• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN SDM PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN SDM PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN SDM PERPUSTAKAAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA

Gistya Fiscana, S.Hum.

Pembimbing : Dr. H. Zulfikar Zen, S.S., M.A.

Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424. Email: gistifi@yahoo.com  

Email pembimbing: zfzen@ui.edu

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang manajemen sumber daya manusia di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Tujuannya untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan, serta kendala-kendala yang ditemui dalam menjalankan manajemen sumber daya manusia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan strategi penelitian kualitatif, yaitu studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia telah dilaksanakan secara terstruktur dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Kata Kunci: Manajemen, Sumber daya manusia, perpustakaan, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Abstract

This research is about human resources management in the national library of Indonesia. The purpose of this research is to review the functions of the human resources management implementation in the national library of Indonesia, from planning, organizing, actuating and controlling, and to find if there are any problems in implementing these functions. This research used qualitative approach and descriptive research methods. This research used case studies as its main strategy. The outcome of this research shows that all the functions of human resources management in the national library of Indonesia has been excellent and comply with the current procedures.

Keywords: Management, Human resource, Library, National Library of Indonesia.

Pendahuluan

Perpustakaan nasional (national library) merupakan perpustakaan yang menjadi pusat dari seluruh perpustakaan yang ada di suatu negara. Sulistyo-Basuki (1991:43) menjelaskan bahwa perpustakaan

nasional merupakan perpustakaan utama dan paling komprehensif yang melayani keperluan informasi dari penduduk suatu negara. Mulai dari perpustakaan sekolah, perpustakaan khusus, perpustakaan umum, sampai perpustakaan daerah akan merujuk ke perpustakaan nasional. Jadi, dapat

(2)

dibayangkan betapa pentingnya keberadaan sebuah perpustakaan nasional dalam mengkoordinasi berbagai jenis perpustakaan yang ada di suatu negara.  

Indonesia mempunyai

perpustakaan nasional yang sudah memiliki status resmi dan sudah diakui oleh negara, yaitu Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). PNRI terbentuk sebagai organisasi pada tahun 1989 berdasarkan Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 11 Tahun 1989 oleh Presiden Republik Indonesia yang ke-2, yaitu Presiden Soeharto. Perpustakaan nasional didirikan sebagai sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Fungsi perpustakaan nasional menurut UNESCO, antara lain (1) Menyimpan semua materi perpustakaan (tercetak dan terekam) yang diterbitkan di suatu negara, (2) Menerbitkan bibliografi nasional, (3) Menyediakan jasa pinjam antar perpustakaan, (4) Menyelenggarakan jasa informasi bibliografis nasional, dan (5) Sebagai pusat perencanaan bagi perpustakaan di suatu negara.

Sehubungan dengan hal tersebut, perpustakaan nasional membutuhkan sumber daya manusia atau tenaga ahli yang berkualitas yang dapat memenuhi fungsinya. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia perpustakaan menjadi salah satu faktor utama penentu keberhasilan perpustakaan.

Hariandja (2007:2) menjelaskan bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi,

di samping faktor lain seperti modal. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi perpustakaan. Dalam hal ini kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang ada di perpustakaan nasional hendaknya diperhatikan demi meningkatkan kinerja dari perpustakaan itu sendiri.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia merupakan hal yang paling utama dan memiliki peran penting terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan di dalam perpustakaan.

Saat ini jumlah keseluruhan sumber daya manusia Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yaitu 745 orang (berdasarkan data rekapitulasi pegawai Perpustakaan Nasional Republik Indonesia per 31 Desember 2012), yang terdiri dari pustakawan dan non pustakawan. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tentu mempunyai cara tersendiri dalam mengelola seluruh sumber daya manusia yang dimilikinya.

Sehubungan dengan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui manajemen sumber daya manusia yang ada di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Tujuannya adalah untuk meneliti fungsi manajemen yang disebutkan oleh George R. Terry, yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakkan), controlling (pengawasan), serta mengetahui hambatan dibalik kegiatan manajemen sumber daya manusia perpustakaan itu sendiri.

