• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELENGGARAAN PROGRAM KOTAKU TINGKAT DESA/KELURAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYELENGGARAAN PROGRAM KOTAKU TINGKAT DESA/KELURAHAN"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

1

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

PENYELENGGARAAN PROGRAM KOTAKU TINGKAT DESA/KELURAHAN

Program KOTAKU di tingkat kelurahan/desa dan kecamatan mempunyai tahapan siklus program yang sinergis dengan program perencanaan pembangunan tingkat kelurahan/desa dan kecamatan serta menjadi satu kesatuan dan sinkron dengan program tingkat kabupaten/kota yang dirajut melalui forum-forum konsultasi intensif.

Untuk mewujudkan tujuan program, berikut tahapan pelaksanaan di tingkat kelurahan/desa yang menjadi satu kesatuan dengan tahapan tingkat kabupaten/kota, yaitu:

I. Tahap Persiapan II. Tahap Perencanaan III. Tahap Pelaksanaan IV. Tahap Keberlanjutan

Tahapan tersebut dapat berulang secara dalam kurun waktu tertentu mengikuti tahapan kegiatan perencanaan pembangunan reguler.

(2)

2

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

Gambar 2.1. Tahapan Kegiatan Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat Kelurahanl/Desa Monev Pengembangan Kapasitas (menerus) : Pelatihan & Sosialisasi Operasional & Pemeliharaan

V. KEGIATAN YANG MENERUS DAN BERKALA

I.PERSIAPAN 1. Sosialisasi Awal 2. Pembentukan/ Penguatan Pokja PKP II.PERENCANAAN 5. Konsolidasi data Permukiman kumuh 6.Penyusunan RP2KPKP/SIAP III.PELAKSANAAN 7.Implementasi Kegiatan Lingkungan, Ekonomi, Sosial IV. KEBERLANJUTAN 8.Penyusunan Kerangka Regulasi 9. Penguatan Kelembagaan 10.Penguatan database &

Mekanisme Pemantauan

PROSES KONSULTASI

Monev Pengembangan Kapasitas (menerus) : Pelatihan & Sosialisasi Operasional & Pemeliharaan V.KEGIATAN YANG MENERUS DAN BERKALA

I.PERSIAPAN 1. Sosialisasi Awal & RKM II.PERENCANAAN 6.Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) III.PELAKSANAAN 7.Implemetasi Kegiatan Lingkungan, Ekonomi, Sosial 2. Pembentukan/ Penguatan TIPP K E G IA T A N T IN G K A T K A B /K O T A K E G IA T A N T IN G K A T K E L U R A H A N /D E S A Review Perencanaan 3.Membangun Visi Review Perencanaan IV.KEBERLANJUTAN 8.Pengembangan Kelembagaan 9.Integrasi Perencanaan 5. Pemetaan Swadaya 4.RPK 3.Membangun Visi 4.RPK

(3)

3

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

Gambar 1.1. Tahapan kegiatan Program KOTAKU Tingkat Kelurahanl/Desa

Monev Pengembangan Kapasitas (menerus) : Pelatihan & Sosialisasi Operasional & Pemeliharaan

V. KEGIATAN YANG MENERUS DAN BERKALA

I.PERSIAPAN 1. Sosialisasi Awal 2. Pembentukan/ Penguatan Pokja PKP II.PERENCANAAN 5. Konsolidasi data Permukiman kumuh 6.Penyusunan RP2KPKP/SIAP III.PELAKSANAAN 7.Implementasi Kegiatan Lingkungan, Ekonomi, Sosial IV. KEBERLANJUTAN 8.Penyusunan Kerangka Regulasi 9. Penguatan Kelembagaan 10.Penguatan database &

Mekanisme Pemantauan

PROSES KONSULTASI

Monev Pengembangan Kapasitas (menerus) : Pelatihan & Sosialisasi Operasional & Pemeliharaan V.KEGIATAN YANG MENERUS DAN BERKALA

I.PERSIAPAN 1. Sosialisasi Awal & RKM II.PERENCANAAN 6.Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) III.PELAKSANAAN 7.Implemetasi Kegiatan Lingkungan, Ekonomi, Sosial 2. Pembentukan/ Penguatan TIPP K E G IA T A N T IN G K A T K A B /K O T A K E G IA T A N T IN G K A T K E L U R A H A N /D E S A Review Perencanaan 3.Membangun Visi Review Perencanaan IV.KEBERLANJUTAN 8.Pengembangan Kelembagaan 9.Integrasi Perencanaan 5. Pemetaan Swadaya 4.RPK 3.Membangun Visi 4.RPK

(4)

4

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

1.1

Tahapan Persiapan

Tahap persiapan dilaksanakan untuk membangun kapasitas, peran dan kontribusi Pemerintah kecamatan, pemerintah Kelurahanl/Desa, masyarakat dan pemangku kepentingan pembangunan Kelurahanl/Desa dalam peyelenggaraan kolaborasi; dan penggalangan relawan untuk terlibat dalam kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman.

Tahap persiapan meliputi dua kegiatan utama, yaitu: (1) sosialisasi dan membangun komitmen masyarakat yang dilakukan melalui berbagai kegiatan termasuk lokakarya orientasi tingkat Desa/Kel , (2) Pembentukan/Penguatan TIPP.

Sebagai bahan sosialisasi, pemerintah Kecamatan/Kelurahan/desa memulai dengan mempersiapkan: a. Pemetaan pelaku yang sekiranya terkait dengan isu kekumuhan di Kecamatan maupun di

Kelurahan/desa. Pelaku tersebut akan berperan sebagai agen sosialisasi dan Tim Inti Perencanaan Partisipatif.

b. Pemahaman awal mengenai kondisi atau skala kumuh di tingkat Kecamatan/Kelurahan/desa c. Kajian awal terhadap berbagai instansi dan program yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh

pemerintah, termasuk kebijakan dalam RPJMD/Desa, yang terkait dengan program KOTAKU.

1.1.1 Sosialisasi Awal dan Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Tahapan sosialisasi awal program KOTAKU dilakukan melalui berbagai kegiatan, berbagai media dan dilakukan dari tingkat Kecamatan/Kelurahanl/Desa hingga ke tingkat lingkungan dengan target sebanyak mungkin warga kota tahu dan memahami program KOTAKU.

Tujuan 1. Terlaksananya sosialisasi kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh tingkat kelurahan/desa.

2. Tergalangnya relawan dan agen sosialisasi untuk membantu masyarakat dalam kegiatan penataan permukiman, terutama penanganan permukiman kumuh, tingkat kelurahan/desa dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman layak huni dan berkelanjutan.

3. Terbangunnya kepedulian masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan penataan permukiman kelurahan/desa melalui program KOTAKU.

(5)

5

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

4. Menggalang komitmen untuk melaksanakan kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di wilayah Kelurahanl/Desa sampai 2019 untuk mencapai 0 ha permukiman kumuh.

Metode Lokakarya, sosialisasi massal, diskusi, serta metode inovatif yang disepakati di tingkat kelurahan/desa

Tahapan Proses

1. Sosialisasi awal kelurahan/desa. Pemerintah kota/kabupaten termasuk

pemerintah kecamatan melakukan sosialisasi awal kepada pemerintah kelurahan/desa dan BKM/LKM mengenai program KOTAKU.

2. Perancangan pesan sosialisasi. Lurah/kades, camat dan BKM/LKM difasilitasi tim

fasilitator merancang pesan, media, dan saluran komunikasi yang tepat untuk melakukan rangkaian kegiatan sosialisasi awal program KOTAKU. Kegiatan ini didahului oleh kegiatan Pemetaan Sosial oleh Unit Pengelola Sosial (UPS) dan BKM/LKM untuk mengetahui tokoh kunci, potensi agen sosialisasi, pesan, media, dan saluran yang paling sesuai untuk melakukan sosialisasi Program KOTAKU. 3. Sosialisasi kelurahan/desa atau antar kelurahan/desa. Lurah/kades, camat dan

BKM/LKM mengundang masyarakat untuk hadir dan berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan sosialisasi awal. Sosialisasi awal KOTAKU dilakukan melalui berbagai media dan saluran mulai dari tingkat akar rumput sampai tingkat kelurahan/desa. Kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, perempuan, anak dan kelompok muda harus dilibatkan dalam kegiatan ini.

4. Penggalangan relawan1 dan agen sosialisasi. Relawan adalah pelopor-pelopor

penggerak dari masyarakat yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan memiliki komitmen kuat dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan. Relawan yang ada secara langsung menjadi relawan dan agen sosialisasi permukiman. UPS mengelola kegiatan penggalangan tersebut dan menjadi coordinator relawan dan agen sosialisasi.

5. Rembug Kesiapan Masyarakat. Lurah/kades dan BKM/LKM melakukan lokakarya

tingkat kelurahan/desa untuk membangun kepedulian seluruh pelaku menyukseskan kegiatan penataan permukiman, utamanya penanganan permukiman kumuh; pengumuman relawan yang mendaftar; dan pernyataan

1

Relawan dapat berpartisipasi di seluruh tahapan Program KOTAKU atau pada tahapan tertentu yang menjadi keahlian, kesediaan atau komitmennya. Misalnya, relawan untuk Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP)

(6)

6

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

komitmen keikutsertaan dalam program KOTAKU. Komitmen tersebut antara lain i) menurunkan luasan permukiman kumuh menjadi 0 ha kumuh pada tahun 2019; ii)mencegah munculnya permukiman kumuh baru iii) partisipasi aktif seluruh pelaku kelurahan/desa; iv) relawan dan agen sosialisasi; v) swadaya; vi) mengikuti seluruh tahapan Program KOTAKU; dan vii) lainnya.

