• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PENCEMARAN LINTAS BATAS AKIBAT KEBOCORAN THE MONTARA WELL HEAD PLATFORM DI LAUT TIMOR S K R I P S I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PENCEMARAN LINTAS BATAS AKIBAT KEBOCORAN THE MONTARA WELL HEAD PLATFORM DI LAUT TIMOR S K R I P S I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

“TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PENCEMARAN LINTAS BATAS AKIBAT KEBOCORAN THE MONTARA WELL HEAD

PLATFORM DI LAUT TIMOR”

S K R I P S I

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Dan Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

O L E H :

FADHILAH ASTRID SITOMPUL 070200119

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

“TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PENCEMARAN LINTAS BATAS AKIBAT KEBOCORAN THE MONTARA WELL HEAD

PLATFORM DI LAUT TIMOR”

O L E H :

FADHILAH ASTRID SITOMPUL

070200119

DIKETAHUI DAN DISAHKAN OLEH :

KETUA DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

( ARIF, SH.MH) NIP: 1964033019931002

DOSEN PEMBIMBING I, DOSEN PEMBIMBING II,

(PROF.DR.SYAMSUL ARIFIN,SH.MH) (ARIF,SH.MH) NIP : 195209101980031001 NIP : 1964033019931002

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin,

Puji dan syukur selalu kita panjatkan kepada ALLAH SWT karena atas segala Rahmat dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dalam rangka menyudahi kewajiban penulis sebagai seorang mahasiswa pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Dengan berbekal ilmu pengetahuan yang telah penulis terima selama ini, penulis memberanikan diri untuk memberi judul: “TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PENCEMARAN LINTAS BATAS AKIBAT KEBOCORAN THE MONTARA WELL HEAD PLATFORM DI LAUT TIMOR”.

Selama penulisan dan penyusunan skripsi ini, waktu, tenaga dan pikiran telah penulis tumpahkan, namun demikian penulis menyadari bahwa apa yang telah dihasilkan ini belumlah dapat mencapai suatu penilaian yang serupa. Untuk itulah penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun kebaikan.

Tulisan ini terselesaikan tidak terlepas dari bimbingan, petunjuk, bantuan, saran dan kritik serta dorongan dari semua pihak yang telah turut membantu penulis. Kiranya, bukanlah hal yang berlebihan pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah bersusah payah dengan berbagai upaya untuk dapat memajukan tempat penulis menimba ilmu.

(4)

2. Arif SH.M.H, sebagai Ketua Jurusan Bagian Hukum Internasional yang juga selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan perhatian, nasehat, bimbingan dan dukungan moril kepada penulis baik dalam perkuliahan terutama dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Prof. Dr. Syamsul Arifin, SH.M.H, sebagai Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya kepada penulis untuk membimbing, mengarahkan dan memberi masukan yang berguna kepada penulis sehingga skripsi ini selesai.

4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah mengajarkan dan membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Staf Tata Usaha dan Staf Administrasi Perpustakaan serta para pegawai di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat yang telah mengiringi perjalanan penulis di dalam menempuh dinamika perkuliahan: Ivo Farah Zara, Desi Syahrina Lubis, Kemala Atika Hayati, Donny Irawan, M Suhaji Utama, Dearma Sinaga, Ananda Jakaria, Yudi Trianantha, Fajar Soefani, Febri Dermawan, Rio Randy Rahardja, Diandra Navarro dan semua teman-teman stambuk 2007 yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu.

7. Juga kepada Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak

(5)

memberikan ilmu-ilmu yang tidak penulis dapatkan di bangku perkuliahan.

8. Khusus penulis ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Orang Tua yang sangat penulis sayangi, Ayahanda Drs. Bagi Astra Sitompul dan Ibunda Dra.Hj. Sri Muliani M.Pd yang selama ini dengan sangat bersusah payah dan penuh kesabaran menempuh dinamika hidup, hanya untuk keberhasilan penulis di bangku kuliah. Juga terima kasih penulis ucapkan kepada adik-adik penulis: Taufik Akbar Sitompul, Fahmi Idris Sitompul, Yaumil Rizky Sitompul.

Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran dalam upaya melengkapi karya yang sederhana ini agar berguna bagi penambahan wawasan dan ilmu pengetahuan. Penulis berharap apa yang penulis kerjakan mendapat Ridho dari Allah SWT.

Akhirul kalam, Wabilahitaufik walhidayah Wassalamualaikum, Wr,Wb.

Medan, Agustus 2011 Hormat Penulis

(6)

ABSTRAKSI

Prof.Dr.Syamsul Arifin,SH,MH. Arif,SH,MH.

Fadhilah Astrid Sitompul.

Tragedi kandasnya kapal tanker Showa Maru di Selat Malaka pada awal Januari 1975 memperlihatkan pentingnya bagi Indonesia dan dunia internasional untuk memberikan perhatian pada isu pencemaran lingkungan laut beserta aspek lain yang mengikutinya, seperti eksplorasi dan eksploitasi laut serta skema ganti rugi terhadap aktivitas negara-negara atas laut. Masalah pencemaran laut kembali terulang dalam perairan wilayah Indonesia. Kasus kebocoran ladang minyak dan gas lepas pantai yang terjadi di Laut Timor pada tanggal 21 Agustus 2009 oleh operator kilang minyak PTT Exploration and Production (PTTEP) Australia merupakan contoh pencemaran lingkungan laut lintas batas yang melibatkan 3 negara, yaitu Indonesia, Timor Leste dan Australia. Kebocoran ladang minyak tersebut mencemari 16.420 kilometer persegi wilayah Indonesia dan mempunyai implikasi pada banyak hal antara lain pencemaran lingkungan laut dan biota laut, kematian terhadap organisme laut dan makhluk hidup lainnya, serta implikasi langsung pada kondisi ekonomi nelayan Indonesia yang mengandalkan penghidupan pada sektor perikanan di daerah tersebut.

