• Tidak ada hasil yang ditemukan

VALUE CHAIN ANALYSIS UNTUK PERANCANGAN REKOMENDASI KEBIJAKAN INDUSTRI PERIKANAN DI KOTA TARAKAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VALUE CHAIN ANALYSIS UNTUK PERANCANGAN REKOMENDASI KEBIJAKAN INDUSTRI PERIKANAN DI KOTA TARAKAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

VALUE CHAIN ANALYSIS UNTUK PERANCANGAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

INDUSTRI PERIKANAN DI KOTA TARAKAN

DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

Indah Kresnawati, Imam Baihaqi, Niniet Indah Arvitrida

Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email:

indahkresna92@gmail.com

;

ibaihaqi@gmail.com

Abstrak

Tarakan merupakan sebuah kota di Provinsi Kalimantan Utara yang strategis karena merupakan gerbang perdagangan antara Indonesia, Malaysia dan Filipina. Selain itu, Tarakan juga memiliki potensi perikanan berpeluang besar untuk dikembangkan menjadi suatu industri yang mampu memberikan nilai tambah pada komoditas perikanan yang ada. Sampai saat ini Tarakan dinilai masih belum dapat memanfaatkan potensi perikanan yang ada. Pengelolaan komoditas perikanan di Tarakan cenderung dilakukan dengan cara pengeringan dan penggaraman. Selain itu masih sedikit industri pengolahan ikan di Tarakan yang memberikan nilai tambah baik pada produk maupun prosesnya.

Penelitian ini akan dilakukan analisis value chain dari suatu komoditas perikanan unggulan yang berpotensi untuk dikembangkan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dari komoditas tersebut. Penambahan nilai pada komoditas perikanan unggulan tersebut diharapkan dapat meningkatkan profit dari stakeholder yang terkait dan membuka peluang terbentuknya suatu industri baru. Kemudian dari hasil analisis value chain, akan dilakukan perancangan dan pengembangan model sistem dinamik dari komoditas perikanan unggulan yang digunakan untuk merancang rekomendasi kebijakan pada industri perikanan yang ada dan mengetahui kondisi sistem yang ada apabila muncul suatu industri pengolahan ikan baru.

Kata kunci: Komoditas Perikanan Unggulan,Value Chain Analysis, System Dynamics Abstract

Tarakan is a strategic town in North Borneo because it is a trade lane for Indonesia, Malaysia and Philippines. In addition, Tarakan also has a potential fishery that is waiting to be developed as an added value industry for its kind of commodities. Unfortunately, Tarakan has not been using its fishery potency properly yet. In Tarakan, the control of fishery commodities is still done by drying and salting. Besides, there is only a few fishery industry giving an added value for its product or process.

Thus, in this research, a value chain analysis is conducted for potential fishery commodities in order to increase its added value. By increasing the added values, it will help the fishery commodities to gain more profit from related stakeholder and open opportunities for some new industries. From the value chain analysis result, a system dynamic model for the potential fishery commodities is also designed and developed. It aims to help in designing some recommended policy for existing fishery industry and information about the system condition when a new fishery industry happens to exist.

Keywords: Potential Fishery Commodities, Value Chain Analysis, System Dynamics

1. Pendahuluan

Tarakan merupakan kota yang strategis, sebagai gerbang transit perdagangan kedua setelah Balikpapan yang menghubungkan antara Indonesia, Malaysia dan Filipina. Selain itu, Kota Tarakan juga memiliki peluang untuk menarik investor yang sangat besar dari segi wisata alam dan perikananannya. Tarakan memiliki potensi perikanan yang cukup besar baik dari segu perikanan tangkap dan budidayanya. Gambar 1.1 menunjukkan prosentase potensi produksi perikanan Tarakan pada tahun 2000-2005

Gambar 1.1 Prosentase Potensi dan Produksi Perikanan Tarakan (ton) 2000-2005

(Tarakan dalam Angka, 2006)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2005 2006 2007 2008 2009

