________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
ii
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
TEMA:
PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK
MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN) 2015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
iii
EDITOR
Dr. M. Ikhsan, M.Pd. Dr. Rahmah Johar, M.Pd. Dra. Suryawati, M.Pd.
Cut Khairunnisak, S.Pd., M.Si.
PENATA LETAK
Dra. Bintang Zaura, M.Pd.
DESAIN COVER
Iwannitona, S.Pd.
TEBAL BUKU
284 + x
PENERBIT
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah
Darussalam – Banda Aceh
Laman: http://matematika.fkip.unsyiah.ac.id/
© FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala Cetakan Pertama
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
iv
LAPORAN KETUA PANITIA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Tiada ucapan yang lebih pantas disampaikan kecuali puji dan syukur kepada Allah S.W.T, karena hanya atas ridha-Nya kegiatan “Seminar Nasional Pendidikan” sesuai dengan waktu yang direncanakan. Seminar ini akan menjadi kegiatan rutin dimasa yang akan datang (setiap tahun) di FKIP Unsyiah.
Seminar Nasional Pendidikan yang berlangsung di Auditoruim FKIP Unsyiah lantai 3 Darussalam Banda Aceh pada tanggal 14 November 2015, diselenggarakan dengan dana BOPT. Tema Seminar Nasional Pendidikan adalah “Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)”. Dalam acara seminar tersebut panitia menghadirkan 2 orang keynote speaker yaitu; (1) Dra. Ida Karnasih,M.Sc.Ed.Ph.D (Dosen Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan - Indonesia) dan (2) Dr. Cut Morina Zubainur, S.Pd., M.Pd. (Dosen Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala - Indonesia)
Pada kesempatan yang baik ini, kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor Unsyiah, Dekan FKIP Unsyiah, tamu undangan, Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh peserta seminar, atas segala partisipasi dan bantuannya. Rasa bangga dan terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh anggota panitia yang telah bekerja keras, bahu membahu untuk menyukseskan acara ini. Akhirnya kami mengucapkan selamat mengikuti seluruh rangkaian seminar, semoga bermanfaat.
Penanggung Jawab Seminar Ketua Pelaksana
Ttd Ttd
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
v
SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang paling utama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat bertemu di forum "Seminar Nasional Pendidikan Matematika" dalam kondisi sehat jiwa dan raga. Tema seminar ini adalah “Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)”. Tema tersebut sangatlah urgen dan up to date saat ini dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di Provinsi Aceh dan umumnya di Indonesia.
Saya selaku Ketua Program Studi begitu gembira melihat antusias para panitia, dan para praktisi matematika, para alumni dan sarjanawan matematika dari berbagai instansi beserta partisipasi dari himpunan mahasiswa pendidikan matematika yang ikut ambil bagian dalam mensukseskan acara Seminar Nasional Pendidikan Matematika.
Penelitian dan pengembangan yang terkait dengan dunia pendidikan harus terus digalakkan dan dikomunikasikan kepada semua stakeholder. Karenanya, upaya mengundang keynotespeaker, baik dari tingkat lokal dan nasional pun kami tempuh untuk menyemarakkan Seminar Nasional ini.
Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada; Rektor Unsyiah yang telah memberikan arahan dan berkenan membuka seminar ini Bapak Dr. Djufri, M.Si. selaku Dekan FKIP Unsyiah, Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc.Ed.Ph.D dan Ibu Dr. Cut Morina Zubainur, S.Pd., M.Pd. sebagai keynote speaker pada seminar ini. Saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada penyelenggara dan seluruh panitia yang terlibat dalam merancang kegiatan tersebut, atas upaya kreatif yang cukup mendasar sehingga pelaksanaannya cukup mengesankan. Kepada para Mahasiswa Pendidikan Matematika yang telah ikut hadir, yang nantinya menjadi pengalaman berharga dalam meneliti kehidupan terkait dalam pembelajaran matematika.
