• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM EVENT INDIE CLOTHING EXPO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM EVENT INDIE CLOTHING EXPO."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM

EVENT INDIE CLOTHING EXPO SURABAYA

Diajukan kepada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Sebagai salah satu syarat penyusunan Skripsi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Oleh :

BRAMANTYA HOETOMO AKBAR K.N. (B76208080)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Bramantya Hoetomo Akbar Kusuma Negara, 2015. Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Event Indie Clothing Expo Surabaya. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi Pemasaran, Deskriptif Kualitatif, Event.

Sejak tahun 2009, ICE dibuat untuk dapat memberikan sebuah dobrakan terhadap industry clothing dan produk local agar tidak kalah dengan produk dari luar negeri yang beredar bebas di Indonesia. ―This is US!‖ diangkat menjadi tema dari The 6th ICE untuk menjadi sebuah statement penggemar produk lokal dan pelaku industri lokal bahwa pasar untuk brand – brand lokal tidak kalah dengan produk luar.

Menentukan tujuan komunikasi pemasaran sangat diperlukan agar proses komunikasi yang dilakukan dalam menawarkan suatu produk perusahaan dapat secara efektif diterima oleh konsumennya. Strategi komunikasi adalah sebagai salah satu kosekuensinya dalam sebuah petimbangan dalam pemasaran yaitu : who, says what, in which channel, to whom, with what effect (siapa, berkata apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dan bagaimana efeknya )

Sebagaimana penulis meneliti tentang komunikasi pemasaran tentang event tersebut yang membawakan sebuah cara dari sebuah event yang sukses yang berada di daerah Surabaya dari hal-hal yang sebenarnya telah dilakukan oleh banyak EO lain, tetapi dalam menarik peminat yang kuat dibutuhkan pemasaran yang menarik dan menguasai beberapa segmentasi pasar dari yang hulu hingga ke hilir tanpa ada pembedaan dengan ini masyarakatpun dapat memilih sebuah event mana yang layak untuk dikunjungi.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Fokus Permasalahan ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Kajian Terdahulu ... 4

F. Definisi Konsep... 6

G. Kerangka Pikir Penelitian ……… .. 8

H. Metode Penelitian ………... 10

I. Metode Penelitian ………... 19

BAB II : KERANGKA TEORITIS A. Strategi Komunikasi Pemasaran ... 21

1. Mengembangkan Komunikasi Pemasaran ... 22

2. Strategi Marketing Public Relation ... 27

3. Strategi Pengembangan Pasar ... 33

4. Strategi Pengeembangan Produk ... 34

(7)

B. Pengertian Event ... 37

C. Indie Clothing Expo Surabaya .. ... 45

BAB III : PENYAJIAN DATA A. Event Indie Clothing Expo ... .. 48

1. Informasi Umum ………... . 49

2. Pemasukan Dan Pengeluaran Barang Pameran ... .... . 50

3. Pengerjaan Konstruksi Stand ……... . 53

4. Show Days ... 60

5. Fasilitas Pameran …... 64

B. Materi Promo Event Indie Clothing Expo………. 65

C. Program Acara Event Indie Clothing Expo……….. 69

BAB IV : ANALISIS DATA A. Pengembangan Komunikasi Pemasaran Indie Clothing.... 73

B. Strategi Marketing Public Relation Indie Clothing...…. 75

C. Strategi Pengembangan Pasar Indie Clothing……… 80

D. Media Out Of Home Dalam Event Indie Clothing... 83

E. Analisa Temuan Dan Teori………... 88

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... … 90

B. Saran ... … 90 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel :

1.1. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 4

1.2. Strategi Pelaksanaan... 8

1.3. Model Komunikasi ... 10

3.1. Aktifitas Peserta Stan ... 51

3.2. Informasi Teknis Area Pameran ... 54

3.3. Aturan Tinggi Stan Pameran ... 56

3.4. Promosi Radio ... 67

3.5. Promosi Media Sosial ... 68

Data : 1.Spot Iklan Radio ... 82

2. Daftar Informan ... 83

Gambar : 3.1. Area Hall Pameran ... 52

3.2. Standar Stan ... 56

3.3. Perbedaan Promo Pertahun ... 69

3.4. Dokumentasi Acara ... 72

4.1. Proposal Analisa Audiens ... 73

4.2. Materi Promo Sponsor ... 75

4.3. Materi Promo Indoor ... 76

4.4. Contoh Event Acquisition ... 77

4.5. Concet Band ... 77

4.6. Penonton Indie Clothing ... 78

4.7. Logo Sponsor Dalam Indie Clothing ... 79

4.8. Contoh Produk Pameran ... 83

4.9. Contoh Stan Yang Memakai Materi Iklan ... 84

(9)

4.11.Contoh Media Mobile ... 85

4.12. Penjualan Tiket... 86

4.13. Kepadatan Parkiran ... 87

(10)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha sangatlah ketat, hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berusaha untuk merebut market share dan new market melalui beragam cara dan inovasi yang ditampilkan dalam produk atau jasa yang mereka hasilkan. Perusahaan harus bisa menentukan strategi pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan tujuan utama dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Ada beberapa faktor yang menjadi alasan suatu perusahaan bisa mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat, misalkan bagaimana sebuah perusahaan menetapkan harga yang kompetitif, melakukan promosi yang efektif, membentuk citra dan membangun reputasi perusahaan yang baik di mata konsumen serta kualitas yang baik dan memuaskan dari produk yang mereka tawarkan kepada konsumen.

Indie Clothing Expo (ICE) adalah sebuah pameran clothing indie tahunan yang diselenggarakan oleh PT. Dyandra Promosindo bekerjasama dengan Kreatif Independent Clothing Komunity (KICK) yang mulai hadir di kota Surabaya pada tahun 2009.

(11)

berpindah ke Exhibition Hall Grand City Surabaya karena venue sebelumnya sudah tidak mampu menampung jumlah pengunjung ICE. Dengan semakin luasnya lahan pameran, maka semakin banyak pula hal baru yang dapat dihadirkan. ―More Space, More Excitement!‖

6 tahun menjadi perjalanan yang panjang dan menyenangkan dalam menyelenggarakan ICE, dan di tahun 2015, The ICE akan menghadirkan gebrakan baru dengan pertama kalinya menggelar ICE di awal tahun setelah 6 tahun penyelenggaraan di akhir tahun. Dengan membawa kehangatan musim panas, The ICE akan membawa keceriaan di kota Surabaya dengan tema, ―ICE IN

THE WONDERLAND‖. Tema ini sekaligus menjadi pembuktian bahwa ICE adalah pameran clothing, music, community, and lifestyle yang selalu hadir dengan banyak gebrakan baru yang berbeda dengan pameran-pameran sejenis.

Adapun tema yang diangkat mulai dari tahun 2009 – 2015 (Sekarang), yaitu :

1. 2009 mengangkat tema ―Extraordinary things‖, didukung oleh 33 band dan 8 komunitas.

2. 2010 mengangkat tema ―Go ICE‖, didukung oleh 37 band dan 12 komunitas.

3. 2011 mengangkat tema ―Red White‖, didukung oleh 46 band dan 20 komunitas.

(12)

5. 2013 mengangkat tema ―Propulsion Fasion‖, didukung oleh band dan komunitas

6. 2014 mengangkat tema ―This Is Us‖, didukung oleh band dan komunitas 7. 2015 mengangkat tema ―In The Wonderland‖, didukung oleh band,

komunitas dan high school project.

B.Rumusan Masalah

1. Apa bentuk Strategi Komunikasi Pemasaran dalam event Indie Clothing Expo Surabaya?

2. Bagaimana Strategi Komunikasi Pemasaran dalam event Indie Clothing Expo Surabaya?

C.Fokus Permasalahan

1. Mengetahui bentuk strategi komunikasi pemasaran dalam event Indie Clothing Expo Surabaya?

2. Mengetahui pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran dalam event Indie Clothing Expo Surabaya?

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

(13)

2. Manfaat Praktis

Kegunaan praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan tentang peningkatan strategi komunikasi pemasaran dalam kelanjutan event indie clothing expo Surabaya berikutnya..

