• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI PERISTIWA AKHIR HAYAT RASULULLAH SAW MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF DURUNGBANJAR CANDI SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI PERISTIWA AKHIR HAYAT RASULULLAH SAW MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF DURUNGBANJAR CANDI SIDOARJO."

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI PERISTIWA AKHIR HAYAT RASULULLAH SAW MELALUI

METODE TALKING STICK PADA SISWAKELAS V MI MA’ARIF DURUNGBANJAR CANDI SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh :

Serly Mahfudha NIM : D07211026

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Serly Mahfudha. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam

Materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW Melalui Metode Talking

Stick Pada Siswa Kelas V Mi Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo. Skripsi, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam, Metode Talking Stick,

Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW.

Hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah kelas V di MI Ma’arif Durungbanjar masih belum maksimal. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, sulitnya menemukan metode yang sesuai dengan materi, serta proses pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah sehingga cenderung membuat siswa tidak semangat dalam belajar dan membuat hasil belajar siswa rendah. Menanggapi hal tersebut, maka akan dilaksanakannya pembelajaran metode Talking Stick sebagai salah satu alternatif solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan diadakannya penelitian ini yakni: 1) Untuk mengetahui penerapan metode Talking stick pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW melalui metode Talking Stick.

Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan metode Talking Stick pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo? 2) Bagaimana peningkatan hasil belajar Sejarah Belajar Sejarah Kebudayaan Islam materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW melalui metode Talking Stick pada siswa kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo?.

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Kurt Lewin yang dilaksanakan dalam dua siklus, dalam satu siklus terdiri dari 4 langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... v

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tindakan Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Lingkup Penelitian ... 5

F. Segnifikansi Penelitian ... 5

G. Definisi Operasional ... 7

H. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 10

(7)

1. Pengertian Hasil Belajar ... 10

2. Tipe-Tipe Hasil Belajar ... 12

3. Tujuan Hasil Belajar ... 17

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 17

B. Metode Pembelajaran Talking Stick ... 20

1. Pengertian Metode Talking Stick ... 20

2. Tujuan Metode Talking Stick ... 21

3. Langkah-langkah Metode Talking Stick ... 22

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Talking Stick ... 23

C. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 24

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam ... 24

2. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 27

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 28

4. Spesifikasi materi Sejarah Kebudayaan Islam ... 29

D. Peningkatan Hasil Belajar Materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW dengan Metode Talking Stick ... 33

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN ... 35

A. Metode Penelitian ... 35

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 38

C. Variabel yang Diteliti ... 39

D. Rencana Tindakan ... 40

E. Data dan Cara Pengumpulan ... 44

F. Indikator Kinerja ... 49

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA ... 52

(8)

Hayat Rasulullah ... 54

C. Hasil Penelitian ... 56

1. Siklus I ... 56

2. Siklus II ... 75

D. Pembahasan ... 93

BAB V PENUTUP ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 101

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan

manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab.1

Guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan di sekolah, harus

bijaksana menentukan segala hal yang sesuai sehingga dapat menciptakan proses

belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kegiatan interaksi

antara guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar adalah dominan, karena

kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka transfer of knowledge dan transfer of

values sekaligus.2

Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Islam (PAI) yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat

1

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2009), hal. 1.

2

(10)

2

Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Secara Substansial, mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.3

Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah pelajaran karakter, sehingga siswa harus merasakan secara langsung kesan yang didapatkan dengan cara menjadi pelaku secara langsung. Dengan memberikan pembelajaran secara langsung materi yang akan di sampaikan kepada peserta didik akan lebih lebih dipahami oleh peserta didik.

Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan dorongan oleh kemampuannya sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasi dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik.4

Dalam mengajarkan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, guru harus menemukan metode yang tepat agar siswa lebih bersemangat dan tidak lagi menganggap bahwa pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah pelajaran yang membosankan. Sehingga dalam pembelajaran siswa dapat berperan aktif serta dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan.

3

Departemen Pendidikan Agama Islam, Permenag, (Jakarta, 2008), hal. 21. 4

(11)

3

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, guru seringkali menemui beberapa kendala didalam menentukan metode belajar yang sesuai dengan materi atau bahan ajar yang akan disampaikan. Guru masih saja terpaku dan menggunakan metode yang lama seperti ceramah dan diskusi. Hal tersebut tidak bisa dianggap sepele, karena jika dilakukan secara terus menerus, siswa akan merasa jenuh dan mengakibatkan siswa enggan untuk belajar dan sehingga menganggu daya serap mereka dalam memahami materi sehingga hasil yang diperoleh dari pembelajaran tidak sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Metode yang tidak tepat dan monoton dapat menghasilkan hasil yang kurang memuaskan. Maka dari itu, dengan menggunakan metode ini diharapkan siswa dapat memahami apa yang dipelajari sehingga hasil belajar yang diperoleh mendapatkan hasil yang memuaskan.

Begitu juga dari data yang diperoleh dari guru, hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa dalam tes formatif, masih terlihat memprihatinkan. Dari

11 siswa kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo yang dijadikan subjek

penelitian, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥70 pada mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dapat dilihat hasilnya yaitu hanya 4 siswa yang bisa mencapai KKM, sedangkan sisanya yakni 7 siswa masih berada pada nilai dibawah KKM.5

5

(12)

4

Berdasarkan dari permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan diatas maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul

”PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

MATERI PERISTIWA AKHIR HAYAT RASULULLAH SAW MELALUI

METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF

DURUNGBANJAR CANDI SIDOARJO”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat merumuskan masalah

seperti berikut :

1. Bagaimana penerapan metode Talking stick pada mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam materi

Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW melalui metode Talking Stick pada siswa kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo?

C. Tindakan yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tindakan yang

dipilih untuk mengatasi rendahnya hasil belajar pada materi Peristiwa Akhir

Hayat Rasulullah SAW kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo adalah

dengan menggunakan metode Talking Stick. Dengan menggunakan metode tersebut diharapkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan

(13)

5

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat menentukan tujuan penelitian

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penerapan metode Talking stick pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi

Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam

materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW melalui metode Talking Stick pada siswa kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo.

E. Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, peneliti membahas tentang peningkatan hasil

belajar siswa materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW menggunakan

metode Talking Stick pada siswa kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo, dan mendeskripsikan kemajuan hasil belajar siswa pada materi tersebut.

F. Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu membawa manfaat yaitu :

1. Secara umum yaitu :

a. Proses belajar mengajar Sejarah Kebudayaan Islam di MI Ma’arif

Durungbanjar Candi Sidoarjo akan menjadi lebih menarik dan

(14)

6

b. Ditemukannya metode pembelajaran baru yang tepat (tidak

konvensional), tetapi bersifat variatif.

2. Manfaat secara khusus yaitu :

a. Siswa

1) Bermanfaat bagi siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar

mengajar.

2) Siswa lebih bersemangat dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam.

3) Melatih peserta didik untuk membaca sekaligus langsung

mengemukakan kembali apa yang telah di pelajari dalam proses

belajar mengajar.

4) Hasil belajar siswa dapat mengalami peningkatan.

b. Guru

1) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan

metode Talking Stick yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan keprofesionalan

guru dalam pembelajaran.

2) Memberikan informasi kepada guru, akan pentingnya menciptakan

pembelajaran yang bermakna bagi siswa melalui inovasi dan kreasi

pembelajaran. Agar tercipta proses pembelajaran yang aktif, kreatif,

dan menyenangkan.

(15)

7

Sebagai masukan dalam menemukan hambatan dan kelemahan dalam

penyelenggaraan pembelajaran serta sebagai upaya untuk memperbaiki

dan mengatasi maslah-masalah pembelajaran yang sedang dihadapi di

kelas, sehingga dapat menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan

kualitas dan hasil belajar siswa yang optimal demi kemajuan lembaga

pendidikan (sekolah).

d. Peneliti

Bagi peneliti membawa wawasan dan pengetahuan lebih dalam dan

sebagai latihan dalam bentuk karya ilmiah yang berupa tulisan serta

sebagai landasan dalam mengajar Sejarah Kebudayaan Islam.

e. Masyarakat

Dapat meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas

satuan pendidikan.

G. Definisi Operasional

Dalam penelitian tindakan kelas penulis mengangkat judul “Peningkatan Hasil

Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW

Melalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo”

Dengan definisi rincian judul sebagai berikut:

1. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai setelah melakukan kegiatan

pembelajaran. Hasil belajar terdiri dari tiga ranah yakni ranah kognitif, efektif

(16)

8

belajar yang mengarah pada ranah kognitif yakni pengetahuan, pemahaman,

penerapan.

2. Materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MI Kelas V semester I adalah

materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah Saw dengan SK dan KD sebagai

berikut:

a. Standar Kompetensi: Mengidentifikasi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW.

b. Kompetensi Dasar: Menceritakan peristiwa-peristiwa di akhir hayat Rasulullah SAW.

3. Metode Talking Stick adalah salah satu metode pembelajaran yang bermanfaat

karena ia mampu menguji kesiapan siswa, melatih keterampilan mereka dalam

membaca dan memahami materi pelajaran dengan cepat, dan mengajak

mereka untuk terus siap dalam situasi apapun.6

H. Sistematika Pembahasan

Dalam penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini, penulis membagi menjadi lima bab dengan beberapa sub babnya, dengan keterangan singkat di bawah ini:

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tindakan yang dipilih, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika pembahasan.

6

(17)

9

Bab II membahas tentang kajian teori yang berisikan tentang hasil belajar, Sejarah Kebudayaan Islam di MI, metode Talking Stick, materi Peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW serta peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode Talking Stick.

Bab III membahas tentang jenis penelitian, setting dan karakteristik subjek penelitian, variabel yang diteliti, rencana tindakan, data dan cara pengumpulannya, indikator kinerja, tim peneliti dan tugasnya.

Bab IV berisikan tentang hasil penelitian pra siklus, siklus pertama dan siklus kedua serta pembahasannya.

(18)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendifinisikan kata pembelajaran

berasal dari kata “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang

supaya diketahui atau diturut, sedangkan pembelajaran berarti proses,

cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.7

Belajar adalah sebuah kata yang sudah akrab disemua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar maupun mahasiswa, kata “belajar” merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing lagi untuk mereka dengar. Bahkan sudah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari semua kegiatan yang mereka lakukan dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.8

Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, perubahan

perilaku relatif permanen, Perubahan perilaku tidak harus segera dapat

diamati pada saat proses belajar berlangsung, akan tetapi perubahan

perilaku tersebut bersifat potensial, perilaku merupakan hasil latihan atau

pengalaman.

7

Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Yogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,2013), hal. 18.

8

(19)

11

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang dan menyebabkan

adanya perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap.

Menurut Suprijono, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,

nilai-nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk

pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut:

a. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan

merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan

tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah,

maupun penerapan aturan.

b. Kemampuan Intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan

mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep, dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual

merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitif. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan

kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud

(20)

12

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standart perilaku.9

2. Tipe-Tipe Hasil Belajar

a. Tipe hasil belajar bidang kognitif

1) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)

Pengetahuan adalah kemampuan mengingat dan kemampuan mengungkapkan kembali informasi yang sudah dipelajarinya (recall). Kemampuan pengetahuan ini merupakan kemampuan taraf yang paling rendah. Pengetahuan hafalan merupakan termasuk pengetahuan yang bersifat factual, disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, dan rumus.

2) Tipe hasil belajar pemahaman (comprehention)

Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau subjek pembelajaran. Kemampuan untuk memahami akan mungkin terjadi manakala didahului oleh sejumlah pengetahuan (knowledge). Oleh sebab itu, pemahaman tingkat tinggi tingkatannya dari pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekedar

9

(21)

13

mengingat fakta, tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan, atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep. Kemampuan pemahaman ini bisa merupakan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, ataupun kemampuan ekstrapolasi. Kemampuan menerjemahkan yakni kesanggupan untuk menjelaskan makna yang terkandung dalam sesuatu.

3) Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)

Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur pada situasi tertentu. Kemampuan menerapkan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman.

4) Tipe hasil belajar analisis

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurangi suatu

integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau

bagian-bagian yang mempunyai arti, atau mempunyai tingkatan. Analisis

merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang memanfaatkan

unsur tipe hasil belajar sebelumnya, yakni pengetahuan,

pemahaman dan aplikasi.

5) Tipe hasil belajar sintesis

(22)

14

tema, rencana, atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia.

6) Tipe hasil belajar evaluasi

Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif. Tujuan ini berkenaan dengan kemampuan membuat pemilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud dan kriteria tertentu.

b. Tipe hasil belajar bidang afektif

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Hasil belajar

bidang afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Tipe hasil belajar

afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti

atensi/perhatian dalam pelajaran, disiplin, motivasi belajar,

menghargai guru, teman sekelas, dan kebiasaan belajar. Meskipun

bahan pelajaran berisikan bidang kognitif, namun bidang afektif harus

nampak dalam proses belajar dan hasil belajar yang dicapai siswa.

Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe

hasil belajar yaitu:

1) Receiving (menerima)

Receiving atau penerimaan yakni semacam kepekaan dalam

menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa, baik dalam

(23)

15

keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau

rangsangan dari luar.

2) Responding (jawaban)

Responding atau jawaban yakni reaksi yang diberikan

seseorang terhadap stimulasi yang dating dari luar. Dalam hal ini

termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasaan dalam menjawab

stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

3) Valuing (penilaian)

Valuing atau penilaian yakni berkaitan dengan nilai dan

kepercayaan terhadap gejala dan stimulus tadi. Dalam evaluasi ini

termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau

pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan terhadap nilai

tersebut.

4) Organisasi

Organisasi yakni pengembangan nilai kedalam satu sistem

organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai

lain dan kemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

Yang termasuk dalam organisasi ialah konsep tentang nilai,

organisasi dari pada sistem nilai.

(24)

16

Karakteristik nilai yakni keterpaduan dari semua sistem nilai

yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola

kepribadian dan tingkah lakunya.10

c. Tipe hasil belajar bidang psikomotor pengetahuan hafalan

(Knowladge)

Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Ada tujuh tingkatan yang termasuk ke dalam domain ini:

1) Persepsi (perception) 2) Kesiapan (set) 3) Meniru (imitation) 4) Membiasakan (habitual) 5) Menyesuaikan (adaption) 6) Menciptakan (Organization)

Jadi dapat disimpulkan tipe hasil belajar tidak bisa berdiri sendiri, melainkan berhubungan antara satu sama lain bahkan ada dalam kebersamaan. Dalam proses belajar-mengajar di sekolah saat ini tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif dan psikomotorik. Akan tetapi demikan tidak berarti bidang afektif dan psikomotor diabaikan.

10

(25)

17

3. Tujuan Hasil Belajar

Tujuan dari hasil belajar adalah:

a. Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung.

b. Untuk memberikan umpan-balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam pencapaian kompetensi.

c. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.

d. Untuk umpan-balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.

e. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektifitas pendidikan.11

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya seorang dalam belajar disebabkan beberapa

faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari

dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya.

Faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar diantaranya

sebagai berikut:

a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)

11

(26)

18

1) Faktor kematangan atau pertumbuhan

Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat

pertumbuhan organ-organ tubuh manusia.12 2) Faktor Kecerdasan atau intelegensi

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan

lagu, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini

bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa

maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya,

semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka

semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.13 3) Faktor latihan dan ulangan

Dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang berulang-ulang,

kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki menjadi semakin

dikuasai dan makin mendalam.

4) Faktor motivasi

Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk

melakukan sesuatu. Seseorang tidak akan mau berusaha

mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak

mengetahui pentingnya dan faedahnya dari hasil yang akan dicapai

dari belajar.

12

Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Yogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,2013), hal. 32.

13

(27)

19

5) Faktor pribadi

Sifat-sifat kepribadian turut berpengaruh dengan hasil belajar yang

dicapai. Termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini adalah

faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.

b. Faktor External (yang berasal dari luar diri)

Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Termasuk

ke dalam faktor di luar individual atau faktor sosial antara lain sebagai

berikut:

1) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga

2) Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut

menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami

anak-anak.

3) Faktor guru dan cara mengajarnya. saat anak belajar di sekolah,

faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting.

Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang

dimilki guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan

tersebut kepada peserta didiknya turut menentukan hasil belajar

yang akan dicapai.

4) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. Faktor

guru dan cara mengajarnya berkaitan erat dengan ketersediaan

alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah.

(28)

20

6) Faktor motivasi sosial. Motivasi sosial dapat berasal dari orang tua

yang selalu mendorong anak untuk rajin belajar, motivasi dari

orang lain, seperti dari tetangga, sanak saudara, teman-teman

sekolah, dan teman sepermainan. Pada umumnya, motivasi

semacam ini diterima anak tidak dengan sengaja, bahkan tidak

dengan sadar.14

B. Metode Pembelajaran Talking Stick

1. Pengertian Metode Talking Stick

Model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick adalah suatu model

pemebelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. Awal mula munculnya

metode Talking Stick (Tongkat berbicara) adalah metode yang digunakan oleh

penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau

menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Kini

metode itu sudah digunakan sebagai metode pembelajaran ruang kelas.

Sebagaimana namanya, Talking stick merupakan metode pembelajaran

kelompok dengan bantuan tongkat. Siswa yang memegang tongkat terlebih

dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari

materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus menerus sampai semua siswa

mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru.

14

(29)

21

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

metode Talking Stick merupakan salah satu dari pembelajaran kooperatif

yang menggunakan sebuah tongkat sebagai alat penunjuk giliran dengan

memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sama dan bekerja sendiri

sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran dan mengoptimalisasi

partisipasi siswa.

Dalam penerapan metode Talking Stick ini, guru membagi kelas

menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang heterogen.

Kelompok dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban, kecerdasan, atau

minat yang berbeda. Metode ini cocok digunakan untuk semua kelas dan

semua tingkatan umur.15

2. Tujuan Metode Talking Stick

Dalam kegiatan belajar-mengajar tidak terlepas dari tujuan yang

hendak dicapai, pencapaian tujuan pembelajaran salah satunya ditentukan oleh

kemampuan seorang guru. Guru memiliki peranan yang sangat besar. Dengan

demikian, seorang guru pada saat melakukan proses belajar mengajar harus

memperhatikan tujuan instruksional yang ingin dicapai oleh murid.

Metode yang digunakan haruslah sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Adapun tujuan dari metode Talking Stick bila dilihat dari rumusan konsep metode tersebut, yang didalamnya memperhatikan partisipasi siswa dalam

15

(30)

22

memperoleh dan memahami pengetahuan serta mengembangkannya. Karena

metode Talking Stick merupakan salah satu metode dalam kooperatif

learning, maka tujuan yang dimiliki Talking Stick hampir sama dengan pembelajaran kooperatif learning. Pembelajaran dengan metode Talking Stick

mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat.16

Tujuan dari Metode Talking Stick adalah siswa diajak belajar bekerja sama dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

belajaranya, siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah dapat bekerja

sama dalam satu kelompok, siswa dapat mengungkapkan pendapat secara

langsung sehingga siswa memiliki keberanian dan siswa lebih aktif serta

pembelajaran lebih menyenangkan sehingga pembelajaran lebih efektif.

