51
Bab 4
Analisis dan Pembahasan
4.1.
Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Responden Penelitian
Untuk menunjang analisis kuantitatif secara statistik juga akan di lakukan analisis secara kualitatif dengan menganalisis karakteristik responden melalui informasi gambaran deskripsi dari obyek penelitian yang terdiri dari, jenis kelamin, umur, tahun angkatan, pekerjaan, keterangan karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
Karakteristik Kategori Jumlah Responden
Presentase (%)
Jenis kelamin Laki-laki 53 47,7
Perempuan 58 52,2
Pekerjaan Guru 69 62,1
Mahasiswa 42 37,8
Wiraswasta 5 4,5
Umur 20 tahun-30tahun 53 47,7
30tahun-40tahun 17 15,3
40tahun-50tahun 37 33,3
50tahun-60tahun 6 5,4
52
53 Manajemen Pendidikan Universitas Kriten Satya Wacana Salatiga, telah memiliki kesan yang mendalam. Maka akan memunculkan niat untuk merefrensikan yang berkorelasi dengan tindakan merefrensikan, sedangkan tindakan mereferensikan merupakan prilaku yang berupa ajakan kepada fihak lain untuk melakukan tindakan yang sama dengan dirinya bisa berupa ajakan positif maupuan ajakan negatif yang berupa penolakan untuk tidak mereferensikan.
4.2
Statistik Deskriptif
Pemahaman deskriptif pada bagian ini merupakan informasi gambaran tentang tanggapan responden mengenai jawaban dari variabel penelitan tentang variabel exogen yang terdiri dari sikap mereferensikan dan norma subyektif mereferensikan, begitu juga variabel endogen yaitu niat mereferensikan dan tindakan mereferensikan. Pada analisis ini bertujuan mengetahui nilai rata-rata yang menggambarkan persepsi responden atas item-item pertanyaan yang direspon oleh responden.
4.2.1 Deskripsi Variabel Sikap
54
Tabel 4.2
Statistik Deskripsi Sikap Mereferensikan
Variabel Indikator
55 keterangan dari tabel 4.2 :
*) skor x jumlah masing-masing kategori jawaban, misal (0x1)+(0x2)+(17x3)+(54x4)+(39x5)=464
**) total skor dibagi jumlah responden, misal 464/111 = 4,18
Dari tabel 4.2 tampak bahwa skor rata-rata secara keseluruhan untuk dimensi sikap mereferensi mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana sebesar 3,83. ini dapat diartikan bahwa sikap untuk mereferensi dipersepsikan pada kategori tinggi. Dikarenakan secara dimensi per-indikator dari persepsi individu kesemuanya diatas 3,50, bahwa sikap mereferensi oleh individu dianggap sesuatu yang baik, sesuatu tanggung jawab, membanggakan dan merupakan suatu kepedulian, bahkan dari dimensi indikator sikap mahasiswa untuk mereferensiakan dianggap sebagai sikap yang baik dipersepsikan dalam kategori sangat tinggi dengan skor 4,18 artinya bahwa mahasiswa memiliki sikap untuk mereferensi sebagai dorongan dalam melakukan tindakan mereferensi oleh mahasiswa dianggap suatu sikap yang baik atau sikap yang terpuji.
4.2.2 Deskripsi Variabel Norma Subyektif Mereferensikan
56
Tabel 4.3
Statistik Deskripsi Norma Subyektif Mereferensikan
Variabel Indikator
58
4.2.3 Deskripsi Variabel Niat Mereferensikan
Hasil statistik diskripsi dari jawaban responsen untuk variabel Niat mereferensi mahasiswa pasca sarjana Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana yang diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan. Dapat dipaparkan pada Tabel 4.3
59
Rata –rata skor niat mereferensi 3,83 Sumber : lampiran 3
Berdasarkan tabel 4.4, rata-rata skor keseluruhan untuk variabel niat mereferensikan program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana adalah sebesasr 3,83. ini berarti bahwa responden memiliki niat mereferensi yang dikategorikan tinggi, kesemua indikator menunjukan nilai skor rata-rata yang tinggi, pada indikator pertama, inginan yang tinggi untuk mereferensikan memiliki nilai sebesar 3,67. sedangkan niat memberikan informasi dan keinginan berpromosi mahasiswa kepada calon mahasiswa juga menunjukan nilai yang tinggi dengan nilai sebesar 3,65 dan 3,99. dan pada indikator keempat yaitu tingkat kontiuitas penggunaan waktu pada indikator ini dikategorikan sangat sering dengan skor nilai 4,02.
