• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada Maret 2016 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar 0,15 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 120,68. Dari 7 kota IHK di Jawa Barat, tercatat hampir semua kota mengalami inflasi, kecuali kota Sukabumi mengalami deflasi sebesar 0,16 persen dan IHK 122,62. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Depok sebesar 0,35 persen dan IHK 121,94. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Cirebon sebesar 0,05 dengan IHK 119,28.

 Inflasi di Kota Bekasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks di 4 kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,94 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,18 persen; kelompok sandang sebesar 0,36 persen; dan kelompok kesehatan 0,22 persen. Sedangkan yang mengalami deflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,20 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,38 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen.

 Kelompok bahan makanan mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,94 persen. Sub kelompok yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi adalah sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 24,77 persen.

Laju inflasi tahun kalender 2016 “year to date” Kota Bekasi sebesar 0,48 persen dan laju inflasi tahun ke tahun “year on year” (Maret 2016 terhadap Maret 2015) sebesar 3,33 persen.

 Dari tujuh kota pantauan IHK di Jawa Barat Maret 2016, tercatat hampir semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Depok sebesar 0,35 persen dengan IHK 121,94. Berturut-turut diikuti Kota Bogor inflasi 0,20 persen dengan IHK 122,98; Kota Bandung inflasi 0,20 persen dengan IHK 122,42; Kota Bekasi inflasi 0,15 persen dengan IHK sebesar 120,68; Kota Tasikmalaya inflasi 0,13 persen dengan IHK sebesar 122,01 dan Kota Cirebon inflasi 0,05 persen dan IHK 119,28. Sedangkan Kota Sukabumi mengalami deflasi 0,16 persen dengan IHK 122,62.

     

No. 01/12/Th. XVII, 1 April 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

MARET 2016 INFLASI 0,15 PERSEN

(2)

Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kota Bekasi pada Maret 2016 terjadi inflasi 0,15 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 120,50 pada Februari 2016 menjadi 120,68 pada Maret 2016. Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,48 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2016 terhadap Maret 2015) sebesar 3,33 persen.

Pada Grafik 1 di bawah ini terlihat pergerakan inflasi selama dua belas bulan terakhir dari Maret 2015 sampai dengan Maret 2016.

Grafik 1

Perkembangan Inflasi Kota Bekasi

Inflasi di Kota Bekasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks di 4 kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,94 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,18 persen; kelompok sandang sebesar 0,36 persen dan kelompok kesehatan 0,22 persen. Sedangkan 3 kelompok pengeluaran mengalami penurunan harga, yaitu ; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,20 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,38 persen. dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga secara signifikan dan mempengaruhi inflasi bulan ini adalah: bawang merah, cabe merah, cabe rawit, kangkung, melon, daging sapi, bawang putih, tauge, ketupat dan buncis.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga pada Maret 2016 antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, tarif listrik, ikan kembung, kamera, bensin, kentang, ketimun dan minyak goreng.

(3)

Grafik 2

Andil Inflasi/Inflasi Barang & Jasa Maret 2016 (persen)

‐0,30 ‐0,20 ‐0,10 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 BAWANG MERAH CABAI MERAH CABAI RAWIT KANGKUNG MELON KAMERA KEMBUNG/GEMBUNG/BANYAR/GEMBOLO/… TARIP LISTRIK TELUR AYAM RAS DAGING AYAM RAS Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Bekasi Maret 2016, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran Februari IHK 2016 IHK Maret 2016 Inflasi Maret 20161) Laju Inflasi Tahun Kalender 20162) Inflasi Tahun ke Tahun 3) Andil Inflasi/Inflasi Maret 2016 (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) U m u m (Headline) 120.10 120.68 0.15 0.48 3.33 - 1 Bahan Makanan 131.49 136.20 0.94 3.58 9.27 0.2065

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118.54 119.95 0.18 1.19 5.06 0.0323

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 115.99 115.19 -0.20 -0.69 0.19 -0.0492

4 Sandang 107.20 108.72 0.36 1.42 3.69 0.0140

5 Kesehatan 110.63 110.98 0.22 0.32 1.24 0.0080

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 112.65 112.22 -0.38 -0.38 -0.33 -0.0349

7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 124.66 122.26 -0.16 -0.16 1.49 -0.0297

1) Persentase perubahan IHK Maret 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK Maret 2016 terhadap IHK Februari 2015 3) Persentase perubahan IHK Maret 2016 terhadap IHK Maret 2015

(4)

Besarnya andil inflasi/deflasi per kelompok pengeluaran pada Maret 2016 terlihat pula pada Grafik 3. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi terbesar pada Maret 2016, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,2065 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,0323 persen; kelompok sandang sebesar 0,0140 persen dan kelompok kesehatan 0,080 persen. Sedangkan kelompok yang memberikan andil deflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,0492; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0297 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,0349 persen.