E.Kajian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian ini, penulis mencari refrensi hasil penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan pada fokus penelitian yang ingin diteliti. Adapun penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai refrensi antara lain :

Tabel 1.1 : Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

―Studi Kasus Strategi Komunikasi Pemasaran Melalui Event Pocari

Sweat Futsal Championship 2013 (PSFC 2013) Regional Yogyakarta Dalam Pembentukan Brand Equality Pocari Sweaty Pada YGO Event Management‖

Nama peneliti DINA CAHYANINGRUM MARMER

Jenis karya Skripsi

Tahun penelitian 2013

Jenis penelitian Deskriptif

(14)

event yang dibangun

Tujuan penelitian Mengetahui strategi komunikasi pemasaran melalui Event Pocari Sweat Futsal Championship 2013 (PSFC 2013) dalam pembentukan brand equity Pocari Sweat pada YGO Event Management

Perbedaan Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana EO Mensukseskan strategi komunikasi pemasaran untuk membentuk suatu Brand Equality

Strategi Komunikasi Program Musik dalam Meningkatkan Jumlah Pendengar (Studi Kasus pada Radio Prambors Semarang)

Nama peneliti Wulan Rahmadhita

Jenis karya Skripsi

Tahun penelitian 2013 Jenis penelitian Deskriptif

(15)

efektif dan efisien sehingga pelaksanaan komunikasi yang dilakukan radio Prambors dapat terarah.

Tujuan penelitian strategi yang matang untuk membentuk perencanaan dan pelaksanaan yang harus dilakukan oleh radio Prambors Semarang Perbedaan Penelitian ini mengkaji tentang

kesuksesan sebuah program radio ditinjau dari strategi komunikasi pemasarannya.

F. Definisi Konsep

Konsep adalah kata-kata atau istilah yang memberikan label paling penting yang ada dalam sebuah teori.1 Untuk memperoleh pemahaman mengenai penelitian yang akan dilakukan, maka penulis perlu menjelaskan definisi konsep sesuai dengan judul. Hal itu dikarenakan untuk menghindari kesalah fahaman dalam penelitian ini. Adanya pencantuman definisi operasional ini adalah untuk lebih mudahkan pemahaman pembahasan dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang erat kaitannya dengan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

1. Strategi Komunikasi Pemasaran

Menentukan tujuan komunikasi pemasaran sangat diperlukan agar proses komunikasi yang dilakukan dalam menawarkan suatu produk perusahaan dapat

1

(16)

secara efektif diterima oleh konsumennya. Sesuai dengan model hirarki pengaruh, Rossiter dan Percy mengindentifikasi empat kemungkinan tujuan komunikasi pemasaran seperti sebagai berikut :

a. Kebutuhan kategori, menentukan produk atau jasa yang diperlukan untuk

mengalihkan atau memuaskan perbedaan anggapan antara keadaan motivasi onal saat ini dan keadaan emosional yang diinginkan.

b. Keadaan merek, kemampuan untuk mengindentifikasi merek dalam

kategori dengan cukup rinci untuk melakukan pembelian. Pengakuan lebih mudah dicapai dibandingkan ingatan konsu men.

c. Sikap merek, mengevaluasi merek dengan memperhatikan kemampuan

anggapannya untuk memenuhi kebutuhan relevan saat ini. Kebutuhan merek relevan mungkin berorientasi negative atau berorientasi positif (gratifikasi indra, stimulasi intelektual, atau persetujuan social).

d. Maksud pembelian merek, Instruksi mandiri untuk membeli merek atau

mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian. Tawaran promosi dalam bentuk kupon, atau penawaran dua untuk satu mendorong konsumen melakukan komitmen mental untuk mengambil produk.

2. Event

(17)

Salah satu konsep pemasaran yang sekarang telah berkembang ditengah masyarakat adalah konsep pertunjukan (event). Yang dibuat dan dilakukan oleh event organizer (EO) sebagai sebuah strategi dalam mempromosikan produk perusahaan yang paling efektif, dimana masyarakat sebagai konsumen dapat langsung ikut serta merasakannya, merangkul konsumen baru, loyal memperbaruhi kontak dan komunikasi dengan customer lama, meluncurkan layanan dan mempromosikan secara lengkap seluruh ragam produk, proses penjualan dan meningkatkan angka penjualan serta membangun dan meningkatkan brand image perusahaan.

3. Indie Clothing Expo

Indie Clothing Expo (ICE) adalah sebuah pameran clothing indie tahunan yang diselenggarakan oleh PT. Dyandra Promosindo bekerjasama dengan Kreatif Independent Clothing Komunity (KICK) yang mulai hadir di kota Surabaya pada tahun 2009.

Tabel 1.2 : Strategi pelaksanaan G.Kerangka Pikir Penelitian

(18)

dengan negara dan seluas dunia. Maka selain pemerintah, komunikasi berati pula pengumuman, penerangan, penyuluhan, perintah, instruksi, komando, nasehat, ajakan , bujukan, rayuan, dan sebagainya. Komunikasi tidak lagi merupakan upaya agar seseorang tahu, tetapi juga ia melakukan sesuatu atau melaksanakan kegiatan tertentu.

Strategi komunikasi erat hubungannya antara tujuan yang hendak dicapai dengan konsekuensi – konsekuensi ( masalah ) yang harus diperhatikan, kemudian merencanakan bagaimana konsekuensi – konsekuensi sesuai dengan hasil yang diharapkan atau tujuan yang akan dicapai.

Strategi pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mecapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka model komunikasi yang bisa kita kaitkan, dengan strategi komunikasi adalah sebagai salah satu kosekuensinya dalam sebuah petimbangan dalam pemasaran 2 yaitu : who, says what, in which channel, to whom, with what effect (siapa, berkata apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dan bagaimana efeknya )

Model ini termasuk model mekanistis, dimana menurut perspektif mekanistis, komunikasi secara umum memiliki 5 (lima) unsur, yaitu:

1. Komunikator atau sumber 2. Komunike (pesan)

2

(19)

3. Komunikan atau sasaran atau khalayak 4. Media atau saluran, dan

5. Efek atau balikan

Model atau komunikasi yang dibuat Aristoteles telah mempengaruhi Laswell, seorang sarjana politik Amerika yang kemudian membuat model komunikasi yang dikenal dengan formula laswell ( 1948 ) dalam Cangara ( 2003 : 42) 3 dapat digambarkan sebagai berikut :

MODEL KOMUNIKASI

Tabel 1.3 : Model Komunikasi

H.Metode Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Dalam penelitian yang mengangkat tentang pola komunikasi akan menggunakan jenis metode pengkajian dengan penedekatan kualitatif dengan tipe atau jenis riset fenomenologi. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa perkataan atau lisan yang diarahkan pada latar belakang dan individu secara holistik.penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya

3

Antoni,Riuhnya Persimpangan Itu-Studi Komunikasi (Tiga Serangkai)hlm.102 Siapa

Mengatakan Apa

Melalui Apa

Kepada Siapa

(20)

sangat terbatas.Riset ini bersifat subjektif dan hasilnya lebih kasuistik bukan untuk digeneralisasikan.Dengan riset ini dapat dibuat bersamaan atau sesudah riset. Desain dapat berubah atau disesuaikan dengan perkembangan riset.

Peneliti memilih jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi karena mengingat bahwa penelitian tentang pola komunikasi membutuhkan pendalaman secara personal dan lebih mendalam dengan berbagai wawancara untuk mengetahi situasi sebenarnya, yakni dengan metode wawancara mendalam (Depth Interviews). Metode riset ini peneliti melakukan kegiatan wawancara tatapmuka secara mendalam dan terus-menerus (lebih dari satu kali) untuk menggali informasi dari responden.

Adapun menurut Engkus kuswaro, penelitian komunikasi terutama dengan menggunakan metode wawancara adalah dengan faktor - faktor 4 :

a. Pewawancara b. Responden c. Topik penelitian d. Situasi wawancara

Selain Depth Interviews peneliti juga menggunakan wawancara semistruktur (Semistructure Interview) yakni dengan menyediakan daftar pertanyaan tertulis tapi memungkinkan untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan secara bebas,yang terkait

4

(21)

dengan permasalahan. Atau wawancara ini biasa disebut dengan wawancara terarah atau wawancara bebas terpimpin. Artinya wawancara akan dilakukan secara bebas,tapi terarah dengan tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah disiapkan terlebih dahulu.5

Dengan demikian, fenomenologi sebagai sebuah metode penelitian menawarkan sebuah koreksi terhadap tekanan posistivitik pada konseptualisasi dan metode penelitian, khususnya dalam ilmu sosial (termasuk ilmu komunikasi).

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian a. Subyek Penelitian

Dalam hal, subyek penelitian adalah pelaku (panitia pelaksana). Informan yang akan peneliti teliti sementara ini berjumlah 10 orang, tetapi sangat memungkinkan berkembang ketika peneliti terjun ke lapangan.

Tiga orang informan yang telah menjalin kesepakatan dengan peneliti, diantaranya berasal dari Branch Manager, Project Manager dan Junior Project Manager (berasal dari Dyandra Promosindo yang terlibat langsung dengan Indie Clothing Expo Surabaya).

5

(22)

b. Obyek Penelitian

Obyek penelitian disini adalah pola komunikasi pemasaran. Proses Komunikasi adalah jalannya proses komunikator kepada komunikan, Maka dengan adanya objek tersebut diharapkan akan diketahui bagaimana

c. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian diambil di Surabaya. Sebagai tempat kerja atau area event dari informan sendiri.

3. Jenis dan Sumber data a. Jenis data

b. Sumber data 4. Tahap-tahap Penelitian

a. Tahapan Pra Lapangan

Dalam tahapan ini peneliti berusaha menyusun rencana penulisan dengan memilih lokasi penelitian, fenomena yang ada dilapangan dan memilih informasi yang terlihat langsung dilapangan. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti

1) Rencana Penelitian

(23)

organisasi. Peneliti merencanakan tema atau topik yang akan diteliti. Kemudian menyusun outline penelitian guna memudahkan kegiatan selanjutnya.

2) Menelusuri Latar Belakang

Peneliti melakukan observasi tentang tema atau topik yang akan diteliti di lokasi yang ditentukan. Kemudian melihat fenomena yang ada yang akan dijadikan fokus penelitian.

3) Meneliti Informasi yang akan Membantu Penelitian

Peneliti mencari informasi sebanyak-sebanyaknya baik itu dari buku-buku, jurnal penelitian terdahulu yang akan membantu dalam tahap pekerjaan lapangan nantinya b. Tahapan Penelitian Lapangan

1) Memahami Latar Belakang

Peneliti memahami lokasi penelitian dengan mengidentifikasi khalayak yang akan dijadikan penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data. Selain didasarkan pada rekomendasi-rekomendasi dari pihak yang terkait juga melihat dari keragaman masyarakat yang berada di sekitar tempat yang menempatkan perbedaan dan kemampuan potensi yang dimilikinya

(24)

Peneliti terlebih dulu akan mengurus perizinan dari pihak yang bersangkutan. Dengan perizinan yang dikeluarkan akan mengurangi sedikitnya ketertutupan lapangan atas kehadiran kita sebagai peneliti. Dan ketika mensosialisasikan diri di lapangan, ada hal penting lainnya yaitu menentukan patner kerja yang dapat memberikan informasi banyak tentang keadaan lapangan.

3) Mengumpulkan Data

Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi dan data-data yang dibutuhkan.

5. Teknik Pengumpulan data

Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan beberapa teknik antara lain:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu pengamatan baik yang dilakukan individu maupun kelompok tertentu, tampa melakukan adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu yang diteliti. b. Wawancara

Menurut Mohammad Musa 6, wawancara adalah mendapatkan sebuah informasi melalui responden, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

6

(25)

terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data berdasarkan pencarian data berupa cetakan, catatan harian, buku-buku, jurnal, foto-foto dan lain sebagainya.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model alir Miles dan Huberman, sebagaimana dikutip oleh Imam Suprayogo7, tahap analisis data dimulai dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

a. Reduksi Data

Reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar, yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data juga dilakukan dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, menulis memo dan sebagainya.Reduksi ini terus berlanjut sesudah penelitian lapangan sampai laporan akhir tersusun.

b. Penyajian Data

Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan

7

(26)

c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Dari permulaan pengumpulan data, maka akan dimulai dengan mencari arti, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan ―final‖ mungkin tidak muncul sampai pengumpulan

data berakhir, bergantung besarnya kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan.Kesimpulan-kesimpulan juga diverivikasi selama kegiatan berlangsung.Verifikasi juga dilakukan dengan meninjau ulang pada catatan-catatan lapangan.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk membuktikan bahwasannya penelitian dapat dipertanggung Kejawabkan dari segala segi maka diperlukan teknik keabsahan data. Adapun teknik keabsahan data yang digunakan oleh penulis adalah: a. Metode Trianggulasi, yakni usaha mengecek keabsahan data atau

(27)

kualitatif yang dilakukan.8 Peneliti melakukan validitas dengan membandingkan data wawancara dengan pengamatan dan dokumen-dokumen yang terkait. Selain itu membandingkan apa yang dikatakan secara umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

b. Ketekunan Pengamatan, bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.9 Penulis mengadakan pengamatan dengan teliti dan secara berkesinambungan. Kemudian menelaah secara rinci dan berulang-ulang dalam tiap kali melakukan penelitian sehingga ditemui seluruh data penelitian, serta akhirnya hasilnya sudah mampu dipahami dengan baik.

c. Diskusi Dengan Teman Sejawat, peneliti mendiskusikan hasil penelitian dengan teman sejawat yang mengetahui tentang objek yang diteliti dan permasalahannya. Peneliti berdiskusi tentang segala hal mengenai penelitian yang peneliti lakukan. Dengan berdiskusi dengan teman sejawat maka akan memberikan masukan-masukan kepada peneliti sehingga pada akhirnya peneliti merasa mantap dengan hasil penelitiannya. Teknik ini dilakakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.

8

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Putra Grafika, 2007), hlm. 256-257

9

(28)

d. Kecukupan Referensi, kecukupan referensi tersebut berupa bahan-bahan yang tercatat yang digunakan sebagai patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis penafsiran data. Jika alat elektronik tidak tersedia cara lain sebagai pembanding kritik masih dapat digunakan. Misal: adanya informasi yang tidak direncanakan, kemudian disimpan sewaktu mengadakan pengujian, informasi demikian dapat dimanfaatkan sebagai penunjangnya.

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan atau pembahasan terdiri dari lima bab yang terperinci sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari sembilan sub bab antara lain konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian penelitian terdahulu, definisi konsep, kerangka pikir penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : KERANGKA TEORITIS

Pada bab ini menguraikan penjelasan tentang kerangka teoritik yang meliputi pembahasan kajian pustaka dan kajian teoritik yang berkaitan dengan strategi komunikasi pemasaran dalam Event Indie Clothing Surabaya.

BAB III : PENYAJIAN DATA

(29)

BAB IV : ANALISIS DATA

Pada bab ini membahas temuan penelitian dan menganalisis data konfirmasi dari Event Indie Clothing Surabaya.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang nantinya akan memuat kesimpulan dan saran.

(30)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Strategi Komunikasi Pemasaran

Dalam operasional perusahaan komunikasi pemasaran memiliki peran yang sangat penting, seperti yang disampaikan Philip Kotler &Kevin Lane Killer

dalam sebuah organisasi atau perusahaan komunikasi pemasaran memiliki peranan memberikan informasi, membujuk, mengingatkan konsumen – secara langsung maupun tidak langsung – tentang produk dan merek yang dijual.

Komunikasi pemasaran melaksanakan banyak fungsi kepada konsumen atau pasar sasaran terutama memberitahu dan memperlihatkan seputar bagaimana dan

mengapa produk itu digunakan, siapa pasar sasarannya, dimana dan kapan produk itu dapat diperoleh. Lingkungan komunikasi pemasaran sesuai dengan perkem bangan teknologi proses komunikasi juga mengalami perubahan, seperti halnya

akhir-akhir ini maraknya perkembangan internet. Tentunya ini juga akan berpengaruh terhadap konsumen dalam memperoleh informasi suatu produk.

Komunikasi pemasaran mampu membentuk ekuitas merek dan penjualan

produk. Memang dikatakan oleh Kotler & Keller 1, dalam perkembangan lingkungan komunikasi pemasaran yang perubahannya sangat cepat komunikasi

pemasaran melalui iklan bukanlah satu-satunya atau bahkan yang paling penting dalam membentuk ekuitas merek dan mendorong penjualan, namun dengan melalui bauran komunikasi pemasaran yang dilaksanakan secara terintegrasi dapat

(31)

meningkatkan ekuitas dan mendorong penjualan, bahkan dengan meluasnya

komunikasi ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

Kerangka dasar komunikasi pemasaran oleh perusahaan dapat dirahkan

untuk mempengaruhi konsumen terhadap gaya, dan harga produk, bentuk dan warna kemasan, sikap dan cara berpakaian wiraniaga, dekorasi toko, sebagai bentuk komunikasi kepada pembeli. Kotler & Keller (2009), menggambarkan

unsur-unsur dalam kerangka dasar komunikasi umum sebagai alat komunikasi antara pemasar dengan pembeli2.

Kegiatan komunikasi pemasaran juga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk ekuitas merek dan mendorong efektivitas dan efisiensi

penjualan suatu produk. Misalnya dengan cara menciptakan kesadaran tentang merek, menciptakan penilaian atau perasaan tentang merek yang positif, dan dapat memfasilitasi koneksi merek-konsumen yang lebih kuat. Menurut Philip Kotler &

Kevin Lane Keller (2009)3, membangun merek melalui komunikasi pemasaran terintegrasi.

1. Mengembangkan Komunikasi Pemasaran.

a. Mengindentifikasi pasar sasaran.

Indentifikasi pasar sasaran pada pengembangan komunikasi

pemasaran, tujuan dasarnya adalah untuk mengetahui siapakah sebenarnya pasar sasaran dari sebuah aktifitas pemasaran tersebut4. Apakah mereka pembeli potensial produk perusahaan, pengguna,

pengambil keputusan, atau bahkan kelompok yang memberi pengaruh kepada konsumen potensial. Selanjutnya juga perlu dilihat apakah pasar

2

Hermawan Kartajaya,Positioning Diferensi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 2005 ,hal.6 3 Hermawan Kartajaya,Positioning Diferensi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 2005 ,hal.32 4

(32)

sasaran tersbut setia pada merek perusahaan, ataukah kepada pesaing.

Jawaban yang diperoleh akan menentukan strategi komunikasi pemasaran yang harus dilakukan. Selebihnya atas dasar jawaban yang diperoleh,

akhirnya juga dapat dilakukan analisis citra guna memberikan pandangan lebih jauh, berdasarkan profil pasar sasaran terhadap pengetahuan merek.

Menentukan tujuan komunikasi pemasaran sangat diperlukan agar

proses komunikasi yang dilakukan dalam menawarkan suatu produk perusahaan dapat secara efektif diterima oleh konsumennya. Sesuai

dengan model hirarki pengaruh, Rossiter dan Percy mengindentifikasi empat kemungkinan tujuan komunikasi pemasaran seperti sebagai

berikut5:

1) Kebutuhan kategori, menentukan produk atau jasa yang diperlukan untuk mengalihkan atau memuaskan perbe daan anggapan antara

keadaan motivasi onal saat ini dan keadaan emosional yang diinginkan.

2) Keadaan merek, kemampuan untuk mengindentifikasi merek dalam kategori dengan cukup rinci untuk melakukan pembelian. Pengakuan lebih mudah dicapai dibandingkan ingatan konsu men.

3) Sikap merek, mengevaluasi merek dengan memperhatikan kemampuan anggapannya untuk memenuhi kebutuhan relevan saat ini. Kebutuhan merek relevan mungkin berorientasi negative atau

berorientasi positif (gratifikasi indra, stimulasi intelektual, atau persetujuan social).

5

(33)

4) Maksud pembelian merek, Instruksi mandiri untuk membeli merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian. Tawaran promosi dalam bentuk kupon, atau penawaran dua untuk

satu mendorong konsumen melakukan komitmen mental untuk mengambil produk.

b. Merancang komunikasi.

Setelah dapat diketahui indentifikasi pasar sasaran, dan tujuan

komunikasi pemasaran, selanjutnya pemasar dapat merancang komunikasi pemasaran dengan tujuan dapat mencapai respon yang diinginkan, Paling

tidak ada tiga kaidah untuk mencapai respon yang dinginkan, antara lain :

1) Manajemen mencari daya tarik, tema, atau ide yang terkait dengan positioning merek dan membantu menentukan titik paritas

atau titik perbedaan, melihat pembeli mengharap satu dari empat jenis penghargaan dari produk; kepuasan rasional, indra, social, dan ego. Pembeli dapat mevisualisasikan penghargaan ini dari

pengalaman hasil penggunaan, pengalaman produk ketika digunakan, atau penggunaan penga laman incidental.

2) Strategi kreatif, efektifitas komunikasi pemasaran tergantung pada bagaimana sebuah pesan diekspresikan, dan juga kandungan pesan itu sendiri. Jika komunikasi itu tidak efektif, komunikasi itu bisa

(34)

sebagai daya tarik informasional (informational), dan

transpormasional (transpormational).

3) Sumber pesan, banyak komunikasi pemasaran tidak menggunakan sumber di luar perusahaan. Komunikasi lainnya menggunakan orang terkenal atau orang tidak terkenal. Sumber pesan tentunya di keluarkan dari yang menarik pasar sasaran agar dapat berkontribusi

lang sung pada efektifitas komunikasi pemasaran. Semakin efektif dalam mengkaitkan sumber pesan yang menarik pasar sasaran

terhadap produk yang ditawarkan, maka respon dari pasar sasaran dapat dilihat hasilnya.

c. Memilih saluran komunikasi pemasaran.

Saluran komunikasi pemasaran pada dasarnya dapat dibedakan

menjadi dua antara lain :

1) Saluran komunikasi pribadi (personal communication channels), dua orang atau lebih berkomunikasi melalui tatap muka, telepon,

e-mail. Di sini kita dapat menarik perbedaan antara saluran komunikasi, penasehat, ahli, dan sosial. Studi yang dilakukan oleh

Burson-Marsteler dan Roper Starch Worlwide, menemukan bahwa rata-rata berita dari mulu ke mulut seseorang cenderung berpengaruh pada sikap pembelian dan dua orang lainnya. Jadi

Kotler & Keller mengatakan bahwa komunikasi pribadi berpengaruh pada dua situasi yaitu; pada saat harga tinggi akan

(35)

beli, dan sebalikknya, yang jelas sering orang meminta

rekomendasi terhadap suatu produk dari seorang atau beberapa orang la

2) Saluran komunikasi non pribadi, yaitu saluran komunikasi yang diarahkan kepada banyak orang misalnya melalui media, promosi penjualan, acara-acara tertentu, serta hubungan masyarakat (

public relation / PR ). Saluran komuni kasi melalui hubungan masyarakat pada prisipnya meliputi dua arah yaitu; bersifat

internal ditujukan kepada para staf dan seluruh pegawai, dan secara exsternal ditujukan kepada masyarakat luas sebagai pasar

sasaran.

d. Bauran Komunikasi Pemasaran.

Bauran komunikasi pemasaran pada prinsip nya komunikasi pemasaran yang menggunakan berbagai macam kegiatan dengan tujuan mengefektifkan dan mengefisiensikan proses komunikasi pemasaran.

Bauran komu nikasi pemasaran dapat menggunakan delapan model komunikasi utama, yaitu :

1) Iklan, menjangkau pembeli yang tersebar luas secara geografis, dan dapat bersifat pengulangan, penguatan ekspresivitas, dan impersonalitas.

(36)

3) Hubungan masyarakat dan publisitas, hal ini sangat tepat pada situasi bila pasar memiliki persepsi yang tidak sesuai dari yang dinginkan oleh pemasar. menjelaskan ada tiga kualitas yang

berbeda, antara lain ; kredebilitas tinggi, kemampuan untuk mencapai pembeli, dan dramatisasi.

4) Acara dan pengalaman, keuntungannya adalah relevan, melibatkan, implisit.

5) Pemasaran langsung, memiliki banyak bentuk antara lain; melalui telepon, on-line, dan lainnya.

6) Pemasaran interaktif, memiliki tiga karakteristik antara lain; penyesuaian, terkini, interaktif.

7) Pemasaran dari mulut ke mulut, hal ini dapat bersifat on-line atau of-on-line, dimana memiliki tiga karakteristik antara

lain; kredibel, pribadi, tepat waktu.

8) Penjualan personal. Model ini paling efektif terutama pada tahap pembentukan pembelian selanjynya, terutama dalam membentuk

preferensi, kenyakinan, dan tindakan dua orang atau lebih. Model ini memiliki tiga kekuatan antara lain; interaksi pribadi,

pengembangan, dan respon.

2. Strategi Marketing Public Relation (MPR)

Strategi ini merupakan penempatan misi perusahaan atau penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal,

(37)

memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran

utama organisasi akan tercapai. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Marketing Public Relations merupakan perpaduan

pelaksanaan program dan strategi pemasaran (Marketing Strategi Implementation) dengan aktivitas program kerja PR (Work Program of Public Relations). Dalam pelaksanaanya terdapat tiga strategi penting dalam

Marketing Public Relations, (Saka, 1994:99) yaitu Push Strategy (strategi mendorong), Pull Strategy (strategi menarik), Pass Strategy (strategi

mempengaruhi)6.

a. Push Strategy (Strategi Mendorong).

Strategi ini merupakan strategi yang digunakan untuk mendorong mengenai prospek terhadap produk/jasa baru perusahaan agar diterima oleh masyarakat. Pada strategi ini public relations memiliki kekuatan

untuk mendorong berhasilnya pemasaran. b.Pull Strategy (Strategi Menarik)

Pada strategi ini public relations memiliki dan harus

mengembangkan kekuatan untuk menarik perhatian publik. Strategi ini digunakan untuk menarik publik agar mereka tetap menggunakan

produk/jasa perusahaan. Jika strategi ini efektif, maka akan banyak konsumen yang bertanya ke pengecer tentang produk tersebut. Perangkat dari pull strategy ini biasanya adalah media massa, media khusus, event

sponsorship, program audiens khusus, dan lain sebagainya. c.Pass Strategy (Strategi Mempengaruhi).

6

(38)

Strategi ini digunakan untuk mempengaruhi gate keeper orang

ketiga agar mendu kung dan mendorong publik untuk membeli atau tidak dari produk/jasa perusahaan. Salah satu kegiatan strategi yang dapat

mempengaruhi khalayak adalah mengadakan kegiatan (special event) dengan mengundang para bintang tamu terkenal. Selain itu dengan menerima tamu kehormatan Negara untuk menginap dan menikmati

fasilitas yang diberikan. Dapat dipahami bahwa, ketiga strategi tersebut sangat penting karena strategi ini dapat menarik pembeli/ konsumen.

Dalam menjalankan strategi - strategi Marketing Public Relations biasanya perusahaan memanfaatkan publisitas melalui media massa dan

mengandalkan kepercayan massa untuk menarik simpati publik.

Merujuk dari pendapat Philip Kotler dalam Kasali (1994:12)7 yang menampilkan gagasan Mega Marketing, yaitu dengan memasukkan unsur

dua ―P‖ baru. Bila sebelumnya hanya ―4P‖ (Product Price. Place, Promotions), maka dua unsur tambahan tersebut adalah (Power and Public Relations), sehingga selanjutnya menjadi formula 6P.

Artinya untuk pola 4P itu sifatnya konvensial, mudah dikontrol karena korelasi atau hubungan komponen yang berwujud dan dapat

diukur. Sedangkan untuk 2P (power) yaitu kekuatan opini, persepsi, tanggapan, dan tujuan yang hendak dicapai oleh PR sulit diukur dan masalah citra atau kepercayaan itu hasilnya sulit untuk diketahui tolok

ukurnya dan sulit dikontrol karena bersifat kualitatif (Ardianto,

7

(39)

2004:33)8. Rumusan PENCILS yang biasa dilakukan dalam kegiatan

MPR Ruslan (2000:13-15), yaitu 9:

1) Publication (Publikasi dan Publisitas).

Setiap fungsi dan tugas PR adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk

diketahui oleh publik. Dalam hal ini, tugas PR adalah menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerja sama dengan pihak

pers/wartawan dengan tujuan menguntungkan citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya. Diketahui bahwa setiap fungsi Public Relations adalah menyelengga rakan publikasi. Publikasi tersebut

dilakukan dengan tujuan untuk mendapat citra positif perusahaan, serta dapat juga meningkatkan pengetahuan mengenai perusahaan.

2) Event (Penyusunan program acara).

Merancang acara tertentu atau lebih dikenal dengan peristiwa khusus (special event) yang dipilih dalam jangka waktu, tempat, dan

objek tertentu yang khusus sifatnya utnuk mempengaruhi opini publik. Beberapa jenis kegiatannya termasuk Callender Event, Special Event,

dan Moment Event.

3) News (Menciptakan berita).

Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter dan

bulletin dan lain-lain yang biasanya mengacu teknis penulisan 5W+1H (who, what, where, when, why, dan how) dengan sistematika

8

repository.usu.ac.id/bitstream 9

(40)

penulisan ―piramida terbalik‖. Untuk itulah mau tidak mau harus

mempunyai kemampuan untuk menulis, karena sebagian besar tugasnya untuk tulis-menulis (PR writing), khususnya dalam

menciptakan publisitas.

4) Community involvement (Kepedulian nya pada komunitas). Keterlibatan tugas sehari-hari seorang Public Relations

Officer adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga hubungan baik (community

relations and humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya.

5) Inform or image (Memberitahukan atau meraih citra). Ada dua fungsi utama dari PR, yaitu memberitahukan sesuatu kepada public atau menarik perhatian, sehingga diharapkan akan

memperoleh tanggapan berupa citra positif dari suatu proses ―nothing‖ diupayakan menjadi „something‟. Dari tidak tahu menjadi tahu, setelah

tahu menjadi suka, dan kemudian diharapkan timbul sesuatu

(something) yaitu berupa citra.

6) Lobbying and Negotiation (Pendekatan dan Bernegosiasi).

Keterampilan untuk melobi secara pendekatan pribadi dan kemudian kemampuan bernegosiasi sengat dibutuhkan bagi seorang PRO, agar semua rencana, ide, atau gagasan kegiatan suatu lembaga

atau organisasi sebelum dimasyarakatkan perlu memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh sehingga timbul saling

(41)

7) Social Responsibility (Tanggung jawab social).

Aspek tanggung jawab dalam dunia PR adalah cukup penting, tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi lembaga atau organisasi

serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian kepada masyarakat untuk mencapai sukses dalam memperoleh simpati dan empati dari khalayaknya. Hal ini dalam fungsi PR (corporate

function) terdapat fungsi yang berkaitan dengan social marketing.

8) Strategi Memperluas Pasar

Jauh dibalik penilaian bisnis yang sedang berjalan, perencanaan

strategi harus menentukan bisnis masa depan dan arah bisnis yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan. Dalam merencanakan strategi, manajemen perusahaan pertama-tama perlu meninjau kembali

apakah terdapat peluang lebih jauh untuk meningkatkan prestasi bisnis yang ada sekarang. Ansoff telah menyarankan sebuah kerangka yang bermanfaat dalam menentukan strategi, yang dikenal dengan kisi

perluasan produk/pasar (produk market expansion grid) menunjukkan kisi perluasan produk/pasar. Ada tiga strategi yang dapat dilaksanakan

(42)

9) Strategi Penerobosan Pasar (Penetration).

Di sini perusahaan mencari jalan untuk meningkatkan pangsa pasar bagi produknya saat ini dalam pasar-pasar mereka sekarang. Ada tiga

cara pokok yang dapat dijalankan oleh perusahaan, yaitu:

a) Meningkatkan Jumlah Pembeli Pada Segmen Yang Sama. Untuk meningkatkan jumlah pembeli, perusahaan harus

memperbesar kesediaan pelanggan untuk membeli produk, atau kedua-duanya. Kesediaan membeli dapat ditingkatkan

dengan memperlihatkan manfaat – manfaat yang sudah ada pada produk. Kemampuan membeli dapat ditingkat kan dengan

menawarkan pembelian secara kredit, atau mempertinggi kemudahan mendapatkan produk (dengan memperbanyak distributor, mempersering pengiriman, atau mengurangi

tingkat kehabisan persediaan).

b) Menaikkan Frekuensi Pembelian.

Untuk menaikkan frekuensi pembelian biasanya dapat

dicapai dengan memberikan informasi mengenai penggunaan-penggunaan yang baru untuk suatu produk (meluaskan

penggunaan produk).

c) Menaikkan Jumlah Pembelian.

Untuk menaikan jumlah pembelian dapat capai dengan

(43)

(repackaging) produk dengan cara khusus dan lebih

memudahkan pemakainnya.

3. Strategi Pengembangan Pasar

Perusahaan perlu mencari pasar-pasar baru yang kebutuhannya mungkin dapat dipenuhi oleh produk perusahaanya sekarang. Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu10 :

a. Pasar Geografis Baru.

Perusahaan mungkin perlu memperluas kegiatan usahanya ke

lokasi baru pada tingkat regional, nasional, atau internasional. b. Segmen Baru.

Perusahaan perlu menguji apakah terdapat banyak pemakai potensial di suatu tempat, yang tidak membeli produk, tetapi minatnya tinggi. Jadi, apabila perusahaan telah menjual produknya ke pasar

konsumen, perusahaan mungkin dapat manjual ke pasar organisasi (segmen baru).

c. Evaluasi Operasi.

Perusahaan mungkin perlu mengarah kan strateginya ke konsumen yang tidak pernah menggunakan atau membeli, agar konsumen tersebut

berminat membeli (evaluasi).

4. Strategi Pengembangan Produk

Perusahaan perlu memperhatikan kemungkinan dilaksanakannya pengembangan produk baru atau menyempurnakan produk-produknya bagi

10

(44)

pasarnya yang sekarang. Terdapat empat cara yang dapat dilakukan oleh

perusahaan yaitu : a. High Margin.

Perusahaan mungkin perlu memilihara kepuasan konsumen terhadap prestasi produk dengan cara mempertahankan citra mutu yang konsisten. Dengan adanya kepuasan, maka konsumen akan loyal terhadap

perusahaan. Jadi untuk meningkatkan volume penjualan, perusahaan dapat melaksanakan strategi kualitas tetap harga dinaikkan (high margin) dengan

target para konsumen yang telah loyal. b. Cost Reduction

Dalam meningkatkan volume penuju alan perusahaan perlu menurunkan biaya-biaya produksinya misal dengan mass product, sehingga harga produk dapat diturunkan dengan kualitas tetap.

c. Product Mix

Perusahaan mungkin perlu mengem bangkan produk baru untuk meningkatkan penjualannya, seperti misalnya mengembangkan versi baru,

bentuk atau kemasan baru dan lain-lain. d. Diversifikasi

Perusahaan dapat melaksanakan strategi ini jika peluang emas telah ditemukan diluar bisnis yang dijalankan saat ini. Dalam pelaksanaan nya dapat dilakukan melalui tiga jenis diversifikasi antara lain : strategi

(45)

5. Media Out of Home.

Bentuk pomosi media luar ruang atau out of home seperti billboard, papan nama (signboard) , poster dan banner(spanduk) memberikan peluang promosi

untuk dapat menjangkau banyak konsmen yang biasanya terpasang pada perempatan jalan atau di sisi jalan menghadapi ke pengemudi kendaraan kini semakin semarak, Billboard sebagai media outdoor promotion intensitas dan

dampaknya akan berbeda dari jenis konstruksi yang dimiliki, Neon Box dalam ukuran 4m x 8m memiliki impact yang sebanding

dengan bilboard yang berukuran 8m x 16m, mengapa? Hal ini disebabkan neonbox memberikan rangsangan yang lebih kuat dibanding

dengan billboard yang hanya diterangi oleh beberapa lampu HIPT 400 Watt. Visual pada outdoor promotion sangat menentukan keberhasilan kefektifan selalin posisi strategis yang dimiliki. Dalam perkembangan out of home, gedung juga dapat dijadikan sarana promosi, khususnya gedung

bertingkat dengan penampang kaca pada salah satu sisi gedung yang menghadap ke jalan dengan menggunakan stikerbecklight yaitu apabila dari

dalam gedung visual tidak terlihat sedangkan dari luar gedung visual terlihat jelas.

Kelebihan outdoor dengan jenis bilboard memngkinkan penggantian pesan berkali-kali tanpa membutuhkan biaya bongkar pasang yang tinggi. Pelarangan terhadap jalur hijau di sejumlah ruas jalan yang justru sangat

(46)

Namun semakin sempit ruang penenmpatan outdoor akhirnya

memunculkan ide-ide baru dalam out of home media yaitu melalui wall painting pada sejumlah toko dan bangunan. Sayangnya kelebihan, out of

home media dibanding dengan sebuah tayangan iklan di televisi masih kalah jauh dalam perolehan cakupan raihan, namun memiliki kelebihan frekuensi yang lebih tinggi, jika pada iklan di televisi audence dapat melakukan

pengabaian pesan dengan berpindah ke saluran lainnya, maka jika daya rangsangan pada billboard atau nion box tinggi pengabaian pesan dapat

diperkecil. Setiap kali audence melalui jalan tersebut dalam sehari menuju ke kantor atau ke pusat pertokoan maka audence tanpa disadari melihat visual

yang terpampang pada billboard atau neonbox, inilah salah satu kelebihan dari out of home11.

B. Pengertian Event

Pengertian Event Organizer (EO)

Seiring dengan berkembangnya zaman dan semakin majunya masyarakat dan teknologi membawa pengaruh pada perkembangan sistem atau konsep pemasaran yang akan digunakan perusahaan-perusahaan yang menginginkan produknya laku, sehingga dapat terus eksis ditengah semakin besarnya persaingan dipasaran12.

Salah satu konsep pemasaran yang sekarang telah berkembang ditengah masyarakat adalah konsep pertunjukan (event). Yang dibuat dan dilakukan oleh

11

(47)

event organizer (EO) sebagai sebuah strategi dalam mempromosikan produk perusahaan yang paling efektif, dimana masyarakat sebagai konsumen dapat langsung ikut serta merasakannya, merangkul konsumen baru, loyal memperbaruhi kontak dan komunikasi dengan customer lama, meluncurkan layanan dan mempromosikan secara lengkap seluruh ragam produk, mempercepat proses penjualan dan meningkatkan angka penjualan serta membangun dan meningkatkan brand image perusahaan.

Bicara tentang event organizer – selanjutnya disebut EO – kita harus mengerti dulu tentang apa kriteria event organizer. Istilah ini sekarang memang sangat popular, karena dunia EO di berbagai tempat semakin berkembang. Bahkan, beberapa pihak telah menjadikannya sebagai profesi.

Organizer tidak jauh beda pengertiannya dengan sebuah kepanitiaan, mulai dari level „Perpisahan Sekolah‟ sampai „Pindah Jabatan‟, kita selalu terlibat

dengan apa yang namanya panitia. Event Organizer adalah penyelenggara kegiatan. Bahwa bisnis Event Organizer adalah bisnis yang menerapkan konsep manajemen secara berkesinambungan dan konsisten dalam mengeksplorasi dunia entertainment sedalam-dalamnya. Yang dibangun dari sebuah tim yang mencatat every single detail dari proses memilih acara, mengkemas acara, memenuhi pembayaran, mengurus perizinan, meyakinkan keamanan pelaksanaan, merekam gejolak keinginan pasar, serta menyiapkan teknologi dan pemasarannya, sampai pada event report (laporan pertanggung jawaban) atau evaluasi.

(48)

operasional suatu program acara atau melakukan pengorganisasian untuk mewujudkan suatu program acara.

Organizer mempunyai ruang lingkup kerja yang luas, sesuai jenis acara yang ada dan perkembangannya. Macam-macam jenis acara antara lain dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Olahraga

a. -Pertandingan professional b. -Kompetisi peringkat

c. -Pertandingan persahabatan (eksebisi) d. -Lomba-lomba

2. Seni

a. -Pementasan/pergelaran profit oriented b. -Pementasan/pergelaran program acara c. -Non profit

d. -Institutional/privat e. -Lomba/festival

f. -Pentas eksebisi/apresiasi 3. Topik Bicara

(49)

4. Pameran

a. -Pameran komoditi perdagangan b. -Pameran seni dan budaya 5. Pribadi

a. -Pesta Pernikahan b. -Pesta ulang tahun c. -Syukuran

d. -Jabatan baru

e. -Pisah sambut dan pesta peringatan pribadi.

Bentuk acara, mulai dari pesta ulang tahun dirumah sampai setingkat olympiade dunia, memerlukan hasil kerja para EO. Tanpa sentuhan tangan EO, acara tersebut tidak dapat terwujud. Istilah penyebutan Event Organizer (EO) bisa berbeda-beda, seperti misalnya : Production, Communication, Biro Jasa/Agency, Management, Panitia Pelaksana, Organizing Committee, Entertainment, dan lain-lain.

Praktiknya, memang sebagai EO, tidak akan mungkin menyelenggarakan semua event, pastinya ada klasifikasi spesialisasinya. Klasifikasi ini muncul secara alamiah saja. Biasanya menyangkut klien yang sudah biasa dilayani. Beberapa klasifikasi EO antara lain sebagai berikut :

1. EO Spesialisasi Kontraktor

(50)

untuk melaksanakannya, mereka biasanya menggandeng EO demi efisiensi dan keberhasilan event tersebut. Sebab, mereka tidak punya cukup waktu, tenaga dan pikiran untuk membentuk panitia internal diantara mereka sendiri untuk melaksanakan keseluruhan event tersebut. Ini beda dengan event mereka sebagai bagian dari program promosi. Misalnya acara ulang tahun perusahaan, acara gathering konsumen mereka, agen, atau keperluan kanvas keliling, direct promotion, dan lain-lain.

2. EO Spesialis Program

EO ini mengandalkan sebagian besar hidupnya melalui program/konsep event yang mereka buat untuk dijual kepada sponsor. Misalnya event atau acara showbiz, expo/pameran, kompetisi olahraga/otomotif dan lain-lain.

Sistem Kerja Event Organizer (EO)

Begitu luasnya lingkup kerja EO, sebenarnya dapat menjadi suatu alternatif profesi yang dapat menampung banyak tenaga kerja. Cara kerja EO mempunyai sistem pokok kerja yang sama dengan sistem kerja pada bidang pekerjaan yang lain. Perbedaan hanya pada tingkat klasifikasi program tersebut yang dapat diukur dari cakupan wilayah kerja program, beban kerja, dana anggaran dan SDM yang terlibat. Adapun sistem kerja EO sebagai berikut :

3. Posisi EO di antara 5 P

(51)

a. Penyandang dana. Ini dapat berupa sponsor atau instansi/perusahaan yang mempunyai „hajat‟ dalam istilah sederhana adalah pihak yang

mengeluarkan dana untuk pelaksanaan suatu program.

b. Pelaksana. Disinilah posisi dan peran EO yang sesungguhnya. Pelaksana harus bekerja keras untuk mewujudkan impian dan kepuasan semua pihak. Karena menjadi pusat dari seluruh pihak yang ada, maka pelaksana memiliki posisi yang sangat vital dan strategis.

c. Penampil ini salah satu kunci daya tarik suatu program. Semua jenis program sangat tergantung pada para penampilnya. Contoh: kompetisi sepakbola tingkat regional, bila tidak diikuti oleh kesebelasan top, kurang mempunyai daya tarik.

d. Penonton. Apapun program eventnya, faktor kehadiran penonton/tamu akan menjadi sangat penting. Baik membayar atau gratis, pesta kecil dirumah sampai dengan tingkat lomba formula satu, faktor penonton adalah salah satu tolak ukur kesuksesan event.

e. Pengamat. Ini biasanya dari kalangan pers, atau justru kawan-kawan kita sendiri, atau siapapun yang memperoleh informasi tentang event yang kita laksanakan. Para pengamat atau orang luar mempunyai pengaruh sebagai humas atau public relation (PR) kita secara tak lansung.

(52)

Posisi diatas disebut sebagai UNSUR 5-P. kelima unsur itu harus PUAS, yang bisa tercapai berkat kerja keras UNSUR P ke 2, yaitu pelaksana yang EO. Ilmu EO tidak semata-mata dapat kita peroleh di bangku-bangku sekolah, kursus atau kuliah. Ia adalah ilmu lapangan, yang dapat diperoleh dengan praktek lansung di lapangan. Walaupun tergolong ilmu lapangan, tetapi juga perlu didasari dengan prinsip berpikir metodologi dan manajerial professional. Tanpa didasari hal tersebut hasilnya tentu kurang memuaskan.

Beberapa kunci landasan kerja EO tidaklah terlalu rumit. Sistem kerja EO memiliki pola dasar kerja yang standar, berlaku dimana-mana. Sebenarnya, semua berdasarkan pada satu kata, yaitu semangat. Dengan semangat, kita mampu memasuki jiwa kerja EO. Beberapa hal yang perlu kita perhatikan sebagai landasan ketika kita berpikir untuk memilih profesi sebagai EO, antara lain adalah:

1. Bekerja dengan totalitas tinggi. 2. Berfikir kreatif dan inovatif. 3. Kepekaan tingkat tinggi.

4. Kemampuan berkomunikasi/bernegosiasi/dialog. 5. Kepercayaan diri

6. Kemampuan menyusun perencanaan/konsep. 7. Kemampuan analisis biaya/keuangan.

(53)

Bicara soal EO adalah bicara tentang detil dan kerja keras. Dimanapun kita berkantor atau bekerja, ditempat itulah kita akan menemukan dasar-dasar kerja yang secara teknis mengorganisir sebuah program. Cara kerjanya mempunyai acuan yang tidak jauh beda dengan prinsip dasar kerja dibidang lain. Beberapa hal penting antara lain sebagai berikut :

1. Pemahaman Program. Seluru tim pelaksana harus mempunyai tingkat pemahaman tentang program tertentu, baik secara teknis maupun „jiwa‟ dari program tersebut.

2. Seni Imajinasi. Ini adalah imajinasi kita yang terkendali. Artinya sebatas kita mencoba membuat suatu imajinasi tentang proses terwujudnya sebuah program sampai pada saat pelaksanaan program tersebut. Bagaimana alurnya, dimana klimaksnya, dimana daya tariknya, kejutan apa dan lain-lain.

3. Konsep Tertulis. Ini terwujud dalam bentuk proposal tertulis. Proposal ini harus ringkas, singkat, informasi, detil, menarik dan mudah dimengerti.

4. Rancangan Waktu Kerja. Hal ini biasa disebut dengan time scheadule, termasuk susunan acara yang rinci (run down).

5. Kontak Penampil. Gerakan menghubungi semua pihak yang terlibat atau terkait pada program tertentu. Kontak dilakukan secara rinci, jelas, tepat dan akurat

(54)

untuk mencegah terjadinya over budget. Jadi harus diadakan upaya balancing terus-menerus.

7. Informasi. Ini merupakan langkah upaya mendatangkan tamu atau penonton. Untuk program privat, biasanya cukup dengan undangan, sedangkan untuk program event yang besar perlu langkah publikasi, pemasaran, promosi dan lain-lain.

8. Kontrol Pelaksana. Mendekati hari pelaksanaan dan pada saat pelaksanaan, tingkat kontrol harus semakin meningkat, karena disaat-saat itulah biasanya hal-hal tak terduga terjadi dan membutuhkan antisipasi cepat untuk menerapkan rencana A, B, C dan seterusnya. 9. Doa Bersama. Langkah ini menjadi sangat penting karena apapun yang

kita rencanakan dan kita lakukan, kita perlu membangun kebersamaan yang solid dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk memberikan karunia.

10.Laporan Akhir. Setelah evaluasi, semua harus tersusun dalam satu berkas laporan akhir yang lengkap, termaksud

C. Indie Clothing Expo Surabaya

(55)

Sejak tahun 2009, ICE dibuat untuk dapat memberikan sebuah dobrakan terhadap industry clothing dan produk local agar tidak kalah dengan produk dari luar negeri yang beredar bebas di Indonesia. “This is US!” diangkat menjadi tema dari The 6th ICE untuk menjadi sebuah statement penggemar produk lokal dan pelaku industri lokal bahwa pasar untuk brand – brand lokal tidak kalah dengan produk luar.

Pandangan ini setiap tahunnya semakin didukung oleh masyarakat dan semakin menjadi identitas diadakannya secara rutin ICE. Hal ini terbukti dengan meningkatnya pengunjung setiap tahunnya, tahun 2013 kemarin saja mencapai 50.000 pengunjung selama 3 hari pameran ini diadakan. Tidak hanya dari pengunjung, namun juga semakin banyaknya brand local yang mengkuti, tidak hanya dari Surabaya, Bandung, Jakarta, Yogyakarta dan Malang, namun juga brand peserta pameran ini semakin bertambah dari kota – kota lain seperti Denpasar dan Solo.

The 6th ICE tidak hanya menjadi sebuah ajang mengenal brand – brand lokal Indonesia, namun juga ajang bertemu para musisi sidestream dan komunitas – komunitas yang berkembang di Surabaya. Hal tersebut bisa dilihat dari rentetan

program acara yang digeber selama 3 hari13. 1. Program Acara

Dua stage akan di sediakan di The 6th ICE, untuk outdoor stage akan dipenuhi dengan band – band Surabaya yang tergabung di Sound of Surabaya. 50 band akan perform di Outdoor stage ini selama 3 hari. Band – band ini terpilih

13

(56)

dari 200 band yang submit ke www.indieclothingexpo.com. Selain itu akan ada special performance dari Rosemary, Mocca dan Ras Muhamad.

Sedangkan di Indoor stage akan dipenuhi dengan 15 band SMA terbaik yang lolos dari audisi Highschool band competition, komunitas – komunitas dance, dan guitar heroes yang akan perform di gitaran sore.

55 komunitas juga akan bergabung dalam Community Festival untuk unjuk kemampuan dan eksistensi komunitas tersebut di Surabaya.

2014 adalah tahun kedua Surabaya Kustom Garage di ICE. Dan tahun ini akan disupport oleh 16 bengkel dan komunitas motor kustom di Surabaya.

(57)

BAB III PENYAJIAN DATA

A. Event Indie Clothing Surabaya

Untuk menciptakan hasil yang sangat memuaskan dalam sebuah kegiatan sangat dibutuhkan sekali sebuah laporan yang menarik dari tiap tahun diadakan dari sebuah event, karena sebuah informasi dapat didikusikan dengan suatu masalah , berhubungan dengan proyek atau menguraikan dalam suatu rekomendasi. Kegiatan inilah yang menjadi salah satu acuan awal pelaksanaan di tiap memulai konsep1. 2014 menjadi tahun keenam bagi Indie Clothing Expo (ICE) dan semakin menguatkan pameran ini menjadi sebuah pameran yang ditunggu setiap tahunnya. Berawal dari tahun 2009, PT. Dyandra Promosindo (Perusahaan swasta) bekerjasama dengan Kreatif Independent Clothing Komunity (KICK) untuk menyukseskan event ini setiap tahunnya. Tahun ini semakin mengukuhkan identitas ICE sebagai pameran yang berbeda dari pameran clothing sejenis lainnya di Surabaya.

sebuah tema yang diharapkan dapat memperkuat identitas dari ICE yang menjadi sebuah event yang ditunggu oleh publik Surabaya. This is us!, menjadi sebuah statement bahwa The 6th ICE merupakan sebuah event dimana industri clothing, lifestyle, komunitas dan musik bertemu.

1

(58)

Dan di tahun ini THE6THICE mendapatkan support full dari Telkomsel, dengan produk LOOP nya. Karena itu di tahun ini, kita menyebutnya menjadi LOOPTHE6THICE. Seperti di tahun tahun sebelumnya, LOOPTHE6THICE akan dihadiri oleh brand brand dari kota di Indonesia, seperti Bandung, Jogja, Malang, Solo, Semarang, Jakarta, Bali, dan Surabaya sendiri.

Total di tahun ini, LOOPTHE6THICE akan menghadirkan 145 booth brand, dengan puluhan booth komunitas, dan foodcourt. Yang asyik LOOPTHE6THICE kali ini akan menyuguhkan area pameran yang bertematik museum, agar menguatkan tema THIS IS US itu sendiri2.

Dalam menjalankan sebuah event sendiri PT. Dyandra Promosindo (Perusahaan Swasta ) memiliki acuan khusus agar dapat menjalankan sebuah konsep menjadi obyektif untuk dilakukan dilapangan ,yaitu operasional, program acara dan promosi3.

Adapun aturan yang baku untuk menertibkan semua hal agar acara berjalan dengan lancar di Event Indie Clothing Expo surabaya atau disebut ―Manual Book Event‖sebagai dasar aturan operasional 4:

1. Informasi Umum

Wawancara dengan Topan Lazuardi selaku Branch Manager dari PT Dyandra Promosindo, Surabaya, 10 April 2015

4

(59)

3. Tempat Pelaksanaan Grand City Surabaya

Jl. Walikota Mustajab Surabaya 60272 Phone : 031- 545 9000

Jl.Basuki Rachmat 93 – 105, Surabaya 60271

Phone : (031) 5313177 Fax : (031) 5323277 email : surabaya@dyandra.com

5. Website

http://www.indieclothingexpo.com 7. Tiket Masuk

Pameran ini terbuka untuk umum dengan harga tiket perorangan perkunjungan sebagai berikut :

Jumat - Minggu : Rp. 20.000,- (Lima Belas Ribu Rupiah)

Khusus Jumat pada program Friday 15th harga tiket Rp 15.000 (10.00 – 13.00)

Bebas Biaya masuk untuk :

1. Anak-anak usia dibawah 2 tahun 2. Lansia diatas 65 tahun

2. Pemasukan Dan Pengeluaran Barang Pameran

Peraturan berikut akan menjelaskan beberapa aturan dasar yang dibutuhkan oleh peserta, kontraktor pameran dan pihak terkait lainnya, dalam tahap perencanaan, pendisainan stand, dan pengoperasian barang display dengan ketentuan sebagai berikut :

 Ciptakan lingkungan pameran yang menawarkan ―Quality and Style‖ dengan display yang menarik sesuai dengan tema pameran.

 Ciptakan lingkungan pameran yang lebih nyaman, mudah dikunjungi serta memenuhi kriteria kepuasan pengunjung pameran.

(60)

 Tidak mengganggu kenyamanan diluar standnya, sebagai contoh suara, tata cahaya serta arus pengunjung yang menumpuk akibat adanya pertunjukan ataupun display barang di dalam stand.

 Selain biaya pameran yang ditanggung oleh peserta, setiap peserta bertanggung jawab atas seluruh biaya operasional yang ditimbulkan.

 Setiap peserta pameran dan atau perwakilannya diharuskan membayar dalam kurs rupiah untuk segala bentuk transaksi dilapangan kepada penyelenggara sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan, seperti biaya penambahan fasilitas dan biaya lainnya.

2.1 Tanda Masuk Pameran ( ID CARD )

Exhibitor Pass (Tanda masuk peserta pameran)

 Setiap peserta berhak memperoleh 5(lima) lembar Exhibitor Pass untuk setiap 1 stand (kelipatan keatas).

Exhibitor Pass harus dikenakan selama masa set-up, showdays hingga breakdown

Exhibitor Pass digunakan pada saat peserta memasuki area pameran ( 09.00 – 23.00 wib pada hari Jumat - Minggu)

Setiap ada penambahan ID card akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp. 30.000,- per ID Card

2.2 Masa Pembangunan dan Pembongkaran Stand.

Pembangunan, Pemasukan barang display dan pembongkaran.

Hari,

Tanggal Waktu Aktifitas

Pelaku

Pembangunan Stan Special & standart

Design Kontraktor

Pembangunan Stan Special & Standart

Design Kontraktor

14.00

– 21.00 Loading Barang / Dekorasi stand Peserta 19.00

- 21.00 Tes Listrik Kontraktor

21.00

- 22.00 Pengunjung Masuk Dyandra

Minggu, 9 November

2014

22.00

Gambar

Tabel :
Tabel 1.1 : Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 1.2 : Strategi pelaksanaan
Tabel 1.3 : Model Komunikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun, penelitian ini hanya akan terfokus kepada logo perusahaan sebagai salah satu dari beberapa corporate identity yang dimiliki perusahaan karena logo merupakan suatu identitas

menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh manager dan prinsipal yang terikat dalam kontrak bisa saling mengarahkan kemungkinan pemilihan alternatif tindakan

Mata Pelajaran Nilai

a) Orang tidak dapat menggantikan tempat orang yang masih hidup, sebagaimana Putusan H.R. tanggal 15 April 1932, N.J 1932, 1665 memutuskan sebagai berikut: Apabila

besamya untuk portal tiap-tiap lantai. Pada setiap perencanaan struktur, data yang harus didapatkan untuk. pcrcncanaan awa l yaitu data bangunan dan data tanah.. Data

[r]

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 110 huruf b dan Pasal 112 Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, retribusi pelayanan

Akan tetapi, belum ada penelitian yang pernah dilakukan untuk mengetahui besarnya perbedaan pendapatan antara petani kopi organik dan petani kopi anorganik di