60
Hasil statistik diskripsi dari jawaban responsen untuk variabel Perilaku Mereferensikan mahasiswa pasca sarjana Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana yang diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan. Dapat dipaparkan pada Tabel 4.4.
61
Rata –rata skor tindakan mereferensi 3,36
Sumber : lampiran 3
Tabel 4.5 menujukan nilai skor rata-rata variabel tindakan mereferensi sebesar 3,36. hal ini dapat diartikan bahwa responden memiliki tindakan yang dikategorikan cukup dalam melakukan tindakan mereferensikan program studi magister Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon mahasiswa. Dalam pengukuran tindakan mereferensi mahasiswa, terdapat tiga indikator yang menunjukan nilai rata-rata yang tinggi.
Pertama, tindakan merupakan “action” nyata yang telah
62
4.3
Asumsi Structural Equation Model
4.3.1 Identifikasi Model
Dalam analisis SEM model yang telah di analisis dengan analisi factor atau analisis konfirmatori akan menghasilkan analisis Df (degree of freedom). Yang dapat di lihat pada out teks. Identifikasi berkaitan dengan apakah tersedia cukup informasi untuk mengidentifikasi adanya sebuah solusi dari persamaan structural, terdapa tiga jenis identifikasi yang mungkin terjdi dalam analisis SEM, antara lain: just identifikasi, under identifikasi dan over identifikasi. Dalam SEM model yang just identifikasi mempunyai Df sebesar 0 dalam terminology SEM disebut
saturated artinya model sudah teridentifikasi dengan jelas maka persamaan tidak dapat salah lagi (can never be wrong). Sedangkan under identifikasi jika Df dengan nilai negative dalam SEM disebut can never be solved. Selanjutnya over identifikasi bahwa nilai yang di harapkan positif yang artinya dapat terdentifikasi dengan demikian dapat dibuktikan kesalahannya (can be wrong ),sehingga nilai dari degree of freedom perlu di ketahui apakah model layak di diuji ataukah tidak layak diuji. Santosa (2011)
4.3.2 Uji Normalitas Data dan outlier
63 Data yang diperoleh selanjutnya perlu diketahui apakah berdistribusi normal atau tidak, apabila didapati dalam pengujiannya tidak normal maka perlu outlier data. Data outlier merupakan data yang mempunyai nilai diatas atau nilai jauh dibawah rata-rata data, diuji dengan dua tahap. Tahap pertama, menguji normalitas untuk setiap variabel sedangkan tahap kedua menguji normalitas semua variabel secara bersama-sama (multivariate normality). Hal ini dikarenakan belum tentu jika data normal secara individu apakah demikian juga dengan data secara bersama (multivariate) apakah berdistribusi normal. Sebuah distribusi dikatakan normal jika angka K.w (kweness) kemencengan dan angka C.r (critical ratio) kurtosis (keruncingan) ada diantara nilai -2,58 sampai degan + 2,58, jika angka yang diperoleh setelah pengujian terdapat dibawah atau diatas nilai yang telah ditentukan maka distribusi dapat dikatakan tidak normal. Selanjutya menggunakan data output asessment of normality lalu di uji dengan normalitas mahalanois, yang tidak normal berada pada nilai P1 dan P2 ≤ 0,05 dioutlier. Santoso (2011).
Tabel 4.6
Assessment of normality sikap mereferensi
Variable Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r.2 x4 1.000 5.000 -.814 -3.505 .428 .920
x3 1.000 5.000 -.555 -2.389 -.204 .439 x2 1.000 5.000 -.607 -2.611 .428 .921 x1 2.000 5.000 -.426 -1.833 -.443 -.954 Multiva
64
Tabel 4.7
Assessment of normality norma subjektif mereferensi
Variable Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r.2
x8 1.000 5.000
-1.326
-5.705 2.814 6.053
x7 2.000 5.000 -.430
-1.851 -.476 -1.024
X6 1.000 5.000 -.625
-2.688 .427 .919
X5 1.000 5.000 -.814
-3.505 .428 .920 Multiva
riate 7.900 6.007
Tabel 4.8
Assessment of normality Niat mereferensi
Variable Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r.2
x12 1.000 5.000 -.993 -4.275 .498 1.072 x11 1.000 5.000 -1.069 -4.600 1.580 3.398 x10 1.000 5.000 -.800 -3.443 .957 2.058 x9 1.000 5.000 -.547 -2.355 .779 1.676
65
Tabel 4.9
Assessment of normality norma subjektif mereferensi
Variable Min Max Skew c.r.