Demikianlah sambutan saya, mudah-mudahan Seminar Nasional Pendidikan Matematika ini berjalan dengan baik dan lancar serta memberikan pemikiran-pemikaran segar bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di Aceh. Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Ketua Program Studi Matematika FKIP Unsyiah Ttd
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
vi
DAFTAR ISI
LAPORAN KETUA PANITIA ... SAMBUTAN KETUA PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA ... DAFTAR ISI ... iv v vi HAL PEMBICARA UTAMA
PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)
Ida Karnasih
1 PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENGHADAPI MEA
Cut Morina Zubainur, Dr. Rahmah Johar, M.Pd. 12
BIDANG PENDIDIKAN MATEMATIKA
AKTIVITAS SISWA PADA MATERI BARISAN DAN DERET
ARITMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS X SMK KESEHATAN ASSIFA SCHOOL BANDA ACEH
Annisa Suryamanda 20 INVESTIGASI POLA KONTINGENSI SCAFFOLDING GURU
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Anwar Ramli 27 PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR BARISAN DAN DERET SISWA KELAS X SMAN 10 FAJAR HARAPAN BANDA ACEH
Bainuddin Yani, R M Bambang S, Nurul Husna 41 HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI INTEGRAL DENGAN
MENGGUNAKAN GEOGEBRA DI KELAS XII SMA LAB SCHOOL UNSYIAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Bintang Zaura, Fahrul Annas 53 PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN
MATH PROJECT IN DAILY LIFE (MPID LIFE) PADA SISWA KELAS X
MIA1 SMAN 1 MEUREUDU
Cut Laila Kulsum 62 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ PADA MATERI
STATISTIKA DI KELAS VII SMP NEGERI 7 BANDA ACEH
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
vii
PRESTASI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Ellianti, Khairul Umam, Rizki 82 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM
MATERI RELASI DAN FUNGSI BAGI SISWA KELAS X MAN MODEL BANDA ACEH
Erni Maidiyah, Bintang Zaura, Decy Pramita Sari Yusna 93 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PURBAKALA DAN
PERKEMBANGAN: PARTISIPASI DAN RESPON MAHASISWA
M, Hasbi, RM Bambang, Usman 101 SIKAP SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING PADA MATERI LINGKARAN DI MTsN 2
LEUNG BATA BANDA ACEH
Indah Suryawati 107 RESPON SISWA TERHADAP PENGGUNAAN SOFTWARE AUTOGRAPH
DENGAN GAME ANGRY BIRDS DALAM PEMBELAJARAN FUNGSI KUADRAT DI KELAS X SMA
Suhartati, Iwannitona 114 PENGGUNAAN SOFTWARE CABRI 3D PADA MATERI BANGUN
RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 6 BANDA ACEH
Johan Yunus, M. Ikhsan, Onas Rahman 122 PENGARUH TASK COMMITMENT TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS XI MAN DARUSSALAM ACEH BESAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Khairul Umam, Yuhasriati, Maghfirah 132 PENGEMBANGAN APLIKASI ZAKAT BERBASIS MATLAB
Mukhlis Hidayat, Lidya Marissa 140 VALIDITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM LINIER
METODE GARIS SELIDIK BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH
Mirna, Cut Morina Zubainur 146 MENIGKATKAN KEMAMPUAN GURU MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN TIPE INSIDE – OUTSIDE- CIRCLE PADA MATERI PEMBAGAIN PECAHAN DI SDN 1 LAMBHEU ACEH BESAR
Monawati, Sarah Ramadhayani 154 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN PENDEKATAN MENGIKUT KONTEKS DI SEKOLAH MENENGAH TEKNOLOGI INDUSTRI BANDA ACEH
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
viii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI KELILING LINGKARAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 DARUL HIKMAH
Radhiati
174
RESPON SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PROJECT BASED
LEARNING (PJBL) PADA MATERI STATISTIKA DI KELAS VII SMP
MEHODIST BANDA ACEH
Rahmi Maulina 183 HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VII MTSN MODEL BANDA ACEH
Rizka, Tuti Zubaidah 191 KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL SBMPTN BIDANG
MATEMATIKA OLEH SISWA KELAS XII DI SMA NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN 2015
RM Bambang S, Budiman, Srimawarni 206 AKTIFITAS SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI DI KELAS XI
SMAN 1 SABANG
Rosyi Kurniawati 214 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Salasi R, Suryawati, Kartika Sarah 222 PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PISA
UNTUK SISWA SMP
Somakim 231
PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING (MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK) PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII SMP NEGERI 7 BANDA ACEH TAHUN AJARAN 2014/2015
Suhartati 242 KENDALA GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2014
Suryawati, Erni Maidiyah, Risa Handayani 249 KONSEPSI: PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN
MATEMATIKA TENTANG LIMIT FUNGSI
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
ix
SIKAP KERJASAMA PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING UNTUK MATERI OPERASI HITUNG ALJABAR
DI KELAS VIII MTS INSAN QURANI
Wahyu N 269
COMMUNICATION SKILL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
12
| Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015 PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENGHADAPI MEA
Dr. Cut Morina Zubainur, M.Pd Dr. Rahmah Johar, M.Pd
Program Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh [email protected]
Abstrak. Pelaksanaan MEA menyebabkan terjadinya persaingan secara bebas pada
berbagai aspek kehidupan di kawasan Asia. Persaingan juga terjadi di dunia pendidikan. Hal ini perlu disikapi dengan menyiapkan guru dengan kemampuan yang diperlukan. Rendahnya kemampuan guru Indonesia menjadi masalah penting bagi bangsa Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kemampuan guru. Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (P4MRI) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) telah ikut berupaya meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika. Upaya tersebut dilakukan melalui pelatihan yang disertai pendampingan dengan memanfaatkan video pembelajaran. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan pelatihan dan pendampingan dengan memanfaatkan video pembelajaran terhadap guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika di sekolah dasar yang telah dilakukan oleh P4MRI Unsyiah. Pelatihan dan pendampingan yang dilakukan P4MRI Unsyiah melibatkan guru dari sekolah mitra PMRI. Pemanfaatan video pembelajaran dilakukan untuk memberi pengetahuan dan pemahaman kepada guru terhadap prinsip-prinsip pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI. Guru didampingi ketika menonton video yang dilakukan berulang kali baik secara bersama-sama dengan guru lain maupun sendiri. Guru juga dimotivasi menonton kembali video secara mandiri. Seterusnya guru didampingi ketika melaksanakan pembelajaran pada video di kelas masing-masing. Pembelajaran di kelas direkam dan kemudian didiskusikan dalam pelatihan guru. Melalui video pembelajarannya masing-masing, guru dimotivasi untuk menemukan mengidentifikasi kejadian/situasi penting yang terjadi dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil identifikasi, guru dimotivasi untuk menginterpretasikan kejadian/situasi penting yang terjadi. Seterusnya guru diminta membuat koneksi kejadian/situasi penting yang terjadi dalam pembelajarannya dengan prinsip PMRI.
Kata kunci: Pelatihan, Pendampingan, Kemampuan guru, Pemanfaatan video
pembelajaran
Pendahuluan
Dekade lalu, seluruh negara ASEAN menyepakati untuk melaksanakan MEA pada akhir tahun 2015. MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) atau AEC (ASEAN
Economic Community) merupakan integrasi negara-negara ASEAN dalam bidang
ekonomi melalui perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN. MEA berimpak kepada terjadinya kompetisi pada aspek tenaga kerja untuk hampir semua bidang. MEA membuka kesempatan bagi pencari kerja dan pemberi kerja untuk bersaing secara terbuka. Hal ini memunculkan kekhawatiran terhadap tenaga kerja Indonesia. Tenaga kerja Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja dari negara di kawasan ASEAN lainnya. Keadaan ini membuka peluang kepada tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia. (Danarkusumo, 2016).
13
| Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015Guru merupakan salah satu profesi yang perlu mendapat perhatian dalam menghadapi MEA. Kondisi guru Indonesia saat ini dapat dilihat dari hasil berbagai sumber informasi. Aljazeera (2013) mengungkapkan bahwa hanya 51% guru Indonesia yang memenuhi kualifikasi pengajar. Hal ini menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Pearson (2012) menyebutkan bahwa peringkat pendidikan Indonesia berada pada urutan terbawah yaitu urutan 40 dari 40 negara yang disurvei. Peringkat pendidikan Indonesia seperti ditunjukkan oleh gambar 1.
