suatu

populasi telah diambil sa,pel data sebesar N, maka dapat dihitung hal-hal sebagai berikut : Harga rata-rata k x x=

i 1) Dimana:

x = rata-rata data sample Xi = data pengamatan k = banyaknya sub grup

1

(27)

2.3.2. Menguji Keseragaman Data

Uji kelengkapan data dibutuhkan agar jumlah data dibutuhkan sesuai dengan jumlah data yang diobservasi. Kesesuaian jumlah ini akan berpengaruh dengan hasil analisa data yang dilakukan.

Data yang telah memenuhi jumlah pengamatannya kemudian diuji keseragaman datanya dengan menggunakan diagram pengendalian ( x- chart) yang merupakan cara yang baik untuk menguji keabsahan dari data pengamatan.

Dari nilai standar deviasi yang didapat dengan tingkat keyakinan yang ditentukan pengukur, mak dari kurva normal didapatkan nilai z untuk menentukan nilai Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) dengan menggunakan rumus :

Batas Kontrol Atas (BKA) =  x + z (σ x) 2)

Batas Kontrol Bawah (BKB) = x − z (σ x) 3)

σx = n σ =

(

)

(

)

n N x Xi

− / −1 2 4) 2

) Barry Render & Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Salemba Empat, Hal. 124

3

) Barry Render & Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Salemba Empat, Hal. 124

4

(28)

dimana :

z = standar deviasi yang diperlukan untuk tingkat keyakinan yang diinginkan σ x = standar deviasi dari sub group

σ = standar deviasi dari pengamatan

N = banyaknya pengamatan actual

n = banyaknya sub group dari pengamatan

Dari data-data yang telah diukur, ditentukan nilai rata-rat sub grup. Apabila nilai minimal rata-rata sub grup > BKB dan nilai maksimal rata-rata sub grup < BKA, maka nilai rata-rata sub grup yang didapatkan dari hasil pengukuran dikatakan seragam. Maka semua harga yang ada dapat digunakan untuk menghitung banyaknya pengukuran yang diperlukan.

2.3.3. Menghitung Jumlah Pengukuran Yang diperlukan

Bila jumlah belum mencukupi dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan kedua. Jika tahap kedua selesai maka dilakukan ketiga hal yang sama seperti tadi, dimana bila perlu dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan tahap kedua.

Begitu seterusnya sampai jumlah keseluruhan pengukuran mencukupi untuk tingkat ketelitian dan keyakinan yang dikehendaki.

Untuk menghitung banyaknya pengukuran yang diperlukan, yaitu dengan pengujian kecukupan data menggunakan rumus :

N’ =

(

)

2 2 2 /          

i i i x x x N s z 5) 5

(29)

Dimana :

N’ = banyaknya pengamatan teoritis ∑ xi = jumlah data pengamatan

s = tingkat ketelitian ( dalam %)

z = standar deviasi yang diperlukan untuk tingkat keyakinan yang diinginkan

Jika harga N’ < N, yaitu jumlah N” dari perhitungan < jumlah data yang sudah diukur, maka data yang didapat telah mencukupi.

Setelah data-data ini dikumpulkan selanjutnya adalah melakukan pengelompokan data menjadi sub grup, dilanjutkan dengan menghitung harga rata-rata dari sub grup dan seterusnya sama dengan yang dilakukan tadi sampai mendapatkan BKA san BKB baru. Jika semua harga rata-rata dari sub grup berada diantara kedua batas ini maka dihitung lagi berapa jumlah pengukuran yang diperlukan.

2.3.4. Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan

Tujuan melakukan pengukuran ini adalah waktu yang sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Karena waktu penyelesaian ini tidak pernah diketahui sebelumnya, maka harus diadakan pengukuran. Yang ideal adalah pengukuran dilakukan sampai tak terhingga karena dengan demikian diperoleh jawaban yang pasti. Tapi hal ini tidak mungkin dilakukan karena adanya keterbatasan waktu tenaga dan biaya. Namun sebaliknya jika pengukuran dilakukan hanya beberapa kali saja dapat diduga hasilnya sangat kasar. Oleh karena itu yang

(30)

diperlukan adalah jumlah pengukuran yang tidak membebankan waktu, tenaga dan biaya yang besar tetapi hasilnya dapat dipercaya.

Tingkat ketelitian dan keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran yang sangat banyak. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam persen. Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur dan hasilnya telah memenuhi syarat ketelitian. Jadi tingkat ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 95% memberi arti bahwa pengukur mengizinkan adanya penyimpangan sebesar 10% dari rata-rata sebenarnya dan kemungkinan berhasil mendapatkannya adalah sebesar 95%. Sebagai contoh jika rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan adalah 100 detik. Nilai ini tidak pernah diketahui kecuali jika dilakukan tak terhingga kali pengukuran. Dengan pengukuran yang dilakukan tidak dalam jumlah banyak maka rata-rata yang diperoleh mungkin tidak 100 detik, tetapi 88 atau 96. Misalnya rata-rata pengukuran yang didapatkan 96 detik walaupun rata-rata sebenarnya (100 detik) tidak diketahui. Jika jumlah pengukuran yang dilakukan memenuhi untuk tingkat ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 95%, maka pengukur mempunyai keyakinan 95% bahwa 96 detik itu terletak pada interval harga rata-rata yang sebenarnya dikurangi 10% dari rata-rata ini dan nilai sebenarnya ditambah 10% dari rata-rata ini.