Kurto
sis c.r.2
x13 1.000 5.000 -.177 -.764 -.495 -1.065 x14 1.000 5.000 -.434 -1.870 -.278 -.599 x15 1.000 5.000 -.032 -.141 -.937 -2.01 x16 1.000 5.000 -.428 -1.843 -.433 -.933
Multivariat 2.499 1.900
Variabel sikap mereferensi dan variabel tindakan mereferensi dalam keadaan normal dengan nilai Cr diantara -2.58 s/d 2,58 yaitu, (2.003 ᦪ 2,58) dan (1.900 ᦪ 2,58) sedangkan data yang telah di assessment normality
terdapat variabel Niat dan variabel Norma Subyetif dengan nilai lebih besar yaitu (8.307 ᦫ 2,58) dan (6.007 ᦫ 2,58) dari angka critical ratio atau C.r kurtosis (keruncingan) ada diantara nilai -2,58 sampai dengan + 2,58. Yang berarti data dari variabel tidak normal. Untuk itu perlu adanya uji konfirmatori kontruk.
4.3.2 Uji Outliers
Dalam uji data outlier dikatakan signifikan apabila probabilitas (p) p1 dan p2 memiliki nlai < 0,05. Data yang tidak normal perlu adanya pembersihan data outlier dilihat dari c.r multivariat dan univariat outlier. Ghozali (2004)
66
Tabel 4.11
Revisi Assessment of normality Niat mereferensi
Variable Min max Skew c.r.
Kurtos
is c.r.2
x12 1.000 5.000 -.993 -4.275 .498 1.072 x11 1.000 5.000 -1.069 -4.600 1.580 3.398 x10 1.000 5.000 -.800 -3.443 .957 2.058
x9 1.000 5.000 -.547 -2.355 .779 1.676
Multivariate 10.92 8.307
67
Tabel 4.12
Revisi asessment of normality norma Subyektif
Sekarang angka C.r telah berada di bawah 2,58 yang berarti data telah dalam distribusi normal baik secara individu maupun secara multivariat atau bersama-sama,pada indikator x8 menunjukan nilai cr 6,05 dan indikator x11 3,39 keduanya diatas nilai yang direkomendasikan hanya indikator x11 dibanding dengan kelompok indikator yang lainya tidak begitu jauh sehingga masih bisa dikategorikan normal.
4.4
Pengujian dan Analisis Data
Teknik SEM pada penelitian ini menggunakan dua macam model, yaitu: 1. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis) Analisa ini digunakan untuk mengkonfirmasi faktor yang paling dominan dalam satu kelompok variabel. Pada penelitian ini analisis faktor Variable Min Max Skew c.r.
Kurto
sis c.r.2
x13 1.000 5.000 -.177 .764 -.495 -1.065 x14 1.000 5.000 -.434 -1.870 -.278 -.599 x15 1.000 5.000 -.032 -.141 -.937 -2.01 x16 1.000 5.000 -.428 -1.843 -.433 -.933
68
konfirmasi digunakan untuk uji indikator yang membentuk faktor sikap mereferensikan, norma subyektif mereferensikan, niat mereferensikan dan tindakan mereferensikan. 2. Regression Weight Dalam SEM,
Regression Weight digunakan untuk meneliti seberapa besar pengaruh: a. Variabel sikap mereferensi, norma subyektif mereferensi terhadap niat mereferensi. b. Variabel sikap mereferensi, norma subyektif mereferensi terhadap tindakan mereferensi dan variabel niat merefereni terhadap tindakan mereferensi.
Sebuah permodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari Measurement Model dan Structural Model.
Measurement Model atau Model Pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasi dimensi-dimensi yang dikembangkan pada sebuah faktor. Sedang Structural Model atau Model Struktural adalah model mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antar faktor yang pada prinsipnya yaitu hubungan antara variabel laten.