Gambar 1 Peringkat pendidikan Indonesia dari 40 negara yang disurvei (Pearson, 2012)
Meskipun bantahan dilontarkan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim (2012) dengan meminta masyarakat tidak mudah percaya terhadap informasi yang disampaikan tersebut, akan tetapi hasil Uji Kompetensi Guru Awal (UKA) tahun 2012 dan 2013 menunjukkan kebenaran hasil survey tersebut. Rata-rata skor UKG 2012 secara nasional adalah 4,7 (skala 0-10). Nilai ini masih jauh dari standar yang diharapkan yaitu 7. Rendahnya capaian guru menyulitkan pencapaian standar UKG tahun 2019 yaitu 8,0 (Ambarukmi, 2015). Gambar 2 menunjukkan hasil UKG secara nasional.
14
| Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015Gambar 2 menunjukkan skor rata-rata yang diperoleh guru pada UKG (Amin Mungamar, 2015)
Kenyataan menunjukkan bahwa guru sekolah dasar (SD) memperoleh skor rata-rata terendah secara nasional, baik untuk UKA yaitu 36,9 maupun UKG yaitu 42,05 (pada rentang 0-100). Sedangkan guru SD merupakan jumlah terbesar dari jumlah guru secara nasional yaitu 1.6 juta atau 55% dari jumlah guru Indonesia. Disamping itu kualifikasi guru SD juga memiliki kualifikasi paling rendah. Hasil UKG 2012 menyebabkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengubah pola sertifikasi yaitu dari pola portofolio dan diklat menjadi diklat seluruhnya (Sulistiyo, 2013).
Setelah melaksanakan pola diklat, hasil UKG yang diperoleh masih belum menggembirakan. Hal ini terlihat dari hasil UKG 2012-2014 yang menunjukkan fenomena sama yaitu hanya 192 guru yang mencapai skor 90-100. Sedangkan lebih dari 1,3 juta guru memperoleh skor kurang dari 60 Hal ini menyulitkan pencapaian standar UKG 2019 yaitu 80 (Ambarukmi, 2015). Oleh karena pola diklat belum memberikan hasil seperti yang diharapkan, maka Kemendikbud merasa perlu
mengubah pola diklat seluruhnya menjadi diklat dan pendampingan
(Kemendikbud, 2014).
Pelatihan disertai pendampingan untuk meningkatkan kemampuan guru di Aceh telah dilakukan oleh (Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (P4MRI) Universitas Syiah Kuala sejak tahun 2006. Pelatihan dalam bentuk workshop guru dan pendampingan yang diberikan berkenaan dengan berbagai aspek pedagogik dalam melaksanakan pembelajaran matematika, terutama di sekolah dasar. Hal ini sesuai dengan standar workshop guru yang telah ditetapkan Tim IP-PMRI seperti yang dikemukakan Hadi et al., (2010, p. 159),
15
| Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015yaitu (i) aktivitas workshop mendukung guru memahami ide PMRI dan menyediakan alat yang dapat digunakan di sekolah, (ii) workshop memberi kemudahan kepada guru untuk mengalami sendiri ciri PMRI dalam memupuk pengetahuan dan ketrampilan, (iii) kurikulum workshop perlu sejajar dengan kebutuhan dan keadaan di sekolah dan memberikan keadaan ideal yang menunjukkan kesesuaian PMRI dengan keadaan sekolah, (iv) workshop membantu guru untuk mengaitkan aktivitas, konsep matematika dengan teori PMRI, dan (v) workshop memupuk keyakinan dan memberi peluang kepada guru untuk meneruskan pelaksanaan pembelajaran PMRI di sekolah.
