• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. BAHAN DAN METODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. BAHAN DAN METODE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

4

II. BAHAN DAN METODE

2.1 Waktu dan tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di Desa Lamaran Tarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, dan Laboratorium Teknologi dan Manajemen Produksi Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor

2.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus mengenai subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik dari keseluruhan personalitas (Nazir, 1998). Penelitian dengan studi kasus adalah memberikan gambaran secara detail tentang latar belakang, sifat-sifat, dan karakter yang khas dari unit yang dianalisis.

Menurut Soeratno dan Arsyad (1999), metode penelitian dengan menggunakan studi kasus, menunjukkan bahwa penelitian dilakukan dalam lingkup yang terbatas, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Studi kasus digunakan sebagai metode dalam penelitian ini, karena metode ini paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di daerah penelitian. Satuan kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah petambak yang melakukan usaha pembesaran udang windu secara monokultur di Desa Lamaran Tarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Jawa barat.

2.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text dan data

image. Data text adalah data yang diperoleh dalam bentuk alphabet dan angka

numerik, sedangkan data image adalah data yang ditampilkan dalam bentuk foto, diagram dan sejenisnya yang memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan tertentu (Fauzi, 2001). Berdasarkan uraian diatas, peneliti menggunakan jenis data text untuk faktor produksi, biaya investasi, dan jumlah produksi yang dihasilkan. Data image yang digunakan berupa gambar dan foto selama penelitian.

(2)

5 Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui pengamatan secara langsung di lapangan dengan metode wawancara dan pengisian kuisioner. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik petambak, teknis produksi, input dan output produksi, penerimaan, biaya investasi, biaya variabel, biaya tetap, dan penyusutan. Data sekunder dalam penelitian ini diperlukan sebagai penunjang data primer yang telah didapatkan. Data sekunder diperoleh melalui informasi dari instansi dan lembaga terkait seperti Kementrian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Indramayu, Kantor Kelurahan Indramayu, Badan Pusat Statistik Jawa Barat dan literatur-literatur. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya data monografi Kabupaten Indramayu dan data produksi Kabupaten Indramayu.

2.4 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang representatif pada dasarnya menyangkut masalah sampai manakah ciri-ciri yang terdapat pada sampel yang terbatas itu benar-benar menggambarkan keadaan sebenarnya dari keseluruhan populasi (Soeratno dan Arsyad, 1999). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu anggota populasi dipilih untuk memenuhi tujuan tertentu menggandalkan logika atas kaidah-kaidah yang berlaku yang didasari pertimbangan peneliti. Sampel yang diambil berjumlah 33 orang petambak udang windu di Desa Lamaran Tarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu. Sampel yang dipilih merupakan individu yang dianggap memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Petambak masih aktif melakukan usaha pembesaran udang windu. 2. Memiliki pengalaman dalam kegiatan pembesaran ini minimal 1 tahun.

2.5 Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan. Data dan informasi yang telah terkumpul ditabulasikan untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis fungsi produksi model Cobb-Douglas dan analisis finansial.

(3)

6 2.5.1 Analisis Fungsi Produksi

Analisis fungsi produksi dilakukan dengan menggunakan pendekatan fungsi produksi model Cobb-Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas digunakan untuk menduga hubungan antara produksi pembesaran udang windu dengan penggunaan faktor-faktor produksinya. Model pendugaan dari persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut :

Y = aX1b1X2b2X3b3X4b4X5b5X6b6X7b7eu... (1)

Model pendugaan tersebut didasarkan pada kegiatan budidaya selama satu siklus produksi (4 bulan). Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan diatas, maka persamaan tersebut diubah ke dalam bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut menjadi :

LnY = ln a + b1lnX1 + b2lnX2 + b3lnX3 + b4lnX4+ b5lnX5+ b6lnX6 + b7lnX7 ……..……… (2)

Dimana :

Y = Produksi udang windu (ekor/m2)

X1 = Benur udang windu (ekor/m2) X2 = Pakan (kg)

X3 = Pompa (jam kerja)

X4 = Tenaga Kerja pada Persiapan Wadah (jam kerja) X5 = Tenaga Kerja pada Pemeliharaan Udang (jam kerja) X6 = Tenaga Kerja pada Pemanenan (jam kerja)

X7 = Saponin (kg)

Ketepatan model yang digunakan sebagai alat analisis diuji dengan menggunakan uji statistik sebagai berikut :

1) Uji statistik t, digunakan untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing faktor produksi (Xi) sebagai variabel bebas mempengaruhi produksi (Y)

sebagai variabel tidak bebas. Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut :

H0 : bi = 0 (tidak ada pengaruh)

H1 : bi ≠ 0 (ada pengaruh) t hitung = (bi – 0)/Sbi

(4)

7 Keterangan : Sbi = standard error dari b

bi = koefisien regresi

• Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima, artinya X1 tidak berpengaruh

nyata terhadap Y.

• Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak, artinya X1 berpengaruh nyata

terhadap Y.

2) Uji statistik f, digunakan untuk mengetahui faktor produksi (X1) secara

bersama mempengaruhi output (Y). Hipotesis yang diuji adalah : H0 : bi = 0 (tidak ada pengaruh)

H1 : bi ≠ 0 (ada pengaruh) Fhitung= (JKR k-1) JKD/(n-k) ………...………. (3) Keterangan :

JKR = Jumlah Kuadrat Regresi JKD = Jumlah Kuadrat Residual n = Jumlah Sampel

k = Jumlah Variabel

• Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, artinya faktor produksi

secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi.

• Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, artinya faktor produksi secara

simultan berpengaruh nyata terhadap produksi.

Pada analisis fungsi produksi, selain digunakan analisis kriteria statistik juga dilakukan analisis kriteria ekonometrik untuk menguji ketepatan model yang digunakan. Analisis kriteria ekonometrik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi memenuhi asumsi normalitas, multikolinearitas, homoskedastisitas, dan autokorelasi.

Menurut Santoso (2000), normalitas adalah suatu kondisi dalam model regresi dimana nilai Y (variabel dependent) didistribusikan secara normal terhadap nilai X (variabel independent). Suatu model regresi yang baik harus memenuhi asumsi normalitas ini

Menurut Santoso (2000), multikolinearitas adalah problem dalam suatu model regresi yang diakibatkan adanya korelasi antar variabel independent.

(5)

8 Beberapa cara untuk mengatasi problem multikolinearitas diantaranya dengan menambah jumlah sampel dan mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi tinggi.

Homoskedastisitas adalah asumsi dalam model regresi dimana variasi disekitar garis regresi seharusnya konstan untuk setiap nilai X (Santoso, 2000). Bila asumsi ini tidak terpenuhi berarti model regresi mengalami problem heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas adalah masalah yang terjadi pada model regresi apabila terjadi asumsi variance error term konstan untuk setiap nilai pada variabel penjelas dilanggar. Masalah heteroskedastisitas ini sering terjadi pada data cross-section. Cara mengatasi masalah heteroskedastisitas ini diantarnya adalah dengan :

a) Menggunakan Weight Least Square Regression (nilai variabel dibagi dengan nilai variabel yang dianggap menyebabkan heteroskedastisitas). b) Menggunakan fungsi log untuk variabel penjelas yang mengakibatkan

heteroskedastisitas.

Autokorelasi adalah masalah dalam model regresi linear karena adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi ini biasanya terjadi pada model regresi yang menggunakan data time series atau berdasarkan waktu berkala (Santoso, 2000).

Analisis Return to Scale (RTS) sangat penting untuk dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan usaha yang sedang diteliti tersebut berada dalam kondisi increasing, constant, atau decreasing return to scale. Analisis RTS ini dilakukan dengan menjumlahkan besaran elastisitas (bi). Berdasarkan persamaan 1 maka :

1 < b1 + b2 + b3 + b4 < 1 ………... (4)

a. Jika b1 + b2 + b3 + b4 < 1, maka usaha berada dalam keadaan decreasing return to scale. Artinya apabila faktor produksi yang digunakan

ditambahkan maka besarnya penambahan output akan lebih kecil dari proporsi penambahan input.

(6)

9 b. Jika b1 + b2 + b3 + b4 = 1, maka usaha berada dalam keadaan constant return to scale, dimana penambahan proporsi input yang digunakan akan

sama dengan penambahan proporsi output yang dihasilkan.

c. Jika b1 + b2 + b3 + b4 > 1, maka usaha berada dalam keadaan increasing return to scale, dimana proporsi penambahan output yang dihasilkan akan

lebih besar dari penambahan proporsi input.