6. Sosialisasi hasil RKM. Sosialisasi hasil RKM tingkat Kelurahan/desa melalui berbagai

media dan saluran. Keluaran 1. Pemetaan/daftar pelaku

2. Masyarakat mengetahui adanya kegiatan KOTAKU 3. Daftar relawan dan agen sosialisasi

4. Berita acara komitmen masyarakat Pelaksana 1. Lurah/Kepala Desa

2. BKM/LKM

3. Unit Pengelola Sosial (UPS)

Peserta BPD, LPM, PKK, Karang taruna, RT/RW, relawan, warga Narasumber Pemda/Pokja PKP, Camat

Fasilitator Tim Fasilitator

1.1.2 Pembentukan/Penguatan Kelembagaaan Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP)

TIPP merupakan tim Perencanaan Partisipatif Penataan Lingkungan Permukiman tingkat Kelurahanl/Desa2 yang didalamnya terdiri dari beberapa Pokja yang minimal sesuai dengan 7 (tujuh) indikator kumuh atau lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat, diantaranya:

Tujuan 1. Terlaksananya review kelembagaan di tingkat kelurahan/desa yang akan bertanggungjawab untuk merencanakan penataan permukiman secara partisipatif. 2. Berfungsinya lembaga perencanaan yang ada di kelurahan/desa atau Tim Inti

Perencanaan Partisipatif (TIPP) penanganan permukiman kelurahan/desa.

3. Membangun pemahaman dan ketrampilan lembaga perencana Camat, lurah/kades,

(7)

7

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

BKM/LKM dan TIPP serta relawan untuk memfasilitasi perencanaan partisipatif penataan lingkungan permukiman.

4. Terbangunnya komitmen dan rencana kerja TIPP untuk memfasilitasi perencanaan partisipatif.

Metode Rangkaian diskusi, lokakarya, dan pelatihan/coaching, dan kegiatan inovatif lain Tahapan

Proses

1. Sosialisasi pembentukan lembaga. Melakukan sosialisasi untuk pembentukan lembaga perencanaan permukiman tingkat kelurahan/desa. Kegiatan ini dapat dilakukan bersamaan dengan sosialisasi awal. Dalam sosialisasi dijelaskan mengenai peran dan fungsi lembaga. Tujuan sosialisasi adalah:

a. agar seluruh pihak memahami pentingnya lembaga perencanaan permukiman tingkat kelurahan/desa; serta

b. membangkitkan kesadaran warga untuk peduli dan memiliki keterampilan di bidang permukiman, terlibat aktif dalam perencanaan permukiman.

2. Review keberadaan TIPP. Melakukan review TIPP di tingkat kelurahan/desa yang bertanggungjawab dalam perencanaan penataan permukiman secara partisipatif. Review dilakukan untuk mengetahui i) apakah memfungsikan yang sudah ada atau harus membentuk TIPP baru.

3. Penggalangan relawan sebagai anggota TIPP3. Melakukan pemetaan pelaku dan pendaftaran/penjaringan relawan yang memiliki potensi untuk terlibat dalam TIPP. Sebaiknya dalam melakukan identifikasi warga/relawan perlu diperhatian keahlian yang dimilikinya misalnya keahlian membuat peta, infrastruktur, menyusun dokumen perencanaan, pembukuan, dll;

4. Pembentukan TIPP. Bagi kelurahan/desa yang belum memiliki TIPP dilkukan pembentukan TIPP, sedangkan bagi kelurahan/desa yang sudah memiliki TIPP, maka dilakukan review untuk melengkapi kekurangannya. TIPP dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada masyarakat. TIPP dikukuhkan oleh BKM/LKM dan Lurah/Kades. Anggota TIPP terdiri dari unsur kecamatan, kelurahan/desa, BKM/LKM, relawan, dan kelompok masyarakat termasuk kelompok perempuan. TIPP harus memperhatikan keseimbangan komposisi anggota perempuan dan laki-laki serta mengikutsertakan kelompok rentan sebagai anggotanya.

(8)

8

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

5. Peningkatan kapasitas TIPP. Tim fasilitator bersama Lurah dan BKM melakukan rangkaian pelatihan/coaching untuk TIPP, lurah/kades, camat dan BKM/LKM mengenai perencanaan partisipatif.

6. Penyusunan rencana kerja . TIPP menyusun rencana kegiatan untuk perencanaan partisipatif tingkat kelurahan/desa.

Dalam menjalankan tuganya TIPP dibantu oleh beberapa Pokja yang dibentuk oleh TIPP sendiri. Adapun Pokja tersebut didalamnya terdiri dari beberapa Pokja yang minimal sesuai dengan 7 (tujuh) indikator kumuh atau lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat

1.2

Tahap Perencanaan

Tahap Perencanaan dimulai dengan merumuskan kondisi permukiman layak huni di tingkat kelurahan/desa atau antar kelurahan/desa yang diinginkan oleh masyarakat pada masa mendatang, sesuai dengan visi dan misi pembangunan permukiman tingkat kelurahan/desa untuk mencapai 0 ha permukiman kumuh yang dituangkan dalam Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) dengan kedalaman rencana teknis.

Dokumen RPLP Kumuh atau perencanaan yang setara, merupakan rencana makro Kelurahan/desa yang memuat arahan pencegahan dan rencana peningkatan kualitas permukiman kumuh yang terintegrasi antar Kelurahan/desa yang berbatasan. Perencanaan disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:5000 dan 1:1000

Adapun tahapan perencanaan dapat dirinci sebagai berikut:

1.2.1 Membangun Visi

Visi permukiman yang dimaksud adalah upaya masyarakat dalam mendalami visi Pemerintah kabupaten/kota yang ada dalam RPJMD, khususnya yang terkait dengan visi pembangunan permukiman dan pelayanan infrastrukturnya. Membangun visi permukiman bisa dilakukan bila Pemerintah kabupaten/kota setuju bahwa visi tersebut sebagai pelengkap visi Kabupaten/kota yang telah terbangun. Namun bila tidak mendapat persetujuan, maka kegiatan selanjutnya dilakukan untuk menyempurnakan konten misi permukiman. Misi permukiman ini merupakan rumusan, gagasan atau cita-cita masyarakat terhadap kondisi permukiman layak huni dan berkelanjutan yang akan dicapai pada

(9)

9

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

masa mendatang. Hal ini bertujuan agar perencanaan yang dibuat oleh masyarakat lebih terarah dan masyarakat dapat menyusun strategi untuk mengurangi perbedaan/jarak antara kondisi saat ini dengan visi & misi yang ingin dicapai, seperti tersaji pada gambar berikut ini:

Tujuan Terbangunnya Visi & Misi atau gagasan dan cita-cita masyarakat untuk mewujudkan kondisi ideal kawasan permukiman kelurahan/desa yang layak huni dan berkelanjutan Metode Rembug, diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD), dan kegiatan

inovatif lain. Tahapan

Proses

1. Melakukan coaching/on the job training (OJT) kepada perangkat kelurahan/desa, TIPP, BKM/LKM.

2. Menyusun rencana dan jadwal pelaksanaan membangun visi & misi permukiman. 3. Melakukan sosialisasi kegiatan membangun visi & misi Permukiman melalui

berbagai media.

4. Melakukan kegiatan membangun visi & misi permukiman melalui serangkaian rembug dan kegiatan lainnya. Proses membangun visi & misi Permukiman ini dapat dilaksanakan dengan berbagai cara dan metode seperti FGD, perlombaan, maupun ide-ide kreatif lainnya. Visi & misi Permukiman tingkat kelurahan/desa harus sejalan dengan visi/misi kelurahan/desa di dalam Renstra Kecamatan / RPJM Desa.

5. Melakukan lokakarya tingkat kelurahan/desa untuk menetapkan visi & misi permukiman serta komitmen untuk pencapaian visi & misi permukiman.

(10)

10

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

6. Sosialisasi hasil pelaksanaan membangun visi & misi atau gagasan cita-cita masyarakat dalam mewujudkan kondisi ideal kawasan permukiman yang dituju pada masa mendatang melalui berbagai media.

7. Berdasarkan hasil sosialisasi, selanjutnya lurah/kades dan BKM/LKM, dibantu oleh TIPP, menggalang bantuan teknis terkait perencanaan dan pelaksanaan penataan Permukiman kumuh ke berbagai pihak, misalnya pokja PKP/SKPD, universitas, swasta, lembaga penelitian, LSM Permukiman, dll.