Jika pengukuran telah selesai, yaitu jika semua data yang didapat memiliki keseragaman yang dikehendaki, dan jumlahnya memenuhi tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan, maka kegiatan pengukuran waktu telah selesai. Langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehingga memberikan waktu

(31)

baku. Cara untuk mendapatkan waktu baku dari data yang telah terkumpul adalah sebagai berikut :

• Menghitung Waktu Siklus Rata-rata

Ws = N

xi

6)

Dimana : Ws = Waktu siklus

Xi = Waktu penyelesaian kerja

N = Jumlah pengukuran kerja • Menghitung Waktu Normal

Wn = Ws × p 7)

Dimana : Wn = Waktu normal

p = Faktor penyesuaian • Menghitung Waktu Baku

Wb = Wn + ( Wn x i ) = Wn x ( 1 + i ) 8)

Dimana: i adalah kelonggaran (allowance) yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal.

Kelonggaran ini diberikan untuk hal-hal seperti kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang tidak dapat dihindarkan oleh pekerja. Umumnya kelonggaran dinyatakan dalam persen dari waktu normal.

6

) Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja, Bandung, ITB

7

) Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja, Bandung, ITB

8

(32)

2. 4. Penyesuaian Kerja

Dalam menghitung waktu baku hal-hal yang perlu diperhatikan adalah penyesuaian waktu kerja dan kelonggaran waktu. Dibawah ini akan dikemukakan penjelasan perlunya memperhitungkan hal tersebut diatas.

2.4.1. Tujuan Penyesuaian

Setelah pengukuran selesai, pengukur harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan operator. Ketidakwajaran bisa terjadi jika operator bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat-cepat seolah diburu waktu atau karena menjumpai kesulitan-kesulitan seperti jondisi ruangan yang buruk. Hal-hal tersebut diatas dapat mempengaruhi kecepatan kerja yang berakibat pekerjaan selesai terlalu singkat atau terlalu panjang waktu penyelesaiannya. Hal ini jelas tidak diinginkan karena waktu baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang baku yang diselesaikan dengan wajar.

Jika terjadi ketidakwajaran dalam melakukan pekerjaan maka pengukur harus mengetahuinya dan menilai seberapa jauh hal itu terjadi. Jika pengukur mendapatkan nilai rata-rata siklus yang dilakukan diselesaikan dengan tidak wajar, maka pengukur harus menormalkan dengan melakukan penyesuaian.

Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut factor penyesuaian. Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja diatas normal maka harga p akan lebih besar dari 1, sebaliknya jika operator dianggap bekerja dibawah normal maka harga p akan lebih kecil dari 1.

(33)

2.4.2. Menentukan Faktor Penyesuaian

Cara pertama dalam menentukan factor penyesuaian adalah cara persentase. Disini besarnya factor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh pengukur melalui pengamatannya selama melakukan pengukuran. Misalnya pengukur menentukan

p=110% dengan waktu siklus 14,6 menit, maka waktu normalnya adalah 14,6 × 1,1 =

16,6 menit.

Shumard memberikan penialain melalui kelas-kelas performance kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri.

Tabel 2.1

Nilai Faktor yang Mempengaruhi Kewajaran Kerja Menurut Shumard

Kelas Penyesuaian Superlast 100 Fast + 95 Fast 90 Fast - 85 Excellent 80 Good + 75 Good 70 Good - 65 Normal 60 Fair + 55 Fair 50 Fair - 45 Poor 40

Didalam penelitian kewajaran kerja, Westing House mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran bagi pekerja, yaitu :

• Ketrampilan (skill)

• Usaha (effort)

(34)

• Kondisi Kerja (conditius)

Tabel 2.2

Nilai Faktor yang Mempengaruhi Kewajaran Kerja menurut Westing House

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

A1 +0,15 Superskill A2 +0,13 B1 +0,11 Excellent B2 +0,08 C1 +0,06 Good C2 +0,03 Average D 0,00 E1 -0,05 Fair E2 -0,10 F1 -0,16 Ketrampilan Poor F2 -0,22 A1 +0,13 Excessive A2 +0,12 B1 +0,10 Excellent B2 +0,08 C1 +0,05 Good C2 +0,02 Average D 0,00 E1 -0,04 Fair E2 -0,08 F1 -0,12 Usaha Poor F2 -0,17 Ideal A +0,06 Excellently B +0,04 Good C +0,02 Average D 0,00 Fair E -0,03 Kondisi kerja Poor F -0,07 Perfect A +0,04 Excellent B +0,03 Good C +0,01 Average D 0,00 Fair E -0,02 Konsistensi Poor F -0,04

(35)

Dalam menghitung factor penyesuaian, bagi keadaan yang dianggap wajar diberi nilai p=1, sedangkan terhadap penyimpangan dari keadaan ini harga p-nya ditambah dengan angka-angka yang sesuai dengan keempat factor diatas. Sebagai contoh jika waktu siklus rata-rata sama dengan 124,6 detik dan waktu ini dicapai dengan ketrampilan pekerja yang dinilai Fair (E1), usaha Good (C2), kondisi Excellent (B), dan konsistensi Poor (F), maka tambahan terhadap p=1 adalah :

• Ketrampilan Fair (E1) = -0,05

• Usaha Good (C2) = +0,02

• Kondisi Excellent (B) = +0,04

• Konsistensi Poor (F) = -0,04

Jumlah = - 0,03

Jadi p = (1-0,03) = 0,97 Sehingga waktu normalnya : Wn = Ws x p dimana : Wn = Waktu Normal Ws = Waktu Siklus p = Waktu Penyesuaian 2. 5. Kelonggaran Kerja

Didalam, praktek banyak terjadi penentuan waktu baku yang dilakukan hanya dengan menjalankan beberapa kali pengukuran dan menghitung rata-ratanya. Selain data yang seragam, jumlah pengukuran yang cukup dan penyesuaian serta masalah

(36)

kelonggaran (Allowance) merupakan hal yang harus diperhatikan dalam menghitung waktu normal. Kelonggaran diberikan meliputi 3 hal antara lain :

2.5.1. Kelonggaran Pribadi (Personal Allowance)

Yang termasuk kelonggaran pribadi adalah hal-hal seperti minum untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, ataupun bercakap-cakap dengan teman kerja sekedar untuk menghilangkan ketegangan atau kejemuan kerja.

