• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR KEBIJAKAN KESEHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR KEBIJAKAN KESEHATAN"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR

KEBIJAKAN

KESEHATAN

(2)

Bahan Kajian

• Nilai dan kedudukan kesehatan

• Kebijakan publik

• Kebijakan kesehatan

• Sistem dan komponen kebijakan

• Hirarki kebijakan kesehatan

(3)

Nilai dan Kedudukan Kesehatan

SEHAT

Keadaan sejahtera dari aspek

fisik, mental dan sosial, dan tidak hanya terbebasnya seseorang dari penyakit ataupun kecacatan

(WHO, 1946)

(4)

The Universal Declaration of Human Right (UNO – 1948)

Everyone has the right to a standard of living

adequate for health and well-being of himself and his family, including food, clothing, housing, and medical care and necessary social services, and the right to security in the even of unemployment, sickness, disability, widowhood, old age or other lack of livelihood in circumstances beyond his control

Sehat adalah hak asasi manusia

(5)

The International Covenant of Economic, Social and Cultural Rights (ICESCR)

Every human being has right to an environment with minimum health risks, and has access to

health services that can prevent or alleviate their

suffering, treat disease, and help maintain and

promote good health throughout the individual’s

life

(6)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 1978 pasal V menyebutkan:

Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk

kesehatan rakyatnya yang bisa dipenuhi hanya

dengan adanya ketetapan mengenai ukuran-

ukuran yang cukup dalam hal kesehatan dan

sosial”

(7)

Penting dan kritisnya bidang kesehatan ini antara lain ternyatakan dengan fakta – fakta bahwa:

1.Kebijakan bahwa kesehatan tumbuh dengan cepat, dan termasuk dalam wilayah yang sering menjadi

bahan perdebatan.

2.Selama lebih dari 20 tahun terakhir, pembahasan kebijakan kesehatan berkembang pesat dalam

berbagai literatur akademik, demikian pula dengan area lain terkait kesehatan dan pengobatan dalam konteks ilmu dengan area lain terkait kesehatan dan pengobatan dalam konteks ilmu sosial.

(8)

3. Pada negara – negara industri, biaya pelayanan kesehatan sudah meningkat sekitar 10 persen dari aktivitas ekonomi keseluruhan. Negara – negara nonindustri lainnya juga memperlihatkan gambaran serupa.

4. Aspek penting pembiayaan kesehatan yang mengokohkan posisi strategis sektor

kesehatan telah sejak lama diketahui.

5. Sektor kesehatan sudah menjadi bagian dari industri yang memberikan lapangan

pekerjaan luas.

(9)

Kebijakan Publik dan Kebijakan Kesehatan

1. Kebijakan Publik

Kebijakan publik pada dasarnya adalah suatu keputusan yang dimaksud untuk mengatasi

permasalahan tertentu, untuk melakukan kegiatan tertentu, atau untuk mencapai tujuan tertentu,

yang dilakukan oleh lembaga pemerintah yang berwenang dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan bangsa.

(10)

Thomas R. Dye (1975), dalam Winarno (2007),

“kebijakan publik adalah apa pun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan (whatever government choose to do or not to do).

Suharto (2005)

Kebijakan publik meliputi semua kebijakan yang berasal dari pemerintah seperti kebijakan

ekonomi, transportasi, komunikasi, pertahanan, dan keamanan (militer), serta fasilitas – fasilitas umum lainnya (air bersih, listrik).

(11)

Konsep Kunci Kebijakan Publik :

(Young dan Quinn dalam Dye (1975), dalam Winarno (2007)):

a. Kebijakan publik adalah tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh badan pemerintah dan perwakilan lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan hukum, politis, dan finansial untuk melakukannya

b. Kebijakan publik merupakan sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata

c. Merupakan seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan

d. Merupakan sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu

(12)

2. Kebijakan Kesehatan

Kebijakan kesehatan melingkupi berbagai upaya dan tindakan pengambilan keputusan yang meliputi aspek teknis medis dan pelayanan kesehatan, serta keterlibatan pelaku/aktor baik pada skala individu maupun organisasi atau institusi dari pemerintah, swasta, LSM dan representasi

masyarakat lainnya yang membawa dampak pada kesehatan

.

