• Tidak ada hasil yang ditemukan

: Pola asuh ibu, Pola makan balita, status gizi balita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": Pola asuh ibu, Pola makan balita, status gizi balita"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Di wilayah kerja Puskesmas Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa barat prosentase keber-hasilan cakupan program gizi balita baru mencapai 91,66% dari target capaian 100%, status gizi balita (1-5 tahun) pada tahun 2011 dari jumlah total 5.945 balita, terdapat 0,47% balita gizi buruk, 8,68% balita gizi kurang, 88,51% balita gizi baik dan 2,32% balita gizi lebih. Faktor langsung yang berhubun-gan denberhubun-gan status gizi balita, yaitu penyakit infeksi dan pola makan, sedangkan faktor tidak langsung yang berhubungan dengan status gizi balita, diantaranya pola asuh, sikap, dan pengetahuan ibu. Pene-litian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu dan pola makan balita dengan status gizi balita (1-5 tahun) di Desa Cilayung wilayah kerja Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang tahun 2011. Penelitian menggunakan metode deskriptif korelatif dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita (1-5 tahun). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 106, dengan teknik matching perbandingan 1:1, Teknik pengambilan sampel menggunakan Stratified Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjuk-kan terdapat hubungan antara pola asuh ibu dengan status gizi balita (1-5 tahun) di Desa Cilayung, hasil uji Chi-kuadrat sebesar 34,650, P-value=0,000, karena nilai P-value lebih kecil dibandingkan 5% (0,000<0,05) berarti terdapat hubungan dan tingkat keeratannya tinggi (C=0,496) didapatkan pula Odds Ratio = 16,18 sehingga dapat diartikan bahwa responden yang memiliki pola asuh demkorasi, status gizi balitanya baik 16,18 kali lebih tinggi dari responden dengan pola asuh otoriter. Kemudian terdapat hubungan antara pola makan balita dengan status gizi balita (1-5 tahun) di Desa Cilayung, hasil uji chi-kuadrat sebesar 91,993, P-value=0,000, karena nilai P-value lebih kecil dibandingkan 5% (0,000<0,05) berarti terdapat hubungan dan tingkat keeratannya tinggi sekali (C=0.682), didapatkan pula Odds Ratio = 866,67 hal ini dapat diartikan bahwa responden yang memiliki pola makan baik status gizi balitanya baik 866,67 kali lebih tinggi dari responden dengan pola makan tidak baik. Kata kunci : Pola asuh ibu, Pola makan balita, status gizi balita

BALITA (1-5 TAHUN) DI DESA CILAYUNG WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATI-NANGOR KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2011

Novitasari Tsamrotul Fuadah, Agus Mi’raj Darajat, Siti Jundiah

121 Novietha-genius@yahoo.co.id

Agus-miraj@ymail.com sitijundiah@yahoo.co.id

(2)