Kebutuhan-kebutuhan ini jelas terlihat sebagai sesuatu yang mutlak, karena tidak bisa seseorang bekerja terus menerus dengan rasa dahaga atu melarang pekerja untuk sama sekali tidak bercakap-cakap sepanjang jam kerja. Larangan-larangan demikian tidak saja merugikan pekerja (karena merupakan tuntutan psikologis dan fisiologis yang wajar) tetapi juga merugikan perusahaan karena dengan kondisi yang demikian pekerja tidak akan dapat bekerja dengan baik bahkan hampir dapat dipastikan produktivitasnya menurun.

Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi berbeda-beda dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya karena setiap pekerjaan mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dengan tuntutan yang berbeda-beda. Perhitungan khusus perlu dilakukan untuk menentukan besranya kelonggaran ini secara tepat seperti dengan sampling pekerjaan ataupun secara fisiologis. Berdasarkan penelitian ternyata besarnya kelonggaran berbeda untuk pekerja pria dan wanita.

(37)

2.5.2. Kelonggaran Kelelahan (Fatique Allowance)

Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik secara kualitas maupun kuantitas. Akan tetapi permasalahannya adalah adanya kesulitan untuk menentukan saat-saat mana yang merupakan saat-saat lelah yang menyebabkan menurunnya hasil produksi, karena masih banyak kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat menjadi penyebabnya.

Jika rasa fatique telah datang dan pekerja harus terus bekerja untuk menghasilkan performansi normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih besar dari kondisi normal dan ini akan menambah rasa fatique. Bila hal ini terus berlangsung pada akhirnya akan menyebabkan terjadi fatique total yaitu jika anggota badan yang bersangkutan sudah tidak dapat melakukan gerakan kerja sama sekali. Hal demikian jarang terjadi karena berdasarkan pengalamannya pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk menghilangkan rasa fatique ini.

2.5.3. Hambatan Tak Terhindarkan (Delay Allowance)

Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang berlebihan dan menganggur dengan sengaja. Ada pula hambatan yang tidak dapat terhindarkan karena berada diluar kemampuan pekerja dalam mengendalikannya.

Beberapa contoh hambatan yang termasuk kedalam hambatan yang tak terhindarkan antara lain :

(38)

• Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti mengganti alat

potong yang patah

• Mengasah peralatan potong

• Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus dari gudang

• Hambatan-hambatan karena kesalahan pemakaian alat ataupun bahan

• Mesin berhenti karena matinya aliran listrik

Besarnya hambatan untuk kejadian-kejadian seperti itu sangat bervariasi dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya bahkan dari suatu system kerja ke system kerja lain karena banyaknya penyebab seperti mesin, kondisi mesin, prosedur kerja, ketelitian suplai bahan dan alat dan lain sebagainya.

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan tahap-tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang akan dibahas, sehingga penelitian yang dilakukan dapat terarah dan memudahkan untuk menganalisis permasalahan yang ada. Adapun tahap-tahap metodologi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dipilihnya judul ini sebagai Tugas Akhir adalah :

1. Menentukan waktu baku alat uji Rheometer pada proses pengujian kompon. 2. Menghitung dan menganalisa jumlah kebutuhan mesin Rheometer

(40)

Gambar 3.1 Skema Metodologi Penelitian

Study Lapangan Study Pustaka

Perumusan Masalah : Kecukupan dan kesiapan operasional dari Alat Uji Rheometer dalam menghadapi kenaikan jumlah produksi.

Tujuan Penelitian : • Menentukan Waktu Baku

Alat Uji Rheometer. • Menghitung dan

menganalisa jumlah kebutuhan Alat Uji Rheometer.

Analisa

Kesimpulan dan saran

Wawancara Pengumpulan Data

Waktu Pengujian Kompon Hasil Produksi Tyre

Pengujian

Keseragaman Data Pengujian

Kecukupan Data

Hasil Berupa Jumlah Kebutuhan mesin Perhitungan Waktu

(41)

3.2. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mencari teori-teori pendukung sebagai landasan atau acuan untuk memecahkan masalah yang ada. Studi ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku referensi yang berhubungan dengan masalah perhitungan waktu baku.

3.3. Penelitian Pendahuluan

Sebelum melakukan pengukuran, terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan pada PT. XY. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada penelitian pendahuluan ini meliputi kunjungan langsung ke Departemen QC PT. XY dengan mendengarkan langsung keterangan dari pimpinan Departemen QC mengenai proses kerja alat uji Rheometer. Langkah selanjutnya dalam penelitian pendahuluan adalah melakukan wawancara dengan operator – operator mesin rheometer untuk

mengetahui cara kerja dan masalah – masalah yang sering terjadi.

3.4. Identifikasi Masalah

Masalah yang akan diteliti untuk Tugas Akhir ini adalah bidang analisa perancangan kerja. Setelah dilakukan peninjauan pada departemen QC ternyata dapat diidentifikasi masalah yang ada yaitu belum diketahuinya waktu baku dari alat uji rheometer, sedangkan waktu baku perlu diketahui guna menganalisa kecukupan kebutuhan alat uji rheometer dalam menghadapi adanya perluasan pada PT. XY.

(42)

3.5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memudahkan pengolahan data atau dalam proses perhitungan waktu baku. Pengukuran waktu yang dilakukan adalah metode pengukuran secara langsung terhadap pekerja. Teknik yang dilakukan dalam pengamatan menggunakan jam henti (stopwatch) terhadap mesin rheometer dalam proses pengujian kompon.

Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mencatat waktu pengujian kompon mulai dari persiapan hingga membuang sample uji guna menghitung waktu baku mesin rheometer. Selain itu data yang dikumpulkan adalah produksi tyre saat ini dan periode akan datang karena adanya perluasan pada PT. XY.

3.6. Pengolahan Data

Data – data yang telah dikumpulkan kemudian diolah untuk mendapatkan waktu baku. Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengolahan data ini adalah untuk mengetahui waktu baku serta menghitung dan menganalisa jumlah kebutuhan mesin untuk periode yang akan datang.

(43)

Tidak Ya Tidak Ya Input data Seragam Cukup?

Gambar 3.2 Metodologi Perhitungan Waktu Baku

Uji Keseragaman Buang sub

grup diluar batas kontrol

Uji Kecukupan Data

Waktu Siklus

Tentukan Nilai Penyesuaian

Waktu Normal

Tentukan Kelonggaran

(44)

3.7. Analisa

Dalam analisis data akan dibahas tentang kebutuhan mesin rheometer dari penghitungan waktu baku dalam menghadapi adanya peningkatan produksi tyre karena adanya perluasan pada PT. XY.

3.8. Kesimpulan dan Saran

Dari uraian analisa pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu kesimpulan yang merupakan hasil yang telah diperoleh dari bab analisa. Sedangkan saran merupakan usulan-usulan yang diberikan demi untuk memberikan input yang bermanfaat bagi perusahaan.

(45)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Untuk menentukan jumlah optimal dari alat uji Rheometer dengan analisa penggunaan waktu baku, diperlukan data-data tertentu yang akan diolah sebagai dasar pembentukan dan pemecahan masalah.

Data-data yang akan digunakan untuk pemecahan masalah akan diuraikan di dalam bab ini. Data-data tersebut kemudian diolah dan dianalisis sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan analisa dan pemecahan masalah pada bab selanjutnya.

Untuk pemecahan masalah pada tulisan ini, data-data yang diperlukan diperoleh dari departemen-departemen yang terkait dengan pokok permasalahan, yaitu dari departemen marketing dan departemen produksi, departemen mixing center. Perolehan data-data didapatkan melalui pengamatan langsung pada proses pengetesan/pengujian mesin hasil produk, melakukan wawancara langsung dengan operator dan pengawas maupun dengan pencatatan arsip yang ada.

(46)

4.1. Gambaran Umum Perusahaan a. Profil Perusahaan :

Nama perusahaan : PT. XY

Alamat Perusahaan : Jl. Gatot Subroto Km 7. Desa Pasir Jaya, Kec Jatiuwung Kotamadya Tangerang 15136 Banten

Indonesia

Status Perusahaan : PMDN- Milik Pribumi Di dirikan : 24 Agustus 1951

Karyawan : 10.000 (Produksi, Non Produksi) Kantor Pusat : Wisma Hayam Wuruk Lantai 11

Jl. Hayam Wuruk 8 Jakarta, Indonesia

Luas Area : ± 250 ha

Jarak dari Jakarta : ± 30 Km

b. Riwayat Perusahaan

PT. XY adalah sebuah perusahaan multi nasional yang beroperasi dalam bidang Industri Kimia Dasar dengan produksinya adalah ban luar dan dalam mobil, ban luar dan dalam motor, serta ban radial, dan ban luar dan dalam sepeda.

PT. XY berdiri pada tanggal 24 Agustus 1951 di Jalan Bandengan Utara 73-75 Jakarta Utara, merupakan perusahaan kecil yang memproduksi ban sepeda luar / dalam namun berkat ketekunan dari pemiliknya maka PT.XY menjadi suatu perusahaan yang besar (potensial).

Untuk pengembangan perusahaan maka pada tahun 1978 pabrik pindah ke Jalan Gatot Subroto Km 7. Desa Pasir Jaya Kec Jatiuwung Kotamadya Tangerang.

(47)

Sehingga sampai sekarang ini PT XY. dapat mensejajarkan diri dengan perusahaan-perusahaan ban international serta diakui oleh pangsa pasar internasional.

Lebih dari 20 tahun yang lalu PT. XY sebagai produsen ban kendaraan bermotor telah membangun teknologi yang bermutu serta mandiri dalam

meningkatkan kemampuannya. Itulah sebabnya didalam mewujudkan keinginannya beberapa upaya khusus telah dilakukan oleh manajemen dan masih berlanjut sampai saat ini (Continuous Improvement).

Berawal dari kerjasama dengan INOAC Rubber Corporation (IRC) Japan ditahun 1972 PT. XY mengembangkan produksi ban luar dan dalam sepeda motor. Dan untuk lebih meningkatkan teknologi ban (Tyre) terutama dalam hal desain, proses serta mutu, maka pada tahun 1980 s/d 1995 menjalin kerjasama teknik dengan Yokohama Rubber Company yang diwujudkan dengan Technical Assistance

Agreement (TAA), sehingga pada tahun 1985 / 1987 kerjasama PT. XY dengan Jepang pada bisnis ban luar dan dalam mobil (Yokohama Rubber Co. Ltd.).

Maka dengan dimulainya kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Jepang, PT. XY meningkatkan kwalitas dan kwantitas ban sepeda, sepeda motor, serta mobil juga ban radial. Sehingga pada tahun 1995 / 1996 PT. XY mendapatkan pengakuan pangsa pasar di dunia internasional dengan diraihnya srtifikat ISO 9001 dan ISO 9002 yang dilanjutkan dengan mendapatkan sertifikat QS 9000 serta ISO/TS-16949.

c. Kondisi Perusahaan

PT. XY. merupakan pabrik yang memproduksi ban untuk kendaraan

(48)

dipasarkan untuk lokal (dalam negeri) serta expor (luar negeri). Untuk pemasaran didalam negeri kita kategorikan sebagai berikut :

• Untuk Replacement

Replacement : Pasar yang dipesan berdasarkan kebutuhan masyarakat seperti di toko-toko, dealer.

