• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI JENIS PLANKTON DI PERAIRAN MUARA BADAK, KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI JENIS PLANKTON DI PERAIRAN MUARA BADAK, KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

 2003 Dhani Dianthani Posted 3 May, 2003 Makalah Falsafah Sains (PPs 702)

Program Pasca Sarjana /S3 Institut Pertanian Bogor Mei 2003

Dosen:

Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab) Dr Bambang Purwantara

IDENTIFIKASI JENIS PLANKTON DI

PERAIRAN MUARA BADAK,

KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

Dhani Dianthani

I. Pendahuluan

Plankton adalah organisme yang berkuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus. Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton). Menurut Nybakken (1992) zooplankton ialah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis.

Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai produsen utama di perairan adalah fitoplankton, sedangkan organime konsumen adalah zooplankton, larva, ikan, udang, kepiting, dan sebagainya. Menurut Djarijah (1995), produsen adalah organisme yang memiliki kemampuan untuk menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitas hidupnya, sedangkan konsumen adalah organisme yang menggunakan sumber energi yang dihasilkan oleh organisme lain.

Menurut Nybakken (1992), perairan muara memiliki ciri berfluktuasinya salinitas, yang akan tampak pada saat tertentu, bervariasi bergantung pada musim, topografi

(2)

muara, pasang surut dan jumlah air tawar. Ciri lain, substrat berlumpur, yang sering kali sangat lunak, berasal dari sedimen yang dibawa ke dalam muara oleh air laut maupun air tawar. Juga suhu lebih bervariasi daripada di perairan didekatnya karena volume air lebih kecil sedangkan luas permukaan lebih besar, dengan demikian pada kondisi atmosfer yang ada, air estuaria ini lebih cepat dingin dan lebih cepat panas. Kekeruhan juga menjadi ciri perairan ini, dimana kekeruhan tertinggi terjadi saat aliran sungai maksimum.

Kondisi perairan muara mempengaruhi jumlah spesies plankton yang mendiami sistem muara. Menurut Barnes (1974), jumlah spesies pada umumnya jauh lebih sedikit daripada yang mendiami habitat air tawar atau air laut didekatnya. Hal ini antara lain karena ketidakmampuan organisme air tawar mentolerir kenaikan salinitas dan organisme air laut mentolerir penurunan salinitas estuaria.

Perairan Muara Badak, Kalimantan Timur merupakan daerah delta muara Sungai Mahakam. Daerah ini menjadi tempat pertemuan air tawar dari S. Mahakam dengan air laut dari Selat Makassar, dicirikan dengan bawaan lumpur dari sungai sehingga warna air kecoklatan, salinitas yang rendah dan adanya hutan bakau yang merupakan tumbuhan khas daerah muara sungai. Posisinya terletak pada 0o 22’512’’ - 0o 20’584’’ Lintang Selatan dan 117o 27’900’’ – 117o 27’893’’ Bujur Timur. Pada daerah hutan bakau telah dibuka tambak-tambak tradisional yang dikelola oleh masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis plankton yang terdapat di perairan Muara Badak, Kalimantan Timur untuk mengetahui kaitannya dengan kestabilan perairan. Penelitian ini berlangsung sejak Juli 2000 sampai dengan September 2000.

II. Metode Penelitian

Pengambilan sampel plankton dilakukan pada 7 stasiun dengan menggunakan plankton net no. 25 pada perairan di sekitar hutan mangrove. Pengulangan dilakukan sebanyak 2 kali dengan cara mengambil contoh air dengan ember berukuran 10 liter sebanyak 2 kali lalu dituangkan ke dalam plankton net. Lalu contoh plankton yang didapat dimasukkan ke dalam plastik sampel dan diawetkan dengan larutan formalin sebanyak 3 – 4 tetes. Sampel ini dibawa ke Laboratorium Manajemen Sumberdaya

(3)

Perairan, Fakultas Perikanan, Universitas Mulawarman, Samarinda untuk dianalisis dan dihitung jumlah serta jenisnya.