Tingkat alokasi input yang optimal dapat diketahui melalui analisis dari fungsi keuntungan, yaitu :

Π = TR – TC atau Π = PyY – PxiXi ... (5)

Keuntungan maksimum pada usaha pembesaran udang windu dapat tercapai pada saat turunan pertama dari fungsi keuntungan usaha terhadap faktor produksi sama dengan nol, yaitu :

Π = PyY – PxiXi δ π δ Xi=0 Py (dy/dxi) = Pxi PyPMxi = Pxi NPMxi = Pxi NPMxi Pxi

=

1 …….………... (6) 2.5.2 Analisis Finansial

Analisis finansial adalah analisis yang dilakukan terhadap suatu proyek, dimana proyek dilihat dari sudut badan atau orang yang menanamkan uangnya dalam proyek maupun yang memiliki kepentingan terhadap jalannya proyek. Analisis finansial ini penting untuk memperhitungkan insentif bagi badan maupun orang-orang yang terlibat di dalam proyek.

2.5.2.1 Analisis Usaha

Analisis usaha merupakan bagian dari analisis finansial yang digunakan untuk menghitung besarnya keutungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha

(7)

10 dalam waktu satu tahun. Analisis usaha ini terdiri dari analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C), analisis payback period (PP), dan analisis break even point (BEP).

a. Analisis Pendapatan Usaha

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui komponen-komponen input dan

output yang terlibat di dalam usaha dan besar keuntungan yang diperoleh dari

hasil usaha. Secara matematis konsep pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Π = Y.Py – ∑ni=0Xi . Pxi …………...………... (7)

Dimana :

Π = Pendapatan (Rp per musim)

Y = Total Produksi (Kg per musim)

Xi = Jumlah input i yang digunakan (unit) Py = Harga persatuan output (Rp)

Pyi = Harga persatuan input (Rp)

Py.Y = Penerimaan total (Rp)

Px.ΣXi = Biaya Total (Rp)

b. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C)

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana manfaat yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan. Secara matematis analisis imbangan penerimaan dan biaya dapat dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi, 1995)

R/C=TRTC ………... (8) Dimana :

TR = Total Revenue atau Penerimaan total (Rp) TC = Total Cost atau Biaya Total (Rp)

Dengan kriteria usaha

R/C > 1, usaha menguntungkan R/C = 1, usaha impas

(8)

11 c. Payback period (PP)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menutupi investasi yang ditanamkan pada suatu usaha (Husnan, 1998). Metode payback period secara sistematis dinyatakan dalam rumus berikut:

Payback Period = Net BenefitInvestasi x 1 tahun

d. Analisis Break Event Point (BEP)

Break Event Point merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan output

produksi sama dengan biaya produksi. Pada kondisi Break Event Point ini pengusaha mengalami impas. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan agar suatu perusahaan tidak rugi (Husnan, 1998). Selain itu BEP dapat dipakai untuk merencanakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan sebagai pedoman dalam mengendalikan operasi yang sedang berjalan. BEP dapat dihitung dengan persamaan matematis seperti ini:

BEP (Nilai Produksi) = 1-Biaya variabel/PenerimaanBiaya Tetap …...……...………….. (9) BEP (Volume Produksi)= Py-AVCTFC ………...………. (10) Dimana:

TFC = Biaya tetap total (Rp) AVC = Biaya variabel rata-rata (Rp) Py = Harga komoditas (Rp/kg)

2.5.2.2 Analisis Kriteria Investasi

Analisis kriteria investasi penting dilakukan untuk mengetahui besar manfaat dan besar biaya dari setiap unit yang dianalisis. Indikator yang biasa digunakan untuk analisis kriteria investasi diantaranya adalah :

a. Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih yang akan

didapatkan pada masa yang akan datang. NPV ini pada dasarnya merupakan kombinasi pengertian present value penerimaan dan present value pengeluaran (Husnan, 1998). Secara matematis NPV dinyatakan dalam rumus berikut :

NPV= ∑ Bt-Ct

1+it

n

(9)

12 Dengan kriteria usaha sebagai berikut :

- NPV < 0 , usaha tidak layak

- NPV = 0 , usaha tersebut memberikan hasil yang sama dengan modal yang digunakan (impas)

- NPV > 0 , usaha layak untuk dijalankan karena akan dapat menghasilkan Keuntungan

Keterangan:

Bt = manfaat unit usaha pada tahun t (Rp) Ct = Biaya usaha pada tahun ke t (Rp)

i = Discount rate (%)

t = umur proyek (10 tahun)

b. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C adalah perbandingan antara jumlah nilai sekarang dari keuntungan

bersih pada tahun-tahun yang mana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih bernilai negatif (Kadariah et al, 1976). Secara matematis Net

