• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mata Kuliah: Media Pembelajaran. Dosen: Hermawan Wahyu Setiadi, M. Pd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mata Kuliah: Media Pembelajaran. Dosen: Hermawan Wahyu Setiadi, M. Pd"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i MAKALAH

“HAKIKAT DAN KEDUDUKAN MEDIA PEMBELAJARAN”

Mata Kuliah: Media Pembelajaran

Dosen: Hermawan Wahyu Setiadi, M. Pd

Disusun oleh:

1. Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) 2. Kurnia Wdyastanti (14144600190)

3. Nurmiati (14144600214)

Kelas : A5-14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA TAHUN 2015

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT karena berkat ridho-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah media pembelajaran ini membahastentang “Hakikat dan Kedudukan Media Pembelajaran”.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah mengantarkan umatnya dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang-benderang dengan kekayaan ilmu dan pengetahuan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari bapak Hermawan Wahyu Setiadi, M. Pdselaku dosen mata kuliah Media Pembelajaran. Semoga Allah SWT, melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami, teman-teman, dan para pembaca. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran untuk memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya. Atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada dalam penulisan makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Yogyakarta, 16 September 2015

(3)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penulisan ... 5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Media ... 6 B. Pengertian Pembelajaran ... 7 C. Pengertian MediaPembelajaran ... 11

D. Kedudukan Media Pembelajaran ... 12

E. Kedudukan Media dalam Pembelajaran ... 12

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 15

B. Saran ... 15

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan tegnologi iptek telah berpengaruh terhadap penggunaan alat-alat bantu mengajar disekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Bagi sekolah yang sudah mampu dan maju, telah menggunakan alat-alat tersebut sebagai alat bantu mengajar,sehingga pembelajaran lebih efektif, efisien dan menyenangkan .

Dengan kemajuan teknologi, perkembangan pendidikan disekolah semakin lama semakin mengalami perubahan dan mendorong berbagai usaha perubahan. Pendidikan disekolah-sekolah kita telah menunjukkan perkembangan pesat pada bidang kurikulum, metodelagi,peralatan, dan penilaian. Begitu juga, telah terjadi perubahan pada bidang administrasi pendidikan, organisasi, personil (SDM), dan supervisi pendidikan. Maka, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa perubahan yang terjadi merupakan pembaharuan dalam sistem pendidikan yang menyangkut semua aspek atau komponen yang ada.

Sekarang ini pembelajaran di sekolah mulai desusaikan dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga terjadi perubahan dan teknologi paradigma pendidikan. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi khususnya internet, mempercepat aliran ilmu pengetahuan yang menembus batas-batas dimensi ruang, birokrasi, kemapanan dan waktu. Program-program internet bukan hanya menampilkan data dan informasi yang dapat transmisikan dengan kecepatan tinggi, tetapi juga ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara cepat oleh penggunannya. Kemampuan, kecepatan, kesempatan untuk mengakumulasi, mengolah, menganalisis, mensintesa data menjadi informasi yang kemudian menjadi ilmu pengetahuan yang bermanfaat, sangatlah penting artinya dalam dunia informasi saat ini. Tentu saja kondisi dan perubahan ini akan berpengaruh

(5)

2

pada kebiasaan, budaya pendidikan, pembelajaran yang dikelola dan dilakukan selama ini.

Kemajuan dan peranan teknologi sudah sedemikian menonjol sehingga penggunaan alat-alat, perlengkapan pendidikan, media pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah mulai disesuaikan dengan kemajuan. Penggunaan alat-alat bantu mengajar, alat-alat peraga pendidikan, audio, visual dan audio-visual serta perlengkapan sekolah serta perlengkapan peralatan kerja lainnya, disesuaikan dengan perkembangan tersebut. Tapi yang perlu diperhatikan peralatannya dan perlengkapan sekolah tersebut, harus disesuaikan dengan tuntutan kurikulum, materi, metode, dan tingkat kemampuan pembelajar (siswa) untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(6)

3

Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi penggunaan berbagai jenis media, sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Pengajar diharapkan dapat menggunakan alat-alat/perlengkapan tersebut secara efektif dan efisien dalam pembelajaran di kelas. Tapi disisi lain, pengajar juga diisyaratkan untuk dapat menggunakan berbagai alat-alat yang murah, efisien, mampu dimiliki sekolah, baik yang dibuat sendiri atau pengajar, maupun alat-alat konpensional yang sudah tersedia dan dimiliki sekolah tetapi juga tidak menolak kemungkinan menggunakan alat-alat yang sesuai dengan tuntutan perkembangan kemajuan teknologi dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, pengajar sebagai tenaga profesional, tidak boleh gaptek (gagap teknologi). Pengajar dituntut untuk selalu mengembangkan diri sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Untuk itu, pengajar mulai berusaha membiasakan diri menggunakan berbagai peralatan-peralatan, seperti OHP, LCD, CD, VCD, Video, Komputer, dan internet dalam pembelajaran dikelas, dengan berbagai program pembelajaran yang dapat dikembangkan. Bagi sekolah-sekolah yang sudah maju, seharusnya sudah berusaha untuk melakukan berbagai upaya perbaikan pada perlatan dan perlengkapan pendidikan yang digunakan. Para pengajar mulai menggunakan berbagai jenis media yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan untuk semua mata pelajaran seperti menggunakan Radio, TV, Film, Komputer, VCD, DVD, LCD, Internet, sebagai sarana pembelajaran.

