• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP penanaman cabai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOP penanaman cabai"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

1.

1.

  Survey

  Survey Lahan

Lahan

2.

2.

P

Penyediaan

enyediaan Benih

Benih

3.

3.

P

Persiapan

ersiapan Lahan

Lahan

4.

4.

  Penanaman

  Penanaman

5.

5.

  P

  Pem

emasa

asanga

ngan

n Aj

Ajir

ir

6.

6.

  Perempelan

  Perempelan

7.

7.

  Pengairan

  Pengairan

8.

8.

  Pemupukan

  Pemupukan

9.

9.

  P

  Peng

engend

endali

alian

an OP

OPT

T

10.

10.

  Panen

  Panen

11.

(2)

Definisi

Definisi

P

Peennyyeeddiiaaaann bbeenniihh mmeerruuppaakkaann rraannggkkaaiiaann kkeeggiiaattaann uunnttuukk m

meennyyeeddiiaakkaann bbeenniihh ccaabbaaii mmeerraahh bbeerrmmuuttuu ddaarrii vvaarriieettaass y

yaanngg ddiiaannjjuurrkkaann ddaallaamm jjuummllaahh yyaanngg ccuukkuupp ddaann ppaaddaa wwaakkttuu y

yaanngg tteeppaatt Tujuan

Tujuan

1

1.. MMeennyyeeddiiaakkaann bbeenniihh bbeerrmmuuttuu yyaanngg ddiiaannjjuurrkkaann sseessuuaaii d

deennggaann kkeebbuuttuuhhaann ddaallaamm jjuummllaahh ddaann ppaaddaa wwaakkttuu yyaanngg tepat

tepat 2

2.. MMeennyyeeddiiaakkaann bbeenniihh mmuurrnnii sseeccaarraa ggeenneettiikk,, sseehhaatt,, ddaayyaa ttuummbbuuhhnnyyaa bbaaiikk ddaann mmeemmppuunnyyaaii ddaayyaa aaddaappttaassii yyaanngg b

(3)

Definisi

Definisi

P

Peennyyeeddiiaaaann bbeenniihh mmeerruuppaakkaann rraannggkkaaiiaann kkeeggiiaattaann uunnttuukk m

meennyyeeddiiaakkaann bbeenniihh ccaabbaaii mmeerraahh bbeerrmmuuttuu ddaarrii vvaarriieettaass y

yaanngg ddiiaannjjuurrkkaann ddaallaamm jjuummllaahh yyaanngg ccuukkuupp ddaann ppaaddaa wwaakkttuu y

yaanngg tteeppaatt Tujuan

Tujuan

1

1.. MMeennyyeeddiiaakkaann bbeenniihh bbeerrmmuuttuu yyaanngg ddiiaannjjuurrkkaann sseessuuaaii d

deennggaann kkeebbuuttuuhhaann ddaallaamm jjuummllaahh ddaann ppaaddaa wwaakkttuu yyaanngg tepat

tepat 2

2.. MMeennyyeeddiiaakkaann bbeenniihh mmuurrnnii sseeccaarraa ggeenneettiikk,, sseehhaatt,, ddaayyaa ttuummbbuuhhnnyyaa bbaaiikk ddaann mmeemmppuunnyyaaii ddaayyaa aaddaappttaassii yyaanngg b

(4)

 A  Allat at ddan an bbahahanan 1. Benih 1. Benih 2. Tanah 2. Tanah 3.