Data Plankton yang diukur adalah : a. Kelimpahan Plankton

Untuk mengukur kelimpahan plankton dapat dihitung dengan menggunakan rumus Sachlan dan Effendi (1972), sebagai berikut:

A C 1000 F = --- x --- x --- x N

B D E Dimana :

F = Jumlah individu per liter D = Volume sampel yang diambil A = Luas cover glass C = Volume sampel yang disaring B = Luas lapang pandang E = Volume sampel yang diteliti N = Jumlah organisme yang didapat

b. Indeks Keseragaman

Untuk menghitung indeks keragaman plankton yang dikemukakan oleh Magurran (1982) sebagai berikut :

maks H H E ' ' = dimana : E = Indeks Keseragaman H’ = Indeks Keanekaragaman H maks = Ln S S = Jumlah Spesies

Indeks Keseragaman berkisar antara 0-1. Apabila nilai mendekati 1 sebaran individu antar jenis merata. Nilai E mendekati 0 apabila sebaran individu antar jenis tidak merata atau ada jenis tertentu yang dominan.

c. Indeks Keanekaragaman (H’) (Shanon-Weiner, 1949):

= − = s i pi pi H 1 ln ' dimana :

(4)

Pi = ni/N

ni = jumlah individu jenis ke-I N = Jumlah total individu

Kisaran total Indeks Keanekaragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut (modifikasi Wilhm dan Dorris (1968) dalam Mason (1981)):

H’ < 2,3026 : keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah 2,3026 <H’> 6,9078 : keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas sedang H’ > 6,9078 : keanekaragaman tinggi dan kestabilan komunitas tinggi d. Indeks dominansi (D) (Simpson, 1949) :

% 100 2 2 x D

N

ni

= dimana : D = Indeks Dominansi

ni = jumlah individu jenis ke-i N = Jumlah total individu

dengan kriteria (Odum, 1971) sebagai berikut :

D mendekati 0 tidak ada jenis yang mendominansi dan D mendekati 1 terdapat jenis yang mendominansi.

III. Hasil dan Pembahasan

Perairan Muara Badak dari hasil pengamatan memiliki 24 jenis plankton baik zooplankton maupun fitoplankton (lihat Tabel 1).

Tabel 1. Jumlah dan Jenis Plankton di Perairan Muara Badak, Kalimantan Timur

A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2 E1 E2 F1 F2 G1 G2 Chaetocheros sp. 2984 9 1148 41230 0 5740 6888 24109 0 10332 1148 36737 2296 30997 17220 Thalassiontrix fraunfeldii 2870 1 2296 8036 114 8 0 137 76 1492 4 4592 3444 0 1951 7 2525 7 2066 5 4592 Nitzschia sp. 4592 1607 2 2296 688 8 0 114 80 0 1377 6 0 8036 3214 5 1262 8 2181 2 2870 1 Pleurosigma sp. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5740 0 Stephanopyma palmemona 2296 0 1148 0 0 0 6888 0 1148 0 0 0 8036 0 Coscinodiscus asteromphalus 1262 8 9184 5740 0 0 918 4 8036 8036 1148 4592 0 2525 7 1262 8 1492 4 Rhizosolenia sp. 1607 2 0 2181 2 0 0 0 1836 8 0 9184 0 1033 2 0 2296 0 Bacteriastrum hyalinum 1148 0 0 1148 0 0 574 0 3444 2296 0 0 0 2296 0 2296 Bacillaria paladosa 3444 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1033 2 0 0 0

(5)

Biddulphia sinensis 1033 2 3444 1377 6 0 0 229 6 9184 1148 0 0 0 2296 0 2296 Milosera borreri 0 0 1033 2 0 0 0 6888 0 0 0 6888 0 0 1148 Trichodesmium erythraeum 0 0 2296 0 3444 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Oscillatoria sp. 0 0 0 0 4592 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tintinopsis sp. 2296 0 6888 0 5740 344 4 4592 2296 0 1148 0 0 0 0 Prorosentrum minimum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2066 4 0 Triseratium americanum 4592 0 0 0 0 0 0 0 1148 0 3444 0 0 0 Ceratium sp. 0 0 0 0 0 114 8 3444 0 1148 0 0 0 0 0 Brachionus sp. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3444 0 Daphnia pulex 0 0 0 0 2296 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Thalossionema sp. 1033 2 0 8036 0 0 0 0 0 0 0 1148 0 0 1148 0 0 Navicula sp. 0 5740 0 918 4 0 2296 0 11480 0 0 0 8036 0 8036 Spirogyra sp. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4592 0 0 0 0 Acartia omorii 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2296 0 2640 5 0 0 Calanus sp. 0 0 0 0 0 229 6 0 4592 0 5740 0 9184 0 4592 Kelimpahan ind. plankton/l 1366 14 3788 4 1148 02 1722 0 2181 2 5854 8 9987 7 4821 6 2755 2 2755 2 1308 75 1136 55 1377 62 8380 5 Jumlah taksa 12 6 13 3 6 11 12 8 8 7 9 9 11 9 Indeks Keanekaragaman 2.288 9 1.48 70 2.286 4 0.88 24 1.73 61 2.10 75 2.25 11 1.82 45 1.74 40 1.75 56 2.024 6 1.878 6 2.162 8 1.79 85 Indeks Keseragaman 0.921 1 0.82 99 0.891 4 0.80 22 0.96 89 0.87 89 0.90 59 0.87 74 0.83 87 0.90 22 0.921 4 0.855 0 0.902 0 0.81 85 Indeks dominansi 0.136 1 0.4811 0.3808 0.4488 0.1856 0.3717 0.1433 0.1893 0.2604 0.1944 0.1849 0.1843 0.1421 0.1045

Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa lebih banyak fitoplankton yang teramati yaitu 16 genus daripada zooplankton 8 genus. Jenis fitoplankton yang teramati dari Bacillariophyta adalah Chaetocheros sp., Thalassiontrix sp., Nitzschia sp., Pleurosigma sp., Stephanopyma sp., Coscinodiscus sp., Rhizosolenia sp., Bacteriastrum sp., Bacillaria sp., Biddulphia sp., Milosera sp., Thalossionema sp., dan Navicula sp. Dari Cyanophyta adalah Trichodesmium sp. dan Oscillatoria sp. Untuk Chlorophyta terdapat 1 genus yaitu Spirogyra sp.

Keberadaan Bacillariophyta dari hasil pengamatan cukup banyak. Hal ini diduga disebabkan oleh salinitas yang relatif tinggi di perairan Muara Badak, yaitu berkisar antara 29-31‰. Menurut Sachlan (1972), fitoplankton yang hidup pada kisaran salinitas diatas 20‰ sebagian besar merupakan plankton dari kelompok Bacillariophyta. Keadaan demikian menurut Riley (1967), diduga berkaitan dengan kondisi perairan yang mendukung terutama keadaan salinitas dan ketersediaan unsur

(6)

hara. Yudilasmono (1996) dalam Arsil (1999), menyatakan bahwa Bacillariophyta atau Bacillariophyceae lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan merupakan kelompok fitoplankton yang disenangi oleh ikan dan larva udang.

Zooplankton yang teramati dari Protozoa 4 genus adalah Tintinopsis sp., Prorosentrum sp., Triseratium sp. dan Ceratium sp. Rotifera ada 1 genus Brachionus sp., sedangkan Crustacea ada 3 genus yaitu Acartia sp., Daphnia sp. dan Calanus sp.

Dari hasil penghitungan Indeks Keanekaragaman (Diversity Index) terhadap jenis-jenis plankton yang teramati di tiap stasiun penelitian secara umum berada dibawah kisaran nilai indeks keanekaragaman H’ < 2,3026 menurut klasifikasi Wilhm dan Dorris (1968) dalam Mason (1981), yaitu pada kisaran nilai 0,8824-2,2889. Kisaran ini menunjukkan keanekaragaman di perairan Muara Badak kecil dan kestabilan komunitas rendah.