(7)

4

Gambar 1.2 Contoh Media Pembelajaran

Di Indonesia, memang telah dicobakan menggunakan Radio dan Televisi pendidikan TVP, dan pada era 2000an sekarang ini, diberbagai lembaga pendidikan mulai dikembangkan pembelajaran berbasis e-learning, yang memudahkan pembelajar dapat mengakses materi pelajaran melalui internet.

Bagi program sekolah-sekolah jarak jauh atau program pembelajaran jarak jauh, sangat memerlukan peralatan tersebut. Tentu saja, pendidikan jarak jauh, memerlukan perlengkapan pendidikan yang baik yang disesuaikan dengan perkembangan alat-alat yang digunakan dalam proses pembelajaran dan pendidikan, sehingga dapat memudahkan pembelajar mengakses materi pembelajaran dengan baik.

(8)

5 B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan media?

2. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran?

3. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran? 4. Bagaimana kedudukan media pembelajaran? 5. Bagaimana kedudukan media dalam pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian media. 2. Mengetahui arti pembelajaran. 3. Mengetahui arti media pembelajaran.

4. Mengetahui kedudukan media pembelajaran. 5. Mengetahui kedudukan media dalam pembelajara.

(9)

6 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Media

Gambar 2.1 Bagan Kedudukan Media dalam Pembelajaran

Kata media merupakan jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Jadi media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee,1997).

Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tenntang media, diantaranya adalah: asosiasi teknologi dan komunikasi pendidikan (Association of Education and Communication Technology atau disingkat dengan AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. National Education Assiciation (NEA), mengatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual serta peralatannya. Gagne (1970),mengatakan bahwa Media adalah berbagai jenis komponen atau sumber dalam lingkungan perbelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar.

(10)

7

B. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator, yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar.

Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses pendidikan terdapat komunikator, komunikan, dan pesan, yakni sebagai komponen-komponen komunikasi. Istilah komunikasi atau dalam bahasa

Inggris communication berasal dari kata latin communication, yang

pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu), pertukaran, dimana sipembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya; ikut mengambil bagian. Kata sifatnya communis artinya bersifat umum atau

bersama-sama. Kata kerjanya communicare, artinya berdialog, berunding atau

bermusyawarah (Effendy, 1994:9 dan Anwar Arifin, 1992:19-20). Jadi, secara konseptual arti komunikasi itu sendiri sudah mengandung pengertian

emberi tahukan (dan menyebarkan) berita, pengetahuan, pemikiran-pemikiran, nilai-nilai dengan maksud untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang diberi tahukan itu menjadi milik bersama.

(11)

8

Ditinjau dari efek yang diharapkan tujuan komunikasi bersifat umum. Dalam hal inilah maka dalam proses komunikasi melahirkan istilah-istilah seperti penerangan, propaganda, indoktrinasi, pendidikan, dll. Inti dari itu semua adalah untuk mencapai persetujuan mengenai sesuatu pokok ataupun maslah yang merupakan kepentingan bersama.Dengan demikian, pendidikan adalah bagian khususnya komunikasi, karena ia memiliki tujuan yang bersifat khusus. Memang dalam berbagai komunikasi yang sekedarnya mungkin tidak direncana karenanya tidak dikatakan sebagai komunikai pendidikan (educative communication), sementara komunikasi dalam proses pendidikan terjadi karena dan ada tujuan yang diinginkan.

Pendidikan itu sendiri dapat dirumuskan dari sudut normative, karena pendidikan menurut hakikatnya memang sebagai suatu peristiwa yang memiliki norma. Artinya, bahwa dalam peristiwa pendidikan, pendidik dan anak didik berpegang pada ukuran, norma hidup, pandanga terhadap individu dan masyarakat, nilai-nilai moral, kesusilaan yang semuanya merupakan sumber norma didalam pendidikan. Aspek itu sangat dominan dalam merumuskan tujuan secara umum.

Oleh karena itu, persoalan ini akan merupakan bidang pembahasan teori dan filsafat ilmu pendidikan. Tetapi disamping peruusan secara normative pendidikan dapat pula dirumuskan dari sudut proses teknis, yakni terutama dilihat dari segi peristiwanya. Peristiwa dalam hal ini merupakan suatu kegiatan praktis yang berlangsung dalam satu masa dan terikat dalam satu situasi serta terarah pada satu tujuan.

Peristiwa tersebut adalah satu rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia, yaitu rangkaian kegiatan yang saling mempengaruhi. Satu rangkaian proses perubahan dan penumbuh kembangan fungsi jasmaniyah, penumbuh kembangan watak, intelek dan sosial semua ini tercakup dalam peristiwa pendidikan.

Dengan demikian, pendidikan itu merupakan himpunan cultural yang sangat kompleks yang dapat digunakan sebagai perencanaan kehidupan manusia.

(12)

9

Sedangkan peristiwa atau proses interaksi pendidikannya adalah suatu proses teknis.

Gambar 2.3 Guru Menggunakan Media Buku

Didalam proses teknis inilah secara spesifik disebut proses pembelajaran.

Kata pembelajaran senganja dipakai sebagai padanan kata dari

kata instruction (bahasa inggris). Kata instruction mempunyai pengertian lebih luas dari pada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks guru-murid di kelas (ruang formal), pembelajaran mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tidak di hadiri guru secara fisik. Oleh karena itu, dalam pembelajaran yang di tekankan adalah proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa kita sebut pembelajaran.

Masalah pembelajaran itu sendiri merupakan masalah yang cukup kompleks dan banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak devinisi pembelajaran, di sini dikutip dua definsi yang di anut A. Chaeder Al Wasilah

(13)

10

(dalam pengantarnyauntuk versi terjemahan buku Elaine B. Johnson, Contextua

Teaching And Learning) sebagai berikut ini:

(1)“A relatively permanent change in response potentiality which occurs

as a result of renforced practice”.

(2) “a change in human disposition or capability, which can be retained,

and which is not simplyascribable to the process of growth”.

Dari dua definisi ini ada tiga prinsip yang layak diperhatikan:

Pertama,roses pembelajaran menghasilkan perubahan perilaku anak didik

yang relatif permanen. Tentunya, dalam proses ini terdapat peran pengingat pembelajaran, yakni guru atau dosen sebagai pelaku perubahan (agent of change).

Kedua, anak didik memiliki potensi, gandrung, dan kemampuan yang

merupakan benih kodrati untuk ditumbuhkembangkan tanpa henti.

Ketiga, perubahan atau pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh linear

sejalan proses kehidupan. Artinya, proses belajar mengajar memang merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri, tetapi ia didesain secara khusus, dan diniati demi tercapainya kondisi atau kualitas ideal seperti diatas. Ketiga hal ini menegaskan definisi pembelajaran.

Proses Pembelajaran sebagai Proses Komunikasi (Media Sebagai Bahasa Guru):

Secara garis besar menurut Onong (1994:11-16) proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara skunder.

Pertama, proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian

pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan lambang atau simbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Kedua, proses komunikasi secara skunder adalah proses penyampaian

pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan sarana atau alat

(14)

11

pertama... Surat, telepon, teleteks, surat kabar, majalah, radio televisi, film dan

banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

C. Pengertian Media Pembelajaran

Dari definisi Media dan Pembelajaran dapat kita tarik kesimpulan bahwa Media Pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara belajar,pengajar dan bahan ajar. Maka dapat dikatakan bahwa,bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan.

Bentuk-Bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media,diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia,realitas gambar bergerak atau tidak,tulisan dan suara yang direkam. Dengan kelima bentuk stimulus ini, akan membantu pembelajar mempelajari bahan belajaran atau dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media adalah suara,lihat dan gerakan.

Media Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengeajaran. Dalam pengertian yang lebih luas Media Pembelajaran adalah alat, Metode dan Teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran dikelas. Substansi dari media pembelajaran:

1. Bentuk saluran,yang digunakan untuk menyalurkan pesan,informasi atau bahan pelajarn kepada penerima pesan atau pembelajar.

2. Berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar.

3. Bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar.

(15)

12

4. Bentuk-bentuk komunikasi dan Metode yang dapat merangsang Pembelajar untuk Belajar, baik cetak atau audio, visual dan audio-visual.

D. Kedudukan Media Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem,maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajarannya sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Jadi Media Pembelajaran adalah komponen integlal dari sistem pembelajaran.

Posisi media pembelajaran sebagai komponen komunikasi ditunjukkan pada gambar sebagai berikut;

Gambar 2.4 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran

E. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran

Sebelum membahas tentang sistem pembelajaran, kita pahami terlebih dahulu kata sistem. Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pembelajaran dikatakan sebagai sistem karena didalamnya mengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Komponen – komponen tersebut meliputi : tujuan, materi,

(16)

13

metode, media dan evaluasi. Masing-masing kompone saling berkaitan erat merupakan satu kesatuan.

Proses perancangan pembelajaran selalu diawali dengan perumusan tujuan instruksional khusus sebagai pengembangan dari tujuan instruksional umum.

Dalam kurikulum 2006 perumusan indikator selalu merujuk pada kompetensi dasar dan kompetensi dasar selalu merujuk pada standar kompetensi. Usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dibantu oleh penggunaan alat bantu pembelajaran yang tepat dan sesuai karakteristik komponen penggunannya.

Setelah itu, guru menentukan alat dan melaksansakannya evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat menjadi bahan masukan atau umpan balik kegiatan yang telah dilaksanakan. Apabila ternyata hasil belajar siswa rendah, maka kita mengidentifikasi bagian-bangain apa yang mengakibatkannya. Khususnya dalam penggunaan media, maka perlu melihat bagaimana efektivitas apakah yang menjadi faktor penyebabnya.

(17)

14

Gambar 2.5 Contoh Metode Pembelajaran dengan Media Pembelajaran Visual

(18)

15 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara belajar,pengajar dan bahan ajar. Maka dapat dikatakan bahwa,bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Karena teknologi semakin tinggi dan karena di era globalisasi ini, maka media untuk pembelajaran semakin kompleks pula. Baik media 1 dimensi hingga yang multi media. Untuk itu guru pada jaman sekarang harus pintar-pintar untuk menggunakan media pembelajaran agar siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran, dan agar siswa tidak bosan dengan pelajaran tersebut.

Guru jaman sekarang juga harus pandai dalam membuat media sendiri. Karena dengan media yang guru buat sendiri maka akan lebih mudah menyampaikan kepada siswa dibandingkan jika guru membeli. Guru juga tidak perlu khawatir akan bahan dan alat untuk pembuatan media. Guru bisa menggunakan bahan-bahan yang sudah tidak terpakai.

Dengan adanya mata kuliah media pembelajaran ini, maka para mahasiswa kelak dapat menadi guru yang mudah beromunikasi dengan siswanya. Karena dengan media pembelajaran siswa akan lebih aktif dan menuntut guru untuk lebih kreatif.

B. Saran

Menyadari akan kekurangan dan kesalahan yang lumrah terjadi pada manusia, maka dari itu, kami sangat mengharapkan feed back berupa kritik dan saran yang konstruktif demi sebuah progress untuk masa yang akan datang.

(19)

16

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Sanaki, Hujair. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba http://agussupyans.blogspot.co.id/2012/05/hakikat-mediapembelajaran.html (Rabu, 16 Sepember 2015) http://bagusizza.blogspot.co.id/2014/02/hakekat-media-pembelajaran.html (Rabu, 16 Sepember 2015) http://soddis.blogspot.co.id/2015/03/hakikat-media-dalampembelajaran.html (Rabu, 16 Sepember 2015) https://www.google.co.id/search?q=posisi+media+pembelajaran&es_sm=93&s ource=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAgQ_AUoAWoVChMInravot77xwIVR3COCh2Fawc 2&biw=1364&bih=663#imgrc=_ (Rabu, 16 Sepember 2015)

Gambar

Gambar 1.1 Contoh Alat Bantu Mengajar
Gambar 1.2 Contoh Media Pembelajaran
Gambar 2.1 Bagan Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Gambar 2.2 Proses Pembelajaran dengan berbagai Media
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT ( Numbered Heads Together ) dapat meningkatkan motivasi

Sementara pada kelompok lainnya mengalami kenaikan indeks yaitu berturut-turut: kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,45 persen; kelompok

Secara nasional saat ini wilayah perbatasan laut menghadapi sejumlah permasalahan, antara lain, belum selesainya penetapan batas wilayah dengan negara tetangga, kemudian

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis kinerja keuangan guna mengetahui perkembangan posisi keuangan pada koperasi Sawit Gung Sangkur pada priode 2011

Penelitian ini menggunakan Skala Likert, Menurut (Sugiyono, 2008:93) “Skala Likert yaitu alat yang digunakan untuk mengukur jawaban dari Wajib Pajak Orang Pribadi

menunjukan bahwa 1) skor rata-rata pemahaman konsep mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya pada pokok bahasan gerak harmonik sederhana

Sesuai dengan hasil perhitungan prosentase di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas belajar siswa di kelas kontrol pada materi agama Islam di SMA Al-Bakriyah Lomaer Blega

antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif, metode ceramah dan pemberian tugas.. Artinya, pada taraf signifikansi 5% tidak terdapat