Pencapaian standar workshop guru PMRI diharapkan dapat membantu guru memenuhi standar guru PMRI yang telah ditetapkan Tim IP-PMRI. Standar guru PMRI dikemukakan Hadi et al., (2010, p. 159), yaitu (i) guru memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai tentang matematika dan didaktik PMRI serta dapat menerapkannya dalam pembelajaran matematika untuk mewujudkan lingkungan pembelajaran yang kondusif, (ii) guru memfasilitasi siswa berpikir, berdiskusi dan bernegosiasi dalam menggali ide dan kreativitas, (iii) guru menggali ide dan memotivasi siswa untuk berani menyampaikan ide serta menemukan strategi sendiri untuk menyelesaikan permasalahan, (iv) guru memfasilitasi siswa melakukan aktivitas melalui kerjasama dan diskusi untuk mencapai tujuan membangun pengetahuan, dan (v) guru bersama siswa, meringkaskan fakta, konsep, prinsip dan ide matematika melalui proses refleksi dan penguatan.
Pelatihan dan pendampingan yang dilaksanakan P4MRI Unsyiah dilakukan dengan mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yaitu melalui pemanfaatan video pembelajaran yang menggunakan pendekatan realistik. Hal ini sesuai dengan pendapat Punie dan Cabrera (2006) bahwa integrasi TIK dalam pembelajaran berperan menyediakan akses terhadap materi yang diajarkan dan mengurangi kendala ruang dan waktu dalam lingkungan belajar. Menurut Siahaan (2010) TIK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mempermudah mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran di kelas. Melalui video pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan dan pendampingan guru PMRI, guru mendapat informasi konkrit tentang pelaksanaan pembelajaran matematika yang bermakna bagi siswa. Pada video pembelajaran menayangkan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan siswa untuk membangun pemahaman terhadap materi matematika yang diajarkan guru.
Realistik merupakan suatu pendekatan yang dilaksanakan khusus dalam pembelajaran matematika. Pendekatan ini bertujuan untuk membantu membangun pemahaman siswa melalui kegiatan menemukan kembali konsep-konsep matematika. Konsep matematika ditemukan siswa melalui aktivitas menyelesaikan permasalahan kontekstual secara interaktif (Gravemeijer, 2010). Pendekatan realistik memberikan kesempatan kepada siswa melakukan berbagai untuk membangun pemahaman informal sebagai pondasi pemahaman formal (de Lange, 1987).
16
| Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015Pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik mempunyai ciri menggunakan konteks, menggunakan model dalam menyelesaikan masalah matematika, menggunakan konstribusi siswa, multi-interaksi, dan keterkaitan. Pembelajaran diawali dengan pengajuan permasalah realistik sebagai konteks. Konteks lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika yaitu permainan, alat peraga, dan lain sebagainya. Konteks dipilih yang dekat dan bermakna bagi siswa sehingga dapat dibayangkan siswa. Konteks memungkinkan siswa terlibat menyelesaikan permasalahan baik secara fisik maupun pikiran. Konteks membantu memotivasi siswa mengembangkan berbagai strategi untuk menyelesaikan permasalahan. (De Lange, 1987 & 1996; Treffers, 1991; Gravemeijer, 1994; Wijaya, 2012).
Tulisan ini bertujuan menjelaskan pelatihan dan pendampingan yang telah dilakukan oleh P4MRI Unsyiah terhadap guru dari sekolah mitra PMRI dengan memanfaatkan video pembelajaran.
Pembahasan
Pendampingan dilakukan oleh Tim P4MRI Unsyiah terhadap guru yang berasal dari sekolah mitra PMRI di Kota Banda Aceh. Jumlah guru yang dilibatkan dalam setiap pelatihan dan pendampingan bervariasi. Hal ini didasarkan pada pertimbangan keterbatasan Tim P4MRI. Selain itu, dimaksudkan agar pelatihan dan pendampingan yang dilakukan fokus dan terukur.
Pelatihan dilakukan melalui workshop guru yang dilakukan di kampus FKIP Unsyiah, sekolah mitra maupun KKG guru (yang melibatkan sekolah mitra). Kegiatan yang dilakukan selama pelatihan guru PMRI terdiri atas pemaparan, modeling/simulasi, menonton video pembelajaran, dan diskusi. Modeling dilakukan oleh salah seorang guru mitra yang sudah dilatih sebelumnya, atau guru mitra yang dilibatkan dalam penelitian yang relevan. Modeling juga dilakukan oleh dosen yang termasuk dalam Tim P4MRI Unsyiah. Modeling bertujuan untuk memberikan pengalaman secara langsung kepada guru berkaitan dengan pembelajaran matematika sesuai prinsip PMRI.