3. Langkah-langkah Metode Talking Stick

Adapun langkah-langkah metode pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya ± 20 cm

b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian

memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan

mempelajari materi pelajaran

c. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana

16

(31)

23

d. Setelah siswa selesai mempelajari isinya, guru mempersilakan siswa

untuk menutup isi bacaan.

e. Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa,

setelah itu guru member pertanyaan dan siswa yang memegang togkat

tersebut harus menjawab. Demikian seterusnya sampai sebagian besar

siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

f. Guru memberi kesimpulan

g. Guru melakukan evaluasi/penilaian

h. Guru menutup pembelajaran17

4. Kelebihan dan kekurangan Metode Talking Stick

a. Kelebihan dan Kekurangan Metode Talking Stick

Adapun kelebihan metode pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut:

1) Menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran

2) Melatih peserta didik memahami materi dengan cepat

3) Memacu agar peserta didik lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum

pelajaran dimulai

4) Peserta didik berani mengemukakan pendapat.

b. Kekurangan metode Talking Stick adalah sebagai berikut:

17

(32)

24

1) Membuat siswa senam jantung

2) Siswa yang tidak siap tidak bisa menjawab

3) Membuat peserta didik tegang

4) Ketakutan akan pertanyaan yang akan diberikan oleh guru.18

C. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Kalimat sejarah kebudayaan Islam terdiri dari tiga kata yaitu, sejarah,

kebudayaan, dan Islam. Berikut akan dijelaskan pengertian masing-masing

kata tersebut.

Kata sejarah berasal dari bahasa arab syajaratun yang artinya pohon.

Dalam bahasa Inggris sejarah disebut history yang berasal dari bahasa Yunani

historia yang artinya ilmu. Banyak sekali pengertian sejarah yang diberikan

oleh para ahli diantaranya, R. Aron menyebutkan bahwa sejarah adalah kajian

tentang masa lalu manusia, dan menurut March Bloch sejarah merupakan

aktivitas-aktivitas manusia pada masa lalu.

Sejarah dalam bahasa arab disebut tarikh yang berarti bulan dilangit.

Menurut bahasa, tarikh berarti sebagai berikut:

1. Penentuan awal berita khusus berdasarkan masa

2. Perhitungan zaman/waktu, dan

18

(33)

25

3. Penentuan waktu terjadinya peristiwa secara tepat.

Sedangkan menurut istilah, pengertian tarikh adalah ilmu yang

berusaha menggali peristiwa-peristiwa masa lalu agar tidak dilupakan. Jadi

sejarah dalam pengertian history dan tarikh memiliki persamaan yaitu ilmu

yang membahas peristiwa-peristiwa manusia dimasa lalu.

Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam

suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan

teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan yang lebih

banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi, (agama), dan moral, maka

peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.19

Menurut Kuntjoroningrat, kebudayaan memiliki tiga wujud, wujud

ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu komplek ide-ide, gagasan,

nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya, wujud kebudayaan sebagai

suatu komplek aktivitas dari manusia dalam masyarakat. Sedangkan yang

terakhir wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil

karya.20

Islam secara bahasa berarti tunduk dan patuh. Sedangkan menurut

istilah Islam memiliki pengertian agama yang disampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW, melalui perantara malaikat Jibril dan risalahnya

disampaikan ke seluruh umat manusia sampai akhir jaman. Pemeluk agama

19

Effat Al-Sharqawi, Filsafat Kebudayaan Islam, (Bandung: Pustaka,1986), hal. 5. 20

(34)

26

Islam di sebut muslim. Islam memiliki arti selamat. Seseorang dinyatakan

telah masuk Islam apabila ia telah berikrar bahwa tiada Tuhan selain Allah

dan Nabi Muhammad SAW, adalah utusan Allah sebagai kesaksian terhadap

keimanan dan ajaran ketauhidan yang dinamakan dengan Syahadat.

Mengerjakan penyembahan terhadap Allah yang di sebut shalat, walaupun

tatacara shalat secara tersurat tidak dijelaskan dalam Al-Qur’an secara rinci,

tetapi gerakan dalam shalat telah dicontohkan oleh Rasullulah saw. Islam

mengerjakan umatnya untuk saum (menahan diri) dari segala perbuatan dosa

pada bulan Ramadan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi yang

mampu melaksanakannya.

Islam yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, telah

membawa bangsa Arab jahiliyah yang terbelakang Akhlak menjadi bangsa

yang maju di segala bidang. Islam dengan cepat bergerak mengembangkan

peradaban yang kokoh dalam kehidupan umat manusia sampai sekarang.

Bahkan Badri Yatim mengatakan peradaban Barat yang sangat maju sekarang

mulanya bersumber dari kebudayaan Islam yang masuk ke Eropa dari

Spanyol. Tidak dapat di pungkiri bahwa Islam merupakan peradaban yang

sempurna. Landasan dari kebudayaan Islam adalah agama. Kebudayaan Islam

sangat penting, karena merupakan landasan bagi terciptanya hukum Islam

yang bersumber dari Al-qur’an dan Hadits.

Perjalanan sejarah kebudayaan Islam yang sangat panjang tidak

(35)

27

sistem politik dan pemerintahan merupakan salah satu aspek penting terhadap

perkembangan kebudayaan Islam. Jadi, pengertian sejarah kebudayan Islam

adalah suatu ilmu yang mempelajari hasil karya, rasa dan cipta orang-orang

Islam di masa lalu, baik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik, dan

tata kehidupan lainnya.

2. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) bahwa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

Sebagai dasar pandangan hidup, maka mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

(36)

28

c. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti kebudayaan atau peradaban Islam di masa lampau

d. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya sejarah Islam melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.21

Jadi, dapat menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari umat Islam yang memiliki rasa bangga yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional.

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: a. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi

Muhammad SAW.

b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

21

(37)

29

c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathul Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW.

d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin.

e. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing.22

4. Spesifikasi Materi Sejarah Kebudayaan Islam

Materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah

Pada tanggal 25 Zulqa’dah tahun 10 H/622 M. Rasulullah bersama

kaum Muslimin melakukan haji Wada’ (haji perpisahan). Sementara

kekuasaan kota Makkah diserahkan kepada Abu Dajjanah Al-Ansari.

