• Tidak ada hasil yang ditemukan

TISNA SURYANA IMPROVING LEARNING OUTCOMES SMA STUDENTS CHEMISTRY IN MOLECULAR GEOMETRY MATERIALS THROUGH APPLICATION FORM MEDIA LOCAL FRUITS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TISNA SURYANA IMPROVING LEARNING OUTCOMES SMA STUDENTS CHEMISTRY IN MOLECULAR GEOMETRY MATERIALS THROUGH APPLICATION FORM MEDIA LOCAL FRUITS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA MATERI BENTUK GEOMETRI MOLEKUL MELALUI PENERAPAN MEDIA BUAH-BUAHAN

LOKAL Tisna Suryana1

ABSTRAK: Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara guru dengan siswa. Pendidikan diselenggarakan dengan memberikan keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. pendidik mempunyai peran penting dalam meningkatkan keberhasilan pendidikan. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar kimia pada materi bentuk geometri molekul melalui penerapan media buah-buahan lokal pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 11 Pandeglang melalui penelitian tindakan kelas dua siklus. Hasil analisis data yang diperoleh setelah dilakukan tindakan pada materi model geometri molekul melalui penerapan media buah-buahan lokal. Pada siklus I memiliki rata-rata 77,50 dengan tingkat ketuntasa 80,00% (32 orang siswa yang tuntas) dan meningkat pada siklus II memiliki rata-rata 80,37 dengan tingkat ketuntasan 100% (40 orang tuntas). Penerapan Media buah-buahan Lokal dapat meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Model Geometri Molekul, selain itu melalui pembelajaran, dapat: 1) meningkatkan motivasi belajar, 2) meningkatkan keberanian bertanya dan menyampaikan pendapat, 3) meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar Kimia.

Kata Kunci : Hasil Belajar Kimia, Media Buah-Buahan Lokal.

IMPROVING LEARNING OUTCOMES SMA STUDENTS’ CHEMISTRY IN MOLECULAR GEOMETRY MATERIALS THROUGH APPLICATION FORM MEDIA

LOCAL FRUITS

ABSTRACT: Education is essentially an interaction between teachers and students. Education organized by delivering exemplary, willingness to build and develop creativity in the learning process. educators have an important role in improving the educational success. The purpose of this action research is to improve the learning outcomes of chemical in the material form of molecular geometry through the implementation of local fruits media in class XI IPA 1 SMA Negeri 11 Pandeglang through two cycles of action research. The results of the analysis of the data obtained after the action on the molecular geometry model material through the application of local fruits media. In the first cycle has an average of 77.50 with completeness rate of 80.00% (32 students who completed) and the increase in cycle II has an average of 80.37 with the level of completeness of 100% (40 complete). Implementation Media Local fruits can improve learning outcomes of Chemistry Students in Material Model Molecular Geometry, besides through learning, be able to: 1) increase the motivation to learn, 2) improving the courage to ask and express opinions, 3) improve students' understanding in learning chemistry.

Keywords: Learning Outcomes Chemistry, Media Local Fruits.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan barometer kemajuan suatu negara atau bangsa. Pendidikan merupakan hal yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kader-kader bangsa yang berkualitas. Untuk mencapai hal tersebut sangatlah tidak mudah untuk melakukannya, upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak baik yang terlibat langsung atau tidak dalam pendidikan, yang diwujudkan dalam pembangunan nasional di bidang pendidikan. Pencapaian pembangunan nasional bidang pendidikan dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada memerlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara guru dengan siswa. Pendidikan diselenggarakan dengan memberikan keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. pendidik mempunyai peran penting dalam meningkatkan keberhasilan pendidikan. Sekolah merupakan suatu perwujudan dalam upaya mencerdaskan anak bangsa yang kehadirannya sebagai jawaban terhadap tuntutan jaman serta kemajuan sains dan teknologi yang semakin pesat, kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat baik dalam sektor sosial, budaya, politik dan sektor pendidikan. Untuk menciptakan manusia-manusia yang cerdas, maka pemerintah mengadakan lembaga pendidikan semaksimal mungkin dengan berbagai cara yang dapat memajukan dunia pendidikan.