Persentase Potensi dan Produksi Perikanan Tarakan (ton)

Penangkapan dilaut

Budidaya Air Payau (tambak) Budidaya ikan tawar (tambak)

(2)

2

Untuk itu sangat disayangkan apabila kesempatan ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Akan tetapi, potensi yang baik tersebut akan sia-sia apabila tidak terdapat industri yang mampu mengelola komoditas perikanan yang terdapat di Kota Tarakan. Industri tersebut tidak hanya diharapkan untuk mengelola komoditas yang ada di Tarakan, selain itu juga untuk meningkatkan nilai tambah dari suatu komoditas sehingga dengan meningkatnya nilai tambah dari suatu komoditas maka akan menambah pendapatan bagi stakeholder yang terkait. Sampai saat ini industri perikanan di Tarakan cenderung pada industri pengeringan dan pembekuan, masih sedikit industri perikanan di Tarakan yang memberikan nilai tambah pada produknya dengan cara mengolah suatu komoditas perikanan menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual lebih dan menghasilkan keuntungan yang besar. Dari penelitian ini diharapkan teridentifikasi peluang industri pengolahan komoditas unggulan yang memiliki nilai jual lebih dan berdaya saing tinggi. Dengan adanya peluang industri yang dapat dikembangkan, diharapkan dapat meningkatkan potensi perikanan yang ada di Tarakan, selain itu juga diharapkan untuk meningkatkan roda perekonomian wilayah pesisir Kota Tarakan dan mensejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan. Agar semua pelaksanaanya berjalan dengan lancar maka perlu dirancang suatu kebijakan untuk memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas mengenai ruang lingkup dan kekuasaan masing-masing stakeholder agar dapat mencapai tujuan bersama.

Dalam penelitian ini komoditas perikanan yang digunakan sebagai objek penelitian, baik yang merupakan hasil penangkapan laut atau budidaya akan dianalisa dari data-data yang ada sehingga terpilih komoditas unggulan yang cocok untuk dikembangkan. Dari komoditas unggulan tersebut akan dilakukan pemetaan value chain untuk mengidentifikasi value yang ada dari masing-masing

stakeholder sehingga dapat digunakan untuk

merancang value chain rekomendasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai tambah dan mengetahui peluang industri baru yang dapat dikembangkan.

Dalam perancangan kebijakan dibantu dengan metode sistem dinamik atau system dynamics. Menurut Forrester (1969), dinamika sistem mempelajari mengenai karakteristik informasi umpan

balik dari kegiatan industri untuk menunjukkan bagaimana suatu struktur organisasi, kebijakan dan pengambilan keputusan berinteraksi untuk mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan. Oleh karena itu, dengan adanya metode system dynamics pada penelitian ini maka kebijakan yang akan diatur dalam komoditas perikanan unggulan di Tarakan dapat diformulasikan dan disimulasikan untuk mengetahui bagaimana kebijakan tersebut berdampak pada perikanan Tarakan dimasa sekarang maupun masa mendatang dan juga untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem apabila terdapat industri yang dimunculkan.

2. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap pendahuluan, pengumpulan dan pengolahan data, perancangan dan pengembangan model serta perumusan simpulan. Pada tahap pendahuluan dilakukan studi literatur dan studi lapangan untuk mengetahui konsep value chain analysis, system dynamics dan juga kondisi eksisting dari komoditas unggulan Kota Tarakan.

3. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Berikut ini merupakan data-data yang dikumpulkan untuk mendukung tahapan pengolahan data. Gambar 3.1 dan 3.2 menunjukkan produktivitas dari komoditas unggulan, volume ekspor maupun antar pulau.

