• Tidak ada hasil yang ditemukan

Halaman Kata Pengantar... i Ikhtisar Eksekutif... ii Daftar Isi... v

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Halaman Kata Pengantar... i Ikhtisar Eksekutif... ii Daftar Isi... v"

Copied!
247
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

Halaman Kata Pengantar ... i Ikhtisar Eksekutif ... ii Daftar Isi ... v BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Gambaran Umum Daerah ... 1

B. Wilayah Administrasi Pemerintahan ... 4

C. Potensi Kota Lubuklinggau ... 7

D. Pemerintahan ... 15

E. Instansi Vertikal ... 17

F. Maksud dan Tujuan LAKIP ... 17

G. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 20

A. Core Business ... 21

B. RPJMD Kota Lubuklinggau Tahun 2008-2013 ... 21

C. Rencana Kinerja Tahun 2012 ... 39

D. Penetapan Kinerja Tahun 2012 ... 41

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ... 48

A. Metodologi Pengukuran Pencapaian Kinerja... 48

B. Analisis atas Pencapaian Sasaran Strategis... 50

C. Akuntabilitas Keuangan ... 120

D. Tindak Lanjut atas Hasil Evaluasi Tahun Lalu ... 140

E. Hambatan dan Permasalahan ... 140

F. Strategi Pemecahan Masalah ... 140

(3)

1. Matrik Perencanaan Strategis Pemerintah Kota Lubuklinggau Tahun 2008–2013

2. Review RPJMD Kota Lubuklinggau 2008-2013 3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2012 4. Pengukuran Kinerja Tahun 2012

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1

Distribusi Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010... i

Ikhtisar Eksekutif ... ii

Daftar Isi ... v

Daftar Gambar ... vi

Daftar Isi ...

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Batas Administrasi Kota Lubuklinggau ... 2

Gambar 1.2 Distribusi Penduduk yang Bekerja menurut lapangan usaha Tahun 2011 ... 11

Gambar 1.3 Daftar Gambar ... vi

Gambar 1.4 Daftar Isi ... Halaman Gambar 1.1 Daftar Gambar vi 12 Gambar 1.2 Laju Inflasi di Kota Lubuklinggau Tahun 2009 – 2010……… 13

(5)
(6)

IKHTISAR EKSEKUTIF

A. AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan visi, misi, sasaran dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja.

Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul yang dirumuskan dalam visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan.

Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran.

Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja misi, tujuan dan sasaran dengan program dan kegiatan tahun berjalan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis.

Setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pemerintahan dengan didasarkan pada suatu perencanaan strategis yang telah ditetapkan, sebagaimana telah diatur dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 17 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Lubuklinggau Tahun 2008 - 2013,

(7)

SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN, INDUSTRI, JASA DAN PENDIDIKAN MELALUI KEBERSAMAAN MENUJU MASYARAKAT MADANI ”.

Dalam mencapai Visi Kota Lubuklinggau, telah dijabarkan melalui 5 (lima) Misi dimana pada tahun 2012 telah mencapai tingkat Sangat Berhasil. Berdasarkan capaian kinerja yang diukur melalui pencapaian Indikator Kinerja Utama/Indikator Sasaran pada tiap-tiap Misi, telah diperoleh hasil capaian pada tiap-tiap Misi, dengan cara menghitung rata-rata capaian Indikator Kinerja Utama/Indikator Sasaran pada tiap-tiap Misi, sehingga diperoleh capaian pada tiap-tiap Misi sebagai berikut:

MISI 1 : Membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia tercapai 96,10%, dengan parameter penilaian Sangat Berhasil;

MISI 2 : Menumbuhkembangkan pusat bisnis, perdagangan, industri dan jasa secara terpadu, tercapai 130,68%, dengan parameter penilaian Sangat Berhasil;

MISI 3 : Meningkatkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan, tercapai 104,35%, dengan parameter penilaian Sangat Berhasil;

MISI 4 : Meningkatkan pembangunan sosial ekonomi masyarakat, tercapai 106,97%, dengan parameter penilaian Sangat Berhasil;

MISI 5 : Meningkatkan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan, tercapai 121,65%, dengan parameter penilaian Sangat Berhasil;

B. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Pada tahun Anggaran 2012 pencapaian Visi Kota Lubuklinggau yang dijabarkan melalui Misi-Misi Kota didukung dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan Belanja Langsung sejumlah Rp374.688.707.859,60 dengan realisasi belanja langsung sejumlah Rp338.854.333.790,14 dengan rincian Anggaran Belanja langsung per satuan Misi adalah sebagai berikut:

MISI 1 : Membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia, yang diwujudkan melalui 2 tujuan dan 5

(8)

sasaran dengan didukung anggaran sebesar Rp74.809.821.828,00 dan realisasi sebesar Rp67.396.623.784,11;

MISI 2 : Menumbuhkembangkan pusat bisnis, perdagangan, industri dan jasa secara terpadu, diwujudkan melalui 2 tujuan dan 4 sasaran dengan didukung anggaran sebesar Rp13.931.021.708,00 dan realisasi sebesar Rp13.152.138.037,01;

MISI 3 : Meningkatkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan, yang diwujudkan melalui 2 tujuan dan 4 sasaran dengan didukung anggaran sebesar Rp125.837.661.859,00 dan realisasi sebesar Rp114.115.178.022,00;

MISI 4 : Meningkatkan pembangunan sosial ekonomi masyarakat, yang diwujudkan melalui 3 tujuan dan 5 sasaran dengan didukung anggaran sebesar Rp12.494.900.735,00 dan realisasi sebesar Rp11.355.888.639,00;

MISI 5 : Meningkatkan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan, yang diwujudkan melalui 2 tujuan dan 5 sasaran dengan didukung anggaran sebesar Rp147.615.301.729,60 dan realisasi sebesar Rp132.834.505.308,02 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Lubuklinggau (LAKIP) Tahun 2012 menggambarkan pencapaian visi Kota Lubuklinggau yang diupayakan melalui 5 Misi, 11 Tujuan, 23 Sasaran, 107 Indikator kinerja dan 139 Program. Tahun 2012 merupakan tahun terakhir pelaksanaan RPJMD Kota Lubuklinggau 2008-2013 dengan rata–rata pencapaian kinerja Kota Lubuklinggau sebesar 111,95% dengan kategori Sangat Berhasil.

(9)

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM DAERAH

Tahun 1929 status Lubuklinggau adalah sebagai Ibu Kota Marga Sindang Kelingi Ilir, di bawah Onder District Musi Ulu. Onder District Musi Ulu sendiri ibu kotanya adalah Muara Beliti. Tahun 1933 Ibukota Onder District Musi Ulu dipindah dari Muara Beliti ke Lubuklinggau. Tahun 1942-1945 Lubuklinggau menjadi Ibukota Kewedanaan Musi Ulu dan dilanjutkan setelah kemerdekaan. Pada waktu Clash I tahun 1947, Lubuklinggau dijadikan Ibukota Pemerintahan Provinsi Sumatera Bagian Selatan. Tahun 1948 Lubuklinggau menjadi Ibukota Kabupaten Musi Ulu Rawas dan tetap sebagai Ibukota Keresidenan Palembang. Pada tahun 1956 Lubuklinggau menjadi Ibukota Daerah Swatantra Tingkat II Musi Rawas. Tahun 1981 dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1981 Tanggal 30 Oktober 1981 Lubuklinggau ditetapkan statusnya sebagai Kota Administratif.

Pemerintah Kota Lubuklinggau merupakan daerah otonom yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2001 Tanggal 21 Juni 2001 tentang Pembentukan Kota Lubuklinggau, (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2001 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4114).

Wilayah Pemerintah Kota Lubuklinggau meliputi 8 kecamatan dan 72 kelurahan dengan jumlah penduduk per Desember tahun 2011 kurang lebih 230.762 jiwa. Ini berdasarkan banyaknya kartu keluarga yang tercatat pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Lubuklinggau.