• Untuk OEM ( Original Equipment Manufacturing )

Untuk kategori OEM PT. XY langsung mengirimkan ke perusahaan-perusahaan yang mempromosikan kendaraan bermotor :

1. Suzuki 2. Mitsubishi 3. Hyundai 4. Kia 5. Isuzu 6. Nissan

Dari beberapa perusahaan tersebut diikat dalam perjanjian nominal yang mana 1 tahun diadakan perpanjangan kontrak.

Walaupun dalam pemasaran kadang-kadang mengalami perubahan dalam pemesanannya untuk setiap bulannya, tetapi perusahaan tersebut selalu rutin dalam pemesanannya.

• Untuk Export

Sebagian besar produksi ban radial PT. XY atau sekitar 80% adalah untuk market export, diantaranya untuk pasar Eropa, Timur Tengah, Asia, Amerika dan Australia. Selain itu ada pula produk off take, yaitu ban merk lain yang diproduksi di PT. XY, diantaranya adalah Michelin, Pirelli dan Nokia.

(49)

d. Struktur Organisasi 1) Presiden Direktur 2) Advisor

3) HOD Manufacturing 4) Plant Head :

a) Produksi Dept Head b) PPC Dept Head c) QC Dept Head d) Technical Dept. Head e) Engineering Dept. Head 5) HOD GA & HRD :

a) Personalia Dept Head b) GA Dept Head c) Payroll Dept. Head d) Training Dept. Head e) Security Dept. Head 6) HOD Marketing dan Sales 7) HOD Procurement

8) HOD Finance and Accounting

(50)

Presiden Direktur

HOD Marketing & Sales

HOD Finance & Accounting HOD Manufacturing HOD GA & HRD HOD Procurement Advisor

Plant Head A Plant Head B Plant Head C Plant Head D Plant Head E

Produksi Dept.

Head QC Dept. Head

Technical Dept Head Engineering Dept Head PPC Dept Head Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT XY 4.2. Spesifikasi Produk

PT. XY sebagai perusahaan tertua yang memproduksi ban di Indonesia sekarang ini telah memproduksi bermacam-macam ban yang dikonsumsi oleh masyarakat. Dari bermacam-macam ban yang diproduksi oleh PT. XY ini diklasifikasikan sebagai berikut :

• Plant 1 memproduksi Ban untuk kepentingan Auto Mobil Bias Type

• Plant 2 memproduksi Ban luar dan dalam Motor

• Plant 3 memproduksi Ban dalam Mobil

• Plant 4 memproduksi Ban Mobil khusus Radial

(51)

Secara umum perusahaan ini berjalan sehari-harinya dengan terjalinnya kerjasama antara departement-departement disetiap lokasi Plant , karena penulis didalam pembuatan tugas akhir berlokasi di Plant 4, maka Departement di Plant 4 terdiri sebagai berikut :

1) Departement Produksi

2) Departement Planning Production Control 3) Departement Quality Control

4) Departement Engineering 5) Departement Technical 6) Departemen Mixing Center

4.3. Proses Produksi

Produksi ban radial terdiri dari berbagai proses, namun disini penulis hanya akan membahas bagian utama dari proses produksi ban Radial di Plant 4 yaitu sbb :

1) Mixing Compound

Pada proses ini raw material dari gudang bahan yang terdiri dari karet, karbon, oli dan obat ditimbang sesuai spec. Kemudian dimasukkan ke dalam mesin mixer yang berfungsi merubah material ini menjadi compound. Setelah dimixing compound di giling di open mill untuk dibuat sheet diteruskan ke batch of solution agar tidak lengket, dikeringkan dan disusun pada palet atau istilah kami booking.

Setelah mengalami proses mixing dan untuk masuk ke proses selanjutnya compound terlebih dahulu diuji kualitas compound pada Departemen QC. Dari proses mixing masing-masing batch diambil sampel untuk diuji kualitas

(52)

compoundnya. Pengujian kualitas compound menggunakan mesin Rheometer untuk mengetahui karakteristik Physical Compound yaitu untuk mengetahui kekuatan tarik, kematangan compound dan kekenyalan compound.

2) Extuding Tread

Prinsip kerja extruder adalah compound didorong oleh screw melalui die yang mempunyai bentuk sesuai dengan yang diinginkan. Sebelum diekstrusi compound diproses dulu oleh open mill untuk menurunkan MV atau viscositasnya agar mudah dibentuk, lebih homogen dan suhunya naik. Out put dari extruder ini suhunya masih relatif tinggi sehingga perlu

didinginkan dahulu sampai temperatur normal. Proses ini menghasilkan cap tread.

Kesemua proses ini dilakukan oleh mesin dengan bantuan conveyor berjalan. Sebelum dibooking, cap tread diperiksa dimensinya apakah sesuai spec atau tidak . Jika OK dibooking, jika NG dirework kembali ke open mill.

3) Building Tire

Pada mesin Building ini beberapa bagian dari tire disusun menjadi satu green tire yang merupakan bentuk setengah jadi dari ban itu sendiri.

4) Curing Tire

Pada proses curing adalah proses pemasakan green tire menjadi tire. Green tire yang OK disemprot terlebih dahulu dengan silicon pada bagian dalam dan luarnya agar tidak menempel di mold, kemudian dimasukkan ke

(53)

dalam mold yang panas karena steam, dimasak sesuai spec, setelah keluar disebut tire.

