• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Polsek Cakung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Polsek Cakung"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Polsek Cakung

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri (Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.14 Tahun 2012 pasal 1).

Organisasi Polri dari tingkat pusat sampai kewilayahan (www.polri.go.id diakses 16 Maret 2016) yaitu :

a. Organisasi Polri tingkat pusat disebut Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri).

b. Organisasi Polri tingkat kewilayahan disebut Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda) ditingkat provinsi.

c. Organisasi Polri tingkat kewilayahan disebut Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort (Polres) ditingkat kabupaten atau kota.

d. Organisasi Polri tingkat kewilayahan disebut Kepolisian Negara Republik Indonesia Sektor (Polsek) di wilayah kecamatan.

Searah dengan kebijakan pengembangan wilayah dan otonomi daerah, maka sejak tahun 1976/1977 telah dibentuk kecamatan baru yaitu Kecamatan Cakung di wilayah Kotamadya Jakarta Timur.Untuk meningkatkan keamanan dan keselarasan di pemerintahan maka dibangunlah Polsek Cakung pada tanggal 18 April 1994.Polsek Cakung dibangun berdasarkan pemberian mantan Gubernur DKI Ali Sadikin, dan beroprasional mulai tanggal 18 April 2015.Luas lantai bangunan Polsek 1.100 M2, terletak di Jalan Raya Bekasi Km 23 Kelurahan Cakung Barat Kecamatan Cakung, Jakarta Timur dengan status urban.

Dinamika Kecamatan Cakung menjadi tantangan tersendiri bagi Polsek Cakung. Di wilayah hukum Polsek Cakung terdapat Pemerintahan daerah yaitu

(2)

2

Kantor Walikota Jakarta Timur, Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kecamatan Cakung, Puskesmas, dan Kantor Dinas Perhubungan LLD (KIR). Polsek Cakung juga memiliki objek vital, seperti PLN, TELKOM, Bank, SPBU, kawasan industri terdiri dari 313 perusahaan ( 267 PMDN, 46 PMA ), Rumah Sakit dan poliklinik.Batas-batas wilayah yang dimiliki Polsek Cakung sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kec. Cilincing dan Kec. Kelapa Gading dengan tanda batas Jl. Raya Bekasi, Jalan Sukapura dan kali kecil Sukapura.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Bekasi Barat dan Kecamatan Medan Satria dengan tanda batas patok-patok.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Duren Sawit dengan tanda batas rel kereta api.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kecamatan Pulo Gadung dengan tanda batas Jl. Raya Bekasi.

1.1.2 Visi dan Misi a. Visi Polri

Polri yang mampu menjadi Pelindung, Pengayom dan Pelayan Masyarakat yang selalu dekat dan bersama-sama masyarakat, serta sebagai penegak hukum yang profesional yang selalu menjunjung tinggi supermasi hukum dan hak azasi manusia.Pemelihara keamanan dan ketertiban serta mewujudkan keamanan dalam negeri dalam suatu kehidupan nasional yang demokratis dan masyarakat yang sejahtera.

b. Misi Polri

Misi Polri adalah sebagai berikut :

1. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat (meliputi aspek security, survey, safety, dan peace) sehingga masyarakat bebas dari gangguan fisik maupun psykis.

(3)

3

2. Memberikan bimbingan kepada masyarakat melalui upaya preemtif dan preventif yang dapat meningkatkan kesadaran dan kekuatan serta kepatuhan hukum masyarakat.

3. Menegakkan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak azasi manusia menuju kepada adanya kepastian hukum dan rasa keadilan.

4. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan tetap memperhatikan norma – norma dan nilai – nilai yang berlaku dalam bingkai integritas wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. 5. Mengelola sumber daya manusia Polri secara profesional dalam mencapai

tujuan Polri yaitu terwujudnya keamanan dalam negeri sehingga dapat mendorong meningkatnya gairah kerja guna mencapai kesejahteraan masyarakat.

6. Meningkatkan upaya konsolidasi kedalam (internal Polri) sebagai upaya menyamakan Visi dan Misi Polri kedepan.

7. Memelihara soliditas institusi Polri dari berbagai pengaruh eksternal yang sangat merugikan organisasi.

8. Melanjutkan operasi pemulihan keamanan di beberapa wilayah konflik guna menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Meningkatkan kesadaran hukum dan kesadaran berbangsa dari masyarakat yang berbhineka tunggal ika.

