• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA TINGKAT KECEMASAN SISWA SMK 17 TEMANGGUNG DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Ratna Kurniawati 1, Tri Suraning W 2, Retno Lusmiati 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA TINGKAT KECEMASAN SISWA SMK 17 TEMANGGUNG DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Ratna Kurniawati 1, Tri Suraning W 2, Retno Lusmiati 3"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Keperawatan p-issn : 2477-1414

Volume 7, Nomor 1, Januari 2021 e-issn : 2716-0785

Hal 1-10

ANALISA TINGKAT KECEMASAN SISWA SMK 17 TEMANGGUNG

DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

Ratna Kurniawati1, Tri Suraning W2, Retno Lusmiati3

1Akper alkautsar Temanggung, ratnaummudzaky@gmail.com 2Akper Alkautsar Temanggung, woelancahya@yahoo.com

3AkperAlkautsar Temanggung retno30kusuma@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang : Evaluasi pembelajaran yang diselenggarakan secara nasional atau yang biasa

disebut ujian nasional (UN) bertujuan untuk menilai dan mengukur kompetensi peserta didik secara nasional dilaksanakan setelah mengikuti pembelajaran yang diberikan para guru pada pendidikan formal. Salah satu isu yang marak diperbincangkan adalah kekhawatiran tentang kemungkinan banyaknya siswa yang tidak lulus. Kecemasan dianggap sebagai salah satu faktor penghambat dalam belajar yang dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang, seperti dalam berkonsentrasi, mengingat, pembentukan konsep dan pemecahan masalah. Tujuan : mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kesiapan siswa sekolah menegah Kejuruan dalam menghadapi Ujian Akhir Nasional. Metode : menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode crossectional, sampel yang digunakan 161 responden. Hasil : Sampel adalah siswa SMK 17 Temanggung kelas III sejumlah 161 siswa yang terdiri dari 36 siswa laki-laki (22,4 %) dan 125 siswi perempuan (77,6%). Siswa yang mengalami kecemasan sebanyak 73 siswa (45,3%), kecemasan ringan 55 siswa (34,2%), kecemasan sedang 19 siswa (11,8%), kecemasan berat 14 siswa (8,7%). Korelasi kecemasan dengan persiapan ujian UN menggunakan uji korelasi pearson diperoleh nilai 0,004 < α (0,05) artinya terdapat korelasi kecemasan antar siswa laki-laki dan perempuan dengan kegiatan ujian nasional pada anak SMK YP 17 Parakan. Simpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan siswa dengan ujian nasional bagi siswa SMK YP 17 Temanggung, baik siswa putra dan putri sehingga diperlukan treatmen atau tindakan untuk mengurangi kecemasan siswa SMK sebelum menghadapi Ujian Nasional dan tingkat kecemasan bervariasi antar siswa.

Kata kunci : Kecemasan, Ujian Nasional, siswa

ABSTRACT

Background: The learning evaluation which is held nationally or what is commonly called the

national exam (UN) aims to assess and measure the competence of students nationally carried out after participating in the learning given by teachers in formal education. One issue that is hotly discussed is the concern about the possibility of many students failing to pass. Anxiety is considered as one of the inhibiting factors in learning that can interfere with the performance of a person's cognitive functions, such as in concentrating, remembering, concept formation and problem solving. Objective: to find out whether there is a relationship between the level of anxiety and the readiness of vocational high school students in facing the National Final Examination.

(2)

was 161 respondents. Results: Respondents of the study were 161 students of SMK 17 Temanggung class III consisting of 36 male students (22.4%) and 125 female students (77.6%). There were 73 students (45.3%) who experienced anxiety, 55 students (34.2%) mild anxiety, 19 students (11.8%) moderate anxiety, 14 students (8.7%) severe anxiety. The correlation between anxiety and National Examination preparation using the Pearson correlation test obtained a value of 0.004 <α (0.05), which means that there is a correlation between male and female students' anxiety and national exam activities in SMK YP 17 Parakan children. Conclusion: There is a significant relationship between student anxiety and the national exam for students of SMK YP 17 Temanggung, both male and female students, so that treatment or action is needed to reduce the anxiety of vocational students before facing the National Exam and the level of anxiety varies between students.