Keluaran Visi & misi masyarakat kelurahan/desa Pelaksana 1. Lurah/Kepala Desa

2. BKM/LKM 3. TIPP Peserta Masyarakat

Narasumber Pokja PKP, Pemda, Perguruan Tinggi, LSM permukiman dan kelompok peduli lainnya Fasilitator Tim Fasilitator

1.2.2 Refleksi Perkara Kritis (RPK)

Berdasarkan hasil visi & misi Permukiman, kemudian dilaksanakan Refleksi Perkara Kritis (RPK) dengan tujuan menumbuhkan kesadaran kritis dan kepedulian masyarakat serta menggali akar penyebab, karakteristik terjadinya kumuh. Disamping itu, kegiatan ini dilaksanakan untuk membangun kesadaran masyarakat untuk berkontribusi dalam perbaikan terhadap kondisi permukiman di wilayahnya, bahwa masyarakat mampu memberikan solusi dan perbaikan terhadap kondisi permukiman yang dapat yang dimulai dari diri sendiri. Sehingga setiap warga mampu berkontribusi (baik tenaga, waktu, pikiran, uang bagi kelompok lain untuk berpartisipasi, berdemokrasi, dsb) secara bersama-sama melakukan penataan permukiman

Tujuan a. Terbangunnya kesadaran masyarakat terhadap kondisi saat ini dan persoalan permukiman di kelurahan/desa, termasuk adanya Permukiman kumuh;

b. Terbangunnya kepedulian masyarakat tentang pentingnya kebersamaan dalam melakukan penataan permukiman.

(11)

11

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

inovatif lain. Tahapan

Proses

1. Melakukan coaching/on the job training (OJT) kepada perangkat kelurahan/desa, TIPP, BKM/LKM.

2. Menyusun rencana dan jadwal pelaksanaan RPK.

3. Melakukan sosialisasi kegiatan RPK melalui berbagai media.

4. Melakukan pelaksanaan FGD RPK. Kegiatan ini untuk membangun kesadaran masyarakat mengenai: i) kondisi permukiman saat ini dikaitkan dengan target 100-0-1004, kondisi sumber kehidupan dan budaya prilaku masyarakat penghuni (utamanya jika ada Permukiman kumuh), ii) jika ada masalah untuk penanganan permukiman kumuh, FGD membahas akar penyebab dan potensi penyelesaian masalah serta permukiman kumuh adalah masalah bersama yang harus ditangani secara bersama-sama pula; serta iii) komitmen pencapaian visi & misi permukiman yang diharapkan.

5. Melakukan lokakarya tingkat kelurahan/desa untuk menyepakati hasil RPK. 6. Sosialisasi hasil pelaksanaan RPK melalui berbagai media.

7. Melakukan konsultasi kepada POKJA PKP/Pemda terkait hasil RPK.

Keluaran 1. Terindentifikasi penyebab, karakteristik dan akar persoalan kumuh permukiman 2. Komitmen masyarakat dan pelaku tingkat kelurahan/desa untuk terlibat aktif dalam

penataan permukiman di wilayahnya. Pelaksana 1. Lurah/Kepala Desa

2. BKM/LKM 3. TIPP Peserta Masyarakat

Narasumber Pokja PKP/Pemda, Perguruan Tinggi, Swastadan kelompok peduli lainnya Fasilitator Tim Fasilitator

Pelaksanaan Tahapan kegiatan membangun visi & misi dan kegiatan Refleksi Perkara Kritis

dapat dilakukan sesuai ketentuan di atas, namun untuk efektifitas waktu penyelenggaraan

4

(12)

12

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

dengan melibatkan masyarakat, maka penyelenggaraan tahap Visi & misi dan RPK dapat

dilakukan dalam satu paket dan pada waktu bersamaan/paralel

1.2.3 Pemetaan Swadaya (PS)

Kegiatan Pemetaan Swadaya adalah proses tindaklanjut dari kegiatan konsolidasi data yang meliputi: kegiatan pengumpulan dan melengkapi kekurangan data, identifikasi dan kajian persoalan, kendala serta potensi yang dilakukan oleh TIPP bersama warga masyarakat terhadap kondisi riil/eksisting kawasan permukiman diwilayah Kelurahanl/Desa.

Proses pemetaan swadaya mencakup kegiatan persiapan dan pelaksanaan PS, secara rinci sebagai berikut:

a. Persiapan Pemetaan Swadaya

Tahap persiapan yang dilakukan oleh TIPP adalah kegiatan konsolidasi data. Kegiatan ini meliputi konsolidasi kelengkapan data, dokumen perencanaan dan peta-peta yang diperlukan untuk menyusun perencanaan permukiman tingkat kelurahan/desa (RPLP dengan kedalaman rencana teknis). Tujuannya adalah menyusun list kelengkapan data, validasi data base line permukiman, profil permukiman dan profil kumuh, dokumen perencanaan kabupaten/kota dan peta-peta untuk proses penyusunan perencanaan RPLP kedalaman rencana teknis . Hasil dari kegiatan konsolidasi ini dalam bentuk kelengkapan data statistik, SK Kawasan Kumuh, dokumen perencanaan yang dibutuhkan (RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, SPPIP, RISPAM, Masterplan Drainase, sanitasi kota, rencana sistem pengelolaan sampah, RPJMD, RISPK RKPKP, SIAP dll), data base line & profil permukiman yang telah divalidasi, peta dasar dan peta-peta tematik dengan skala 1:5000 dan 1:1000. TIPP dalam melakukan konsolidasi data berkoordinasi dengan pokja PKP dan apa bila ada kekurangan maka data dapat dilengkapi pada saat melakukan tahapan Pemetaan Swadaya.

Tahapan persiapan berikutnya melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Penguatan Kapasitas

Penguatan dilakukan kepada TIPP dan Pokjanya yang terkait dengan kegiatan pemetaan swadaya.

2. Penyusunan Rencana Kerja 3. Merancang kajian

(13)

13

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

Catatan: Data atau peta yang diperlukan terkait isu permukiman antara lain mencakup data kependudukan, tata guna lahan/pola ruang, kondisi dan keteraturan bangunan, status kepemilikan tanah, kondisi sosial-ekonomi/sumber penghidupan, ketersediaan sarana prasarana (khususnya data 7 indikator kumuh), nilai-nilai/budaya masyarakat, kelembagaan, risiko bencana, maupun data-data lain yang tematis sesuai kebutuhan pencapaian visi serta karakteristik lokal.

b. Pelaksanaan Pemetaan Swadaya

1. Review Data Base (base line) 100-0-100, profil permukiman dan profil kumuh

Kegiatan review ini dilakukan untuk memahami sekaligus melakukan validasi isi data base (base line) 100-0-100 & profil permukiman.

Bilamana diwilayah Kabupaten/kota belum dilakukan pendataan dan penyusunan profil permukiman, maka Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban melakukan penyusunan profil permukiman kelurahan/desa diwilayahnya sesuai Petunjuk pelaksanaan penyusunan Profil Permukiman.

Tahap selanjutnya data profil permukiman yang telah divalidasi disepakati sebagai data dasar penyusunan perencanaan tingkat Kelurahan/desa dan tingkat Kabupaten/Kota. Kegiatan review yang dilakukan, adalah:

Tujuan 1. Memahami isi data base (base line) 100-0-100 & profil permukiman termasuk peta delineasi permukiman kumuh

2. Melakukan identifikasi kelengkapan dan akurasi data (khususnya terkait batas delineasi dan luas kawasan permukiman kumuh)

3. Melakukan sinkronisasi data antar Kelurahan/desa yang berbatasan dan dengan data profil permukiman kabupaten/kota

(14)

14

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

permukiman sebagai data dasar penyusunan perencanaan di tingkat kelurahan/desa

Metode Rembug , FGD

Proses 1. Melakukan coaching/on the job training mengenai kegiatan review data base (base line 100-0-100) dan profil permukiman kepada Lurah/kepala Desa, Camat, BKM/LKM, TIPP.

2. Mempersiapkan kelengkapan data base (base line) 100-0-100 dan profil permukiman kelurahan/desa termasuk peta-peta tematik.

3. Melakukan rembug/FGD untuk memahami kelengkapan, akurasi data base (base line) 100-0-100 dan profil permukiman di tingkat Kelurahan/desa.

4. Melakukan rembug/FGD di tingkat Kecamatan untuk sinkronisasi data base 100-0-100 dan profil permukiman antar Kelurahan/desa yang berbatasan. Kegiatan ini dilakukan di wilayah kelurahan/desa

5. Melakukan forum konsultasi di tingkat kota untuk menyepakati hasil review data base (base line) dan profil permukiman Kelurahan/desa

6. Melakukan penyepakatan data base line 100-0-100 dan profil p[ermukiman bersama Pemerintah Kabupaten/Kota. Kesepakatan hasil tersebut dilengkapi Berita acara Kesepakatan yang ditandatangani Pokja PKP, Camat dan Lurah/Desa Keluaran 1. Keselarasan data profil permukiman kelurahan/desa dan profil permukiman

Kabupaten/Kota

2. Kesepakatan hasil review data base (base line) 100-0-100 dan profil permukiman kelurahan/desa sebagai data dasar penyusunan perencanaan pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman diwilayahnya.

Pelaksana Camat, Kepala Desa/Lurah, BKM/LKM dan TIPP.

Peserta Kecamatan, Perangkat Kelurahanl/Desa dan Warga (laki-laki, perempuan, masyarakat berpenghasilan rendah dan pemuda/pemudi) termasuk warga wilayah yang berbatasan.