Grafik 3

(5)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Maret 2016 mengalami inflasi 0,94 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 134,93 pada Februari 2016 menjadi 136,20 pada Maret 2016.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 6 subkelompok mengalami inflasi, dan 5 subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 24,77 persen; diikuti subkelompok ikan diawetkan inflasi sebesar 3,07 persen; subkelompok kacang-kacangan sebesar 1,83 persen; subkelompok buah-buahan sebesar 1,05 persen; subkelompok sayur-sayuran sebesar 0,42 persen dan subkelompok bahan makanan lainnya inflasi sebesar 0,08 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi adalah subkelompok padi-padian sebesar 0,50 persen; subkelompok daging dan hasil-hasilnya inflasi sebesar 6,28 persen; subkelompok ikan segar sebesar 3,19 persen; subkelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya sebesar 4,30 persen dan subkelompok lemak dan minyak sebesar 1,76 persen.

Kelompok ini pada MARET 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,2065 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: bawang merah sebesar 0,3643; cabe merah sebesar 0,1292; cabe rawit sebesar 0,0377; kangkung sebesar 0,0358 dan melon sebesar 0,0307.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok ini pada Maret 2016 mengalami inflasi 0,18 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 119,73 pada Februari 2016 menjadi 119,95 pada Maret 2016.

Dari 3 subkelompok pada kelompok ini, semua subkelompok mengalami inflasi. Inflasi terjadi pada subkelompok makanan jadi sebesar 0,15 persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol inflasi sebesar 0,08 persen dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,43 persen.

Kelompok ini pada Maret 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0323 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Maret 2016 mengalami deflasi 0,20 persen atau terjadi penurunan indeks dari 115,42 pada Februari 2016 menjadi 115,19 pada Maret 2016.

Dari 4 subkelompok dalam kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan ini 2 subkelompok mengalami inflasi dan 1 subkelompok mengalami deflasi, dan 1 subkelompok tidak mengalami perubahan. Subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok perlengkapan rumahtangga inflasi sebesar 0,04 persen dan subkelompok penyelenggaraan rumahtangga mengalami inflasi sebesar 0,13 persen. Subkelompok yang mengalami deflasi adalah subkelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,92 persen. Sedangkan subkelompok biaya tempat tinggal tidak mengalami perubahan.

(6)

4. S a n d a n g

Kelompok Sandang pada Maret 2016 mengalami inflasi 0,36 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 108,33 pada Februari 2016 menjadi 108,72 pada Maret 2016.

Dari 4 subkelompok dalam kelompok sandang pada bulan ini 2 subkelompok mengalami inflasi dan 2 subkelompok tidak mengalami perubahan. Subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya inflasi sebesar 0,97 persen; subkelompok sandang anak-anak inflasi sebesar 0, 24 persen Sedangkan untuk subkelompok sandang laki-laki dan subkelompok sandang wanita tidak mengalami perubahan harga.

Kelompok ini pada Maret 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,0140 persen.

5. K e s e h a t a n

Kelompok Kesehatan pada Maret 2016 mengalami inflasi sebesar 0,22 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 110,74 pada Februari 2016 menjadi 110,98 pada Maret 2016.

Pada Maret 2016 dari 4 subkelompok dalam kelompok ini yang mengalami inflasi ada 2 subkelompok dan 2 subkelompok tidak mengalami perubahan. Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu Subkelompok obat-obatan mengalami inflasi sebesar 0,01 persen dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,49 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan dan subkelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan harga.

Kelompok ini pada Maret 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,0080 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada Maret 2016 mengalami deflasi sebesar 0,38 persen atau terjadi penurunan indeks dari 112,65 pada Februari 2016 menjadi 112,22 pada Maret 2016.