Key words: anxiety, state exam, students

PENDAHULUAN

Pendidikan berperan penting dalam menentukan keberhasilan bangsa, tertuang pada Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

(Sayekti,2012). Alat ukur keberhasilan pembelajaran diperlukan adanya suatu evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilan dan kemajuan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan guru kepada siswanya (Daryanto,2001).

Evaluasi pembelajaran nasional disebut Ujian Nasional (UN) bertujuan untuk mengukur kompetensi peserta didik secara nasional setelah mengikuti pembelajaran pada pendidikan formal (Soediyarto,2008). Isu terkait Ujian Nasional adalah kekhawatiran tentang kemungkinan banyaknya siswa yang tidak lulus (Ayuningtyas RP, 2008). Bagi siswa, Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan siswa dalam suatu jenjang pendidikan formal, menjadikan beban yang luar biasa bagi calon peserta ujian, perasaan kecemasan dirasakan

sejak siswa menempati kelas akhir suatu jenjang pendidikan (Pratiwi AP, 2009).Siswa mengalami kecemasan jika mereka tidak mampu mencapai standar kelulusan yang telah ditetapkan. Ujian merupakan salah satu sumber kecemasan (Nevid JS, 2005).

Kecemasan merupakan pengalaman subjektif individu yang tidak dapat diobservasi secara langsung. Kecemasan terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri yang sangat mendasar bagi keberadaan individu (Stewart DW, 2006). Kecemasan secara interpersonal merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, menghasilkan peringatan yang berharga dan penting untuk memelihara keseimbangan dan melindungi diri (Hawari, 2001 dan Sukmadinata, 2003).

Stuart dan Sundeen mengidentifikasi tingkat kecemasan menjadi 4 tingkat yaitu: kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat, dan kecemasan tingkat panik. Kecemasan ringan dan sedang dapat berpengaruh positif dalam performa belajar siswa, yaitu meningkatkan motivasi belajar.

(3)

Namun sebaliknya, akan berpengaruh buruk apabila kecemasan tersebut dalam tingkat berat ataupun panik (StuarT GW, 1998). Dua penelitian di Surakarta menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kecemasan siswa kelas XII berada pada kategori sedang (Pratiwi AP, 2009 dan Puspitasari YP, 2010).

Kecemasan menjadi faktor

penghambat belajar sehinga mengganggu fungsi kognitif seseorang, seperti berkonsentrasi, mengingat, pembentukan konsep dan pemecahan masalah (Stewart, 2006). Kecemasan dapat berperan dalam timbulnya kelelahan emosional. Benetuk gejala kecemasan seperti gangguan fisik (somatik), gangguan saluran pencernaan, sering buang air kecil, sakit kepala, gangguan jantung, sesak di dada, gemetaran bahkan pingsan (Puspitasari YP, 2010 dan Suliswati, 2005).

Sebagai contoh penelitian Liu et.al. pada 20 pelajar Amerika Serikat yang menderita asma ringan akibat kecemasan selama periode ujian, memicu peradangan pada saluran nafas sehingga meningkatkan keparahan penyakit asma mereka (Liu LY,2002). Apabila kecemasan yang dialami tidak dapat diatasi oleh para siswa maka dapat berakibat pada menurunnya kemampuan siswa dalam mengerjakan soal pada waktu ujian nasional berdampak siswa tidak lulus karena tidak memenuhi standar minimal kelulusan (Santrock JW, 2007).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada artikel ilmiah ini ialah bagaimana gambaran tingkat kecemasan siswa Sekolah Menengah

Kejuruan 17 Temanggung dalam

menghadapi ujian nasional. Tujuan artikel ilmiah ini untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa Sekolah Menengah Kejuruan 17 Temangung dalam menghadapi ujian nasional.

METODE

Penelitian kecemasan ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode crossectional. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hubungan antar pelaksanaan ujian akhir nasional dengan tingkat kecemasan pada anak SMK.