3. PuPupupukk kakandndanangg 4. Pol

4. Polybaybag/bg/bakiaki pepersersemamaianian 5. Bambu

5. Bambu 6.

6. PlaPlastistikk tratransnsparparanan/sc/screereenn 7. Pestisida

7. Pestisida 8.

8. PPupupukuk dadaunun 9. 9. Pisau/guntinPisau/guntingg 10. Gembor  10. Gembor  11. Handsprayer  11. Handsprayer 

(5)

1. Pemilihan benih

1. Pemilihan benih

 GuGunanakakann vavaririetetasas yayang ng didiananjujurkrkanan, s, sududahah didilelepapass ololeheh

M

Meentnteeriri PPerertatanniaiann ddanan tetersrseeddiaia ddipipaassaararann

 PPiilliihh bbeenniihh bbeerrmmuuttuu ttiinnggggii ((bbeerrddaayyaa kkeeccaammbbaahh ddiiaattaass

80%

80%, me, mempumpunyanyaii vigvigor yor yanang bag baik, mik, murnurni, bei, bersirsihh dadann sehat)

sehat)

 PPiilliihh bbeenniihh yyaanng sg seessuuaaii ddeennggaann iikklilimm, mu, mussiimm ttaannaamm

d

daann ppeermrminintataanan ppaasasar r 

 GuGunanakakann bebeninihh yayang ng titidadakk kakadadaluluararsasa

(6)

2. Penyemaian Media:

Gunakan media tanam dari campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1

(7)
(8)

Pelaksanaan penyemaian benih di bedeng persemaian

 Rendam benih cabai merah dalam air hangat (50° C) selama 1

 jam

 Campur media tanam terlebih dahulu dengan diberi pupuk

kandang atau kompos 1 minggu sebelum penyemaian

 Buat bedengan persemaian dengan lebar 1 - 1,2 m dan

panjang disesuaikan dengan kondisi lahan

 Buat naungan atau atap plastik transparan di bedengan yang

menghadap timur 

 Sebar benih cabai merah merata pada bedengan, lalu ditutup

dengan lapisan tanah halus, kemudian ditutup lagi dengan daun pisang

(9)

 Lakukan penyiraman, penyiangan serta pengendalian OPT

selama persemaian

 Pindahkan benih ke dalam polybag setelah membentuk 2

helai daun sejati (± 12 - 14 hari sejak semai)

 Lakukan penguatan benih (hardening) 7 - 10 hari sebelum

benih dipindahkan ke lapangan

 Pindahkan benih ke lapangan setelah berumur 1 - 2 minggu

sejak dibumbun atau sudah mempunyai 4 - 5 helai daun dengan tinggi antara 5 - 10 cm

 Tanam benih di lahan/lapangan pada pagi atau sore hari

(10)

Tempat persemaian

Buat tempat persemaian dari bambu/besi/kayu dengan atap plastik lebar 1,2 m, tinggi 1 m dan panjang sesuai kebutuhan

(11)

Gambar 3. Benih di dalam naungan yang siap dipindahkan ke lapangan

(12)

Definisi

 Adalah kegiatan mempersiapkan lahan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman, meliputi kegiatan pengolahan lahan, pemupukan dasar dan pemasangan mulsa plastik

Tujuan

Mempersiapkan lahan dengan sebaik-baiknya agar   pertumbuhan tanaman optimal

(13)

1. Bambu/golok/pisau/palu besar  2. Kertas/alat tulis/penggaris

3. Cangkul/sekop/garpu 4. Mulsa plastik

5. Pelubang mulsa plastik 6. Tali rafia/tambang plastik 7. Pupuk kandang

8. Dolomit/kapur pertanian

9.Pupuk anorganik (Urea, ZA, SP-36 dan KCl) 10.Gembor 

(14)

1. Pengolahan tanah

 Lakukan pembersihan lahan dari sisa tanaman dan

sampah

 Lakukan penggemburan lahan dengan cara

mencangkul sampai kedalaman 30 – 40 cm, kemudian lahan dibiarkan terkena sinar matahari selama 2 (dua) minggu

(15)

 Pada lahan kering/tegalan:

Buat bedengan dengan lebar 1 – 1,2 m, tinggi 30 cm dengan jarak antar bedengan 50 cm dan panjang bedengan disesuaikan dengan panjang lahan yang dikehendaki.