Dari hasil penghitungan Indeks Keseragaman (Equitability Index) dengan skor 0 sampai 1 didapatkan bahwa pada dua kali pengambilan contoh sampel plankton didapatkan bahwa nilai indeks antara 0,818 sampai dengan 0,968. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai indeks (mendekati nilai 1), semakin besar pula keseragaman populasi yang berarti penyebaran jumlah individu sama dan tidak ada kecenderungan terjadi dominansi oleh satu spesies.

Nilai indeks dominansi di perairan Muara Badak berkisar antara 0,1045-0,4811. Nilai ini menunjukkan bahwa relatif tidak ada jenis plankton yang mendominansi, dengan demikian tidak ada jenis-jenis yang mengendalikan perairan ini. Hilangnya jenis-jenis yang dominan, menurut Odum (1971), akan menimbulkan perubahan-perubahan penting tidak hanya pada komunitas biotiknya sendiri tetapi juga dalam lingkungan fisiknya.

Indeks Keanekaragaman (Diversity Index), Indeks Keseragaman (Equitability Index) dan indeks dominansi merupakan indeks yang digunakan untuk menilai kestabilan komunitas biota perairan terutama dalam hubungannya dengan kondisi suatu perairan. Dengan mengacu pada nilai indeks, terlihat bahwa perairan ini cenderung tidak stabil karena relatif tidak ada jenis plankton tertentu yang mendominasi dan rendahnya keanekaragaman. Dimana menurut Clark (1974) dan Krebs (1972) dalam Arsil (1999), tingginya keanekaragaman menunjukkan suatu ekosistem yang seimbang

(7)

dan memberikan peranan yang besar untuk menjaga keseimbangan terhadap kejadian yang merusak ekosistem dan spesies yang dominan dalam suatu komunitas memperlihatkan kekuatan spesies itu dibandingkan spesies lain. Ekosistem yang tidak seimbang akan mempengaruhi pakan alami sehingga jika pakan alami tidak tersedia maka kelangsungan hidup larva organisme akan terancam.

IV. Kesimpulan

Perairan Muara Badak memiliki 24 jenis plankton, dari hasil analisis indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi menunjukkan bahwa perairan ini memiliki keanekaragaman yang rendah dan tidak ada spesies plankton yang mendominasi, sehingga perairan ini cenderung tidak stabil. Ketidakstabilan perairan erat kaitannya dengan ketersediaan pakan alami bagi larva organisme.

Daftar Pustaka

Arsil, M. S. 1999. Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Utara Pulau Batam-Bintan dan Perairan Laut Natuna. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. 48 hal. Djarijah, A.S. 1995. Pakan Ikan Alami. Kanisius, Jakarta. 87 hal.

Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia, Jakarta. 459 hal.

Gambar

Tabel 1. Jumlah dan Jenis Plankton di Perairan Muara Badak, Kalimantan Timur

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan distribusi plankton di perairan Muara Desa Belawan I dan hubungannya dengan faktor

Analisa data plankton (fitoplankton dan zooplankton) yang dilakukan adalah perhitungan nilai kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman, dominansi dan pola sebaran menggunakan

Apabila nilai indeks yang dihasilkan dari perhitungan per zona di perairan Waduk Wadaslintang (indeks keanekaragaman, indeks dominansi, indeks kemerataan, dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis struktur komunitas plankton berdasarkan kelimpahan, dominansi, keseragaman, indeks similaritas, dan indeks

Hasil analisis kualitas plankton pada tambak diketahui indeks keanekaragaman (1,55–1,88) termasuk dalam kategori sedang, keseragaman (0,96–0,98) kategori komunitas stabil dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis komposisi jenis ikan, kelimpahan relatif, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi ikan yang tertangkap

Dari nilai indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi secara umum bahwa perairan Teluk Jakarta memiliki keanekaragaman zooplankton yang rendah (&lt; 2,30), keseragaman

Sedangkani struktur komunitas yang digambarkan dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman H’, indeks keseragaman E dan indeks dominansi D menunjukkan lokasi perairan Pantai Senggigi