Besar sampel penelitian ini ditentukan menggunakan rumus Slovin, jumlah populasi sebesar siswa SMK 200 orang dan tingkat kesalahan diharapkan adalah 5% (0,05) maka sampel yang dibutuhkan 161 responden.

Variabel dalam artikel ilmiah ini adalah variabel dependent yaitu variabel atau output (dampak dari manipulasi) suatu variabel independent atau yang diasumsi terpengaruh variabel lain (Nursalam, 2008). Variabel dependen adalah tingkat kecemasan anak SMK.

Variabel independen yaitu stimulasi aktifitas yang dimanipulasi oleh penulis untuk menciptakan suatu dampak pada dependent suatu variabel atau disebut

(4)

variabel yang mempengaruhi (Nursalam, 2008). Dalam penelitian tersebut variabel independentnya yaitu ujian akhir nasional.

Definisi operasional dalam artikel ilmiah ini adalah tingkat kecemasan adalah

ukuran kecemasan/ emosi tidak

menyenangkan pada seseorang yang diukur

menggunakan kuesioner kecemasan

terstandar. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner data sosiodemografik dan

Hamilton anxiety rating scale (HARS).

Kuesioner HARS terdiri dari 14 kelompok pertanyaan, masing-masing pertanyaan diberi nilai 0-4, dan selanjutnya dijumlahkan, untuk

menggambarkan tingkat kecemasan

seseorang, serta Ujian Nasional adalah ujian yang diselenggarakan oleh negara untuk mengetahui hasil belajar seluruh siswa sekolah.

Pelaksanaan pengambilan data dalam artikel ilmiah dilaksanakan pada bulan Desember 2018. Analisis menggunakan

univariate dan uji korelasi pearson.

HASIL

Responden penelitian adalah siswa SMK 17 Temanggung kelas III sejumlah 161 siswa yang terdiri dari 36 siswa laki-laki (22,4 %) dan 125 siswi perempuan (77,6%).

Penilaian kecemasan menggunakan

kuesioner HARS. Gambaran responden digambarkan pada tabel 1.1 :

Tabel 1.1 : Karakteristik Responden

Jenis Kelamin Jumlah siswa % Valid Persen Cumulative persent Laki-laki 36 22,4 22,4 22,4 Perempuan 126 77,6 77,6 100 Total 161 100 100

Siswa yang mengalami kecemasan sebanyak 73 siswa (45,3%), Kecemasan ringan 55 siswa (34,2%), Kecemasan sedang 19 siswa (11,8%), Kecemasan berat 14 siswa (8,7%). Sejumlah siswa tidak mengalami kecemasan.

Tabel 1.2 Nilai Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan Jml siswa Persentas e (%)

Tidak ada kecemasan 73 45,3

Kecemasan ringan 55 34,2

Kecemasan sedang 19 11,8

Kecemasan berat 14 8,7

Total 161 100,0

Sumber : data primer

Analisa data diantaranya, uji normalitas untuk mengetahui normalitas distribusi data menggunakan one sample

Kolmogorov smirnov test dengan nilai

signifikansi atau probabilitas 0,05 dan jika kurang dari 0,05 maka menggunakan uji

meen whitney test. Diperoleh hasil uji

normalitas 0,000 menunjukan data terdistribusi normal. Untuk mengetahui korelasi kecemasan terhadap persiapan Ujian Nasional menggunakan uji korelasi pearson diperoleh nilai 0,004 < α (0,05), artinya terdapat korelasi kecemasan antar siswa laki-laki dan perempuan dengan kegiatan ujian nasional pada anak SMK YP 17 Parakan.

(5)

PEMBAHASAN 1. Respon Kecemasan

Penelitian Untari (2014) dampak kecemasan pada respon fisologis pada kecemasan ringan dan sedang adalah meningkatnya kapasitas seseorang. Pada kecemasan berat dan panik akan melemahkan atau meningkatkan kapasitas yang berlebihan. Respon fisiologis berhubungan dengan kecemasan diatur oleh otak melalui sistem saraf autonomik, dimana reaksi autonomik ini mempunyai 2 jenis respon, yaitu respon parasimpatis untuk menghambat respon tubuh dan respon simpatis akan mengaktifkan respon tubuh. Respon parasimpatis, seseorang akan menjadi pendiam atau banyak mengurangi aktifitasnya sedangkan respon kedua adalah sebaliknya, dimana seseorang akan menjadi lebih aktif atau hiperaktif. Kondisi keduanya tidak menguntungkan tubuh, hal ini dapat dilihat secara nyata pada seseorang

dengan kecemasan, menimbulkan

gangguan kognitif, afektif maupun psikomotor (Lastina & Abidin, 2013).

