• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATACARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TERHADAP PENERAPAN TARIF PUNGUT LAYANAN JASA TELEKOMUNIKASI MELALUI JARINGAN BERGERAK SELULER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TATACARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TERHADAP PENERAPAN TARIF PUNGUT LAYANAN JASA TELEKOMUNIKASI MELALUI JARINGAN BERGERAK SELULER"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran IV : Peraturan Menteri Komunikasi dan nformatika

Nomor : 09/PER/M.KOMINFO/ 04/2008

Tanggal : 7 April 2008

TATACARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN TERHADAP PENERAPAN TARIF

PUNGUT LAYANAN JASA TELEKOMUNIKASI MELALUI

JARINGAN BERGERAK SELULER

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Insiasi Pelaksanaan Pengawasan dan pengendalian... 1

1.2 Pelaksanaan Pengawasan dan pengendalian... 2

1.3 Putusan dan Sanksi... 2

2. INISIASI PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ... 3

2.1 Dasar Pelaksanaan ... 3

2.2 Ketentuan Tentang Pelaporan Oleh Penyelenggara ... 3

2.3 Ketentuan Pengawasan dan pengendalian Berdasarkan Inisiatif BRTI.. 4

3. TIM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ... 6

4. PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN... 8

4.1 Proses Awal... 8

4.2 Proses Substansi... 8

(2)

1. PENDAHULUAN

Tatacara Pelaksanaan Pengawasan dan pengendalian Terhadap Penerapan Tarif Pungut Layanan Jasa Telekomunikasi Melalui Jaringan Bergerak Seluler ini merupakan pedoman untuk melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap dugaan penerapan ”tarif pungut layanan jasa telekomunikasi yang tidak

layak”, sehingga dapat mengganggu terlaksananya kompetisi yang sehat dalam

industri layanan jasa telekomunikasi.

Yang dimaksud dengan ”tarif pungut layanan jasa telekomunikasi yang tidak layak” adalah tarif pungut suatu layanan jasa telekomunikasi yang ditetapkan oleh Penyelenggara, dimana tarif pungut tersebut lebih rendah dari biaya produksi jasa layanan tersebut dan diterapkan diluar dari ketentuan yang berlaku untuk Tarif Promosi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.

Pada prinsipnya Regulator tidak menetapkan patokan harga minimum suatu jasa layanan telekomunikasi, tetapi penerapan harga layanan yang tidak layak tersebut di atas dapat mengganggu telaksananya kompetisi yang sehat dan akan merugikan masyarakat untuk jangka panjang.

Tatacara Pelaksanaan Pengawasan dan pengendalian Terhadap Penerapan Tarif Pungut Layanan Jasa Telekomunikasi Melalui Jaringan Bergerak Seluler terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1.1 Insiasi Pelaksanaan Pengawasan dan

pengendalian

Menjelaskan proses inisiasi suatu pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap penerapan tarif pungut layanan jasa telekomunikasi yang meliputi antara lain hal-hal yang dapat menyebabkan dilakukannya pengawasan dan pengendalian dan proses pelaporan atas dugaan adanya penerapan harga layanan jasa telekomunikasi yang tidak layak.

(3)

1.2 Pelaksanaan Pengawasan dan pengendalian

Merupakan petunjuk pelaksanaan pengawasan dan pengendalian yang meliputi antara lain proses pelaksanaan, pengumpulan dan penggunaan informasi, proses evaluasi, penggunaan Konsultan sebagai tenaga ahli dan berbagai hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian.

1.3 Putusan dan Sanksi

Merupakan penjelasan tentang Putusan dan Sanksi yang ditetapkan oleh BRTI sebagai hasil pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penerapan tarif pungut layanan jasa telekomunikasi melalui jaringan bergerak selular.

(4)

2. INISIASI PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN

Inisiasi Pelaksanaan Pengawasan dan pengendalian menjelaskan dasar pelaksanaan pengawasan dan pengendalian dan ketentuan tentang pelaporan adanya penerapan tarif pungut layanan jasa telekomunikasi yang tidak layak.

2.1 Dasar Pelaksanaan

Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap implementasi tarif pungut suatu layanan jasa telekomunikasi yang dilakukan oleh satu atau lebih Penyelenggara dapat diinisiasi berdasarkan :

1. Adanya laporan dari suatu Penyelenggara (selanjutnya disebut ”Pelapor) tentang adanya Penyelenggara lain (selanjutnya disebut ”Terlapor”) yang menerapkan tarif pungut layanan jasa telekomunikasi yang diduga tidak layak;

2. Inisiatif BRTI sendiri berdasarkan informasi dari masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan media masa tentang adanya suatu Penyelenggara (selanjutnya disebut ”Terlapor”) yang menerapkan tarif pungut layanan jasa telekomunikasi yang diduga tidak layak.