(3)

Sumber daya manusia (SDM) merupakan terjemahan dari “human resources”. Saat ini, pengertian sumber daya manusia sudah meluas dengan istilah personalia, kepegawaian, dan lain-lain. Menurut Edy Sutrisno (2011:3), sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya, dan karya (rasio, rasa, dan karsa). Semua potensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan. Bagaimanapun majunya teknologi, perkembangan informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan, sulit bagi sebuah organisasi untuk mencapai tujuan tanpa adanya sumber daya manusia.

Sumber daya manusia harus terus dibina demi meningkatkan karirnya. Untuk itu, perlu adanya sebuah manajemen sumber daya manusia yang baik. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja, baik secara individu maupun organisasi. Dengan kata lain, manajemen sumber daya manusia adalah mengelola sumber daya manusia agar mendapatkan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Fungsi manajemen yang pertama adalah planning (perencanaan). Perencanaan merupakan sebuah langkah awal yang biasanya dilakukan dalam konsep manajemen. Pelaksanaan langkah awal yang tepat dan jelas, hal ini tentu akan menjadi

sebuah dasar yang kuat untuk mencapai tujuan. Stueart (2002:62) menyebutkan,”planning is at heart of management activities because its effectiveness-or in some cases ineffectiveness-is reflected in every segment of an organization’s development process. Berdasarkan hal tersebut, Stueart menyatakan bahwa perencanaan merupakan inti dari aktifitas manajemen karena keefektifannya akan terealisasikan di setiap unsur dari proses perkembangan organisasi.

Sondang P. Siagian (2012:41) menyebutkan salah satu definisi klasik tentang perencanaan. Pada dasarnya perencanaan merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan. Berarti perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan yang menjamin bahwa pihak perpustakaan memiliki tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya perencanaan sumber daya manusia, dapat dipersiapkan berbagai calon pegawai yang berpotensi untuk menduduki posisi yang tepat.

Fungsi manajemen yang kedua adalah organizing (pengorganisasian).

Menurut Stueart

(2002:123),”organizing provides shape and structure to the organization. Organizing involves looking at all the tasks that gave to be done and deciding how they will be done and by whom.” Berdasarkan hal tersebut, Stueart menyatakan bahwa pengorganisasian mendukung segala sesuatu yang berhubungan dengan

(4)

struktur organisasi. Pengorganisasian memudahkan dalam menentukan tugas yang harus diselesaikan, oleh siapa dan bagaimana cara penyelesaiannya.

Menurut Dalimunthe (2003), pengorganisasian merupakan suatu proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Pengorganisasian merancang struktur formal, mengelompokkan, dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi atau lembaga.

Berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengorganisasian juga merupakan hal penting bagi sebuah organisasi untuk mengatur struktur dan tugas kerja agar dapat mencapai tujuan organisasi.

Fungsi manajemen selanjutnya adalah actuating (penggerakkan). Menurut Husein Umar (2000:77), penggerakkan merupakan kegiatan menggerakkan orang lain dalam arti umum, sedangkan pengarahan (directing) menggerakkan orang-orang lain dengan memberikan berbagai pengarahan. Jadi dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian actuating dan directing memiliki arti yang sama. Semuanya merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan kegiatan mengerakkan anggota untuk bekerja demi meningkatkan kinerja di dalam sebuah lembaga.

Husein Umar (2000:78) menambahkan, hakekat dari penggerakkan merupakan usaha untuk menggerakkan orang atau orang-orang agar dapat bekerja untuk mencapai tujuan. Untuk itu seorang pimpinan harus memiliki kemampuan dan cara

jitu untuk menggerakkan dan mengarahkan mereka.

Fungsi terakhir dari proses manajemen adalah controlling (pengawasan). Menurut Edy Sutrisno (2011:9) pengawasan (pengendalian) merupakan kegiatan mengendalikan pegawai agar menaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan tugasnya. Bila ditemukan penyimpangan akan diadakan tindakan perbaikan dan/atau penyempurnaan. Kegiatan ini meliputi kehadiran, kedisplinan, perilaku kerja sama dan menjaga situasi lingkungan di dalam organisasi.

