• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG DIET HIPERTENSI DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS GAMPING I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG DIET HIPERTENSI DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS GAMPING I"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

88 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG DIET HIPERTENSI DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS GAMPING I

Knowledge Level Of Elderly About Diet With Hypertension At Public Health Center Gamping 1

Nur Yeti Syarifah1, Anida2, Dhela Farinda3 1,3Prodi Keperawatan (S1) dan Ners STIKES Wira Husada

2Prodi Keperawatan (DIII) STIKES Wira Husada Email: nuryeti_syarifah@yahoo.co.id

ABSTRACT

Background : Hypertension is a degenerative disease. Generally blood pressure increases slowly with increasing age. The risk of suffering from hypertension in a population ≥ 55 years of age whose normal blood pressure is 90%. Until the age of 55, men suffer more hypertension than women. From 55 years to 74 years, a little more women than men who suffer from hypertension. In the elderly population (age ≥60 years), the prevalence for hypertension is 65.4% (Triyanto, 2014).

Objective: Knowing Relations Knowledge Level Against Elderly Diet Blood Pressure Hypertension.

Research methods: This type of research uses descriptive method komperasi the research done to determine the type of level of relations between two or more variables, without making additional changes, or manipulation of the data that was already there (Nasehudin & Nana 2012).

Result: The Spearman rho test results obtained 0.017 p value of <0.05, which means that there is a significant relationship between the level of knowledge about diet Elderly Hypertension with Blood Pressure in Dalkeith Health Center I.

Conclusion: Based on the results of data analysis and discussion about Elderly Knowledge Level Relationship of Hypertension with Blood Pressure Diet in Dalkeith Health Center I.

Keywords : knowledge, Hypertension, Generally blood pressure.

ABSTRAK

Latar Belakang : Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakitnya lainya. Permasalahan saat ini masih ditemukan pasien hipertensi yang tidak mengetahui tentang diet yang disarankan. Tujuan Penelitian : Mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Diit Hipertensi Dengan Tekanan Darah di Puskesmas Gamping I.

Metode Penelitian : Jenis penelitian menggunaan metode deskriptif korelasi dengan metode cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 30 lansia. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, analisis data menggunakan spearman.

Hasil : Hasil uji korelasi spearman bahwa ada hubungan bermakna antara Tingkat Pengetahuan Lansia tentang Diet Hipertensi dengan Tekanan Darah di Puskesmas Gamping I (p = 0,017).

Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara Tingkat Pengetahuan Lansia tentang Diet Hipertensi dengan Tekanan Darah di Puskesmas Gamping I.

(2)

89 PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur. Resiko untuk menderita hipertensi pada populasi ≥ 55 tahun yang tadinya tekanan darah normal adalah 90%. Sampai umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan perempuan. Dari umur 55 tahun s/d 80 tahun, sedikit lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki yang menderita hipertensi. Pada populasi lansia (umur ≥55 tahun), prevalensi untuk hipertensi sebesar 65.4%1.

Sekitar 1,3 milyar orang didunia menderita hipertensi. Artinya, 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% diantaranya yang minum obat. Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 milyar orang yang terkena hipertensi. Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi3.

Prevalensi hipertensi di DIY menurut Riskesdas 2013 adalah 35,8% atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka nasional (31,7%). Prevalensi ini menempatkan DIY pada urutan ke-5 sebagai provinsi dengan kasus hipertensi yang tinggi. Hipertensi selalu masuk dalam 10 besar penyakit sekaligus 10 besar penyebab kematian di DIY selama beberapa tahun terakhir berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS). Laporan Puskesmas Tahun 2016 tercatat kasus hipertensi 29105 kasus 49 Sedangkan laporan Surveilans Terpadu Penyakit (STP) Rumah Sakit Rawat Jalan sebanyak 1152 kasus hipertensi esensial. Sedangkan berdasar STP Puskesmas tahun 2017 tercatat 20.309 kasus hipertensi. Untuk STP Rawat Jalan Rumah Sakit tercatat 12.962 kasus baru4.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan di Puskesmas Gamping 1 Sleman, Yogyakarta, jumlah data lansia yang mengalami hipertensi untuk bulan Juli-September 2019, jumlah pasien yang mengalami hipertensi adalah 122 pasien lansia dan pasien tetap sebanyak 105. Jumlah ini diklasifiasikan berdasaran jenis kelamin dengan jumlah pasien perempuan adalah 70 pasien dan laki-laki adalah 35 pasien. Survei awal yang dilakukan di puskesmas gamping I dengan melakukan wawancara pada tanggal 12 juni 2019 dengan melakukan wawancara pada 3 responden didapatkan hasil bahwa 3 responden tersebut menjelaskan bahwa penyebab tekanan darah ialah salah satunya mengonsumsi garam.