4.4 Pengumpulan Data

Untuk meramalkan perencanaan produksi yang akan datang, diperlukan suatu kumpulan data masa lalu. Hasil peramalan ini nantinya dapat digunakan untuk perencanaan dan pengendalian proses produksi serta sebagai perencanaan persediaan masa yang akan datang.

Tabel 4.1

Hasil Produksi Tahun 2007 dan Rencana Produksi Tahun 2008 dan 2009

( Tabel Rencana produksi dan aktual produksi ada pada lampiran VI)

Untuk memperoleh data waktu pengujian compound dengan alat Rheometer, penulis melakukan pengukuran dengan menggunakan metode jam henti dengan data pengamatan sebanyak 40 data. Pada pengoperasian alat, penulis membagi menjadi 5 elemen kerja, antara lain :

1. Persiapan Sampel

Yaitu proses memotong sample compound dari setiap 1 batch diambil 1 sampel.

Produksi Tyre (pcs/day) Th. 2007 28,093 1,601.3 Rencana Th. 2008 33,000 1,881 Rencana Th. 2009 37,500 2137.5 PT. XY, Plant 4 Produksi Compound (batch/day)

(54)

2. Pasang Sampel pada alat

Yaitu proses pemasangan sample yang telah dipotong pada alat uji Rheometer. 3. Proses Curing

Yaitu proses bekerjanya alat Rheometer terhadap setiap sample compound. Dari proses ini akan diketahui data kekuatan tarik dan kekenyalan compound. Untuk setiap jenis compound didapatkan 3 waktu matangnya compound, yaitu 180 detik, 210 detik dan 240 detik.

4. Buang Sampel

Yaitu proses pembuangan sample compound dari alat uji Rheometer, yaitu setelah terjadi proses curing. Sampel yang telah selesai itu harus diambil dari mesin dan dibuang.

5.Print Out Hasil Test

Yaitu proses pencetakan hasil pengujian dalam bentuk grafik sebagai record data pengujian yang digunakan sebagai acuan apakah compound bisa dilanjutkan ke proses selanjutnya. Pencetakan grafik ini dilakukan setiap 10 pengujian sample yang dihasilkan. Sehingga waktu print out yang didapat merupakan gabungan dari 10 pengujian, yaitu 64,2 detik, penulis asumsikan dibagi 10 untuk mendapatkan waktu print out dari masing-masing sample yaitu 6,42 detik.

Dalam proses pengambilan data, penulis mengambil 10 data/hari antara pukul 08.00 – 16.00 WIB, yaitu pada hari Senin, 12 Mei 2008 diambil 10 data untuk masing-masing proses. Untuk pengambilan data ke-2 yaitu pada hari Selasa, 13 Mei 2008 dan untuk pengambilan data ke-3 dan ke-4 pada tanggal 20 dan 21 Mei 2008.

(55)

4.5 Pengukuran Waktu

Dalam melakukan pengukuran waktu digunakan metode langsung dengan menggunakan jam henti (stop watch) sebagai alat ukurnya. Dalam hal ini elemen-elemen yang diukur adalah waktu persiapan sampel, waktu pasang sampel pada alat dan waktu buang sampel. Untuk elemen proses curing tidak diukur waktunya karena waktunya sudah ditetapkan.

Dibawah ini adalah data-data waktu yang telah diukur oleh penulis.

Tabel 4.2

Tabel Data Pengukuran Waktu Persiapan Sampel

Waktu pengukuran Waktu Kerja Waktu pengukuran Waktu Kerja No

( Jam ) ( Sekon/unit) No ( Jam ) ( Sekon/unit)

1 (Hari 1) 15.15 7.08 21 (Hari 3) 09.00 6.56 2 15.16 6.02 22 09.01 6.69 3 15.17 6.69 23 09.02 6.39 4 15.18 7.46 24 09.03 6.58 5 15.19 7.32 25 09.04 6.96 6 15.20 6 26 09.05 7.17 7 15.21 6.36 27 09.06 6.87 8 15.22 6.22 28 09.07 6.61 9 15.23 6.24 29 09.08 6.18 10 15.24 7.2 30 09.09 6.5 11 (Hari 2) 15.20 6.56 31 (Hari 4) 10.00 6.32 12 15.21 7.12 32 10.01 6.37 13 15.22 6.78 33 10.02 6.48 14 15.23 7.38 34 10.03 6.69 15 15.24 7.14 35 10.04 6.2 16 15.25 6.88 36 10.05 6.42 17 15.26 6.29 37 10.06 7.23 18 15.27 6.04 38 10.07 7.14 19 15.28 6.1 39 10.08 6.88 20 15.29 7.41 40 10.09 6.45

(56)

Tabel 4.3

Tabel Data Waktu Pasang Sampel

Waktu pengukuran Waktu Kerja Waktu pengukuran Waktu Kerja No

( Jam ) ( Sekon/unit) No ( Jam ) ( Sekon/unit) 1 (Hari 1) 15.26 14.27 21 (Hari 3) 09.10 13.31 2 15.31 14.08 22 09.16 13.81 3 15.36 13.01 23 09.22 14.31 4 15.41 13.79 24 09.28 14.48 5 15.46 14.26 25 09.34 14.21 6 15.51 14.21 26 09.40 14.32 7 15.56 14.4 27 09.46 14.21 8 16.01 14.24 28 09.52 13.85 9 16.06 13.41 29 09.58 13.56 10 16.11 13.36 30 10.04 14.01 11 (Hari 2) 15.30 13.16 31 (Hari 4) 13.00 14.42 12 15.35 14.92 32 13.05 14.61 13 15.40 14.96 33 13.10 14.58 14 15.45 14.48 34 13.15 14.62 15 15.50 14.46 35 13.20 14.41 16 15.55 14.26 36 13.25 14.56 17 16.00 14.36 37 13.30 14.21 18 16.05 14.53 38 13.35 14.45 19 16.10 14.54 39 13.40 14.98 20 16.15 14.41 40 13.45 14.23

(57)

4.6 Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data dan pengukuran waktu, maka yang selanjutnya dilakukan adalah pengolahan data. Waktu dari etiap elemen kerja yang telah diukur kemudian dikelompokkan kedalam sub group-sub group.