1.2 Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia merupakan suatu modal penting yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur prestasi dari sebuah organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik merupakan kunci sukses untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Demikian pula dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Polri dalam kaitannya dengan Pemerintahan memiliki kewajiban sebagai pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam menjalankan kewajibannya Polri harus memiliki sumber daya manusia yang

(4)

4

berkualitas, berketerampilan tinggi dan profesional agar dapat menjalankan kewajiban dengan baik, sehingga Polri dapat mewujudkan tujuannya untuk Negara Republik Indonesia yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia.

Pada hakekatnya Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mempunyai salah satu kewajiban yang tertera pada UU No. 25 Tahun 2009 Republik Indonesiatentang Pelayanan Publik. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik merupakan wujud kehadiran negara di tengah masyarakat. Dengan adanya pelayanan publik bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk menyelenggarakan pelayanan publik yang optimal, diperlukan aparatur negara (kepolisian) yang profesional dalam melaksanakan pekerjaannya. Standarisasi profesionalisme polisi yang baik menurut Sullivan (sumber : www.negarahukum.com diakses 22 Maret 2016) sebagai salah satu tokoh ahli hukum indonesia adalah sebagai berikut :

1. Well motivation : seorang polisi harus memiliki motivasi yang baik dalam menjalankan tugasnya

2. Well education : seorang polisi harus memiliki jenjang pendidikan yang baik seperti, Diploma dan Sarjana (S1, S2, dan S3)

3. Well salary : polisi haruslah digaji dengan bayaran yang memadai untuk menunjang pekerjaannya sehingga tidak cenderung untuk korupsi.

Polsek Cakung, Jakarta Timur merupakan salah satu polsek yang terdapat di DKI Jakarta.Dapat diketahui bahwa Polsek Cakung, Jakarta Timur merupakan polsek dengan luas wilayah 4.241,33 Ha dengan penanganan terbesar di wilayah Jakarta Timur (sumber Pan-Jaktim.tripod.com diakses 22 Maret 2016). Oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti polsek Cakung, Jakarta Timur.

(5)

5

Menurut peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2011 tentang Penilaian Kinerja bagi Pegawai Negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia melalui Sistem Manajemen Kinerja menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kinerja anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbasis kompetensi, maka perlu diberikan penilaian berdasarkan standar kinerja secara objektif, transparan, dan akuntabel guna mendorong prestasi produktifitas, dedikasi, dan loyalitas kerja. Dalam pasal 6 peraturan diatas berbunyi, bahwa penilaian kinerja dikepolisian dibagi menjadi dua yaitu: kinerja generik diberlakukan sama untuk seluruh pegawai, dan kinerja spesifik berbeda antara pegawai satu dengan lainnya, yang didasarkan atas tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab jabatan masing-masing. Dalam penelitian ini difokuskan pada kasus pelaporan yang merupakan bagian dari tugas pokok kepolisian.

Polsek Cakung merupakan polsek yang banyak menangani kasus di wilayah Jakarta Timur, karena berdasarkan hasil wawancara dengan Akp Bara Libra Sagita selaku Kepala Unit Reskrim (2016), Kasus pelaporan yang terjadi di daerah Cakung yaitu Kebakaran, Peras/ancam, Pengeroyokan, Pemalsuan. Penghinaan, Pembunuhan, Penganiayaan Ringan (misal : menampar seseorang), Penganiayaan Berat (misal : kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT), Pencurian dengan pemberatan, Pengancaman, Penggelapan, Penipuan, Perjudian, Narkotika, Penculikan dan Penadahan.

(6)

6

Tabel 1.1

Jumlah Kasus yang Terjadi di Polsek Cakung Jakarta Timur

Jenis Kasus Tahun

2014 2015 Pengeroyokan 7 10 Kebakaran - 2 Pembunuhan - - Aniaya Berat 5 18 Curi biasa 9 10 Curat 32 49 Curanmor 22 18 Curas 11 16 Peras/Ancam 4 6 Penggelapan 10 17 Penipuan 3 13 Pengerusakan - - Senpi/Handak/Sajam 7 8 Perjudian 12 15 Penculikan - 1 Narkotika 27 17 Penadahan - Total 149 200

Sumber : Diolah Oleh Penulis

Untuk kasus yang sering terjadi di wilayah Cakung, Jakarta Timur adalah kasus pencurian dengan pemberatan, kasus pencurian dengan pemberatan ini terdiri dari pencurian barang berharga, pencurian kendaran bermotor, pencurian hewan ternak dan lain-lain.