SMA Negeri 11 Pandeglang merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. SMA Negeri 11 Pandeglang sekolah berbasis lingkungan (Adiwiyata) dan Sekolah Sehat dengan akreditasi peringkat A. Walau demikian, banyak masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran diantaranya: kurangnya motivasi belajar siswa, minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki, tingkat kehadiran siswa dalam kegiatan pembelajaran masih kurang, siswa sulit menguasi materi, dan rendahnya kemampuan dasar siswa tentang mata pelajaran kimia, sehingga membuat hasil belajar siswa rendah dalam pelajaran kimia.

Hasil belajar kimia siswa SMA Negeri 11 Pandeglang kelas XI IPA 1 sebelum penelitian masih kurang dari standar. Data tentang hasil belajar yang rendah dapat dilihat dari ulangan harian, maupun hasil ujian tengah semester. Hasil belajar kimia melalui ulangan harian yang telah dilaksanakan memiliki rata-rata nilai yaitu 71,75. Angka ini kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran kimia di SMA Negeri 11 Pandeglang yaitu 75. Dari hasil ulangan hanya ada 15 siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM. Sisanya anak dari 40 siswa mendapat nilai kurang dari KKM. Prediksi peneliti kemungkinan besar guru dalam mengajar kurang menggunakan media pembelajaran dan masih menggunakan cara-cara konvensional yang tidak berbasis media pembelajaran.

Keberadaan sarana dan prasarana laboratorium kimia terkait dengan model atom (molymod) yang dimiliki oleh SMA Negeri 11 Pandeglang masih kurang, dan adanya kemauan yang kuat dari peneliti untuk mengintegrasikan pembelajaran eksak/kimia dengan alam sekitar lingkungan sekolah sebagai sekolah adiwiyata dan

(3)

sekolah sehat, maka peneliti memanfaatkan media buah-buahan untuk membuat model molekul tiruan.

Keadaan seperti ini berlangsung terus menerus sehingga hasil belajar kimia siswa sangat rendah. Kenyataanya guru dalam proses pembelajaran kimia masih belum menggunakan media pembelajaran, kurang mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar lebih giat lagi. Diduga motivasi siswa yang rendah inilah yang menyebabkan hasil belajar kimia menjadi rendah. Siswa yang terbiasa belajar tanpa menggunakan media dan hanya mendengarkan ceramah dari guru. Guru mendominasi jalannya pembelajaran sehingga menimbulkan pembelajaran terjadi hanya satu arah. Siswa kurang bersemangat dan bergairah dalam kegiatan belajar mengajar

Belajar kimia dapat diartikan sebagai upaya untuk mengetahui berbagai gejala atau fenomena alam agar mendapatkan suatu senyawa yang bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia. Selain itu dapat pula digunakan sebagai alat untuk mendidik siswa agar memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap ilmiah.

Bertolak dari pemikiran di atas, perlu upaya yang terus menerus dilakukan untuk mencari dan menemukan pendekatan pembelajaran kimia maupun penggunaan media pembelajaran yang unggul, yaitu suatu pendekatan pembelajaran kimia yang mampu memotivasi peserta didik, dalam hal ini peneliti ingin memanfaatkan buah-buah lokal non komersial untuk penunjang pembelajaran kimia pada pokok bahasan bentuk geometri molekul.

Tujuan pemberian mata pelajaran kimia disekolah, antara lain: (1) Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, (2) Memupuk sikap ilmiah siswa, (3) Memberi kesempatan siswa untuk melakukan kerja ilmiah, (4) Meningkatkan kesadaran siswa untuk memelihara dan melestarikan lingkungan, (5) Memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya serta penerapannya, (6) Membentuk sikap positif siswa terhadap kimia untuk kemudian mempelajari kimia lebih lanjut. Atas dasar kenyataan- kenyataan tersebut, maka penerapan Pendekatan pembelajaran kimia menggunakan alat peraga/media buah-buahan lokal sangat tepat untuk dilaksanakan.