Tabel 4.4

Tabel Data Buang Sampel

Waktu pengukuran Waktu Kerja Waktu pengukuran Waktu Kerja No

( Jam ) ( Sekon/unit) No ( Jam ) ( Sekon/unit)

1 (Hari 1) 15.30 9.76 21 (Hari 3) 09.15 10.22 2 15.34 10.49 22 09.21 9.6 3 15.38 10.36 23 09.27 9.79 4 15.42 9.56 24 09.33 9.32 5 15.46 9.29 25 09.39 9.4 6 15.50 9.36 26 09.45 10.31 7 15.54 9.5 27 09.51 9.98 8 15.58 10.05 28 09.57 10.22 9 16.02 9.38 29 10.03 9.85 10 16.06 10.04 30 10.09 9.87 11 (Hari 2) 15.34 10.21 31 (Hari 4) 13.04 10.12 12 15.38 9.78 32 13.09 10.21 13 15.42 9.11 33 13.14 10.22 14 15.46 10.52 34 13.19 9.99 15 15.50 9.01 35 13.24 9.88 16 15.54 10.01 36 13.29 9.67 17 15.58 10.39 37 13.34 9.68 18 16.02 9.92 38 13.39 10.24 19 16.06 9.24 39 13.44 9.32 20 16.10 8.97 40 13.49 9.54

(58)

Sub grup ke Waktu penyelesaian berturut-turut (detik) Harga rata-rata 1 9.76 10.49 10.36 9.56 9.29 9.89 2 9.36 9.50 10.05 9.38 8.59 9.38 3 8.62 9.78 9.11 10.52 8.93 9.39 4 8.80 10.39 9.92 9.24 8.98 9.47 5 8.22 9.60 9.79 8.55 9.40 9.11 6 10.31 9.98 10.22 9.85 9.87 10.05 7 10.12 10.35 10.22 9.99 9.88 10.11 8 8.98 8.87 9.21 9.32 9.23 9.12 Jumlah 76.52 Tabel 4.5

Pengolahan Data Waktu Persiapan sampel

Sub grup ke Waktu penyelesaian berturut-turut (detik) Harga rata-rata

1 7.08 6.02 6.69 7.46 7.32 6.91 2 6.00 6.36 6.22 6.24 7.20 6.40 3 6.56 7.12 6.78 7.38 7.14 7.00 4 6.88 6.29 6.04 6.10 7.41 6.54 5 6.56 6.69 6.39 6.58 6.96 6.64 6 7.17 6.88 6.61 6.18 6.50 6.67 7 6.32 6.37 6.48 6.69 6.20 6.41 8 6.42 7.23 7.14 6.88 6.45 6.82 Jumlah 53.40 Tabel 4.6

Pengolahan Data Waktu Pasang Sampel Pada Alat

Tabel 4.7

Pengolahan Data Waktu Buang Sampel

Sub grup ke Waktu penyelesaian berturut-turut (detik) Harga rata-rata

1 14.27 14.08 13.01 13.79 14.26 13.88 2 14.21 14.40 14.24 13.41 13.36 13.92 3 13.16 14.92 14.96 14.48 14.46 14.40 4 14.26 14.36 14.53 14.54 14.41 14.42 5 13.31 13.81 14.31 14.48 14.21 14.02 6 14.32 14.21 13.85 13.56 14.01 13.99 7 14.42 14.61 14.58 14.62 14.41 14.53 8 14.56 14.21 14.45 14.98 14.23 14.49 Jumlah 113.65

(59)

4.7 Pengujian Data

4.7.1 Pengujian Data Waktu Persiapan Sampel Jumlah data (N) = 40

Jumlah sub grup = 8

Harga rata-rata sub grup

k x x=

i

_

Dimana : xi = jumlah rata-rata sub grup

k = banyaknya sub grup yang terbentuk n = besar sub grup

k x x=

i _ = Deviasi standar

(

)

0.43 39 16 . 7 1 2 = = − − =

N x xi σ

Deviasi standar sub grup = = =0.1920≈ 5 43 . 0 _ n x σ σ 0.19

Dengan asumsi bahwa tingkat keyakinan penulis terhadap hasil pengukuran waktu pada operator mesin Rheometer yaitu 95% dan tingkat ketelitian = 5%, maka dari Tabel T10.1 didapatkan nilai z = 1.96

Batas Kontrol Atas (BKA) =

_ _ . x z x+ σ = 6.70 + 1.96 (0.19) = 7.07 53.40 = 6.67 ≈ 6.7 8

(60)

Batas Kontrol Bawah (BKB) = _ _ . x z x− σ = 6.70 – 1.96 (0.19) = 6.33

Secara grafis dapat dilihat yang berada dalam batas-batas kontrol tersebut :

Sub Group Ke - 1 2 3 4 5 6 7 8

Harga Rata -

rata 6.91 6.4 7 6.54 6.64 6.67 6.41 6.82

Uji Keseragam an Data Persiapan Sam ple

5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 7.2 1 2 3 4 5 6 7 8 Sub Group Ke -H a rg a R a ta r a ta

Harga Rata - rata BKA

BKB

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, nilai x rata-rata dari masing-masing sub grup berada diantara BKA dan BKB, maka penulis menyatakan bahwa data-data yang didapatkan adalah seragam.