ABSTRACT

In Indonesia, the number of children under five with poor nutritional reaches 10-12 million (50 to 69.7%) and about a quarter of all children under five are in a state of malnutrition. In the Province of West Java, the number of children under five malnutrition in 2010 still reached 18.4% or 4.3 million, the final percentage is expected to be derived about 15% by 2015. In Sumedang, percentage of coverage nutrition program’s success in 2010 reached 90.27% of the 100% target achievement. In the working area of Jatinangor Health Center, Sumedang, the percentage of successful nutrition program coverage only reaches 91.66% of the 100% target achievement, nutritional of children under five in 2011 from the total of 5945 infants, 0.47% are poor nutritional of children under five, 8.68% are less nutritional, 88.51% are good nutritional and 2.32% are fat. Factors that directly related to the nutritional of children under five are infectious diseases and food intake (diet), while the factors which can indirectly related to the nutritional of children, including parenting, attitudes, and mother’s knowledge. This study aims to find relationships in mothers’ parenting and toddlers’ diet with nutritional of under five in the working area of the Cilayung Village Jatinangor Health Center Sumedang in 2011. This research is a descriptive research method correlative with case-control approach. The population in this study is mothers who have children under five. The number of samples in this study is 106 samples, with a ratio of 1:1 matching techniques, so that the sample consisted of 53 cases of children under five malnutrition, less and more, then the control sample consists of 53 well-nourished children under five. The sampling technique using a Stratified Random Sampling. Collecting data using questionnaires, food recall and observation. The analysis uses was univariate and bivariate analysis with Chi-Square test. The research shows there is a relationship between mother’s parenting with nutritional status of children under five in the Cilayung village, Chi-square test results for 34.650, P-value = 0.000, because the P-value less than 5% (0.000 < 0.05) means that there is a relationship and high level of closeness (C = 0.496) found also Odds Ratio = 16.18 thus means that respondents who have democracy parenting, toddler nutrition sta-tus of either 16.18 times higher than respondents with parenting authoritarian. Then there is a relationship between infants’ diet with nutritional status of children under five in the Cilayung village, the results of the chi-square 91.993, P-value = 0.000, because the P-value less than 5% (0.000 <0, 05) means that there is a relationship and a very high level of closeness (C = 0682), found also Odds Ratio = 866.67. This means that respondents who have a good diet good nutrition status of 866.67 times higher than respondents with a diet not good.

(3)

PENDAHULUAN

Masalah gizi di Indonesia yang terbanyak meliputi gizi kurang atau yang mencakup susunan hidangan yang tidak seimbang maupun konsumsi keseluruhan yang tidak men-cukupi kebutuhan badan. Terdapat 10-12 juta (50–69,7%) anak balita dengan status gizi sangat buruk. Dari seluruh anak usia 4-24 bulan yang berjumlah 4,9 juta di Indonesia, sekitar seperempat sekarang berada dalam kondisi kurang gizi (Soediatama, 2000; UNICEF dalam Herwin, 2004).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, di Provinsi Jawa Barat jumlah anak yang menderita gizi bu-ruk menunjukkan kenaikan dari 1,08 persen menjadi 1,17 persen pada 2007. Secara keseluruhan, gizi kurang dan gizi buruk di Jawa Barat mencapai 17%. Kemudian pada tahun 2009, jumlah balita dengan gizi buruk sebesar 0,93 % atau 30.930 balita. Jumlah balita yang masih kekurangan gizi pada tahun 2010 masih mencapai 18,4% atau mencapai 4,3 juta dari total balita nasional. Prosentase akhir itu diharap-kan dapat diturundiharap-kan hingga menjadi sekitar 15% pada 2015 mendatang (Kepala Riset Persagi, Dr.Sandjaja, http:// www.diskes.jabarprov.go.id diakses pada 9 Januari 2011).

Dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2011, target kinerja capaian program atau keluaran kegiatan dalam hal Perbaikan Gizi Masyarakat Kabupaten Sumedang harus mencapai 100%,

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala

1 Pola asuh ibu Pola makan balita

Pola asuh adalah sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal memberi makan, kebersihan, memberi kasih sayang, dan sebagainya berhubungan dengan keadaan ibu, klasifikasi

pola asuh orang tua terdiri dari empat jenis pola asuh, yaitu pola asuh

authoritative, authoritarian, permissive-indulgent, dan permissive-indifferent.

Kuisioner Angket a. Bila skor ≤ median: - Pola asuh Authoritative

rendah

- Pola asuh Authoritarian rendah

- Pola asuh Permissive indif-ferent rendah

- Pola asuh Permissive indul-gent rendah

b. Bila skor > median:

- Pola asuh Authoritative tinggi - Pola asuh Authoritarian

tinggi

- Pola asuh Permissive indif-ferent tinggi

- Pola asuh Permissive indul-gent tinggi

Ordinal

2 Pola makan

balita Pola makan seseorang yang baik bergantung pada frekue-nsi makan (frekuefrekue-nsi respon-den mengkonsumsi makanan pokok dalam satu hari), jenis makanan (macam-macam makanan yang biasa dikon-sumsi responden setiap hari) dan keteraturan makan dalam sehari-hari (jadwal waktu makan responden dari satu waktu kewaktu yang lain).