Buat garitan-garitan dan lubang-lubang tanam dengan jarak (50-60 cm) x (50-70 cm), pada tiap bedengan terdapat 2 baris tanam

(16)

 Pada Lahan Sawah

Buat bedengan dengan lebar 1,2 m dan antar 

bedengan dibuat parit sedalam 60 cm dan lebar 50 cm

Cangkul tanah diatas bedengan sampai gembur  Buat lubang-lubang tanam dengan jarak tanam sesuai dengan varietas (50-60 cm) x (50- 70 cm)

(17)
(18)

2. Pemberian kapur tanah Ukur pH tanah

Jika pH tanah kurang dari 5,5 lakukan pengapuran tanah dengan kaptan/dolomit sebanyak 1,5 ton yang diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah

(19)

3. Pemupukan dasar 

Berikan pupuk dasar dalam bentuk pupuk kandang yang sudah matang sekitar 2 minggu sebelum tanam. Pupuk kandang diberikan bersamaan dengan

pengolahan tanah (Tabel 1)

Pupuk anorganik N, P, K diberikan 7-10 hari sebelum tanam dengan cara ditebar, disiram dan ditutup mulsa. Jumlah dan jenis pupuk disesuaikan dengan

(20)

Jenis Pupuk

Pupuk Dasar Pupuk Susulan 2 minggu sebelum tanam (ton) 7-10 hari sebelum tanam (kg) 30 hari setelah tanam (kg) 60 ha setelah tanam (kg) Pupuk kandang 15 - 20 - - -Urea 40 30 30 ZA 120 90 90 SP-36 100 100 KCL 40 80 80 NPK (16-16-16) 45 45 75

(21)

4. Pemasangan mulsa

 Gunakan mulsa plastik hitam perak dengan lebar 

100 – 125 cm, bagian plastik berwarna perak menghadap ke atas dan yang berwarna hitam menghadap ke tanah/bawah

 Tarik ujung mulsa, kaitkan pasak penjepit (terbuat

dari bambu) pada sisi-sisi mulsa dengan bedengan agar mulsa tidak mudah lepas

(22)

5. Pembuatan lubang tanam

 Setelah mulsa terpasang lanjutkan pembuatan

lubang tanam pada mulsa dengan menggunakan alat pelubang mulsa dengan diameter 7-8 cm

 Buat lubang tanam menurut sistem zigzag (segi

tiga) atau 2 baris berhadapan

 Buat Lubang tanam sesuai dengan jarak tanam

(23)

Gambar 5. Penyiapan lubang tanam pada

(24)

Definisi

Merupakan kegiatan memindahkan bibit dari persemaian ke lahan atau areal penanaman hingga tanaman berdiri tegak dan tumbuh secara optimal di lapangan

Tujuan

(25)

 Alat dan bahan 1. Air 

2. Bibit

(26)

Prosedur pelaksanaan

1. Periksa dan seleksi bibit terlebih dahulu. Batang

tanaman harus tumbuh lurus, perakaran banyak dan pertumbuhannya normal

2. Basahi media di polybag, dipadatkan kemudian plastik ditarik kebawah sehingga bibit terlepas dari polybag (jika bibit dari polybag)

3. Tanam bibit di guludan/bedengan pada mulsa yang

telah dilubangi sebatas leher akar atau pangkal batang. 4. Lakukan penyiraman setelah penanaman

5. Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari agar benih tidak layu akibat terik cahaya matahari

(27)
(28)

Definisi

Merupakan kegiatan memasang penyanggah/ penopang (biasanya dibuat dari bambu) dekat dengan tanaman cabai merah

Tujuan

Membantu tanaman tumbuh tegak, mengurangi kerusakan fisik tanaman yang disebabkan beban buah dan tiupan

angin, memperbaiki pertumbuhan daun dan tunas, mempermudah pemeliharaan

(29)

