• Tidak ada hasil yang ditemukan

Juknis dukkes PMU.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Juknis dukkes PMU.pdf"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN 2014 TAHUN 2014 P

PEENNGGEESSAAHHAANN:: BBEERRLLAAKKU U EFEFEEKKTTIIFF:: K

KEPEPUUTUTUSASAN KN KEPEPALALA SA STATAF AF ANNGGKAKATATAN UN UDADARRAA TATANNGGGGAL AL 24 24 DEDESSEMEMBBER ER 20201414 NOMOR KEP/805/XII/2014

NOMOR KEP/805/XII/2014

BUKU

BUKU PE

PETU

TUNJU

NJUK

K TE

TEKNI

KNIS

S TN

TNI

I AU

AU

TENTANG

TENTANG

DUKUNGAN KESEH

DUKUNGAN KESEHATA

ATAN

N

PE

(2)
(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i-iii-ii

Kep

Keputuutusan san KepKepala ala StStaf af AngAngkatkatanUanUdardara a NoNomor mor KeKep/ p/ /XI/XII/20I/2014 14 tantanggggalal 24 Desember 2014 tentang Buku Petunjuk Teknis TNI AU Tentang Dukungan 24 Desember 2014 tentang Buku Petunjuk Teknis TNI AU Tentang Dukungan Kesehatan Pengungsian Medis Udara.

Kesehatan Pengungsian Medis Udara.

B

BAAB B II PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

Umu

Umum m ……….……….………...…... .... 11 Mak

Maksud sud dan dan TujTujuan uan ………...…... . 11 Rua

Ruang ng LinLingkugkup p dan dan TatTata a UruUrut t ……….………... .. 11 Lan

Landasdasan an ……….……... . 22 Ke

Kedudududukakan…n……….…..…... .. 22 Pe

Pengngerertitian an ………... ... 22

B

BAAB B IIII KKEETTEENNTTUUAAN N UUMMUUMM

Umu

Umum m ……….…….……….……... ... 33 Tu

Tujujuanan………..…...…. .…. 33 Sas

Sasaraaran n ...…....……….……... . 33 Kebija

Kebijakan kan DasaDasar...r...….……...….…………...……... ... 44  Asas-Asas... ………...

 Asas-Asas... ………... ... ... 44 Prins

Prinsip-Priip-Prinsip..nsip... . ………....………... .... 55

B A

B AB B IIIIII PPEEDDOOMMAANN DDUUK UK UNNGGAAN N PPEENNGGUUNNGGSSIIAANN MMEEDDIISS UUDDAARRAA

Um

Umum um ……….…..…..…... .. 66 Pen

Penggggoloolongangan n PMUPMU...…....………...…... . 66 Kom

Komponponen en PelPelaksaksana ana ….…….…...……..………...…... . 77 Kem

Kemampampuan uan PMUPMU...………...…... ... 77 Duk

Dukungungan an PerPersonsonel.el...……...………... . 88 Duk

Dukungungan an LogLogististik ik KesKesehaehatan tan ….…….………..……..…...…... ... 99 Duk

Dukungungan an AdAdminiministrstrasiasi...……...……….……... .. 99 Klasi

Klasifikasfikasi...i...………....………...………... .... 1111 Fak

Faktor tor yanyang g BerBerpepengangaruh ruh ….…….……...…...…...………...…... .. 1212 Medical Clereance...…...………...

Medical Clereance...…...………... 1313 Unsur

Unsur PelakPelaksanasana...………...………...………....…………...…... ... 1313

BAB

BAB IVIV PEPENYNYEELELENGNGGAGARAARAAN N DUDUKUKUNGNGAN AN KEKESESEHAHATATAN N PPEENGNGUNUNGSGSIAIANN MEDIS UDARA

MEDIS UDARA

Umu

Umum m ………...…... .. 1414 Tug

Tugas as Tim Tim KesKesehaehatan tan PMUPMU………..……... .. 1414 Tah

Tahap ap PerPersiasiapan pan …….……...……..………...…... .. 1616 Tahap

Tahap PelakPelaksansanaan...aan...………...………... .... 1717 Tahap

(4)

Um

Umum um ………... . 1818 Wew

Wewenaenang ng dadan n TanTanggggung ung JawJawab……ab………... .. 1818

B

BAAB B VVIIII PPEENNUUTTUUPP DAF

DAFTARTAR LAMPILAMPIRANRAN DAFTAR CONTOH DAFTAR CONTOH DAFTAR DISTRIBUSI DAFTAR DISTRIBUSI

(5)

KEPU

KEPUTUSATUSANN KEPAKEPALA STALA STAF ANGF ANGKATAKATAN UDARN UDARAA N

Noommoorr KKeepp// //XXIIII//22001144

tentang tentang

BUKU PETUN

BUKU PETUNJUK TEKNISJUK TEKNIS TNI ANGKATNI ANGKATAN UDARATAN UDARA TENTANG

TENTANG

DUKUNGAN KESEHATAN PENGUNGSIAN MEDIS UDARA DUKUNGAN KESEHATAN PENGUNGSIAN MEDIS UDARA

KEPALA

KEPALA STAFSTAF ANGKATAN ANGKATAN UDARAUDARA

M

Meenniimmbbaanngg :: BBaahhwwaa PPeerraattuurraan n KKeeppaalla a SSttaaff AnAnggkkaattaan n UUddaarra a NNoommoor  r   Perkasau/142/XII/2008

Perkasau/142/XII/2008 tentang Butentang Buku Petunjuk ku Petunjuk Teknis TNI Teknis TNI AUTentangAUTentang Duk

Dukungungan an KesKesehaehatan tan PenPengungungsigsianan MeMedisdis UdaUdarara sudsudah ah tidtidak sak sesuesuaiai lag

lagi i dendengagan n perperkemkembabangangan n orgorganianisasi sasi TNI TNI AngAngkatakatan n UdaUdara.ra. UntUntukuk te

tertirtib hukb hukum daum dan tern tertitib adb admimininistrstrasasii peperlrluu memencncababut put pereratatururanan dimaksud untuk ditata dan disusun kembali dengan keputusan dimaksud untuk ditata dan disusun kembali dengan keputusan Kepala Staf Angkatan Udara.

Kepala Staf Angkatan Udara. M

Meennggiinnggaatt :: 11.. KKeeppuuttuussaann PPrreessiiddeenn NNoommoorr 7788//TTNNII//22001122 tteennttaanngg Pemberhentian Dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan Kepala Staf  Pemberhentian Dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan Kepala Staf   Angkatan Laut

 Angkatan Laut dan Kepala Staf Angkatan Udan Kepala Staf Angkatan Udara.dara. 2

2.. KKeeppuututusasan Pn Paanngglliimma Ta TNNII NNoommoor Kr Keepp/2/29944/V/V/2/200112 te2 tennttaanngg Pemberhentian Dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Pemberhentian Dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia.

Lingkungan Tentara Nasional Indonesia. 3.

3. PePeraratuturaran Kn Kepepalala Sa Stataf Af Angngkakatatan Un Udadara ra NoNomomor Pr Pererkakasasau/u/ 108/XII/2009

108/XII/2009 tentang tentang Buku Buku Petunjuk Petunjuk Pelaksanaan Pelaksanaan TNI TNI AU AU TentangTentang Pembinaan Kesehatan.

Pembinaan Kesehatan. 4

4.. PPeerraattuurraann KKeeppaalla Sa Sttaaf Af Annggkkaattaan Un Uddaarra Na Noommoorr PPeerrkkaassaauu// 114

114/XI/XII/2I/2009009 tententantangg PokPokok-Pok-Pokookok k OrgOrganianisassasi i dan dan ProProsedsedurur DinDinasas Keseh

Kesehatanatan TNI TNI AngAngkatan katan UdarUdaraa (Diske(Diskesau).sau). M

Meemmppeerrhhaattiikkaann :: HHaassiil l rraappaat t kkeelloommppook k kkeerrjjaa ttaannggggaal l 3 3 DDeesseemmbbeer r 2200114 4 tteennttaanngg penyu

(6)

M

Meenneettaappkkaann :: 11.. BuBukku u PPeettuunnjjuuk k TTeekknniis s TTNNI AI AU U TTeennttaanng g DDuukkuunnggaann KKeesseehhaattaann Peng

Pengungsiungsian Mean Medis Udis Udaradara sebagsebagaimanaimana tea tercanturcantum dam dalamlam lampilampiranran keputusan ini.

keputusan ini. 2

2.. BBuukku Pu Peettuunnjjuuk Tk Teekknniis Ts TNNI AI AUUyyaanngg ddiimmaakkssuudd aannggkka 1a 1 keputusan in

keputusan ini digunakan i digunakan sebagai sebagai pedoman pedoman dalamdalam penyelenggaraanpenyelenggaraan dukungan

dukungan kesehatankesehatan pengungsian pengungsian medis umedis udara.dara. 3.

3. DeDengngan an beberlrlakakununyaya kekepupututusasann inini, i, mamakaka PePeraratuturaran n KKepepalala a StStaf af   Angkatan

 Angkatan UdaraUdara Nomor Nomor Perkasau/142/XII/2008Perkasau/142/XII/2008 tentang Bukutentang Buku Petunjuk Teknis TN

Petunjuk Teknis TNI AU Tentang I AU Tentang Dukungan KesehDukungan Kesehatanatan PengungsianPengungsian Medis Udara,

Medis Udara, dicabut dan dicabut dan dinyatakan tiddinyatakan tidak berlaku.ak berlaku. 4

4.. KKeeppuututusasann iinnii mumullaaii bbeerrllaakkuu sseejjaakk tatannggggaal l ddiitteettaappkkaann..

Di

Ditetetatapkpkan an didi JaJakakartrtaa pada

pada tangtanggal gal DeseDesembermber 20142014 a.n. Kepala Staf Angkatan Udara a.n. Kepala Staf Angkatan Udara

Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan,

Cap/Tertanda Cap/Tertanda

dr. Bambang Hendro S., M.S., Sp.K.P. dr. Bambang Hendro S., M.S., Sp.K.P.