Narasumber Pokja PKP, Pemda dan kelompok peduli lainnya Fasilitator Tim Fasilitator dan Tim Korkot

(15)

15

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan revew data profil permukiman dilakukan secara berkala dan berulang untuk melengkapi kekurangan data hasil identifikasi persoalan, potensi dan kendala dalam pengembangan permukiman kelurahan/desa dan antar kelurahan/desa sesuai kebutuhan. Kegiatan identifikasi diorientasikan untuk mewujudkan visi, misi dan cita-cita yang diharapkan.

Tujuan Melakukan identifikasi persoalan, potensi dan kendala pengembangan permukiman (sosial, ekonomi, lingkungan, nilai-nilai kearifan lokal).

 Memberikan pembelajaran kepada masyarakat untuk melakukan proses pemetaan persoalan utama, kendala dan potensi yang ada di wilayah Kelurahan/desa secara partisipatif, sebagai salah satu pertimbangan untuk mewujudkan visi dan misi Metode  Rembug , FGD, transek

 Survei Pengumpulan data primer, antara lain dilakukan dengan: - Pengamatan Lapang

- Wawancara/kuesioner/FGD

 Survey Pengumpulan data sekunder, antara lain dilakukan dengan: - Data-data statistik & data pokok kelurahan/desa

- Dokumen-dokumen perencanaan kelurahan

- Dokumen-dokumen rencana wilayah yang lebih makro

- Konsultasi dengan perangkat lurah dan Pokja PKP mengenai kondisi dan rencana wilayah yang lebih makro

Penyajian kondisi eksisting dalam peta, grafik, dan tabel/matrik

Interpretasi data dan peta

Proses 1. Menyiapkan peta dasar, profil Permukiman, alat ukur dan peralatan survey lainnya. Isi peta dasar dengan skala ketelitian 1:5000, minimal memuat :

a. Jaringan

 Jaringan jalan dan batas-batasnya

 Jaringan pola aliran air (selokan, drainase, sungai, dsb) b. Hamparan

 Batas-batas administratif Kelurahanl/Desa  Batas-batas lahan/persil

(16)

16

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

permukiman yang berpotensi menjadi kumuh.

 Batas-batas kawasan sesuai fungsinya seperti kawasan industri, kebun, sawah, bukit, danau, sungai, jurang dll.

 Batas-batas dataran rendah atau tanah yang terendam air.  Batas-batas kawasan khusus (kuburan, lindung, dsb) c. Bangunan

 Bangunan rumah yang masih berdiri.

 Bangunan khusus (mesjid, gereja, kantor kelurahan/desa,fasilitas umum. dsb)

2. Menyiapkan dokumen peraturan daerah, kebijakan dan perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota yang akan mempengaruhi perkembangan kawasan permukiman tingkat Kelurahanl/Desa, seperti RKPKP, RP2KPKP, SIAP, Perda Bangunan dan gedung, Perda tentang air minum, Standar permukiman (SNI), RTRW, RDTR, RTBL, SPPIP, RISPAM, SSK, dan perencanaan lain yang terkait. Data Kebijakan ini penting sebagai materi pendukung kegiatan kajian hasil PS

3. Melakukan Transek pengamatan wilayah Kelurahan/desa dan sekitarnya, khususnya mengamati kondisi kawasan permukiman. Pada tahap berikutnya mencatat temuan persoalan, potensi dan kendala pengembangan kawasan permukiman (sosial, ekonomi, lingkungan dan nilai-nilai kearifan lokal). Persoalan bisa timbul dari dalam kawasan permukiman (faktor internal) dan bisa juga karena dipengaruhi kegiatan dari kawasan sekitarnya (faktor eksternal)

4. Menyajikan hasil transek kedalam bentuk matriks, peta-peta tematik dan sistem GIS

5. Sosialisasi hasil Pemetaan Swadaya melalui berbagai media

6. Penyepakatan hasil Pemetaan Swadaya bersama Pokja PKP dan selanjutnya diuraikan kedalam Rona Wilayah Kelurahan/desa. Proses penyepakatan ini intinya untuk menyelaraskan hasil temuan persoalan, potensi dan kendala di tingkat kelurahan/desa dengan persoalan permukiman tingkat kabupaten/kota. Kesepakatan hasil tersebut dilengkapi Berita acara Kesepakatan yang ditandatangani Pokja PKP, Camat dan Lurah/Desa

(17)

17

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

PS/Rona Permukiman Wilayah Kelurahan/desa, selanjutnya disajikan kedalam Matriks data, foto dokumentasi dan peta-peta tematik skala ketelitian 1:5000, meliputi: 1. Data dan peta sinkronisasi batas delineasi kawasan perencanaan permukiman

kumuh & pencegahan kumuh tingkat kelurahan/desa dan kawasan perencanaan permukiman kumuh prioritas tingkat Kabupaten/Kota. Hasil sinkronisasi ini disepakati masyarakat pemerintah kelurahan/desa, kecamatan dan pokja PKP 2. Data dan peta kondisi permukiman kumuh dan pencegahan kumuh termasuk

persoalannya di tingkat kelurahan/desa (khususnya kawasan yang potensi penangananya di tingkat kelurahan/desa), meliputi:

1) Tipologi dan karakteristik kawasan permukiman kumuh dan pencegahan kumuh

2) Data dan peta kondisi jumlah dan kepadatan penduduk kawasan permukiman kumuh dan pencegahan kumuh

3) Data dan peta kepadatan dan kerapatan bangunan dan persoalannya 4) Data kondisi perumahan dan persoalannya

5) Data sosial masyarakat terkait budaya dan prilaku warga (termasuk masyarakat Hukum Adat/MHA, benda cagar budaya dan kawasan lindung). 6) Data hasil kajian persoalan sumber kehidupan dan penghidupan (potensi

sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, potensi keuangan, potensi usaha dan kelembagaan KSM, potensi infrastruktur/fisik, dan potensi sosial) serta hasil kajian penyelesaian persoalan dan identifikasi kebutuhan untuk meningkatkan kegiatan usaha lokal produktif serta potensial.

7) Data dan peta status kepemilikan tanah dan persoalannya khususnya pada kawasan permukiman kumuh

8) Peta kondisi Persil/Tapak Perpetakan tanah dan sempadan bangunan serta data ketentuan teknis bangunan (koefisien dasar bangunan, koefisilen lantai bangunan, ketinggian bangunan, sempadan bangunan dll)

9) Peta Perletakan Rumah (khususnya masyarakat berpenghasilan rendah) 10) Peta delineasi dan data potensi wilayah rawan bencana, contoh kondisi area

genangan & banjir (luas, ketinggian air, lama genangan, penyebab dan persoalannya)

(18)

18

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

cakupan pelayanan, dsb)

12) Peta potensi ekonomi (pasar, Industri, kerajinan dsb) dan sumber penghidupan lainnya.

13) Peta kondisi sistem sarana dan prasarana dasar lingkungan/kawasan dan kodisi koneksitas sistem sarana dan prasarana dasar antar Kelurahanl/Desa dalam kawasan perkotaan, antara lain:

 Peta kondisi sistem Jaringan Jalan lingkungan, lokal/kawasan dan sistem koneksi pelayanan jaringan jalan tingkat kota

 Peta kondisi sistem sirkulasi dan Simpul-simpul Perhentian/Halte

 Peta kondisi sistem Jaringan Drainase/Pematusan dan arah aliran air (sungai) dan koneksitas ke sistem drainase skala kota

 Peta kondisi dan persoalan sistem Jaringan/ Saluran Limbah Rumah Tangga

 Peta kondisi sistem Pengelolaan Sampah dan persoalan yang ditimbulkannya

 Peta kondisi sistem pelayanan Air minum

 Peta kondisi pelayanan sistem Jaringan energi Listrik, dll

3. Kondisi kecenderungan perkembangan pembangunan dan fungsi ruang serta sistem prasarana dasar kota yang teridentifikasi mempengaruh penurunan kualitas permukiman kumuh (faktor eksternal), antara lain:

1) Peta kondisi Peruntukkan Lahan (land use) dan pola ruang wilayah kelurahan/desa meliputi: kawasan konservasi/lindung dan budi daya (industri, perumahan, perdagangan, wisata dll) yang mempengaruhi perkembangan kawasan permukiman kumuh dan pencegahan kumuh

2) Kecenderungan perkembangan fungsi kegiatan wilayah kelurahan yang berbatasan yang berdampak pada penurunan kualitas permukiman di wilayah yang direncanakan

3) Sistem jaringan sekunder dan primer yang menimbulkan persoalan di kawasan permukiman kumuh dan pencegahan kumuh, seperti genangan/banjir, persoalan dampak kebakaran dan lain sebagainya

4) Peta kecenderungan perkembangan pembangunan fisik diwilayah kelurahan/desa dan atau pembangunan kawasan perkotaan yang mendorong

(19)

19

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

tumbuhnya kegiatan perumahan baru yang rawan menjadi kumuh baru. 5) Peta kondisi persoalan permukiman lainnya yang perlu dicatat.