 Alat dan bahan 1. Bambu

2. Golok/pisau 3. Tali rafia

(30)

Prosedur pelaksanaan

1. Buat ajir dari bambu dengan ukuran 3 cm x 100 cm 2. Tancapkan ajir 10 cm dari tanaman dan ditanamkan

dalam tanah sedalam 20 – 30 cm dengan posisi tegak lurus

3. Ikat tanaman pada ajir dengan tali rafia setelah tanaman berumur 30 – 40 hari setelah tanam

(31)

Gambar 7. Pemasangan ajir pada tanaman agar tanaman tumbuh tegak

(32)
(33)

Definisi

Merupakan kegiatan membuang tunas air, daun, bunga dan bagian tanaman lain yang rusak atau terkena

serangan OPT Tujuan

1. Mengatur keseimbangan nutrisi dan asimilat untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman

2. Untuk membentuk tajuk tanaman yang ideal sehingga terjadi partisi sinar matahari yang efektif untuk energi fotosintesis

(34)

 Alat dan bahan Wadah/ember 

Prosedur pelaksanaan:

1. Lakukan perempelan pada pagi hari

2. Lakukan perempelan tunas di ketiak daun pada umur 10 – 12 HST jika ditanam didataran rendah dan 15 – 20 HST di dataran tinggi

3. Lakukan perempelan pada bunga cabang utama untuk menunda pembentukan bunga dan buah karena kondisi tanaman belum kuat

(35)

Prosedur pelaksanaan

4. Lakukan perempelan daun di cabang utama pada saat tajuk tanaman telah optimal. Perempelan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 75 – 80 HST untuk dataran rendah dan 90 HST untuk dataran tinggi tergantung varietas yang ditanam.

(36)

Definisi

Memberikan air sesuai kebutuhan tanaman di sekitar perakaran dengan air yang memenuhi standar baku mutu pada waktu, cara, dan jumlah yang tepat

Tujuan

Menjamin ketersediaan air bagi tanaman untuk

mengganti air yang hilang akibat penguapan, hanyut, dll, sehingga pertumbuhan dan proses produksinya berjalan optimal

(37)

 Alat dan bahan 1. Air 

2. Pompa air  3. Selang plastik 4. Gembor 

(38)

Prosedur pelaksanaan

1.Lakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman, bisa dilakukan dengan menggunakan selang yang

dikocorkan ke lubang tanaman

2. Lakukan pengairan dengan penggenangan bagian

perakaran selama 1 – 2 jam, setelah itu air dikeluarkan dari petakan melalui saluran drainase (Gambar 11)

3. Pada musim penghujan sistem pembuangan (drainase) diatur supaya aliran air berjalan lancar sehingga akar  cabai merah tidak tergenang air terlalu lama

(39)

Gambar 9. Pengairan dengan menggunakan selang plastik

(40)
(41)

Definisi

Penambahan unsur hara ke dalam tanah apabila

kandungan unsur hara dalam tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal

Tujuan

Mempertahankan status hara tanah agar memenuhi kebutuhan hara tanaman sehingga dapat menjamin pertumbuhan tanaman secara optimal dan berproduksi dengan mutu yang optimal

(42)

 Alat dan bahan 1. Pupuk organik

2. Pupuk anorganik (Unsur N, P, K, S) 3. Pupuk Daun

4. Dolomit 5. Cangkul

(43)

Prosedur Pelaksanaan

1. Gunakan jumlah pupuk berdasarkan dosis yang telah ditentukan sesuai dengan rekomendasi (Tabel 2)

2. Jenis pupuk yang umumnya digunakan untuk

menambah hara N,P,K dan S adalah Urea, ZA, P-36, KCl, ZK (K2SO4), untuk menambah hara Ca dan Mg dengan pemberian kapur, dolomit, dan unsur hara mikro dari pupuk daun

(44)