4.4.2 Uji Measurement Model
69
4.4.2.1 Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Eksogen
Dalam penelitian ini dua variabel kontruk eksogen siakap mereferensi dan norma subyektif mereferensi mahasiswa program studi Magister manajemen Pendidikan. Sedangkan variabel eksogen menurut. Ghozali (2008), adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainya dalam rangkaian hubungan kausalitas antar variabel. Gambar 4.1. sedangkan hasil dari output analisis uji variabel kontstruk eksogen niat mereferensi dan norma subyektif mereferensi terdapat pada Tabel 4.1 dapat dilihat hasil chi square, propabilitas, GFI, AGFI, TLI, yang menujukan hasil tidak fit
70
Tabel 4.13
Hasil Kesesuaian Model Analisis Variabel Konstruk Eksogen
Goodness of Fit
Index
Cut of Value Hasil
analisis
Evaluasi
model
X² Chi Square Statistics
≤ 30,14353 40.977 Marjinal
0,05;19 Significance
probability
≥ 0,05 0,002 Marjinal
CMIN/DF ≤ 2,00 0,2158 Marjinal
GFI ≥ 0,90 - Marjinal
RMSEA ≤ 0,08 0,103 Marjinal
AGFI ≥ 0,90 - Marjinal
TLI ≥ 0,95 0,717 Baik
71
Tabel 4.14
Standardized Regression Weights: analisis konfirmatori variabel eksogen
Estimate x1 <--- sikap_mereferensi .372 x2 <--- sikap_mereferensi .585 x3 <--- sikap_mereferensi .724 x4 <--- sikap_mereferensi .625 x5 <--- norma s_ mererferensi .497 x6 <--- norma s_ mererferensi .420 x7 <--- norma s_ mererferensi .769 x8 <--- norma s_ mererferensi .500
Sumber ; data primer yang diolah,2012
72
73
Tabel 4.15
Hasil Pengujian Revisi Model Analsis Faktor Variabel Eksogen
Goodness of Fit Index
Cut of Value Hasil analisis Evaluasi model telah di revisi menunjukan perubahan pada lima evaluasi model menunjukan hasil baik dari delapan unsure criteria evaluasi hal ini berarti model sudah dianggap fit. Oleh karena itu perlu dilakukan modification indices, hasil dari modifikasi model konfirmatori variabel eksogen dapat dilihat pada gambar 4.2
4.4.1.2 Analisis Konfirmatori Variabel Endogen
74
variabel endogen yaitu, niat mereferensi dan tindakan mereferensi mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW.
75
Tabel 4.16
Hasil Uji Kesesuaian Model Analisis Konfirmatori Variabel Endogen
Goodness of Fit Index
Cut of Value Hasil analisis
Sumber: Data primer yang diolah,2012
Tabel 4.16 diatas menunjukan bahwa hasil uji menunjukan model fit. Karena sebagian besar hasil evalusi model dari delapan criteria lima diantaranya menujukan hasil baik.
Tabel 4.17
Standardized Regression Weights Analisis Konfirmatori Variabel Endogen
Estimate
x9 <--- niat_merefernsi .777
x10 <--- niat_merefernsi .875
76
Estimate
x12 <--- niat_merefernsi .467
x13 <--- tindakan_merefernsi .850
x14 <--- tindakan_merefernsi .874
x15 <--- tindakan_merefernsi .612
x16 <--- tindakan_merefernsi .802
Sumber: data primer yang diolah,2012
77
Tabel 4.18
Revisi Modifikasi Model Analisis Faktor Konfirmatori variabel endogen
Goodness of Fit Index
Cut of Value Hasil analisis
Sumber: Data primer yang diolah,2012
Tabel 4.18 menujukan hasil fit dari delapan criteria uji terdapat lima dengan hasil baik, karena sebagian besar telah memenuhi syarat pada goodness of fit index.
4.4.2Full Structural Model
79
Tabel 4.19
Hasil uji kesesuaian full structural model
Goodness of Fit Index
Cut of Value Hasil analisis
Sumber: Data primer yang diolah,2012
Dari tabel 4.19 tampak bahwa hanya ada dua marjinal sehingga model memenuhi syarat index goodness of fit.
Modification Indices Covariances:
M.I. Par Change e11 <--> sikap_mereferensi 11.851 -.132 e11 <--> norma subyektif_merefererensi 14.716 .101
e11 <--> e8 7.873 .100
e11 <--> e7 6.749 .098
e11 <--> e2 5.058 -.095
e10 <--> e8 5.101 -.072
80
M.I. Par Change e9 <--> norma subyektif_merefererensi 6.667 -.058
e9 <--> e7 4.229 -.066
e9 <--> e2 4.756 .079
81
Tabel 4.20
Hasil Modifikasi Analisis Full Structural Model
Goodness of Fit Index
Cut of Value Hasil analisis persamaan structural terdapat nilai marginal dalam AGFI dan GFI, dan model ini sudah dianggap memenuhi sebagian besar criteria goodness of fit index, sehingga diangap fit.
4.5 Uji Reabilitas
Uji reabilitas pada hakekatnya ingin mengetahui apakah data dan alat ukur dapat mengukur variabel penelitian, baik itu variabel laten (manifes) ataupun indikator-indikatornya.
Tabel 4.21 Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
82
4.5.1 Output Hasil validitas dan Reabilitas
Uji validitas item dengan menggunakan analisis reability dapat dilihat pada kolom correlated item total correlation menurut Azwar (1999) dalam Priyatno (2012) batas nilai minimal korelasi 0,30 bisa digunakan dan nilai dibawah 0,30 dianggap tidak valid. Out put diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : Bahwa nilai total item diatas 0,30 sehingga keseluruhan item valid dan dianggap memuaskan.
83 instrument reliable atau tidak. Menggunakan batas nilai alpha 0,6 dikategorikan kurang baik, diatas 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik menurut sekaran (1992), dalam Priyatno (2012). Sedangkan dalam penelitian ini diketahui nilai Cronbach Alpha sebesar 0,88 maka dikatakan baik dan dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian telah reliable.
4.6 Uji Hipotesis
Hipotesis atau anggapan sementara dalam penelitian ini didasarkan pada hubungan yang erat antara variabel independen dan variabel dependen sesuai dalam teori dan model (Structural Equation Modeling).
Tabel 4.23 Regression Weights
Estim
ate S.E. C.R. P niat_mereferensi <-- sikap_mereferensi .220 .439 .501 .615
niat_mereferensi <-- norma
s_mereferensi .974 .332 2.926 .003 tindakan_merefere
nsi <--
norma
s_mereferensi .602 .767 .784 .432 tindakan_merefere
nsi <-- sikap_mereferensi -.599 .546 -1.095 .273 tindakan_merefere
nsi <-- niat_mereferensi .731 .497 1.472 .140
84
Tabel 4.24
Standardized Regression Weights
Estimate niat_mereferensi <--- sikap_mereferensi .116 niat_mereferensi <--- norma s_mereferensi .791 tindakan_mereferensi <--- norma s_mereferensi .361 tindakan_mereferensi <--- sikap_mereferensi -.233 tindakan_mereferensi <--- niat_mereferensi .540
Sumber : Data primer yang diolah,2012
4.6.1 Pengujian Hipotesa 1
Pada hipotesis pertama menduga bahwa dimensi sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat mereferensi mahasiswa. Estimasi pada nilai p Regression Weights menunjukan (p) 0,61 > 0,05 ho diterima, sehingga Tidak ada hubungan antara sikap dengan niat mereferensikan mahasiswa Program Magister Manajeman Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon mahasiswa.
4.6.2 Pengujian Hipotesis 2
85 mereferensikan mahasiswa Program Magister Manajeman Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon mahasiswa.
4.6.3 Pengujian Hipotesis 3
Pada hipotesis ketiga menduga bahwa dimensi norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap tindakan mereferensi mahasiswa. Estimasi pada nilai p
Regression Weights menunjukan (p) 0,43 > 0,05 Ho diterima,
sehingga tidak ada hubungan antara norma subyektif dengan tindakan mereferensikan mahasiswa Program Magister Manajeman Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon mahasiswa.
4.6.4 Pengujian Hipotesis 4
Pada hipotesis keempat menduga bahwa dimensi sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap tindakan mereferensi mahasiswa. Estimasi pada nilai p Regression Weights menunjukan (p) 0,27 > 0,05 Ho diterima, sehingga tidak ada hubungan antara sikap dengan tindakan mereferensikan mahasiswa Program Magister Manajeman Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon mahasiswa.
4.6.5 Pengujian Hipotesis 5
86
Weights menunjukan (p) 0,14 > 0,05 Ho diterima, sehingga tidak ada hubungan antara niat dengan tindakan mereferensikan mahasiswa Program Magister Manajeman Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon mahasiswa.
Ringakasan hipotesis dari pertama sampai dengan yang kelima dapat dilihat pada tabel 5.5
Tabel 5.5 Ringakasan Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Peryataan hipotesis Keputusan
H1 Menduga bahwa dimensi sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat mereferensi mahasiswa
Ho diterima
H2 Menduga bahwa dimensi norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat mereferensi mahasiswa
Ho ditolak
H3 Menduga bahwa dimensi norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap tindakan mereferensi mahasiswa
Ho diterima
H4 Menduga bahwa dimensi sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap tindakan mereferensi mahasiswa
Ho diterima
H5 Menduga bahwa dimensi niat berpengaruh positif dan signifikan terhadap tindakan mereferensi mahasiswa
Ho diterima
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian
87 mereferensi terhadap tindakan mereferensi mahasiswa Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
4.7.1 Pengaruh sikap, norma subyektif mahasiswa terhadap niat mereferensi Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
88
Dimensi variabel kedua Hasil analisis data dari analisis hubungan diperoleh hanya dimensi hubungan antara norma subektif dengan niat dengan nilai Estimasi pada nilai (p) Regression Weights 0,791 sedangkan bobot
CR 2,926 dan menunjukan (p) 0,00 < 0,05 Ho ditolak. Artinya, bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan, bahwa norma subyektif seseorang mempunyai hubungan yang erat antara niat seseorang dalam mereferensikan program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian tentang teori tindakan beralasan dari Ajen dan Fishbein ( 1975) bahwa norma subyektif variabel sikap dan norma subyektif yang mengarah kepada perilaku tindakan mereferensi merupakan tindakan interaksi yang mengkomunikasikan pengalaman dari pemberi informasi tentang apa yang telah dialami kepada penerima pesan informasi sehingga informsi yang disampaikan menjadi satu bentuk mereferensikan secara efektif. Perilaku dapat berupa referensi negatif dan referensi positif. Dari hasil nilai yang diperoleh dalam penelitian ini ditemukan referensi yang disampaikan berupa referensi positif kepada calon mahasiswa.
89 untuk mematuhi pandangan orang lain itu, maka semakin tinggi dukungan orang lain atau dukungan sosial maka semakin tinggi niat untuk mereferensi.
Dari hasil analisa deskriptif dapat diketahui sebesar 3,88 hal ini dapat diartikan bahwa tanggapan orang lain atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan – kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangakan sangat tinggi dalam mempengaruhi niat berperilaku.
Dimensi variabel ketiga dari analisis hubungan norma subektif dengan tindakan nilai Estimasi pada nilai (p) Regression Weights 0,361 sedangkan bobot CR 0,784
90
UKSW dipengaruhi oleh sikap positif mahasiswa untuk mereferensikan didapati dari hasil wawancara, alasan mengapa memilih program studi Magister Manajemen UKSW yaitu, karena adanya tindakan referensi seorang teman yang berprofesi sebagai guru dan juga responden yang lainnya, berbungan dengan profesinya sebagai guru. Mahasiswa yang memiliki sikap positif dan dorongan pertimbangan normatif serta memiliki pengalaman proses sebagai mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kriten Satya Wacana Salatiga, telah memiliki kesan yang mendalam. Maka akan memunculkan niat untuk merefrensikan yang berkorelasi dengan tindakan merefrensikan, sedangkan tindakan mereferensikan merupakan prilaku yang berupa ajakan kepada fihak lain untuk melakukan tindakan yang sama dengan dirinya bisa berupa ajakan positif maupuan ajakan negatif yang berupa penolakan untuk tidak mereferensikan.
Data empirik dalam penelitian ini bisa jadi berlawanan dengan hasil statistik yaitu norma subyektif seseorang tidak selalu memiliki pengaruh terhadap tindakan seseorang, sesuai dengan penelitian Zain dan Ismail (2008) dalam penelitian yang berjudul “peranan sikap, norma subyektif, dan perceived behavioral control
terhadap intensi pelajar SLTA untuk memilih fakultas
ekonomi YARSI” dari data responden yang menyatakan
91 yang terbesar 85,5% mungkin memilih fakultas ekonomi Yarsi. Pada dasarnya responden dalam penelitian mereka mempunyai intensi untuk memilih fakultas ekonomi Yarsi walaupun tidak dalam kategori sangat kuat. sehingga bertolak belakang dengan temuan dalam penelitian ini bahwa norma subyektif atau pengaruh orang lain tidak signifikan dikarenakan sikap orang lain belum tentu digunakan sebagi refernsi untuk pengambilan tindakan dan pengambilan sikap yang mempengaruhi tindakannya. Yang sama dalam temuan mereka untuk norma subyektif atau pengaruh orrang lain terhadap niat seseorang dalam bertindak. karena menurut (Fishbein dan Ajzen, 1975) norma subyektif adalah fihak-fihak yang dianggap berperan dalam perilaku seseorang dan memiliki harapan pada orang tersebut, sedangkan fihak-fihak yang mempengaruhi antara lain: orang tua, guru, famili, teman, alumni, dan kakak kelas, namun dari jawaban responden tidak ada pilihan jawaban yang ber kontribusi dominan kesemuanya hanya ada dalam rentang skor 2,93 saja.
kemungkinan lainya adanya pengaruh tidak signifikan dikarenakan dalam penelitian ini keputusan untuk mereferensi tidak dikontruksi lewat pertanyaan yang menuju pengaruh eksternal (interpersonal influence) tetapi lebih pada kontruk pengaruh internal (external influence) seperti pendapat Bhattacherjee (2000).
92
mungkin karena mereka memandang norma subyektif hanya dari salah satu segi saja.
Dimensi variabel keempat Hasil analisis data dari hubungan antara sikap dengan tindakan mereferensi nilai Estimasi pada nilai (p) Regression Weights – 0,233
sedangkan bobot CR -1,095 dan menunjukan (p) 0,273 ᦫ 0,05 Ho diterima. Artinya, bahwa tanda – didepan nilai adalah terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikan, bahwa sikap tidak mempunyai hubungan yang erat antara tindakan mereferensikan program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Hasil dari penelitian ini bertentangan dengan argumentasi Ajzen (1977) yaitu penelitiannya tentang konsep korespondensi bahwa sikap- sikap mengenai perilaku adalah spesifik, didalamnya terdapat tindakan dan sasaran dari tindakan itu. Diharapkan agar dapat menjelaskan hubungan yang kuat pada sikap-sikap dari kinerja prilaku tertentu. dari beberapa hasil penelitian tentang sikap terhadap perilaku (attitud toward behavior),
teori motivasi mengusulkan motivasi-motivasi intrinsik merupakan faktor-faktor yang penting untuk menentukan sikap perilaku individu (Davis et,al. 1992)
93 Hasil analisis hubungan antara niat dengan perilaku dengan nilai Estimasi pada nilai (p) Regression Weights 0,540 sedangkan bobot CR 1.472 dan menunjukan (p)
0,140 ᦫ 0,05 Ho diterima. Artinya, bahwa terdapat hubungan yang positif dan tidak signifikan, bahwa niat seseorang mempunyai hubungan yang tidak erat antara perilaku seseorang dalam mereferensikan program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
94
akurat terhadap perilaku atau tindakan (action). Tetapi temuan dalam penelitian ini tidaklah sejalan dengan teori. Sekalipun analisis deskripsi mendapati skor rata-rata tindakan mereferensikan dikategorikan tinggi yaitu sebesar 3,36.
Hal ini bisa saja terjadi karena niat perilaku mungkin saja tidak menghasilkan perilaku yang diharapkan karena perilaku harus diukur pada tingkat yang sama.
hhtp:/www.cios.org/encyclopedia/persuation/Gtheory 1reasoned.htm. juga dapat dipengaruhi oleh keyakinan akan kemapuan untuk melakukannya atau juga disebut sebagai keyakinan sendiri (self efficacy) Ajzen (2002 dalam Jogiyanto, 2008). pendapat yang hampir sama dari Bandura, 1986 individual-individual akan cenderung puas dengan perilaku yang mereka rasa mampu melakukannya dan cenderung tidak menyukainya untuk perilaku-perilaku yang mereka tidak menguasainya.
95 berubah pendirianya untuk menentang aborsi maka tindakan untuk mendukung atau memilihh kandindat akan berubah.