Mutu pembelajaran kimia perlu ditingkatkan secara kontinyu. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran tersebut tentu banyak tantangan dan kendala yang harus dihadapi, harus tersedia sarana dan prasarana yang menunjang agar pendidikan dapat terselenggara dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal, dan hasil belajar kimia siswa meningkat.

Dengan penggunaan media buah-buahan lokal seperti buah kecapi, jambu batu, buah rampay dan lain-lain, memungkinkan siswa untuk mempraktekan, mengalami dan berproses dalam mendesain bentuk geometri molekul yang melibatkankan pasangan elektron bebas, terikat dan menentukan model serta tipe molekul serta menentukam sudut ikatan pada kerangka geometri molekul senyawa-senyawa kimia, sehingga materi materi tersebut dapat dipelajari, diidentifikasi, dianalisis dan disintesis, diuji kebenarannya dan disimpulkan menjadi suatu model molekul yang mengkonkritkan dari bentuk abstraknya. Dengan penggunaan media buah-buahan lokal ini diharapkan siswa termotivasi untuk belajar, kreatif, berpikir logis serta sistematis dan dapat melatih siswa untuk berpikir ilmiah dan realistis.

(4)

METODE

Penelitian tindakan kelas ini merupakan salah satu alternatif untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang secara langsung menyentuh masalah lapangan, yaitu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa dikelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 11 Pandeglang yang beralamat di Jalan Raya Menes Jiput KM. 3,5 Simpang Tiga Nanggung, Pandeglang. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 yang berjumlah 40 orang, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 23 orang siswa perempuan.

DISKUSI

Pada kegiatan penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah kelas XI IPA 1, yang menjadi dasar pertimbangan dilakukan sebagai subjek penelitian tindakan kelas, antara lain : 1) minat dan motivasi siswa belajar kimia rendah, 2) nilai rata-rata perolehan nilai kimia secara perorangan dan rata-rata masih rendah, 3) tingkat ketuntasan belajar kimia masih sangat minim, 4) tingkat atau prosentase pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) masih rendah hanya 37,50%, (hanya 15 orang yang tuntas dari 40 siswa), dan 5) banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam membuat model molekul.

Deskripsi Siklus 1; Dari pengamatan kolaborator terhadap pembelajaran menggunakan media buah-buahan lokal dalam materi kajian model molekul, selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada siklus I adalah sebagai berikut:

Dalam perencanaan tindakan kelas ini, peneliti telah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada kajian materi model geometri molekul, untuk pengamatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar, memberikan tugas siswa untuk belajar dirumah, menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa) dan mengembangkan skenario pembelajaran sebagaimana RPP terlampir.

Kegiatan tahap perencanaan awal di siklus I, peneliti membentuk kelompok belajar menjadi 7 kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari kelompok Hidrogen = 6 orang, Oksigen = 6 orang, Nitrogen = 6 orang, Karbon = 6 orang, Sulfur = 6 orang, Helium = 5 orang dan Argon = 5 orang. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan memberikan motivasi dan pra-syarat pengetahuan, setelah seluruh siswa duduk dalam kelompok masing-masing yang diketahui oleh guru.

Kegiatan guru berikutnya adalah menjelaskan langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan media buah-buahan lokal dan menjelaskan langkah-langkah mengerjakan LKS secara tepat dan benar, tentang model geometri molekul. Selanjutnya, ketika peneliti melakukan tindakan pada tahap ini, guru melakukan apersepsi untuk memberikan motivasi dan mengarahkan siswa pada pembelajaran kimia, menjelaskan tujuan yang akan dicapai, menjelaskan langkah pembelajaran, guru mengarahkan siswa agar duduk rapih pada bangku masing-masing dalam kelompok. Guru membagikan LKS sehingga satu kelompok mendapatkan 1 LKS yang harus diisi dan didiskusikan oleh siswa. Siswa

(5)

memperhatikan, guru menjelaskan, selanjutnya mengisi dan berdiskusi dengan teman sebangku, dan menggunakan buah-buahan lokal dalam membuat model molekul.