Kasus pelaporan yang sering terjadi ini disebabkan karena Cakung, Jakarta Timur merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terpadat se-Asia Tenggara (TELAAHAN STAF No : R/TS/792/XI/2014/Sek.Cakung) disisi lain

(7)

7

pertumbuhan penduduk di Cakung, Jakarta Timur tidak seimbang dengan petumbuhan ekonomi yang berlangsung, hal ini di buktikan garis kemiskinan yang ada di Cakung, Jakarta Timur serta pendapatan penduduk tidak merata (www.kompas.co.id diakses 22 Maret 2016), kondisi ini menyebabkan banyaknya kesenjangan sosial yang mengakibatkan tingginya kriminalitas di wilayah Cakung, Jakarta Timur. (hasil wawancara Akp Bara Libra Sagita, 2016).

Dengan kondisi ini polsek Cakung sebagai operasional kepolisian di daerah tersebut perlu kinerja yang optimal dalam menangani setiap kasus yang telah dilaporkan.Tetapi dalam kenyataannya Polsek Cakung menunjukan kinerja yang kurang optimal, hal ini di buktikan dengan data di bawah ini, sebagai berikut:

Tabel 1.2

Kinerja Anggota Kepolisian Polsek Cakung Jakarta Timur

Sumber : Data Internal Polsek Cakung Jakarta Timur

Dilihat dari tabel 1.1 tampak bahwa terjadi penurunan kinerja pada anggota kepolisian Polsek Cakung Jakarta Timur. Pada tahun 2014 jumlah laporan dan pengaduan yang masuk sebesar 149 dan dapat di selesaikan sebesar 110 (73,80%). Sedangkan pada tahun 2015 jumlah laporan dan pengaduan yang masuk sebesar 200 dan dapat di selesaikan sebesar 141 (70,50%). Secara persentase, penuntasan kasus yang terjadi pada tahun 2015 menurun dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini membuktikan terdapat suatu kinerja yang kurang optimal yang dilakukan oleh anggota kepolisian dalam menangani kasus yang dilaporkan masyarakat, serta hal ini menjelaskan ketidak tercapaian misi dan visi Polsek Cakung, Jakarta Timur sebagai polsek yang mampu memperkuat dan meningkatkan kemampuan intelejen keamanan Polsek Cakung guna menjaring

Data Kinerja 2014 2015

Jumlah Laporan & Pengaduan

yang Masuk 149 200

Jumlah Kasus yang

Terselesaikan 110 141

Persentase Kasus yang

(8)

8

informasi untuk pencegahan gangguan keamanan dan pengungkapan kasus-kasus secara sistematis dan tuntas.

Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance yaitu sebuah prestasi kerja yang dicapai pegawai (Mangkunegara, 2012 :9). Prawirosentono (2012: 2) mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu orgnanisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Menurut Davis dalam Mangkunegara, (2012: 14) merumuskan bahwa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi. McClelland et.al dalam Zunaidah dan Budiman (2014: 49), menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja. Artinya, pimpinan, manajer dan pegawai yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mencapai kinerja tinggi, dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah disebabkan karena motivasi kerjanya rendah.

Anggota kepolisian Polsek Cakung, Jakarta Timur yang dapat menyeselaikan kasus secara sistematis dan tuntas akan mendapatkan penghargaan berupa piagam dan insentif tambahan berupa barang atau uang, serta kenaikan pangkat (Promosi) yang diberikan langsung oleh Kapolsek Cakung, Jakarta Timur setiap tahunnya. Hal ini merupakan suatu upaya pemberian motivasi oleh Polsek Cakung, Jakarta timur kepada anggota kepolisian untuk mengoptimalkan kinerja serta mewujudkan visi dan misi Polsek Cakung, Jakarta Timur.

Menurut Robbin dan Judge (2015 : 127) motivasi adalah proses yang menjelaskan mengenai kekuatan, arah, dan ketekunan seseorang dalam upaya untuk mencapai tujuan. Stanford dalam Mangkunegara (2009:93) mendefinisikan motivasi yaitu “Motivation is as an energizing condition of the organism that

serves todirect thet the organism toward the goal of a certain class”. (Motivasi

(9)

9

motivasi dapat diartikan Sebagai hal mendorong untuk bertindak dengan cara tertentu).

Dalam teori motivasi McCleland dalam Ardana (2012: 196) mengemukakan bahwa ada tiga macam kebutuhan manusia, yaitu Need of

Achievement (nAch), Need for Power (nPow) dan Need for Afilliation (nAff).