(13)

Walt (1994) :

Health policy embraces courses of action that affect the set of institutions, organizations,

services, and funding arrangements of the health care system. It goes beyond health services,

however, it includes actions or intended actions

by public, private, and voluntary organizations

that have and impact on health

(14)

Urgensi kebijakan kesehatan sebagai bagian dari kebijakan publik karena karakteristik unik sektor kesehatan :

a)Sektor kesehatan amat kompleks karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan kepentingan masyarakat luas

b)Consumer ignorance, keawaman masyarakat membuat posisi dan relasi “masyarakat—tenaga medis” menjadi tidak sejajar dan cenderung

berpola paternalistik. Artinya masyarakat, atau dalam hal ini pasien, tidak memiliki posisi tawar yang baik, bahkan hampir tanpa daya tawar

ataupun daya pilih

(15)

c) Kesehatan memiliki sifat uncertainty atau ketidakpastian. Kebutuhan akan pelayanan kesehatan sama sekali tidak berkait dengan kemampuan ekonomi rakyat

d) Karakteristik lain dari sektor kesehatan adalah eksternalitas, yaitu keuntungan yang dinikmati atau kerugian yang diderita oleh sebagian

masyarakat karena tindakan kelompok masyarakat lainnya

(16)

a. Pendekatan holistik,

Kesehatan sebaiknya didefinisikan sebagai sesuatu

yang dinamis dan lengkap dari dimensi fisik, mental, sosial dan spiritual. Artinya pendekatan dalam

kebijakan kesehatan tidak dapat semata – mata mengandalkan upaya kuratif, tetapi harus lebih

mempertimbangkan upaya preventif, promotif dan rehabilitatif

Elemen-elemen kebijakan kesehatan:

(17)

b. Partisipatori, partisipasi akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kebijakan, karena

melalui partisipasi masyarakat dapat dibangun collective action (aksi bersama masyarakat) yang akan menjadi kekuatan pendorong

dalam pengimplementasian kebijakan dan penyelesaian masalah.

c. Kebijakan publik yang sehat, yaitu setiap kebijakan harus diarahkan untuk mendukung terciptanya pembangunan kesehatan yang kondusif dan berorientasi kepada masyarakat

(18)

d. Ekuitas, yaitu harus terdapat distribusi yang merata dari layanan kesehatan. Ini berarti

negara wajib menjamin pelayanan kesehatan setiap warga negara tanpa memandang status ekonomi maupun status sosialnya karean

kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan peran negara yang paling minimal dalam melindungi warga negaranya.

e. Efisiensi, yaitu layanan kesehatan harus

berorientasi proaktif dengan mengoptimalkan biaya dan teknologi

(19)

f. Kualitas, artinya pemeritah harus menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi

seluruh warga negara. Di samping itu, dalam menghadapi persaingan pasar bebas dan

menekan pengaruh globalisasi dalam sektor kesehatan, pemerintah perlu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan setara dengan pelayanan kesehatan bertaraf internasional g. Pemberdayaan masyarakat, terutama pada

daerah terpencil, dan daerah perbatasan untuk mengoptimalkan kapasitas sumber daya yang dimiliki. Pemberdayaan ini dilakukan dengan mengoptimalkan social capital.

(20)

h. Self-reliant, kebijakan kesehatan yang

ditetapkan sebisa mungkin dapat memenuhi keyakinan dan kepercayaan masyarakat akan kapasitas kesehatan di wilayah sendiri.

Pengembangan teknologi dan riset bertujuan untuk membantu memberdayakan masyarakat dan ototoritas nasional dalam mencapai standar kesehatan yang ditetapkan di masing-masing negara.

(21)

Sistem dan Komponen Kebijakan

SISTEM

Serangkaian bagian yang saling berhUbungan dan bergantung dan diatur dalam aturan tertentu untuk menghasilkan satu kesatuan.

Contoh : sistem kesehatan yang di dalamnya

terdapat bagian yang saling berhubungan seperti tenaga kesehatan, infrastruktur kesehatan,

pembiayaan, dst.

(22)

Dunn (1994)

Sistem kebijakan (policy sistem) mencakup hubungan timbal balik dari tiga unsur, yaitu

kebijakan publik, pelaku kebijakan dan lingkungan kebijakan

Aktor Kebijakan

Lingkungan

Kebijakan Kebijakan Publik

(23)

Sistem dan Komponen Kebijakan Publik (William Dunn, 1994)

1) Isi Kebijakan (Policy Content)

Terdiri dari sejumlah daftar pilihan keputusan tentang urusan publik (termasuk keputusan

untuk tidak melakukan tindakan apa-apa) yang

dibuat oleh lembaga pemerintah.