Menurut Richard L. Daft (2010:9) pengawasan berarti memantau seluruh aktivitas pegawai, memastikan bahwa organisasi memiliki suatu target atau tujuan tertentu, dan membuat perbaikan bila dibutuhkan. Seorang pimpinan harus memastikan bahwa organisasi atau lembaga tetap berjalan sesuai dengan rencana. Jadi, pengawasan hendaklah dilakukan agar setiap tugas kerja tidak menyalahi aturan yang ada.

Keempat fungsi manajemen tersebut dapat diterapkan dalam perpustakaan nasional, yang merupakan wadah dari semua jenis perpustakaan di suatu negara. Menurut Sulistyo-Basuki (1991:43) hingga sekarang belum ada kesepakatan bersama mengenai definisi perpustakaan nasional, hanya saja ada kesepakatan mengenai fungsinya. Fungsi utama perpustakaan nasional adalah menyimpan semua bahan pustaka yang tercetak dan terekam yang diterbitkan di suatu negara.

Topik mengenai manajemen sumber daya manusia perpustakaan

(5)

sudah pernah dibahas sebelumnya oleh Cintia Septiani, yang berjudul “Manajemen sumber daya manusia Perpustakaan: studi kasus di perpustakaan RSUP Fatmawati”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen sumber daya manusia di perpustakaan RSUP Fatmawati telah dilakukan secara konsisten. Hanya fungsi-fungsi manajemen yang dijalankan tidak berdasarkan pada teori-teori ilmu manajemen, tetapi berdasarkan kebutuhan dan pengalaman yang ada di perpustakaan.

Metode Penelitian

Partisipan penelitian (informan) dalam penelitian ini adalah bagian kepegawaian Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia memiliki jumlah populasi yang tidak sedikit. Untuk itu, peneliti melakukan penarikan sampel terhadap populasi tersebut untuk dijadikan informan. Jumlah informan yang dijadikan sebagai sumber informasi adalah sebanyak 7 (tujuh) orang.

Sampel diperoleh oleh peneliti secara snowball, dimana peneliti memilih orang yang dianggap cakap dalam hal manajemen sumber daya manusia untuk dijadikan informan. Kemudian, informan tersebut juga memberikan informasi mengenai seseorang yang juga dapat diwawancarai dan dijadikan informan, dan seterusnya. Peneliti terus menggali informasi dari informan mengenai manajemen sumber daya manusia di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Proses ini terus berlangsung

hingga peneliti mendapatkan jawaban yang sama dari tiga, empat, atau lebih informan mengenai permasalahan yang sama.

Prosedur-prosedur pengumpulan data dalam penelitian kualitatif melibatkan empat jenis strategi, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi (analisis dokumen). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi nonpartisipan, wawancara terstruktur, dan analisis dokumen. Pada observasi nonpartisipan, peneliti hanya mengamati suasana yang terjadi di lapangan dan mencatatnya sebagai bukti. Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara dengan 7 (tujuh) orang informan.

Wawancara yang dilakukan dengan menggunakan metode wawancara terstruktur, yaitu peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan sebelum melakukan wawancara, serta dilakukan dengan face-to-face interview dan terlibat dalam focus group discussion. Alat bantu yang digunakan peneliti pada saat melakukan wawancara adalah alat perekam yang berupa handphone.

Selanjutnya, peneliti menganalisis dokumen yang didapatkan dari kegiatan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan dan mengidentifikasi data yang didapatkan atau bersumber dari arsip atau dokumen yang berhubungan dengan manajemen sumber daya manusia Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

(6)

Analisis dan Interpretasi Data Fungsi manajemen yang dijadikan dasar penelitian ini adalah planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakkan), dan controlling (pengawasan).

Perencanaan sumber daya manusia wajib dilakukan oleh setiap perpustakaan bila ingin memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan lembaga saat ini maupun di masa yang akan datang.   Perencanaan sumber daya manusia di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dilakukan dan dibuat berdasarkan permintaan dari setiap divisi atau unit yang ada di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Setiap divisi atau unit mendapatkan hak dan kesempatan yang sama untuk merekrut dan menentukan jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhannya di divisinya masing-masing.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disebutkan oleh Justine T. Sirait (2007:19) bahwa dengan memahami estimasi jumlah dan jenis karyawan yang dibutuhkan, organisasi akan dapat merencanakan dengan lebih baik kegiatan rekrutmen, seleksi, pelatihan, perencanaan karier, dan kegiatan-kegiatan yang ada dalam proses perencanaan lainnya. Perencanaan sumber daya manusia memungkinkan setiap bagian organisasi untuk menempatkan orang yang tepat, pada waktu yang tepat dan jumlah yang tepat.

Kegiatan perencanaan dan penambahan seluruh sumber daya

manusia dikelola oleh biro umum di bagian kepegawaian. Berawal dari kegiatan membuat analisis kebutuhan pegawai, analisis jabatan, dan analisis beban kerja. Bagian kepegawaian memberikan kesempatan kepada setiap unit kerja untuk membuat sebuah laporan tentang kebutuhan pegawai yang sesuai dengan unit kerja masing-masing. Kemudian seluruh laporan dikumpulkan di bagian kepegawaian untuk selanjutnya dianalisis. Perencanaan sumber daya manusia Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dikelola oleh Badan Kepegawaian Negara atau BKN. BKN akan menentukan waktu penerimaan dan jumlah pegawai yang dapat diterima.

Kegiatan perencanaan sumber daya manusia rutin dilakukan setiap tahunnya. Namun, kegiatan ini beberapa kali diberhentikan untuk sementara oleh pemerintah setempat. Alasannya jumlah sumber daya manusia di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sudah lebih dari cukup.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sempat mengalami moratorium, yaitu kegiatan pembenahan pegawai, artinya penghentian sementara penerimaan pegawai. Perintah ini datang langsung dari pemerintah yang menghentikan sementara untuk masalah penerimaan sumber daya manusia Jadi, dalam waktu yang cukup lama, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tidak diperkenankan untuk mengadakan penerimaan sumber daya manusia.

Pertama (2002-2004), Pemerintah mencanangkan adanya

(7)

sebuah program yang disebut dengan zero growth, yaitu pengadaan pegawai diadakan jika hanya ada yang penisun. Kedua (2010-2013), Program ini berbeda dengan program sebelumnya. Selama 3 tahun, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia benar-benar tidak mendapatkan kesempatan untuk mengadakan penerimaan sumber daya manusia, sekalipun ada yang pensiun atau meninggal dunia.

Fungsi kedua adalah pengorganisasian. Dalimunthe (2003) menjelaskan 4 (empat) elemen penting yang termasuk dalam pengorganisasian sumber daya manusia, antara lain (1) Rancangan

struktur formal yang

memaksimalkan efektifitas penggunaan sumber daya manusia, (2) Pengelompokkan seluruh kegiatan disertai dengan penguasaan seorang pimpinan, (3) Hubungan antara fungsi, jabatan, dan tugas dari para pegawai, dan (4) Pembagian tugas dan delegasi wewenang dalam pelaksanaan tugas tersebut.

Struktur organisasi dan tata kerja Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dibuat sebagai pelaksanaan dari Keputusan Presiden Nomor 178 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen, yang perlu merumuskan kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Kemudian, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia memiliki prosedur yang mengatur pembagian kerja dan

pendelegasi kewenangan. Proses delegasi kewenangan yang ada di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mempunyai tata cara dan persyaratan yang harus dipenuhi, seperti minimum golongan atau pangkat yang berhak mendapatkan tugas untuk menjadi ‘care-taker’ dan penanggung jawab sementara, serta kelengkapan dokumen seperti surat tugas atau surat penunjukkan ketika menjadi ‘care-taker’. Proses pembentukan prosedur yang mengatur setiap penunjukkan maupun syarat-syarat yang harus dipenuhi dari seorang ‘care-taker’, diatur melalui sebuah Standard Operational Procedure (SOP) yang disepakati di setiap unit kerja. Selain SOP, Job Description atau deskripsi kerja harus disiapkan untuk semua personel. Pembuatannya menggunakan suatu format standar, meskipun bukan suatu hal yang mutlak.