B/C dinyatakan dengan rumus :

Net B/C

=

∑ Bt- Ct (1+i)t t=10 t=0 ∑ Ct- Bt (1+i)t t=10 t=0

………...…. (12) Syarat : Bt – Ct > 0 Ct – Bt < 0 Dengan kriteria usaha :

- Net B/C < 1, berarti usaha itu sebaiknya tidak dilaksanakan karena tidak layak

- Net B/C > 1, berarti usaha itu akan mendatangkan keuntungan, sehingga usaha ini dapat dilaksanakan

Keterangan :

Bt = Benefit sehubungan dengan adanya investasi pada tahun t (Rp)

Ct = Biaya sehubungan dengan adanya investasi pada tahun t (Rp)

t = Umur Proyek (10 tahun)

(10)

13 c. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV pada proyek sama

dengan nol (Kadariah et al, 1976). Secara matematis IRR dinyatakan dengan rumus

" " ……….... (13)

Dengan kriteria usaha:

IRR ≥ i (discount rate), berarti usaha dapat dilaksanakan

IRR < i (discount rate), berarti usaha lebih baik tidak dilaksanakan

Keterangan :

i’ = discount rate yang menghasilkan NPV+ (%)

i” = discount rate yang menghasilkan NPV- (%)

NPV’ = NPV pada tingkat bunga i’(Rp) NPV” = NPV pada tingkat bunga i”(Rp)

2.5.3 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah suatu unsur kemudian menentukan pengaruh dari perubahan tersebut pada hasil analisis. Pada usaha pembesaran udang windu dengan sistem budidaya tradisional, analisis sensitivitas dilakukan terhadap perubahan harga pakan. Pakan merupakan faktor produksi yang utama, sehingga perubahannya akan sangat berpengaruh pada kelangsungan usaha. Pada penelitian ini, metode yang akan digunakan dalam analisis sensitivitas adalah kenaikan tertinggi harga pakan selama 5 tahun terakhir.

2.6 Batasan dan Pengukuran

a) Variabel yang dijelaskan (output) dalam analisis fungsi produksi dalam penelitian ini adalah udang dengan size 40, 50, 60-70.

b) Variabel yang menjelaskan (input) dalam analisis fungsi produksi dalam penelitian ini terdiri atas jumlah benur (ekor), pakan (Kg), pompa (Jam), tenaga kerja (Jam kerja) dan saponin (Kg). Variabel input ini dihitung per m2.

(11)

14 c) Umur proyek dalam penelitian ini ditetapkan selama 10 tahun dan

merupakan umur teknis terlama dari komponen investasi yaitu tanah yang digunakan.

d) Optimalisasi dengan menggunakan metode Cobb-Douglas dan kelayakan usaha dengan analisis kelayakan finansial.

e) Analisis sensitivitas dengan menaikan harga pakan sebesar kenaikan harga pakan tertinggi selama 5 tahun terakhir.

Referensi

Dokumen terkait

d) The Duty to Prevent Pinciple , prinsip ini menentukan bahwa setiap negara berkewajiban untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan dan tidak boleh melakukan

 bahan untuk membuat membuat sesuatu y sesuatu yang bukan ang bukan untuk tujuan untuk tujuan yang yang bermanfaat melainkan bermanfaat melainkan lebih ditujukan bagi

Dalam kasus transportasi online, kelas tercipta karena adanya pendikotomian sistem kerja.Ketidakpuasan lahir atas dasar alienasi terhadap mereka pengemudi

Produk cor yang akan diuji adalah propeler kapal nelayan tiga sudu dengan pola cetakan dari logam dan bingkai cetakan (frame) dari kayu nangka sepert terlihat pada gambar 5

Estimation of total phenolic contents and antioxidant capacities in some green and black tea of Saudi Arabia markets and evaluation of their antibacterial activity.. International

Aspek Ekonomi yakni aspek yang berhubungan dengan mengukur suatu permasalahan dari sisi kebijakan ekonomi dalam upaya mengurangi kemacetan lalu lintas di Jalan Siliwangi,

Hasil penelitian pembuatan hewan model kanker mammae yang dilakukan Ranasmita (2008) dengan pemberian induksi DMBA sebanyak 11 kali secara oral dengan dosis

Observasi, menurut Sugiyono (2015, hlm. 145) teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,