(24)

Isi Kebijakan:

a. Pernyataan tujuan: mengapa kebijakan tersebut dibuat dan apa dampak yang diharapkan

b. Ruang lingkup: menerangkan siapa saja yang tercakup dalam kebijakan dan tindakan-tindakan apa yang dipengaruhi oleh kebijakan

c. Durasi waktu yang efektif: mengindikasikan kapan kebijakan mulai diberlakukan

d. Bagian pertanggungjawaban: mengindikasikan siapa individu atau organisasi mana yang

bertanggung jawab dalam melaksanakan kebijakan

(25)

e. Pernyataan kebijakan: mengindikasikan aturan – aturan khusus atau modifikasi aturan terhadap

perilaku organisasi yang membuat kebijakan tersebut

f. Latar belakang: mengindikasikan alasan dan sejarah pembuatan kebijakan tersebut, yang

kadang – kadang disebut sebagai faktor – faktor motivasional

g. Definisi: menyediakan secara jelas dan tidak

ambigu mengenai definisi bagi istilah dan konsep dalam dokumen kebijakan

(26)

2) Aktor atau Pemangku Kepentingan Kebijakan (Policy Stakeholder)

Pemangku kepentingan kebijakan atau aktor kebijakan adalah individu atau kelompok yang

berkaitan langsung dengan sebuah kebijakan yang dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh

keputusan atau kebijakan tersebut.

Pemangku kepentingan kebijakan tersebut bisa terdiri dari sekelompok warga, organisasi buruh, pedagang kaki lima, komunitas wartawan, partai politik, lembaga pemerintahan, dst.

(27)

3) Lingkungan Kebijakan (Policy Environment)

Lingkungan kebijakan merupakan latar khusus dimana sebuah kebijakan terjadi, yang

berpengaruh atau dipengaruhi oleh pemangku kepentingan kebijakan sera kebijakan publik itu sendiri

(28)

Triangle of Health Policy (Segitiga Kebijakan) Walt and Gilson, 1994

Actors:

• Individuals

• Groups

• Organization

Context

Content Process

(29)

KEBIJAKAN

KESEHATAN DI

INDONESIA

(30)

Bahan kajian

1) Hirarki kebijakan kesehatan

2) Kebijakan kesehatan di beberapa negara

3) Kebijakan kesehatan di Indonesia

(31)

Hierarki Kebijakan Kesehatan

1) Berdasarkan Sistem Politik

Menurut konsep Trias Politica, hierarki dalam kebijakan meliputi:

a. Kebijakan publik tertinggi yang dIbuat

oleh legislatif sebagai representatif dari

publik. Contohnya pembuatan UUD.

(32)

Hierarki Kebijakan Kesehatan

b. Kebijakan publik yang dibuat dalam bentuk kerja sama antara legistlatif dengan

eksekutif. Contohnya adalah peraturan daerah di tingkat provinsi

c. Kebijakan yang dibuat oleh eksekutif, yaitu kebijakan yang dibuat untuk melaksanakan kebijakan publik yang bersifat umum yang dibuat legislatif (UUD) dan yang melalui kerjasama dengan eksekutif (UU)

(33)

• Indonesia memiliki hierarki dasar hukum yang harus ditaati dan

menjadi landasan dalam

penyusunan kebijakan publik di Indonesia.

• Mengacu pada UU No. 12 Tahun 2011 mengenai Pembentukan

Peraturan Perundang – undangan Republik Indonesia

(34)

Produk Perundangan

a) Undang – Undang

Peraturan perundang – undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama presiden

b) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang

Peraturan perundang – undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa

(35)

c) Peraturan Pemerintah

Peraturan perundang – undanagn yang ditetapkan oleh presiden untuk menjalan undang – undang

sebagaimana mestinya

d) Peraturan Presiden

Peraturan perundang – undangan yang dibuat oleh Presiden

e) Peraturan Daerah

Peraturan perundang – undangan yang disusun oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Tingkat I dan II) dengan persetujuan bersama Kepala Daerah

(36)

2) Berdasarkan Wilayah Geografis Otoritas Pembuat Kebijakan

• Kebijakan yang dibuat oleh lembaga pemerintah memiliki kewenangan

berdasarkan wilayah kerja tertentu.

• Wilayah kerja tersebut biasanya

terkait dengan wilayah geografis

otoritas pembuat kebijakan.

(37)

Contohnya

- kebijakan nasional yang berarti berlaku untuk seluruh penduduk dan sistem

pemerintahan di bawah pemerintahan pusat negara,

- kebijakan provinsi yang berarti harus diimplementasikan pada seluruh

pemerintahan di provinsi terkait,

kota/kabupaten serta level pemerintahan

yang lebih rendah berikutnya.

(38)

3) Berdasarkan Isi, Waktu dan Prioritas Penetapan Kebijakan

Berdasarkan Isi:

Kebijakan Utama, adalah kebijakan dasar yang belum diturunkan

Kebijakan Turunan, yang telah diturunkan dari sebuah kebijakan utama. Misalnya

kebijakan penanggulangan angka kematian ibu dapat diturunkan menjadi kebijakan

peningkatan gizi ibu hamil

(39)

Berdasarkan Waktu:

• Kebijakan Jangka Panjang

Berdurasi lebih dari lima tahun misalnya dua puluh lima tahun, biasanya dibuat di tingkat nasional, misalnya Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) bidang kesehatan

• Kebijakan Jangka Menengah

Berdurasi antara lima hingga sepuluh tahun, bisa dibuat di tingkat provinsi maupun kabupaten kota, misalnya Renstra (Rencana Strategis)

• Kebijakan Jangka Pendek

Kebijakan jangka pendek memiliki durasi sekitar satu tahun.