Salah satu contoh ganguan kognitif, orang tidak dapat berkonsentrasi dengan baik. Apabila terjadi saat menghadapi ujian maka hasil prestasi suatu tes tidak akan mendapatkan nilai yang maksimal. Akibat pikiran kurang fokus dan tidak dapat berpikir nyata, menyebabkan hasil prestasi belajar mahasiswa tidak

maksimal. Berdasarkan hal tersebut, secara teori terdapat hubungan antara tingkat kecemasan terhadap prestasi belajar seperti yang diungkapkan oleh Nurhayati dan Absorin (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan hasil belajar siswa. Bahkan Untari (2014) lebih spesifik menyatakan bahwa ada hubungan negatif dan signifikan antara tingkat kecemasan terhadap prestasi belajar. Suhariyanto (2011) menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar (prestasi belajar).

Faktor dari luar individu diantaranya

adalah faktor lingkungan dan

instrumental, sedangkan faktor dari dalam individu seperti faktor fisiologis dan psikologis. Suhariyanto (2011) menambahkan bahwa kondisi lingkungan (kampus) yang tenang dan nyaman akan menjadikan peserta didik (mahasiswa) lebih mudah untuk menguasai materi perkuliahan secara maksimal. (Rizal, 2011)

2. Kecemasan berkaitan dengan UNBK

Kecemasan menghadapi UNBK

merupakan kondisi kejiwaan seseorang yang penuh khawatiran dan ketakutan, dengan perasaan tertekan, tidak tenang dan berpikiran kacau mengenai UNBK. Mengacu pada hasil observasi yang telah dilakukan seminggu sebelum UNBK dilaksanakan, terlihat beberapa siswa

(6)

mengalami pucat, mudah emosi, ketersinggungan, gelisah, kerap menarik nafas, dan perilaku lainnya yang memang terlihat berbeda dari sebelumnya. Hasil observasi secara tidak langsung dapat dikategorikan bahwa siswa mengalami gejala-gejala kecemasan. Namun hasil observasi tersebut belum memberikan informasi lebih dalam mengenai tingkat kecemasan siswa SMK di Kuta dalam menghadapi UNBK tahun pelajaran

2017/2018. Kecemasan sebelum

pelaksanaan UNBK adalah sebagai berikut: 1) Secara fisik meliputi gugup, gelisah, berkeringat, gemetar, mulut atau kerongkongan terasa kering, kesulitan berbicara dan bernafas, jantung berdebar, lemas, pusing, sering buang air kecil, mati rasa, dan adanya perasaan sensitif. 2) Secara perilaku siswa memiliki kecenderungan melakukan tindakan melekat atau ketergantungan, menghindar, dan terguncang. 3) Secara kognitif siswa mengalami rasa khawatir, adanya keyakinan akan hal yang mengerikan segera terjadi, perasaan terganggu atau ketakutan akan sesuatu yang terjadi di masa depan, merasa takut kehilangan kontrol diri, takut akan ketidakmampuan mengatasi masalah, memiliki pemikiran bahwa semuanya tidak dapat dikendalikan lagi, serta merasa sulit untuk memfokuskan pikiran dan berkonsentrasi. Hasil analisis data yang telah dilakukan,

diketahui bahwa siswa SMK di Kuta mengalami kecemasan menghadapi UNBK tahun pelajaran 2017/2018. Tingkat kecemasan siswa SMK di Kuta menghadapi UNBK tahun pelajaran 2017/2018 yang dialami, bervariasi. (Apriliana, 2018)