Kuisioner Angket 1. Baik, jika: tepat frekunsi makan, tepat jenis maka-nannya, dan makan teratur (selalu makan tepat waktu setiap hari atau jika tidak tepat waktu tidak pernah lebih cepat atau lebih lambat dari 30 menit dari jam makan biasanya).

2. Tidak baik, jika: tidak tepat frekuensi makan, tidak tepat jenis makanannya, dan tidak teratur waktu makannya.

Ordinal tetapi prosentase cakupan program gizi balita tahun 2010 di Kabupaten Sumedang baru mencapai 90,27%. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang tahun 2010 terda-pat 84.653 balita yang menderita gizi buruk. Dari jumlah ini juga ditemukan balita yang menderita marasmus kwashior-kor (http://tribunjabar.co.id diakses pada 16 Januari 2011).

Banyak faktor yang berhubungan dengan status gizi balita yang mengakibatkan permasalahan gizi. Ada faktor yang secara langsung dapat berhubungan dengan status gizi balita, yaitu penyakit infeksi dan asupan makanan (pola makan), ada faktor yang secara tidak langsung dapat ber-hubungan dengan status gizi balita, diantaranya pola asuh, sikap, dan pengetahuan ibu (Nency, 2006).

Penelitian ini bertujuan utuk mengetahui pola asuh ibu yang mempunyai anak usia balita ( 1 – 5 thn ), mengetahui pola makan anak usia balita ( 1 – 5 thn ), mengetahui status gizi anak usia balita ( 1 – 5 thn ), mengetahui hubungan pola asuh ibu dengan status gizi balita ( 1 – 5 thn ), mengetahui hubungan pola makan balita dengan status gizi balita ( 1 – 5 thn ), mengetahui keeratan hubungan pola asuh ibu dan pola makan balita dengan status gizi balita ( 1 – 5 thn ). METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pene-litian deskriptif korelatif dengan pendekatan Case Control.

(4)

Populasi pada penelitian ini adalah semua balita (1-5 ta-hun) di desa Cilayung wilayah kerja Puskesmas Jatinangor Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang tahun 2011 berjumlah 339 balita.

Sampel pada penelitian ini sejumlah 106 balita yang dikelompokkan berdasarkan :

Sampel kasus dengan jumlah 53 balita dan sampel kon-trol dengan jumlah 53 balita.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling, sampel penelitian diambil dari setiap RW se-Desa Cilayung yang berjumlah 11 RW.

Analisis Univariat

Pola Asuh. Pada variabel pola asuh diukur dengan skala likert uterdiri dari 36 pertanyaan dengan 9 item tiap jenis pola asuh. Perhitungan menggunakan rumus median. Ke-mudian hasil perhitungan ditafsirkan dengan kriteria beri-kut: Apabila: > Median: Pola asuh authoritative tinggi, Pola asuh authoritarian tinggi. Pola asuh permissive indifferent tinggi, Pola asuh permissive indulgent tinggi. Apabila ≤ Median: Pola asuh authoritative rendah, Pola asuh authori-tarian rendah, Pola asuh permissive indifferent rendah, Pola asuh permissive indulgent rendah

Status Gizi. Untuk variabel status gizi balita dapat dili-hat dari hasil penimbangan berat badan balita (kg) / umur balita (bulan) dan hasilnya dilihat dari ukuran baku WHO-NCHS

No Kriteria Pola Asuh Ibu Frekuensi Persen (%) 1 Demokratis 84 79.25

2 Otoriter 12 11,32

3 Permisif Indulgent 109 9,43 4 Permisif Indifferent 0 0

5 Total 106 100

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Ibu di Desa Cilayung Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang Tahun 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

3 Status gizi

balita Status gizi adalah tingkatan kondisi atau keadaan anak yang mengacu pada pertumbuhan

berdasarkan berat badan dan umur. Penguku ran berat badan berdasar kan umur balita saat ini Timbangan balita dan Baku rujukan WHO NCHS Standar (BBU)