Biasanya berupa program yang menjadi implementasi dari kebijakan pada hierarki lebih tinggi

(40)

Kebijakan Kesehatan di Indonesia

1. Reformasi Kesehatan dan Perubahan Struktur Kementrian Kesehatan

Pada tahun 2011, Kementrian Kesehatan

menggulirkan Tujuh Reformasi Pembangunan kesehatan yaitu:

1) revitalisasi pelayanan kesehatan,

2) ketersediaan distribusi, retensi, dan mutu sumber daya manusia,

3) ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu,

efektivitas, keterjangkauan obat, vaksin dan alat – alat kesehatan

(41)

4) jaminan kesehatan,

5) keberpihakan kepada Daerah Tinggi

Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK), 6) reformasi birokrasi,

7) world class health care

(42)

2. Pencapaian Target MDGs dalam

Pengendalian Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Provinsi NTT

Revolusi KIA: Upaya yang sunguh – sungguh untuk percepatan penurunan kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir dengan cara cara yang luar biasa

(Pergub NTT No. 42 Tahun 2009, Bab I, Pasal 1 ayat 4)

(43)

Definisi operasional Revolusi KIA

Semua ibu melahirkan difasilitas kesehatan yang memadai.

Untuk menyukseskan revolusi KIA dibutuhkan : - ketersediaan RS atau fasilitas kesehatan yang

memadai dan siap 24 jam;

- memiliki elemen SDM yang memadai dilihat dari jumlah, jenis, kualitas, dan kompetensi,

- memiliki peralatan, perbekalan kesehatan, bangunan, budgeting, dan finance, dan

- sistem manajemen yang memadai.

(44)

Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) memiliki motto:

1) Persalinan di fasilitas KIA,

2) Datang satu, pulang dua, lebih juga

boleh, tidak boleh satu apalagi nol, dan

3) Ibu dan bayi sehat”.

(45)

Indikator Keberhasilan dalam Revolusi KIA :

1. Indikator keberhasilan antara

2. Indikator keberhasilan akhir.

(46)

Indikator keberhasilan antara:

a. Jumlah fasilitas kesehatan yang memandai

b. Pembuatan peraturan-peraturan yang memayungi c. Jumlah ibu hamil yang melahirkan di fasilitas

kesehatan

Indikator keberhasilan akhir:

Penurunan kematian bayi dan ibu melahirkan sesuai dengan target yang ditetapkan, diharapkan dapat

mencapai minimal sama dengan nasional atau lebih rendah dari nasional

(47)

Tugas

• Setiap kelompok, tentukan satu kebijakan

• Analisis kebijakan tersebut sesuai segitiga analisis kebijakan Walt:

Konten Konteks Aktor Proses

• Format paper : Judul Kebijakan, Konteks, Konten, Aktor, Proses, Referensi

• Cover: Judul, Logo, Kelas, Kelompok, Nama Kelompok

• Ketua kelompok mengupload di OLU

Referensi

Dokumen terkait

Dari 30 responden yang menggunakan media sosial sebagai alat konsultasi dengan guru yaitu berjumlah 21 orang dengan persentase sebesar 70%. Untuk koordinasi

Tinggi Negara atau penerima pensiun meninggal dunia sedangkan ia tidak mempunyai isteri/suami yang berhak menerima pensiun janda/duda atau apabila janda/duda yang bersangkutan

Pulau Untung Jawa memiliki kondisi perairan yang sangat subur (eutrofikasi) berdasarkan kandungan fosfatnya dan persentase tutupan makroalga yang tinggi. Untung Jawa

Jelas bahwa mikroseismik yang terjadi pada kedalaman tersebut diperkirakan penyebabnya berupa aktifitas dan proses-proses yang terjadi di reservoar tersebut,

yang membantu mempercepat prakoagulasi awal, tetapi nanas rupannya tidak memiliki kuantitas enzim seperti gadung untuk menggumpalkan karet lebih cepat, ia memanfaatkan

Muliltmedia Interaktif Company Profile Abank Irenk Creative sangat menarik dibanding brosur karena tedapat beberapa elemen multimedia seperti animasi teks dan gambar

Hasil dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis membatasi permasalahan penelitian ini pada sejauh mana penerapan metode transek

penolakan kita ini misalnya dianggap aneh maka apabila kita meyakini bahwa yang kita lakukan ini benar maka kita tidak boleh malu untuk terus melakukannya. Untuk