Pada awal siklus I, pelaksanaan belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan sebagaian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar menggunakan LKS dengan memanfaatkan buah-buahan lokal dan sebagian siswa belum memahami langkah-langkah pembelajaran menggunakan media tersebut secara utuh dan menyeluruh. Untuk mengatasi masalah di atas dilakukan upaya memberi pengertian kepada siswa dalam melakukan diskusi yang tepat dan bermakna, dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran serta diberikan pemahaman cara mengisi LKS dan kegiatan membuat model molekul, dari buah-buahan lokal pada PBM.

Aktivitas pengamatan ini dilakukan selain oleh pengamat, juga dilakukan oleh guru pengajar. Hasil pengamatan digunakan sebagai bahan masukan informasi dan acuan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya. Dari hasil pengamatan penerapan media buah-buahn local dalam membuat model atom, ternyata siswa masih kurang optimal, ini ditandai dengan tidak seluruh siswa dapat menyimak dan memperhatikan paparan/kajian yang disampaikan oleh guru. Sehingga terlihat oleh peneliti, dan pengamat menyatakan bahwa kelas sedikit ribut, banyak siswa yang bermain dengan buah-buahan, bahkan ada yang mencicipi buah tersebut, banyak siswa yang berjalan-jalan pada kelompok lain dengan alasan hanya melihat sepintas. Pada saat diskusi dalam kelompok masih banyak siswa yang kurang serius, masih banyak siswa yang kesulitan membuat sudut ikatan dan mengikat tali sebagai awan elektron pada model molekul.

Berdasarkankan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa yang berhubungan dengan kegiatan proses pembelajaran diperlihatkan Tabel 1.

TABEL 1. Data Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Siklus 1

No Indikator Keadaan

Jumlah Prosentase

1 Kedisiplinan awal pembelajaran dan KBM 20 50,00%

2 Minat dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran 23 57,50% 3 Partisipasi siswa dalam pembelajaran, perhatian, ikut

melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk 20 50,00%

4 Interaksi siswa dengan siswa 30 75,00%

5 Interaksi siswa dengan guru saat KBM berlangsung 9 22,50%

6 Keingintahuan siswa pada pembelajaran 28 70,00%

7 Keberanian siswa dalam bertanya, menjelaskan,

menggambarkan dan mengemukanan pendapat 19 47,50%

Jumlah 149 -

Rata-rata 21,28 53,21%

Hasil pengamatan dan analisis pada Tabel 1, memperlihatkan kondisi pembelajaran berkaitan dengan aktivitas siswa yang relevan dengan proses pembelajaran, hasilnya terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan belum optimal, yaitu hanya sebesar 53,21% pada siklus I atau hanya sekitar 21-22 orang yang

(6)

sungguh-sungguh dalam pembelajaran mengggunakan media model molekul. Aktivitas siswa yang relevan tetapi belum optimal terutama pada poin 6 yaitu keseriusan siswa pada saat pembelajaran hanya sebesar 28 orang yang serius atau sekitar 70,00%. Kondisi demikian perlu diperbaiki pada tindakan pembelajaran dikelas melalui pelaksanaan PTK.

Hasil yang diperoleh dari pengamatan ini adalah sebagai berikut minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, perhatian siswa dalam PBM, Partisipasi, kerjasama kelompok dan kesempurnaan presentasi/ penyajian dalam diskusi.