1. Gizi lebih, jika BB/U > +2 SD

2. Gizi baik, jika -2 SD s/d +2 SD

3. Gizi kurang, jika BB/U -3 SD s/d -2.1 SD 4. Gizi buruk, jika < -3 SD

Ordinal

Pola Makan. Variabel pola makan balita menggunakan metoda food recall 24 jam, mengenai: Frekuensi makan, Jenis makanan dan Keteraturan makan

No Kriteria Pola Asuh Ibu Frekuensi Persen (%)

1 Baik 51 48.1

2 Tidak Baik 55 51.9

3 Total 106 100

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pola Makan Balita di Desa Cilayung Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumed-ang Tahun 2011

No Status Gizi Kriteria Balita

Frekuensi Persen (%) Kelompok

Kontrol Kelompok Kasus

1 Baik 53 - 50,0

2 Buruk - 2 1,9

3 Kurang - 48 45.3

4 Lebih - 3 2.8

5 Total 106 100

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita (1-5 Tahun) di Desa Cilayung Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang Tahun 2011

Analisis Bivariat

Hubungan pola asuh ibu dan pola makan balita dengan gizi balita (1– 5 tahun) di Desa Cilayung wilayah kerja Puskesmas Jatinangor, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang tahun 2011, diuji dengan menggunakan uji hubungan melalui statistik koefisien kontingensi dari Chi-Square atau Khi-Kuadrat.

Status Gizi Baik Buruk, Kurang,

Lebih Kelomp.

Kontrol Kelomp. Kasus N % N % Demo-kratis 52 47,17 34 32,08 84 79.25 0,001 16.18 0,352 Otoriter 1 0,94 11 10,38 12 11.32 Permisif Indulgent 2 1,89 8 7,55 10 9.43 Permisif Indifferent 0 0 0 0 0 Total 53 50 53 50 106 100 Pola Asuh Total P-V alue Odd Ratio Persen (% C Maks Tabel 4.6 Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Balita

(1-5 tahun) di Desa Cilayung Wilayah Kerja Puskes-mas Jatinangor Kabupaten Sumedang Tahun 2011

(5)

anak, anak akan merasa sangat nyaman karena ibu bertang-gung jawab penuh terhadap anak. Salah satu contohnya dalam hal memberikan makanan untuk anak, berbagai macam makanan yang bergizi dan bermanfaat untuk per-tumbuhan anak akan selalu diberikan oleh ibu sesuai den-gan aturan. Ibu akan selalu berusaha memberikan asupan makanan yang terbaik untuk anak yang mengacu pada menu 4 sehat 5 sempurna, sehingga kebutuhan gizi anak akan terpenuhi dengan baik.

Hal itu dapat dilihat dari hasil penelitian pada tabel 4.5 dan tabel 4.6 bahwa sebagian besar (50%) status gizi balita (1-5 tahun) di Desa Cilayung baik/normal. Kemudian dari 84 ibu (79,25%) yang mengasuh anaknya dengan tipe pola asuh demokratis, lebih dari setengah balita dengan status gizi baik (47,17%). Hal ini juga didukung juga oleh jenis pekerjaan ibu, mayoritas ibu di Desa Cilayung bekerja sebagai ibu rumah tangga, sehingga waktu yang dimiliki oleh ibu sehari-hari lebih banyak dipakai untuk mengasuh anak di rumah.

Pada beberapa balita dengan tipe pola asuh selain demokratis, berdasarkan hasil penelitian, dari 12 orang ibu (11.32%) yang mengasuh anaknya dengan tipe pola asuh otoriter sebanyak 11 balita (10,38%) dengan status gizi kurang. Kemudian dari 10 orang ibu yang mengasuh anaknya dengan tipe pola asuh permisif indulgent sebanyak 2 orang balita dengan status gizi buruk dan 6 orang balita dengan status gizi kurang.