2.2 Ketentuan Tentang Pelaporan Oleh

Penyelenggara

1. Pelaporan tentang dugaan adanya penerapan ”tarif pungut layanan

jasa telekomunikasi yang tidak layak” (selanjutnya disebut ”Laporan

Pelanggaran Ketentuan Tarif”) dilakukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dan disampaikan kepada BRTI.

(5)

2. Laporan Pelanggaran Ketentuan Tarif dibuat dengan uraian yang jelas tentang jenis tarif jasa telekomunikasi yang diduga telah dilanggar oleh Penyelenggara Terlapor.

3. Laporan Pelanggaran Ketentuan Tarif harus dilengkapi dengan :

a. Nama dan Alamat Lengkap Pelapor; b. Nama dan Alamat Lengkap Terlapor;

c. Ketentuan tentang jenis tarif pungut yang diduga telah dilanggar;

d. Analisa dampak ekonomis dari pelanggaran ketentuan tentang tarif jasa telekomunikasi yang dilakukan oleh Terlapor;

e. Rincian tuntutan atau hasil yang diinginkan;

f. Dokumen dan informasi yang mendukung dugaan adanya pelanggaran.

4. BRTI mengevaluasi dan menetapkan kelayakan dan kelengkapan Laporan Pelanggaran Ketentuan Tarif yang disampaikan Pelapor. 5. Keputusan BRTI tentang Laporan Pelanggaran Ketentuan Tarif telah

atau belum memenuhi ketentuan butir 1 sampai dengan 4 serta layak atau tidak layak untuk ditindaklanjuti, akan diberitahukan kepada pihak Terlapor dalam waktu selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya laporan.

6. Dalam hal BRTI memutuskan untuk menindaklanjuti Laporan Pelanggaran Ketentuan Tarif yang dilaporkan oleh pihak Pelapor, maka BRTI akan melakukan pengawasan dan pengendalian dengan membentuk Tim Pengawasan dan pengendalian.

2.3 Ketentuan Pengawasan dan pengendalian

Berdasarkan Inisiatif BRTI

1. BRTI melakukan evaluasi terhadap informasi tentang adanya dugaan penerapan ”tarif pungut layanan jasa telekomunikasi yang

(6)

tidak layak” yang berasal dari masyarakat, lembaga swadaya

masyarakat dan media masa untuk menetapkan perlu atau tidaknya dilakukan pengawasan dan pengendalian.

2. Dalam hal BRTI berpendapat terdapat dugaan yang kuat telah terjadi pelanggaran ketentuan tentang tarif pungut yang dapat mengganggu terlaksananya kompetisi yang sehat, maka BRTI dapat memutuskan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian dengan membentuk Tim Pengawasan dan pengendalian.

(7)

3. TIM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

1. BRTI akan membentuk Tim Pengawasan dan pengendalian dalam waktu selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah menetapkan perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelanggaran terhadap ketentuan tentang tarif pungut, baik yang berdasarkan laporan dari suatu Penyelenggara ataupun yang berdasarkan inisiatif sendiri. 2. Tim Pengawasan dan pengendalian terdiri dari seorang ketua dan satu

atau lebih anggota yang ditunjuk oleh BRTI.

3. Ketua dan anggota Tim Pengawasan dan pengendalian harus bebas dari kepentingan yang berkaitan dengan kasus yang ditanganinya.

4. Tim Pengawasan dan pengendalian mempunyai tugas :

a. Menetapkan jadwal dan tahap-tahap pelaksanaan pengawasan dan pengendalian;

b. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian;

c. Meneliti dan menilai alat bukti yang diajukan oleh Pelapor dan Terlapor dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian; d. Menjaga kerahasiaan informasi milik Pelapor dan Terlapor yang

digunakan untuk keperluan pengawasan dan pengendalian;

e. Merekomendasikan putusan yang harus diambil oleh BRTI berdasarkan hasil pelaksanaan pengawasan dan pengendalian.

5. Tim Pengawasan dan pengendalian mempunyai wewenang untuk :

a. Menetapkan tahapan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian;

b. Memerintahkan kepada Pelapor dan Terlapor untuk menyerahkan informasi yang diperlukan untuk pengawasan dan pengendalian; c. Memerintahkan kepada Pelapor dan Terlapor untuk menghadiri

dengar pendapat yang dilakukan untuk kepentingan pengawasan dan pengendalian;

(8)

d. Melakukan audit terhadap Laporan Perhitungan Tarif Pungut yang diserahkan Terlapor untuk kepentingan pengawasan dan pengendalian;

e. Melakukan penyelidikan di lokasi Terlapor untuk kepentingan pengawasan dan pengendalian;

f. Menggunakan bantuan tenaga ahli yang diperlukan dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian;

g. Menyelenggarakan dengar pendapat publik untuk kepentingan pengawasan dan pengendalian.