1. GEOGRAFIS

Secara astronomis, Lubuklinggau terletak pada posisi 10240'00”-10330'00” Bujur Timur dan 34'10”- 322'30” Lintang Selatan, dan terletak pada ketinggian 129 m dari atas permukaan air laut, dengan luas wilayah Kota Lubuklinggau adalah lebih kurang 401,50 km2, atau sama dengan

(10)

Lakitan Ulu Terawas Kabupaten Musi Rawas.

b. Sebelah Timur Berbatasan dengan Kecamatan Tugu Mulyo: dan Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas.

c. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Muara Beliti: Kabupaten Musi Rawas, dan Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.

d. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kabupaten Rejang: Lebong Provinsi Bengkulu.

Gambar 1,1 Peta Batas Administrasi Kota Lubuklinggau

Dengan kedudukan geografis yang sedemikian strategis dan terletak di persimpangan jalur kegiatan ekonomi regional yang sangat dinamis, Lubuklinggau memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sentra

processing zone atau atau pusat kegiatan industri pengolahan yang berbasis

pada sumber daya daerah sekitarnya, terutama industri pengolahan produk pertanian, kehutanan, perkebunan serta peternakan dan perikanan.

Di samping itu, Lubuklinggau juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai

intermediate city yang menghubungkan kegiatan ekonomi dan bisnis dari

(11)

Dari luas wilayah 401,50 km2 , kurang lebih 66,5% dataran rendah yang

subur dengan struktur 62,75% tanah liat, dengan keadaan alamnya terdiri dari hutan potensial, sawah, ladang kebun karet dan kebun lainnya. Di Kota Lubuklinggau bagian barat terdapat sebuah bukit yang dikenal dengan Bukit Sulap. Kota Lubuklinggau mempunyai iklim tropis basah dengan variasi curah hujan rata-rata antara 2000-2500 mm per tahun, dimana setiap tahun jarang sekali ditemukan bulan kering. Selama tahun 2011 curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei dan terendah pada bulan Februari.

Keadaan tanah kota ini terdiri dari:

a. Aluvial : Tanah warna coklat kekuning-kuningan, dijumpai di bagian dataran Kota Lubuklinggau, cocok untuk tanaman padi sawah dan palawija.

b. Assosiasi Gleihumus : meliputi 7,17% dari luas kota yang sebagian besar terdapat di Kecamatan Lubuklinggau Selatan, dan cocok untuk tanaman padi.

c. Litosol : cocok untuk tanaman keras dan rumput-rumputan, sehingga berpotensial untuk pengembangan ternak.

d. Regosol : sebagian besar terdapat di Kecamatan Lubuklinggau Selatan, yang cocok untuk tanaman padi, palawija dan tanaman keras lainnya. 3. DEMOGRAFIS

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau penduduk Kota Lubuklinggau per Desember 2012 tercatat berjumlah 211.202 atau naik sebanyak 2,48% dibanding posisi pada akhir Desember 2011 yang berjumlah 206.086 jiwa.

Perubahan jumlah penduduk pada tahun 2012 disebabkan selain oleh kejadian kelahiran dan kematian, juga dipengaruhi migrasi masuk dan migrasi keluar sebagai konsekuensi Kota Lubuklinggau sebagai daerah perkotaan, pusat pemerintahan, aktivitas ekonomi dan pendidikan.

Tingkat pertumbuhan rata-rata penduduk Kota Lubuklinggau selama lima tahun terakhir sebesar 2,28% per tahun. Tingkat kepadatan penduduk mengalami kenaikan dari 513 jiwa per km2 pada tahun 2011 naik menjadi

(12)

dari laki-laki sebanyak 105.777 jiwa (50,08%) dan perempuan sebanyak 105.424 jiwa (49,92%). Struktur umur penduduk Kota Lubuklinggau tergolong penduduk “muda” karena proporsi penduduk di bawah 15 tahun masih cukup tinggi, yaitu mencapai 29,67% dan penduduk tua (umur diatas 60 tahun) hanya mencapai 5,30%.

4. POSISI STRATEGIS KOTA LUBUKLINGGAU

Kota Lubuklinggau terletak pada posisi geografis yang sangat strategis yaitu di antara Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu serta ibu kota Provinsi Sumatera Selatan (Palembang) dan merupakan jalur penghubung antara Pulau Jawa dengan kota-kota bagian utara Pulau Sumatera. Dengan demikian posisi wilayah Kota Lubuklinggau terletak di daerah persimpangan (transit) dari berbagai arah wilayah sekitarnya. Dengan posisi geografis wilayah yang sangat strategis tersebut, Kota Lubuklinggau memiliki potensi besar untuk pengembangan usaha perdagangan, hotel, restoran dan pariwisata.

B. WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Lubuklinggau, wilayah administrasi Kota Lubuklinggau meliputi empat kecamatan, yaitu Kecamatan Lubuklinggau Barat, Lubuklinggau Timur, Lubuklinggau Utara dan Lubuklinggau Selatan. Empat kecamatan tersebut membawahi 40 kelurahan. Pada tahun 2002, dilakukan pemekaran kelurahan, sehingga jumlah kelurahan menjadi 49 kelurahan.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pada tahun 2005 telah ditetapkan Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 180 Tahun 2005 dan Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Peraturan Daerah Kota 181 Tahun 2004 tentang Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan. Di mana jumlah kecamatan dari 4 menjadi 8 kecamatan dan jumlah kelurahan dari 49 menjadi 72 kelurahan. Adapun wilayah Kota Lubuklinggau terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan 72 (tujuh puluh dua) kelurahan sebagaimana tertera pada tabel berikut:

(13)

No KECAMATAN Luas Wilayah(km2) KELURAHAN

1. Kecamatan Lubuklinggau

Timur I

13,9041 1 Kel. Taba Jemekeh

2 Kel. Taba Koji

3 Kel. Taba Lestari

4 Kel. Majapahit

5 Kel. Batu Urip Taba

6 Kel. Watervang

7 Kel. Air Kuti

8 Kel. Nikan Jaya

2. Kecamatan Lubuklinggau

Timur II

10,1240 1 Kel. Mesat Jaya

2 Kel. Mesat Seni

3 Kel. Jawa Kanan SS

4 Kel. Jawa Kanan

5 Kel. Cereme Taba

6 Kel. Jawa Kiri

7 Kel. Dempo

8 Kel. Karya Bakti

9 Kel. Wira Karya

3. Kecamatan Lubuklinggau

Barat I

54,8087 1 Kel. Watas Lubuk Durian

2 Kel. Kayu Ara

3 Kel. Lubuk Tanjung

4 Kel. Tanjung Aman

5 Kel. Tanjung Indah

6 Kel. Muara Enim

7 Kel. Lubuk Aman

8 Kel. Pelita Jaya

9 Kel. Bandung Ujung

10 Kel. Bandung Kiri

11 Kel. Sukajadi

4. Kecamatan Lubuklinggau

Barat II

10,8363 1 Kel. Sidorejo

2 Kel. Ulak Lebar

3 Kel. Tapak Lebar

4 Kel. Bandung Kanan

5 Kel. Pasar Pemiri

6 Kel. Lubuklinggau Ulu

7 Kel. Lubuklinggau Ilir

(14)

No KECAMATAN Luas Wilayah(km2) KELURAHAN

5. Kecamatan Lubuklinggau

Utara I

152,3039 1 Kel. Sumber Agung

2 Kel. Petanang Ulu

3 Kel. Petanang Ilir

4 Kel. Belalau I

5 Kel. Belalau II

6 Kel. Tanjung Raya

7 Kel. Marga Rejo

8 Kel. Marga Bakti

9 Kel. Durian Rampak

10 Kel. Taba Baru

6. Kecamatan Lubuklinggau

Utara II

37,1054 1 Kel. Ulak Surung

2 Kel. Kenanga

3 Kel. Pasar Satelit

4 Kel. Jogoboyo

5 Kel. Batu Urip

6 Kel. Megang

7 Kel. Puncak Kemuning

8 Kel. Ponorogo

9 Kel. Kali Serayu

10 Kel. Senalang 7. Kecamatan Lubuklinggau Selatan I 85,1518 1 Kel. Rahma 2 Kel. Perumnas 3 Kel. Jukung

4 Kel. Air Kati

5 Kel. Lubuk Binjai

6 Kel. Lubuk Kupang

7 Kel. Air Temam

8. Kecamatan Lubuklinggau

Selatan II

37,1658 1 Kel. Marga Mulya

2 Kel. Marga Rahayu

3 Kel. Tanah Periuk

4 Kel. Simpang Periuk

5 Kel. Karang Ketuan

6 Kel. Eka Marga

7 Kel. Siring Agung

8 Kel. Moneng Sepati

9 Kel. Taba Pingin

Sumber Data : Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Lubuklinggau

(15)

1. SEKTOR EKONOMI

a. PDRB KOTA LUBUKLINGGAU

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di Kota Lubuklinggau (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2011 mencapai Rp1.209.353 juta. Sedangkan atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 sebesar Rp2.465.038 juta. Untuk melihat sejauh mana pertumbuhan ekonomi Kota Lubuklinggau selama periode 2007-2011 dapat dilihat dari perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Dasar Harga Konstan. Data yang disajikan adalah data sampai dengan tahun 2011.