Marsekal Pertama TNI Marsekal Pertama TNI  Autentikasi

 Autentikasi Kepal

Kepala Sekretaria Sekretariat Umum Angkataat Umum Angkatann UdarUdara,a,

Heri Napitupulu, S.E., M.M. Heri Napitupulu, S.E., M.M. Kolonel Adm NRP 512658 Kolonel Adm NRP 512658

(7)

MEMUTUSKAN MEMUTUSKAN

M

Meenneettaappkkaann :: 11.. BuBukku u PPeettuunnjjuuk k TTeekknniis s TTNNI I AAU U TTeennttaanng g DDuukkuunnggaan n KKeesseehhaattaann Pengungsian Medis Udara sebagaimana tercantum dalam lampiran Pengungsian Medis Udara sebagaimana tercantum dalam lampiran kep

keputuutusansan iniini.. 2.

2. BuBuku Pku Petetununjujuk Tk Tekekninis TNs TNI AI AUyUyanang dg dimimakaksusud ad angngka ka 11 keputusan ini digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan keputusan ini digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan dukungan kesehatan pengungsian medis udara.

dukungan kesehatan pengungsian medis udara. 3.

3. DeDengngan ban bererlalakukunynya kea kepuputustusan ian inini, ma, maka Pka Pereratatururan Kan Kepepalala Sta Staf af   Angkatan

 Angkatan Udara Udara Nomor Nomor Perkasau/142/XII/2008 Perkasau/142/XII/2008 tentang tentang BukuBuku Petunjuk Teknis TNI AU Tentang Dukungan Kesehatan Pengungsian Petunjuk Teknis TNI AU Tentang Dukungan Kesehatan Pengungsian Medis Udara, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Medis Udara, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 4.

4. KeKepupututusasan n inini i mulmulai ai beberlrlakaku u sesejajak k tatangnggagal l diditetetatapkpkanan..

Di

Ditetetatapkpkan an didi JaJakakartrtaa pada

pada tangtanggal gal DeseDesembermber 20142014

a.n. Kepala Staf Angkatan Udara a.n. Kepala Staf Angkatan Udara

Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan,

dr. Bambang Hendro S., M.S., Sp.K.P. dr. Bambang Hendro S., M.S., Sp.K.P.

Marsekal Pertama TNI Marsekal Pertama TNI K Kaaddiisskkuummaauu :: K Kaasseettuummaauu :: S Seessddiisskkeessaauu :: Kasubdisdukkes: Kasubdisdukkes:

(8)

BUKU PETUNJUK TEKNIS TNI AU TENTANG

DUKUNGAN KESEHATAN

OPERASI PENGUNGSIAN MEDIS UDARA BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum

a. Penyelenggaraan tugas-tugas TNI Angkatan Udara baik dalam rangka latihan maupun menjalankan Operasi Militer Untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) adalah kegiatan beresiko tinggi yang memungkinkan munculnya korban manusia baik luka ringan, luka berat, bahkan sampai meninggal dunia. Untuk menghindari banyak korban, perlu dilakukan upaya untuyk menyelamatkannya. Penyelamatan korban akibat menjalankan OMP, OMSP, maupun kegiatan latihan dilakukan melalui kegiatan pemindahan korban ke suatu daerah yang lebih aman serta memiliki perawatan dan fasilitas medis yang lebih memadai. Kegiatan pemindahan dan perawatan tersebut diatur dalam Operasi Pengungsian Medis Udara (Operasi PMU) yang nerupakan salah satu bagian dari Operasi Dukungan Udara.

b. Operasi Pengungsian Medis Udara dilaksanakan menggunakan pesawat angkut dan atau helicopter dengan fasilitas kesehatan yang melibatkan petugas kesehatan agar korban dapat segera tertolong dengan mendapat pengobatan, perawatan secara cepat, tepat,benar dan aman. Operasi tersebut merupahan kegiatan terpadu antara teknis pengoperasian pesawat dengan kegiatan medis udara, sehingga penyelenggaraannya harus terencana dan cermat dengan menerpakan teknis pelaksanaan operasi secara cepat.

c. Menyikapi pentingnya penyelamatan jiwa melaui Operasi Pengungsian Medis Udara secara tepat guna dan berhasil guna, maka dalam penyelenggaraannya perlu diatur dalam Buku Petunjuk Teknis TNI AU Tentang Dukungan Kesehatan Pengungsian Medis Udara.

2. Maksud dan Tujuan

(9)

b. Tujuan. Buku Petunjuk Teknis TNI AU Tentang Dukungan Kesehatan Operasi Medis Udara ini disusun dengan tujuan untuk dijadikan sebagai pedoman dan pegangan guna mewujudkan keterpaduan, kesamaan pola pikir dan pola tindak dalam pelaksanaan kegiatan Operasi Pengungsian Medis Udara.

3. Ruang Li ngku p dan Tata Urut. Ruang lingkup Buku Petunjuk Teknis TNI AU Tentang Dukungan Kesehatan Operasi Pengungsian Medis Udara ini meliputi dukungan pmedis udara, organisasi dan yugas, penyelenggaraan pengungsian medis udara dan seleksi medis yang disusun dengan tata urut sebagai berikut :

a. Bab I Pendahuluan

b. Bab II Ketentuan Umum.

c. Bab II Dukungan Pengungsian Medis Udara. d. Bab IV Organisasi dan Tugas

e. Bab V Penyelenggaran Pengungsian Medis Udara f. Bab VI Seleksi Medis

g. Bab VII Penutup

4. Landasan. Buku Petunjuk Teknis TNI AU Tentang Dukungan Kesehatan Operasi Pengungsian Medis Udara ini disusun dengan menggunakan landasan sebagai berikut :

a. Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/19/IV/2005 tanggal 20 April 2005 tentang Naskah Sementara Petunjuk Dasar Pembinaan Personel dan Tenaga Manusia Tentara Nasional Indonesia.

b. Surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor Skep/209/IX/2004 tanggal 7 September 2004 tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI AU Tentang Pembinaan Kesehatan.

c. Surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor Skep/340/XI/2004 tanggal 26 November 2004 tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI AU Tentang Operasi Dukungan Udara.

d. Surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor  Skep/475/XII/2006 tanggal 28 Desember 2006 tentang Buku Petunjuk Induk TNI  Angkatan Udara Tentang Operasi Udara.

5. Kedudukan. Buku Petunjuk Teknis TNI Angkatan Udara Tentang Dukungan Kesehatan Operasi Pengungsian Medis Udara ini di bawah Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI AU Tentang Pembinaan Kesehatan dan merupakan sumber perumusan bagi petunjuk

(10)

yang digunakan dalam petunjuk teknis ini dijelaskan beberapa definisi sebagai berikut : a. Operasi Pengungsian Medis Udara (PMU). Operasi pengungsian medis udara (PMU) adalah segala usaha dan kegiatan dalam rangka pemindahan korban/pasien OMP, OMSP dan latihan dari suatu fasilitas kesehatan yang ada di daerah perang/bencana/latihan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dengan menggunakan pesawat terbang dan didampingi petugas kesehatan agar  korban/pasien dapat diberikan pertolongan kesehatan yang maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

b.  Am bu lan s Udar a (Am bu d=Air Ambu lan ce).  Ambulans udara adalah pesawat angkut dan helikopter yang dilengkapi peralatan medis khusus untuk mengangkut pasien/korban.

c.  Aw ak Med is Pesawat Ambu lan s (Medical Ai r Crew). Awak Medis pesawat ambulans adalah merupakan tim personel kesehatan yang dipimpin oleh seorang dokter penerbangan atau perawat udara senior yang bertugas di pesawat ambulans udara untuk membawa pasien/korban dari pangkalan awal ke pangkalan tujuan.

d. Dukungan Medis Operasi Udara. Dukungan Medis Operasi Udara adalah segala aspek kegiatan kesehatan yang dilaksanakan oleh tim kesehatan di satuan udara TNI AU dalam menunjang secara langsung terselenggaranya operasi udara di satuannya secara efesien , efektif dan aman.

ien

e. Daerah Latihan. Daerah latihan adalah daerah tertentu yang dinyatakan sebagai ilayah untuk melaksanakan latihan militer baik matra, maupun gabungan ataupun latihan bersama.

f. Daerah Bencana. Daerah bencana adalah daerah tertentu yang dinyatakan sebagai wilayah yang terkena musibah bencana baik akibat alam maupun manusia.

g. Daerah Operasi. Daerah Operasi adalah suatu daerah tertentu yang dinyatakan sebagai wilayah untuk beroperasinya seluruh kekuatan udara yang dilibatkan dalam suatu tugas operasi.

h. Korban. Korban adalah manusia yang menderita atau meninggal dunia akibat suatu kejadian antara lain tindakan kekerasan, kecelakaan, pertempuran baik di daerah operasi, bencana dan latihan.

i. Pasien. Pasien adalah orang sakit yang sedang mendapatkan tindakan pengobatan dan perawatan di rumah sakit dan lapangan baik daerah operasi, bencana dan latihan.

(11)

7. Umum. Penyelenggaraan Operasi Pengungsian Medis Udara merupakan perpaduan antara kegiatan teknis penerbangan dan kegiatan dukungan kesehatan yang bertumpu pada ilmu kesehatan penerbangan. Oleh karena itu Operasi Pengungsian Medis Udara akan berhasil dan berdaya guna apabila diselenggarakan secara tertib dan teratur melalui suatu prosedur pelaksanaan yang benar dan standar. Agar 

pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien maka perlu memperhatikan beberapa ketentuan-ketentuan tentang tujuan dan sasaran, penggolongan PMU, pelaksanaan dan kemampuan angkut pasien/korban.

8. Tujuan dan Sasaran.

a, Tujuan. Operasi PMU bertujuan memberi dukungan kesehatan dengan cepat dan aman kepada korban yang mendapat cedera atau menderita sakit cukup berat dari garis depan ke pangkalan yang mempunyai fasilitas kesehatan lebih mampu agar segera mendapat perawatan medis sebaik-baiknya dan berguna untuk mengurangi cacat atau sakit yang lebih parah serta menyelamatkan jiwanya.

b. Sasaran.