Gambar 1. Workhsop Guru PMRI
Setelah modeling, peserta pelatihan seterusnya menonton video pembelajaran yang sudah disiapkan. Pembelajaran pada video menggunakan pendekatan realistik dan melibatkan guru model yang merupakan salah seorang guru mitra. Pendampingan secara klasikal maupun sendiri-sendiri dilakukan selama guru menonton video baik. Selama menonton video, peserta pelatihan diberikan instrumen untuk
17
| Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015mengidentifikasi berbagai hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran matematika. Guru diminta mengidentifikasi aspek-aspek penting dalam pembelajaran pada video.
Aspek penting yang perlu diidentifikasi guru berkaitan dengan lintasan belajar dalam pembelajaran di video, konteks yang digunakan, aktivitas siswa, alat peraga yang digunakan, dan dialog-dialog yang terjadi diantara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa. Guru juga diminta menganalisis pentingnya siswa melakukan aktivitas tertentu. Orientasi semua hal yang diidentifikasi adalah untuk menumbuhkan kepedulian guru terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Guru juga diminta mengemukakan manfaat dari setiap usaha guru model dalam menanamkan pemahaman kepada siswa. Selain itu, guru juga diminta untuk mengemukakan kekurangan dari pembelajaran pada video. Seterusnya guru dimotivasi untuk mengemukakan ide perbaikan atau perubahan yang dilakukan jika pembelajaran tersebut dilaksanakan di kelasnya.
Guru diminta menonton video berulang-ulang, baik secara bersama-sama maupun secara mandiri untuk dapat benar-benar memahami langkah-langkah pembelajaran. Setelah guru merasa siap, selanjutnya guru diarahkan untuk melaksanakan pembelajaran seperti pada video di kelas masing-masing. Guru didampingi melakukan persiapan dan melaksanakan pembelajaran di kelas.seterusnya dilakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan guru di kelasnya sendiri. Guru diberi kebebasan untuk melakukan perubahan pada bagian-bagian yang dirasa kurang serta menyesuaikan dengan kondisi siswanya. Hal ini dilakukan agar guru merasa nyaman dan merasa memiliki terhadap pembelajaran yang dilakukannya.
Gambar 2. Menonton video pembelajaran dan diskusi untuk membantu guru melakukan persiapan penerapan pembelajaran
Setelah pelaksanaan pembelajaran, dilakukan diskusi klinis untuk merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan membantu guru mengatasi kesulitan yang dialami. Diskusi klinis juga dilakukan untuk membantu guru menyiapkan pembelajaran selanjutnya. Pengamatan terhadap masing-masing guru dilakukan terhadap tiga kali pembelajaran. Hal ini sesuai dengan video pembelajaran yang diberikan.
18
| Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015Pada diskusi klinis guru juga diarahkan untuk mengidentifikasi kejadian/situasi
penting yang terjadi selama pembelajaran. Guru dimotivasi untuk
mengintepretasikan kejadian/situasi penting tersebut. Guru juga diminta untuk mengkoneksikan kejadian/situasi penting yang berhasil diidentifikasinya dengan prinsip PMRI.
Gambar 2. Penerapan pembelajaran dengan PMRI dan diskusi klinis
Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada akhir pelatihan dan pendampingan diperoleh informasi bahwa guru antusias mengikuti pelatihan dan menerapkan pengetahuannya berkenaan dengan PMRI di kelas masing-masing. Guru beranggapan pembelajaran dengan pendekatan PMRI membantu dalam melaksanakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Pemahaman guru tentang prinsip PMRI masih perlu terus ditingkatkan. Hal ini penting untuk menyiapkan guru menjadi pribadi yang mandiri dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran matematika yang bermakna bagi siswa di masa mendatang. Oleh karena itu diperlukan waktu yang cukup dan upaya terus menerus untuk mendapatkan hasil seperti yang diharapkan.