3. Pupuk pelengkap cair diberikan setiap 2 minggu sekali sejak tanaman berumur 40 sampai 90 hari setelah

tanam. Dosis dan kosentrasi mengikuti rekomendasi sesuai perkembangan tanaman

4. Pupuk berupa padatan lebih baik dilarutkan ke dalam air agar pupuk lebih cepat bereaksi dan diberikan

(45)

Jenis Pupuk Pupuk Dasar  Pupuk Susulan 2 minggu sebelum tanam (ton) 7-10 hari sebelum tanam (kg) 30 hari setelah tanam (kg) 60 ha setelah tanam (kg) Pupuk kandang 15-20 - - -Urea 40 30 30 ZA 120 90 90 SP-36 100 100 KCL 40 80 80 NPK (16-16-16) 45 45 75

(46)

Definisi

Kegiatan pengendaliaan OPT dilakukan dengan sistem terpadu untuk menurunkan populasi OPT atau intensitas serangan sehingga tidak merugikan secara ekonomis dan aman bagi lingkungan

Tujuan

1. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa

kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk

2. Menjaga kesehatan tanaman keamanan produk, dan kelestarian lingkungan hidup

(47)

 Alat

a. Knapsack sprayer, power sprayer  b. Ember/drum

c. Pengaduk

d. Takaran (skala ml dan liter) e. Kuas

f. Pisau

g. Gunting pangkas

h. Alat/sarana pelindung: sarung tangan, masker, topi, sepatu boot, baju lengan panjang.

(48)

Bahan

a. Pestisida (insektisida, fungisida, herbisida) yang terdaftar  dan diizinkan, sesuai dengan Daftar Pestisida untuk

Pertanian dan Kehutanan

b. Pestisida nabati dan agens hayati c. Air 

(49)

Prosedur pelaksanaan

1. Lakukan pengamatan OPT secara rutin dengan

mengambil contoh untuk mengetahui jenis hama dan populasinya

2. Mengenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan musuh alaminya

3. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan

4. Konsultasikan kepada petugas PHP/POPT atau petugas dinas pertanian setempat

(50)

Langkah-langkah pengendalian kultur teknis

1. Menggunakan benih/bibit sehat

2. Perlakuan benih sebelum penyemaian, misalnya dengan air hangat, fungisida, atau PGPR

3. Sanitasi kebun dengan membuang/eradikasi gulma dan bagian-bagian tanaman yang terserang

4. Tumpangsari dengan tanaman non inang

(51)

6. Penggunaan tanaman perangkap

7. Jika tersedia, gunakan varietas tahan/toleran

8. Melakukan pergiliran tanaman/rotasi untuk memutus siklus hidup hama/penyakit

9. Menjaga aerasi dan draenasi tanah untuk mengurangi kelembaban tanah yang terlalu tinggi

10. Pengaturan pH tanah dengan pemberian kapur atau belerang

(52)
(53)

Langkah-langkah pengendalian fisik mekanik

1. Penggunaan perangkap likat (sticky trap)

2. Penggunaan mulsa plastik hitam – perak

3. Pengkerodongan bedengan persemaian dengan kain kasa

4. Pengumpulan dan pemusnahan kelompok telur/ulat hama

(54)

Langkah-langkah pengendalian hayati dan nabati

1. Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk pengendalikan hama, antara lain predator,

parasitoid, dan enthomopatogen

2. Penggunaaan agens antagonis seperti Trichoderma spp, Gliocladium, Pseudomonas fluorecense, dan mikroba endofit

3. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida alami/nabati

(55)

Langkah-langkah pengendalian kimiawi

Pestisida (insektisida, acarisida, fungisida, bakterisida)

digunakan apabila populasi hama/penyakit atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian atau cara-cara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama atau penyakit

(56)