Pada MARET 2016 dari 5 subkelompok dalam kelompok ini yang mengalami deflasi ada 1 subkelompok, 2 subkelompok mengalami inflasi dan 2 subkelompok tidak mengalami perubahan. Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu: subkelompok rekreasi sebesar 1,51 persen. Subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,11 persen dan subkelompok olahraga sebesar 2,63 persen. Subkelompok pendidikan dan subkelompok kursus-kursus/pelatihan tidak mengalami perubahan harga.

Kelompok ini pada Maret 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil deflasi sebesar 0,0349 persen.

(7)

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan pada Maret 2016 mengalami deflasi sebesar 0,16 persen atau terjadi penurunan indeks dari 122,45 pada Februari 2016 menjadi 122,26 pada Maret 2016.

Pada Maret 2016 dari 4 subkelompok dalam kelompok ini yang mengalami deflasi adalah subkelompok transpor sebesar 0,25 persen. Subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 0,01 persen. Sedangkan subkelompok komunikasi dan pengiriman dan subkelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan harga atau relatif stabil.

(8)

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Pada Maret 2016, dari 7 (tujuh) kota di Jawa Barat, IHK gabungan Jawa Barat adalah 121,77 dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,20 persen. Laju inflasi tahun kalender 2016 untuk Kota Bekasi sebesar 0,48 persen, Jawa Barat sebesar 0,61 persen, dan Nasional sebesar 0,62 persen. Sedangkan laju inflasi Year on Year selama dua belas bulan terakhir (Maret 2016 terhadap Maret 2015) untuk Kota Bekasi sebesar 3,33 persen, Jawa Barat 3,78 persen, dan Nasional 4,45 persen.

Dari tujuh kota pantauan IHK di Jawa Barat Maret 2016, tercatat 6 kota mengalami inflasi dan 1 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Depok sebesar 0,61 persen dengan IHK 121,94. Berturut-turut diikuti kota Bogor inflasi sebesar 0,20 persen dengan IHK 122,98; Kota Bandung inflasi 0,20 persen dengan IHK 122,42; Kota Bekasi inflasi 0,15 persen; Kota Tasikmalaya inflasi sebesar 0,13 persen dengan IHK 122,01 dan Kota Cirebon inflasi 0,05 persen dengan IHK 119,28. Sedangkan kota Sukabumi mengalami deflasi sebesar 0,03 persen dengan IHK 122,62.

Tabel 2

Perbandingan Indeks dan Inflasi Maret 2016

Kota-Kota di Propinsi Jawa Barat dengan Jawa Barat dan Nasional (2012=100) K O T A Maret 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. BOGOR 122.98 0.20 2. SUKABUMI 122.62 -0.16 3. BANDUNG 122.42 0.20 4. CIREBON 119.28 0.05 5. BEKASI 120.68 0.15 6. DEPOK 121.94 0.35 7. TASIKMALAYA 122.01 0.13 JAWA BARAT 121,77 0,20 NASIONAL 123,75 0,19    

(9)

Grafik 4. Perbandingan IHK di Tujuh Kota di Jawa Barat Maret 2016  

   

(10)

Tabel 3. IHK Kota Bekasi Bulan Maret 2016 serta Perubahannya, Menurut Kelompok/Sub Kelompok (IHK 2012=100) 

No. Kelompok/Sub kelompok Maret 2016 IHK

% perub thd Februari 2016 Tahun Kalender Y o Y IHK Maret 2015 [1]  [2]  [3]  [4]  [5]  [6]  [7]  U M U M / T O T A L 120,68 0,15 0,48 3,33 116,79 I. BAHAN MAKANAN 136,20 0,94 3,58 9,27 124,65

1 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 120,61 -0,50 2,50 -0,12 120,76

2 Daging dan Hasil-hasilnya 121,26 -6,28 2,88 5,32 115,14

3 Ikan Segar 141,65 -3,19 -3,84 7,38 131,91

4 Ikan Diawetkan 155,65 3,07 8,71 15,48 134,78

5 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 118,73 -4,30 -2,92 1,23 117,29

6 Sayur-sayuran 157,05 0,42 0,89 12,44 139,68

7 Kacang - kacangan 121,54 1,83 2,84 4,36 116,46

8 Buah - buahan 158,01 1,05 6,89 8,40 145,76

9 Bumbu - bumbuan 194,45 24,77 21,49 54,66 125,73

10 Lemak dan Minyak 100,96 -1,76 -0,42 -5,78 107,15

11 Bahan Makanan Lainnya 127,14 0,08 1,48 7,98 117,74

II. MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 119,95 0,18 1,19 5,06 114,17

1 Makanan Jadi 120,08 0,15 0,53 3,95 115,52

2 Minuman yang Tidak Beralkohol 106,90 0,08 0,49 3,36 103,42

3 Tembakau dan Minuman Beralkohol 135,15 0,43 4,41 11,20 121,54

III. PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 115,19 -0,20 -0,69 0,19 114,97

1 Biaya Tempat Tinggal 106,96 0,00 0,20 0,29 106,65

2 Bahan Bakar, Penerangan dan Air 147,26 -0,92 -3,15 -0,23 147,60

3 Perlengkapan Rumahtangga 108,10 0,04 -0,19 0,22 107,86 4 Penyelenggaraan Rumahtangga 111,32 0,13 0,04 0,58 110,68 IV. SANDANG 108,72 0,36 1,42 3,69 104,85 1 Sandang Laki-laki 109,84 0,00 0,69 2,58 107,08 2 Sandang Wanita 114,40 0,00 0,39 3,32 110,72 3 Sandang Anak-anak 109,60 0,24 0,59 2,25 107,19

4 Barang Pribadi dan Sandang Lain 103,98 0,97 3,25 5,81 98,27

V. KESEHATAN 110,98 0,22 0,32 1,24 109,62

1 Jasa Kesehatan 106,69 0,00 0,00 0,00 106,69

2 Obat-obatan 103,16 0,01 -0,08 0,53 102,62

3 Jasa Perawatan Jasmani 118,29 0,00 0,00 0,14 118,12

4 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 116,41 0,49 0,76 2,70 113,35

VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 112,22 -0,38 -0,38 -0,33 112,59

1 Pendidikan 123,67 0,00 0,00 0,00 123,67

2 Kursus-kursus / Pelatihan 109,69 0,00 0,00 0,00 109,69

3 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 106,98 0,11 0,07 1,17 105,74

4 Rekreasi 97,04 -1,51 -1,50 -1,67 98,69

5 Olahraga 108,50 2,63 2,63 2,63 105,72

VII. TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 122,26 -0,16 -1,93 1,49 120,47

1 Transpor 136,35 -0,25 -3,24 1,75 134,00

2 Komunikasi Dan Pengiriman 99,94 0,00 0,00 0,00 99,94

3 Sarana dan Penunjang Transpor 109,76 0,01 1,10 3,07 106,49

(11)

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI

Jl. Rawa Tembaga I No. 06 Bekasi 17141 Telp/Fax: (021) 88953987, 8842757.

e-mail: bps3275@bps.go.id website : http://bekasikota.bps.go.id

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Slamet Waluyo, S.Si, M.Si Kepala Badan Pusat Statistik Kota Bekasi .

Gambar

Grafik 4. Perbandingan IHK di Tujuh Kota di Jawa Barat Maret 2016   
Tabel 3. IHK Kota Bekasi Bulan Maret 2016 serta Perubahannya, Menurut Kelompok/Sub Kelompok  (IHK 2012=100) 

Referensi

Dokumen terkait

Sistem yang akan dirancang untuk penelitian ini merupakan suatu sistem dengan kemampuan melakukan pengukuran dan pengendalian berdasarkan voucher sehingga dapat

Pengujian diatas frekuensi resonan untuk melihat tegangan keluaran dan arus yang mengalir pada lampu.. Gelombang tegangan dan arus lampu diatas

x Produk model TASC untuk meningkatkan kemampuan mencipta peserta didik dalam fisika yang dihasilkan telah memenuhi kategori valid, terbaca, dan praktis namun belum

Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluq yang berarti keadaan jiwa yang mengajak seseorang melakukan perbuatan-perbuatan tanpa memikirkan

Pengembangan kurikulum diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sebagai guru kelas Sekolah Dasar yang berkemampuan mengajar dari kelas 1-6 SD, yang mempunyai

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan atau dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang

Menindaklanjuti dan mendukung program pengabdian tahun pelaksanaan 2019 yang sudah dilaksanakan bahwa teknologi dapat digunakan sebagai salah satu media atau sarana

Aktivitas termite control atau pengendalian rayap yang telah dilakukan pada Perpustakaan Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan adalah menggunakan teknik