Pengobatan terhadap hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan nonfarmakologis. Pengobatan farmakologis pada hipertensi biasanya melibatkan berbagai obat antihipertensi, sedangkan pengobatan nonfarmakologis biasanya dilakukan dengan penerapan gaya hidup sehat dan terapi herbal. Pemberian obat antihipertensi harus dilakukan oleh dokter sesuai dengan keadaan pasien, serta harus di barengi dengan penerapan gaya hidup sehat bagi pasien atau penderita hipertensi. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk memaksimalkan penyembuhan dan membuat penderita hipertensi lebih nyaman dalam menjalani hidup8.

Gaya hidup sehat ini antara lain meliputi pola makan atau aktivitas serta olahraga. Perubahan gaya hidup ini sangat dianjurkan sebab sangat efektif apabila

(3)

90

kita tahu bahwa lebih baik mencegah dari pada mengobati. Akan tetapi banyak orang, baik yang belum menderita hipertensi ataupun penderita hipertensi tidak melakukannya9. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pendampingan diet pada keluarga dengan hipertensi.

METODE

Desain penelitian yang digunakan adalah metode desktiptif komparasi dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan pada Januari 2020. Puskesmas Gamping I. Teknik Sampling yang dipakai ialah Purposive Sampling. Sampel yang digunakan ialah lansia yang berada di Puskesmas Gamping I sebanyak 30 orang.

HASIL

A. Analisa Univariat

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa karakteristik responden lansia berdasarkan usia di Puskesmas Gamping I dari 30 responden, usia 55-80 tahun adalah yang paling besar sebanyak 19 responden (63,3%) dan usia >81 adalah yang paling rendah sebanyak 4 responden (13,4%). Karakteristik berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas Gamping I dari 30 responden, sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 responden (63,3%). Karakteristik responden lansia berdasarkan pendidikan di Puskesmas Gamping I dari 30 responden, tidak sekolah adalah yang paling besar sebanyak 13 responden (43,3%) sedangkan SD dan SMA adalah yang paling rendah sebanyak 5 responden (16,7%).

(4)

91

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 14 responden (46,7%).

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa tekanan darah responden sebagian besar dalam kategori pre hipertensi sebanyak 14 responden (46,7%).

B. Analisa Bivariat

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 5 responden dengan pengetahuan kurang, tekanan darah dalam kategori normal sebanyak 4 responden dan pre hipertensi sebanyak 1 responden. Dari 14 responden dengan tingkat pengetahuan cukup, tekanan darah dalam kategori normal sebanyak 3 responden, pre hipertensi sebanyak 7 responden dan 4 responden dalam kategori hipertensi tahap 1. Dari 11 responden dengan tingkat pengetahuan baik, tekanan darah dalam kategori normal sebanyak 1 responden, pre hipertensi sebanyak 6 responden dan 4 responden dalam kategori hipertensi tahap 1. Hasil uji spearman rho didapatkan nilai p value 0.017 < 0.05 yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara Tingkat

(5)

92

Pengetahuan Lansia tentang Diet Hipertensi dengan Tekanan Darah di Puskesmas Gamping I.

PEMBAHASAN

1. Tingkat pengetahuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pengetahuan responden sebagian besar dalam kategori cukup. Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan responden yang cukup dikarenakan sedikitnya rasa peduli lansia tentang diet hipertensi dan dalam menjawab pertanyaan lansia sekedar mengerti tentang diet hipertensi.