1) Operasi Militer Perang (OMP)

a) Memperlancar pemberian pertolongan lanjutan kepada korban tempur guna mengatasi penderitaan dan mempertahankan kelangsungan hidup korban.

b) Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan bila angkutan dengancara pengunsian medis darat/laut sulit untuk dilaksanakan.

c) Meghindarkan akumulasi korban di pos pertolongan kesehatan terdepan dan mencegah memburuknya kondisi korban.

d) Meringankan komando pasukan yang sedang bertenpur  dengan mengurangi jumlah pasien yang dirawat di daerah pertempuran.

e) Meningkatkan moril pasukan yang sedang bertempur karena merasa terjamin akan mendapat pertolongan segera apabila terjadi sesuatu kepadanya.

f) Membantu memperlancar gerakan operasi tempur dengan meringankan beban serta tanggung jawab kesehatan lapangan dalam gerakan mengikuti pasukan.

2) Operasi Militer Selain Perang (OMSP)

a) Memperlancar pemberian pertolongan lanjutan kepada korban tempur guna mengatasi penderitaan dan mempertahankan

(12)

pengunsian medis darat/laut sulit untuk dilaksanakan.

c) Meghindarkan akumulasi korban di pos pertolongan kesehatan daerah bencana/latihan dan mencegah memburuknya kondisi korban.

d) Meringankan beban pemerintah daerah dan penderitaan masyarakat dengan menanggulangi korban akibat bencana.

9.. Penggolongan PMU. Operasi Pengungsian Medis Udara digolongkan berdasarkan fungsi dan prioritas.

a. Fungsi. Operasi pengungsian medis udara dilihat dari fungsinya terdiri atas :

1) Operasi Pengungsian Medis Udara Medan (Forward Aero Medical Evacuation). Operasi pengungsian udara medan (Forward aero medical evacuation) merupakan pemindahan korban melalui udara dari tempat pertolongan pertama di daerah pertempuran/bencanaatau latihan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap di pangkalan terdekat dan aman guna mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Untuk daerah pertempuran/bencana/latihan di laut, maka pengungsian medis udara adalah angkutan korban/pasien dari fasilitas kesehatan kapal melalui udara ke fasilitas kesehatan terdekat di paqntai untuk mendapatkan pertolongan medis lanjutan.

3) Operasi Pengungsian Udara Taktis ( Tactical Aero Medical Evacuation). Operasi pengungsian udara taktis ( tactical aero medical evacuation adalah memindahkan korban melalui udara dari fasilitas kesehatan pangkalan udara dalam mandala perang ke luar mandala perang yang fasilitas kesehatannya lebih lengkap, untuk mendapatkan pertolongan medis lanjutan.

b. Prioritas. Operasi pengungsian medis udara ditinjau dari prioritas pelaksanaan angkutan pasien dibagi atas tiga golongan sebagai berikut :

1) Operasi Pengungsia Udara Darurat (Emergency Aero Medical Evacuation). Kegiatan pengungsian udara yang dilakukan dalam keadaan darurat untuk menolong jiwa korban/pasien atau bila situasi lain menghendaki adanya pengangkutan udara dengan segera. Pengangkutan melalui udara yang berhubungan dengan keafaan darurat korban/pasien akan diprioritaskan dari pada gerakan angkutan udara lain.

2) Operasi Pengungsian Udara Khusus( Special bAero Medical Evacuation). Kegiatan pengungsian medis udara yang dilakukan dengan menggunakan pesawat ambulans udara khusus (air ambulance) yang didatangkan/dikirim dari lanud induk (home base) ke daerah operasi (tempat penampungan sementara) guna membawa korban/pasien ke tempat tujuan

(13)

a) Mencegah infeksi yang mungkin terjadi pada pasien/korban apabila diangkut dengan pengungsian medis udara rutin/darurat. Oleh karena pengungsian medis udara khusus memerlukan waktu untuk persiapan, maka harus diperhatikan bahwa keadaan kesehatan pasien/korban masih mungkin ditunda pengungsiannya sambil menunggu kedatangan pesawat ambulans udara khusus ( Air   Ambulance) tersebut.

b) Untuk pengungsian pasien/korban tersebut diperlukan personel dan logistic medis khusus.

c) Pasien/korban yang diungsikan adalah personel VIP, sehingga perlu dipertimbangkan segi keselamatan untuk dilakukan pengungsian medis udara khusus.

3) Operasi Pengungsian Medis Udara Rutin ( Routine/Schedule Aero Medikal Evacuation). Kegiatan pengungsian medis udara yang merupakan tugas rutin angkutan orang sakit/korban dari garis depan ke garis belakang atau dari satu tempat ke tempat lain dengan fasilitas penerbangan angkut militer rutin atau penerbangan rutin.

10. Komp onen Pelaksana. Komponen pelaksana pada operasi Pengungsian Medis Udara adalah :

a. Sarana Angkutan Udara. Sarana angkutan udara yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Helikopter   2) Pesawat Angkut

a) Pesawat angkut ringan (misalnya Cassa 212, Cesna) b) Pesawat angkut sedang (misalnya Fokker F-27, CN-235) c) Pesawat angkut berat (misalnya Hercules C-130)

b . Ti m K es eh at an . Ti m kes eh at an p en gu ng si an m ed is u dar a yan g dilengkapi dengan perangkat kesehatan dokter penerbangan, perangkat kesehatan perawat udara dan p erangkat kesehatan ambul ans udara.

c . Sar an a Lan ud . Sar an a di lan ud aw ak danl an ud tuj uan yang leng kap dengan segala fasilitas p enerbangannya.

11. Kemampuan Angkut Pasien/Korban.

(14)

sedang, berat atau helicopter)

2) Kondisi pasien/korban (berbaring/duduk)

3) Batasan-batasan operasi penerbangan (daya angkut pesawat, kondisi landasan, rute penerbangan, cuaca dan sebagainya).

b. Untuk mengetahui kemampuan angkut pasien/korban pada beberapa jenis pesawat TNI AU dapat diperiksa pada lampiran A.

BAB III

DUKUNGAN PENGUNGSIAN MEDIS UDARA

12. Umum. Pelaksanaan kegiatan dukungan kesehatan Operasi Pengungsian Medis Udara merupakan rangkaian kegiatan kesehatan yang meliputi tindakan merawatdan menyiapkan pasien/korban di garis depan atau pangkalan awal, mengangkut pasien/korban dengan pesawat udara dan perawatannya selama dalam penerbangan, dan menerima dan merawat seperlunya pasien/korban di pangkalan tujuan serta menyiapkan transportasi/ambulans untuk dapat melanjutkan perawatan ke rumah sakit tujuan.

13. Dukungan Personel. Berdasarkan macam tugas yang harus dilaksanakan, maka personel kesehatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan operasi penguingsian medis udara adalah sebagai berikut :

a. Tim Kesehatan.

1) Tim Kesehatan PMU I. Tim kesehatan PMU I merupakan personel tim kesehatan di daerah operasi/daerahbencana/pangkalan awal yangdipimpin oleh seorang dokter penerbangan ( Flight Surgeon).

2) Tim Kesehatan PMU II. Tim kesehatan PMU II merupakan personel tim kesehatan yang disebut awak medis pesawat ambulans (Medical Air Crew). Tim kesehatan ini dipimpin oleh seorang dokter  penerbangan (Flight Surgeon). atau perawat udara senior.

3) Tim Kesehatan PMU III. Taim kesehatan PMU III merupakan personel tim kesehatan penerima di pangkalan tujuan yang dipimpin oleh seorang dokter penerbangan atau kepala rumah sakit/instansi kesehatan di pangkalan tersebut, dengan dibantu oleh personel kesehatan dari instansi lainnya (TNI/Sipil)

(15)

dalam menghadapi kasus tertentu atau kasus-kasus darurat medis (EmergencyCases) sering mengalami perubahan/perkecualian. Sebagai pedoman untuk menentukan komposisi awak kesehatan dalam pesawat yang melaksanakan kegiatan operasi pengungsian medis udara, telah ditentukan suatu standar pedoman sebagai berikut :

NO. JUMLAH PASIEN (ORANG) JUMLAH DOKTER PENERBANGAN (ORANG) JUMLAH PERAWAT UDARA (ORANG) JUMLAH PEMBANTU PERAWAT UDARA (ORANG) 1. 1-10 - 1 1 2. 11-20 - 1 3 3. 21-30 1 1 4 4 31-40 1 2 4 5. 41-60 1 3 4 6. 61-90 2 4 6 7. 91-120 2 5 8

14. Dukungan Logistik Kesehatan. Untuk menunjangnya lancarnya kegiatan Operasi PMU, maka pelaksanaannya perlu dibekali dengan perangkat-perangkat kesehatan(bekal kesehatan) yang jumlah dan macamnya disusun menurut standar yang telah ditentukan yaitu sebagai berikut :

a. Perangkat Dokter Kesehatan Penerbangan. Perangkat dokter kesehatan penerbangan yaitu suatu perangkat bekal kesehatan yang digunakan oleh dokter  penerbangan (FlightSurgeon) dalam melaksanakan tugas (periksa lampiran B). b. Perangkat Peraat Udara. Perangkat Perawat Udara yaitu suatu perangkat bekal medis yang digunakan oleh peraat udara ( Flight Nurse) dalam melaksanakan tugasnya (periksa lampiran C).

c. Perangkat Kesehatan Ambulans Udara. Perangkat kesehatan ambulans udara yaitu suatu perangkat bekal kesehatan yang tersedia di sebuah ambulans udara yang digunakan oleh awak kesehatan pesawat ambulans dalam memberikan pengobatan, perawatan, dan tindakan medis lainnya kepada pasien/korban selama dalam penerbangan (periksa lampiran D).

d. Perangkat Ambulans Strip. Perangkat ambulans strip yaitu perangkat medis yang tersedia di mobil ambulans yang bertugas di pangkalan awal, pangkalan transit, maupun pangkalan tujuan yang digunakan oleh petugas kesehatan di darat dalam memberikan pengobatan, peraatan, dan tindakan medis lainnya kepada pasien/korban dari pesawat ke rumah sakit tujuan atau dari rumah sakit penampungan ke pesawat (periksa lampiran E).