Jenis hama pada cabai

Thrips

(Thrips parvispinus Karny Thrips

(Thrips parvispinus Karny Thrips

(Thrips parvispinus Karny

 Thrips

Gejala: pada umumnya hama ini berkembang pesat dimusim kemarau. Hama ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan permukaan bawah daun . Serangan ditandai dengan adanya bercak-bercak

putih/keperak-perakan. Daun yang terserang berubah warna menjadi coklat tembaga, mengeriting atau

keriput dan akhirnya mati. Pada serangan berat

menyebabkan daun, tunas atau pucuk menggulung ke dalam dan muncul benjolan seperti tumor, pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil bahkan pucuk tanaman menjadi mati

(57)
(58)

   Tungau

Gejala: hama menghisap cairan tanaman dan

menyebabkan kerusakan. Berikutnya terjadi perubahan bentuk menjadi abnormal seperti daun menebal dan

perubahan warna daun menjadi tembaga/kecoklatan. Daun terpelintir, menyusut sampai keriting, serta tunas dan bunga gugur. Pada awal musim kemarau biasanya serangan

(59)
(60)

   Lalat Buah

Gejala: Buah cabai merah yang terserang ditandai dengan adanya lubang titik hitam pada bagian pangkal buah,

tempat serangga betina meletakkan telurnya. Jika buah cabai dibelah, didalamnya terdapat larva lalat buah. Larva tersebut membuat saluran di dalam buah dengan

memakan daging buah serta menghisap cairan buah dan menyebabkan terjadinya infeksi oleh OPT lain sehingga buah menjadi busuk dan gugur sebelum larva berubah menjadi pupa

(61)

   Kutu Daun

Gejala: Tanaman yang terserang kutu daun menjadi keriput, pertumbuhan tanaman kerdil, warna daun kekuningan.

Serangan berat menyebabkan tanaman layu dan akhirnya mati. Kutu daun ini merupakan vektor lebih dari 150 strain virus, terutama penyakit virus CMV dan PVY. Ledakan hama biasanya terjadi pada musim kemarau. Hama ini hidupnya berkelompok dan berada di bawah permukaan daun. Hama menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan daun muda dan bagian pucuk tanaman

(62)

   Ulat Grayak

Gejala: Larva instar 1 dan 2 merusak daun dengan

meninggalkan sisa-sisa epidermis daun bagian atas dan yang tinggal hanya tulang-tulang daun. Larva instar lanjut merusak tulang daun ditandai dengan gundulnya daun, kadang-kadang larva menyerang buah cabai. Larva

biasanya berada di permukaan bawah daun dan

menyerang secara serentak dan berkelompok. Gejala serangan pada buah cabai ditandai dengan timbulnya

lubang yang tidak beraturan pada permukaan buah. Pada serangan berat menyebabkan tanaman gundul karena

(63)

   Kutu Kebul

Gejala: Serangan pada daun berupa bercak nekrotik,

akibat serangan nimfa dan serangga dewasa. Pada saat populasi tinggi, serangan kutu kebul dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Sekresi yang dikeluarkan oleh kutu kebul dapat menimbulkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam, menyerang berbagai stadia

tanaman. Kutu kebul merupakan vektor Gemini Virus penyebab penyakit keriting

(64)

Jenis penyakit pada Cabai

  Penyakit layu bakteri

Gejala: Layu pada pucuk daun kemudian menjalar ke bagian bawah daun sampai seluruh daun menjadi layu dan akhirnya tanaman menjadi mati. Jaringan pembuluh batang bagian bawah dan akar menjadi kecoklatan.

 Apabila batang dan akar yang terserang dipotong melintang dan dicelupkan ke dalam air jernih tampak mengeluarkan cairan keruh yang merupakan koloni

bakteri. Serangan pada buah menyebabkan warna buah cabai menjadi kekuningan dan busuk.