Selama pelaksanaan pelatihan dan pendampingan juga diperoleh temuan berkenaan dengan kemampuan guru berkenaan dengan pemahaman konsep matematika. Guru perlu bantuan untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep matematika. Hal ini disebabkan latar belakang pendidikan guru yang beragam. Guru yang mengajar di sekolah dasar tidak hanya lulusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), banyak pula dari pendidikan lain yang tidak terkait dengan matematika sehingga pemahaman matematika perlu mendapat perhatian khusus. Temuan ini sesuai dengan ungkapan (Mastuhu, 2003) bahawa sebahagian besar guru sekolah dasar mengajar tidak bermakna dan sebahagian besar guru yang tidak lulus Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2012 guru matematika dan guru sekolah rendah (Mustafa Kamal, 2013). Kurangnya pemahaman guru terhadap konsep yang diajarkan sangat berpengaruh terhadap pencapaian siswa. Pembelajaran yang dilaksanakan menjadi tidak bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang tidak bermakna menyebabkan rendahnya pencapaian matematika siswa (Keuper-Makkink, 2010).
19
| Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015 ReferensiAljazeera (2013). Educating Indonesia. Diakses dari
http://www.aljazeera.com/programmes/101east/2013/02/20132196525715 4992.html
de Lange, J. (1994). Assessing mathematical skills, understanding, and thingking. In Richard Lesh and J. Lamon (Eds.), Asessment of Authentic
Performance in School Mathematics (pp. 78-96). Texas: AAAS Press.
de Lange, J. (1996). Using and applying mathematics in educational.Dalam A.J. Bishop, et al. (Eds.), International Handbook of Mathematics
Educational(49-97). The: Netherlands: Kluwer.
Didi Danarkusumo (2016). Apa Itu MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Diakses dari http://www.selasar.com
Gravemeijer, K. (1994).Developing realistic mathematics education. Utrecht: CD-β Press.
Gravemeijer, K. (2010). Realistic mathematics education theory as a guideline for problem-centered, interactive mathematics education. Dalam R. Sembiring, K Hoogland & M. Dolk (Eds.), A decade of PMRI in
Indonesia, (pp.41-50). Bandung, Utrecht: APS International.
Kemendikbud (2014). Pendampingan Guru Kurikulum 2013 kembali dimulai. Republika. (30 September 2014).Sutarto Hadi, Zulkardi & Hoogland, K. (2010). Quality assurance in PMRI-design of standards of PMRI. In R. Sembiring, K Hoogland & M. Dolk (Eds.), A decade of PMRI in Indonesia. Bandung, Utrecht: APS International.
Keuper-Makkink, Anni (2010). My involvement with PMRI.Dalam R. Sembiring, K Hoogland & M. Dolk (Eds.), A decade of PMRI in Indonesia (pp. 33-39). Bandung, Utrecht: APS International.
Mastuhu (2003). Menata ulang pemikiran sistem pendidikan nasional dalam abad 21. Jakarta: Safiria Insani Press & MSI. (Mustafa Kamal, 2013).
Muhammad Nuh (2014). Kurikulum 2013 Tidak Diganti Tapi Dievaluasi. Diakses dari www.news.com 8 Desember 2014
Musliar Kasim (2013). Pengumuman Hasil Kelulusan UN SD 2013. Diakses dari http://pengumuman.com
Mustafa Kamal (2013). Info Uji Kompetensi Awal (UKA) sertifikasi guru tahun 2013. Diakses dari http://regional.kompasiana.com
Pearson (2012) Global Index of Cognitive Skills Education Attainment. Diakses dari
www.thelearningcurve.pearson.com/index/index_of_cognitive_skills_edu cation-attainment.
Santi Ambarukmi (2015). Nilai rata-rata UKG 2015. Diakses dari www.pikiran _rakyat.com 15 Oktober 2015.
Sulistiyo (2013). Persiapan Guru pada Implementasi Kurikulum 2013 tidak maksimal. Diakses dari www.beritasatu.com senin 8 Juli 2013:
Treffers, A. (1991). Didactical background of a mathematics program for primary
education. Dalam L. Streefland (Ed.), Realistic Mathematics Education in Primary School (pp. 21-56), Utrecht: CD-β Press. Wijaya, 2012).