Pola asuh otoriter (authoritarian) merupakan pola asuh orang tua dengan responsifitas yang rendah tetapi tuntutan yang tinggi terhadap anak. Ibu dengan tipe pola asuh ini menuntut kepatuhan anak, cenderung suka menghukum, memerintah, bersifat diktator, dan memaksa dengan sangat kuat aturan-aturan kedisiplinan (Baumrind dalam Steinberg, 2002).

Dari hasil penelitian, ibu dengan tipe pola asuh otoriter cenderung menetapkan aturan yang dituruti oleh anak, biasanya disertai dengan ancaman-ancaman. Contohnya apabila anak tidak mau makan, maka ibu dengan tipe ini tidak segan untuk menghukum anak. Mayoritas dari tipe pola asuh otoriter yaitu pada ibu yang bekerja lama di luar rumah dan hanya mempunyai sedikit waktu untuk mengasuh anak. Sehingga tidak sedikit balita dengan pola asuh otoriter memiliki status gizi kurang.

Begitu pula pada ibu dengan tipe pola asuh memanjakkan (permissive indulgent). Menurut Baumrind dalam Steinberg (2002), pola asuh permissive-indulgent merupakan pola asuh orang tua yang memiliki responsifitas yang tinggi tetapi memiliki tuntutan yang rendah terhadap anak. Orang tua bersikap menerima anak, lemah lembut dan pasif dalam masalah kedisiplinan. Orang tua sedikit sekali menuntut kepada anak bahkan memberikan kebebasan yang tinggi pada anak untuk bertindak sesuai keinginan anak.

Dari hasil penelitian, ibu dengan tipe pola asuh permissive- indulgent selalu memanjakkan anak, jadi apa pun yang anak inginkan maka ibu selalu menyetujuinya. Contohnya dalam hal memilih makanan, apapun makanan yang ingin dimakan oleh anak, ibu pasti memberikannya, padahal belum tentu makanan yang dipilih oleh anak Menurut Supariasa (2007), pola pengasuhan pada

tiap ibu berbeda karena dipengaruhi oleh faktor yang mendukungnya . Pola pengasuhan ibu berkaitan erat dengan keadaan ibu terutama kesehatan, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan keterampilan tentang pengasuhan anak. Pola asuh ibu yang baik sangat penting peranannya, karena mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. Faktor ibu memegang peranan penting dalam menyediakan dan menyajikan makanan yang bergizi dalam keluarga, sehing-ga berpensehing-garuh terhadap status gizi anak, usaha ibu merang sang anak untuk makan turut menentukan volume makan pada anak. Menurut Suwiji (2006), status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.

Sesuai dengan hasil penelitian, tipe pola asuh yang paling dominan yang diberikan oleh ibu terhadap balita (1-5 tahun) di Desa Cilayung sebagian besar adalah tipe pola asuh demokratis. Ibu yang menerapkan tipe pola asuh demokratis, kecenderungan mempunyai kebiasaan mengajarkan kepada anak tata cara makan yang baik dan teratur, menjelaskan perlunya makan yang cukup, dan melarang anak memakan makanan yang tidak baik bagi kesehatan anak. Secara umum, ibu yang menerapkan tipe pola asuh demokratis ditandai oleh sikap ibu yang memiliki responsifitas tinggi terhadap anak, ibu bersikap hangat dan memprioritaskan kepentingan anak, sehingga apapun yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh anak akan terpenuhi. Di samping itu, dengan cara demokratis ini ibu bersikap tegas, menetapkan standar-standar untuk perilaku anak tetapi tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan

Status Gizi Baik Buruk, Kurang,

Lebih Kelomp.