PTTEP merupakan operator kilang minyak Thailand yang berlokasi di Ladang Montara (The Montara Well Head Paltform) Laut Timor atau 200 km Pantai Kimberley, Australia. Dari sudut kepentingan Indonesia, tumpahan minyak dengan volume 500.000 liter per hari menimbulkan efek pencemaran yang besar di wilayah perairan Indonesia, terutama di wilayah Kabupaten Rode Ndao dan Kabupaten Sabu Raijua. Perlu diadakan penelitian guna mengetahui pengaruh serta kerugian yang ditimbulkan bencana ini sehingga pemerintah Indonesia dapat mengajukan klaim ganti rugi kepada PTTEP tersebut dengan tetap menjaga komunikasi diplomatik dengan Pemerintah Australia dan Thailand.

Untuk itu dilakukan penelitian kepustakaan guna memperoleh data sekunder dengan mempelajari konvensi-konvensi internasional, peraturan perundang-undangan nasional, buku-buku, teks, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Di samping itu juga menggunakan pendekatan secara deskriptif analisa untuk menggambarkan secara menyeluruh berbagai fakta yang berkenaan dengan terjadinya peristiwa pencemaran tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian dari kasus Montara tersebut, terdapat suatu kenyataan bahwa belum ada suatu instrumen atau mekanisme khusus yang mengatur pencemaran minyak di laut yang bersumber dari anjungan minyak lepas pantai yang sifatnya lintas batas. Kasus Montara merupakan suatu tonggak bagi pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menjamin kepentingan nasional Indonesia.

      

 Dosen Pembimbing I  Dosen Pembimbing II 

(7)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……….. i DAFTAR ISI ……… iv ABSTRAKSI ... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ………. 9

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ……… 10

D. Keaslian Penulisan ……….. 11

E. Tinjauan Kepustakaan ……….... 11

F. Metode Penulisan ………... 13

G. Sistematika Penulisan ………... 14

BAB II DAMPAK PENCEMARAN LINTAS BATAS LINGKUNGAN LAUT AKIBAT TUMPAHAN MINYAK A. Pengertian dan Batasan Pencemaran Lingkungan Laut ……. 17

B. Sejarah Perkembangan Hukum Pencemaran Laut yang Bersifat Lintas Batas ……… 25

C. Dampak Pencemaran Lingkungan di Laut Timor akibat Tumpahan Minyak Mentah ……… 30

(8)

BAB III PERTANGGUNGJAWABAN PTTEP AUSTRALIA TERHADAP PENCEMARAN LINTAS BATAS OLEH MINYAK DI LAUT TIMOR MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

A. Konsep Pertanggungjawaban Negara Menurut Hukum Internasional ……… 41 B. Pengaturan Hukum Internasional Mengenai Ganti Rugi

Terhadap Pencemaran Minyak di Laut ……….. 52 C. Pertanggungjawaban PTTEP Australia Terhadap Kasus Montara

……… 59

BAB IV ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAN MEKANISME GANTI RUGI TERHADAP PENCEMARAN LINTAS BATAS DI LAUT TIMOR

A. Bentuk-bentuk Penanganan dan Penyelesaian Sengketa Pencemaran Lingkungan Laut Lintas Batas (UNCLOS)…... 66 B. Bentuk-bentuk Penyelesaian Sengketa dalam Hukum

Lingkungan Internasional ………... 73 C. Mekanisme Ganti Rugi Terhadap Pencemaran Laut Timor

……….… 83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………... 99 B. Saran ………... 100

Referensi

Dokumen terkait

Terkait pengaturan kedepan mengenai pengaturan tanggung jawab pemerintah negara (australia) terhadap pencemaran laut lintas batas sebagai akibat seabed oil mining ,

TANGGUNG JAWAB JEPANG TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT LINTAS BATAS AKIBAT BOCORNYA REAKTOR NUKLIR FUKUSHIMA PADA GEMPA DAN TSUNAMI.. JEPANG 2011 DALAM PERSPEKTIF

Pengaturan tanggung jawab negara terhadap pencemaran laut lintas batas sebagai akibat seabed oil mining tersebut perlu diatur dalam bentuk bilateral agreement, dan

Pencemaran kabut asap lintas batas yang hingga kini masih menjadi masalah masyarakat internasional di ASEAN adalah kebakaran hutan yang terjadi semenjak tahun 1997

Secara tidak langsung juga Indonesia telah melakukan pemenuhan tanggung jawab internasional lain terhadap negara yang mengalami kerugian akibat pencemaran kabut

pertanggungjawaban negara atas pencemaran lintas batas akibat kegagalan dari seabed mining dalam skripsi yang berjudul Pengaturan Tanggung Jawab Pemerintah Australia