• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAP.COM - 1 PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL MIKRO MAKRO ... 643 2543 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TAP.COM - 1 PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL MIKRO MAKRO ... 643 2543 1 PB"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL MIKRO MAKRO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEMEN GO PUBLIC

Prihati Hardaningtyas Prihati_hardaningtyas@yahoo.com

Khuzaini

Sekolah Tinggi Ilmu ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

The purpose of this research is to find out and analyze the influence of macro and micro fundamental factors to the stock price at cement companies which its shares go public in period of 2008 until 2012. The samples are 3 companies which have been selected by using purposive sampling are: PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia Tbk, and PT Holcim Indonesia Tbk. This research uses multiple linear regressions with the assistance of SPSS 21 analysis instruments which consist of classic test assumption, multiple linear regressions, Goodness test of Fit and hypothesis test. The result of determination coefficient test (R2) shows that the contribution from the influence of macro and micro fundamental factors to the stock price at the cement companies is great. The result of hypothesis test, tcount shows that factor-factor fundamental micro: Current Ratio (CR), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) and factor-factor fundamental macro: Interest, SBI, Rupiah exchange and Inflation level variables have significant and positive influence to the stock price of cement companies which go public. Only the Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE) variables which have influence but insignificant to the stock price of cement companies go public.

Keywords: Fundamental Micro, Fundamental Macro, Stock Price.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor fundamental mikro dan makro terhadap harga saham pada perusahaan semen yang sahamnya go public periode 2008 hingga 2012. Terdiri dari 3 Sampel penelitian yang didapat melalui purposive sampling

antara lain: PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk. Penelitian ini mengunakan alat analisis regresi berganda dengan bantuan alat analisis SPSS 21 antara lain; uji Asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji Goodness of Fit

dan pengujian hipotesis. Dari hasil uji koefisien determinasi (R2) bahwa sumbangan atau kontribusi dari pengaruh fundamental mikro dan makro terhadap harga saham pada perusahaan Semen, sangat besar. Untuk hasil pengujian hipotesis uji thitung yang menunjukkan bahwa variabel Current Ratio (CR), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) dan faktor-faktor fundamental makro: tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan semen yang go public. Hanya variabel Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), mempunyai pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan semen go public.

(2)

PENDAHULIUAN

Dewasa ini semakin banyak industri yang berkembang termasuk perusahaan yang bergerak pada bidang semen baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar, karena ditinjau dari meningkatnya proyek pembangunan jalan tol, industri pabrik, pembangunan perumahan dll. maka industri semen mempunyai prospek yang cerah pada masa yang akan datang.

Upaya pengembangan dan pembaruan sesuai dengan era modernisasi industri semen memerlukan adanya kemampuan yang didasarkan pada kondisi dalam dan luar perusahaan tersebut, upaya ini tidak lepas akan dana danmodal yang besar. Untuk itu perusahaan semen tidak hanya mengandalkan dana dari dalam perusahaan saja tetapi juga membutuhkan dana dari luar perusahaan yang di peroleh dari pinjaman bank dan dana langsung dari penjualan surat berharga di bursa efek.

Demikian pentingnya peranan pasar modal, sehingga idealnya diperlukan penelitian yang berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dan faktor dominan yang mempengaruhi harga saham.

Pada hasil penelitian sebelumnya, Ericktus (2011) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Analysa Fundamental Laporan Keuangan terhadap Perubahan Harga Saham padaPerusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.Dalam penelitian tersebut sampel yang digunakan sebanyak 4 perusahaan telekomunikasi yang go public, dan menggunakan 4 variabel bebas, dimana periode yang digunakan adalah dari tahun 2007-2009. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi yang go public.

berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebgai berikut: (1) Apakah faktor-faktor fundamental mikro: Current Ratio (CR),

Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) dan faktor-faktor fundamental makro: tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi secara individual (parsial) dapat mempengaruhi harga saham perusahaan semen go public. (2) Manakah di antara faktor fundamental mikro: Current Ratio

(CR), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) dan faktor-faktor fundamental makro: tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan semen go public?

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1)

Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor fundamental mikro: Current Ratio (CR), Return On Investment (ROI),

Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) dan faktor-faktor fundamental makro: tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi secara individual (parsial) dapat mempengaruhi harga saham perusahaan semen go public. (2) Untuk mengetahui manakah di antara faktor fundamental mikro: Current Ratio (CR), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio

(3)

Dengan adanya penelitian terdahulu, maka penulis mempunyai keinginan untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempengaruhi harga saham. Dalam penelitian ini akan meneliti tiga perusahaan semen yang sahamnya aktif di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2012 adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk. Penelitian ini akan menggunakan 10 variabel bebas dan akan menguji variabel bebas tersebut, apakah variabel bebas tersebut berpengaruh berpengaruh signiifikan terhadap variabel terikat yaitu harga saham.

TINJAUAN TEORITIS Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2007:2). Laporan keuangan (financial statement) memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet)

mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba rugi (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun (Riyanto, 2001:327).

Pengertian Faktor Fundamental

Menurut Tjiptono dan fachruddin (2006:189) mengatakan bahwa analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi mikro ekonomi dan makro ekonomi kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan.

Analisis fundamental bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi atau memproyeksikan nilai dari suatu saham yang nantinya hasil analisis ini digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang.

Hubungan antara Analisis Faktor Fundamental Mikro dan Makro terhadap Harga Saham Analisis Fundamental, merupakan salah satu cara melakukan penelitian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan seperti pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, return on equity, profit margin

untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Menurut Resmi (2002:276) Variasi harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan, disamping dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran. Oleh karena itu di dalam penelitian ini laporan keuangan peusahaan menjadi faktor yang sangat penting bagi para investor ataupun calon investor sebelum mereka menanamkan modalnya di suatu perusahaan.

Pengertian Rasio keuangan

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematichal relationship)

antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir, 2007:64).

(4)

Penggolongan Rasio

Untuk menganalisa laporan keuangan diperlukan suatu alat analisis yaitu rasio keuangan. Menurut Munawir (2007:68), angka rasio dapat dibedakan menjadi tiga menurut datanya: (1) Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio),(2) Rasio-rasio Laporan laba rugi (income statement ratio), (3) Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratio).

Sedangkan menurut Ang (1997:23-38) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang dicapai, yaitu: (1) Rasio Likuiditas

(Liquidity Ratios), (2) Rasio Aktivitas (Activity Ratios), (3) Rasio Rentabilitas / Profitabilitas

(Profitability Ratios), (4) Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios), (5) Rasio Pasar (Market Ratios). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Faktor-faktor fundamental mikro (faktor internal): Menurut Sunariyah (2006:13) faktor fundamental mikro merupakan faktor yang berhubungan dengan kebijakan internal pada suatu perusahaan besertakinerja yang telah dicapai.Hal ini berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dapat dikendalikan oleh manajemen. Madura mengemukakan bahwa harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh faktor fundamental mikro.

Faktor-faktor fundamental makro (faktor ekstertnal): Faktor fundamental makro merupakan hal-hal di luar kemampuan perusahaan atau di luar kemampuan manajemen untuk mengendalikan (Sunariyah:2006:13).

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Mikro Terhadap Harga saham ()

Pengaruh variabel bebas mikro terhadap harga saham: (1) Pengaruh Current Ratio

Terhadap Harga Saham: Current Ratio akan mempengaruhi harga saham sacara parsial.Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan maka dapat dikatakan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang lebih besar dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya, sehingga meningkatnya current ratio diharapkan akan meningkatkan kepercayaan investor dalam menanamkan dananya ke perusahaan dan akan berdampak pada kenaikkan harga saham di pasar modal (Ang, 1997:33). (2) Pengaruh Return on Investment Terhadap Harga Saham: Semakin besar ROI atau ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar (Ang, 1997:33). Dengan demikian semakin tinggi ROI meningkatkan daya tarik investor, sehingga harga saham akan meningkat, dengan demikian ROI berhubungan positif dengan harga saham. (3) Pengaruh

(5)

Saham: Menurut Sutrisno (2003:255) earning Per Share merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik.Perusahaan bisa mengalami laba yang menurun apabila perusahaan tersebut mengurangi jumlah saham yang beredar (misalkan dengan melakukan pembelian kembali / treasure stock), EPS yang dihasilkan tetap tinggi. (7) Pengaruh Dividend Pay Out Ratio Terhadap Harga Saham: Menurut Gitosudarmo dan Basri (2008:231) dividend pay out ratio (DPR) adalah perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk presentase. Semakin tinggi DPR akan mengguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan.

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Makro Terhadap Harga Saham()

Pengaruh variabel bebas makro terhadap harga saham: (1) Pengaruh Tingkat suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham: Menurut Sugeng (2004), kenaikan tingkat suku bunga akan berakibat pada penurunan return dan begitu pula sebaliknya. Dalam menghadapi kenaikan suku bunga, para pemegang saham akan menjual sahamnya sampai tingkat suku bunga dianggap normal. (2) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham: Kurs atau nilai tukar valuta asing adalah perbandingan antara harga mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Misalnya kurs Rupiah atas Dolar AS menunjukkan nilai Rupiah yang diperlukan untuk setiap Dolar AS.Perubahan kurs Rupiah atas Dolar AS memiliki dampak yang berbeda terhadap setiap jenis saham, artinya suatu saham terkena dampak positif sedangkan saham lainnya terkena dampak negatif. (3) Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Harga Saham: Penggunaan inflasi sebagai variabel bebas dalam penelitian ini karena inflasi dapat mempengaruhi harga saham. Ketika terjadi inflasi, masyarakat akan dihadapkan pada pilihan untuk berinvestasi di pasar modal atau memenuhi kebutuhan hidup mereka akibat kenaikan harga. Apabila masyarakat menjatuhkan pilihan sebagai investor di pasar modal, maka permintaan saham akan naik yang kemudian turut menaikkan harga saham.

Penelitian Terdahulu

Soejoto (2002)Dalam penelitiannya yang berjudul “Analisi Harga Saham di Perusahan Manufaktur dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Pasar Modal Indonesia” menyimpulkan bahwa: Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah capital gain, volume perdagangan saham, earning per share, price earning ratio, dividen yield, dan kurs valas. Faktor yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah suku bunga SBI.Faktor yang berpengaruh dominan terhadap akumulasi netto harga saham adalah capital gain, earning per share, dan kurs valas.

Santoso (2005)Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Mikro Terhadap Harga Saham”, studi kasus pada Industri makanan dan minuman yang terdaftar pada bursa efek di indonesia. Menyimpulkan bahwa: dengan menggunakan Uji F menunjukkan bahwa perusahaan saham industri makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi secara simultan oleh asset growth, return on asset growth, debt ratio, current ratio, earning per share, price earning ratio, dividen yield. Sementara itu, perubahaan harga saham indusrti makanan dan minuman secara parsial (Uji T) dipengaruhi earning per share.

Perumusan Hipotesis

(6)

Tujuan penelitian dan tinjauan teori yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: 1)Faktor-faktor fundamental mikro: current ratio, Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio(DER), Earning Per Share (PER), Debt to Equity Ratio (DPR), dan faktor-faktor fundamental makro: inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat secara individual (parsial) dapat berpengaruh terhadap harga saham perusahaan semen yang go public. 2)Di antara Faktor-faktor fundamental mikro: current ratio, Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (PER), Debt to Equity Ratio (DPR), dan faktor-faktor fundamental makro: inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang berpengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan semen adalah Earning Per Share.

METODA PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Metoda penelitian yang digunakan adalah metode kausal komporatif (causal Comporative) karena penulis bermaksud untuk mengetahui dan menganalisa sebab dan akibat. Metode kausal komporatif bersifat ex post facto, artinya suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menurut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut, sehingga peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab-akibat dari data-data yabg tersedia (Sugiyono, 2007:12).

Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah industri perusahaan semen yang go public yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk. Dengan periode penelitian 5 tahun yaitu 2008-2012.

Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, Sugiyono (2007:73). Karena dalam penelitian ini hanya terdapat 3 perusasahaan semen yang go public maka penelitian ini mengambil metoda sampel non probability sampling dengan metode jenuh teknik jenuh yaitu “penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau peneliti yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumentar yaitu data berupa arsip yang memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak dari sumbernya secara langsung melainkan sudah dikumpulkan dan diolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi data sekunder berupa laporan keuangan, dan data-data lain yang terkait dengan penelitian, serta studi putaka yaitu teknik pengumpulan data dari buku literatur, referensi, maupun bacaan lain yang berhubungan dengan masalah yanag akan diteliti.

Variabel dan Definisi Operasional Variabel

(7)

Faktor fundamental mikro:

a. Interest Rate / Tingkat suku bunga SBI (SB)

Dalam penelitian ini interest rate yaitu presentase rata-rata tingkat suku bunga SBI setiap tahun dari tingkat suku bunga setiap bulan yang ditawarkan oleh perbankan dalam hal ini Bank Indonesia kepada nasabahnya.

b. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika (NT)

Merupakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (US Dolar) yang bisa terjadi kenaikan atau penurunan setiap saat sehingga berpengaruh terhadap harga saham.

c. Tingkat inflasi (INF)

Dalam penelitian ini yang dimaksud tingkat inflasi adalah rata-rata tingkat inflasi setiap tahun dari tingkat inflasi setiap bulan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia selama 5 tahun yaitu 2008-2012.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi linear berganda. Regresi linear berganda merupakan alat analisis secara statistik untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan. Dengan model ini bisa diketahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel fundamental perusahaan terhadap harga saham industri semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dari teknik analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik yang digunakan untuk melakukan pengujian dengan cara melakukan perhitungan rata-rata industri perusahaan dari variabel bebas yaitu Current Ratio (CR),

Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) dan faktor-faktor fundamental makro: tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi.

Melakukan pengujian Asumsi Klasik Linear

Uji Normalitas: Menurut Ghozali (2011) model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Menurut Priyatno (2011:277), uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji kenormalan distribusi nilai residual. Jadi dalam hal ini yang diuji normalitas bukan masing-masing variabel melainkan nilai residual hasil dari model. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dilihat dari angka probabilitasnya, dimana jika probabilitas > 0,05 maka residual terdistribusi normal. Sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka tidak terdistribusi normal.

(8)

variabel bebas dengan bantuan program komputer yang akan menunjukkan koefisien korelasi sederhana variabel bebas satu dengan yang lain. Apabila terdapat koefisien korelasi yang tinggi (mendeteksi +1 atau -1) berarti ada masalah multikoliniearitas.

Uji Autokorelasi: Autokorelasi adalah terjadinya korelasi antara satu variabel error dengan variabel error yang lain. Autokorelasi seringkali terjadi pada data time series dan dapat juga terjadi pada data cross section tetapi jarang (Widarjono, 2007). Adapun dampak dari adanya autokorelasi dalam model regresi adalah sama dengan dampak dari heteroskedastisitas. Selanjutnya untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi linier berganda dapat digunakan metode Durbin-Watson. Durbin Watson telah berhasil mengembangkan suatu metode yang digunakan mendeteksi adanya masalah autokorelasi dalam model regresi berganda menggunakan pengujian hipotesis dengan statistik uji yang cukup.

Uji Heteroskedastisitas: Menurut Ghozali (2006:105) Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pad grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah resisual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized.

Melakukan Analisis regresi Linear Berganda

Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression). Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2005).

Menghitung koefisian korelasi dan determinasi.

Untuk mengetahui dan menguji apakah model analisis tersebut sudah cukup layak dan seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen, maka perlu diketahui koefisien determinasinya ( 2 ). Jika 2 yang diperoleh dari hasil perhitungan semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen semakin besar. Sebaliknya jika 2 semakin mendekati nol, maka dapat dikatakan sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen semakin kecil. Secara umum dapat dikatakan bahwa koefisien determinasi ganda

2 berada antara 0 da 1 atau 0 < 2< 1.

Uji Goodness of Fit

Tujuan melakukan Goodness of Fit adalah untuk menguji tingkat signifikan antara variabel bebas yaitu Current Ratio (CR), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE),

Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) dan faktor-faktor fundamental makro: tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi terhadap harga saham sebagai variabel terikat.

Uji hipotesis secara Parsial (Uji t)

(9)

Koefisien Determinasi Parsial

Koefisien determinasi parsial digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas secara parsial dapat menerangkan variabel-variabel terikat. Dari hasil perhitungan ini akan diketahui variabel-variabel bebas (independent) yang mempunyai pengaruh dominan teerhadap variabel-variabel terikat (dependen).

Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA (Diolah)

Dari tabel uji Kosmogrov Smirnov di atas, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,897. Karena angka tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan sampel yang

Current Ratio 0.694 5.904 Bebas Multikolinieritas

ROI 0.706 8.450 Bebas Multikolinieritas

ROE 0.603 4.027 Bebas Multikolinieritas

PER 0.694 5.161 Bebas Multikolinieritas

DER 0.705 8.438 Bebas Multikolinieritas

EPS 0.629 4.559 Bebas Multikolinieritas

DPR 0.603 4.032 Bebas Multikolinieritas

Suku Bunga SBI 0.701 7.258 Bebas Multikolinieritas

Nilai Tukar Rupiah 0.704 7.779 Bebas Multikolinieritas

Tingkat Inflansi 0.700 7.025 Bebas Multikolinieritas

(10)

Berdasarkan tabel 2 diatas diperoleh hasil bahwa nilai VIF pada semua variabel bebas lebih kecil dari 10, artinya semua variabel bebas Tingkat Pertumbuhan Perusahaan dan Deviden Perlembar Saham pada penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinieritas.

c. Heteroskedastisitas

Gambar 1

Grafik Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar 1 scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji heteroskedatisitas menunjukkan bahwa bahwa titik-titik tersebut menyebar pada sumbu X dan sumbu Y yang berarti bahwa tidak menggambarkan pola tertentu dalam penyebaran titik:titik yang dihasilkan. Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi liner kesalahan pengganggu (e) mempunyai varians yang sama atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

d. Autokolerasi

Tabel 3

Batas-batas Daerah Test Durbin Watson

Distribusi Interprestasi

DW < 2,341 0,926 ≤ DW < 2,054 2,054 ≤ DW < 3,074 3,074 ≤ DW < 1,946

DW ≥ 1,946

Autokorelasi positif

Daerah keragu-raguan/Incilclusif Tidak ada autokorelasi Daerah keragu-raguan/Incilclusif

Autokorelasi negatif

Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA (Diolah)

(11)

Watson berada pada daerah antara du dan 2. Hal ini mengindikasikan bahwa model regresi di atas tidak terdapat masalah autokorelasi.

Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4

Hasil Analisis Regresi Liner Berganda

Variabel Koefisien Regresi (β)

Constanta 5.879.386

Current Ratio 3,581

ROI 1,132.998

ROE 747.292

PER 247.744

DER 1.841.255

EPS 13.105

DPR 59.771

Suku Bunga SBI 500.627

Nilai Tukar Rupiah .418

Tingkat Inflansi 158.582

a. Dependent Variabel : Harga Saham

Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA (Diolah)

HS= 5.879.386 + 3.581CR + 1.132.998ROI + 747.292ROE + 247.744PER + 1.841.255DER + 13.105EPS + 59.771DPR + 500.627SBI + 0.418TR + 158.582TI

(12)

regresi ( 6) sebesar 1.841.255 yang berarti EPS mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai 6 sebesar 13.105 menunjukkan bahwa jika tingkat EPS berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 13.105 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah. (8) 7 = 59.771 nilai koefisien regresi ( 7) sebesar 1.841.255 yang berarti DPR mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai 7 sebesar 59.771 menunjukkan bahwa jika tingkat DPR berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 59.771 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah. (9) 8 = 500.627 nilai koefisien regresi ( 8) sebesar 1.841.255 yang berarti suku bunga SBI mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai 8 sebesar 500.627 menunjukkan bahwa jika tingkat suku bunga SBI berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 500.627 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah. (10) 9 = 0.418 nilai koefisien regresi ( 9) sebesar 0.418 yang berarti nilai tukar rupiah mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai 9 sebesar 0.418 menunjukkan bahwa jika tingkat nilai tukar rupiah berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 0.418 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah. (11) 10 = 158.582 nilai koefisien regresi ( 10) sebesar 158.582 yang berarti tingkat inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai 10 sebesar 158.582 menunjukkan bahwa jika tingkat inflasi berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 158.582 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah.

Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit Models) Analisis Koefisien Determinasi Multiple (R2)

Tabel 5 Koefisien Determinasi

R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

0.998a

0.997

0.989

0.690

a.Predictors (Constant) : Tingkat Inflasi, EPS, DPR, PER, Current Ratio, ROE, DER, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI, ROI

b.Dependent Variable : Harga Saham

Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA (Diolah)

Ditinjau dari tabel 5 diatas diketahui Koefisien korelasi berganda R merupakan cerminan tingkat keeratan hubungan pengaruh faktor-faktor fundamental mikro dan makro terhadap harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia. Dapat diketahui dari nilai koefisien korelasi (R) yaitu sebesar 0,998 atau 99.8% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara pengaruh faktor-faktor fundamental mikro dan makro terhadap harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia mempunyai hubungan yang sangat erat.

(13)

Hasil Uji Goodness of Fit

Tabel 6 Hasil Uji F

Anovaa

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1 Regression 6.3338 10 6.3337 132.904 .000a

Residual 1906098.586 4 476524.646

Total 6.3528 14

a. Predictors (Constant) : Tingkat Inflasi, EPS, DPR, PER, Current Ratio, ROE, DER, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI, ROI

b. Dependent Variable : Harga Saham

Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA (Diolah)

Dari hasil output perhitungan program SPSS versi 21 diperoleh nilai Fhitung = sebesar 132,904 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 < (a) 0,05, hal ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan atau layak untuk memprediksi pengaruh Current Ratio, ROI, ROE, PER, DER, EPS, DPR, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Inflansi terhadap variabel dependen adalah harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia secara signifikan.

Pengujian Hipotesis (Uji Statistik t)

Tabel 7

Hasil Perolehan thitung dan Tingkat Signifikan Coefficientsa

Variabel thitung Sign. Keterangan

Current Ratio 4.564 .019 Signifikan

ROI 2.161 .097 Berpengaruh

Tidak Signifikan

ROE 2.245 .088 Berpengaruh

Tidak Signifikan

PER 5.738 .005 Signifikan

DER 4.144 .031 Signifikan

EPS 4.509 .011 Signifikan

DPR 3.890 .036 Signifikan

Suku Bunga SBI 4.254 .018 Signifikan

Nilai Tukar Rupiah 4.346 .017 Signifikan

Tingkat Inflansi 4.175 .021 Signifikan

Dependent Variable : Harga Saham

(14)

Current Ratio perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 4,564 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,019 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa Current Ratio secara parsial mempengaruhi harga saham.

Return On Investment (ROI) perusahaan secara parsial diperoleh nilai sebesar 2,161 berarti H0 diterima, dengan signifikan sebesar 0,097 diatas level of significant 0,05 atau 5% . artinya ROI secara parsial mempengaruhi harga saham tetapi tidak signifikan karena tingkat pengembalian asset tidak berfokus pada margin keuntungan atas produk atau jasa, akan tetapi kita seharusnya juga menghitung ROI secara akurat untuk mendapatkan kepastian dan keyakinan bahwa usaha yang dijalankan mampu terus berkembang.

Return On Equity (ROE) perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 2,245 berarti H0 diterima, dengan signifikan sebesar 0,088 diatas level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa ROE secara parsial mempengaruhi harga saham tetapi tidak signifikan karena belum tentu tingkat pengembalian investasi mempengaruhi kenaikan harga saham pada perusahaan semen

. Price Earning Ratio (PER) perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 5.738 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,005 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa PER secara parsial mempengaruhi harga saham.

Debt To Equity Ratio (DER) perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 4.144 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,031 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa DER secara parsial mempengaruhi harga saham.

Earning Per Share (EPS) perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 4.509 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,011 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa EPS secara parsial mempengaruhi harga saham.

Dividen Pay out Ratio (DPR) perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 3.890 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,036 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa DPR secara parsial mempengaruhi harga saham.

Suku Bunga SBI perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 4.254 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,018 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa Suku Bunga SBI secara parsial mempengaruhi harga saham.

Nilai Tukar Rupiah perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 4.346 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,017 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa Nilai Tukar Rupiah secara parsial mempengaruhi harga saham.

Tingkat Inflasi perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 4.175 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,021 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa Tingkat Inflasi secara parsial mempengaruhi harga saham.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil analisa dan pembahasan bab sebelumnya yakni dengan menganalisa pengaruh faktor-faktor fundamental mikro dan makro terhadap perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan perhitungan Program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) version 16.0 for Windows, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Dari hasil uji koefisien determinasi (R2) bahwa sumbangan atau kontribusi dari variabel Current

(15)

positif (searah) terhadap harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia, hal ini berarti bahwa semakin baik dan positif variabel bebas tersebut, maka akan meningkatkan harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan hasil pengujian hipotesis uji thitung yang menunjukkan bahwa variabel Current

Ratio, PER, DER, EPS, DPR, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Inflansi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia. Hanya variabel ROI, ROE mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia.

Saran

Hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: (1) Bagi pihak perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur perkembangan perusahaan yang telah dicapai selama ini, sebagaimana dengan saham yang telah terjual di Bursa Efek Indonesia, sehingga dapat diketahui progress perusahaan di masa yang akan datang. (2) Bagi pihak investor, diharapkan dapat dijadikan bahan referensi investor terhadap perusahaan yang bersangkutan untuk menginvestasikan modalnya dalam bentuk pembelian saham yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, sehingga investor dapat secara tepat dan cepat menginvestasikan modalnya dengan membeli saham perusahaan yang secara langsung dapat menaikkan nilai jual dari saham perusahaan itu sendiri. (3) Bagi Penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah sampel penelitian dan dapat menggunakan jenis industri yang lain selain industri semen. Penelitian berikutnya dapat memperpanjang periode penelitian, pada penelitian ini menggunakan periode delapan tahun. Bagi peneliti lanjutan semoga bahan ini dapat dijadikan referensi atau acuan dalam mengembangkan dan memaksimalkan penelitian di masa yang akan.

DAFTAR PUSTAKA

Ang, R. 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia.

Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Ketujuh. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Ghozali, I. 2005. Analisis Multivariate Program SPSS. Semarang : Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

__________. 2006.

Analisis Multivariate Program SPSS. Cetakan Keempat. Semarang : Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

__________, 2011. Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi Kelima. Semarang : Penerbitan Universitas Diponegoro.

Gitosudarmo, I dan Basri. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi keempat. BPFE, Yogyakarta. Husnan, S dan E Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 5. UPP STIM

YKPN, Yogyakarta.

Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta : Liberty. Priyatno, D. 2011. Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS. Mediakom, Yogyakarta.

Resmi, S. 2002. “Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Return Saham”. Kompak. Nomor 6, September.

Santoso, B. 2005.” Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Mikro Terhadap Harga Saham. Ekuitas Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol.9 No. 1 – Maret 2005, 35-6.

Soejoto, A. 2002. “Analisis Harga Saham Perusahaan Manufaktur dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keuangan “Ekuitas” Vol.^ No.3-September 2002:250-267.

(16)

Sugeng, W. 2004. “Perkembangan dan Prospek Pasar Modal di Inmdonesia tahun 2005 (Event Study: Pendeketan Manajemen Strategik)”. Jurnal Bisnis Strategi. Vol 13/juli. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kesepuluh. Bandung: Alfabeta.

Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan pasar Modal. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonisia.

Tjiptono, D dan H M.Fachruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia. Pendekatan Tanya Jawab. Edisi 1. Jakarta: Salemba.

Widarjono, A. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua. Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1 Hasil Uji Normalitas
Gambar 1
Tabel 6 Hasil Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Jangka menengah, yaitu (1) mengembangkan industri pakan ternak skala kecil dengan memanfaatkan sumber bahan pakan dalam negeri; (2) peningkatan mutu pakan ternak dalam

Hasil analisis menunjukan bahwa kompetensi, penempatan, dan lingkungan kerja secara bersama- sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo

Argumen utama tulisan ini adalah bahwa studi filsafat merupakan prasyarat penting yang memantik spirit dan memandu aktivitas pengembangan intelektual secara luas

Suatu perusahaan tentu membutuhkan karyawan sebagai tenaga kerjanya guna meningkatkan produk yang berkualitas. Karyawan merupakan asset penting bagi perusahaan,

Hasil pertandingan akan tersimpan dengan tabel klasemen sebagai penentu juara di akhir musim bagi yang menempati peringkat pertama. Dalam hal prediksi melalui track record sebuah

Menurut Whitten dan Bentley (2007: 6), sistem informasi merupakan pengaturan orang, data, proses dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses,

Batas maksimum penambahan lemak dalam pembuatan sosis yaitu sebesar 25% (Erdiansyah 2006). Selain itu, penyusun dari kedua sosis pun berbeda, dilihat dari analisis proksimat

Hasil simulasi dan eksperimen menunjukkan bahwa kenaikan beban akan menyebabkan penurunan pada tegangan output dimana pada kondisi beban 277,4W nilai tegangan output