Kontrol Kelomp. Kasus N % N % Baik 50 47.17 1 0.94 51 48.11 0’000 866.67 0,679 Tidak Baik 3 2.83 52 49.06 55 51.89 Total 53 50 53 50 106 100 Pola Asuh Total P-V alue Odd Ratio Persen (% C Maks Tabel 4.7. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Balita (1-5

Tahun) di Desa Cilayung Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang Tahun 2011

No Variabel C Keterangan 1 Pola asuh ibu 0,352

Sedang

2 Pola makan balita 0,679

Tinggi sekali

Tabel 4.8.Hubungan Pola Asuh Ibu dan Pola Makan Balita

dengan Status Gizi Balita (1-5 Tahun) di Desa Cil-ayung Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Kabu-paten Sumedang Tahun 2011

(6)

tersebut menyehatkan. Hal ini juga didukung oleh tingkat pendidikan ibu, mayoritas ibu dengan pendidikan rendah menerapkan pola asuh ini sehingga pengetahuan ibu pun kurang, ibu belum mengetahui makanan apa saja yang baik dan yang tidak baik untuk balita, sehingga tidak sedikit balita dengan pola asuh permissive-indulgent mempunyai status gizi kurang.

Berdasarkan hasil penelitian, di Desa Cilayung tidak terdapat ibu dengan tipe pola asuh permissive-indifferent, karena pola asuh ini adalah pola asuh acuh tak acuh terhadap anak. Menurut Baumrind dalam Steinberg (2002), pola asuh orang tua permissive-indifferent memiliki responsifitas dan tuntutan yang rendah terhadap anak. orang tua tipe ini berupaya melakukan apa saja untuk meminimalisasi waktu dan tenaga yang harus dikeluarkan dalam berinteraksi dengan anak, bahkan pada kasus yang ekstrim orang tua tipe ini bersikap mengabaikan anak. Waktu yang dimiliki orangtua banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja.

Untuk keeratan hubungan pola asuh ibu dengan status gizi balita (1-5 tahun) di Desa Cilayung Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang tahun 2011, sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 4.8 dengan nilai koefisien kontingensi 0,352 maka hubungan dikategorikan kedalam kategori sedang. Demikian pula dari hasil analisis tersebut didapatkan Odd Ratio = 16.18 sehingga hal ini dapat diartikan bahwa responden yang memiliki pola asuh demkorasi status gizi balitanya baik sebesar 16.18 kali lebih tinggi dari responden dengan pola asuh otoriter.

Berdasarkan hasil penelitian (tabel 4.4) menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya (51,9%) pola makan balita di Desa Cilayung Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang tahun 2011 adalah tidak baik dan balita dengan pola makan baik sebanyak 48,1%. Menurut Suwiji dan Purba, 2006, pola makan adalah gambaran pola menu, frekuensi, dan jenis bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari dimana merupakan bagian dari gaya hidup atau ciri khusus suatu kelompok. Pola makan seseorang yang baik bergantung pada frekuensi makan, jenis makanan dan keter aturan makan dalam sehari-hari. Pola makan yang baik dengan mengikuti pola gizi seimbang, yaitu pemenuh-an zat-zat gizi ypemenuh-ang disesuaikpemenuh-an dengpemenuh-an kebutuhpemenuh-an tubuh dan diperoleh melalui makanan sehari-hari, dengan makan makanan bergizi seimbang secara teratur, pertumbuhan anak akan berjalan optimal.

Secara umum, balita dengan pola makan yang baik yaitu frekuensi makan yang tepat, waktu makan yang ter-atur setiap hari, dan jenis makanan yang tepat, maka status gizinya pun baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada tabel 4.7 bahwa dari 51 orang dengan pola makan balita yang baik, hampir seluruh responden (47,17%) balita dengan status gizi baik, dan dari 55 orang dengan pola makan balita tidak baik, sebanyak 48 orang (45,28%) status gizi balitanya kurang.

Dalam hal keeratan hubungan pola makan balita dengan status gizi balita (1-5 tahun) di Desa Cilayung Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Kecamatan Jatinangor Kabu-paten Sumedang tahun 2011, menurut hasil penelitian pada

tabel 4.8, dengan nilai koefisien kontingensi 0,679 maka hubungan pola makan dengan status gizi balita dikate-gorikan kedalam hubungan dengan kategori tinggi sekali. Demikian pula dari hasil analisis tersebut didapatkan Odd Ratio = 866,67 sehingga hal ini dapat diartikan bahwa res-ponden yang memiliki pola makan baik status gizi balita-nya baik sebesar 866,67 kali lebih tinggi dari responden yang tidak baik.