15. dukungan Administrasi. Dukungan administrasi kesehatan merupakan kegiatan pencatatan data atau informasi tentang kondisi kesehatan, perjalanan penyakit,

(16)

dapat memberi perawatan/pengobatan selanjutnya dengan cepat dan tepat kepada pasien/korban yang bersangkutan. Dukungan administrasi kesehatan ini juga meliputi kegiatan inventarisasi barang-barang pasien/korban yang dibawa dari pangkalan awal ke pangkalan tujuan. Macam dukungan administrasi kesehatan tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Formulir Administrasi Medis. Formulir administrasi medis atau lembar  isian administrasi adalah suatu formulir lembaran yang membuat catatan tentang segala kegiatan yang telah dan akan dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pengungsian medis udara dan meliputi kegiatan pengisian catatan medis dan catatan barang-barang pasien/korban. Ditinjau dari macamnya, formulir  administrasi kesehatan terdiri atas :

1) Formulir Laporan PMU II. Formulir ini memuat data tentang jenis tugas, jumlah awak pesawat, identifikasi penerbanagan, tipe pesaat, dan kode pengenalnya, tempat yang dibutuhkan dan yang tersedia, rute penerbangan yang dilalui, jumlah pasien/korban yang naik/turun, jumlah jam terbang pesawat, catatan tentang kondisi kesehatan pasien/korban selama dalam penerbangan dan dokter penerbangan /perawat udara yang bertugas (periksa lampiran F).

2) Formulir Lampiran Laporan PMU II. Formulir ini memuat data tentang nama pangkalan awal, pangkalan tujuan, nomor laporan PMU, tanggal pembuatan/pengisian formulir, daftar nama pasien/korban lengkap dengan pangkat/NRP, kode penyakit/kelainan intensitas penyakit, posisi pasien/korban, dan nama/pangkat/NRP petugas kesehatan yang bertugas (periksa sublampiran F)

3) Formulir Medical Clearence dan Pendaftaran Pasien. Formulir ini memuat data terbang, nama rumah sakit pangkalan awal, pangkalan transit dan pangkalan tujuan, hari/tanggal/jam pendaftaran. Nama/pangkat/NRP/kesatuan/jenis kelamin/umur/agama/golongan darah, berat badan, tekanan darah, nadi, diagnosa, keadaan penyakit, riwayat singkat penyakit dari pasien/korban. Pengobatan/perawatan serta alat kesehatan yang dibutuhkan, pengantar, posisi pasien/korban selama dalam penerbangan, dokter/instansi kesehatan yang mengajukan permohonan pengungsian, nama/pangkat/NRP/kesatuan petugas yang mendaftarkan, berat dan jumlah koli barang pasien, petugas yang menerima pendaftaran (dari dinas angkutan). Pada kolom lain dari formulir ini diisi oleh dokter  penerbangan yang bertugas, berisi tentang : klasifikasi pasien/korban, prioritas angkutan, persetujuan untuk diangkut, hari/tanggal/jam pemberian medical clearence dan tanda tangan/nama/pangkat/NRP dokter  penerbangan (periksa lampiran G).

b. Label Korban. Label korban merupakan kartu identifikasi hasil seleksi pasien/korban berdasarkan berat ringannya luka dan kelainan medis yang diderita. Label tersebut dikalungkan pada pasien/korban, dan memuat data : identitas korban(nama/pangkat/NRP/satuan), kondisi medis (keadaan umum, kesadaran), diagnosa, tindakan pengobatan dan label warna (periksa lampiran H).

(17)

1) Kartu pengenal diri pasien/korban adalah kartu yang berisi suatu catatan singkat tentang data pasien/korban yang bersifat individual dan kartu ini selalu dibawa oleh pasien/korban sendiri.

2) Kartu pengenal diri pasien/korban memuat data tentang asal perawatan di pangkalan awal, pangkalan tujuan, identifikasi pesawat, nama/pangkat/NRP/kesatuan pasien/korban, diagnosa awal. Klasifikasi pasien/korban, macam makanan/diet yang diberikan, catatan

pengobatan/perawatan yang diberikan selama dalam penerbangan, nomor  label barang, tanggal dibuatnya kartu, tanda tangan, nama/pangkat/NRP petugas tim awak kesehatan (periksa lampiran I).

d. Label dan Dafta Barang Pasien/Korban.

1) Label Barang Pasien/Korban. Label barang pasien/korban adalah merupakan kartu identifikasi terhadap barang milik pasien/korban dan ditempatkan/digantungkan pada barang-barang milik pasien/korban yang diangkut dengan pesaat ambulans udara. Label barang pasien/korban memuat data : nomor barang, nama lengkap pemilik barang (pangkat/NRP/kesatuan), asal perawatan, pangkalan awal, pangkalan tujuan, rumah sakit tujuan ( periksa lampiran J)

2) Daftar Barang Pasien/Korban. Daftar barang pasien/korban adalah formulir yang berisi daftar seluruh barang yang dibawa pasien/korban pada waktu pelaksanaan pengungsian medis udara. Formulir Daftar Barang Pasien/Korban memuat tentang : nama pangkalan awal, pangkalan tujuan, nomor laporan PMU, tanggal pengisian formulir, nama pasien/korban pemilik barang, banyaknya koli dan berat barang, keterangan tentang barang (pembungkus, warna, nomor dan lain-lain), jumlah total koli dan berat barang, nama/pangkat/NRP penerima barang dan pembuat daftar. Daftar  barang tersebut diserahkan dari Tim PMU I ke Tim PMU II dan dari Tim PMU II ke Tim PMU III (periksa lampiran L)

BAB IV

ORGANISASI DAN TUGAS

16. Umum. Organisasi pelaksanaan dukungan kesehatan pada Operasi PMU berkaitan erat dengan struktur Organisasi TNI/TNI AU baik dalam keadaan perang maupun damai. Hubungan koordinasi pelaksanaan dukungan kesehatan pada PMU berhubungan dengan tanggung jawab unsur pelaksana, dan tugas tim kesehatan pengungsian medis udara.

17. Tanggung Jawab. Dalam pelaksanaan dukungan kesehatan pada operasi PMU, pejabat yang bertanggung jawab unuk mengkoordinasi pelaksanaan pengungsian medis

(18)

bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan dukungan kesehatan pada operasi PMU, yang secara taktis operasional bertanggung jawab kepada Kasau dan secara medis informasi memberikan laporan kepada Kapuspes TNI.

b. Kasubdisdukkes Diskesau. Kasubdisdukkes Diskesau sebagai staf   pelaksana Kadiskesau yang bertugas merencanakan dukungan kesehatan ini mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan Operasi PMU.

c. Kakes Kotamaops. Kakes Kotamaops sebagai Komandan Tim Kesehatan pengungsian medis udara bertugas mengkoordinasikan dukungan kesehatan yang dilaksanakan oleh Tim Kesehatan PMU I,PMU II, dan PMU III, secara teknis medis Kakes Kotamaops bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugasnya kepada Kadiskesau.

18. Unsur Pelaksanaan. Unsur pelaksana tim kesehatan pengungsian medis udara yang memberikan dukungan kesehatan pada Operasi PMU dapat digolongkan menjadi :

a. Unsur Pelaksa Tim Kesehatan PMU I. Unsur pelaksana tim kesehatan PMU I adalah tim kesehaatan di pangkalan awal yang merupakan personel rumah sakit/sikes/TPS lanud awal atau dokater/kesehatan pasukan di daerah pertempuran/bencana/latihan.

b. Unsur PelaksanaTim Kesehatan PMU II. Unsur pelaksana tim kesehatan PMU II yang merupakan tim kesehatan di pesawat udara yang dalam kegiatan Operasi PMU berstatus sebagai awak pesawat, terdiri atas :

1) Dokter Penerbangan (Flight Surgeon) 2) Perawat udara (Flight Nurse)

3) Pembantu Perawat Udara/Pendukung/Teknisi Kesehatan ( Medical Technician)

19. Tugas Tim kesehatan PMU.

a. Tim Kesehatan PMU I. Tugas tim kesehatan PMU I antara lain sebagai berikut :

1) Menyiapkan formulir-formulir kesehatan, kartu pengenal, label-label barang pasien/koarban.

2) Mendaftarkan pasien ke dinas angkutan dan melaksanakanseleksi serta membuaat medical clearence terhadap pasien/korban yang akan diangkut.

3) Menyiapkan obaat-obatan/alat kesehatan yang perlu dibawa oleh pasien/korban.

(19)

6) Membantu tim PMU II untuk merencanakan penempatanpasien/korban dalam pesawat.

7) Merencanakan rute ambulans dan menyiapkan ambulans lengkap dengan peralatan perangkat kesehatan ambulans lapangan untuk membawa pasien/korban dari tempat/fasilitas kesehatan ke pesawat udara di pangkalan awal dan menyerahkan pasien ke tim kesehatan PMU II.

8) Menyerahkan formulir-formulir kesehatan dan barang-barang pasien/korban kepada tim kesehatan PMUII

9) Melaporkan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan kepada pimpinan/pejabat kesehatan lainnya sesuai dengan jalur organisasi yang telah ditetapkan.

c. Tim Kesehatan PMU II. Tim kesehatan PMU II melaksanakan serangkaian usaha dan kegiatan dukungan kesehaatan mulai menerima pasien dari tim PMU I, memasukkan (loading) pasien/koarban ke dalam pesawat dari paangkalan awal, merawat pasien selama dalam penerbangan, sampai dengan menyerahkan pasien ke PMU III (unloading) dipangkalan tujuan dengan urutan kegiatan sebagai berikut :

1) Ikut pre flight briefing bersama kapten pesawat dan awak pesawat lain tentang tujuan perjalanan, rute penerbangan, lamanyapenerbangan, ketinggian terbang tujuan perjalanan, rute penerbangan, lamanya terbang, ketinggian terbang, keadaan cuaca saat penerbangan, dan merencanakan batasan-batasan penerbangan yang disesuaikan dengan kondisi pasien/korban yang diungsikan.

2) Merencanakan penempatan pasien di dalam pesawat berdasarkan kondisi pasien.

3) Menerima obat-obatan, perlengkapan serta formulir kesehatan dari tim PMU I

4) Menerima makanan lunch box dan perlengkapan makanan pasien/korban dari tim PMU I.

5) Menyiapkan perlengkapan admistrasi kesehaatan (dokumen pasien/korban dan barang-barang pasien/korban).

6) Mengadakan briefing kepada semua pasien/korban tentang pengangkutan selanjutnya sampai rumah sakit tujuan.

7) Menerima pasien/korban dari tim PMU I dan bersama-sama dengan awak pesawat lain membantu loading pasien/korban ke dalam pesawat.

(20)

sudah selesai dilaksanakan.

10. Melaksanakan perawatan di udara ( mengawasi keadaan pasien/korban ), memberi obat, membagi makanan lunch box, membuat/mengisi catatan-catatan kesehatan pada dokumen pasien/korban.

11. Memberikan informasi tentang jumlah dan kondisi pasien serta ETA (Estimate Time of Arrival) ke tim PMUIII dan mempersiapkan pasien/korban waktu pesawat akan mendarat.

12. Satu jam sebelum mendarat di pangkalan tujuan agar  menginformasikan kepada tower untuk mengecek kesiapan penjemputan (oleh Tim PMU III)

13. Unloading pasien dari pesawat dan menyerahkan pasien/korban, dokumen beserta barang-barang pasien/korban kepada tim PMU III.

14. Melaporkan kepada kapten pesawat bahwa unloading pasien/korban sudah selesai dilaksanakan.

15. Melaporkan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan kepada pimpinan/pejabat kesatuan lainnya menurut jalur organasasi yang telah ditentukan.

d. Tim K esehatan PMU III. Tim kesehatan PMU III menerima pasien dari tim PMUII dan membawa ke fasilitas kesehatan yang menjadi tujuan, dengan urutan kegiatan sebagai berikut :

1) Menyiapkan tempat penampungan sementara pasien di pangkalan tujuan .

2) Menyiapkan tempat perawatan pasien/korban di rumah sakit yang sudah ditentukan (Destination Hospital).

3) Merencanakan rute ambulans dan menyiapkan ambulans lengkap dengan peralatan perangkat kesehatan ambulans lapangan untuk membawa pasien/korban dari pesawat ke rumah sakit.

4) Menerima pasien dari tim PMU II dan memasukkannya ke dalam ambulans yang sudah disiapkan atau ke tempat penampungan sementara pasien.

a. Menerima dan meneliti kelengkapan dokumen kesehatan dan barang-barang pasien/korban dari tim kesehatan PMU II.

5) Menerima perlengkapan makan/minum pasien/korban dari tim PMU II untuk selanjutnya diserahkan kepada rumah sakit tujuan.

(21)

7) Melaporkan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan kepada pimpinan/pejabat kesehatan yang sudah ditentukan.

BAB V

PENYELENGGARAAN PMU

20. Umum. Untuk melaksanakan dukungan kesehatan pada Operasi Pengungsian Medis udara, maka pejabat/personel kesehatan yang ada di wilayah terjadinya pertempuran/bencana/latihan berkewajiban memberikan perawatan medis awal kepada pasien/korban dan untuk selanjutnya menyiapkan dukungan kesehatan untuk pengungsian medis udara.

21. Persiapan. Sarana dan dukungan yang diperlukan dalam persiapan sebagai berikut :

a. Sarana Angkutan. Untuk melaksanakan pengungsian medis udara diperlukan sarana angkutan udara (pesawat) yang permohonannya ditujukan kepada satuan pangkalan udara yang ditunjuk. Dalam permintaan sarana angkutan udara tersebut harus dijelaskan :

1) Jumlah pasien/korban yang sudah diseleksi dan siap untuk diangkut. 2) Perincian posisi pasien/korban (jumlah yang berbaring dan yang duduk).

3) Hari, tanggal dan jenis pengangkutan yang sudah direncanakan. 4) Nama pangkalan awal, pangkalan transit dan pangkalan tujuan. 5) Personel kesehatan yang dibutuhkan.

6) Logistik kesehatan yang dibutuhkan.

b. Dukungan Personel dan Logistik. Dukungan personel kesehatan dan logistik yang dibutuhkan dalam Operasi Pengungsian Medis Udara ditentukan oleh :

1) Jenis Operasi Pengungsian Medis Udara. 2) Jumlah pasien/korban yang diangkut. 3) Kondisi kesehatan pasien/korban.

(22)

transit dan pangkalan tujuan.

22. Pelaksanaan. Pelaksanaan Operasi Pengungsian Medis Udara perlu melalui beberapa langkah antara lain sebagai berikut :

a. Bila diperlukan suatu Operasi Pengungsian Medis Udara, maka komandan pangkalan awal mengirimkan telegram kepada Pangkoopsau dengan tembusan Kadiskesau komandan pangkalan tujuan dan karumkit rujukan untuk meminta dukungan ambulans udara (berita telegram berisi perincian pada pasal 21 a)

b. Dantim Operasi PMU merencanakan, menyiapkan dan mengkoordinasikan pelaksanaan PMU I, PMU II dan PMU III.

c. Tim PMU I merencanakan, menyiapkan pasien untuk pelaksanaan pengungsian medis udara.

d. Tim PMU II merencanakan dan melaksanakan perawatan selama penerbangan serta melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan awak pesawat lain.

e. Bila dalam pelaksanaan Operasi PMU dari pangkalan awal ke pangkalan tujuan tersebut harus melalui pangkalan transit (sehingga pesawat PMU harus singgah dan RON) brus singgah dan RON) baik karena faktor cuaca, keterbatasan kemampuan pesawat maupun karena kondisi pasien/korbansendiri, makapangkalan transit akan berfungsi :

1) Sebagai pangkalan tujuan sementara bagi pasien/korban yang diungsikan dari paangkalan awal.

2) Sebagai pangkalan awal bagi pasien/korban yang diungsikan kepangkalan tujuan (destination base), dan dipangkalan transit ini dibentuk tim kesehatan yang dipimpin oleh dokter penerbangan atau karumkit/kasikes pangkalan transit. Dimana tim tersebut bertugas menerima tugas, wewenang dan tanggung jawab perawatan pasien/korban dari tim PMU II selama di pangkalan transit dan menyerahkan kembali perawatan pasien/korban ke pada tim PMU II pada penerbangan selanjutnya ke pangkalan tujuan.

f. Tim PMU III merencanakan dan melaksanakan penerimaan pasien dari tim PMU II untuk dibawa ke rumah sakit tujuan.

23. Pengakhiran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengakhiran dalam kegiatan Operasi Pengungsian Medis Udara sebagai berikut:

a. Konsolidasi. Pendataan kekuatan akhir tentang tingkat kesiapan komando/satuan/unsur setelah melaksanakan operasi serta menginventarisasi data hasil operasi sebagai bahan evaluasi.

(23)

diambil tindakan-tindakan koreksi guna menentukan tindakan lebih lanjut dalam penyampaian tugas.

c. Pelaporan. Membuat laporan hasil pelaksanaan Operasi Pengungsian Medis Udara kepada komando atas.

BAB VI SELEKSI MEDIS

24. Umum. Operasi Pengungsian medis Udara adalah jenis kegiatan yang sangat kompleks dan banyak batasan-batasan medis yang harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah pasien/korban diizinkan untuk diungsikan dengan pesawat udara . Batasan medis yang dimaksud adalah adanya korelasi timbal balik antara kondisi kesehatan pasien/korban dengan faktor-faktor yang akan mempengaruhi. Oleh Karenanya setiap pasien/korban yang akan diungsikan melalui udara harus diadakan seleksi medis secara cermat terlebih dahulu.

25. Faktor yang Berpengaruh. Dalam melaksanakan seleksi pasien/korban untuk pengungsi medis udara, tim awak kesehatan yang bertugas perlu memperhatikan beberapa faktor yaitu :

a. Ketinggian Terbang. Keadaan di ketinggian pada hakikatnya mempunyai pengaruh terhadap faal tubuh manusia dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1) Tekanan udara akan semakin rendah/turun pada saat penerbangan semakin tinggi, akan mengakibatkan pengembangan gas dalam rongga tubuh.

2) Tekanan parsiil oksigen yang semakin rendah/turun pada saat pesawat terbang semangkin meninggi, maka hal ini akan menyebabkan gangguan/berkurangnya konsumsi oksigen ke otak serta ke seluruh organ tubuh yang secara langsung akan mengancam hidup manusia.

3) Suhu udara akan semakin rendah pada saat pesawat terbang semakin tinggi, dan hal ini akan mempengaruhi regulasi panas tubuh terutama dibagian distal anggota gerak.

4) Intensitas sinar matahari yang cukup tinggi mengandung sinar  ultraviolet/infra merah yang akan mempengeruhi panca indra.

5) Keadaan cuaca di rute penerbangan seperti angin, awan, es dan sebagainya, akan mempengaruhi ketenangan selama perjalanan pesawat.

b. Jenis Pesawat Udara. Pesawat udara merupakan produk teknologi mutahir yang mempunyai pengaruh terhadap faal tubuh manusia dengan ciri-ciri

(24)

percepatan (akselerasi) dan bersama gaya gravitasi bumi akan menggangu fungsi perdaran darah, mata, alat keseimbangan, dan sebagainya.

2) Adanya jenis pesawat dengan kabin beratekanan (Pressurization Cabin) yang akan memberikan pengaruh tekanan udara terhadap kondisi kesehatan.

3) Adanya vibrasi dari mesin pesawat udara akan mengganggu alat pendengaran, sendi-sendi dan mental pasien/korban.

4) Adanya uap, bahan bakar dan gas sisa pembakaran akan dapat meracuni tubuh.

5) Adanya sinar gelombang pendek alat navigasi di pesawat akan mengganggu sel beberapa organ tubuh.

c. Kondisi KesehatanPasien/Korban. Pasien/korban di medan perang/bencana latihan atau rumak sakit awal, sering memiliki ciri-ciri sebagaiberikut :

1) Sering ditemukan pasien/korban yang mempunyai perasaan takut terbang (fear of fliying).

2) Sering ditemukan pasien/korban yang mempunyai hyper sensitivity terhadap perjalanan dengan pesawat udara, misalnya mudah muntah, pusing dan sebagainya.

26. Klasifikasi. Untuk mengadakan klasifikasi pasien/korban di daerah pertempuran/bencana/latihan, perlu dilakukan penggolongan tingkat kondisi kesehatan pasien/korban. Kegiatan ini sangat penting untuk menentukan prioritas pengungsian serta memudahkan perencanaan penempatan dan tindakan pengobatan/perawatan pasien/korban selama dalam penerbangan.

a. Triase. Triase merupakan seleksi korban berdasarkan berat ringannya luka dan kelainan medis yang diderita pasien/korban, serta menjadi pedoman dalam penetapan prioritas medis upaya penyelamatan korban selanjutnya. Prioritas penyelamatan ini ditandai dengan memberikan label korban yang berbeda warnanya yaitu hijau, kuning, merah, putih dan hitam (lihat lampiran H).

1) Priori tas I {Label merah). Korban dengan tanda ini berarti bahwa penyelamatan harus dilakukan dengan segera guna menghindari kematian.

Termasuk dalam katagori ini adalah penderita gawat darurat dengan prognosa baik yang apabila tidak segera diberikan pertolongan medis secukupnya akan meninggal dunia.

(25)

tetapi darurat, sangat memerlukan pertolongan pertama serta tindakan-tindakan medis untuk mencegah agar tidak menjadi gawat.

3) Priori tas III (Label Hijau). Korban dengan tanda ini berarti bahwa peyelamatannya dapat ditunda, karena kelainan medis yang dideritanya tidak membayakan. Termasuk dalam katagori ini adalah penderita yang tidak gawat dan tidak darurat, sehingga tidak memerlukan pertolongan medis dengan segera dan cukup berobat jalan atau observasi di rumah sakit.

4) Priori tas IV (Label Putih).Korban dengaan tanda ini berarti bahwa penyelamatannya merupakan prioritas paling akhir, karena penderita sangat gawat tetapi tidak darurat karena harapan hidupnya sangat tipis. Termasuk dalam katagori ini adalah penderita prognosa kelainan medisnya multipe. 5) Priori tas O (Label Hitam). Korban dengan tanda ini berarti bahwa ia telah meninggal dunia dan tidak diprioritaskan untuk segera diangkut. Korban akan diangkut setelah semua korban luka telah ditanggulangi. Korban meninggal dunia dibawa ke kamar jenazah rumah sakit atau tempat penampungan khusus yang ditentukan.

b. Kontra Indikasi Medis. Beberapa macam penyakit/kondisi kesehatan dari pasien/korban yang mempunyai resiko tinggi dalam penerbangan dan dapat dipertimbangkan kontra indikasi pengungsian medis udara adalah :

1) Pasien dengan penyekit menular dalam stadium infeksi.

2) Pasien dengan tuberculosa paru-paru aktif, pasien dengan suspek emphisema ( perlu dilakukan tindakan pemasangan Water Sealed Drainage (WSD).

3) Pasien dalam keadaan payah dengan prognosa fatal. 4) Pasien dalam keadaan Shock.

5) Pasien dengan anemia berat Hb dibawah 5 gr %, terutama yang disertai komplikasi penyakit jantung dan paru.

6) Pasien dengan penyakit jantung Ischemik acute atau Infark acute, terutama bila serangan terjadi dalam jangka waktu kurang dari 60 hari sebelumnya.Bila tetap diperlukan, pasien harus keadaan stabil ( tindakan  ACLS dan pemberian petidin, trinitrat serta aspilets 250 gr di isap ) dan

dapat menggunakan diperlukan KMU.

7) Pasien epilepsi yang tidak terkendali

8) Pasien penyakit jiwa yang bersifat agresif dan gagal setelah diberikan obat penenang.

(26)

oedemapulmonum, emphysema dan lain-lain yang sangat mengganggu kegiatan pernapasan.

11) Pasien yang baru selesai mengalami operasi (pembedahan) . Bila tetap diperlukan evakuasi perlu dipertimbangkan tindakan antisipasi efek trapped gas.

12) Perlu pertimbangan risiko bayi sudah masuk rongga panggul bagi wanita hamil lebih dari 8 bulan dan masalah traped gas bagi anak bayi yang berumur kurang dari 10 hari.

c. Kode Klasifikasi Pasien/Korban. Untuk memudahkan informasi tentang macam kelainan maupun cara perawatan pasien/korban di udara, maka telah ditentukan suatu standar tentang klasifikasi pasien/korban : (Periksa Lampiran F)

1) Kode I : Korban yang langsung karena akibat tempur. 2) Kode II : Korban/pasien yang bersifat nontempur   3) Kode III : Pasien yang menderita penyakit umum. 4) Kode IV : Pasien yang menderita penyakit psikiatri

5) Kode A : Pasien/korban yang memerlukan perawatan intensif. 6) Kode B : Pasien / korban yang tidak memerlukan perawatan intensif.

7) Kode C : Pasien/korban yang memerlukan tandu

8) Kode D : Pasien/korban yang tidak memerlukan tandu.

27. Medcal Clereance. Kegiatan seleksi pasien/korban untuk PMU adalah merupakan awal kegiatan dari proses pelaksanaan dukungan kesehatan pada pengungsian medis udara. Untuk seleksi pasien/korban, tim kesehatan PMU I di pangkalan awal harus mengeluarkan Medical Clereance bagi pasien/korban yang diangkut dengan pesawat udara. Mengingat adanya konsekuensi medis dari angkutan udara, maka petugas yang berhak memberikan Medical Clereancebagi pasien/korban yang akan diungsikan adalah seorang dokter kesehatan penerbangan (Flight Surgeon).  Apabila personel dokter penerbangan tidak ada di pangkalan awal maka Medical Clereance dapat diberikan oleh dokter penerbangan yang bertugas di ambulans udara (tim kesehatan PMU II). Medical Clereance ini harus dipertimbangkan :

a. Kondisi pasien/korban yang akan diungsikan. b. Jumlah pasien/korban yang akan diungsikan

(27)

BAB VII PENUTUP

28. Buku Petunjuk Teknis TNI Angkatan Udara Tentang Dukungan Kesehatan Operasi Pengungsian Medis Udara merupakan pedoman yang memuat pokok-pokok atau garis-garis besar kebijakan pemimpin mengenai penyelenggaraan kegiatan dukungan kesehatan operasi pengungsian medis udara.

29. Dengan telah dirumuskannya Buku Petunjuk Teknis TNI Angkatan Udara Tentang Dukungan Kesehatan Operasi Pengungsian Medis Udara ini diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman semua petugas kesehatan TNI AngkatanUdara agar terwujud pengertian yang sama guna melaksanakan tugas dukungan kesehatan operasi pengungsian medis udara.

.

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran A Daftar Kemampuan Pesawat Terbang Untuk PMU 2. Lampiran B Daftar Perangkat Dokter Penerbangan

 A.n. Kep ala Staf TNI Angk atan Udar a Wakil

U.b.

 Asis teb Pers onel

(28)

6. Lampiran F Laporan Pengungsian Medis Udara II 7. Lampiran F-1Lampiran Pengungsian Medis Udara II

8. Lampiran F-2 Petunjuk Pengisian Laporan Pengungsian Medis Udara II 9. Lampiran F-3 Petunjuk Pengisian Lampiran Pengungsian Medis Udara II 10. Lampiran G Medical Clereance dan Pendaftaran Pasien

11. Lampiran G-1Peunjuk Pengisian Formulir Medical Clereance dan Pendaftaran Pasien

12. Lampiran H Label Korban

13. Lampiran H-1Petunjuk Pengisian Label Korban. 14 Lampiran I Kartu Pengenal Pasien/Korban

15 Lampiran I-1 Petunjuk Pengisian Kartu Pengenal Pasien/Korban 16. Lampiran J Label Barang Pasien/Korban

17. Lampiran J-1 Petunjuk Pengisian Label Barang Pasien/Korban

18. Lampiran K Persyaratan Kartu Pengenal Pasien/Korban dan Label Barang Pasien/Korban

19. Lampiran L Daftar Barang Pasien/Korban

20. Lampiran L-1Petunjuk Pengisian Daftar Barang Pasien/Korban

21. Lampiran M Bagan organisasi Unsur Dukungan Kesehatan Operasi PMU. 22. Lampiran N Hubungan Koordinasi Tim PMU Dimasa Damai

(29)

DAFTAR PERANGKAT DOKTER PENERBANGAN

NO. NAMA BARANG SATUAN JUMLAH KETERANGAN

(1) (2) (3) (4) (5) (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. I. Obat-obatan Ponstan Cedocard New Diatab RL 5000 Papaperin Forosemid Inj Tramadol Gunting Kecil Vallum Lidocain 2 % Incidal Cedocard Dexametathason Tetracyclin

Tetracyclin Salep Mata  Avil  Aquqdest 500 CC  Alkohol 90 % 100 CC Sufratule Ondansetron tab tab tab kolf  tab amp amp buah amp amp caps amp amp cap tube amp btl btl. bks amp 20 20 20 1 100 5 5 1 5 10 50 20 10 50 5 10 2 1 1 5 TENTARA NASIONAL INDONESIA

MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA

Lampiran A Peraturan Kasau Nomor Perkasau/ / /2014

(30)

25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. II Alat Kesehatan Stetoskop Tensimeter  Tas Resusitator portable Disposible Syringe 3 CC/5 CC Thermometer  Flash Light Torniquet Diagnostic Set Minor Surgery Set Pembalut Siku Pembalut 10 cm Pembalut 5 cm Peniti

Pembalut Cepat No.1 Pembalut Cepat No. 2 Kapas 10 gr  Kapas 25 gr. Gelas Mata Pister Kecil Kassa Steril Blood Infusion IV Catheter 18, 20,22 (Surflo) buah buah buah set buah buah buah buah se set buah rool rool buah buah buah bks bks buah rool dos set set 1 1 1 1 20 1 1 1 1 1 2 2 31 10 2 2 1 1 1 2 1 2 10

(31)

DAFTA PERANGKAT PERAWAT UDARA

NO. NAMA BARANG SATUAN JUMLAH KETERANGAN

(1) (2) (3) (4) (5) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23 I.Obat-obatan Postan Baralgin Diatab Sulfaquenidin  Antimo Betadin 60 cc Disposible syringe 5 cc  Antiflu Incidal Kassa pembalut 4X8 cc Becefort  Amoxillin 250 mg Aquadest 100 cc  Alkohol 70 %

Minyak kayu putih Salep mata

II. Alat Kesehatan

Portable Oxygen bottle low pressure Masker continucus flow system A-8b dewasa

Masker continucus flow system A-8b anak Trachea canula  Anatomi pincet Thermometer  Flash light tab. tab. tab. tab. tab. btl. buah tab. tab. rool. biji. tab. tab. tab. btl. tube. buah buah buah buah buah buah buah 100 100 100 100 100 2 10 100 100 10 100 100 5 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 TENTARA NASIONAL INDONESIA

(32)

26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35 Kassa pembalut 4X7 Pembalut cepat no. 1 Pembalut cepat no. 2 Pembalut siku Torniquet Kapas putih 500 gr. Kapas lemak 500 gr. Plester besar  Kassa steril Gunting kecil rool buah buah buah buah bks bks rool dos buah 10 8 8 6 1 1 1 2 1 1

(33)

DAFTAR PERANGKAT KESEHATAN AMBULANS UDARA

NO. NAMA BARANG SATUAN JUMLAH KETERANGAN

(1) (2) (3) (4) (5)

1.

2.

I. BEKAL DASAR Set B edah Minor  a.Nededle Holder  b. Pinset Chiruugi c. Pinset Anatomi d. Klem Hemostasis e. Klem Kocker  f. Gunting Jaringan g. Gunting Benang h. Jarum Jahit Tajam i. Jarum Jahit Bulat  j. Duk Klem

k. Duk Bolong l. Scalpel Handle

m. Scalpel Blade no. 15 n. Scalpel Blade no. 20 o. Tromol

 Alat Resusitasi Lapangan

a. Oksigen tank 3.000 liter dengan regulator, flow meter, slang oksigen, kanula oksigen serta alat pembuka O2

b. Ambu Bag

c. Mayo/Gudel Air Way

d. Endo Tracheal Tube No. 7.0,7,5, 8,0 e. Laringoskop

f. Spuit 20 cc isi cuff  g. Ky Yelly h. Plester Leucoplas i. Gunting perban set set biji biji biji biji biji biji biji biji biji biji biji biji biji biji set set set set set biji tube rol biji buah 1 1 1 1 4 4 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 TENTARA NASIONAL INDONESIA

(34)

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.

Peti Almunium Kat Ambud

Set Diagnostik a. Stetoskop b. Tensimeter Aneroid c. Baterai Kecil d. Otoskop/Opthalmoskop e. Tongue Spatel f. Termometer  Sprei Bantal Slimut Handuk Putih Gelas Minum Baki Plastik Piring Formulir Ambud Label Pasien Label Barang

Kantong Plastik Besar 

Kantong Tempat Kain Bersih Tempat Sampah Plastik Tromol Sedang Gunting Perban Urinal Penampung Tinja Sarung Bantal Sendok, Garpu II BEKAL ULANG

 ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI Disposible syringe 2,5 cc, 5 cc Disposible Syringe 10 cc

Silk Chromatik

Kateter Urine Folley No. 18 F Kateter Urine Nelaton No. 18 F Urine Bag

Blood Tranfusion Set Gypsona 6 inchi

Sarung Tangan Karet No. 8,0 Sarung Tangan Karet No. 7,5

set biji biji biji biji biji biji lembar  buah buah buah buah buah set lembar  lembar  lembar  buah buah buah buah buah buah buah lembar  set biji biji pak buah buah buah set rol ps ps pak 1 1 1 1 1 1 2 20 20 20 5 20 20 20 50 50 50 1 2 5 1 1 2 2 20 20 10 10 5 2 2 2 10 3 5 5 5

(35)

37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. Kawat bidai 50 cm Kawat Bidai 60 cm Kawat Bidai 70 cm Kawat Bidai 80 cm Kaawat Bidai 100 cm Set Balut a. Kasa Steril b. Rol Perban 5 cm c. Rol Perbal 10 cm d. Elastik Perban e. Plester Leucoplas f. Hypafix g. Kapas Steril 150 gr  h. Sofratule

i. Balut Cepat Segi Tiga  j. Betadin 7,5 %

k. Alkohol 75 %

l. Salep Kulit Antibiotik

Obat-obatan untuk gawat darurat a. Andrenalin 1 mg b. Sulfas Atropin 0,25 mg c. Ephedrin Inj. d. Garamycin 80 mg e. Natrium Bicarbonat f. Dexhametason g. Pethidin 10 mg h. Lidocain 2 %

Set Terapi Cairan a. Dextra L.Solution b. Dextrose 5 % Solution c. Na Cl 0,9 % Solution d. Ringer Laktat Solution e. IV Chateter No. 18 G f. IV Ctheter No 20 G g. Leuco[plast

h. Hypafic 5 cm

i. Betadin Salep Kulit

buah buah buah buah kotak rol rol rol rol rol buah lembar  buah botol botol tube amp amp amp flc flc amp amp amp btl. bti. btl. btl. buah buah rol rol tb buah 2 2 2 2 5 5 5 3 1 1 5 5 5 1 1 1 5 5 5 2 2 5 3 5 2 2 2 2 5 5 1 1 1 1

(36)

44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. Obat Minum CTM 4mg  Antalgin 500 mg Paracetamol 500 mg HCL Codein 10 mg Buscopan/Systabon Dulcolak  Antasid  Amocylin 500 mg Chlorampenicol 250 mg Valium 5mg

 Anti mabok udara  Antiflu Cedocard Obat Injeksi Neonovapyron Delladryl injeksi 10 cc Lacgactil injeksi 50mg/2 cc Systabon Injeksi 1 mg

Calcium Chlorida Injeksi 10 cc  Aminophyllin Injeksi 240 mg

Dormicum/Midazolam 15 mg Lain-lain

Betadine Solution 60 cc H2O2 Solution 100 cc  Anti Asma Spray

Decongestan Nasal Spray Otopain Tetes Telinga 10 cc Choreathyl Spray Formalin Sofratulle Kantong Muntah Tissue Pembersih  Alkohol 70 % 500 cc Bensin Pencuci 50 cc Solution Amoniak 50 cc (10 %) Rheumason tab tab tab tab tab tab tab tab tab tab tab tab tab flc flc amp amp amp amp amp btl btl btl btl btl btl tab lbr  bh dos btl btl btl pot 100 100 100 50 50 20 100 100 100 30 100 100 30 4 4 10 6 2 2 3 5 2 2 2 1 2 100 10 100 1 1 2 1 2

(37)

DAFTAR PERANGKAT AMBULAN STRIP

NO. NAMA BARANG SATUAN JUMLAH KET.

(1) (2) (3) (4) (5) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. I. Obat-obatan  Avil Inj Kortison Inj 10 cc Pethidin Inj 100 mg antalgidon 100 Penstrep 4 : ½ Plester 2X5 Kapas putih 500 gr  Pemb alut kasa 4X10

II. Alat Kesehatan Media Gunting verband lister 18 cm Penada air kemih

Penada najis sepatu email Paratus 2 cc lengkap Paratus 5 cc lengkap

Kotak steinless untuk verband 22,5X12,7X4

Pentil pengatur singkup hidung Infus set

Resusisator 

III. Alat Kesehatan Non Medis Tandu

Flash light Sprei

Bantal dan sarung bantal Selimut amp flac flac. flac. flac. roll bks buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah 5 2 5 2 10 2 1 10 2 2 2 1 1 1 2 2 1 MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA

(38)

LAPORAN PENGUNGSIAN MEDIS UDARA II

TANGGAL

……….. JENIS TUGAS : D/K/R(Lingkari salah satu)

ORAGANISASI IDENTIFIKASI PENERBANGAN ……… NOMOR LAPORAN PMU ………..

 AWAK PESAWAT AWAKKESEHATAN

PESAWAT TYPE ………….. SERI ………… NOMOR EKOR ……….. TEMPAT YANG DIBUTUHKAN TEMPAT YANG TERSEDIA

NAMA AWAK TAMBAHAN

……….. JUMLAH PASIEN NAIK DAN TURUN

LANUD NAIK TURUN DI UDARA LND AKHIR JML JAM TERBANG

………… …………. ………….. ……… ………. ………

HAL-HAL YANG PERLU DILAPAORKAN :

………. ………. ……….

NAMA DAN PANGKAT PERAWAT UDARA

………

TANDA TANGAN :

……… NAMA DAN PANGKAT DOKTER PENERBANGAN:

………

TANDA TANGAN :

………..

 A.n. Kepala Staf Angkatan Udara

NTARA NASIONAL INDONESIA ARKAS BESAR ANGKATAN UDARA

(39)

LAMPIRAN LAPORAN PENGUNGSIAN MEDIS UDARA II LANUD AWAL ……….. ………. LANUD AKHIR ……….. ………..

NOMOR LAPORAN PMU

……….. TANGGAL PEMBUATAN PMU ……….. LEMBAR KE : ………. NO. NAMA PASIEN/KORBAN PANGKAT/ NRP KLASIFIKASI PASIEN KETERANGAN KODE PENYAKIR INTENSITAS PENYAKIT POSISI PASIEN

JUMLAH PASIEN/KORBAN……….. ORANG

KETERANGAN:

1. Kode Penyakit/Kelainan : diisi I, II,III. IV 2. Kode Intensitas Penyakit : diisi A,B

3. Kode Posisi Pasien/Korban : diisi C,D

……….., ………..2014 Tim Pengungsian Medis Udara II

Nama Pangkat/NRP

 A.n. Kepala Staf Angkatan Udara

ENTARA NASIONAL INDONESIA  ARKAS BESAR ANGKATAN UDARA

(40)

PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PMU II

1. Tanggal. Diisi tanggal/bulan/tahun keberangkatan pesawat.

2. Jenis Tugas. Lingkari jenis tugas PMU yang dilaksanakan (D untuk Darurat, K untuk khusus, R untuk rutin).

3. Organisasi. Diisi nama/pangkat/NRP awak pesawat dan awak kesehatan yang bertugas.

4. Identifikasi Penerbangan. diisi nomor surat perintah terbang (SPT)

5. Nomor Laporan PMU. Diisi dengan nomor yang sesuai dengan catatan di staf  pengendalian PMU atau dari masing-masing satuan, misalnya PMU/2/III/2006/Skaud 31 yang berarti kegiatan ini merupakan PMU yang ke dua kali dilaksanakan pada bulan maret 2006 oleh skadron udara 31.

6. Pesawat. Diisi dengan identifikasinya, misalnya Type : C-130, Seri : H, nomor  ekor : A1321.

7. Tempat yang dibutuhkan. Diisi dengan jumlah pasien/korban yang sudah diseleksi dan siap untuk diungsikan.

8. Tempat yang tersedia. Diisi dengan jumlah kapsitas tempat duduk/daya angkut pesawat yang bersangkutan.

9. Nama Awak Tambahan. Diisi nomor/Pangkat/NRP/Korps dari awak pesawat /awak kesehatan tambahan disertai dengan tugas mereka misalnya latihan kerja, survey, dan sebagainya.

10. jumlah pasien naik dan turun. Misalnya :

a. Di Lanud asal misalnya Lanud Sultan Iskandar Muda mulai membawa 21 pasien, maka ; pada kolom pangkalan ditulis Sim dan pada kolom naik diisi angka 21, pada kolom-kolom lain tidak diisi.

b. Di lanud transit/lanud antara misalnya di Medan turun 9 pasien dan naik 2 pasien, maka ; pada kolom pangkalan diisi MDN, pada kolom naik diisi 2, pada kolom turun diisi 9, kolom di udara diisi 14 (21+2-9), kolom pangkalan akhir tidK

diisi, dan jumlah jam terbang SIM-MDN diisi misalnya 1 jam 10 menit. c. Di lanud akhir, misalnya di Lanud Halim, maka ; tulis HLM di bawah

MDN/kolom pangkalan, kolom naik (-), kolom turun (14), k olom diudara (-), kolom lanud akhir (14), dan jumlah jam terbang adalah total dari SIM-MDN (1 jam 10 menit) dan MDN-HLM (3 jam 55 menit) jadi isi 5 jam 5 menit.

(41)

12. Kolom Identifikasi. Diisi nama, pangkat dan tanda tangan dokter penerbangan dan perawat udara yang bertugas.

13. Pembuatan. Laporan ini dibuat rangkap tiga : a. Lembar ke-1 untuk kKakes Koopsau

b. Lembar ke-2 untuk awak kesehatan/satuan yang bersangkutan. c. Lembar ke -3 untuk Dinas Kesehatan TNI AU.

PETUNJUK PENGISIAN

 A.n. Kepala Staf Angkatan Udara

TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA

(42)

2. nomor laporan PMU. Diisi dengan nomor yang sesuai dengan catatan di staf  pengendalian PMU atau dari masing-masing satuan, misalnya PMU/2/III/2006/Skaud 31 yang berarti kegiatan ini merupakan PMU yang ke dua kali dilaksnakan pada bulan maret 2006 oleh Skadron udara 31

3. Tanggal pembuatan. Jelas. 4. Lembar ke. Jelas

5. Nomor, nama/pangkat/NRP Pasien. Jelas

6. Klasifikasi ; kode penyakit, intensitas penyakit, posisi pasien,. Sesuai keterangan dibawah table.

7. Keterangan pasien. Diisi dengan hal-hal yang berhubungan dengan pasien, misalnya pasien baring tetapi dapat berjalan dengan tongkat, dan sebagainya. 8. Jumlah pasien. Diisi dengan jumlah total pasien yang dievakuasi. 9. Tanggal pembuatan dan tanda tangan Tim Kes PMU II. Jelas

10. Pembuatan. Daftar nama pasien dibuat rangkap empat, untuk : a. Lembar ke -1 untuk Tim Kesehatan PMU III

b. Lembar ke- 2 untuk Kakes Koopsau

c. Lembar ke-3 untuk awak pesawat non kesehatan (Kapten Pilot)

d. Lembar ke-4 untuk Tim Kes PMU II (Tim awak kesehatan PMU) yang bertugas.

BAGAN ORGANISASI KOORDINASI DUKUNGAN KESEHATAN OPERASI PENGUNGSIAN MEDIS UDARA

 A.n. Kepala Staf Angkatan Udara

TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA

(43)

Keterangan :

: Garis Teknis Medis : Garis Teknis

Operasional

: Garis Informasi Medis

STRUKTUR ORGANISASI DUKUNGAN K ESEHATAN OPERASI TNI ANGKATA N UDARA OMP/OMSP TEMPUR TENTARA NASIONAL INDONESIA

MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA

PANGKOGASUD KADISKES KASAU KAPUSKES TNI KADISKES KSD DUKKES DISKESAU KAKES KOOPSAU

TIM KES PMU II

TIM KES PMU I TIM KES PMU

PA OPS PA ADMIN PA OPS PA ADMIN PA OPS PA ADMIN

 A.n. Kepala Staf Angkatan Udara

(44)

MAKOGASUD SATLAKOPS

KETERANGAN :

1. Dansatgaskes dijabat oleh Kakes Koopsau, melekat dengan Aspers Kogasud. 2. Unsur Pelaksana Dukkes BKO di Masing-masing Satlakops sesuai dengan

pendukungnya.

3. --- : Garis Komando/Taktis Operasi 4. - - - : Garis Teknis Medis

5. =========== : Koordinasi Operasional  ASISTEN UNSUR PASUKAN SATGASKES SATLAKOPS UNSUR  ANGKUT

UNSUR LAIN UNSUR

KES TIM PMDU TIM TBL TIM KES PMU TIM KES PMU TIM KES PMU TIM KES PMU

(45)

BUKU PETUNJUK TEKNIS TNI AU TENTANG

DUKUNGAN KESEHATAN PENGUNGSIAN MEDIS UDARA

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum

a. Dinas Kesehatan Angkatan Udara (Diskesau) mempunyai tugas melaksanakan dukungan dan pelayanan kesehatan serta kesamaptaan jasmani prajurit TNI AU. Peran Diskesau dalam kegiatan dukungan kesehatan diantaranya melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Pengungsian medis udara merupakan kegiatan pemindahan korban ke suatu daerah yang memiliki perawatan dan fasilitas medis yang lebih memadai lebih aman sebagai upaya mengurangi korban manusia baik luka ringan, luka berat, bahkan sampai meninggal dunia .

b. Pengungsian medis udara dilaksanakan menggunakan pesawat angkut atau helikopter yang dilengkapi fasilitas dan petugas kesehatan yang memadai, agar  korban segera tertolong untuk mendapat pengobatan dan perawatan secara cepat, tepat,benar dan aman. Operasi tersebut merupakan kegiatan terpadu antara teknis pengoperasian pesawat dengan kegiatan medis udara, sehingga dalam penyelenggaraannya harus terencana dan terorganisasi dengan baik.

c. Menyikapi pentingnya penyelamatan jiwa melalui operasi pengungsian medis udara secara tepat guna dan berhasil guna, maka dalam penyelenggaraannya perlu diatur dalam Buku Petunjuk Teknis TNI AU Tentang Dukungan Kesehatan Pengungsian Medis Udara.

2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud. Maksud disusunnya buku petunjuk teknis ini sebagai pedoman dalam pelaksanaan dukungan kesehatan pengungsian medis udara di lingkungan TNI AU.

b. Tujuan. Tujuan disusunnya Buku Petunjuk Teknis TNI AU Tentang Dukungan Kesehatan Pengungsian Medis Udara ini untuk mewujudkan kesamaan pola pikir dan pola tindak serta keterpaduan pelaksanaan kegiatan dukungan kesehatan pengungsian medis udara.

3. Ruang Li ngkup dan Tata Ur ut. Ruang lingkup Buku Petunjuk Teknis TNI AU Tentang Dukungan Kesehatan Pengungsian Medis Udara ini meliputi hal-hal yang

(46)

b. Bab II Ketentuan Umum.

c. Bab III Pedoman Dukungan Kesehatan Pengungsian Medis Udara.

d. Bab IV Penyelenggaraan Dukungan Kesehatan Pengungsian Medis Udara e. Bab V Tataran Kewenangan.

f. Bab VI Penutup.

4. Landasan. Buku Petunjuk Teknis TNI AU Tentang Dukungan Kesehatan Pengungsian Medis Udara ini disusun dengan menggunakan landasan sebagai berikut:

a. Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Perkasau/124/XII/2009 tentang Buku Petunjuk Induk TNI AU Tentang Pembinaan Personel dan Tenaga Manusia.

b. Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Perkasau/108/XII/2009 tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI AU Tentang Pembinaan Kesehatan.

c. Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor Kep/408/V/2014 tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI AU Tentang Operasi Udara.

d. Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor Kep/412/V/2014 tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI AU Tentang Operasi Dukungan Udara.

5. Kedudukan. Buku Petunjuk Teknis TNI Angkatan Udara Tentang Dukungan Kesehatan Pengungsian Medis Udara ini berkedudukan satu tingkat di bawah Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI AU Tentang Pembinaan Kesehatan.

6. Pengertian. Untuk memperoleh pengertian yang sama terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam petunjuk teknis ini dijelaskan beberapa definisi sebagai berikut:

a. Ambulans Udara (A i r A m b u l a n c e  ).  Ambulans udara adalah pesawat

angkut dan helikopter yang dilengkapi peralatan medis khusus untuk mengangkut pasien/korban.

b. Awak Medis Ambulans Udara (M e d i c a l A i r C r e w  ). Awak medis

ambulans udara adalah tim personel kesehatan yang dipimpin oleh seorang dokter  penerbangan atau perawat udara yang bertugas di ambulans udara untuk membawa pasien/korban dari pangkalan awal ke pangkalan tujuan.

c. Daerah Bencana. Daerah bencana adalah daerah tertentu yang dinyatakan sebagai wilayah yang terkena musibah bencana baik akibat alam maupun manusia.

d. Daerah Latihan. Daerah latihan adalah daerah tertentu yang dinyatakan sebagai wilayah untuk melaksanakan latihan militer baik matra, maupun gabungan

Referensi

Dokumen terkait

Adapun perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : Guru menyusun RPP berdasarkan materi, Menyiapkan postes II setelah

Upaya yang dilaksanakan meliputi beberapa kegiatan, antara lain: menyusun rencana/jadwal penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, menyiapkan materi dan bahan penyuluhan kesehatan gigi

Kebijakan kesehatan melingkupi berbagai upaya dan tindakan pengambilan keputusan yang meliputi aspek teknis medis dan pelayanan kesehatan, serta keterlibatan pelaku/aktor baik

Tindakan kekerasan ini meliputi penyiksaan secara emosional dan verbal terhadap korban, dan berakibat melukai kesehatan mental dan konsep diri perempuan, Selain itu

merencanakan program dan kegiatan seksi pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi kegiatan pelayanan medis lingkup instalasi rawat jalan, rawat inap,

Pada pelaksanaan tindakan pada siklus II, guru mengawali pembelajaran dengan menyiapkan kondisi kelas, melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal,

Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit yang menjamin seluruh rangkaian kegiatan

Kegiatan yang dilakukan dalam coding meliputi kegiatan pengodean diagnosis penyakit dan pengodean tindakan medis sebagai pemberi kode bertanggung jawab atas keakuratan kode Budi, 2011