Tabel 3.1 Produktivitas Komoditas Unggulan

Tabel 3.2 Volume Penjualan Ekspor maupun Antar Pulau 2012

(3)

3

3.1 Pemilihan Komoditas Unggulan

Komoditas unggulan dipilih berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan perbandingan antar komoditas, berdasarkan data-data sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sehingga terpilih komoditas unggulan yang akan dijadikan objek penelitian. Berikut ini merupakan hasil dari pemilihan komoditas unggulan Kota Tarakan: Tabel 3.3 Pemilihan Komoditas Unggulan

Dari hasil pemilihan komoditas unggulan Kota Tarakan didapatkan ikan bandeng sebagai objek penelitian yang akan dianalisa lebih lanjut.

4.1 Pemetaan Value Chain Komoditas Unggulan

Dalam value chain komoditas ikan bandeng dimulai dari proses input sampai konsumsi.

Gambar 3.1 Proses Inti Komoditas Ikan Bandeng Dari proses inti tersebut dilakukan oleh masing-masing pelaku. Pelaku yang terlibat dalam value chain komoditas ikan bandeng antara lain: 1. Supplier benih ikan bandeng

Sebagai pemasok benih ikan bandeng 2. Nelayan/petambak

Berperan sebagai supplier ikan yang ada di Kota Tarakan.

3. Pengepul

Berperan untuk mengumpulkan dan juga sebagai perantara jual-beli ikan bandeng antara nelayan/petambak dengan pedagang grosir atau pasar.

4. Pedagang Grosir dan Pengecer

Berperan untuk menjual ikan kepada

IKM/UMKM yang ada di Tarakan dan juga menjual langsung kepada warga di Kota Tarakan. 5. Unit Pengolahan Ikan

Unit Pengolahan Ikan merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri cold storage, mengekspor ikan bandeng ke berbagai negara.

Value Chain ikan bandeng yang diteliti difokuskan pada produk olahan ikan bandeng dari IKM-IKM. Produk olahan ikan bandeng yang terdapat di Tarakan antara lain: bandeng cabut duri, bandeng cabut duri bakar, kerupuk/amplang bandeng, abon ikan bandeng, bandeng presto dan kriuk ikan bandeng. Berikut ini merupakan nilai tambah dari produk olahan ikan bandeng yang didapat dari perhitungan nilai tambah sederhana yaitu

𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑡𝑡𝑁𝑁𝑡𝑡𝑡𝑡𝑁𝑁ℎ = 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑡𝑡𝑂𝑂𝑂𝑂𝑡𝑡 − 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑁𝑁𝐼𝐼𝑂𝑂𝑂𝑂𝑡𝑡 Dimana nilai output merupakan pendapatan yang dihasilkan dari penjualan 1 kg produk olahan atau dapat dilihat berdasarkan harga jual produk olahan per kg. Sedangkan nilai input adalah estimasi biaya yang digunakan untuk membuat 1 kg produk olahan yang terdiri dari biaya pembelian kebutuhan ikan bandeng untuk 1 kg produk dan estimasi biaya bumbu yang dibutuhkan untuk membuat 1 kg produk olahan. Berikut ini merupakan hasil perhitungan nilai tambah produk ikan bandeng yang ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Tabel 3.4 Perhitungan Nilai Tambah Produk Olahan Ikan Bandeng

4.2 Pemetaan Value Chain Rekomendasi

Setelah dilakukan pemetaan terhadap value chain ikan bandeng kemudian dilakukan pemetaan value chain rekomendasi untuk meningkatkan nilai tambah pada komoditas ikan bandeng. Gambar 3.2 menunjukkan hasil value chain rekomendasi.

Input Produksi Pengumpulan Perdagangan Pengolahan & Pemasaran Konsumsi

Benih Ikan Bandeng Ikan Bandeng Hasil Olahan Ikan Bandeng: Abon Ikan Bandeng Kerupuk Ikan Bandeng Bandeng Cabut Duri Bandeng Presto Bandeng Beku Kebutuhan ikan bandeng untuk 1 kg produk (kg) Harga ikan bandeng (Rp/kg) Estimasi Biaya Bumbu