(9)

4. PELAKSANAAN

PENGAWASAN

DAN

PENGENDALIAN

4.1 Proses Awal

1. Tim Pengawasan dan pengendalian melakukan pertemuan awal untuk menetapkan jadwal dan tahap pelaksanaan pengawasan dan pengendalian segera setelah terbentuk.

2. Tim Pengawasan dan pengendalian memberitahukan secara tertulis kepada Terlapor (dan Pelapor pada kasus adanya Laporan Pelanggaran Ketentuan Tarif) tentang adanya pengawasan dan pengendalian disertai jadwal dan tahap pelaksanaannya selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah terbentuk.

4.2 Proses Substansi

1. Proses Substansi Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan setelah Tahap Awal diselesaikan.

2. Pada Proses Substansi Tim Pengawasan dan pengendalian melakukan penyelidikan terhadap adanya penerapan ”tarif pungut

jasa telekomunikasi yang tidak layak” berdasarkan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku melalui :

a. Pengumpulan informasi yang diperlukan untuk kepentingan pengawasan dan pengendalian, termasuk memerintahkan pihak Terlapor untuk menyampaikan Laporan Perhitungan Tarif Pungut Jasa Teelkomunikasi berdasarkan format yang ditetapkan;

b. Menerima dan mengkaji tanggapan dari Pihak Terlapor dan Pelapor;

(10)

c. Mengadakan berbagai pertemuan dan atau dengar pendapat untuk kepentingan pengawasan dan pengendalian, termasuk dengar pendapat publik bilamana kasus pengawasan dan pengendalian yang dilakukan berkaitan dengan kepentingan publik;

d. Menggunakan bantuan tenaga ahli atau konsultan untuk melakukan analisa yang berkaitan dengan kepentingan pengawasan dan pengendalian.

3. Tim Pengawasan dan pengendalian membuat kesimpulan dari hasil pelaksanaan pengawasan dan pengendalian.

4. Tim Pengawasan dan pengendalian menyusun rekomendasi tentang putusan yang harus diambil oleh BRTI berdasarkan kesimpulan hasil pengawasan dan pengendalian.

5. Tahap Substansi harus diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja.

(11)

5. PEDOMAN PENGUJIAN DALAM PROSES

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TARIF

1. Pengujian kelayakan terhadap tarif pungut jasa telekomunikasi dilakukan dengan cara membandingkan besaran tarif pungut tersebut dengan biaya produksinya.

2. Biaya produksi suatu layanan jasa telekomunikasi adalah biaya elemen jaringan atau Network Services Cost (selanjutnya disebut “NSC”).

3. Perhitungan NSC dilakukan sesuai dengan ketentuan pasal 15 butir (3) sampai dengan butir (5).

4. Dalam melakukan uji kelayakan tarif suatu jasa telekomunikasi Tim Pengawasan dan pengendalian dapat mempergunakan Regulatory Financial Report (selanjutnya disebut “RFR”) milik Terlapor yang terbaru. 5. Dalam hal usia RFR telah melebihi 1 (satu) tahun pada saat

pengawasan dan pengendalian dilakukan dimana perhitungan tarif pungut kemungkinan sudah tidak sesuai dengan kondisi eksisting, BRTI dapat memerintahkan Terlapor untuk melakukan penghitungan ulang tarif jasa telekomunikasinya dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak perintah BRTI diterima oleh Terlapor.

6. Bilamana tarif pungut suatu jasa telekomunikasi Terlapor lebih rendah dari biaya produksinya dan diterapkan diluar ketentuan tentang Tarif Promosi yang diatur dalam Peraturan Menteri ini, maka dapat disimpulkan terdapat indikasi kuat bahwa Terlapor telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan tentang tarif pungut dengan menerapkan ”predatory pricing”.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Bupati Bantul Nomor 56 Tahun 2020 tentang Pemberian Bantuan Sosial Berupa Uang Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kepada Keluarga Terdampak

Hari penjurian Vocal Group IMARC Liga Medika 2021 akan dilaksanakan dengan menampilkan video yang telah dibuat oleh peserta, yang kemudian diikuti oleh sesi umpan balik

Dari pengujian path analisis yang dilakukan, hasil penelitian menunjukan bahwasanya penilaian prestasi kerja dan kompensasi mempunyai pengaruh terhadap motivasi dan

Program JKBM adalah sebuah kebijakan yang ditujukan untuk memberikan rasa keadilan kepada masyarakat dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang pembiayaannya disubsidi

Hubungan Masa Kerja, Lama Kerja, Lama Penyemprotan dan Frekuensi Penyemprotan Terhadap Kadar Kolinesterase dalam Darah pada Petani di Desa Sumberejo Kecamatan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non- exclusive Royalti-Free Right) atas

• Teknik statistika yang digunakan untuk mencari (mengidentifikasi) beberapa faktor yang mendasari tetapi tidak dapat diamati/unobservable (biasa disebut dengan peubah laten

Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh komisaris independen, kualitas audit, return on asset dan leverage secara