3. Pentingnya dukungan sosial untuk mengurangi kecemasan menghadapi ujian nasional

Hasil penelitian Lastina(2013) membuktikan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMA Negeri 2 Kota Magelang adalah dukungan sosial, yaitu dengan koefisien determinasi sebesar 0,338 yang artinya bahwa dukungan sosial memberikan sumbangan efektif sebesar 33,80 % terhadap kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMA Negeri 2 Kota Magelang. Kecemasan menghadapi ujian nasional adalah keadaan atau situasi yang buruk dan kurang menyenangkan yang dialami oleh individu baik saat persiapan ujian, menjelang dan pelaksanaan ujian. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan menghadapi ujan , faktor internal individu seperti rasa tidak percaya diri yang dialami siswa dalam menghadapi ujian, (Lastina & Abidin, 2013)

(7)

4. Pengaruh Jenis Kelamin Laki-laki dan Perempuan serta Perbedaannya dalam menghadapi kecemasan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Sekolah ditinjau dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama-sama berada pada kategori tinggi (T). Rata-rata pada siswa perempuan lebih besar yaitu sebesar 164.4, sedangkan pada siswa laki-laki hanya sebesar 152.2. Dari analisis di atas dapat dipahami bahwa siswa perempuan memiliki tingkat kecemasan yang lebih besar dibandingkan dengan siswa laki-laki dalam menghadapi ujian sekolah. Hurlock (1999:219) menyatakan bahwa kecemasan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu jenis kelamin. Penelitian dari Rana dan Mahmood (2010:65) menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin dalam menghadapi kecemasan,

khususnya kecemasan dalam

evaluasi/ujian, menunjukkan bahwa perempuan memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kecemasan pada laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki tingkat emosional yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Sejalan dengan itu, Beck (2012:1) menyatakan bahwa perempuan cenderung untuk mengalami kecemasan dua kali lebih sering dibandingkan laki-laki. Hal ini

dikarenakan secara hormon pada perempuan lebih cepat memunculkan sisi empati. Selain itu, pada perempuan memiliki tingkat ‘error-related negativity’ yang lebih aktif dibandingkan laki-laki, sehingga perempuan lebih takut untuk berbuat salah dan lebih peka pada situasi yang menurut mereka salah (Sari, 2017). Sesuai dengan penelitian di atas, bahwa jenis kelamin sangat berpengaruh pada siswa SMK 17 Temanggung dalam menghadapi ujian nasional

SIMPULAN

Terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan siswa dengan ujian nasional bagi siswa SMK YP 17 Temanggung, baik siswa putra dan putri dengan nilai signifikansi 0.004 < α (0,05), sehingga diperlukan treatmen atau tindakan untuk mengurangi kecemasan siswa SMK sebelum menghadapi Ujian Nasional dan tingkat kecemasan bervariasi antar siswa.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktur Akper AlKautsar Temanggung, Ketua Yayasan Akper AlKautsar Temanggung dan Ketua P3M (Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akper Alkautsar) yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil dalam penyelesaian publikasi ini.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2008:7-19

Ayuningtyas RP. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kompetensi Guru dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional (UN) pada Siswa Kelas IX SMPN 9 Semarang. Semarang: Undip. 2009:1-9 Apriliana, I. P. A. (2018). Tingkat kecemasan

siswa SMK menghadapi ujian nasional berbasis komputer tahun 2018.

Counsellia: Jurnal Bimbingan Dan

Konseling, 8(1), 37.

https://doi.org/10.25273/counsellia.v8i1. 2341

Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta. 2001:12-14

Hawari D.Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: EGC. 2001:34-9

Lastina, F. F., & Abidin, Z. (2013). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pada Siswa Sma Negeri 2 Kota Magelang. Empati, 2(3), 359–368. Nevid JS, Rathus SA, Greene B. Psikologi

Abnormal. Edisi Kelima. Jilid 1. Alih bahasa: Jeanette Murad, dkk. Jakarta: Erlangga. 2005:163-66

Pratiwi AP.Hubungan antara Kecemasan Akademis dengan Self-regulated Learning pada Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA Negeri 3 Surakarta. Semarang: Undip. 2009:95-123

Purwadi, Andri.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Siswa Kelas XII Otomotif dan Mesin Dalam Menghadapi Ujian Nasional SMK Bina