Tabel 1.2

Produk Domestik Regional Bruto Kota Lubuklinggau atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 – 2011

(dalam jutaan rupiah)

NO LAPANGAN USAHA 2008 2009r) 2010 *) 2011 **)

1 PERTANIAN 106.627 114.636 124.088 138.691

2 PERTAMBANGAN &

PENGGALIAN 23.122 27.138 31.234 36.295

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 150.755 171.189 189.929 210.933

4 LISTRIK, GAS & AIR

BERSIH 9.501 10.849 11.837 13.154

5 BANGUNAN 313.128 355.831 429.103 522.478

6 PERDAG., HOTEL &

RESTORAN 439.235 497.496 568.802 651.843

7 PENGANGKUTAN &

(16)

8 KEUANGAN,

PERSEWAAN, & JASA

PERUSAHAAN 201.081 226.770 256.033 284.844

9 JASA-JASA 269.001 304.274 344.358 391.016

PDRB DENGAN MIGAS 1.652.479 1.868.364 2.142.390 2.465.038 PDRB TANPA MIGAS 1.652.479 1.868.364 2.142.390 2.465.038

Sumber data : BPS Kota Lubuklinggau r) angka revisi *) angka sementara **) angka sangat sementara

Tabel 1.3

Produk Domestik Regional Bruto Kota Lubuklinggau atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 – 2011

(dalam jutaan rupiah)

NO LAPANGAN USAHA 2008 2009r) 2010 *) 2011 **)

1 PERTANIAN 68,212 70,426 73,601 76,577

2 PERTAMBANGAN &PENGGALIAN 11,903 12,540 13,447 14,342

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 72,733 75,329 78,737 82,025

4 LISTRIK, GAS & AIRBERSIH 4,616 4,885 5,130 5,426

5 BANGUNAN 224,009 240,317 258,153 278,734

6 PERDAG., HOTEL &RESTORAN 240,219 253,853 269,668 286,573

7 PENGANGKUTAN &KOMUNIKASI 72,398 77,846 84,944 91,948

8 KEUANGAN,PERSEWAAN, & JASA

PERUSAHAAN 129,497 138,122 147,297 157,170

9 JASA-JASA 175,569 188,529 201,921 216,557

PDRB DENGAN MIGAS 999,156 1,061,847 1,132,898 1,209,353

PDRB TANPA MIGAS 999,156 1,061,847 1,132,898 1,209,353

Sumber data : BPS Kota Lubuklinggau r) angka revisi *) angka sementara **) angka sangat sementara

Struktur perekonomian Kota Lubuklinggau selama lima tahun terakhir didominasi oleh 4 (empat) lapangan usaha yakni lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran; lapangan usaha bangunan; lapangan usaha jasa-jasa dan lapangan usaha keuangan, persewaan, jasa perusahaan.

(17)

Berlaku Menurut Lapangan Usaha 2008 – 2011 (dalam persen)

NO LAPANGAN USAHA 2008 2009r) 2010 *) 2011 **)

1 PERTANIAN 6.45 6.14 5.79 5.63

2 PERTAMBANGAN &PENGGALIAN 1.40 1.45 1.46 1.47

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 9.12 9.16 8.87 8.56

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0.57 0.58 0.55 0.53

5 BANGUNAN 18.95 19.05 20.03 21.20

6 PERDAG., HOTEL & RESTORAN 26.58 26.63 26.55 26.44

7 PENGANGKUTAN &KOMUNIKASI 8.47 8.57 8.73 8.75

8 KEUANGAN, PERSEWAAN, &JASA PERUSAHAAN 12.17 12.14 11.95 11.56

9 JASA-JASA 16.28 16.29 16.07 15.86

PDRB DENGAN MIGAS 100.00 100.00 100.00 100.00

PDRB TANPA MIGAS 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber data : BPS Kota Lubuklinggau r) angka revisi

*) angka sementara **) angka sangat sementara

Tabel 1.5.

Distribusi Persentase PDRB Kota Lubuklinggau atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha 2008 – 2011

(dalam persen)

NO LAPANGAN USAHA 2008 2009r) 2010 *) 2011 **)

1 PERTANIAN 4.79 3.25 4.51 4.04

2 PERTAMBANGAN &PENGGALIAN 6.02 5.35 7.23 6.66

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 4.41 3.57 4.52 4.18

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6.93 5.83 5.01 5.77

5 BANGUNAN 7.00 7.28 7.42 7.97

6 PERDAG., HOTEL & RESTORAN 6.49 5.68 6.23 6.27

7 PENGANGKUTAN &KOMUNIKASI 6.66 7.53 9.12 8.24

8 KEUANGAN, PERSEWAAN, &

JASA PERUSAHAAN 4.66 6.66 6.64 6.70

9 JASA-JASA 7.31 7.38 7.10 7.25

PDRB DENGAN MIGAS 6,24 6,27 6,69 6,75

PDRB TANPA MIGAS 6,24 6,27 6,69 6,75

Sumber data : BPS Kota Lubuklinggau r) angka revisi

*) angka sementara **) angka sangat sementara

Struktur perekonomian Kota Lubuklinggau selama lima tahun terakhir didominasi oleh 4 (empat) lapangan usaha yakni lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran; lapangan usaha bangunan; lapangan

(18)

perusahaan.

b. PENDAPATAN REGIONAL PER KAPITA

Pendapatan perkapita Kota Lubuklinggau terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2011 pendapatan perkapita atas dasar harga berlaku sebesar Rp11.896.053,00 sedangkan tahun 2010 hanya sebesar Rp10.494.278,00.

Tabel 1.6

Pendapatan Per Kapita Kota Lubuklinggau Tahun 2008-2011

Sumber: BPS Kota Lubuklinggau

c. PENDUDUK SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI

Jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) di Kota Lubuklinggau pada tahun 2011 sebanyak 139.212 orang. Jumlah angkatan kerja diperkirakan sebanyak 93.271 orang, terdiri dari 57.524 laki-laki dan 35.747 perempuan. Jumlah angkatan kerja dirinci menurut kegiatannya adalah sebanyak 86.370 orang bekerja dan 6.901 orang pengangguran (sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, sudah mempunyai pekerjaan tapi belum mulai bekerja). Dengan kata lain tingkat kesempatan kerja sebesar 92,60% dan tingkat pengangguran sebesar 7,40%.

Komposisi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha menunjukkan bahwa sektor tersier sebagai ciri perekonomian daerah perkotaan merupakan pekerjaan yang dominan dilakukan oleh penduduk Kota Lubuklinggau. Pada tahun 2011 sekitar 62% penduduk bekerja di sektor tersier (perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa). Sektor sekunder (industri, listrik, dan bangunan) menyerap sekitar 13,3

Tahun

ADHB ADHK

Nilai

(Rp) Pertumbuhan(%) Nilai(Rp) Pertumbuhan (%)

2008 8.500.977 10,86 5.122.305 3,95

2009 9.407.127 10,66 5.326.152 3,98

2010 10.578.432 12,45 5.570.874 4,59

2011 11.896.053 12,46 5.810.818 4,31

(19)

pertambangan) menyerap hampir 30% tenaga kerja. Gambar1.2

Distribusi Penduduk yang Bekerja menurut lapangan usaha Tahun 2011

Sumber Data : BPS Kota Lubuklinggau Tahun 2011 d. INFLASI

Laju inflasi dalam arti sempit adalah meningkatnya harga barang dan jasa kebutuhan masyarakat. Laju inflasi yang tinggi menunjukkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat dan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat. Laju inflasi yang sangat rendah atau bahkan deflasi dapat mengakibatkan resesi ekonomi. Pemerintah menjaga laju inflasi dalam tingkat tertentu guna mendorong pertumbuhan ekonomi secara maksimal.

Secara umum inflasi di Kota Lubuklinggau dalam satu tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan. Tingkat inflasi Kota Lubuklinggau tahun 2011 sebesar 7,48% (data BPS Kota Lubuklinggau angka sementara), lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2010 yang angkanya sebesar 6,58%. Naiknya inflasi ini diperkirakan karena pengaruh krisis global yang meningkatkan biaya produksi.

Pertanian/ peternakan

24%

Industri, peng-olahan 4% Listrik, gas, air

1% Bangunan, 9 Perdagangan, hotel, restoran 27% Komunikasi, transportasi 9% Keuangan, 2% Jasa, 24%

(20)

Laju Inflasi Sektoral Kota Lubuklinggau 2008-2011 (persen) LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010r) 2011 *) 1. PERTANIAN 3,69 4,13 5,25 3,58 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 11,53 11,41 8,85 7,33 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 10,42 9,64 7,43 6,15

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 9,66 7,90 8,52 3,90

5. BANGUNAN 5,28 5,93 6,32 12,26

6. PERDAG., HOTEL &

RESTORAN 8,71 7,18 7,63 7,63

7. PENGANGKUTAN &

KOMUNIKASI 8,08 6,39 6,72 6,99

8. KEUANGAN, PERSEWAAN,

& JASA PERUSAHAAN 4,67 5,73 5,87 5,87

9. JASA-JASA 4,52 5,34 5,58 5,67

PDRB DENGAN MIGAS 6,62 6,39 6,58 7,48

PDRB TANPA MIGAS 6,62 6,39 6,58 7,48

Sumber data : BPS Kota Lubuklinggau r) angka revisi

*) angka sementara

Laju inflasi pada Sektor Bangunan merupakan laju inflasi sektoral tertinggi, yaitu 12,26%. Laju inflasi sektor perdagangan, hotel, dan restoran 7,63%, serta sektor pertambangan dan penggalian 7,33%, pengangkutan dan komunikasi mencapai 6,99%. Laju inflasi sektoral terendah terjadi pada sektor pertanian yaitu sebesar 3,58%.

2. SOSIAL BUDAYA a. PENDIDIKAN

Sarana pendidikan dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi yang terdapat di Kota Lubuklinggau tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.8

Jumlah Sarana Pendidikan Kota Lubuklinggau

No. Kegiatan Tahun 2012

PAUD TK SD SMP/MTS SMA/SMK SLB

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Jumlah Negeri Sekolah - 2 85 15 11 1

2 Jumlah Swasta sekolah 34 35 15 22 19

(21)

Sarana kesehatan dalam wilayah Kota Lubuklinggau tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.9

Jumlah Sarana Kesehatan Kota Lubuklinggau

No Uraian Jumlah (Unit)

1. Rumah Sakit Umum Daerah 1

2. Rumah Sakit Umum Lainnya 1

3. Puskesmas 9

4. Puskesmas Pembantu 21

5. Poskeslur 41

7. Rumah Bersalin Swasta 4

8. Balai Pengobatan Pemerintah 1

9. Balai Pengobatan Swasta 9

10. Dinas Kesehatan Tentara 1

11. Posyandu 99

12. Sekolah Kesehatan Pemerintah 1

13. Sekolah Kesehatan Swasta 2

14. Apotik 28

15. Optical 7

16. Laboratorium Klinik Pemerintah 1

17. Laboratorium Klinik Swasta 3

17. Toko Obat 16

18. Gudang Farmasi 1

Sumber data: Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau Tahun 2012

Tenaga kesehatan dalam wilayah Kota Lubuklinggau tahun 2012 adalah sebagai berkut:

Tabel 1.10

Jumlah Tenaga Kesehatan Kota Lubuklinggau

No Uraian Jumlah (Orang)

1. S2 Kesehatan 2 2. S2 Non Kesehatan 3 3. Dokter Umum 29 4. Dokter Gigi 6 5. S1 Farmasi / Apoteker 12 6. S1 Kesehatan Masyarakat 67 7. S1 Keperawatan 14 8. S1 Non Kesehatan 30 9. D IV Gizi 1

(22)

10. D IV Analis Kesehatan 0 11. DIV Bidan 4 12. AKPER 202 13. SGB / AKBID 85 14. AKZI 19 15. APK 5 16. AKL 13 17. AKFIS 14 18. ATEM 0 19. ATRO 7 20. APRO 0 21. AAK 11 22. AKFAR 12 23. APIKES 11 24. AMKG (D3 GIGI) 8

25. D III Non Kesehatan 7

26. D1 BIDAN 66 27. SPK/SPR 45 28. SPRG 7 29. SPAG 3 30. SPPH 7 31. SMAK 9 32. SMF/SAA 11 33. SLTA/LCPK/SPPM 41 34. SLTP 4 35. SD 2

Sumber data: Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau Tahun 2012

c. AGAMA

Penduduk Kota Lubuklinggau pada tahun 2012 sebagian besar adalah pemeluk agama Islam sebanyak 96,64%. Selebihnya adalah pemeluk agama Kristen Protestan sebanyak 1,41%, Katolik sebanyak 0,47%, Budha sebanyak 1,40% dan Hindu sebanyak 0,09%. (sumber data KLDA Tahun 2012)

(23)

Dalam rangka penyelenggaraan roda pemerintahan Kota Lubuklinggau sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 9 Tahun 2011 yang ditetapkan tanggal 27 Desember 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah. Maka susunan struktur organisasi dan tata kerja sebagai berikut: 1. Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah terdiri dari: a. Sekretaris Daerah

b. Asisten Sekretaris Daerah yang terdiri 3 (tiga) Asisten dan membawahi Bagian-bagian, dengan susunan sebagai berikut:

1) Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dengan Bagian-bagian:

a) Bagian Administrasi pemerintahan Umum b) Bagian Humas dan Protokol

c) Bagian Administrasi kesejahteraan Rakyat d) Bagian Administrasi kemasyarakatan

2) Asisten Perekonomian dan Pembangunan dengan Bagian-bagian: a) Bagian Administrasi Pembangunan

b) Bagian Administrasi Sumber Daya alam c) Bagian Administrasi Prekonomian

3) Asisten Administrasi Umum dengan Bagian-bagian: a) Bagian Umum

b) Bagian Administrasi Keuangan c) Bagian Hukum

d) Bagian Organisasi c. Kelompok Jabatan Fungsional

2. Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 7 Tahun 2008 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Lubuklinggau.

3. Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 8 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Kota Lubuklinggau.

4. Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 2 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah terdiri:

a. Dinas Pendidikan b. Dinas Sosial

(24)

d. Dinas Kesehatan

e. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

f. Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Kehutanan g. Dinas Perikanan dan Peternakan

h. Dinas Pekerjaan Umum

i. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

j. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Pengelolaan Pasar

k. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata l. Dinas Pemuda dan Olahraga

m. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika n. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

o. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

5. Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 9 Tahun 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah yang terdiri:

a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah b. Badan Kepegawaian Daerah

c. Badan Pendidikan dan Pelatihan

d. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan e. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan f. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat g. Kantor Lingkungan Hidup

h. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah i. Kantor Pelayanan Perizinan

j. Kantor Penanaman Modal k. Kantor Ketahanan Pangan.

l. Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah

6. Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 4 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja.

7. Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 5 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan yang terdiri:

a. 8 (delapan) Kecamatan

(25)

Organisasi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum, yang terdiri: a. Dewan Pengawas

b. Direktur

c. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan d. Kepala Bagian Teknik.

E. INSTANSI VERTIKAL

Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan umum, pemerintah Kota Lubuklinggau bekerja sama dan berkoordinasi dengan sejumlah instansi vertikal yang ada di daerah. Instansi vertikal tersebut adalah:

1. Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau

2. Kantor Departemen Agama Kota Lubuklinggau 3. Badan Pertanahan Kota Lubuklinggau

4. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara 5. Kantor Pelayanan Pajak

6. Pengadilan Negeri 7. Pengadilan Agama 8. Kejaksaaan Negeri

9. Kepolisian Resort Kota Lubuklinggau 10. Komando Distrik Militer 0406.

F. MAKSUD DAN TUJUAN LAKIP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan pemerintah ini memberikan tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang memuat berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh yang dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

(26)

Kota Lubuklinggau adalah perwujudan dari implementasi sistem pengendalian manajemen sektor publik di Kota Lubuklinggau. Sistem pengendalian ini merupakan infrastruktur bagi manajemen pemerintahan Kota untuk memastikan bahwa visi, misi dan tujuan strategis pemerintah dapat dipenuhi melalui implementasi strategi pencapaiannya (program dan kegiatan) yang selaras. Atas dasar tersebut, siklus Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah diawali dengan penyusunan Rencana Strategis yang mendefinisikan visi, misi dan tujuan/sasaran strategis Pemerintah Kota Lubuklinggau. Secara selaras, setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan untuk dilaksanakan dalam rangka pemenuhan visi, misi dan tujuan/sasaran strategis tersebut. Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja Pemerintah Kota Lubuklinggau yang berhasil diperoleh. Pada setiap akhir periode pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu dikomunikasikan kepada para stakeholders dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Pemerintah Kota Lubuklinggau untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders (Presiden, DPRD dan masyarakat). Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja pemerintah Kota Lubuklinggau sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa datang. Dua fungsi utama LAKIP tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP oleh setiap instansi pemerintah.

Maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Kota Lubuklinggau Tahun 2012 mencakup hal-hal berikut ini:

1. Bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan; 2. Penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang; 3. Penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang; 4. Penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.

(27)

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pemerintah Kota Lubuklinggau selama tahun 2012. Capaian Kinerja (performance results) 2012 tersebut diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) 2012 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini dapat mengindentifikasikan sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Lubuklinggau Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Bab I Gambaran Umum, menjelaskan secara ringkas profil Pemerintah Kota Lubuklinggau dan menjabarkan maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP 2012 ini.

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan muatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Lubuklinggau untuk periode 2008-2013, rencana kinerja untuk tahun 2012, Penetapan Kinerja Tahun 2012 dan Indikator Kinerja Utama.

Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan metodologi dan analisis pencapaian kinerja Pemerintah Kota Lubuklinggau dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2012, akuntabilitas keuangan dan tindak lanjut atas hasil evaluasi tahun lalu.

Bab IV Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Lubuklinggau Tahun 2012.

(28)

BAB II

PERENCANAAN

DAN PERJANJIAN KINERJA

Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Kota Lubuklinggau mempunyai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, yaitu untuk tahun 2008-2013 dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Strategis Pemerintah Kota Lubuklinggau mencakup visi, misi, tujuan, sasaran, serta cara pencapaian tujuan dan sasaran tersebut.

Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2008-2013, Pemerintah Kota Lubuklinggau menyusun suatu Rencana Kinerja (Performance Plan) setiap tahunnya. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Lubuklinggau Tahun 2012 disajikan dalam sasaran strategis tahun 2012.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang disusun oleh instansi pemerintah seharusnya mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi dan mengarahkan anggota organisasi dalam mengambil keputusan tentang masa depannya, membangun operasi dan prosedur untuk mencapainya, dan menentukan ukuran keberhasilan/kegagalannya. Dengan visi, misi, dan strategi yang jelas dan tepat, diharapkan instansi pemerintah akan dapat menyelaraskan dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi. Perencanaan strategis bersama pengukuran, penilaian, dan evaluasi kinerja serta pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan tolok ukur penting dari suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Perencanaan strategis setidaknya digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: (1) dimana kita berada sekarang, (2) kemana kita akan menuju, (3) bagaimana kita menuju ke sana, dan (4) bagaimana mengukur kemajuan pencapaiannya. Dengan melakukan analisis internal dan eksternal, para perencana strategis mendefinisikan misi organisasi untuk menggambarkan posisi organisasi saat ini. Kemudian, visi dirumuskan untuk menjabarkan

(29)

dan sasaran strategis organisasi, yang merupakan kondisi spesifik yang ingin dicapai oleh organisasi di dalam memenuhi visi misinya. Pertanyaan “bagaimana kita menuju ke sana" dijawab dengan merumuskan strategi pencapaian tujuan/sasaran dalam wujud menetapkan program dan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh organisasi.

Dari uraian singkat di atas, unsur-unsur utama yang perlu secara formal didefinisikan dalam suatu perencanaan strategis adalah pernyataan visi dan misi, penjabaran tujuan dan sasaran strategis, perumusan strategi pencapaian tujuan/sasaran berupa program dan kegiatan serta perumusan indikator kinerja capaiannya.

A. CORE BUSINESS

Berdasarkan struktur perekonomian Kota Lubuklinggau yang didukung kondisi geografis, topografis dan demografis yang dimiliki, maka sektor-sektor unggulan yang dominan dalam memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Lubuklinggau sebagai berikut:

1. Sektor perdagangan, hotel dan restoran 2. Sektor bangunan

3. Sektor jasa-jasa, dan

4. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

Sektor-sektor unggulan tersebut ke depan sangat potensial untuk dikembangkan, karena wilayah Kota Lubuklinggau berada pada posisi yang strategis serta memiliki potensi sumber daya manusia. Dengan demikian kontribusi sektor-sektor tersebut terhadap PDRB Kota Lubuklinggau di masa yang akan datang dapat dipacu peningkatannya secara signifikan.

B. RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2008 -2013

RPJMD Pemerintah Kota Lubuklinggau disusun berdasarkan kondisi faktual Kota Lubuklinggau dan diformalkan melalui Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 17 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Lubuklinggau Tahun 2008 – 2013, yang disusun

(30)

dimaksudkan sebagai alat kendali dan tolok ukur bagi manajemen Pemerintah Kota Lubuklinggau dalam penyelenggaraan pembangunan 5 (lima) tahun dan tahunan serta untuk penilaian keberhasilan pada setiap tingkat administratif pemerintahan.

RPJMD juga ditujukan untuk memacu penyelenggaraan pembangunan di Kota Lubuklinggau agar lebih terarah dan menjamin tercapainya sasaran strategis pembangunan 5 (lima) tahun, yakni meningkatkan citra aparat dan kesejahteraan masyarakat Kota Lubuklinggau. Bagi manajemen Pemerintah Kota Lubuklinggau, dokumen rencana pembangunan jangka menengah daerah dapat dipandang sebagai:

 Alat bantu bagi manajemen penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Kota Lubuklinggau;

 Gambaran visi, misi, persepsi, interprestasi serta strategi Walikota Kota Lubuklinggau untuk mengantisipasi tantangan pembangunan yang dihadapi;

 Alat untuk memacu dan memicu aparat serta masyarakat dalam proses mencapai sasaran yang ditetapkan.

Sebagai alat bagi manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan memang selaras dengan upaya pencapaian visi, misi dan tujuan/sasaran strategis, dokumen RPJMD Kota Lubuklinggau secara formal mendefinisikan pernyataan visi, misi, tujuan/sasaran strategis serta strategi pencapaiannya (program dan kegiatan). Untuk memperjelas penjabaran RPJMD sehingga memenuhi komponen minimal yang harus ada dalam RPJMD sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah maka disusun matrik penyesuaian (konversi) dari data yang ada dalam RPJMD Kota Lubuklinggau Tahun 2008-2013 menjadi matrik Rencana Strategis yang memuat komponen visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan. Evaluasi terhadap RPJMD juga telah dilaksanakan pada tahun 2011 dan hasil evaluasi tersebut menghasilkan revisi atas RPJMD Kota Lubukllinggau Tahun 2008-2013, yang telah ditetapkan dengan Peraturan Walikota Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Walikota Nomor

(31)

Lubuklinggau Tahun 2008 – 2013.

Penjabaran Rencana Strategis Pemerintah Kota Lubuklinggau dapat diuraikan sebagai berikut:

1. VISI

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana instansi

pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut, visi Pemerintah Kota Lubuklinggau dijabarkan sebagai berikut:

Dari visi tersebut dapat dijelaskan tentang makna cita-cita yang akan diwujudkan pada akhir periode pembangunan yaitu:

1. Menjadikan Kota Lubuklinggau sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan; makna yang terkandung di dalamnya adalah bahwa Kota Lubukinggau akan menjadi pusat semua aktivitas perdagangan, industri dan jasa serta pendidikan di wilayah Sumatera Selatan Bagian Barat dan wilayah provinsi disekitarnya;

- Pusat Perdagangan : Menjadikan Kota Lubuklinggau sebagai pusat interaksi dan transaksi perdagangan produk dari daerah Kota Lubukinggau dan sekitarnya.

- Pusat Industri : Menjadikan Kota Lubuklinggau sebagai tempat pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi atau setengah jadi

- Pusat Jasa : Menjadikan Kota Lubuklinggau sebagai pusat aktivitas jasa

Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat

Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui

(32)

- Pusat Pendidikan : Menjadikan Kota Lubuklinggau sebagai pusat aktivitas pendidikan formal dan non formal

2. Kebersamaan merupakan suatu usaha dalam rangka mencapai cita-cita yang akan dicapai, diwujudkan dalam bentuk partisipasi seluruh

stakeholders pembangunan.

3. Menuju Masyarakat Madani merupakan kondisi yang mencerminkan adanya perubahan dari berbagai aspek kehidupan menjadi lebih baik, menuju masyarakat yang sejahtera, religius, berbudaya dan berakhlak mulia.

2. MISI

Untuk memenuhi visi tersebut, pemerintah menjabarkannya ke dalam misi pembangunan Kota Lubuklinggau tahun 2008 sampai tahun 2013 yaitu:

Misi 1 : Membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia.

Misi 2 : Menumbuhkembangkan pusat bisnis, perdagangan, industri dan jasa secara terpadu.

Misi 3 : Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan.

Misi 4 : Mewujudkan Kota Lubuklinggau yang madani melalui pembangunan ekonomi sosial masyarakat

Misi 5 : Meningkatkan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan

Upaya perbaikan kehidupan (ekonomi) masyarakat difokuskan pada empat sektor utama yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor bangunan, sektor jasa-jasa, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Agar ke-4 sektor itu dapat berkontribusi secara optimal terhadap peningkatan perekonomian masyarakat, perlu pula diikuti dengan penataan kehidupan masyarakat, penataan penyelenggaraan pemerintahan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung.

(33)

Lubuklinggau, maka pemerintahan otonom diharapkan dapat menjadi contoh/teladan bagi masyarakat. Untuk maksud tersebut, secara bertahap sampai tahun 2012 perlu dilakukan penataan pemerintahan Kota Lubuklinggau sehingga dapat tercapai dan terwujud:

 Adanya pemerintahan Kota Lubuklinggau yang kuat, efisien dan bersih, melaksanakan tugasnya secara rasional dan profesional melalui sistem pembinaan yang akomodatif, partisipatif dan komunikatif pada semua jajaran pemerintahan;

 Adanya komitmen dari pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat dimana masyarakat sebagai pelaku pembangunan bukan hanya sebagai pelengkap saja;

 Semangkin baiknya kemitraan antara pemerintah dengan swasta, diikuti dengan kemudahan proses penanaman modal, perizinan dan

share holding untuk penanaman modal asing;

Tersedianya sarana dan prasarana infrastruktur pembangunan daerah akan sangat membantu tercapainya ketiga tujuan yang dikemukakan di atas (perbaikan ekonomi, penataan kehidupan masyarakat dan penataan pemerintahan). Untuk maksud tersebut, secara bertahap dinas/instansi pemerintah, swasta dan masyarakat perlu berupaya untuk mendukung pencapaian perbaikan ekonomi, penataan kehidupan masyarakat dan perwujudan Good Governance.

3. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Pemerintah Kota Lubuklinggau menetapkan tujuan strategis berdasarkan

visi, misi dan faktor-faktor kunci keberhasilan. Sasaran-sasaran strategis

Pemerintah Kota Lubuklinggau yang merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis organisasi dirumuskan untuk masing-masing tujuan yang telah ditetapkan.

Tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dapat diuraikan sebagai

(34)

Tujuan pertama dalam misi pertama yaitu Terwujudnya masyarakat Kota

Lubuklinggau yang cerdas dan bermoral dijabarkan dengan satu sasaran yaitu 1.1.1 Meningkatnya kualitas pendidikan.

Tujuan kedua dalam misi pertama yaitu Terwujudnya Kesehatan

masyarakat yang berkualitas dijabarkan dengan tiga sasaran yaitu: 1.2.1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

1.2.2 Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan 1.2.3 Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk

Tujuan pertama dalam misi kedua yaitu terwujudnya infrastruktur dan

penataan sistem perekonomian yang mendukung kegiatan bisnis, perdagangan, industri dan jasa secara terpadu dijabarkan dengan dua

sasaran yaitu:

2.1.1 Berkembangnya pusat bisnis, perdagangan, industri dan jasa 2.1.2 Meningkatkan kualitas pariwisata dan budaya daerah

Tujuan kedua dalam misi kedua yaitu terwujudnya peningkatan

perekonomian daerah pada sektor agrobisnis dijabarkan dengan dua

sasaran yaitu:

2.2.1 Meningkatnya hasil produksi pertanian dan perkebunan 2.2.2 Meningkatnya hasil produksi peternakan dan perikanan

Tujuan pertama dalam misi ketiga yaitu Terwujudnya pembangunan

daerah yang berwawasan lingkungan dijabarkan dengan tiga sasaran yaitu: 3.1.1 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana perhubungan yang

mendukung kegiatan perekonomian

3.1.2 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air

3.1.3 Meningkatnya pembangunan lingkungan pemukiman yang berwawasan lingkungan

Tujuan kedua dalam misi ketiga yaitu Terwujudnya pelestarian sumber

(35)

pelestarian lingkungan hidup.

Tujuan pertama dalam misi keempat yaitu Terciptanya iklim usaha kecil

menengah yang kondusif dijabarkan dengan dua sasaran yaitu: 4.1.1 Meningkatnya daya saing koperasi, usaha kecil dan menengah 4.1.2 Meningkatnya daya saing penduduk dalam memasuki dunia kerja.

Tujuan kedua dalam misi keempat yaitu Terwujudnya partisipasi

masyarakat dalam pembangunan daerah dengan memperhatikan pengarusutamaan gender dan prestasi olahraga dijabarkan dengan dua

sasaran yaitu:

4.2.1 Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan 4.2.2 Meningkatnya kualitas pemuda dan olahraga.

Tujuan ketiga dalam misi keempat yaitu Terwujudnya perlindungan sosial

bagi masyarakat dijabarkan dengan satu sasaran yaitu 4.3.1 Meningkatnya penanganan masalah sosial.