Pengujian kecukupan data menggunakan rumus :

=             − = 2 2 98 . 266 ) 98 . 266 ( ) 12 . 1789 ( 40 05 , 0 2 ' N 6.43 ≈ 7

Karena nilai N > N’ , data mencukupi dan memenuhi batas kontrol.

(

)

2 2 2 '           =

i i i x x x N s Z N

(61)

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4.8

Rangkuman Hasil Perhitungan Keseragaman dan Kecukupan Data pada Elemen Kerja Persiapan Sampel

Mean 6.70 X min 6 Median 6.60 X max 7.46 Modus 6.69 Total 266.98 Std. Dev 0.43 BKA 7.07 Tot. kwadrat 1,789.12 BKB 6.33 N' 7 Count, N 40

4.7.2 Pengujian Data Waktu Pasang Sampel Pada Alat Jumlah data (N) = 40

Jumlah sub grup = 8

Harga rata-rata sub grup k

x x=

i

_

Dimana : xi = jumlah rata-rata sub grup

k = banyaknya sub grup yang terbentuk n = besar sub grup

k x x=

i _ = Deviasi standar

(

)

0.47 39 60 . 8 1 2 = = − − =

N x xi σ 113.65 = 14.21 ≈ 14.2 8

(62)

Deviasi standar sub grup 0.21 5 47 . 0 _ = = = n x σ σ

Dengan asumsi bahwa tingkat keyakinan penulis terhadap hasil pengukuran waktu pada operator mesin Rheometer yaitu 95% dan tingkat ketelitian = 5%, maka dari tabel T10.1 didapatkan nilai z = 1.96

Batas Kontrol Atas (BKA) =

_ _ . x z x+ σ = 14.2 + 1.96 (0.21) = 14.61

Batas Kontrol Bawah (BKB) =

_ _ . x z x− σ = 14.2 – 1.96 (0.21) = 13.79

Uji Keseragam an Data Pasang Sam ple

13 13.5 14 14.5 15 1 2 3 4 5 6 7 8 Sub Group Ke -H a rg a R a ta r a ta

Harga Rata - rata BKA BKB Sub Group Ke - 1 2 3 4 5 6 7 8 Harga Rata - rata 13.88 13.92 14.4 14.42 14.02 13.99 14.53 14.49

(63)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, nilai x rata-rata dari masing-masing sub grup berada diantara BKA dan BKB, maka penulis menyatakan bahwa data-data yang didapatkan adalah seragam.

Pengujian kecukupan data menggunakan rumus :

(

)

2 2 2 '             − =

i i i x x x N s Z N 2 31 . 1 25 . 568 ) 25 . 568 ( ) 30 . 8081 ( 40 05 , 0 2 ' 2 2 ≈ =             − = N

Karena nilai N > N’ , data mencukupi dan memenuhi batas kontrol. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4.9.

Rangkuman Hasil Perhitungan Keseragaman dan Kecukupan Data pada Elemen Kerja Pasang Sampel pada Alat

Mean 14.20 X min 13.01 Median 14.29 X max 14.98 Modus 14.21 Total 568.25 Std. Dev 0.47 BKA 14.61 Tot. kwadrat 8,081.30 BKB 13.79 N' 2 Count, N 40

(64)

4.7.3 Pengujian Data Waktu Buang Sampel Jumlah data (N) = 40

Jumlah sub grup = 8

Harga rata-rata sub grup k

x x=

i

_

Dimana : xi = jumlah rata-rata sub grup

k = banyaknya sub grup yang terbentuk n = besar sub grup

k x x=

i _ = Deviasi standar

(

)

0.42 39 98 . 6 1 2 = = − − =

N x xi σ

Deviasi standar sub grup 0.187 0.19

5 42 . 0 _ ≈ = = = n x σ σ

Dengan asumsi bahwa tingkat keyakinan penulis terhadap hasil pengukuran waktu pada operator mesin Rheometer yaitu 95% dan tingkat ketelitian = 5%, maka dari tabel T10.1 didapatkan nilai z = 1.96

Batas Kontrol Atas (BKA) =

_ _ . x z x+ σ = 9.8 + 1.96 (0.19) = 10.17 78.48 = 9.81 ≈ 9.8 8

Gambar

Gambar 3.1 Skema Metodologi Penelitian
Gambar 3.2 Metodologi Perhitungan Waktu Baku Uji Keseragaman  Buang sub
Tabel Kelonggaran Kerja Operator Rheometer

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghitung jarak tersebut dapat menggunakan euclidean distance seperti pada (4). Untuk menentukan anggota cluster adalah dengan memperhitungkan jarak minimum objek. Nilai yang

unsur instrinsiknya, pada sampul novel ini terdapat beberapa gambar, seperti: gereja yang menggambarkan keberagaman agama, contohnya Mulyani sebagai orang Cina

nana dalam organ sekum tikus dan cecurut pada area pemukiman di Kabupaten Banyumas, menganalisis perbedaan infeksi telur cacing zoonotik berdasarkan spesies, dan

Studi ini menunjukkan bahwa IPMB berhubungan secara signifikan dengan sebagian besar komponen penyusunnya; pada anak usia 6-11 bulan yaitu praktek menyusu, pemberian

Dalam bukunya yang berjudul tajarib Al-Umam ( pengalaman bangsa), ia memaparkan kisah sejarah tentang persia dan Arab sampai dengan masa hidupnya dan menyatakan bahwa penyerbuan

Player akan mengendalikan pihak blue bot untuk melawan red bot. Pemain akan berperan sebagai AI Commander, yang artinya hanya akan memerintahkan secara global,

Berdasarkan hal tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh dari komponen celebrity endorser yang terdiri dari daya

Berdasarkan analisa data hasil penelitian dan pembahasan Self Eficacy ibu pada balita diare dengan menggunakan model promosi kesehatan di puskesmas sei kecamatan