Pelaksana Kepala Desa/Lurah, BKM /LKM, dan TIPP

Peserta Warga masyarakat termasuk utamanya perempuan, dan masyarakat

berpenghasilan rendah

Narasumber Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat dan kelompok peduli lainnya Fasilitator Tim Korkot dan Tim Fasilitator

3. Kajian/analisis Hasil Pemetaan Swadaya

Berbagai data yang sudah disajikan dalam peta, grafik, dan tabel, pada tahap berikutnya TIPP melakukan analisis/kajian-kajian terhadap hasil Pemetaan Swadaya tersebut. Tujuan analisis adalah untuk menemukenali, merumuskan berbagai solusi penyelesaian persoalan dan mendayagunakan potensi, melakukan sinkronisasi kajian kebijakan perencanaan dengan persoalan serta proyeksi kebutuhan penanganan kawasan permukiman kumuh untuk mewujudkan visi dan misi permukiman layak huni yang disepakati. Kegiatan analisis yang dilakukan, meliputi analisis makro dan mikro kawasan.

Tujuan 1. Menemukenali dan menyepakati kawasan permukiman kumuh yang diprioritaskan penanganannya dalam skala kota dan skala lingkungan

2. Mewujudkan sinkronisasi dan keterpaduan pengembangan permukiman wilayah Kelurahan/desa, antar kelurahan/desa dan keterpaduan pengembangan permukiman di wilayah kabupaten/kota

3. Menyelesaikan persoalan utama dan pemanfaatan potensi (utamanya dikawasan permukiman)

4. Menemukenali langkah-langkah pencegahan tumbuhnya permukiman kumuh baru di lokasi pencegahan kumuh

5. Memperkirakan kebutuhan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pengembangan pola penghidupan masyarakat/penghuni

6. Melakukan kajian terhadap potensi dampak negatif terhadap lingkungan (potensi tingkat risiko bencana, kawasan lindung, benda cagar budaya

7. Melakukan kajian pengembangan dan pengelolaan dampak sosial budaya, nilai-nilai terkait perubahan prilaku masyarakat, MHA dan pengadaan tanah atau

(20)

20

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

permukiman kembali.

8. Memberikan pembelajaran pada masyarakat untuk melakukan proses kajian/analisis penyelesaian persoalan utama dan pendayagunaan potensi pengembangan permukiman di wilayah Kelurahan/desa secara partisipatif, dalam rangka mewujudkan visi, misi dan cita-cita yang diharapkan

Metode FGD, review kebijakan, super impuse peta tematik dan peta perencanaan, analisis koneksitas sistem pelayanan infrastruktur, analisis kebutuhan sesuai standar pelayanan minimal, SNI dan analisis keterpaduan pengembangan kelurahan/desa, antar kelurahan/desa dan kelurahan/desa dengan wilayah lebih luas (skala kota/kabupaten)

Proses 1. Melakukan pemahaman dan mengkaji hasil pemetaan swadaya

2. TIPP melakukan koordinasi dan konsultasi intensif dengan pokja PKP untuk menyepakati kawasan-kawasan permukiman prioritas yang ditangani skala kota (bisa mencakup antar kelurahan dalam satu hamparan permukiman kumuh) dan kawasan prioritas penanganan kumuh tingkat kelurahan/desa. Kawasan prioritas skala kota secara rinci terakomodasi dalam perencanaan RP2KPKP/RKPKP, SIAP dan dalam dokumen perencanaan kota yang setara. Sedangkan kawasan prioritas tingkat kelurahan/desa terakomodasi dalam dokumen RPLP dengan kedalaman rencana teknis

3. Melakukan kajian/analisis makro kawasan, meliputi:

 Melakukan sinkronisasi/keterpaduan kajian penanganan permukiman kumuh prioritas skala kota (kebijakan dan kebutuhan penanganan)

Kajian analisis kebutuhan penanganan sistem pelayanan sistem jaringan dan infrastruktur skala kota yang akan mempengaruhi penanganan kawasan permukiman kelurahan/desa

4. Melakukan kajian/analisis mikro kawasan, meliputi:

Melakukan kajian kebijakan dan isi dokumen perencanaan kabupaten/kota yang mempengaruhi perkembangan kawasan permukiman kumuh kelurahan/desa dan antar kelurahan/desa

 Melakukan kajian kebutuhan pengembangan (Sosial, Ekonomi dan Lingkungan) kawasan permukiman sesuai standar pelayanan minimum dan sesuai Standar

(21)

21

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

pengembangan kawasan Permukiman (SNI). Khusus untuk proyeksi penduduk wilayah kelurahan dapat menggunakan hasil proyeksi penduduk yang tersedia dan sudah disepakati di tingkat Kabupaten/Kota/Kecamatan/Kelurahanl/Desa. Hasil proyeksi ini bersumber dari data statistik, dokumen RPJM Daerah, RPJM Desa, RTRW/RDTR, Rencana Sektoral dan dokumen resmi lainnya. Sedangkan untuk melakukan proyeksi penduduk dan kebutuhan pelayanan dikawasan permukiman kumuh digunakan pendekatan daya dukung dan daya tampung kawasan.

 Melakukan sinkronisasi dan keterpaduan/koneksitas perencanaan program & kegiatan skala kota dan kelurahan/desa secara kolaborasi

5. Melakukan kajian/analisis terhadap pengelolaan lingkungan dan sosial :

Kegiatan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, risiko bencana, dampak negatif terhadap kawasan lindung dan benda cagar budaya.

 Kegiatan menimbulkan dampak negatif terhadap aspek sosial, MHA, pengadaan tanah atau permukiman kembali.

Keluaran 1. Hasil kajian kesepakatan penetapan kawasan prioritas penanganan kumuh skala kota (bisa mencakup antar kelurahan) dan kelurahan

2. Hasil kajian keterpaduan pengembangan kawasan prioritas penanganan kumuh skala kota dan kelurahan

3. Hasil review/tinjauan kebijakan dan perencanaan-perencanaan pembangunan kota. Kegiatan Review ini merupakan suatu upaya untuk memahami dan sinkronisasi/keterpaduan kebijakan perencanaan pembangunan yang diperkirakan dapat mempengaruhi kawasan permukiman kumuh dankawasan pencegahan kumuh yang rawan menjadi kumuh baru

4. Hasil kajian penanganan persoalan letak kawasan permukiman pada area konservasi termasuk sempadan sungai

5. Hasil kajian kecenderungan perkembangan/pergeseran pola penggunaan lahan (land use) dan pola ruang wilayah kelurahan, utamanya kecenderungan perkembangan kawasan permukiman kumuh dan pencegahan kumuh.

6. Hasil kajian penanganan area genangan/banjir

7. Hasil kajian persoalan, potensi dan kendala pengembangan sosial (nilai-nilai dan prilaku) dan kegiaatan ekonomi masyarakat kelurahan/desa

(22)

22

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

8. Hasil kajian terhadap penyelesaian persoalan kawasan permukiman kelurahan/desa dan antar kelurahan/desa (permukiman kumuh dan kawasan pencegahan kumuh)

9. Hasil kajian/analisis kebutuhan penanganan persoalan utama kawasan permukiman kelurahan/desa dan antar kelurahan/desa (utamanya terkait persoalan bangunan hunian dan pelayanan sarana dan prasarana dasar permukiman termasuk kebutuhan ruang publik/8 indikator kumuh)

9. Hasil kajian kajian persoalan sumber kehidupan dan penghidupan (potensi sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, potensi keuangan, potensi infrastruktur/fisik, dan potensi sosial) serta melakukan kajian penyelesaian persoalan dan identifikasi kebutuhan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi rumah tangga, kegiatan usaha lokal produktif dan potensial serta akses kesempatan kerja.

10. Instrumen pengelolaan dampak lingkungan (UKL-UPL, SOP/SPPDL, rencana pengelolaan kawasan lindung atau benda cagar budaya).

11. Rencana pengelolaan risiko bencana pada wilayah terdampak (rencana kontinjensi/Renkon untuk wilayah risiko tinggi bencana).

12. Instrumen pengelolaan dampak sosial (rencana pengadaan tanah, Konsolidasi tanah/LC, permukiman kembali/LARAP dan rencana pengelolaan dampak sosial masyarakat hukum adat atau MHA).

10. Hasil kajian/analisis risiko bencana dan mitigasi bencana pada Kelurahan/desa yang memiliki kawasan rawan bencana. Kawasan-kawasan yang menjadi bahan analisis risiko bencana adalah :

Kawasan padat penduduk dan pemukiman kumuh atau pencegahan kumuh

Kawasan yang memiliki kelerengan lahan yang terjal

Kawasan bantaran sungai

Kawasan lereng gunung berapi

Kawasan pantai

Dll

Pengelolaan lingkungan dan sosial lebih rinci dijelaskan pada Kerangka Kerja Penglolaan Lingkungan dan Sosial/ESMF dan petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan

(23)

23

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

Lingkungan dan Dampak Sosial program KOTAKU.

11. Menyajikan hasil kajian kedalam bentuk matriks dan peta-peta tematik analisis dan sistem GIS

12. Sosialisasi hasil kajian/analisis melalui berbagai media

13. Finalisasi dan penyepakatan hasil kajian/analisis bersama pokja PKP, selanjutnya disajikan dalam uraian analisis peningkatan kualitas dan pencegahan permukiman kumuh wilayah kelurahan/desa

Pelaksana TIPP & Tim PS, Lurah, Kepala Desa, BKM /LKM dan Pokja PKP

Peserta Warga masyarakat termasuk utamanya perempuan dan masyarakat

berpenghasilan rendah

Narasumber Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat dan kelompok peduli lainnya Fasilitator Tim Korkot dan Tim Fasilitator

Catatan:

1. Permukiman kumuh prioritas skala kota terakomodasi dalam dokumen perencanaan tingkat kota (RP2KPKP dan perencanaan yang setara), dan ditetapkan dengan kriteria: permukiman kumuh yang masuk katagori kumuh berat, permukiman kumuh dalam satu hamparan lintas kelurahan (permukiman pinggir sungai, pesisir sekitar kawasanan industri, masuk kawasan strategis nasional, provinsi dan kabupaten/kota dan kriteria lain yang disepakati Pokja dan pemerintah tingkat kelurahan, desa, kecamatan dan masyarakat).