Tujuan pertama dalam misi kelima yaitu dijabarkan dengan empat sasaran

yaitu:

5.1.1 Meningkatnya kompetensi aparatur daerah

5.1.2 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan 5.1.3 Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah

5.1.4 Meningkatnya kecepatan dan ketepatan jasa pelayanan publik.

Tujuan kedua dalam misi kelima yaitu Terciptanya keharmonisan antar

suku, ras dan agama dalam kehidupan bermasyarakat dijabarkan dengan satu sasaran yaitu 5.2.1 Terbinanya ketentraman dan ketertiban umum. 4. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran Pemerintah Kota Lubuklinggau dijabarkan dalam bentuk rumusan kebijakan dan program. Program-program yang ditetapkan tersebut merupakan Program-program indikatif yang akan

(36)

dilaksanakan dalam lima tahun ke depan. Secara rinci uraian program untuk tiap sasaran strategis adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1.

Uraian Program Untuk tiap Sasaran Strategis

Sasaran Kebijakan Program

1.1.1 Meningkatnya

kualitas pendidikan 1.a Peningkatanpembangunan

pendidikan

1 Program Pendidikan Anak

Usia Dini

2 Program Wajib Belajar

Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

3 Program Pendidikan

Menengah

4 Program Pendidikan Non

Formal

5 Program Peningkatan

Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

6 Program Manajemen

Pelayanan Pendidikan

7 Program Pengembangan

Budaya Baca dan

Pembinaan Perpustakaan 1.2.1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 1.b Peningkatan pembangunan kesehatan

8 Program Obat dan

Perbekalan Kesehatan

9 Program Promosi

Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat

10 Program Perbaikan Gizi

Masyarakat

11 Program Pengembangan

Lingkungan Sehat

12 Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Menular 13 Program pelayanan kesehatan penduduk miskin 14 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 1.2.2 Meningkatnya akses

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

15 Program Upaya Kesehatan

Masyarakat

16 Program Pengawasan Obat

dan Makanan

17 Program pengadaan,

peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya

18 Program pengadaan,

peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata

(37)

19 Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan 1.2.3 Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk 20 Program Keluarga Berencana

21 Program pembinaan peran

serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri

22 Program pengembangan

pusat pelayanan informasi dan konseling KRR 2.1.1 Berkembangnya

pusat bisnis, perdagangan, industri dan jasa

2.a Memperkuat perekonomian yang berbasis sektor unggulan serta membangun berbagai jenis infrastruktur dan layanan sosial

23 Program penciptaan iklim

usaha Usaha Kecil

Menengah yang konduksif

24 Program Pengembangan

Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 25 Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri 26 Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan

27 Program peningkatan dan

pengembangan ekspor 28 Program peningkatan kemampuan teknologi industri 29 Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri 30 Program Pengembangan

Industri Kecil dan Menengah 31 Program Peningkatan Pembangunan Informasi Perdagangan 2.1.2 Meningkatkan kualitas pariwisata dan budaya daerah

32 Program Pengembangan Nilai Budaya 33 Program pengembangan pemasaran pariwisata 34 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 35 Program Pengelolaan Keragaman Budaya 36 Program pengembangan Kemitraan 2.2.1 Meningkatnya hasil produksi pertanian dan perkebunan 37 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 38 Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan) 39 Program peningkatan

pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

(38)

Sasaran Kebijakan Program 40 Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan 41 Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan 42 Program Pemberdayaan Penyuluh Kehutanan 2.2.2 Meningkatnya hasil produksi peternakan dan perikanan 43 Program pengembangan budidaya perikanan

44 Program pencegahan dan

penanggulangan penyakit ternak

45 Program peningkatan

produksi hasil peternakan

46 Program peningkatan

pemasaran hasil produksi peternakan 47 Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan 48 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 3.1.1 Meningkatnya

kualitas sarana dan prasarana

perhubungan yang mendukung kegiatan perekonomian

3.a Penataan ruang

perkotaan dan percepatan pembangunan wilayah strategis dan cepat tumbuh

49 Program pembangunan

jalan dan jembatan

50 Program Peningkatan Jalan

dan Jembatan

51 Program

rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan

52 Program pembinaan dan

pengembangan bidang ketenagalistrikan

53 Program Rehabilitasi dan

Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ

54 Pogram peningkatan

pelayanan angkutan

55 Program pembangunan

sarana dan prasarana perhubungan

56 Program pengendalian dan

pengamanan lalu lintas 3.1.2 Meningkatnya

pengelolaan sumber daya air

57 Program Pengembangan

dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya

58 Program Penyediaan dan

Pengelolaan Air Baku

59 Program Pengembangan

Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

(39)

3.1.3 Meningkatnya pembangunan lingkungan pemukiman yang berwawasan lingkungan 60 Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 61 Program pembangunan turap/talud/bronjong 62 Program Pengembangan

Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

63 Program Pengembangan

Kinerja Pengelolaan Persampahan

64 Program pengelolaan

ruang terbuka hijau (RTH)

65 Program Peningkatan

Pengelolaan Pemakaman

66 Program Perencanaan Tata

Ruang

67 Program Pengendalian

Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

3.2.1 Meningkatnya pengendalian sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup

68 Program peningkatan

pengendalian polusi

69 Program pengelolaan

ruang terbuka hijau (RTH)

70 Program Peningkatan

Pengelolaan Pemakaman

71 Perlindungan dan

konservasi sumber daya hutan

72 Program rehabilitasi hutan

dan lahan 73 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 4.1.1 Meningkatnya daya saing koperasi, usaha kecil dan menengah 4.a Pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

74 Peningkatan Kualitas dan

Produktivitas Tenaga Kerja 4.1.2 Meningkatnya daya saing penduduk dalam memasuki dunia kerja 75 Peningkatan Kesempatan Kerja 76 Perlindungan dan Lengembangan Lembaga Ketenagakerjaan 77 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan 4.2.1 Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan 78 Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa

79 Program Penguatan

Kelembagaan Peng-harus utamaan Gender dan Anak

80 Program Peningkatan

Peran Serta Masyarakat dan kesetaraan Gender dalam Pembangunan

81 Program peningkatan

(40)

Sasaran Kebijakan Program

4.2.2 Meningkatnya kualitas pemuda dan olahraga 4.b Pembangunan kepemudaan dan olahraga dan peningkatan iptek 82 Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda

83 Program Pembinaan dan

Pemasyarakatan Olah Raga

84 Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Olah Raga

85 Program Pemberdayaan

Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya 4.3.1 Meningkatnya penanganan masalah social 4.c Peningkatan pemberdayaan kelembagaan sosial

86 Program Pelayanan dan

Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

87 Program pembinaan para

penyandang cacat dan trauma

88 Program pembinaan panti

asuhan /panti jompo

89 Program Pendidikan Kedinasan 5.1.1 Meningkatnya kompetensi aparatur daerah 5.a Peningkatan

pelayanan publik 90 Program peningkatankapasitas sumberdaya

aparatur

91 Program pembinaan dan

pengembangan aparatur 92 Program perencanaan pembangunan daerah 5.1.2 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan 93 Program perencanaan pembangunan ekonomi 94 Program perencanaan

sosial dan budaya

95 Program pengembangan

data/informasi

96 Program Pengembangan

Komunikasi, Informasi dan Media Massa 97 Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi 98 Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah 99 Program Peningkatan

sistem pengawasan internal dan pengendalian

pelaksanaan kebijakan KDH

100 Program Peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur

(41)

101 Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan

102 Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota 103 Peningkatan Kapasitas

Pimpinan dan Anggota DPRD 104 Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah 105 Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah 106 Program Penataan Daerah

Otonomi Baru

107 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

108 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 109 Program peningkatan

pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

110 Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah 111 Program Penataan Administrasi Kependudukan 5.1.3 Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah 112 Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi 5.1.4 Meningkatnya kecepatan dan ketepatan jasa pelayanan publik 114 Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan 115 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan 5.2.1 Terbinanya ketentraman dan ketertiban umum 5.b Penerapan tertib hukum, menciptakan ketertiban umum dan rasa aman 116 Program Peningkatan keamanan dan kenyamanan Lingkungan 117 Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal 118 Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat ( Pekat ) 119 Program Pendidikan Politik Masyarakat

(42)

5. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Sebagaimana telah diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka Pemerintah Kota Lubuklinggau selaku Instansi Pemerintah Daerah perlu menetapkan Peraturan Walikota Lubuklinggau tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kota Lubuklinggau Tahun 2008-2013. Hal ini sejalan dengan penyempurnaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana yang telah diselenggarakan oleh Sekretariat Daerah sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Adapun Indikator Kinerja Utama telah dilegal-formalkan melalui Peraturan Walikota Lubuklinggau Nomor 17 Tahun 2011 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Pemerintah Kota Lubuklinggau Tahun 2008-2013. Peraturan Walikota Lubuklinggau tersebut sekaligus diarahkan guna memberikan pedoman bagi Pemerintah Kota Lubuklinggau dalam merumuskan acuan ukuran kinerja yang digunakan dalam rangka untuk menetapkan Rencana Kinerja Tahunan, menyampaikan Rencana Rerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan anggaran, menyusun dokumen Penetapan Kinerja, menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan melakukan evaluasi pencapaian kinerja pemerintah daerah. Perbaikan indikator kinerja dilakukan berdasarkan hasil evaluasi setiap tahunnya. Perbaikan indikator kinerja dimaksudkan untuk lebih mempertajam indikator pengukur keberhasilan kinerja atas sasaran yang telah ditetapkan. Uraian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Lubuklinggau adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2

Uraian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Lubuklinggau

Sasaran Indikator Kinerja Satuan

1.1.1 Meningkatnya kualitas

pendidikan 1 Angka melek huruf2 Rata-rata lama sekolah tahun%

3 Angka Partisipasi Murni

(43)

4 Angka Partisipasi Murni

(APM) SMP/MTs/Paket B %

5 Angka Partisipasi Murni (APM)

SMA/SMK/MA/Paket C %

6 Angka Putus Sekolah (APS)

SD/MI %

7 Angka Putus Sekolah (APS)

SMP/MTs %

8 Angka Putus Sekolah (APS)

SMA/SMK/MA %

9 Angka Kelulusan (AL)

SD/MI %

10 Angka Kelulusan (AL)

SMP/MTs %

11 Angka Kelulusan (AL)

SMA/SMK/MA %

12 Angka Melanjutkan (AM)

dari SD/MI ke SMP/MTs %

13 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke

SMA/SMK/MA %

14 Guru yang memenuhi

kualifikasi S1/D-IV %

15 Persentase Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) %

16 Persentase kunjungan

perpustakaan per tahun %

1.1.2 Meningkatnya keimanan dan

ketaqwaan masyarakat

1 Persentase lembaga agama

yang dibina %

1.2.1 Meningkatnya derajat

kesehatan masyarakat 1 Angka Usia Harapan Hidup2 Angka kematian bayi Tahun

(per 1000 kelahiran hidup) per 1000

3 Angka Kematian Ibu Melahirkan

(per 100.000 kelahiran hidup)

per 100.000 4 Angka pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

% 5 Cakupan Komplikasi

Kebidanan yang ditangani %

6 Cakupan Kunjungan Bayi %

7 Prosentase balita gizi buruk mendapat perawatan sesuai

standar %

8 Prosentase balita dengan gizi

buruk %

9 Prosentase kelurahan UCI %

10 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien

masyarakat miskin %

11 Cakupan penemuan dan

(44)

Sasaran Indikator Kinerja Satuan

12 Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC

BTA %

13 Prosentase Rumah Tangga dengan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) %

14 Prosentase cakupan Pelayanan Kesehatan Usia

Lanjut %

1.2.2 Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

1 Rasio Puskesmas terhadap

penduduk per 30.000pddk

2 Rasio Puskesmas Pembantu

(Pustu) terhadap penduduk per 10.000

penduduk 3 Prosentase Kelengkapan

peralatan medis %

4 Prosentase kelengkapan

peralatan non medis %

5 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota

% 6 Rasio dokter umum

terhadap penduduk 25.000per

penduduk 7 Prosentase Tempat Pengolahan Makanan dibina/diawasi % 1.2.3 Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk

1 Prevalensi peserta KB aktif %

2 Persentase keluarga pra sejahtera dan keluarga

sejahtera I %

2.1.1 Berkembangnya pusat bisnis, perdagangan, industri dan jasa

1 Prosentase pasar yang aktif %

2 Persentase IKM dan UKM yang menggunakan

teknologi %

3 Persentase pertumbuhan

industri pertahun %

4 Persentase kenaikan nilai

realisasi PMDN pertahun %

5 Rasio daya serap tenaga kerja

2.1.2 Meningkatkan kualitas pariwisata dan budaya daerah

1 Jumlah kunjungan wisata

pertahun Orang

2 Persentase benda, situs dan kawasan cagar budaya yang

dilestarikan %

2.2.1 Meningkatnya hasil produksi pertanian dan perkebunan

1 Ketersediaan Bahan Pangan

utama pendudukton/1000

2 Tingkat produksi

perkebunan ton/ha

3 Tingkat produksi padi

pertahun Ton/ha

4 Tingkat produksi bahan

(45)

2.2.2 Meningkatnya hasil produksi peternakan dan perikanan

1 Tingkat produksi daging per

tahun Kg/Thn

2 Rata-rata tingkat populasi

ternak per tahun Ekor/Thn

3 Tingkat produksi ikan per

tahun Kg/Thn

3.1.1 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana perhubungan yang mendukung kegiatan perekonomian

1 Persentase panjang jalan

dengan kondisi mantap %

2 Persentase panjang jembatan

dengan kondisi mantap %

3 Persentase ketersediaaan Jaringan Listrik dan lampu

jalan Pemukiman %

4 Persentase angkutan darat %

3.1.2 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air

1 Persentase rumah tangga

pengguna air bersih %

2 Persentase luas areal sawah

yang diairi (Berirgasi baik) %

3 Luas irigasi dalam kondisi

baik % 3.1.3 Meningkatnya pembangunan lingkungan pemukiman yang berwawasan lingkungan

1 Persentase Pemukiman layak

huni %

2 Persentase rumah yang ber

IMB %

3 Panjang jalan yang memiliki drainase/saluran

pembuangan air %

4 Persentase penanganan

sampah %

5 Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk

per 1000 penduduk 6 Rasio tempat pemakaman

umum per satuan penduduk pendudukper 1000

7 Persentase ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah

ber HPL/HGB %

8 Persentase Luas lahan

bersertifikat %

3.2.1 Meningkatnya pengendalian sumber daya alam dan

pelestarian lingkungan hidup

1 Persentase rehabilitasi hutan

lahan kritis % 2 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL % 3 Persentase penegakan hukum lingkungan % 4.1.1 Meningkatnya daya saing koperasi, usaha kecil dan menengah

1 Persentase koperasi aktif %

2 Persentase usaha mikro dan

kecil %

4.1.2 Meningkatnya daya

saing penduduk dalam memasuki dunia kerja

1 Tingkat partisipasi angkatan

kerja %

2 Persentase pencari kerja

Referensi

Dokumen terkait

Upaya yang dapat dilakukan dalam membina kerukunan antar umat beragama diantaranya dengan terus berusaha melakukan kegiatan sosial serta membangun komunikasi yang

Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya

Oleh karena sebagian besar peternak di dusun Getasan memberikan makan sapi dengan rumput gajah, peternak menggunakan tali yang berasal dari karung bagor bekas

Menurut fuqaha dari kalangan mazhab hanafi, zina adalah hubungan seksual yang dilakukan seorang laki-laki secara sadar terhadap perempuan yang disertai nafsu

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa : (1) kepemimpinan kepala sekolah di SMK PGRI 1 Gresik adalah memberikan teladan guru, memberikan dorongan dan motivasi guru,

[r]

Jika video tidak dipaparkan pada skrin, ketik untuk membuka menu skrin laman utama, kemudian cari dan ketik video yang ingin anda mainkan.. 3 Untuk memaparkan atau

Khusus pe- nyusunan kurikulum dan bahan ajar untuk pelatihan dilakukan oleh ko- ordinator bidang pelatihan yang memiliki tugas pokok meliputi me- lakukan koordinasi