SIMPULAN

1. Hampir seluruh ibu mengasuh anak balita dengan tipe pola asuh demokratis (authoritative).

2. Lebih dari setengahnya mempunyai pola makan tidak baik

3. Setengahnya memiliki status gizi baik/normal.

4. Terdapat hubungan antara pola asuh ibu dengan status gizi balita (1-5 tahun) di Desa Cilayung Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang tahun 2011.

5. Terdapat hubungan antara pola makan balita dengan status gizi balita ( 1-5 tahun) di

6. Desa Cilayung Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang tahun 2011.

7. Keeratan hubungan pola asuh ibu dengan status gizi bali ta (1-5 tahun) di Desa Cilayung Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang tahun 2011 yaitu terdapat hubungan yang sedang. Kemudian keeratan hubungan pola makan balita dengan status gizi balita (1-5 tahun) di Desa Cilayung Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang tahun 2011 yaitu terdapat hubungan yang tinggi sekali. SARAN

Meningkatkan pengetahuan kader posyandu tentang pentingnya pola asuh yang baik dan pola makan yang baik untuk balita, salah satunya dengan cara penyuluhan, sehing ga para kader dapat memberikan penjelasan terhadap para ibu balita mengenai penerapan tipe pola asuh yang baik terhadap balita dan pola makan yang baik untuk usia balita.

Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ariani. 2007. Jurnal Indikator Millenium Development Goals Tahun 2015. www.lifestyle.jurnal.html diakses pada tanggal 10 Januari 2011.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2007. Penyusunan Skala Psikologi. Yoya-karta: Pustaka Pelajar.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2007. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2007-2010. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

(7)

115 Baumrind, Diana. 1993. The influence of parenting style on

adolescent competence and substance use. New York: Journal of Early Adolescence.

________________ 1993. A Child Called It, The Lost Boy, danA Child Called Dave. New York: Hart Publishing ________________ 1993. A Radical Approach to Child

Rearing. New York : Hart Publishing.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat Bagi Balita. Jakarta: Depkes RI.

________________ 2000. Makanan Pendamping ASI. Ja-karta: Depkes RI.

________________ 2007. Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Bandung: Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Dina, Maria. 2001. Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Ja-karta: Puspa Swara.

DinKes Kabupaten Sumedang. 2010. Profil Kesehatan Ka-bupaten Sumedang Tahun 2010. Sumedang: Dinas Kesehatan Kabupaten.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta. Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperawatan

dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Husaini. 2002. Empat Sehat Lima Sempurna. Jakarta:

Bul-letin Gizi.

Makalah Hubungan Pola Asuh Gizi dengan Status Gizi Bali-ta. 2010. http://www.gizi.net/makalah/download/prof-soekirman.pdf. diakses pada tanggal 11 Juni 2011. Jus’at, dkk. 2000. Pola Makan Sehat. http://www.gizi.net.

di-akses pada tanggal 10 Januari 2011.

Kartasapoetra, G,. 2007. Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktivitas Kerja). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Khomsan, dkk,. 2006. Pengantar Pangan dan Gizi. Ja-karta: Penebar Swadaya.

Malik, A,. 2008. Gizi Buruk Tewaskan 3,5 Juta Balita Per tahun. www.lifestyle.jurnal.html. diakses 18 Desem-ber 2010.

Nency, Yetty. 2006. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Aviable online http://www.gizi.net/komposisi/index. html diakses tanggal 18 Desember 2010.

___________. 2006. Gizi Buruk Ancaman Generasi Yang Hilang, http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=113, diakses 15 Desember 2010.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kes-ehatan, Edisi Revisi (Cetakan Ke-3). Jakarta: Rineka Cipta.