(65)
(66)

 Penyakit layu fusarium

Gejala: Tanaman menjadi layu mulai dari bagian bawah dan anak tulang daun menjadi menguning. Apabila infeksi berkembang, tanaman menjadi layu dalam waktu 2 – 3 hari setelah infeksi. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat. Tempat terjadinya luka tertutup hifa

berwarna putih seperti kapas. Jika serangan terjadi pada saat pertumbuhan sudah maksimum, tanaman masih

dapat menghasilkan buah. Bila serangan sudah mencapai batang, buah menjadi kecil dan gugur.

(67)
(68)

 Busuk Buah Antraknosa

Gejala: serangan awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah, kemudian menjadi busuk lunak. Bagian tengah buah tampak bercak kumpulan titik hitam yang merupakan kelompok seta dan konidium. Serangan berat menyebabkan seluruh buah keriput dan mengering. Warna kulit buah menyerupai jerami padi. Dalam kondisi cuaca panas dan lembab dapat mempercepat

(69)
(70)

 Bercak Daun

Gejala: Penyakit bercak daun dapat timbul pada tanaman muda di persemaian, dan cenderung lebih banyak

menyerang tanaman tua. Daun yang terinfeksi dapat

berubah menjadi kuning dan gugur ke tanah. Pada daun yang terserang tampak bercak kecil berbentuk bulat dan kering. Bercak tersebut meluas sampai diameter sekitar 0,5 cm. Pusat bercak berwarna pucat sampai putih

dengan warna tepi lebih tua.. Apabila terdapat banyak bercak, daun cepat menguning dan gugur atau langsung gugur tanpa menguning lebih dahulu

(71)

Gambar 17. Gejala serangan bercak cercospora pada cabai

(72)

   Penyakit Virus

Virus Kuning

Gejala: serangan geminiviru (TYLCV) adalah helai daun mengalami vein clearing, dimulai dari daun-daun pucuk, berkembang menjadi warna kuning yang jelas, tulang daun menebal dan daun menggulung ke atas. Infeksi lanjut dari geminivirus menyebabkan daun-daun mengecil dan

(73)
(74)

Virus Kerupuk

Gejala: pada tanaman muda dimulai dengan daun yang melengkung ke bawah. Pada umur selanjutnya gejala melengkung lebih parah disertai kerutan-kerutan. Daun berwarna hijau pekat mengkilat dan permukaan tidak rata. Pertumbuhan terhambat, ruas jarak antar tangkai daun lebih pendek terutama di bagian pucuk sehingga daun menumpuk dan bergumpal-gumpal berkesan regas seperti kerupuk

(75)
(76)

Virus mosaik keriting (disebabkan oleh salah satu atau gabungan PVY, TMV, CMV atau CVMV)

Gejala: daun tanaman yang terserang mosaik warna

belang antara hijau tua dan hijau muda, kadang-kadang disertai dengan perubahan bentuk daun (cekung, keriting atau memanjang). Serangan salah satu strain CMV sering menyebabkan daun menyempit seperti rambut atau

bercak berpola daun oak pada buah dan daun, atau mosaik klorosis

(77)

Gambar 20. Gejala serangan virus mosaik keriting pada cabai

(78)

Virus kerdil, nekrosis, mosaik ringan

Gejala serangan: Bervariasi termasuk mosaik, kerdil dan sistemik klorosis, kadang-kadang diikuti dengan nekrotik streak pada batang atau cabang dan diikuti dengan gugur  daun

(79)
(80)

Definisi

Kegiatan memetik buah yang telah siap panen yaitu pada saat mencapai kematangan fisiologis sesuai varietas yang digunakan

Tujuan

Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang

(81)

 Alat dan bahan

1. Keranjang plastik atau kontainer plastik 2. Gunting/pisau

3. Gerobak 4. Gudang

(82)

 Panen pertama dilakukan pada umur 90 HST

(tergantung lokasi dan varietas), dengan interval 3 – 7 hari

 Petik buah dengan menyertakan tangkai buahnya  Tempatkan hasil panen di keranjang atau ember dan

dibawa ketempat penyimpanan sementara untuk diseleksi/digrading

 Lakukan sortasi buah yang terserang OPT kemudian

(83)