Rasulullah beranjak meninggalkan Madinah bersama seluruh anggota

keluarga. Bersama mereka puluhan ribu jamaah lainnya, kurang lebih 100.000

ribu orang dan dalam perjalanan jumlah umat islam atau rombongan

bertambah menjadi 114.000 ribu orang.

Di Dzulhulaifa, rombongan beristirahat semalam. Esok harinya,

Muhammad berganti pakaian dengan mengenakan kain ihram. Demikian pula

orang-orang Muslim lainnya. Mereka kemudian bergerak lagi ke arah Makkah

menyerukan do’a talbiah:

َّلَكْيبَل

َلَكْيّبَلَ.كْيبَلَم

شَا

ِرْي

ك

ََل

ك

ََلب

ْي

ك

َ إَ.

َْل

ح

ْد

َ

ِنلْع

َََل

ك

َ

ْل

ْ

ك

22
(38)

30

ََل

شا

ِرْي

ك

َ

كَل

Artinya:

“Kami penuhi panggilan-Mu ya Allah tidak ada sekutu bagi-Mu segala puji, nikmat, dan kekuasaan hanyalah padamu tidak ada sekutu bagi-Mu.

Pada hari keempat Zulhijah, Rasulullah bersama kaum muslimin,

berangkat ke Arafah untuk melaksanakan wukuf. Setelah itu, beliau

melanjutkan pelaksanaan haji, yaitu pergi ke Mina. Rasulullah di Mina selama

sehari semalam dan mengumpulkan batu-batuan yang akan digunakan untuk

melempar jumrah. Ketika Rasulullah sampai di Mina, beliau melempar

jumrah Aqabah, mencukur rambut, dan memotong hewan kurban. Pada hari

kesebelas dan kedua belas, beliau melempar ketiga jumrah yaitu jumrah

Aqabah, Wusta, dan Ula. Setelah selesai beliau kembali ke Makkah untuk

mengakhiri rangkaian ibadah haji dengan melakukan tawaf ifadah.

Ketika Rasulullah melaksanakan wukuf di padang Arafah beliau

memberikan Khotbah Wada’ artinya khotbah perpisahan. Di muka khalayak

ramai ini Nabi mengucapkan satu pidato yang mempunyai daya yang abadi.

Dalam pidato itu Nabi menyatakan kepada kaum Muslimin yang hadir, bahwa

belaiau telah menyampaikan agama Islam dengan sempurna. Berikut ini

(39)

31

Wahai manusia! Dengarkanlah perkataanku ini! Aku tidak dapat

memastikan, apakah aku akan dapat bertemu lagi dengan kamu sekalian, di

tempat seperti ini sudah tahun ini atau tidak.

Wahai manusia! Sesungguhnya darah kamu diharamkan

menumpahkannya, dan hartamu diharamkan mengganggunya, kecuali ada

satu hak riba semua dibatalkan, kamu hanya berhak atas uang pokok. Dengan

demikian kamu tiada menganiaya dan tidak pula teraniaya. Sesuatu

pertumpahan darah yang dilakukan dimasa jahiliyah tidak ada diyatnya lagi.

Sesunggguhnya syetan telah putus asa untuk disembah di muka bumi,

akan tetapi dia masih menginginkan yang lain dari itu, sebab itu awaslah

selalu terhadapnya.

Wahai manusia! Tuhanmu hanyalah satu, dan asalmu juga hanyalah

satu. Kamu semua berasal dari Adam dan Adam berasal dari tanah. Orang

yang paling mulia di antara kamu pada sisi Tuhan ialah yang paling bertaqwa.

Orang Arab tidak ada kelebihannya dari bukan Arab, dan orang yang bukan

Arab pun tidak ada kelebihannya dari orang Arab, kecuali karena taqwanya.23 Selesai mengucapkan pidatonya, tak lama kemudian beliau menerima

wahyu yang terakhir yaitu Surah al-Maidah ayat 3.24

َْلي

ْو

ََ

ْك

ْ

ت

ََل

ُْم

َِد

ْين

ُْم

َ

َْت

ْ

ت

َع

َْي

ُْم

َِن

ْع

ِتْي

َ

ر

ِض

ْي

ت

ََل

ُم

َْل

ِاْس

َا

َ

نْيِد

ا

َ

23

Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta, Pustaka Al-Husna, 1990), hal. 219 24

(40)

32

Artinya: “ pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu, untukmu, dan telah aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah aku ridhai Islam sebagai agamamu” (Q.S. Al-Maidah/5:3)

Demam Rasulullah semakin hari semakin bertambah. Namun, beliau

mencoba tetap melakukan aktivitas biasa. Beberapa kisah menyebut bahwa

Rasul masih bercanda dengan Aisyah di saat sakit. Namun, saat serangan

demamnya menguat sewaktu di rumah Maimunah. Muhammad tak dapat

berbuat apapun selain berbaring. Beliau kemudian dipindahkan di tempat

Aisyah.25

Rasulullah tidak kuat lagi berjamaah di masjid, Rasulullah

memerintahkan Abu Bakar untuk menggantikannya. Dengan adanya perintah

ini Rasulullah mengisyaratkan bahwa beliau menghendaki setelah Rasulullah

meninggal Abu Bakarlah sebagai penggantinya.

Rasulullah SAW sakit beberapa hari, waktu demi waktu kesehatan

Rasulullah semakin menurun. Bertepatan pada hari senin tanggal 12

Rabiulawal tahun 11 Hijriah atau 8 Juni 632 M . Rasulullah menghembuskan

napas yang terakhir dalam usia 63 tahun dalam pangkuan Aisyah.

Dengan peristiwa ini, umat muslim merasa sangat kehilangan. Hati

mereka terasa gundah, mereka sangat sedih seakan tidak percaya kalau

Muhammad telah meninggal. Begitu juga yang telah dialami oleh Umar bin

Khattab, dia tidak percaya atas berita meninggalnya Muhammad. Bahkan dia

mengatakan, “ Siapa yang berkata Muhammad telah wafat, akan saya penggal

25

(41)

33

lehernya”, namun Abu Bakar mengingatkan semua dengan membaca ayat

Al-Qur’an, Surat Ali Imran ayat 144:26

َّلإَد حمَام

ََلِتُقَْ َأَ امَْنِئاَفََُ ْوسرل َِهِْبَقَْنِمَْتَخَْدَقٌَ ْوسرَا

ََيَعَْمتْبََقْن

َقْع

َاًْيشَه َرضيَْنََفَِهْيبِقعَىَعَْبَِقْنيَْنم َْمُ ِبا

Artinya:

Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu para Rasul sebelumnya. Apakah bila ia wafat atau terbunuh, apakah kamu akan berbalik ke belakang? Maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang beruntung.

Dua puluh tiga tahun Muhammad menjadi Rasul. Muhammad SAW

pun wafat dengan meninggalkan Uswatun Hasanah. Nabi Muhammad SAW

menjadi pemimpin bangsa, keagamaan, kemasyarakatan juga sekaligus

pemimpin yang baik.

D. Peningkatan Hasil Belajar Materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW

Metode Talking Stick

Dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Peristiwa Akhir Hayat

Rasulullah SAW dengan menggunakan metode Talking Stick, dapat mewujudkan

pembelajaran yang menarik secara berkelompok. Siswa sebelumnya membaca

materi yang akan diajarkan oleh guru kemudian guru menanyakan

pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang sudah dipelajari siswa. Dengan cara

26

(42)

34

bergantian guru memberikan pertanyaan kepada semua anak dengan

menggunakan tongkat yang disebut dengan Talking Stick.

Dalam metode Talking Stick siswa diharapkan mampu memahami materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW dengan baik. Dengan demikian siswa

diharapkan memiliki pengetahuan tentang Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah

SAW yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya, serta memperoleh

pengetahuan baru.

Metode ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka

dapat mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau

tertekan, serta rasa kerja sama dalam kelompok mereka tumbuh. Pemahaman

siswa akan materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW akan lebih

menyenangkan. Metode pembelajaran Talking Stick diharapkan akan

(43)

35

BAB III

METODE DAN RENCANA PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk

melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan

dalam kegiatan pembelajaran bersama guru dan siswa selama pembelajaran

berlangsung, yakni menggunakan bentuk kolaboratif, yang mana guru

merupakan mitra kerja peneliti.

Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan

penelitian tindakan kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas.27

1. Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara

sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai

proses yang runtut sesuai dengan aturan tertentu. Empiris mengandung

arti bahwa kerja penelitian harus didasarkan pada data-data tertentu.

Terkontrol artinya suatu kerja penelitian harus didasarkan pada prosedur

yang jelas, sehingga orang lain dapat membuktikan hasil temuan

penelitian yang diperoleh.

27

(44)

36

2. Tindakan adalah perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yakni

guru. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan

guru.

3. Kelas adalah menunjukkan pada tempat proses pemebelajaran

berlangsung. Ini berarti PTK dilakukan di dalam kelas yang tidak

di-setting untuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi PTK

berlangsung dalam keadaan situasi dan kondisi yang real tanpa

direkayasa.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan

prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan

dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang

sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan

perubahan.28

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya yang dapat

dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru

khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Oleh karena itu begitu

pentingnya PTK untuk proses perbaikan, maka penelitian tindakan kelas

merupakan bagian dari kemampuan profesional guru.

28 Prof. Dr. Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja

(45)

37

[image:45.595.139.493.191.577.2]

Bagan prosedur PTK model Kurt Lewin:

Gambar 3.1

Prosedur PTK Model Kurt Lewin

Secara keseluruhan, bagan tersebut mempunyai empat tahapan dalam

PTK yang membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk

spiral.

Untuk mengatasi masalah dan memperbaiki proses pembelajaran agar

lebih bermutu maka mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Tahapan-Siklus II Perencanaan

ulang

Dan seterusnya Identifikasi masalah

Perencanaan (planning)

Siklus I

Refleksi

(reflecting) Tindakan

(Acting)

(46)

38

tahapan dalam siklus tersebut meliputi: pertama, sebalum melaksanakan

tindakan, peneliti harus menyusun perencanaan (planning), yaitu dengan

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan fasilitas

dan sarana pendukung yang diperlukan dikelas, mempersiapkan instrumen

untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

Kedua,setelah perencanaan tersusun dengan rapi dan matang, barulah peneliti

melaksanakan tindakan (acting) yang telah dirumuskan pada RPP pada situasi

yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Ketiga, pada tahapan ini peneliti melaksanakan pengamatan (observing)

dikelas yang meliputi: 1) mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran; 2) memantau kegiatan diskusi/kerja sama antar

siswa-siswi dalam kelompok; 3) mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap

penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan

PTK.

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

1. Setting penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitan tindakan kelas ini akan dilaksDQDNDQ GL 0, 0D¶DULI Durungbanjar Candi Sidoarjo untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V.

(47)

39

Penelitian ini akan dilaksanakan pada akhir semester genap yakni pada bulan April 2015. Waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. 2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adaODK VLVZD NHODV 9 0, 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDU

tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa dalam satu kelas 11

siswa, yaitu 7 siswa laki - laki dan 4 siswi perempuan. Kompetensi Dasar

.' \DQJ GLJXQDNDQ DGDODK ³Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW´

Objek penelitian ini adalah VLVZDNHODV90,0D¶DULI'XUXQJEDQMDU&DQGL

Sidoarjo yang hasil belajarnya masih di bawah KKM. Selain itu

pembelajaran dengan menggunakan metode Talking Stick juga belum

pernah di terapkan pada sekolah tersebut.

C. Variabel yang Diteliti

Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah peningkatan

hasil belajar materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW dalam mata

pelajaran SKI melalui metode Talking StickNHODV90,0D¶DULI'XUXQJEDQMDU

Candi Sidoarjo. Disamping variabel tersebut masih ada beberapa variabel

yang lain yaitu :

1. Variabel input VLVZDNHODV90,0D¶DULI'XUXQJEDQMDU&DQGL

Sidoarjo

(48)

40

3. Variabel output : peningkatan hasil belajar materi Peristiwa Akhir

Hayat Rasulullah SAW

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini di rancang dengan menggunakan model siklus dan setiap

siklus terdiri atas beberapa tahap, yaitu: tahap membuat rencana tindakan,

melaksanakan tindakan, mengadakan pemantauan atau observasi,

mengadakan refleksi.

Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan

adanya kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan memperbaiki

pada siklus-siklus selanjutnya sampai apa yang di inginkan peneliti tercapai.

Jika sampai pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil, maka

peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya.

Siklus 1

1. Menyusun perencanaan (planning)

Pada tahap ini peneliti membuat rancangan RPP, menyusun fasilitas

atau sarana seperti media yang di perlukan dikelas, mempersiapkan

instrumen untuk menganalis data mengenai proses dan hasil tindakan yaitu

: lembar kerja, lembar observasi guru dan siswa.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap ini melaksanakan pembelajaran dengan materiPeristiwa Akhir

(49)

41

a. Guru melakukan apersepsi dan motivasi, agar siswa siap menerima

materi yang akan diajarkan dengan penuh semangat.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

c. Guru memperkenalkan metode Talking Stick yang akan dilaksanakan

selama proses pembelajaran.

d. Guru memberikan tugas individu sesuai dengan langkah-langkah yang

direncanakan dalam RPP, yaitu:

Kegiatan awal

-- Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam

- Berdoa dengan di pimpin oleh perwakilan siswa

- Memeriksa kehadiran siswa

- Menyampaikan tujuan pembelajaran Sejarah Kebudayaan tentang

KDMLZDGD¶5DVXOXOODKVDNLW ZDIDW

- Memberikan yel±\HO ³NHODV 9""""""" ³ ODOX VLVZD VHUHPSDN

PHQMDZDE³LVWLPHZDOXDUELDVD<(6´

Kegiatan Inti

- Guru menginstrusikan kepada siswa untuk membaca materi

- Setelah selesai membaca buku secara sekilas siswa dipersilahkan

untuk menutup bukunya.

- Guru membentuk siswa menjadi empat kelompok

(50)

42

- Guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat

tersebut harus menjawabnya

-

Guru memberikan memberikan pertanyaan kepada semua siswa

dan siswa harus menjawab pertanyaan dari guru mengenai materi

Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW

- Setelah semua menjawab pertanyaan dari guru

- Guru menanyakan kepada siswa materi yang belum dipahami

- Guru memberikan tugas individu

- Guru bersama siswa mengkoreksi tugas tersebut

Penutup

- Guru menyampaikan informasi tentang materi yang akan dipelajari

pada minggu berikutnya

- Untuk kegiatan akhir guru mengulang lagi tentang apa yang sudah

dipelajari dan manfaatnya.

- Memberi semangat pada siswa untuk selalu giat belajar.

- Guru menutup pembelajarn dengan berdoa dan mengingatkan

siswa-siswi untuk belajar dan di akhiri dengan salam.

e. Menyiapkan lembar pengumpulkan data dengan bantuan guru yang

bertugas selama pembelajaran. Peneliti melakukan observasi terhadap

aktivitas siswa dalam belajar selama proses pembelajaran.

(51)

43

3. Tahap observasi (pengamatan)

Tahap ini, melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses

perbaikan pembelajaran materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW

pada mata pelajaran sejarah kebudayaaan Islam dengan metode Talking

Stick kelas V MI 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDU &DQGL 6LGRDUMR. Hal yang

dilakukan pengamat adalah:

a. Mengamati dan mencatat semua gejala yang muncul selama proses

perbaikan pembelajaran dalam lembar observasi.

b. Menyeleksi data yang diperlukan dalam penelitian, yaitu:

1) Lembar pengamatan kegiatan siswa.

2) Lembar pengamatan kegiatan guru.

3) Lembar tes tertulis.

4) Lembar tes lisan

5) Lembar kerja siswa (LKS).

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah menganalisis hasil

observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Peneliti mengevaluasi hasil

observasi, menganalisis hasil pembelajaran, yang mana dapat diketahui

apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus I dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW.

(52)

44

pada siklus I untuk dijadikan bahan penyusunan perancangan siklus

berikutnya sampai tujuan PTK tercapai.

Setelah pelaksanaan siklus I pertama dengan empat tahapan tersebut di

atas, apabila sudah diketahui keberhasilan atau hambatan dalam tindakan

yang dilakukan dalam siklus pertama, peneliti kemudian mengidentifikasi

permasalahan baru yang menentukan rancangan siklus berikutnya.

Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan

sebelumnya bila ditunjukan untuk mengulangi keberhasilan, untuk

meyakinkan, atau untuk menguatkan hasil. Tetapi pada umumnya kegiatan

yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai tambahan

perbaikan dari tindakan sebelumnya yang ditunjukkan untuk mengatasi

berbagai hambatan/kesulitan yang ditemukan dalam siklus sebelumnya.

E. Data dan Cara Pengumpulan

1. Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen, baik bentuk statistik atau

dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.29

Dengan

demikian maka peneliti menggunakan dua data untuk keperluan antara

lain:

a. Data Kualitatif

29P. Joko Subagyo, Metode Penelitian: Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal .

(53)

45

Data yang berupa penerangan dalam bentuk uraian atau

penjelasan (tidak berbentuk angka).30

Adapun yang termasuk data

kualitatif pada penelitian ini adalah data-data untuk mengetahui

aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran, selain itu data

kualitatif juga digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi selama

proses pembelajaran berlangsung.

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif yaitu penyajian dalam bentuk angka-angka.31

Adapun yang termasuk data kuantitatif pada penelitian ini adalah

data-data tentang kemampuan mengidentifikasi siswa (tes).

2. Cara Pengumpulan Data

Sumber data PTK ini adalah :

a. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa selama

proses kegiatan belajar mengajar.

b. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode

Talking Stick terhadap hasil belajar pada Peristiwa Akhir Hayat

Rasulullah SAWdalam proses pembelajaran.

30

Ibid., 94.

31

(54)

46

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa

mendapatkan data yang yang benar-benar valid, maka peneliti melakukan

pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

1) Observasi

Merupakan proses pengamatan atau pengindraan langsung

terhadap kondisi, situasi, proses, dan prilaku saat proses pembelajaran

berlangsung. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data

tentang aktivitas siswa dan guru dalam proses belajar mengajar dan

penerapan materi dengan cara metode Talking Stickyang dilaksanakan

guru dan peneliti. Lembar observasi terlampir.

2) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui

komunikasi secara langsung dengan respond. Teknik wawancara

dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data tentang pendapat

siswa mengenai proses belajar mengajar yang diajarkan oleh guru

sebelum dan sesudah adanya tindakan (penggunaan metode Talking

Stick). Lembar Observasi Terlampir.

3) Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, jenis yang

digunakan adalah tes tulis dalam bentuk pilihan ganda dan uraian.

(55)

47

performance. Tes tulis dituangkan dalam soal pada akhir

pembelajaran.

4) Dokumentasi

Dokumentasi adalah laporan tertulis tentang suatu peristiwa

yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa

tersebut. Dokumen terdiri atas buku-buku, surat, dokumen resmi, foto.

Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan data-data yang ada pada lembaga sekolah sebagai

penunjang data.

3. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan

dinamis yang dilakukan oleh para guru-dan peneliti, bergerak dari

komponen tindakan dalam satu siklus ke siklus lain, sampai membangun

interpentasi, dengan fokus utamanya rencana (plan) dan tindakan (act)

atau aspek praktis.32

Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara deskriptif

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat

dilihat dari nilai-nilai rata-rata, presentase keberhasilan belajar dan

lain-lain. Sedangkan data kualitatif merupakan data yang berupa informasi

berbentuk kalimat yang memberikan gambaran kenyataan atau fakta

sesuai data yang diperoleh.

32

(56)

48

Data hasil pengamatan mengenai aktifitas siswa dan guru dalam

proses belajar mengajar dapat dianalisis dengan memberikan skala

penilaian pada tabel observasi siswa dan guru. Skala penilaiannya sebagai

berikut:

4 = Sangat baik

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

Analisis tingkat keberhasilan atau presentase hasil belajar siswa

dapat dilihat pada tiap siklusnya. Pada masing-masing siklus dilakukan

dengan cara memberikan evaluasi berupa tes tulis dan non tes

(performance). Rata-rata diperoleh atau dihitung dengan cara

menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh dan membaginya dengan

jumlah siswa. Adapun untuk menghitung nilai rata-rata dapat

menggunakan rumus:

¦

¦

N

X

X

Keterangan : X = Nilai rata-rata

Ȉ; = Jumlah semua nilai siswa

(57)

49

Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar kelas digunakan

rumus sebagai berikut:

݈ܰ݅ܽ݅ ൌௌ௞௢௥௬௔௡௚ௗ௜௣௘௥௢௟௘௛

ௌ௞௢௥௠௔௞௦௜௠௔௟ ܺͳͲͲΨ

Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika kelas tersebut 85%

siswa tuntas dalam belajar, dengan kriteria tingkat keberhasilan belajar

[image:57.595.136.520.222.627.2]

yang dikelompokkan ke dalam lima kategori berikut33:

Tabel 3.1

Tingkat Keberhasilan Siswa

Tingkat keberhasilan (%) Kriteria

90% - 100%

80% - 89%

65% -79%

55% - 64%

55%

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Gagal

33

(58)

50

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat

tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau

memperbaiki PBM dikelas. Indikator kinerja harus realistik dan data dapat

diukur (jelas cara pengukurannya).34

Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut :

1. Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan hasil belajar siswa pada

pelajaran sejarah kebudayaaan Islam materi Peristiwa Akhir Hayat

Rasulullah SAW dapat meningkat. Diukur dari presentase pemahaman

siswa sebelum menggunakan metode Talking Stick dan sesudah

menggunakan metode Talking Stick.

2. Meningkatnya ketuntasan belajar menjadi 85%.

3. Meningkatnya hasil belajar siswa rata-UDWDPHQMDGL•

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

1. Nama Ketua Tim Peneliti

a. Nama : Serly Mahfudha

b. NIM : D07211026

c. Mitra Kerja 0,0D¶DULI'XUXQJEDQMDU&DQGL6LGRDUMR

2. Anggota Tim Peneliti

a. Nama : Nur Hadi S. Pd

(59)

51

b. Jabatan Fungsional : Guru Mata Pelajaran SKI

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam proses pembelajaran

yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V terkait materi

Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW menggunakan metode Talking Stick.

Sehingga akan diketahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi

Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW metode Talking Stick.

Guru berkolaborasi bersama dengan peneliti dalam pelaksanaan

pembelajaran di kelas. mereka bertanggung jawab penuh dalam penelitian

tindakan kelas ini dan memberikan evaluasi hasil belajar mengenai

(60)

52 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. *DPEDUDQXPXP0,0D¶DULI'XUXQJEDQMDU&DQGL6LGRDUMR

0DGUDVDK ,EWLGDL\DK 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDU PHUXSDNDQ VDODK VDWX

pendidikan formal yang berada di Desa Durungbanjar Kecamatan Candi

Kabupaten Sidoarjo, Madrasah ini berdiri pada tahun 1969. Madrasah

,EWLGDL\DK0D¶DULI'XUXQJEDQMDULQLEHUVWDWXVWHUDNUHGLWDVL³%´

0DGUDVDK ,EWLGDL\DK 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDU PHPLOLNL ILVLN EDQJXQDQ

bertingkat, dan juga memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai.

Madrasah Ibtidaiyah 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDU MXJD PHPLOLNL WHQDJD SHQGLGLN

yang professional.

9LVL GDQ 0LVL VHUWD WXMXDQ 0, 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDU &DQGL 6LGRDUMR

adalah sebagai berikut:

1. Visi

³Terwujudnya manusia yang BERIMTAQ dan BERIPTEK berorentasi

SDGD$KOXVVXQDK:DO-DPD¶DK$swaja)´

2. Misi

a. Menumbuh kembangkan sikap, perilaku dan amaliah yang Islami di

0DGUDVDK\DQJEHUKDOXDQ$KOXVXQQDKZDOMDPD¶DK$6:$-$

b. Melakukan bimbingan dan pembelajaran secara Aktif, Inovatif,

(61)

53

c. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif dan daya saing

yang sehat kepada seluruh warga madrasah baik dalam prestasi

akademik maupun non akademik

d. Menerapkan menajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga Madrasah, Komite, Pengurus Madra

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin
 Tabel 3.1
  TABEL 4.1
  TABEL 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

(Sumber: Potter &amp; Perry, 2005; Harrisons, 2010) Prosedur penelitian dilakukan dengan membaca tujuan belajar mahasiswa yang ada di laporan tutorial. Hal ini dilakukan agar

Selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, yang telah banyak sekali membantu, membimbing,

DAFTAR MATA KULIAH YANG DITAWARKAN PADA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PEMBANGUNAN NEGARA SEMESTER GASAL

Sedangkan hasil perhitungan uji hipotesis pada uji N-Gain diperoleh kelompok eksperimen sebesar 84,93 sedangkan kelompok kontrol sebesar 52,37 dari hasil

Nama Obyek : Nama objek dari Skripsi Studio Desain Komunikasi Visual ini adalah “Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Sosialisasi Air Terjun Blemantung di Pujungan” yang

 Dengan diberikan teks lagu, siswa dapat menyebutkan kalimat ajakan yang terdapat di dalam teks lagu dengan benar..  Dengan diberikan teks lagu, siswa dapat menuliskan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangakan dan mendeskripsikan karakteristik model pembelajaran sains berbasis proses kreatif-inkuiri untuk meningkatkan pemahaman dan

Pada masing-masing pembuatan Paving block untuk setiap sampel terlihat nilai kuat tekan yang cukup stabil dan terus meningkat dimulai dari hari 1 s/d hari ke 28,