TABEL 2. Diskusi Penggunaan Media Buah-Buahan Dalam Model Geometri Molekul

No Kegiatan/Aspek diskusi yang diamati Siklus I

1 Motivasi Cukup

2 Pemahaman Konsep Cukup

3 Merangkai Model Atom Cukup

4 Kesesuaian/Ketepatan Hasil Baik

5 Presentasi Kurang

Keterangan: Baik Sekali (86-100); Baik (71-85); Cukup (60-70); Kurang (<60) Penerapan media pembelajaran dalam diskusi ternyata meningkatkan motivasi siswa, pemahaman konsep domain elektron menjadi lebih baik. Kelancaran siswa dalam merangkai dan mengestimasi model atom, menjadi lebih baik. Kesesuaian/ketepatan hasil jadi lebih baik, dan ini akan berimbas terhadap kelancaran merangkai model molekul berkategori baik cukup. Untuk kesesuaian hasil/ketepatan hasil mendapat kategori baik (dalam rentang 71-85). Dalam hal presentasi/penyajian secara umum mendapat nilai kurang dari 60, namun ketika kegiatan diskusi berlangsung, masih banyak siswa yang kurang memahami dan kurang mengerti apa yang harus dilakukan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran mengggunakan media.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru terhadap aktivitas siswa menunjukan bahwa guru masih perlu meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran. Misalnya, memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk bertanya, guru memperhatikan waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran, dan guru dalam memberikan panduan proses diskusi perlu dinyatakan secara sederhana, dan jelas sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa.

Hasil belajar kimia siswa pada siklus I dengan materi teori domain elektron dan hibridisasi untuk membuat model molekul, setelah dilakukan perhitungan didapat jumlah nilai keseluruhan 3100, dengan rata-rata 77,50 dengan nilai tertinggi adalah 85 dan terendah 70, prosentase ketuntasan 80,00%, dengan jumlah siswa yang tuntas 32 orang dengan nilai KKM 75. Dibandingkan dengan sebelum tindakan terjadi peningkatan yang cukup baik, karena pembelajaran siswa pada siklus I sudah menerapkan media buah-buahan, namun belum berjalan sebagaimana biasanya, masih banyak hambatan dan kendala dari murid yang menyebabkan nilai kimia secara keseluruhan rendah/belum tuntas. Siswa masih banyak yang belum terbiasa dengan media buah-buahan, masih banyak dari sisi siswa pada saat diskusi kurang sungguh-sungguh sehingga minat, motivasi, konsep pemahaman, kemampuan

(7)

merangkai model molekul, ketepatan dan presentase belum maksimal, Akibatnya siswa banyak yang memperoleh nilai kurang dari KKM, sehingga ditetapkan dan dikategorikan belum tuntas. Dari hasil penilaian hanya ada siswa yang tuntas sebanyak 32 orang pada siklus I, artinya ada 8 orang yang belum tuntas, yang perlu penekanan lebih lanjut agar pembelajaran di siklus II berhasil. Nilai hasil belajar kimia siswa disajikan dalam Gambar 1.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 70-72 73-75 76-78 79-81 82-84 85-87 FR EK U EN SI INTERVAL NILAI

GAMBAR 1. Diagram Batang Hasil Belajar Kimia Siswa pada Siklus I

Berdasarkan Gambar 1, nampak siswa yang memperoleh nilai 70-72 dan nilai 73-75 memiliki prosentase masing-masing yaitu 12,50% (ada 5 orang) dari jumlah siswa sebanyak 40 orang. Siswa yang mendapat nilai pada rentang 76-78 terdapat 42,50% atau sekitar 17 orang siswa yang mendapat nilai pada rentang tersebut. Pada interval 79 sampai 81, ada 7 orang (17,50%) dan masing-masing terdapat 3 orang yang mendapat nilai pada interval 82-84 dan 85-87. Dari hasil perolehan tersebut banyaknya siswa yang masih memperoleh nilai di bawah KKM, menyebabkan penelitian ini layak untuk dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Deskripsi Siklus 2; Kegiatan perencanaan pada siklus II peneliti membentuk kelompok seperti pada siklus satu, dengan pemberian nama kelompok menggunakan nama unsur-unsur kimia, dan mereka duduk sesuai dengan kelompok masing-masing untuk meramalkan bentuk molekul dari berbagai senyawa yang sebelumnya telah dilakukan penghitungan PEI dan PEB-nya.