Ga

Gammbbar 22ar 22. . TTanaman canaman cabai dabai dengengan buan buahah

yang mata

(84)

Definisi

Definisi

K

Keeggiaiattaann ppeennaannggaannaann bbuuaahh sseetteellaahh ddiippaanneenn hhiinnggggaa s

siaiapp ddididisistrtribibuussikikaann keke kkononssumumeenn Tujuan

Tujuan

M

Meennjjaammiinn kkeesseerraaggaammaann uukkuurraann ddaann mmuuttuu bbuuaahh s

(85)

 A

 A

l

l

at

at

d

d

an

an

b

b

ah

ah

an

an

1

1.. K

Ko

otta

ak

k k

ka

arrtto

on

n,

, k

ko

otta

ak

k k

ka

ay

yu

u,

, k

ka

arru

un

ng

g p

plla

as

sttiik

k

2.

(86)

1. Lakukan sortasi dan pengkelasan sesuai dengan kriteria 1. Lakukan sortasi dan pengkelasan sesuai dengan kriteria

ya

yang ng dikdikehehendendakiaki papasar sar  2

2. Ke. Keriringngaanngiginnkkanan bbuauahh cacabbaaii uunntutukk mmeencnceeggahah p

peemmbubussuukakann ddeenngagann mmeembmbuuaanngg ppaannasas lalappaanngg sesebbeelulumm d

diijjuuaall kkee ppaassaarr ddaann uunnttuukk mmeemmaakkssimimaallkkaann ppeemmbbeennttuukkaann d

daann kkeessttaabbiillaann wwaarrnnaa ccaabbaaii mmeerraahh 3

3. . SSimimppanan pprorodudukk ddaalalamm ruruaanngganan yyaanngg teterrnanauunnggi i ddaann sis

sistemtem veventintilaslasi yani yang bag baikik

4. Lakukan pengemasan sesuai permintaan pasar. 4. Lakukan pengemasan sesuai permintaan pasar.

G

Guunanakkaann kkeemamassaann yayanng g mememmililikikii dadayyaa lilinnddunungg titingngggii te

(87)

Gambar

Gambar 1.  Media persemaian
Gambar  2.  Bedengan persemaian
Gambar  3. Benih  di dalam naungan yang siap dipindahkan ke lapangan
Gambar  4.  Penyiapan lahan untuk penanaman cabai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan yang memberikan hasil cabai tertinggi adalah perlakuan penataan lahan sistem bedengan yang dikombinasikan dengan sistem persiapan lahan tebas, kemudian bahan

asabah yang akan melakukan transaksi di A4+ terlebih dahulu harus memasukkan kartu A4+nya ke dalam slot kartu dan selan"utnya menginput =nya dengan keyboard yang

 dalam bentuk bebas mudah diabsorbsi di usus  tidak dapat disimpan tubuh dalam jumlah besar  kelebihan tiamin akan diekskresi melalui urine.

Dari gambar 3.6 di bawah adalah perancangan blok proses pada Arduino Mega2560 dan beberapa komponen sebagai masukannya yang kemudian akan diproses oleh mikrokontroler

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran pada kelas eksperimen yang menerapkan media video pembelajaran lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar

Hasil analisis jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (pasien tidak sembuh) menunjukkan bahwa sikap pasien dan ada/tidaknya Pengawas Minum Obat (PMO) memiliki

merupakan referensi yang penting ketika ingin membangun apotek spesialis ibu dan anak karena persepsi pelanggan terhadap apotek spesialis ini adalah berperan utama untuk

Pada dislokasi yang parah, pembuluh darah dan saraf yang melewati siku kemungkinan bisa terjadi cedera, jika ini terjadi maka beresiko untuk kehilangan siku.. - Dislokasi