____________________.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Pene-litian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

PERSAGI. 2003. Penentun Diit Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pudjiadi, S,. 2005. Ilmu Gizi Khusus Pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Purba. 2006. Pola Makan Sehat. http://www.gizi.net/maka-lah/download/prof-purba.pdf. diakses pada tanggal 12 Januari 2011

Santoso, S, dan Ranti, Lies Anne,. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Santrock W. Jhon. 1995. Life-Span Development. Jakarta: Mizan Pustaka.

Skripsi BAB II Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Gizi Bal-ita. 2010. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_ a5051_0601975_chapter2.pdf diakses pada tanggal 18 Februari 2011.

Skripsi BAB IV Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Gizi Bal-ita. 2010. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_ a5051_0606588_chapter4.pdf diakses pada tanggal 18 Februari 2011.

Skripsi Hubungan Antara Jumlah Anak dalam Keluarga den-gan Status Gizi Anak. 2010. http://skripsikesehatann. blogspot.com/2010/10/hubungan-antara-jumlah-anak dalam.html diakses pada tanggal 26 Mei 2011. Skripsi Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan

Kemandi-rian Anak Usia Toddler. 2010. http://repository.usu. ac.id/bitstream/123456789/22238/4/Chapter%20I. pdf diakses pada tanggal 26 Mei 2011.

Seputar Gizi Balita di Indonesia. 2011. http://www.diskes. jabarprov.go.id/index.php?mod=pubBerita&idMenu Kiri=6&idBerita=697) diakses pada tanggal 11 Juni 2011.

Soediatama, Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi untuk Maha-siswa dan Profesi. Jakarta: Dian Rakyat.

Steinberg, Laurence. 1993. Patterns of competence and adjustment amongadolescents from authoritative, au-thoritarian, indulgent, and neglectful families. New York: Hart Publishing

________________. 2010. Prinsip Dasar Pengasuhan yang Prima Agar Anda Tidak Menjadi Orang Tua yang Gagal. Jakarta: Mizan Pustaka.

STIKes Bhakti Kencana. 2009. Panduan Pennyusunan Karya Tulis Ilmiah/Skripsi. Bandung: Stikes Bhakti Kencana.

Supariasa, dkk. 2005. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit EGC.

Suwiji. 2006. Pola Makan Baik. http://www.gizi.net/maka-lah/download.pdf. diakses pada tanggal 12 Januari 2011.

Gizi Balita di Provinsi Jawa Barat. 2010. www.diskes.jabar-prov.go.id diakses pada tanggal 6 Mei 2011.

Gambar

Tabel 1. Definisi Operasional
Tabel 4.6 Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Balita  (1-5 tahun) di Desa Cilayung Wilayah Kerja  Puskes-mas Jatinangor Kabupaten Sumedang Tahun 2011
Tabel 4.7. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Balita (1-5  Tahun) di Desa Cilayung Wilayah Kerja Puskesmas  Jatinangor Kabupaten Sumedang Tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin meneliti tentang status gizi balita yang dihubungkan dengan pola asuh ibu balita 2 bulan pasca bencana Lumpur Lapindo di

Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul” Hubungan Pola Asuh Ibu dalam Pemberian Makanan Terhadap Status Gizi Anak Balita”?. Pola makan pada balita sangat

Judul Skripsi : Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar Tahun 2010..

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai hubungan pola asuh gizi dengan status gizi balita usia 1-3 tahun di Posyandu Wilayah Puskesmas Sekaran Semarang, diperoleh hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p value=0,123 yang artinya pola asuh makan yang diterapkan ibu pengrajin bambu tidak memberikan pengaruh terhadap status gizi balita

Diketahui juga bahwa ibu dengan pola asuh yang kurang baik sebesar 3,6 kali berdampak terhadap kurangnya status gizi balita dibandingkan ibu yang mempunyai pola asuh

peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Pola Asuh Gizi dan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi Balita 0-5 tahun di Posyandu Cempaka Desa Pejagan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status gizi balita berdasarkan pola asuh ibu di Desa Tlilir Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung pada bulan