Patria 2 Sukoharjo.Surakarta: STIKES PKU Muhammadiyah. 2014

Puspitasari YP, Abidin Z, Sawitri DR.Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Kecemasan Menjelang Ujian Nasional (UN) pada Siswa Kelas XII Reguler SMA Negeri 1 Surakarta. Semarang: Undip. 2010:1-15 Rizal. (2011). HUBUNGAN ANTARA

TINGKAT KECEMASAN SISWA

DALAM MENGHADAPI UJIAN

DENGAN HASIL BELAJAR

AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 RAHA 1 Oleh: Rizal

2. Hubungan Antara Tingkat

Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Ujian Dengan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Raha, 1,

65–74.

Sari, A. W. (2017). TINGKAT

KECEMASAN SISWA DALAM

MENGHADAPI UJIAN SEKOLAH DITINJAU dari jurusan yaitu jurusan IPA dan jurusan IPS serta menghadapi US ditinjau dari daerah asal yaitu Minangkabau dan non Minangkabau serta perbedaannya dan ( 4 ) tingkat kecemasan siswa kelamin. Jurnal Bikotetik., 01 (02), 37–72.

Santrock JW. Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua. Cetakan 1. Alih bahasa Tri Wibowo B. S. Jakarta: Kencana. 2007:41-44

Sayekti IC, Sarwanto, Suparmi.

Pembelajaran IPA Menggunakan

Pendekatan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari Kemampuan Analisis dan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal Inkuiri 2012;1(2):142-53

Sudijono A. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007:7-13

(9)

Sevilla, Consuelo G. et. al (2007). Research

Methods. Rex Printing Company.

Quezon City.

Stewart DW, de Vries J, Singer DL, Degen GG, Wener P. Canadian Dental Students’ Perceptions of Their Learning Environment and Psychological Functioning Over Time. Journal of Dental Education 2006;70(9):972-81 Soedijarto. Kurikulum, Sistem Evaluasi, dan

Tenaga Pendidikan sebagai Unsur Strategis dalam Penyelenggaraan Sistem Pengajaran Nasional. Jurnal Pendidikan Penabur 2004;3:89-107

Sukmadinata NS. Landasan Psikologi Proses

Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2003:20-34

Stuart GW, Sundeen SJ. Keperawatan Jiwa. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC. 1998:61-86 Suliswati.Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. 2005:22-5

Sugiyono. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D. Bandung: Alfabeta 2011

The, H. M., & Psychol, M. (1993). Hamilton Anxiety Rating Scale ( HAM-A ) Reference : Hamilton M . The assessment of anxiety states by rating . Br J Med Psychol 1959 ; Additional references, 61(4), 81–82.

Videbeck, Sheila L. Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC.2008

Wahyuni S. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Berbicara di

depan Umum pada Mahasiswa

Psikologi. eJournal Psikologi 2014;2(1):50-64

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk membandingkan kualitas udara parameter CO (karbon monoksida) sebelum dan seletah program CSR Dinding Asri PT

Karena dalam kegiatan pengendalian terhadap limbah cair yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Siak masih ada permasalahan yaitu minimnya

Media tanam paling baik terhadap pertumbuhan vegetatif bibit anggrek bulan adalah media tanam kadaka, sedangkan konsnetrasi pupuk daun yang paling baik adalah K 2

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji ulang penelitian saat ini dan penelitian sebelumnya dengan menggunakan variabel persepsi kualitas, harapan pelanggan, nilai

Dengan demikian, memilih kriteria calon pasangan hidup dalam membentuk keluarga sakinah menurut mahasiswa Fakultas Syari‟ah IAIN Purwokerto dirasa cukup penting,

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil keterampilan proses sains melalui model pembelajaran inquiry dan

Hal tersebut dapat meningkatkan aspek – aspek loyalitas kerja seperti membentuk sikap tanggung jawab karyawan, meningkatkan kualitas sikap kerja didalam perusahaan,

Mereka mulai terjerumus dalam penggunaan narkoba karena tidak mendapat kasih sayang dan perhatian dari orangtua sedangkan ada juga yang mendapat kasih sayang berlebihan