Motivasi berprestasi adalah dorongan dari dalam diri untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan, salah satu ciri perilaku orang yang berprestasinya tinggi adalah orang yang pandai mengatur waktunya (time management) (Usman, 2009: 264-265).

Sesuai dengan teori oleh Usman, (2009: 264-265) salah satu ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi adalah dapat mengatur waktu dengan baik. Kondisi ini dapat dilihat dari suatu data keterlambatan yang ada di suatu organisasi, dalam hal ini data keterlambatan dapat menjadi acuan untuk menunjukan anggota kepolisian Polsek Cakung, Jakarta Timur yang dapat mengatur waktu dengan baik,. Data keterlambatan ini dapat di lihat sebagai berikut :

Tabel 1.3

Data Keterlambatan Anggota Kepolisian Polsek Cakung Jakarta Timur (Juli sampai dengan Desember 2015)

Sumber : Data Internal Polsek Cakung Jakarta Timur

Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa masih terdapat anggota kepolisian yang terlambat untuk hadir dalam melaksanakan pekerjaannya, menurut Usman, (2009:264-265) salah satu ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi adalah dapat mengatur waktu dengan baik, akan tetapi anggota kepolisian Polsek Cakung, Jakarta Timur masih menunjukan adanya

(10)

10

keterlambatan, yang artinya motivasi berprestasi anggota kepolisian Polsek Cakung, Jakarta Timur rendah serta menyebabkan kinerjanya rendah hal ini didasari dari hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja menurut McClelland et.al dalam Zunaidah dan Budiman (2014:49)

Sebagaimana disajikan pada tabel 1.2 bahwa masih ada motivasi berprestasi yang belum optimal pada anggota kepolisian Polsek Cakung, Jakarta Timur. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut agar dapat diketahui sejauh mana tingkatan motivasi yang terdapat pada anggota kepolisian dapat berpengaruh terhadap kinerja. Maka dari itu peneliti memilih melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul "Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Anggota Kepolisian di Polsek Cakung Jakarta Timur”

(11)

11 1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Seberapa besar motivasi berprestasi, motivasi kekuasaan, dan motivasi berafiliasi anggota kepolisian di Polsek Cakung Jakarta Timur ?

2. Seberapa besar kinerja anggota anggota kepolisian di Polsek Cakung Jakarta Timur ?

3. Seberapa besar pengaruh motivasi berprestasi, motivasi kekuasaan, dan motivasi berafiliasi terhadap kinerja anggota kepolisian di Polsek Cakung Jakarta Timur?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui motivasi berprestasi, motivasi kekuasaan, dan motivasi berafiliasi anggota kepolisian di Polsek Cakung Jakarta Timur.

2. Untuk mengetahui kinerja anggota kepolisian di Polsek Cakung Jakarta Timur.

3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi, motivasi kekuasaan, dan motivasi berafiliasi terhadap kinerja anggota kepolisian di Polsek Cakung Jakarta Timur.

1.5 Kegunaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan bagi pihak - pihak yang memerlukannya. Kegunaan penelitian ini adalah :

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan serta dapat digunakan sebagai pembanding bagi pembaca yang ingin melaksanakan penelitian di bidang manajemen sumber daya manusia khususnya tentang variabel motivasi dan kinerja karyawan.

(12)

12

Bagi Polsek Cakung Jakarta Timur, hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi Polsek Cakung Jakarta Timur agar dapat lebih meningkatkan motivasi anggota kepolisian sehingga kinerja Polsek Cakung Jakarta Timur dapat meningkat.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi informasi mengenaimateri dan hal yang di bahas dalam tiap-tiap bab, adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I :PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II :TINJAUAN PUSTAKA DAN RUANG LINGKUP

Pada bab ini berisi tentang tinjauan pustaka, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian serta ruang lingkup penelitian. Dalam bab inidiuraikan secara lengkap tentang pengertian motivasi, kinerja dan pengaruh motivasi terhadap kinerja.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, jenis data, teknik analisis data dan pengujian hipotesis.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini di deskripsikan mengenai hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V :PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh serta saran yang ingin dikemukakan.

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber antara lain dari Bank Sentral Nigeria, Kantor Federal Statistik dan Organisasi Perdagangan Pangan dan

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua memiliki peran yang besar dalam membentuk perilaku prososial remaja sehingga apabila orang tua

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar