• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada Proses Pembelajaran di Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung T2 942011081 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada Proses Pembelajaran di Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung T2 942011081 BAB IV"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah 26 orang kepala sekolah, baik berstatus negeri maupun swasta dan 27 guru kelas di wilayah Kecamatan Bulu. Adapun data sekolah, penyebaran kepala sekolah dan guru jika ditinjau dari sisi usia, kualifikasi pendidikan dan masa kerjanya, seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Data Sekolah Dasar Se-Kecamatan Bulu

No Nama Sekolah Alamat Keterangan

1 SDN 1 Bansari Desa Bansari

2 SDN Campursari Desa Campursari

3 SDN Danupayan Desa Danupayan

4 SDN 1 Gondosuli Desa Gondosuli

5 SDN Mondoretno Desa Mondoretno

6 SDN 1 Pagergunung Desa Pagergunung Ka.SD diampu

7 SDN Pengilon Desa Pengilon

8 SDN Tegalrejo Desa Tegalrejo

9 SDN 1 Wonotirto Desa Wonotirto

10 SDN 1 Gandurejo Desa Gandurejo

11 SDN Pasuruan Desa Pasuruan

12 SDN Wonosari Desa Wonosari

13 SDN 2 Wonotirto Desa Wonotirto

(2)

Tabel 4.1

Data Sekolah Dasar Se-Kecamatan Bulu (Lanjutan)

No Nama Sekolah Alamat Keterangan

15 SDN Bulu Desa Bulu

16 SDN Ngimbrang Desa Ngimbrang

17 SDN Pandemulyo Desa Pandemulyo

18 SDN Pakurejo Desa Pakurejo

19 SDN 2 Gandurejo Desa Gandurejo

20 SDN 2 Bansari Desa Bansari

21 SDN 2 Pagergunung Desa Pagergunung

22 SDN 3 Wonotirto Desa Wonotirto

23 SDN 3 Gandurejo Desa Gandurejo

24 SDN 2 Gondosuli Desa Gondosuli

25 SDN Malangsari Desa Malangsari

26 SD Muhammadiyah Desa Campursari

27 SD Santa Maria Desa Campursari

Sumber Data: Arsip UPT Dinpendik Kecamatan Bulu

(3)

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Kepala Sekolah

No Kepala Sekolah Jumlah Prosentase (%)

Panel A. Menurut Usia

1 21-30 0 0 %

2 31-41 0 0 %

3 41-50 14 53,85%

4 51-60 12 46,15%

Jumlah 26 100%

Panel B. Menurut Kualifikasi Pendidikan

1 SPG 0 0 %

2 D2 4 15,38%

3 S1 22 84,62%

4 S2 0 0 %

Jumlah 26 100%

Panel C. Menurut Jenis Kelamin

1 Laki-laki 16 61,54%

2 Perempuan 10 38,46%

Jumlah 26 100%

Panel D. Menurut Masa Kerja Sebagai Guru

1 ≤ 10 1 3,85%

2 10-20 2 7,69%

3 21-30 15 57,69%

4 ≥ 30 8 30,77%

Jumlah 26 100%

Panel E. Menurut Masa Kerja Sebagai Kepala Sekolah

1 ≤ 10 24 92,31%

2 10-20 2 7,69%

3 21-30 0 0 %

4 ≥ 30 0 0 %

Jumlah 26 100%

Sumber data: Arsip UPT Dinpendik Kecamatan Bulu.

(4)

41-50 tahun yang berjumlah 14 orang (53,85%). Ada dua orang yang sudah berusia lebih dari 58 tahun (hampir pensiun). Sedangkan dari kualifikasi pendi-dikan, S1 sebanyak 22 orang (84,62%). Untuk jenis kelamin sebagian besar laki-laki yaitu 61,54% karena memang dalam seleksi kepala sekolah untuk laki-laki lebih siap ketimbang perempuan.