Bandeng Cabut Duri

Bakar Rp 80,000.00 1 Rp 15,000.00 Rp 40,000.00 Rp 55,000.00 Rp 25,000.00 Bandeng Cabut DuriRp 40,000.00 1 Rp 15,000.00 Rp 15,000.00 Rp 30,000.00 Rp 10,000.00

Kriuk Ikan BandengRp 60,000.00 1 Rp 15,000.00 Rp 30,000.00 Rp 45,000.00 Rp 15,000.00

Kerupuk/Amplang Rp 100,000.00 3 Rp 15,000.00 Rp 30,000.00 Rp 75,000.00 Rp 25,000.00 Bandeng Presto Rp 70,000.00 1 Rp 15,000.00 Rp 30,000.00 Rp 45,000.00 Rp 25,000.00 Abon Rp 130,000.00 5 Rp 15,000.00 Rp 40,000.00 Rp 115,000.00 Rp 15,000.00 Bandeng Beku Rp 28,000.00 1 Rp 12,000.00 Rp - Rp 12,000.00 Rp 16,000.00 Produk Olahan Harga jual untuk 1 kg produk Estimasi Total Nilai Produksi (Rp/kg) Nilai Produksi Estimasi Nilai Tambah

(4)

4

Gambar 3.2 Value Chain Rekomendasi Komoditas Ikan Bandeng

Rp 15.000/kg

Daging Duri Kulit Isi Perut

Rp 15.000/kg Rp 500-5.000/kg Rp 500-5.000/kg Rp 200-1.000/kg Abon Ikan Bandeng Rp 130.000/kg Nugget Ikan Bandeng Rp 60.000/kg Otak-otak Ikan Bandeng Rp 74.000/kg Kerupuk/Amplang Ikan Bandeng Rp 40.000/kg Bandeng Tanpa Duri Crispy Rp 60.000/kg Bandeng Bakar/ Asap Cabut Duri

Rp 120.000/kg Abon Duri Ikan

Bandeng Rp 60.000/kg Bandeng Crispy/ Kriuk Ikan Bandeng Rp 60.000/kg Kepala Rp 500-3000/kg Keripik Kepala Ikan Bandeng Rp 60.000/kg

Kerupuk Usus Ikan Bandeng Rp 40.000/kg Kerupuk Kulit Ikan Bandeng Rp 60.000/kg Kaki Naga Bandeng Rp 60.000/kg Bakso Bandeng Rp 60.000/kg Bandeng Presto Rp 80.000/kg Donat Bandeng Rp 60.000/kg Bandeng Tanpa Duri (basah) Rp 65.000/kg Tepung Ikan Rp 100.000/kg Pellet Rp 100.000/kg T1 T2 T3 T4 T5 T7 ,T8 T9 T10 T11 T12 T13 T15 T16 T17 T18 T19 Sosis Bandeng Rp 60.000/kg T6 Ikan Bandeng Bandeng Beku Rp 26.000/kg T14

(5)

5

4.3 Perancangan dan Pengembangan Model

Dalam perancangan dan pengembangan model terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan diantaranya sebagai berikut:

1. Identifikasi kondisi eksisting 2. Identifikasi variabel

3. Konseptualisasi model 4. Formulasi model 5. Simulasi

6. Verifikasi dan validasi model 7. Perancangan skenario kebijakan

Sistem yang akan dilakukan perancangan dan pengembangan adalah sistem value chain komoditas ikan bandeng. Dimana dalam sistem tersebut masing-masing pelaku memiliki variabel-variabel yang memiliki hubungan sebab akibat. Untuk mempermudah pemahaman akan variabel yang terdapat dalam sistem maka digunakan causal loop diagram yang ditunjukkan pada Gambar 3.3.

