• Tidak ada hasil yang ditemukan

I PENDAHULUAN. tunggang dan juga dapat digunakan dalam bidang olahraga. Salah satu bidang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I PENDAHULUAN. tunggang dan juga dapat digunakan dalam bidang olahraga. Salah satu bidang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuda telah banyak dikenal masyarakat sebagai hewan yang memiliki banyak fungsi seperti hewan peliharaan, hewan ternak, sarana transportasi, kuda tunggang dan juga dapat digunakan dalam bidang olahraga. Salah satu bidang olahraga yang dimaksud yaitu polo berkuda. Polo berkuda adalah olahraga beregu yang dimainkan di atas kuda dengan tujuan untuk mencetak bola ke gawang lawan. Pemain mengendalikan bola kayu atau plastik yang berukuran 3-3,5 inchi menggunakan pemukul panjang yang disebut mallet.

Olahraga polo berkuda di Indonesia satu-satunya berada di Nusantara Polo Club yang berada di daerah Cibinong Bogor dan berada dibawah bimbingan Letnan Jendral Prabowo Subianto dari tahun 2005. Klub ini mewakili Indonesia untuk pertama kalinya dalam turnamen Kings Cup 2006 di Thailand dan meraih peringkat ketiga dibawah Malaysia dan Jordan. Negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, dan Indonesia sepakat untuk membuat polo sebagai cabang olahraga resmi yang dimainkan dalam SEA Games 2007 di Thailand.

Kuda-kuda di Nusantara Polo Club ini sering digunakan dalam turnamen atau pertandingan olahraga polo. Kuda yang digunakan adalah kuda polo Argentina yang mempunyai ras Criollo. Sebelumnya, kuda tersebut sudah dilatih di Argentina dan mulai dipakai di Indonesia dalam pertandingan polo pada umur 5-7 tahun. Kuda yang digunakan untuk pertandingan polo tidak mempunyai kriteria tertentu, jantan maupun betina dapat digunakan asalkan kuda tersebut gesit dan sudah terlatih.

(2)

Pertumbuhan seekor ternak dapat diketahui melalui perkembangan ukuran tubuh yang akhirnya dapat dijadikan variable untuk menduga bobot badan. Bobot badan merupakan salah satu indikator produktivitas ternak. Untuk mengetahui bobot badan ternak yang baik dan akurat dapat dilakukan dengan cara menimbangnya dengan timbangan digital. Masalah yang sering dihadapi dalam mengukur bobot badan ternak dengan menggunakan timbangan digital, biasanya tidak efektif dan efisien karena membutuhkan peralatan, tenaga dan waktu yang banyak.

Alternatif untuk pendugaan bobot badan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Winter yang berguna untuk memudahkan peternak dalam mengetahui bobot badan kuda. Berbagai penelitian sudah mengkoreksi rumus tersebut sesuai dengan keadaan lingkungan, umur ternak, pengaruh genetis dan waktu (Santosa, 2003). Sistem penilaian kuda secara umum dapat dilihat dari Body Condition Score yang telah dikembangkan untuk mempertimbangkan ukuran tubuh. Body Condition Score pada kuda mempunyai beberapa kriteria dalam penilaian, seperti very thin, thin, fair, good, fat,dan very fat (B.Wright, G.Rietveld, and P. Lawlis, 1998). Oleh kerena itu, dibuatlah rumus pendugaan bobot badan berdasarkan ukuran-ukuran tubuh.

Rumus Winter dibentuk berdasarkan anggapan tubuh ternak diibaratkan sebuah tong yang memiliki panjang badan dan lingkar dada. Oleh karena itu, pendugaan bobot badan dengan rumus Winter menggunakan ukuran lingkar dada dan panjang badan. Akan tetapi, dengan menggunakan rumus Winter ini masih memiliki kekurangan. Kekurangannya yaitu hasil pendugaan tersebut masih belum di kalibrasi dari bobot badan sebenarnya dengan menggunakan timbangan sebenarnya. Besar penyimpangan untuk rumus Winter belum ada informasinya,

(3)

terutama untuk kuda polo di Nusantara Polo Club. Oleh karena itu, penelitian tentang penyimpangan bobot badan dugaan berdasar rumus Winter terhadap bobot badan aktual kuda polo di Nusantara Polo Club perlu dilakukan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang dapat diidentifikasikan beberapa masalah : 1. Seberapa besar bobot badan dugaan berdasar rumus Winter dan bobot

badan aktual pada kuda polo di Nusantara Polo Club.