(5)

Tabel 4.3

Panel B. Menurut Kualifikasi Pendidikan

1 SPG 1 3,70 %

2 D2 9 33,33%

3 S1 17 62,97%

4 S2 0 0 %

Jumlah 27 100%

Panel C. Menurut Jenis Kelamin

1 Laki-laki 7 25,93%

2 Perempuan 20 74,07%

Jumlah 27 100%

Panel D. Menurut Masa Kerja Sebagai Guru

1 ≤ 10 15 55,56%

2 10-20 3 11,11%

3 21-30 7 25,93%

4 ≥ 30 2 7,40 %

Jumlah 27 100%

Sumber data: Arsip UPT Dinpendik Kecamatan Bulu.

(6)

kelamin, perempuan jauh lebih banyak yaitu 74,07% karena memang untuk pendaftaran guru perempuan lebih banyak peminatnya. Sementara itu jika dilihat dari masa kerja guru sebagian besar kurang dari 10 tahun, yaitu sebanyak 15 orang (55,56%).

4.2 Analisis Deskriptif

(7)

Tabel 4.4

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah dengan Responden Kepala Sekolah

dan Guru

Aspek Perencanaan

No. Pernyataan

RESPONDEN

Kepala

Sekolah Guru Gabungan

Mean SD Mean SD Mean SD

Panel A. Perencanaan

1 Memiliki program

supervisi akademik 3.38 1.098 3.00 0.784 3.19 0.962

2 Membuat jadwal

supervisi akademik 2.88 0.993 2.70 0.724 2.79 0.863

3 Memiliki instrumen

supervisi akademik 2.81 0.849 2.63 0.629 2.72 0.744

5 Instrumen diberikan

kepada guru 2.50 0.762 2.33 0.555 2.42 0.663

(8)

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai mean

untuk variabel implementasi aspek perencanaan supervisi akademik kepala sekolah dengan responden kepala sekolah sebesar 2.15. Hal ini dapat diartikan bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan tugas supervisi masih kurang optimal terlebih lagi dari 10 indikator ada yang bahkan sangat kurang sekali, yaitu mengadakan kesepakatan tentang fokus yang akan disupervisi nilai mean hanya 1.55, meskipun ada yang

sudah baik yaitu memiliki program supervisi akademik sebesar 3.38.

Menurut responden guru, aspek perencanaan nilai mean sebesar 2.04 yang dapat diartikan bahwa

kepala sekolah dalam melaksanakan tugas supervisi masih kurang optimal. Hal ini terutama pada indikator mengadakan kesepakatan tentang fokus yang akan disupervisi yang ditunjukkan dengan nilai mean hanya

sebesar 1.11, meskipun ada yang sudah baik yaitu indikator memiliki program supervisi akademik dengan nilai mean 3.00.

Sementara itu nilai mean gabungan responden

kepala sekolah dan guru sebesar 2.10 yang dapat diartikan bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan tugas supervisi masih kurang optimal terlebih pada indikator mengadakan kesepakatan tentang fokus yang akan disupervisi yang masih kurang sekali dengan nilai mean hanya sebesar 1.13, meskipun pada

(9)

Nilai standar deviasi untuk variabel imple-mentasi aspek perencanaan supervisi akademik kepala sekolah dengan responden kepala sekolah, guru maupun gabungan kepala sekolah dan guru diban-dingkan dengan nilai mean ternyata nilai standar

deviasi relatif rendah antara 0.633 – 0.759 yang menunjukkan bahwa nilai mean tersebut merupakan

(10)

Tabel 4.5

Hasil Analisis Deskriptif Variabel

Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah dengan Responden Kepala Sekolah

dan Guru Aspek Pelaksanaan

No. Pernyataan

RESPONDEN

Kepala

Sekolah Guru Gabungan

Mean SD Mean SD Mean SD

Panel B. Pelaksanaan

11 Menunggui guru

sampai akhir 1.73 0.778 1.33 0.620 1.53 0.723

16 Tidak mencari-cari

kesalahan guru 2.69 0.788 2.59 0.797 2.64 0.787

20 Memiliki rasa percaya

diri 2.12 0.326 2.07 0.385 2.09 0.354

Total rata-rata 2.01 0.552 1.94 0.551 1.97 0.550

(11)

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai mean

aspek pelaksanaan untuk variabel implementasi aspek supervisi akademik dengan responden kepala sekolah nilai mean sebesar 2.01 yang dapat diartikan bahwa

kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik masih kurang optimal dengan indikator terendah pada melaksanakan supervisi sesuai jadwal dengan nilai

mean sebesar 1.54.

Adapun aspek pelaksanaan untuk variabel im-plementasi aspek supervisi akademik dengan respon-den guru nilai mean sebesar 1.94, yang dapat

diarti-kan bahwa kepala sekolah dalam pelaksanaan super-visi akademik masih kurang optimal dengan indikator terendah pada menunggui guru sampai akhir dengan nilai mean 1.33.

Sementara itu nilai mean untuk variabel

imple-mentasi aspek pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dengan responden kepala sekolah dan guru sebesar 1.97 yang dapat diartikan bahwa kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik masih kurang optimal dengan indikator terendah pada melaksanakan supervisi sesuai jadwal dengan nilai

mean 1.51.

(12)

deviasi relatif rendah antara 0.550 – 0.552 yang menunjukkan bahwa nilai mean tersebut merupakan

representasi yang baik bagi keseluruhan data.

Tabel 4.6

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah dengan

Responden Kepala Sekolah dan Guru

Aspek Tindak Lanjut

No Pernyataan

RESPONDEN

Kepala

Sekolah Guru Gabungan

Mean SD Mean SD Mean SD

Panel C. Tindak Lanjut

21 Menyediakan waktu

untuk mengevaluasi 1.69 0.788 1.48 0.700 1.58 0.745

30 Memberikan solusi

pemecahan masalah 2.00 0.566 2.00 0.555 2.00 0.555

Total rata-rata 1.80 0.526 1.75 0.519 1.77 0.520

(13)

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai mean

untuk variabel implementasi aspek supervisi akademik kepala sekolah dengan responden kepala sekolah se-besar 1.99. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi supervisi akademik kepala sekolah secara keseluruhan masih dalam kategori kurang optimal. Adapun tindak lanjut nilai mean hanya 1.80 dengan indikator

teren-dah menyampaikan hasil supervisi akademik dengan nilai mean sebesar 1.15.

Nilai mean untuk variabel implementasi aspek

supervisi akademik kepala sekolah dengan responden guru sebesar 1.91 Hal ini menunjukkan bahwa imple-mentasi supervisi akademik kepala sekolah masih dalam kategori kurang optimal. Adapun tindak lanjut nilai mean hanya 1.75 dengan indikator terendah pada

menyampaikan hasil supervisi akademik sebesar 1.15. Sementara itu nilai mean untuk variabel

imple-mentasi aspek supervisi akademik kepala sekolah dengan responden kepala sekolah dan guru sebesar 1.95. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi aspek supervisi akademik kepala sekolah masih dalam kate-gori kurang optimal. Adapun tindak lanjut nilai mean

hanya 1.77 dengan indikator terendah menyampaikan hasil supervisi akademik sebesar 1.15.

(14)

diban-dingkan dengan nilai mean ternyata nilai standar deviasi relatif rendah antara 0.567 – 0.588 yang menunjukkan bahwa nilai mean tersebut merupakan

representasi yang baik bagi keseluruhan data.

4.3

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis deskriptif data menunjukkan bahwa implementasi supervisi akademik kepala seko-lah pada proses pembelajaran di wilayah Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung baik aspek perencana-an, pelaksanaan maupun tindak lanjut secara umum masih berada pada kategori kurang optimal. Kenya-taan di lapangan ada beberapa hal yang menyebabkan kurang optimalnya implementasi supervisi akademik kepala sekolah pada proses pembelajaran.

4.3.1 Aspek Perencanaan

Hasil wawancara menunjukkan bahwa kurang optimalnya implementasi supervisi akademik antara lain kurang pahamnya kepala sekolah tentang super-visi akademik karena pada saat pengangkatan menjadi kepala sekolah tidak pernah mendapat pembekalan tentang supervisi akademik sebagaimana disampaikan oleh kepala sekolah SD Negeri Tegallurung. Beliau mengatakan:

…semenjak diangkat menjadi kepala sekolah saya

(15)

penting saya ada administrasinya kalau akreditasi atau ME biar ada nilainya …1

Hasil observasi ke sekolah-sekolah juga menun-jukkan bahwa tidak tersedia buku-buku tentang supervisi akademik. Tidak adanya buku-buku tentang supervisi akademik di sekolah dasar menyebabkan kepala sekolah merasa tidak mempunyai buku panduan yang dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman untuk melaksanakan supervisi akademik dalam upaya membantu guru memperbaiki proses pembelajaran. Kepala sekolah juga tidak pernah mengikuti seminar maupun diklat tentang supervisi akademik sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah SD Negeri 2 Wonotirto. Beliau mengatakan:

… saya pernah mengikuti seminar-seminar namun

belum pernah mengikuti seminar maupun diklat tentang supervisi akademik. Bahkan buku tentang supervisi juga tidak ada di SD kami, jadi rasanya

memang kurang menguasai…2

Hasil pengamatan, kepala sekolah kebanyakan melengkapi administrasi supervisi hanya untuk kepen-tingan penilaian akreditasi dan juga untuk penilaian Monitoring dan Evaluasi (ME). Hal tersebut berten-tangan dengan apa yang dikemukakan oleh Imron (2011), bahwa selain sebagai administrator kepala sekolah hendaknya juga berfungsi sebagai supervisor.

1 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Negeri Tegallurung

pada tanggal 15 Juli 2013).

(16)

Dalam kenyataan di lapangan ternyata belum optimal menjalankan tupoksinya sebagai supervisor sebagai-mana dikemukakan oleh Muslih (2009), bahwa kepala sekolah berkewajiban untuk melakukan supervisi terhadap guru-guru yang berada di sekolah yang dipimpinnya.

4.3.2 Aspek Pelaksanaan

Aspek pelaksanaan supervisi akademik menun-jukkan bahwa pelaksanaan sesuai program dan sesuai jadwal, termasuk mengadakan kesepakatan tentang fokus yang akan disupervisi belum optimal dilaksa-nakan. Kenyataan lain yang menyebabkan implemen-tasi aspek pelaksanaan supervisi akademik kurang optimal adalah rasa enggan dan rikuh kepala sekolah untuk melaksanakan supervisi akademik. Apalagi kepala sekolah yang baru mempunyai masa kerja sebagai kepala sekolah baru tiga sampai lima tahun, sedangkan para guru guru kebanyakan umurnya jauh lebih tua, sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah SD Negeri 3 Gandurejo. Beliau mengatakan:

… di sekolah ini ada empat guru yang usianya

lebih tua dari saya dan bahkan ada guru yang pernah menjadi kepala sekolah karena terkena ME jadi guru lagi. Sebetulnya ndak apa-apa tapi rasa-nya rikuh untuk menunggui mereka mengajar, nanti dikira gimana pokoknya nggak enaklah …3

(17)

Supervisi akademik hanya sekedar untuk kebutuhan administrasi sehingga jarang kepala sekolah yang menunggui guru mengajar sampai selesai. Dapat di-pastikan bahwa supervisi yang hanya sekedar untuk memenuhi administrasi tidak akan dapat membantu guru dalam memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar.

(18)

4.3.3 Aspek Tindak Lanjut

Gambar

Tabel 4.1 Data Sekolah Dasar Se-Kecamatan Bulu
Tabel 4.1 Data Sekolah Dasar Se-Kecamatan Bulu
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Kepala Sekolah
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Guru
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan keberhasilan yang saat ini telah di capai oleh Donita Frozen Food tentu tidak terlepas dari segala upaya yang dilakukan oleh pemilik usaha untuk dapat terus bertahan

Interview was conducted to gain deeper insight into the students’ perception toward the use of A.V.A as tools in learning process and identify the impact of visual aids in

Berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran hargadiri pada lansia yang masih aktif bekerja di desa Wijirejo Pandak

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk

Pencarian makna hidup meliputi kemauan responden untuk menemukan arti dalam hidup melalui aspek-aspek sumber menemukan makna hidup (Frankl, 2004). Responden dalam

Adanya pengaruh daya tarik iklan rasional secara signifikan terhadap keputusan pembelian dikarenakan pembuat iklan menekankan pada nilai inti yang dimiliki produk

Penelitian ini membahas penerapan sistem manajemen stratejik yang terdiri dari enam langkah ( the closed loop strategic management system ), beserta analisis

[r]