2. Tekanan Darah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah responden sebagian besar dalam kategori pre hipertensi. Banyaknya responden yang tekanan darahnya dalam kategori pre hipertensi dipengaruhi oleh faktor usia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebagian besar berusia 60-70 tahun.

3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia tentang Diet Hipertensi dengan Tekanan Darah di Puskesmas Gamping I menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Tingkat Pengetahuan Lansia tentang Diet Hipertensi dengan Tekanan Darah di Puskesmas Gamping I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif bearti semakin baik tingkat pengetahuan tentang diit hipertensi maka tekanan darah pada lansia semakin baik/terkontrol.

SIMPULAN

1. Karakteristik responden lansia berdasarkan usia sebagian besar berusia 55-81 tahun sebanyak 63,3%. Jenis kelamin responden, sebagian besar berjenis kelamin perempuan 56,7% dan Pendidikan responden sebagian besar berpendidikan tidak sekolah sebanyak 43,3%.

2. Tingkat pengetahuan responden sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 46,7%.

3. Tekanan darah responden sebagian besar dalam kategori pre hipertensi sebanyak 46,7%..

SARAN

1. Diharapkan para lansia yang menderita hipertensi lebih memperhatikan frekuensi control atau cek kesehatan serta lebih memperhatikan pola diet penderita hipertensi serta dapat mengetahui adanya hubungan tingkat pengetahuan lansia tentang diet hipertensi dengan terjadinya penyakit jantung sehingga mereka lebih berhati-hati.

(6)

93

2. Melihat faktor penyebab terjadinya penyakit hipertensi, perlu melakukan peningkatan upaya promosi kesehatan seperti penyuluhan kepada masyarakat agar secara mandiri melakukan perilaku hidup sehat sedini mungkin.

RUJUKAN

1. Triyanto, E (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara

terpadu (1ST ED). Graha Ilmu, Yogyakarta.

2. Sari, Y N I (2017) Berdamai Dengan Hipertensi. Jakarta Tim Bumi Medika. 3. Kemenkes RI. (2018, May 16). Hipertensi Membunuh Diam-Diam, Ketahui

Tekanan Darah Anda. Kemenkes RI. Retrieved from

http://www.depkes.go.id/article/view/18051600004/hipertensi-membunuh-diam-diam-ketahui-tekanan-darah-anda.html. diambil Tanggal juni 02 Mei 2019. 4. Depkes. (2017). Profil Kesehatan Provinsi di Yogyakarta.

5. Dahlan. (2015) Statistik untuk kedokteran dan kesehatan, Salemba Medika, Jakarta.

6. Retaningsih, (2018) Keperawatan Gerontik. Graha Ilmu, Jakarta.

7. Riskesdas. (2013). Prevalensi Hipertensi Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

8. Sari, Y N I (2017) Berdamai Dengan Hipertensi. Jakarta Tim Bumi Medika. 9. Herlambang (2013) Menaklukkan Hipertensi & Diabetes (1st ed.). Yogyakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran sub kriteria ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang seharusnya dilakukan, seperti:.. Unit kerja telah melakukan sosialisasi/pelatihan berupa kode

Serbuk gergaji dengan berat 0 g dan 300 g dicampur ke dalam tanah yang akan dimasukkan ke dalam masing-masing plot simulator, parameter yang diamati adalah limpasan

Dari 16 pertanyaan kuesioner yang dilakukan mengenai sikap responden terhadap personal hygiene , didapatkan hasil yang menyatakan bahwa masih ada anak yang

Fokus pada penelitian ini adalah untuk mencari jawaban dari masalah yang diteliti yaitu implementasi strategi pemasaran wisata keraton kesepuhan dalam membangun daya

Berdasarkan paparan data pada sub bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi pendidikan di MTs Negeri Aryojeding berjalan dengan lancar, karena para guru

Tidak hanya dalam masyarakat tetapi juga dalam keluarga yang tidak begitu akrab seperti paman, bibi atau ibu mertua, karena ’ giri ’ ditujukan untuk semua orang dan menuntut

Setelah melakukan observasi dan wawancara maka masalah-masalah yang terdapat di SDN Babakan dapat diidentifikasi dan bisa dikaitkan dengan apa yang akan dilaksanakan dalam