Setelah tahapan dalam perancangan dan pengembangan model dilakukan maka tahapan terakhir yaitu perancang skenario kebijakan. Adapun skenario kebijakan yang akan diterapkan dalam sistem value chain komoditas ikan bandeng yaitu sebagai berikut:

1. Skenario 1

Pada skenario 1 dilakukan perbaikan pada sistem value chain yang diusulkan, yaitu dengan memunculkan industri pengolahan (IKM) bandeng yang baru. Industri pengolahan (IKM) ikan bandeng dipilih berdasarkan hasil value chain rekomendasi, akan tetapi tidak semua industri pengolahan (IKM) yang diusulkan dimasukkan kedalam model sistem dinamik, hanya 5 IKM yang dipilih untuk disimulasikan yaitu IKM otak-otak bandeng, IKM sosis ikan bandeng, IKM nugget ikan bandeng, IKM abon duri ikan bandeng dan IKM kaki naga ikan bandeng.

2. Skenario 2

Pada skenario 2 dilakukan perbaikan sistem

value chain yang diusulkan dengan

meningkatkan daya jual produk dari hasil produk olahan IKM ikan bandeng, dengan menambahkan variabel daya jual pada model sistem eksisting dan model yang terdapat pada skenario 1. Variabel daya jual merupakan gabungan dari kemampuan IKM dalam pemasaran produk, tampilan kemasan produk,

kualitas dari produk olahan, penggunaan teknologi dan juga keahlian dari tenaga kerja yang digunakan yang didukung dari program-program yang diadakan oleh Pemerintah Kota Tarakan seperti pelatihan-pelatihan dan pemberian modal usaha.

.

5 Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil simulasi didapatkan bahwa profit IKM yang paling baik adalah dengan menggunakan skenario daya jual 2 yaitu memunculkan IKM baru dan melakukan penambahan variabel daya jual.

Gambar 5.4 Hasil Simulasi Software Vensim

Apabila skenario ini diterapkan oleh Pemerintah Tarakan maka terdapat konsekuensi yang harus ditanggung oleh Pemerintah Tarakan yaitu meningkatnya anggaran dana dari Pemerintah Kota Tarakan, hal ini disebabkan untuk dapat meningkatkan daya jual dari produk olahan Kota Tarakan maka diperlukan pelatihan-pelatihan maupun program-program pendukung yang berfungsi untuk mendorong kemajuan dari IKM Kota Tarakan. Akan tetapi biaya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Tarakan akan sebanding dengan dampak kedepannya dimana apabila IKM Kota Tarakan mengalami kemajuan maka akan berpengaruh pada meningkatnya pendapatan daerah dari Kota Tarakan.

6 Simpulan dan Saran 6.1 Simpulan

1. Penelitian ini telah menghasilkan komoditas unggulan yang dinilai dapat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut berdasarkan data-data yang mendukung seperti kapasitas produksi, banyaknya produk yang dikembangkan dll, komoditas unggulan yang

(6)

6

berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut yaitu ikan bandeng.

2. Dari pemetaan value chain komoditas ikan banding didapatkan pelaku-pelaku yang terlibat didalamnya yaitu nelayan, Unit Pengolahan Ikan, pengepul, pedagang dan IKM/UMKM dimana masing-masing pelaku tersebut memiliki nilai tambah terhadap ikan bandeng yang berbeda-beda

3. Value chain rekomendasi menghasilkan 13 produk olahan ikan bandeng yang baru dimana produk olahan tersebut diharapkan dapat meningkatakan nilai tambah pada produk olahan ikan bandeng dan juga dapat meningkatkan minat pembeli terhadap produk olahan ikan bandeng.

4. Berdasarkan dari hasil simulasi sistem dinamik dapat dirumuskan rekomendasi kebijakan pada industri pengolahan ikan di Tarakan yaitu Pemerintah Kota Tarakan perlu mengadakan pelatihan-pelatihan atau membuat suatu program seperti pelatihan pengemasan produk yang baik, pengolahan produk ikan bandeng, studi banding atau membuat seminar mengenai produk olahan ikan bandeng yang telah sukses di luar Tarakan. Selain itu Pemerintah Tarakan juga dituntut untuk membantu pemasaran produk olahan ikan bandeng dan peningkatan infrastruktur atau sarana prasarana yang ada sehingga produk olahan ikan bandeng yang terdapat di Tarakan dapat meningkat nilai tambahnya dan juga akan berdampak pada kesejahteraan dari IKM ikan bandeng.

6.2 Saran

1. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan pembobotan tiap kriteria yang terdapat dalam pemilihan komoditas unggulan agar diketahui kriteria mana yang lebih dipentingkan.

2. Pada penelitian selanjutnya komoditas unggulan yang akan dianalisa lebih lanjut tidak harus berdasarkan hasil peringkat tertinggi pada pemilihan komoditas unggulan, akan tetapi dapat dipilih berdasarkan rencana pengembangan suatu komoditas perikanan tertentu atau dari suatu komoditas yang kurang unggul sehingga diperlukan suatu analisa lebih lanjut untuk mengangkat komoditas tersebut.

3. Pada penelitian selanjutnya, lebih diperhatikan komponen biaya yang terdapat pada nilai tambah produk olahan ikan bandeng

4. Pada penelitian selanjutnya, dapat mengembangkan skenario-skenario lain dalam peningkatan nilai tambah ikan bandeng.

7 Daftar Pustaka

Australian Centre for International Agricultural

Research (ACIAR), (2012),

Membuat Rantai Nilai Lebih Berpihak pada Kaum Miskin: Buku Pegangan bagi Praktisi Analisis Rantai Nilai.

Coyle, R.G., (1996), System Dynamics Modelling, Cranfield University, UK; Chapman & Hall Forrester, J.W., (1961), Industrial Dynamics,

Massachussetts, Massachussetts Institute

of Technology, Cambridge Chain, PT Grasindo, Jakarta.

McRobert, K, C. (2010), Rural Development Challenges: System Dynamics Ex Ante Decision Support For Agricultural

Initiatives in Southern Mexico, Thesis,

Cornell University

Porter, Michael. (1985), Value Chain and Competitive Advantage in “Competitive Advantage: Creating and Sustaining

Superior Performance”, Free Press,

p33-61

Rabelo, et.al (2007), Value Chain Analysis Using

Hybrid Simulation and AHP, Orlando,

USA

Sterman, J. D., (2004), Systems Thinking and Modeling for a Complex World, Business Dynamics, United States of America, McGraw-Hill

Tarakan, BPS, (2006), Kota Tarakan dalam Angka, Tarakan, BAPPEDA Kota Tarakan

Tarakan, BPS, (2008), Nilai Tukar Nelayan, Tarakan, BAPPEDA Kota Tarakan

(7)

7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Tingkat Literacy Keuangan pemilik Usaha terhadap pengelolaan keuangan, Studi Kasus; UMKM Depok.. SMME Owners' Financial Literacy and

Upaya  memperbaiki  kerangka  normatif  UU  No.  26  Tahun  2000  yang  kurang  lengkap,  berbeda  dan  tidak  memenuhi  standar  hukum  internasional,  menjadi 

• Perlu adanya evaluasi dan penilaian yang dilakukan oleh Kepala Pusat terhadap kebijakan pedoman e-learning untuk mengetahui efektivitas kebijakan. • Kepala Pusat

Berdasarkan data dari CBI tahun 2008 menunjukkan bahwa Italia masih menjadi negara di Uni Eropa yang menjadi aktor terbesar pemegang ekspor produk alas kaki

Pengawasan ( Controlling ) adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas pengadaan yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah ditentukan dalam Peraturan

Hasil dari penelitian ini dapat disampaikan di sini bahwasannya, 1 Dalam landasan implementasi pembelajaran matematika kurikulum 2013 dikarenakan materi yang kurang relevan atau

Komponen pada faktor bauran pemasaran menunjukkan bahwa ketujuh komponen memiliki loading factor lebih dari 0,4 dan yang memiliki loading factor tertinggi adalah

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan kausalitas yang terjadi antara inflasi dan harga eceran beras (HEB) adalah satu