Fungsi manajemen selanjutnya adalah penggerakkan (pengarahan). Kegiatan pengarahan yang ada di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dilakukan secara berjenjang. Kegiatan ini disebut Rapat Kerja (Raker). Rapat ini diselenggarakan setiap tahun oleh Kepala Perpustakaan, sebagai pimpinan, dan dihadiri oleh perwakilan dari masing-masing unit kerja, seperti Kepala Pusat, Kepala Biro, dan Kepala Bagian. Semuanya berkumpul di suatu tempat untuk membicarakan hasil kerja selama satu tahun, dan diberikan pengarahan langsung oleh pimpinan akan hal yang harus diperbaiki dan dilakukan di tahun depan.

Selain itu, pimpinan juga memberikan motivasi terhadap para

(8)

anggotanya yang masuk ke dalam jenis konsolidasi, seperti outbound, ceramah, character building, dan lain-lain. Motivasi lainnya diberikan dalam bentuk penghargaan. Pegawai yang memiliki pencapaian luar biasa dalam pekerjaannya akan diberikan penghargaan dalam bentuk Satya Lencana.

Selain penghargaan, hal lain yang menjadi fokus dari pengarahan (actuating) dalam sebuah organisasi, juga harus memperhatikan unsur dari sebuah sanksi atau hukuman. Proses pemberian sanksi pun memiliki prosedur yang jelas, serta diatur pula oleh PP 53 Tahun 2010.

Fungsi manajemen yang terakhir adalah pengawasan. 3 (tiga) hal yang menjadi fokus utama dari pengawasan yang dilakukan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia antara lain, (1) Penerapan teknologi seperti finger-print scan untuk meningkatkan kedisiplinan dari para pegawai Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2) Pembentukan lembaga independen yaitu Inspektorat yang membantu proses pengawasan adminstrasi dan keuangan. Dan (3) Pengawasan yang paling efektif yaitu pengawasan melekat yang dilakukan oleh atasan langsung dari setiap unit kerja yang juga dilengkapi oleh dokumentasi untuk memastikan prosesnya berjalan baik.

Disamping menjalankan manajemen sumber daya manusia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia juga memberikan program pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi dari pegawai perpustakaan. Seluruh

pegawai akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan tambahan, terutama kepada mereka yang tergolong sebagai pegawai rajin. Masing-masing pimpinan akan menunjuk bawahannya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.

Beberapa contoh pendidikan dan pelatihan tersebut antara lain Diklat alih jalur, Calon Pustakawan Tingkat Ahli (CPTA), manajemen perpustakaan, dan lain-lain.

 

Kesimpulan

Dalam hal perencanaan, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sudah lebih didasarkan pada kebutuhan organisasi dan juga kompetensi dari calon pegawai yang lebih spesifik, misalnya ilmu perpustakaan. Rencana pengembangan unit-unit baru di dalam Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang juga mempertimbangkan turnover (tingkat keluar masuknya pegawai dalam perpustakaan) seperti banyaknya pegawai yang memasuki usia pensiun.

Kemudian, beberapa hal penting yang menjadi pembahasan utama dalam hal pengorganisasian, antara lain proses pendelegasian wewenang yang sudah berjalan dengan sangat baik yang juga memiliki prosedur dan persyaratan yang jelas.

Pendelegasian wewenang tersebut juga berlaku untuk setiap unit kerja untuk dapat mengatur SOP (Standard Operating Procedure) masing-masing yang diserahkan kepada setiap anggota unit kerja yang harus disetujui oleh

(9)

pimpinan. Selain SOP, pimpinan juga berhak menentukan deskripsi kerja (Job Description) yang dimiliki oleh pegawai di masing-masing unit kerjanya.