2. Permukiman kumuh prioritas penanganan skala kelurahan/desa, terakomodasi dalam dokumen perencanaan RPLP, dan ditetapkan dengan kriteria: Permukiman kumuh yang masuk katagori kumuh ringan sampai sedang, kawasan pencegahan kumuh, permukiman kumuh dalam satu hamparan luas lahan yang relatif kecil dan kriteria lain yang disepakati pemerintah kelurahan/desa, camat, BKM dan masyarakat

3. Kawasan prioritas penanganan kumuh dan pencegahan kumuh tingkat kelurahan terakomodasi dalam dokumen RPLP dengan kedalaman rencana teknis. Namun bila dipandang perlu dan disepakati bersama pokja PKP maka kawasan prioritas penanganan kumuh tingkat kelurahan/desa dapat terakomodasi dalam dokumen perencanaan Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman kumuh yang terpisah dengan dokumen RPLP

(24)

24

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

4. Bilamana dalam penyusunan Rencana Teknis dihadapkan adanya kendala status kepemilikan lahan, permukiman kumuh berlokasi pada area konservasi dan hambatan lain yang cukup berat untuk disepakati penyelesaiannya, maka proses penyusunan perencanaan Rencana Teknis dapat dilanjutkan sampai tahun berikutnya (sampai adanya solusi dan kesepakatan penyelesaian hambatan yang dimaksud)

1.2.4 Tahap Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)

Pengertian RPLP adalah:

a. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP dengan kedalaman rencana teknis) merupakan dokumen perencanaan kelurahan/desa yang disusun secara partisipatif dan wajib dilengkapi skenario penanganan (road map), program-program dan kegiatan yang lebih terukur dalam pencapaian 0 Hektar permukiman kumuh pada tahun 2019 (output base)

b. RPLP adalah dokumen perencanaan kelurahan/desa yang disusun dengan mewujudkan keterpaduan/keselarasan perencanaan tingkat keluraha/desa dan perencanaan tingkat Kabupaten/Kota. Muatan inti RPLP terkait perencanaan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman termasuk peningkatan penghidupan berkelanjutan.

c. RPLP diupayakan terakomodasi dalam RPJM Daerah, RPJM Desa, RKP dan Renstra Kecamatan.

d. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) adalah rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh wilayah Kelurahanl/Desa untuk kurun waktu 5 tahun. Rencana ini disusun berdasarkan aspirasi, kebutuhan dan cita-cita masyarakat untuk memperbaiki kondisi lingkungan permukiman mereka serta mendukung kesiap-siagaan masyarakat terhadap bencana.

e. RPLP merupakan rencana spatial tingkat Kelurahan dan Desa yang disusun dengan kedalaman rencana teknis kawasan. Dalam dokumen perencanaan RPLP diarahkan rencana tata ruang (spatial), sistem sarana prasarana, arahan sosial dan ekonomi (sumber penghidupan). Dalam arahan rencana pada kawasan permukiman yang ditetapkan sebagai kawasan prioritas penanganan perlu dikaji dan diuraikan secara lebih terukur dalam sub bagian rencana teknis peningkatan kualitas permukiman kumuh.

f. Dokumen RPLP disusun dengan pengarusutamaan pengelolaan lingkungan, sosial dan gender.

g. RPLP merupakan dokumen perencanaan partisipatif yang disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:5000 dan pada lokasi kawasan prioritas disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:1000

(25)

25

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

h. RPLP merupakan pedoman dan alat kontrol/pengawasan pembangunan kawasan bagi masyarakat, pemerintah, swasta, LSM dan donor yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di tingkat kelurahan/desa.

Syarat-syarat penyusunan RPLP dengan kedalaman rencana teknis

a. Ada komitmen Pemerintah kelurahan/desa/kecamatan dan kemauan masyarakat untuk menata lingkungan permukiman secara lebih terencana, memiliki tata ruang, keteraturan bangunan dan pemenuhan pelayanan sarana dan prasarana dasar termasuk ruang publik serta hasil perencanaan yang tanggap bencana dan lebih baik dari sebelumnya.

b. Tersedia data base dan profil permukiman kelurahan/desa sebagai data dasar untuk memahami tipologi kawasan permukiman, termasuk Permukiman kumuh dan kawasan yang rawan menjadi kumuh.

c. Tersedia atau dapat diadakan peta topografi dan penggunaan lahan yang berskala 1 : 1.000 atau 1 : 5.000.

d. RPLP harus disusun secara partisipatif dan kolaborasi serta disepakati pemerintah kelurahan/desa/kecamatan dan warga masyarakat. Kesepakatan tersebut diketahui oleh Pemerintah kota/kabupaten (Pokja PKP). Proses pengesahan dilakukan setelah terselenggaranya kegiatan forum konsultasi proses perencanaan kelurahan/desa dan tingkat kota/kabupaten. Proses konsultasi tersebut dilakukan oleh TIPP, lurah/kades/ camat, BKM/LKM dan Pokja PKP, untuk memastikan bahwa RPLP tersebut telah selaras dan terintegrasi dengan rencana tata ruang dan rencana sektoral pembangunan kota/kabupaten secara keseluruhan dan untuk mengelola lingkungan secara baik.

Penyusunan RPLP diuraikan lebih rinci sebagaimana yang tersaji pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.11. Tahapan II Perencanaan RPLP I.PERSIAPAN 1. Sosialisasi Awal & RKM II.PERENCANAAN 6.Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) III.PELAKSANAAN 7.Implemetasi Kegiatan Lingkungan, Ekonomi, Sosial 2. Pembentukan/ Penguatan TIPP IV.KEBERLANJUTAN 8.Pengembangan Kelembagaan 9.Integrasi Perencanaan 5. Pemetaan Swadaya 3.Membangun Visi 4.RPK Perumusan Skenario Penanganan Kumuh Penyusunan Draft RPLP Uji Publik Draft RPLP Pengesahaan RPLP 6.1 6.2 6.3 6.4 Penyusunan Perencanaan Teknis

(26)

26

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

2.2.4.1. Perumusan Skenario Penanganan Kumuh

Gambar 1.12. Tahap Perumusan Skenario Penanganan Kumuh

Perumusan skenario dalam RPLP merupakan langkah-langkah untuk mewujudkan 0 hektar permukiman kumuh dan mencegah tumbuhnya permukiman kumuh baru sampai dengan tahun 2019 atau sesuai tahun perencanaan yang disepakati Pemerintah Kabupaten/Kota. Skenario ini disusun sesuai visi dan misi yang akan dituju pada masa mendatang. Langkah-langkah perumusan skenario ini, adalah:

Tujuan 1. Perumusan tahapan pencapaian 0 hektar permukiman kumuh dan mencegah tumbuhnya permukiman kumuh baru sampai dengan 2019 atau sesuai tahun perencanaan yang disepakati Pemerintah Kabupaten/kota.

2. Merumuskan road map peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kumuh baru selaras dengan skenario/road map penanganan permukiman kumuh tingkat kabupaten/kota

Metode FGD, perumusan skenario penanganan permukiman kumuh berdasarkan potensi dan persoalan, kebijakan dan perencanaan pembangunan serta sesuai visi dan misi yang ingin diwujudkan pada masa mendatang

Proses 1. Melakukan pemahaman dan mengkaji hasil pemetaan swadaya 2. Memahami kembali hasil kajian/analisis makro dan mikro kawasan 3. Memahami kembali kawasan rawan bencana

4. Memahami konsep penanganan kawasan permukiman kumuh

5. Memahami kembali visi dan misi penanganan permukiman kumuh kelurahan/desa

6. Merumuskan skenario pentahapan/road map peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kumuh baru sampai dengan

Perumusan Skenario Penanganan Kumuh Penyusunan Draft RPLP Uji Publik Draft RPLP Pengesahaan RPLP

6.1

6.2

6.3

6.4

Penyusunan Perencanaan Teknis

(27)

27

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

2019 atau tahun perencanaan RPLP

7. Melakukan sinkronisasi skenario penanganan permukiman kumuh kelurahan/desa dengan skenario penanganan permukiman kumuh tingkat kabupaten/kota

Keluaran 1. Dasar perimbangan perumusan skenario penanganan permukiman kumuh

2. Skenario/Road Map Penanganan kawasan permukiman kumuh

kelurahan/desa, sinkron dengan skenario penanganan permukiman kumuh tingkat Kabupaten/Kota

Pelaksana TIPP & Tim PS, Lurah, Kepala Desa, BKM /LKM dan Pokja PKP

Peserta Warga masyarakat termasuk utamanya perempuan dan masyarakat

berpenghasilan rendah

Narasumber Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat dan kelompok peduli lainnya Fasilitator Tim Korkot dan Tim Fasilitator

1.2.4.2. Penyusunan Draft RPLP

Gambar 1.13. Tahap Perumusan Draft RPLP

Merumuskan rancangan/draft RPLP dengan kedalaman rencana teknis kawasan prioritas, yang intinya memuat rencana pencegahan tumbuhnya permukiman kumuh baru dan rencana peningkatan kualitas permukiman kumuh. Rancangan rencana ini memuat tahapan kegiatan sebagai berikut (Lampiran 1: Kisi kisi substansi Outline RPLP):

Tujuan 1. Merumuskan alternatif konsep/gagasan penanganan permukiman (pemugaran, peremajaan dan permukiman kembali) berbasiskan hasil perumusan visi & misi, Pemetaan Swadaya dan hasil kajian/analisis terdahulu

2. Merumuskan perencanaan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan

Perumusan Skenario Penanganan Kumuh Penyusunan Draft RPLP Uji Publik Draft RPLP Pengesahaan RPLP

6.1

6.2

6.3

6.4

Penyusunan Perencanaan Teknis

(28)

28

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

pencegahan permukiman kumuh baru 3. Merumuskan Aturan Bersama

4.

Metode Rembug , FGD

Proses 1. Melakukan coaching/on the job training terkait penyusunan dokumen RPLP dengan kedalaman rencana teknis

2. Melakukan diskusi & rembug untuk merumuskan isi dokumen RPLP dengan kedalaman rencana teknis. Isi dokumen tersebut, meliputi:

a. Uraian visi & misi permukiman layak huni

b. Uraian indentifikasi persoalan, kendala dan potensi yang intinya terkait 7 indikator kumuh termasuk uraian area konservasi/lindung, pola ruang budidaya (fungsi kegiatan industri, wisata, perdagangan dan jasa, pergudangan dan fungsi lainya yang mempengaruhi kawasan permukiman kumuh dan rawan kumuh. Uraian ini berbasiskan hasil Pemetaan Swadaya

c. uraian review kebijakan dan perencanaan pembangunan kota yang mempengaruhi perkembangan permukiman kumuh dan rawan kumuh

d. Uraian hasil kajian/analisis makro dan mikro kawasan

perumusan skenario, alternatif konsep dan penetapan kawasan prioritas kepada Lurah/kepala Desa, TIPP, BKM/LKM

3. Melakukan diskusi & rembug untuk merumuskan alternatif konsep/gagasan peningkatan kualitas permukiman kumuh tingkat kelurahan/desa mencakup permukiman kumuh 1, permukiman kumuh 2 dan seterusnya

Berdasarkan hasil PS dan analisis, TIPP dan masyarakat mengembangkan gagasan-gagasan awal perencanaan sebagai alternatif konsep pencapaian visi dengan menangani persoalan utama dan mengoptimalkan potensi secara komprehensif. Perumusan alternatif konsep ini dibahas bersama pokja PKP untuk mendapatkan umpan balik Pemerintah Kabupaten/Kota sebelum ditetapkan sebagai strategi terbaik dalam rangka peningkatan kualitas permukiman kumuh.

Alternatif gagasan/konsep peningkatan kualitas permukiman kumuh ini, memuat: a. Alternatif konsep/gagasan perencanaan permukiman kumuh (sosial, ekonomi

dan lingkungan) untuk menangani kendala/persoalan dan mengoptimalkan potensi menuju visi, yang telah diselaraskan dengan kebijakan dan rencana-rencana pembangunan wilayah kabupaten/kota yang lebih luas dan memberi manfaat besar bagi warga miskin

b. Alternatif gagasan/konsep peningkatan kualitas permukiman dengan pola rehabilitasi/pemugaran, peremajaan dan relokasi yang dirumuskan secara terpadu dengan perencanaan peningkatan kualitas permukiman kumuh tngkat kabupaten/kota.

c. Pemilihan altenatif konsep/gagasan penanganan permukiman kumuh kelurahan/desa dengan melibatkan pokja PKP dan disepakati warga.

(29)

gambar-29

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

gambar dan peta-peta konsep peningkatan kualitas permukiman. Gambar dan peta ini bisa disajikan tanpa skalatis namun informatif dan jelas.

4. Merumuskan rancangan arahan pencegahan tumbuhnya permukiman kumuh baru, meliputi:

a. Arahan regulasi perijinan pembangunan kawasan permukiman,

b. Arahan peningkatan pengawasan perkembangan pembangunan kawasan permukiman,

c. Arahan pemberdayaan dalam rangka penyadaran masyarakat kelurahan (perubahan prilaku) yang dilengkapi rancangan kegiatan sosialisasi/kampanye/strategi komunikasi yang berkesinambungan

d. Arahan rencana pembangunan jaringan jalan lokal kelurahan sebagai pengarah pembangunan perumahan baru.

e. Arahan regulasi investasi pembangunan skala besar (industri, pariwisata, kota baru, perumahan dll) di perkotaan dengan mewajibkan investor pengelola kawasan skala besar tersebut untuk menyediakan perumahan bagi karyawan/buruh, sesuai peraturan perundangan terkait.

5. Merumuskan rancangan (draft) rencana pengembangan kawasan di wilayah Kelurahan/desa yang diuraikan ringkas dan disajikan pada peta skala ketelitian 1:5000. Rencana ini dirumuskan untuk mendukung keteraturan kawasan permukiman kumuh wilayah kelurahan/desa, memuat:

a. Arahan pengembangan sosial dan kependudukan b. Arahan pengembangan kegiatan ekonomi lokal

c. Rencana pola ruang (lindung dan budidaya/non lindung

d. Rencana sistem sarana dan prasarana dasar yang terkoneksi ke kawasan permukiman kumuh dan sarana dan prasarana skala kota (jaringan jalan dan sirkulasi, drainase, air minum, pengelolaan limbah, sampah dan sanitasi dan sistem infrastruktur lainnya

e. Rencana ruang publik skala kelurahan

6. Merumuskan Rancangan (draft) Rencana Peningkatan kualitas permukiman kumuh tingkat Kelurahan/desa berbasiskan hasil kesepakatan penetapan kawasan prioritas penanganan skala kota dan kelurahan. Rencana ini disajikan secara rinci dan lebih terukur dalam perencanaan dengan kedalaman rencana teknis/site plan (skala ketelitian peta 1:1000). Rencana ini memuat:

a. Arahan sosial dan nilai-nilai/perubahan prilaku b. Rencana kepadatan penduduk

c. Rencana area konservasi

d. Rencana penataan keteraturan bangunan

e. Rencana intensitas dan ketentuan teknis bangunan (KDB, KLB, ketinggian bangunan, sempadan sungai, sempadan pantai)

f. Rencana peningkatan pelayanan sarana dan prasarana dasar kawasan (jaringan jalan dan sirkulasi, drainase, air minum, limbah rumah tangga, sampah dan

(30)

30

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

sanitasi, listrik/energi, telekomunikasi dan kebutuhan rencana area resapan, sumur resapan dan kebutuhan lain yang yang dianggap penting). Rencana ini terkoneksi ke sistem jaringan skala kota (sekunder dan primer)

g. Arahan penanganan resiko dan mitigasi bencana termasuk proteksi kebakaran h. Arahan pengembangan kehidupan dan sumber-sumber penghidupan

7. Merumuskan arahan skenario (road map) yang memuat pentahapan peningkatan kualitas permukiman untuk kurun waktu 5 tahun dalam rangka pencapaian target 0 hektar kumuh sampai dengan 2019. Arahan skenario ini disinkronkan dengan skenario penanganan kumuh tingkat kota

8. Merumuskan arahan matrik investasi program dan kegiatan secara komprehensif, terukur dan dilengkapi kebutuhan estimasi biaya pembangunan untuk kurun waktu 5 tahun yang dirinci kedalam rencana tahunan

9. Merumuskan Aturan bersama

10. Melakukan sosialisasi hasil perencanaan tingkat Kelurahan/desa melalui berbagai media

11. Uji publik rancangan kegiatan perencanaan

12. Finalisasi dan pengesahan dokumen perencanaan RPLP oleh Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk (Sekretaris Daerah, Bappeda dan pejabat lainnya)

Keluaran 1. Tersusunnya alternatif konsep penanganan permukiman (pemugaran, peremajaan dan permukiman kembali/relokasi) sesuai visi/gagasan/cita-cita masyarakat 2. Terususnnya rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman

3. Tersusunnya skenario (road map) pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman tingkat Kelurahan/desa

4. Tersusunnya matrik investasi program dan kegiatan secara menyeluruh 5. Tersusunnya Aturan Bersama

Pelaksana TIPP

Peserta Warga masyarakat termasuk perempuan, masyarakat rentan dan remaja Narasumber Pokja PKP, Pemda, Camat dan kelompok peduli lainnya

(31)

31

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

1.2.4.3. Uji Publik Draft RPLP

Gambar 1.14. Tahap Uji Publik Draft RPLP

Melakukan uji publik dokumen perencanaan RPLP tingkat Kabupaten/Kota dan Kelurahan/desa, untuk mendapatkan masukan dan koreksi penyempurnaan isi dokumen perencanaan tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan, adalah:

Tujuan Menyelenggarakan uji publik dokumen RPLP kedalaman rencana teknis di tingkat kecamatan dan kabupaten/Kota untuk memahami isi dokumen perencanaan kepada masyarakat luas dan sekaligus untuk mendapatkan masukan penyempurnaan kedua dokumen perencanaan tersebut

Metode Pameran, Bazar dan lain-lain

Proses 1. Melakukan coaching/on the job training terkait penyelenggaraan uji publik dokumen perencanaan RPLP dengan kedalaman rencana teknis kepada Lurah/Kepala Desa, Camat, TIPP, BKM/LKM dan Pokja PKP

2. Menyusun rencana kegiatan

3. Menyelenggarakan pameran, bazar dokumen perencanaan RPLP

4. Melakukan pencatatan hasil masukan & koreksi terhadap dokumen perencanaan RPLP 5. Melakukan sosialisasi hasil uji publik melalui berbagai media

Keluaran Tersusunnya hasil masukan dan koreksi terhadap isi dokumen perencanaan RPLP dengan kedalaman rencana teknis

Pelaksana TIPP bersama Pokja PKP

Peserta 1. SKPD, Lurah, Kepala Desa, Camat, Dunia Usaha/Swasta, Perguruan Tinggi dan kelompok peduli lainnya serta Warga masyarakat termasuk perempuan, masyarakat rentan dan remaja

2. Perangkat Kelurahan, Desa diwilayah yang berbatasan

Perumusan Skenario Penanganan Kumuh Penyusunan Draft RPLP Uji Publik Draft RPLP Pengesahaan RPLP

6.1

6.2

6.3

6.4

Penyusunan Perencanaan Teknis

(32)

32

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

Narasumber Pemerintah Kabupaten/Kota, Pokja PKP, Camat, dan kelompok peduli lainnya Fasilitator Tim Fasilitator dan Tim Korkot

1.2.4.4. Pengesahan RPLP

Gambar 1.15. Tahap Pengesahan RPLP

Dokumen RPLP yang telah disempurnakan diajukan oleh TIPP kepada Pemerintah Kelurahan/desa dan BKM/LKM untuk mendapatkan pengesahan. Lembar pengesahan dokumen RPLP diketahui oleh Pemerintah kabupaten/kota dalam hal ini dapat ditandatangani oleh Bupati/Walikota atau kepada pejabat yang didelegasikan oleh Bupati/Walikota untuk menandatangani dokumen perencanaan RPLP dengan kedalaman rencana teknis. Tahapan ini difasilitasi oleh tim Korkot

1.2.4.5. Penyusunan Perencanaan Teknis

Penyusunan perencanaan teknis dapat dilaksanakan setelah dalam perumusan skenario penanganan kumuh telah ditetapkan kawasan prioritas permukiman kumuh yang akan ditangani. Pelaksanaan perencanaan teknis ini dapat dilakukan secara paralel bersamaan dengan TIPP lainnya yang fokus dalam penyelesaian draft RPLP.

Gambar 1.16. Tahap Penyusunan Perencanaan Teknis Perumusan Skenario Penanganan Kumuh Penyusunan Draft RPLP Uji Publik Draft RPLP Pengesahaan RPLP

6.1

6.2

6.3

6.4

Penyusunan Perencanaan Teknis Perumusan Skenario Penanganan Kumuh Penyusunan Draft RPLP Uji Publik Draft RPLP Pengesahaan RPLP

6.1

6.2

6.3

6.4

Penyusunan Perencanaan Teknis

(33)

33

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

Perencanaan teknis dilaksanakan secara pararel dengan penyusunan draft RPLP, setelah TIPP menetapkan kawasan prioritas permukiman kumuh yang akan ditangani.

Perencanaan Teknis Penataan Lingkungan Permukiman merupakan bagian dari RPLP yang dapat disusun dalam dokumen yang terpisah, sesuai kesepakatan TIPP dan popkja PKP. Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman merupakan rencana teknis yang terukur dengan kedalaman rencana tapak (site plan). Rencana ini disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:1000. Langkah-langkah penyusunan Rencana Teknis sama dengan langkah-langkah penyusunan RPLP. Langkah-langkah penyusunan rencana teknis lebih ditekankan pada hal-hal, sebagai berikut:

1.2.4.5.1 Persiapan

1. Sosialisasi di Tingkat Kawasan Prioritas Permukiman Kumuh

Kegiatan sosialisasi ini dilakukan untuk memahami pelaksanaan kegiatan rencana teknis kepada warga masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan permukiman prioritas kumuh. Melalui sosialisasi ini diharapkan warga masyarakat mau terlibat secara partisipatif membangun lingkungan hunian yang teratur dan layak huni sesuai visi & misi/gagasan atau cita-cita masyarakat yang telah disepekatai sebelumnya.

Tujuan Masyarakat mengetahui dan paham pelaksanaan kegiatan Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman kepada warga/masyarakat yang bermukim di kawasan prioritas kumuh terpilih.

Metode Rembug/FGD/Pameran/musyawarah warga

Proses 1. Melakukan coaching/on the job training terkait penyelenggaraan sosialisasi penyusunan perencanaan Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman di kawasan prioritas kepada Lurah/kepala Desa, Camat, TIPP, BKM/LKM, RT/RW 2. Menyusun rencana kegiatan

3. Menyelenggarakan sosialisasi pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman, melalui kegiatan musyawarah warga untuk menjelaskan rencana kerja penyusunan Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman. Musyawarah warga ini harus menghadirkan secara seimbang kaum perempuan dan laki-laki serta masyarakat berpenghasilan rendah khususnya di kawasan prioritas

(34)

34

Bahan Bacaan Penyelenggaran Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

Keluaran 1. Warga masyarakat mengetahui dan paham bahwa dikawasan permukimannya akan dilaksanakan penyusunan perencanaan Teknis Penataan Lingkungan Permukiman secara partisipatif

2. Masyarakat mengetahui dan paham isi dari Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman bagian dari RPLP.

3. Terbangunnya semangat masyarakat untuk segera melaksanakan kegiatan

Pelaksana TIPP

Peserta  Kepala Desa/Lurah, Perguruan Tinggi dan kelompok peduli lainnya serta Warga masyarakat termasuk perempuan, masyarakat berpenghasilan rendah dan remaja

 Warga dikawasan yang kumuh yang mencakup 2 wilayah Kelurahanl/Desa yang berbatasan.

Narasumber Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat, Swasta, Perguruan Tinggi, LSM dan kelompok peduli lainnya

Fasilitator Tim Korkot dan Tim Fasilitator

2. Penguatan Kapasitas TIPP

Melakukan penguatan kapasitas kepada TIPP, agar memahami dan mampu melakukan penyusunan perencanaan yang lebih rinci dan terukur dengan kedalaman rencana tapak (site plan). Apabila dalam pelatihan awal TIPP, tim fasilitator telah sekaligus memberikan pelatihan penguatan untuk penyusunan perencanaan teknisnya, maka kegiatan penguatan kapasitas TIPP ini tidak perlu dilaksanakan sepanjang tim yang bertugas menyusun perencanaan teknis ini telah memahami dengan baik dan benar.

1.2.4.5.2 Penajaman Visi

Pada tahap ini dilakukan dengan cara yang sama pada saat penyusunan RPLP dengan kedalaman rencana teknis. Namun pada tahap ini tidak merumuskan visi baru, tapi lebih menjabarkan visi yang telah disepakati kedalam alternatif konsep dan gagasan peningkatan kualitas permukiman kumuh kelurahan/desa

1.2.4.5.3 Pemetaan Swadaya di Kawasan Prioritas

Pelaksanaan kegiatan pemetaan swadaya di kawasan prioritas kelurahan/desa dilakukan bila hasil PS di

Gambar

Gambar 2.1. Tahapan Kegiatan Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota  dan Tingkat Kelurahanl/Desa
Gambar 1.1. Tahapan kegiatan Program KOTAKU Tingkat  Kelurahanl/Desa
Gambar 1.11. Tahapan II Perencanaan RPLP
Gambar 1.12. Tahap Perumusan Skenario Penanganan Kumuh
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa Distro Mesin Hujan memiliki kekuatan yaitu merupakan Distro pertama yang mengusung tema seni kata-kata

tenaga kerja, jumlah penduduk, unit usaha dan pinjaman modal selama empat tahun mempunyai pengaruh terhadap nilai produksi UKM di 26 Propinsi di Indonesia. 6.2.3 Koefisien

Penelitian ini bertujuan menilai hubungan tingkat partisipasi masyarakat dengan kapasitas modal sosial pada program penanganan permukiman kumuh KOTAKU di Kelurahan

Pengenalan kondisi Desa atau Kelurahan oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM), lembaga kemasyarakatan, dan Perangkat Desa/Kelurahan, dilakukan dan hasil analisis

Edema paru adalah akumulasi cairan ekstravaskular yang patologis pada jaringan parenkim paru tiba-tiba akibat peningkatan tekanan intravascular. Edema paru terjadi

yang Mempengaruhi Impor Kapas Sebagai Bahan Baku Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia Periode 1990-2010“. Bagaimana pengaruh nilai tambah industri TPT terhadap

Akan tetapi karena kesalahpahaman antara ketua takmir dan bendahara lama, uang jariyah dari pungutan warga dan jemaah yang harusnya untuk renovasi masjid ternyata

• Sirkuit menggunakan vacum tube atau tabung hampa udara, Memerlukan daya listrik yang sangat besat, Banyak mengeluarkan panas sehingga butuh alat pendingin (AC) yang banyak,