2. Seberapa besar nilai penyimpangan bobot badan dugaan berdasar rumus Winter terhadap bobot aktual kuda polo di Nusantara Polo Club.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Mengetahui bobot badan dugaan berdasar rumus Winter dan bobot badan aktual pada kuda polo di Nusantara Polo Club.

2. Mengetahui nilai penyimpangan bobot badan dugaan berdasar rumus Winter terhadap bobot aktual kuda polo di Nusantara Polo Club.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini yaitu dapat menjadi informasi dasar ilmu pengetahuan dan gambaran mengenai penyimpangan bobot badan dugaan berdasar rumus Winter terhadap bobot badan aktual kuda polo di Nusantara Polo Club.

1.5 Kerangka Pemikiran

Berbagai macam olahraga berkuda yang selama ini dikenal diantaranya yaitu, polo berkuda, perlombaan kereta berkuda, pacuan kuda, gymkhana berkuda,

(4)

tunggang serasi (dressage), show jumping, trilogy dan endurance. Kuda dapat diklasifikasikan menjadi kuda tipe ringan, tipe berat maupun kuda poni sesuai dengan ukuran, bentuk tubuh, dan kegunaan. Kuda tipe ringan (light horses) mempunyai tinggi 146-170 sentimeter saat berdiri, bobot badan 450-600 kilogram saat dewasa dan sering digunakan sebagai kuda tunggang, kuda tarik, atau kuda pacu. Kuda tipe ringan secara umum lebih aktif dan lebih cepat dibanding kuda tipe berat. Kuda tipe berat (heavy horses) mempunyai tinggi 147-157 sentimeter saat dewasa, dengan bobot badan lebih dari 700 kilogram dan biasa digunakan untuk kuda pekerja. Kuda tipe berat memiliki tulang belulang yang besar dan kaki yang kuat dan berat. Kuda poni memiliki tinggi kurang dari 145 sentimeter jika berdiri dan bobot badan kurang dari 400 kilogram, beberapa kuda berukuran kecil biasanya juga terbentuk dari keturunan kuda tipe ringan (Maswarni dan Nofiar, 2014).

Kuda polo di Nusantara Polo Club memakai kuda polo Argentina yang berjenis Criollo. Kuda yang digunakan dalam olahraga polo tentunya harus memiliki performans tubuh yang baik, salah satunya bobot badan. Bobot badan seekor kuda dapat dipengaruhi oleh banyak faktor mulai dari pakan yang diberikan, jenis kelamin, spesies, umur dan kondisi lingkungan. Pendugaan dan pengukuran pada ternak diperlukan, bahkan keterampilan dalam menduga dan mengukur merupakan suatu hal yang mutlak harus dikuasai bagi seseorang yang berkecimpung dalam bidang peternakan. Penguasaan keterampilan akan diperlukan, karena dalam kondisi lapangan, keadaan peralatan serta fasilitas yang diperlukan untuk menentukan parameter sering kali sulit diperoleh dan harganya cenderung mahal untuk menentukan bobot badan ternak (Santosa,2008).

(5)

sama, yaitu pada kondisi ternak ruminansia sebelum diberi makan. Hal ini sangat penting dan harus mendapatkan perhatian khusus karena isi lambung ternak bisa mencapai 10-25% dari bobot badan sebenarnya (Pane, 1993).

Penentuan bobot badan selain dilakukan dengan cara penimbangan secara aktual, dapat juga dilakukam dengan cara mengukur ukuran tubuh tertentu kemudian menghitungnya dengan menggunakan rumus pendugaan bobot badan. Ukuran-ukuran tubuh dan bobot badan adalah bagian dari sifat kuantitatif yang memiliki korelasi dengan komponen dan kondisi tubuh ternak. Ukuran-ukuran tubuh ternak mempunyai banyak kegunaan karena dapat digunakan untuk menaksir bobot badan, kegunaan dari penaksiran bobot badan digunakan untuk menentukan kandungan nutrisi pakan, dosis obat-obatan, dan jumlah pakan yang akan diberikan pada ternak (Milner dan Hewitt, 1969)

Parameter tubuh yang sering digunakan dalam menilai produktivitas ternak antara lain tinggi pundak, lingkar dada, dan panjang badan (Blakely dan Bade, 1991). Namun, lingkar dada dan panjang badan mempunyai pengaruh paling besar terhadap pendugaan bobot badan berdasarkan ukuran tubuh. Nilai korelasi lingkar dada terhadap bobot badan adalah 0,93, sedangkan nilai korelasi panjang badan terhadap bobot badan adalah 0,84 (Darmadi, 2004). Dijelaskan lebih lanjut oleh Suhaema dalam Suryana (2008) bahwa pada umumnya lingkar dada lebih mempengaruhi bobot badan jika dibandingkan dengan panjang badan. Lingkar dada diukur dari sekeliling rongga dada tepat di belakang sendi bahu (os scapula ) dan panjang badan diukur dari jarak garis lurus antara titik bahu (point of shoulder) sampai bagian pangkal pantat (point of buttocks) (Householder and Gibbs, 1990).

(6)

Salah satu rumus yang digunakan dalam pendugaan bobot badan berdasarkan ukuran tubuh adalah rumus Winter. Rumus Winter dibentuk berdasarkan anggapan tubuh ternak diibaratkan sebuah tong yang memiliki panjang badan dan lingkar dada. Oleh karena itu, rumus Winter menggunakan ukuran lingkar dada dan panjang badan.

Kelebihan dari rumus ini adalah kedua variable ukuran tubuh tersebut dapat saling mengkoreksi satu sama lain. Sehingga, apabila ditemukan ternak dengan lingkar dada yang sama tetapi bobot badannya berbeda maka panjang badan akan mengkoreksi bobot badan pada rumus, begitupun sebaliknya (Suwarno,1958). Namun demikian ada kekurangan dari rumus Winter ini, yaitu salah satunya hasil pendugaan rumus Winter tersebut masih terdapat penyimpangan dari bobot badan sebenarnya dengan menggunakan timbangan.

Ketepatan rumus Winter pada sapi memiliki hasil perbedaan 2-6% (Suwarno,1958). Tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan oleh Williamson dan Payne (1978), yang menyatakan penyimpangan pendugaan bobot badan umumnya berkisar antara 5% sampai 10% dari bobot badan sebenarnya. Diharapkan hasil yang didapat memiliki nilai penyimpangan kurang dari 10%.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanaan di Nusantara Polo Club, Jl. Karanggan Raya Cibinong, Kabupaten Bogor pada bulan Febuari 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Di kedua bentuk habitat tersebut sama-sama memiliki substrat dasar perairan yang berbentuk pasir dan lumpur, akan tetapi perairan habitat alami lebih dalam, lebih

Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara penurunan fungsi gerak lansia terhadap strategi koping stres lansia di Panti

Abstrak: Lukas-Hypercube ( LH) adalah model topologi jaringan interkoneksi baru yang dapat direpresentasikan sebagai graf, di mana himpunan simpulnya dibangun secara

Hal ini dibuktikan oleh Dewantara (2012) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesulitan belajar peserta didik dalam pembelajaran keterampilan berbicara berasal dari faktor

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Penelitian menggunakan metode kualitatif Hasil Penelitian Bahwa makna pada logo visit indonesia 2009 sesuai dengan kajian

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan TH bahwa, pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Makassar menjalin hubungan yang baik dengan pihak sekolah. Karena

Sejauh ini data mengenai pengukuran morfometrik dan meristik jenis-jenis ikan dikawasan muara sungai sugihan sumatera selatan masih sangat kurang dan belum terdokumentasi

Peranan penyidik pegawai negeri sipil Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan dalam memberantas tindak pidana peredaran obat tradisional ilegal di Pekanbaru adalah dengan