Penerapan media buah-buahan lokal dalam mempraktekan model geometri molekul baik dengan teori domain elektron maupun teori hibridisasi sudah berjalan baik dan optimal, ini ditandai dengan tampak seluruh siswa dapat menyimak dan memperhatikan paparan, kajian yang disampaikan oleh guru. Siswa semua terlibat dalam membut model molekul, mereka bekerjasama, terjalin kebersamaan yang baik untuk mewujudkaan model molekul yang sesui dengan yang diinginkan. Peneliti dan pengamat menyatakan bahwa kelas sudah kondusif dan terkendali. Semua aktivitas siswa dalam kelompok terarah dan terukur, tidak ada yang rebut, tidak ada yang keluar masuk, tidak ada yang mengerjakan tugas lain selain membuat model molekul.

(8)

Pada saat siswa merangkai model molekul, terlihat siswa sudah sungguh-sungguh, siswa memahami dengan benar cara menyusun buah-buahan dengan melihat gambar model molekul, dan semua siswa mengikuti seluruh kegiatan yang terdapat dalam LKS. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan proses pembelajaran diperlihatkan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Data Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Siklus II

No Indikator Keadaan

Jumlah Prosentase

1 Kedisiplinan awal pembelajaran dan KBM 39 97,50%

2 Minat dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran 38 95,00% 3 Partisipasi siswa dalam pembelajaran, perhatian, ikut

melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk 40 100,00%

4 Interaksi siswa dengan siswa 38 95,00%

5 Interaksi siswa dengan guru saat KBM berlangsung 25 62,50%

6 Keingintahuan siswa pada pembelajaran 38 95,00%

7 Keberanian siswa dalam bertanya, menjelaskan,

menggambarkan dan mengemukanan pendapat 35 87,50%

Jumlah 253 -

Rata-rata 36,14 90,35%

Hasil pengamatan dan analisis pada Tabel 3, memperlihatkan kondisi pembelajaran berkaitan dengan aktivitas siswa yang relevan dengan proses pembelajaran, hasilnya terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan sudah maksimal, yaitu sebesar 90,35% pada siklus II ada sekitar 36-37 orang yang tuntas dalam pembelajaran menggunakan media buah-buahan pada siklus II. Aktivitas siswa yang relevan semuanya telah optimal terutama pada semua aspek dan point yaitu keseriusan siswa pada saat pembelajaran hanya sebesar 36 orang yang serius atau sekitar 90,35% Kondisi demikian sudah dianggap cukup sudah mencapai target indikator kinerja. Dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah sebagai berikut minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, perhatian siswa dalam PBM, Partisipasi, kerjasama kelompok dan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat dalam diskusi, adalah meningkat baik menjadi lebih baik.

TABEL 4. Diskusi Penggunaan Media Buah-Buahan Dalam Model Geometri Molekul

No Kegiatan/Aspek diskusi yang diamati Siklus II

1 Motivasi Baik

2 Pemahaman Konsep Baik

3 Merangkai Model Atom Baik Sekali

4 Kesesuaian/Ketepatan Hasil Baik Sekali

5 Presentasi Baik

Keterangan: Baik Sekali (86-100); Baik (71-85); Cukup (60-70); Kurang (<60) Penerapan media buah-buahan untuk membuat model molekul dalam diskusi ternyata meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa dalam hal pemahaman

(9)

konsep perhitungan domain elektron (PEB dan PEI) mendapat predikat baik (71-85). Kegiatan merangkai model molekul mendapat nilai baik sekali dalam rentang 86-100, kesesuaian maupun ketepatan hasil diskusi berupa pemodelan atom memiliki kategori baik sekali (86-100) dan presentasi/penyajian mendapat nilai baik yaitu 71-85 dalam aspek hasil Pengamatan kegiatan siswa.

Pada siklus II, ketika kegiatan diskusi berlangsung siswa sudah memahami dan mengerti apa yang harus dilakukan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dibuat.

Berdasarkan data hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat pada Tabel 4, yaitu bahwa guru masih perlu meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran. Misalnya, memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk bertanya, memberikan panduan proses diskusi perlu dinyatakan secara sederhana dan terukur. Guru juga perlu mempersiapkan lebih matang lagi terkait dengan proses pembelajaran kimia yang menerapkan media buah-buahan lokal sebagai model geometri molekul.

Hasil belajar kimia pada siklus II materi gaya molekul, setelah dilakukan perhitungan didapat jumlah nilai keseluruhan 3215, rata-rata 80,37 dengan nilai tertinggi adalah 88 dan terendah 75, prosentase ketuntasan 100%, tuntas, dengan jumlah siswa yang tuntas ada 40 orang dengan nilai KKM 78. Dibandingkan dengan nilai pada siklus I terjadi peningkatan yang cukup baik, karena pembelajaran siswa pada siklus II sudah menerapkan media buah-buahan, hal ini berjalan optimal, siswa sudah terbiasa dengan media buah-buahan, siswa makin mengerti dan paham pembelajaran LKS dengan model pembelajaran menerapkan media tersebut. Akibatnya siswa banyak yang memperoleh nilai di atas KKM yang ditetapkan dan dikategorikan berlabel tuntas. Dari hasil penilaian siswa yang tuntas sebanyak 40 orang secara umum tuntas dan kompeten, tidak ada satu orang siswapun yang tidak tuntas pada siklus II, semua sudah mendapat nilai lebih dari KKM, dan jika dilihat dari indikator keberhasilan tuntas dan tercapai karena lebih dari 80% siswa berhasil dalam kemampuan kognitif dalam mengisi soal tes hasil belajar, serta aktivitas siswa meningkat. Nilai hasil belajar kimia siswa disajikan dalam Gambar 2.

0 2 4 6 8 10 12 14 75-76 77-78 79-80 81-82 83-84 85-86 87-88 FR EK U N SI INTERVAL NILAI

(10)

Berdasarkan Gambar 2, nampak siswa yang memperoleh nilai 75-76 memiliki prosentase yaitu 17,50 % (ada 7 orang), yang mendapat nilai 77-78 ada 5 orang (12,50%), yang mendapat nilai antara 79-80 ada 13 orang (32,50%), yang mendapat nilai 81-82 ada 5 orang (12,50%) dan yang mendapatkanya nilai 83-84 ada 4 orang atau jika diprosentasekan ada 10%. Terdapat 2 orang (5%) siswa yang memperoleh nilai pada interval 85-86 (ini jumlah yang paling sedikit), sedangkan pada rentang 87-88 ada 4 orang siswa (10%).

SIMPULAN

Peningkatan hasil belajar kimia siswa yang terjadi pada penelitian tindakan kelas ini, disebabkan karena pada proses pembelajaran menggunakan media buah-buahan lokal. Dalam pembelajaran ini siswa termotivasi kuat dalam belajar, daya nalar dan sikap kritis siswa meningkat. Siswa dihadapkan pada kegiatan menyusun/merangkai beberapa model buah untuk dijadikan pemodelan molekul dengan cara buah di beri kode atom, setiap beda jenis atom beda model buah, lalu di tusuk pakai lidi dan diukur sudutnya untuk dihubungkan dengan benang yang terikat pada paku payung. Dengan penerapan LKS, siswa lebih peduli, siswa lebih kreatif, siswa lebih aktif, guru dapat menguji kesiapan siswa dalam pembelajaran, melatih siswa memahami materi lebih cepat, memacu siswa lebih giat belajar, dan terdapat kesungguhan dalam memperhatikan penjelasan guru. Karena siswa juga harus pandai mendesai model molekul tiruan dari buah-buahan tersebut. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian tindakan kelas ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

Pertama, pemanfaatan media buah-buahan lokal dalam pembelajaran kimia

pada materi bentuk geometri molekul dapat meningkatkan hasil belajar kimia kelas XI IPA 1 Siswa SMAN 11 Pandeglang, hal ini terbukti dari rata-rata hasil belajar kimia prasiklus adalah 71,75 dengan prosentase ketuntasan 37,50% (15 orang jumlah siswa yang tuntas), pada siklus I adalah 77,50 dengan prosentase ketuntasan 80,00 (32 orang jumlah siswa yang tuntas), dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata hasil belajar kimia 80,37 dengan prosentase ketuntasan 100% (40 orang jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM dan berkategori tuntas).

Kedua, dengan penerapan media buah-buahan lokal dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam diskusi kelompok terkait dengan penyusunan model molekul, hal ini terbukti dengan penilian aktivitas diskusi siswa pada siklus I, memiliki rata-rata 44,99% (diperoleh dari motivasi 42,85%, pemahaman konsep 46,42%, merangkai model atom 46,42%, ketepatan 46,42% serta kemampuan presentasi 42,85%), dan meningkat pada siklus II menjadi 92,85 % (diperoleh dari motivasi 89,28%, pemahaman konsep 92,85%, merangkai model atom 92,85%, ketepatan 96,42% serta kemampuan presentasi 92,85%).

REFERENSI

Anshory, I. (1994). Acuan Pembelajaran Kimia. Jakarta: Erlangga.

(11)

Antony J. N. (1996). Educational Assesment of Student. New Jersey: Prentice Hall inc. Depdiknas. (2005). Garis-garis Besar Program Pengajaran Sekolah Menengah Umum

1994 Suplemen 1999. Jakarta.

Dimyati & Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta,

Depdikbud. (1995). Garis-garis Besar Program Pengajaran Kimia. Jakarta.

Mansyur. (1991). Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Direktorat Jenderal PKAI, Universitas Terbuka.

Nasution. (1994). Mengajar Didaktik Azas-azas. Bandung: Bumi Aksara.

Nur, W. (2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktifitis dalam Pengajaran. Surabaya: Unesa.

Pahyono. (2004). Sosialisasi Model-model Pembelajaran. Semarang: LPMP Jawa Tengah.

Petrucci, R. H. (1987). Kimia Dasar; Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga. Roestiyah, N. K. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Surakhmad. (1986). Hasil Belajar. Jakarta: Bina Aksara. Sudjana. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung: Tarsito. Syukri, S. (1999). Kimia Dasar I. Bandung: ITB Press.

Syah, M. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada.

Surya, M. (1970). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu.

Supartono. (2006). Peningkatan Kreativitas Peserta Didik Melalui Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Chemoentrpreuneurship (CEP), usulan Research Grant-Program Hibah A2, Semarang: Jurusan Kimia FMIPA UNNES.

Sutadi, R. K. (1996). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumiati. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Slameto. (1991). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Tabrani. (1989). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sudarmo, U. (2007). Kimia. Jakarta: Phibeta Aneka Gamma.

Witherington, H. C. (1988). Psikologi Pendidikan (Alih Bahasa oleh M. Buchori). Jakarta: Rineka Cipta.

Winkel, W.S. (1999). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gasindo. Zuhairini. (2004). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

TABEL 1. Data Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Siklus 1
TABEL 2. Diskusi Penggunaan Media Buah-Buahan Dalam Model Geometri  Molekul
GAMBAR 1. Diagram Batang Hasil Belajar Kimia Siswa pada Siklus I
Tabel 3. Data Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :.. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif Card Sort disertai Mind Mapping dapat meningkatkan minat belajar biologi siswa kelas VII-E SMP

Peranan Lembaga Adat Mel&lt;!J11 Bangko 19.. clan diserahkan kepacla Resiclen Palembang. Dengan clemikian jabatan Sultan yang diangkat oleh Belancla menjadi kosong,

Gambar 5.33 Pemodelan 3 Dimensi Litologi Batugamping Sisi Selatan Daerah Penelitian Pemodelan 2 Dimensi Korelasi Geolistrik Schlumberger Sayatan A- A’

akan menjadi beban bagi negara-negara ASEAN jika timor leste masuk dalam keanggotaan ASEAN karena masalah yang muncul dari dalam negeri Timor leste seperti

Pembelajaran=dengan..teknik mnemonic dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses=pembelajaran, membantu siswa agar lebih mudah=dalam mengingat serta mampu

Karakteristik hukum Islam di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda adalah para ahli sejarah hukum membaginya menjadi dua periode: pertama, periode penerimaan hukum Islam

ted R 2 ) sebesar 0,706 artinya besarnya sumbangan atau pengaruh variabel kepemimpinan kepala sekolah, disiplin kerja dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi guru