Selanjutnya, penggerakkan atau pengarahan dilakukan oleh kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia untuk memastikan tujuan dari organisasi dijalankan oleh setiap unitnya dijalankan dengan baik.   Pengarahan secara langsung seorang atasan secara personal. Pengadaan pelatihan secara rutin seperti rapat kerja, rapat koordinasi, dan lain-lain yang dilakukan dengan melibatkan pimpinan dari setiap unit kerja guna memaksimalkan hasil pengarahan agar dapat disampaikan ke unit kerja tersebut.

Terakhir, pengawasan dalam Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dilakukan melalui penerapan Finger-Print Scan untuk melakukan pengawasan dari kehadiran pegawai. Selain itu, beberapa pengawasan lainnya antara lain pembentukan inspektorat,   pengawasan melekat,   dan   pemeriksaan secara rutin oleh BPK. Daftar Acuan

Daft, Richard L. (2010). Management. Hampshire: South-Western Higher Education.

Dalimunthe, Rita F. “Keterkaitan antar penelitian manajemen dengan pendidikan dan pengembangan

ilmu manajemen.”

http://library.usu.ac.id/download/fe /manajemen-ritha1.pdf (diakses pada tanggal 8 april 2013).

Hariandja, Marihot Tua Efendi. (2007). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta:

Grasindo.

Indonesia. (1989). Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1989 tentang Perpustakaan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara.

Siagian, Sondang P. (2012). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Stueart, Robert D. (2002). Library and information center management. 6th edition.

United States of America: Libraries Unlimited.

Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Sutrisno, Edy. (2011). Sumber daya manusia. Jakarta: Kencana.

Sirait, Justine T. (2007). Memahami aspek pengelolaan SDM. Jakarta: Grasindo.

Umar, Husein. (2000). Business: an introduction. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lampiran

Lampiran 1. Tabel Informan. No. Informan Jabatan

1. DP Pustakawan Utama

2. IN Biro Umum

3. JP Kepegawaian

4. TS Subbag TU & Kepegawaian 5. MA Layanan Informasi &

Kunjungan 6. HW Subbag Hukum &

Organisasi 7. MU Subbag TU &

(10)

Lampiran 2. Jumlah sumber daya manusia PNRI berdasarkan pendidikan.

Lampiran 3. Jumlah sumber daya manusia PNRI berdasarkan golongan.

Lampiran 4. Jumlah sumber daya manusia PNRI berdasarkan jenis kelamin.

          No Pendidikan Jumlah 1 SD 4 2 SLTP 3 3 SLTA 177 4 D.II 13 5 D.III 63 6 D.IV 1 7 Sarjana Muda 4 8 S1 395 9 S2 84 10 S3 1 Total 745 No Kelompok

Golongan Pangkat Jumlah

1 IV Pembina 89

2 III Penata Muda /

Pembantu Pembina 601 3 II Pengatur Muda / Pelaksana 55 4 I Juru Muda / Pembantu Pelaksana 0 Total 745

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 357

2 Perempuan 388

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan Soetarso di atas batasan pekerja anak bukan disebut sebagai eksploitasi ekonomi dispesifikasikan dalam arti

• bléncong (t.a.) lampu minyak untuk penerangan dalam pagelaran wayang kulit; lampu obor dengan bahan bakar minyak goreng untuk penerangan pada. pertunjukan wayang kulit,

Various Layers of Elements Around Element I to Illustrate a System of Layered DOI in a Square Mesh of Triangular Elements, and the Corresponding Kriging Shape Functions using

12.1.1 Jenis-jenis peralatan khusus pemboran 12.1.1 Mengklasifikasikan peralatan khusus Mengklasifikasikan peralatan khusus 12.2 Mengoperasikan peralatan untuk

Dan apakah produk pengembangan bahan ajar berbasis praktikum materi benda dan sifatnya ini dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas III di MI Sunan Giri Malang, c

Rham (1957) melaporkan dusun Pelita, desa Teun dari tahun pertama bahwa pertumbuhan cendana di Sufa 1 dan hingga tahun kedua dikategorikan sebagai Sufa 2 (di pulau Timor)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan dan membandingkan besaran energi listrik, energi panas, solar dan dampak pemanasan global per ton semen

Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan