"#$%&#'&(#)#'"*+,"-#,,#./+"%'#'.(%+#0#1# %'-%&..'%",##,#-%(+,1#+#-#'
)##..'1,#"&#'+2/+#.#+$#'#')")"&#'#-.#-"")45
vii ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER PADA MATERI KOORDINAT KARTESIUS KELAS VIII DI SMP DARUL
MUTA’ALLIMIN TAMAN SIDOARJO Oleh :
Arista Nur Jannah AR D04211023
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan RPP, LKS, dan
Handout bagi siswa kelas VIII sebagai media dalam pelaksanaan
pembelajaran di SMP. Pengembangan ini untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran tentang materi koordinat kartesius.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan Jerrolt E. Kemp. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A SMP Darul Muta’allimin Taman Sidoarjo. Hanya 20 siswa yang menjadi uji coba penelitian ini. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan validasi ahli, observasi, angket, dan tes. Validasi ahli digunakan untuk mengetahui perangkat pembelajaran valid dan praktis, observasi digunakan untuk data aktifitas siswa dan keterlaksanaan RPP, angket digunakan untuk mengetahui respon siswa, dan sedangkan tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Data analisis secara deskriptif kualitatif.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran dengan model MURDER membantu siswa dalam memahami materi. Hal ini dapat dilihat dari (1) hasil validasi ahli mendapatkan rata-rata dengan kriteria baik, (2) hasil kepraktisan perangkat pembelajaran mendapatkan hasil rata-rata nilai B yang berarti perangkat pembelajaran layak digunakan dengan sedikit revisi, (3) hasil keefektifan perangkat pembelajan dinilai dari keterlaksanaan RPP dengan rata-rata skor 3,42 yang berpredikat baik, aktifitas siswa dinilai baik, hasil belajar siswa memiliki rata-rata sangat baik, serta respons siswa mendapat nilai yang positif. Pengembangan perangkat pembelajaran dengan model MURDER memiliki rata-rata nilai baik dari segi kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... xiv
BIODATA PENULIS ... xv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Batasan masalah ... 6
F. Definisi Istilah ... 6
G. Sistematika pembahasan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Model Pembelajaran MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review) ... 9
1. Pengertian Model Pembelajaran ... 9
2. MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review) ... 11
B. Perangkat Pembelajaran MURDER ... 17
1. RPP ... 17
2. LKS ... 18
3. Handout ... 20
C. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran MURDER ... 21
D. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran MURDER ... 25
1. Validitas perangkat pembelajaran ... 25
x
3. Kepraktisan perangkat pembelajaran... 27
E. Materi Koordinat Kartesius ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37
A. Jenis Penelitian ... 37
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 37
C. Subjek Penelitian ... 37
D. Prosedur Penelitian ... 37
E. Data dan Sumber Data ... 39
F. Instrumen Penelitian ... 39
G. Teknik Pengumpulan Data ... 39
H. Teknik Analisis Data ... 40
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Proses Pengembangan ... 47
B. Hasil Pengembangan Perangkat ... 50
C. Keefektifan Perangkat Pembelajaran ... 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 91
A. Simpulan ... 65
B. Saran ... 66
DAFTAR TABEL
2. 1 Langkah-langkah model pembelajaran MURDER ... 15
3. 1 Kriteria skala penilaian validasi ... 41
3. 2 Kategori interpretasi skala validasi ... 41
3. 3 Kriteria skala penilaian keterlaksanaan RPP ... 42
3. 4 Kriteria penilaian pelaksanaan pembelajaran ... 42
3. 5 Skor penilaian sikap ... 44
3. 6 konversi skor penilaian pengetahuan ... 45
3. 7 Skor Penilaian Ketrampilan ... 45
4.1 Hasil validasi RPP ... 50
4.2 Daftar revisi RPP ... 51
4.3 Hasil validasi Lembar Kerja Siswa ... 53
4.4 Daftar revisi Lembar Kerja Siswa ... 54
4.5 Hasil validasi Handout ... 55
4.6 Daftar revisi Handout ... 56
4.7 Hasil penilaian kepraktisan perangkat pembelajaran ... 57
4.8 Hasil penilaian keterlaksanaan RPP ... 59
4.9 Aspek penilaian sikap sosial ... 61
4.10 Aspek penilaian pengetahuan... 62
4.11 Aspek penilaian ketrampilan siswa ... 63
xii
DAFTAR GAMBAR
B
AB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPendidikan merupakan elemen penting digunakan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang kelak akan berguna bagi kemajuan Negara Indonesia. Dengan pendidikan yang bermutu, Indonesia akan mampu bersaing dengan perkembangan zaman yang semakin maju ini. Oleh sebab itu pendidikan di Indonesia harus selalu diperbaharui waktu demi waktu untuk mencapai mutu yang sangat baik. Pendidikan di Indonesia jauh dari kata sempurna, ini dikarenakan “Menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO, Indonesia berada diposisi ke-64 untuk pendidikan diseluruh dunia dari 120 negara.1 Fakta tersebut mengatakan
bahwa Indonesia haruslah berbenah dengan pendidikannya. Pemerintah Indonesia telah berupaya pada pendidikan di Indonesia, cara pemerintah memperbaiki pendidikan Indonesia yaitu dengan perubahan kurikulum. Kurikulum adalah sebuah rancangan pembelajaran yang dijadikan sebagai acuan dari suatu lembaga pendidikan. Perubahan Kurikulum Satuan Belajar (KTSP) menjadi kurikulum 2013 yang diterapkan oleh pemerintah saat ini dimaksudkan agar proses pembelajaran menekankan pada keaktifan peserta didik di kelas. Guru bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar. Kurikulum 2013 yang diberlakukan saat ini lebih menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan peserta didik. Penguasaan pada materi tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran yang real.
1 Rachmad Faisal Harahap, “Astaga, RI Peringkat ke 64 untuk Pendidikan”, diakses dari
2
Upaya pemerintah yang diyakini dapat meningkatkan kualitas pendidikan ternyata saat ini belum menunjukkan hasil yang optimal. Seperti yang terjadi di sekolah menengah atas di Bojonegoro yaitu SMKN 1 Bojonegoro, pembelajaran matematika di sekolah ini menggunakan metode pembelajaran yang tidak menarik sehingga siswa menjadi tidak bersemangat dalam belajar.2 Salah satu metode yang diajarkan guru adalah
siswa menulis materi yang ada dibuku guru, lalu mempelajarinya secara individu tanpa ada bimbingan mengajar oleh guru. Metode yang digunakan tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Kurikulum 2013 tidak menjadikan pasif para peserta didik, melainkan membuat siswa semakin aktif dalam pembelajaran.
Jean Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan (action). Perkembangan pengetahuan anak bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. 3 Dengan kata lain perkembangan
pengetahuan peserta didik dapat digali dengan cara tindakan. Tindakan yang dilakukan oleh guru, serta tindakan yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri. Guru sebagai fasilitator juga berperan aktif dalam mengawasi dan membimbing peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran.
Salah satu pembelajaran yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran yang berdasar kepada tindakan peserta didik yaitu pembelajaran MURDER. MURDER adalah model pembelajaran kooperatif yang memmiliki langkah-langkah yaitu mood (mengatur suasana hati), understand (bagian membaca dalam hati), recall (mengulangg ide utama), digest (menelaah materi sebelumnya), expand (mengembangkan materi yang ada), review (merangkum seluruh isi).4
2 Berdasarkan Narasumber Isna Nur Syafitri sesuai hasil pengamatan setelah mengajar di SMKN 1 Bojonegoro
3
Pada tahap mood (suasasana hati) guru memotivasi siswa untuk belajar. Menciptakan suasana hati untuk siswa belajar menjadi dasar penting yang dilakukan guru saat awal pembelajaran untuk menimbulkan rasa semangat dan ingin untuk belajar.5
Tahap understand (pemahaman), siswa membaca materi yang diberikan kemudian menandai bagian-bagian penting yang ada pada materi tersebut.6 Bagian penting tersebut dikatakan
sebagai tujuan dari pembelajaran, tanpa itu maka pengetahuan sikap dan pengetahuan tidak bermakna. Dan perlu diketahui bahwa pemahaman tidak sekedar diingat dan dihafal melainkan juga menghendaki subyek pembelajaran dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Tahap recall (pengulangan) siswa mengulang berarti siswa berusaha untuk memasukkan informasi kedalam ingatan jangka panjang seseorang. Waktu yang tepat untuk melakukan recall pada model ini adalah ketika siswa selesai membaca materi. Me-recall bertujuan agar siswa memiliki kesempatan untuk membentuk atau menyusun kembali informasi yang telah mereka simpan.7
Digest (penelaahan) yaitu proses penyelidikan atau mengkaji sesuatu.8 Keberhasilan suatu proses pembelajaran
dikukur bagaimana siswa dapat menguasai materi pelajaran. Untuk menguasai materi dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber belajar lain untuk menyelesaikan masalah pelajaran, misalnya dengan menggunakan majalah, artikel, buku lain yang relevan, internet, atau dengan diskusi kelompok.
5 Ibid
6 Jhon R Hayes, “The complete Problem Solver”, (Philadelphia: The Frankling Institute Press, 1981), 722
7 Jamarah S.B., Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005), 108
4
Tahap expand (pengembangan) merupakan upaya meningkatkan mutu agar dipakai untuk berbagai keperluan dimasa depan.9 Dengan pengembangan siswa akan lebih banyak
mengetahui tentang hal-hal yang telah dipelajari.
Tahap terakhir adalah review (mengulang kembali) merupakan proses mempelajari kembali materi yang telah dipelajari. Tahap ini guru juga mengevaluasi pemahaman siswa terkait dengan konsep yang telah dipelajari.10
Komponen dalam pembelajaran MURDER saling berkaitan dan menjadi sintaks dari model pembelajaran. Dengan uraian penjelasan pembelajaran MURDER, cocok untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Dengan membangkitkan motivasi belajar peserta didik, peserta didik akan gampang untuk menyerap informasi materi yang disampaikan. Ini berarti peserta didik akan mempunyai tindakan untuk belajar karena memiliki motivasi untuk mencari informasi yang dia inginkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik mengangkat judul “Pengembangan Perangkat Model Pembelajaran MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review) pada Materi Koordinat Kartesius Kelas VIII di SMP Darul Muta’allimin”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil pengembangan perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review) pada materi Koordinat Kartesius secara valid dan praktis ?
2. Bagaimana keefektifan hasil pengembangan perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review) pada materi Koordinat Kartesius?
9 Ibid
5
C. Tujuan Penelitihan
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil pengembangan perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review) secara valid dan praktis
2. Untuk mengetahui keefektifan hasil pengembangan perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review) pada materi Koordinat Kartesius
D. Manfaat Penelitihan 1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai model MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review)
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengola kelas dan menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan metode pembelajaran yang dianggap efektif dan efisien.
4. Bagi Siswa
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, penerapan model pembelajaran matematika dengan model MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review) diharapkan dapat membantu meningkatkan motivasi dan minat belajar matematika siswa, serta menurunkan tingkat phobia, ketakutan, maupun ketidaksukaan siswa terhadap matematika.
5. Bagi Peneliti Lain
6
E. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya pembahasan maka dalam penelitian ini ruang lingkup penelitian ditetapkan sebagai berikut :
1. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada penelitihan ini hanya sebatas pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa), dan Handout.
2. Pada penelitian ini diujicobakan secara terbatas pada kelas VIII-A di SMP Darul Muta’allimin Taman Sidoarjo sebanyak 20 siswa untuk dilihat hasil belajar dan respons siswa terhadap pembelajaran
F. Definisi Istilah
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berlainan dan menimbulkan ketidakjelasan dalam mengambil kesimpulan dan penilaian dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi tentang istilah-istilah yang digunakan sebagai berikut:
1. Perangkat pembelajaran ialah suatu sarana pembelajaran yang digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Handout.
2. MURDER merupakan akronim dari Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review. Yang merupakan enam langkah dari pembelajaran yang merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang berkembang berdasarkan perspektif psikologi kognitif. Keenam langkah pembelajaran MURDER yaitu mood (suasana hati), understand (memahami), recall (mengulang kembali), digest (menelaah), expand (pengembangan), dan review (mengecek kembali).
7
4. Valid adalah ketepatan suatu perangkat pembelajaran dalam melakukan fungsi ukurnya. Perangkat dikatakan valid jika validator menyatakan bahwa perangkat tersebut telah baik aspek – aspeknya yaitu: a) ketetapan isinya, b) materi pelajaran, c) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, d) desain fisik.
5. Perangkat dikatakan praktis jika validator menyatakan bahwa perangkat layak digunakan di lapangan dan realitanya menunjukkan bahwa mudah bagi para pengguna untuk menggunakan perangkat pembelajaran tersebut secara leluasa.
6. Efektif adalah seberapa besar pembelajaran dengan menggunakan perangkat yang dikembangkan mencapai indikator-indikator efektivitas pembelajaran. Adapun indikator-indikator efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini meliputi :
a. Aktivitas siswa efektif
b. Keterlaksanaan sintaks pembelajaran efektif c. Respon siswa terhadap pembelajaran positif
d. Rata-rata hasil belajar siswa memenuhi batas ketuntasan
7. Aktivitas siswa adalah kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung diukur dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.
8. Ketuntasan hasil belajar siswa dapat menjadi indikator minimal oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran, dapat ditinjau dari segi aspek pengetahuan di mana penilaian dapat dilakukan melalui soal pilihan ganda dan uraian, sedangkan aspek sikap terdiri dari aspek spiritual dan sosial sedangkan penilaian aspek keterampilan dapat dilakukan melalui pengamatan langsung yang terdiri dari keterampilan proses ilmiah dan keterampilan psikomotor.
8
G. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini merupakan bagian awal dari penulisan skripsi yang meliputi : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keterbatasan penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. Bab II Landasan Teori, bab ini merupakan bagian kedua
dari penulisan skripsi yang berisi tentang : Pertama, pembahasan mengenai pengertian
model pembelajaran MURDER. Kedua,
pembahasan mengenai perangkat pembelajaran MURDER. Ketiga, proses pengembangan perangkat pembelajaran MURDER. Keempat, hasil pengembangan perangkat pembelajaran. Kelima, materi Koordinat Kartesius.
Bab III Metode Penelitian, bab ini merupakan bagian ketiga dari penulisan skripsi yang berisi tentang : jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, objek penelitian, prosedur penelitian, data dan sumber data, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab IV Hasil dan pembahasan berisi tentang analisis data dan pembahasan.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran MURDER (Mood, Understand, Recall,
Digest, Expand, Review)
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan suatu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif. Model pembelajaran ialah suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung. Menurut Seel and Richey, model pembelajaran adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan.1
Kata dasar dari pembelajaran adalah belajar. Belajar merupakan proses perubahan diri seseorang. Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana belajar. Adapun pembelajaran tidak jauh dengan istilah pendidikan. Pembelajaran merupakan aktifitas guru dikelas yang terprogram yang bertujuan membuat siswa belajar secara aktif. Jika guru memahami proses bagaimana pengetahuan didapat, maka guru dapat menentukan strateri pembelajaran yang tepat bagi siswanya.
Model pembelajaran menurut Soekamto adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.2 Joyce dan Weil menyatakan bahwa ”Models of teaching are really models of learning. As we help student acquire information, ideas, sklills, value, ways of thingking and means of expressing themselve, we are also teaching them how to learn.” ini berati model pembelajaran adalah model belajar, dengan model tersebut guru dapat membantu siswa
1 Muhammat Rahman – Sofan Amri, Model Pembelajaran ARIAS Terintergratif, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2014),85
10
untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, ketrampilan, cara berfikir, dan mengeksplor ide diri sendiri.3
Arends menyatakan istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengolahannya.4 Dari pengertian model dan pembelajaran diatas, maka dapat disimpulakan model pembelajaran adalah suatu prosedur yang berisi perencanaan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas. Dalam pendidikan, model pembelajaran berarti teknik atau cara guru pada pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Ciri-ciri model pembelajaran adalah sebagai berikut :5 a. Rasional Teoritik yang logis dan disusun oleh
para pencipta atau pengembangannya
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat berhasil diaplikasikan d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
belajar dapat tercapai.
Macam-macam model pembelajaran sangat banyak, salah satunya yaitu model kolabobarif MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review). Pada penelitihan ini akan dikembangkan perangkat pembelajaran dengan model MURDER.
2. MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review)
a. Pengertian dan Teori
Pembelajaran kooperatif melibatkan partisipasi aktif dari para siswa dan
3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010),51
4 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Learning, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007), 5-6
11
meminimalisasi kesenjangan sosial antar individu. Pembelajaran kooperatif menumbuhkan rasa kesadaran siswa untuk bersosialisasi antar teman demi menjaga kekerabatan. Menumbuhkan kesadaran bersosialisasi antar teman perlu upaya mengadakan pembelajaran kooperatif yang menarik untuk mewujudkan pembelajaran bermakna. Metode pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitihan ini adalah MURDER. Sistem pembelajaran MURDER ini dikenalkan oleh Dansereau pada buku Jhon R. Hayes “The Complete Problem Solver”.
Dansereau mengemukakan bahwa “The acronym MURDER stands for the six parts of study system : Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, and Review”6. Artinya Murder terdiri dari enam bagian yaitu Mood (suasana hati), Understand (memahami), Recall (pengulangan kembali), Digest (penelaahan), Expand (pengembangan), and Review (pelajari kembali). Pertama kali MURDER dikenalkan oleh Hythacher, Danserau dan Rocklin pada tahun 1988 yang merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang berkembang berdasarkan perspektif psikologi kognitif.
Weinstein and mayer berkata “ The rationale for learning strategies is that good teaching includes teaching students how to learn, remember, and think and how to motivate themselves”.7 Weistein menyatakan bahwa dasar dari strategi pembelajaran adalah mengajar yang baik termasuk mengajar siswa bagaimana untuk belajar, mengingat, dan berfikir dan bagaimana untuk memitovasi dirinya sendiri. Model
6Jhon R Hayes, “The complete Problem Solver”, (Philadelphia: The Frankling Institute Press, 1981), 721
12
pembelajaran MURDER cocok untuk diterapkan pada pembelajaran tersebut. Pembelajaran MURDER yang memiliki komponen mood mementingkan kepada suasana hati siswa dalam belajar. Sebelum belajar siswa dimotivasi agar ingin untuk belajar. Tidak hanya itu, MURDER merupakan strategi yang digunakan untuk mengembangkan sistem belajar yang efektif dan efisien untuk mengaktifkan siswa dengan merangsang kemampuan kognitif siswa.
MURDER dikenalkan oleh Dansereau berdasarkan teori Prikologi Kognitif. Teori ini dikembangkan oleh Jean Piaget seorang psikologi Swiss. Teori psikologi kognitif berpengaruh terhadap kecerdasan siswa. Belajar menurut teori kognitif adalah perubahan presepsi pemahaman yang tidak selalu berbentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur. Asumsi dari teori ini adalah seseorang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman masa lalu yang tertata dalam stuktur kognitifnya. Seseorang tersebut akan beradaptasi dengan pengetahuan baru lalu beradaptasi dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
13
b. Karakteristik model pembelajaran MURDER MURDER merupakan akronim dari Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review. MURDER mempunyai komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen tersebut dapat membedakan model MURDER dengan model-model pembelajaran yang lain.
Adapun dalam penelitian ini masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Mood (suasasana hati) berarti suasana hati, menciptakan suasana hati untuk belajar berarti sama halnya dengan memotivasi siswa untuk belajar. Menciptakan suasana hati untuk siswa belajar menjadi dasar penting yang dilakukan guru saat awal pembelajaran untuk menimbulkan rasa semangat dan ingin untuk belajar.
2) Understand (pemahaman) merupakan kata dasar dari paham yang artinya mengetahui benar. Pemahaman berarti mengetahui benar akan sesuatu yang dia tahu. Dalam komponen ini siswa membaca materi yang diberikan kemudian menandai bagian-bagian penting yang ada pada materi tersebut. Bagian penting tersebut dikatakan sebagai tujuan dari pembelajaran, tanpa itu maka pengetahuan sikap dan pengetahuan tidak bermakna. Dan perlu diketahui bahwa pemahaman tidak sekedar diingat dan dihafal melainkan juga menghendaki subyek pembelajaran dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
14
recall pada model ini adalah ketika siswa kembali ke topik setelah jeda. Jika tidak mengulang kembali topik yang telah dipelajari, siswa akan langsung mendapatkan topik berikutnya. Hal ini membuat siswa belajar semakin sulit, karena didalam otak sedikit pemahaman yang dapat dilakukan ketika pengaitkan satu topik dengan topik berikutnya. Me-recall bertujuan agar siswa memiliki kesempatan untuk membentuk atau menyusun kembali informasi yang telah mereka simpan.8
4) Digest (penelaahan) yaitu proses penyelidikan atau mengkaji sesuatu. Keberhasilan suatu proses pembelajaran dikukur bagaimana siswa dapat menguasai materi pelajaran. Untuk menguasai materi dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber belajar lain untuk menyelesaikan masalah pelajaran, misalnya dengan menggunakan majalah, artikel, buku lain yang relevan, internet, atau dengan diskusi kelompok.
5) Expand (pengembangan) merupakan upaya meningkatkan mutu agar dipakai untuk berbagai keperluan dimasa depan. Dengan pengembangan siswa akan lebih banyak mengetahui tentang hal-hal yang telah dipelajari.
15
6) Review (mengulang kembali) merupakan proses mempelajari kembali materi yang telah dipelajari. Tujuan mereview yaitu untuk mengembangkan materi yang diajarkan dengan mempelajari penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan mempelajari materi tersebut sehingga dapat diingat dengan baik.
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran MURDER Langkah-langkah penerapan model pembelajaran MURDER tidak lain adalah dari enam komponen itu sendiri, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Langkah-langkah model pembelajaran MURDER
Fase Keterangan
Mood Guru memberi motivasi agar menciptakan suasana hati yang positif untuk siswa
Understand
Siswa mempelajari materi lalu menandai bagian yang penting secara individu atau kelompok latihan
Recall
Setelah mempelajari materi pelajaran, segeralah berhenti, ulang kembali materi yang sudah ditandai
Digest Mencari materi yang sama pada buku paket lain atau artikel atau sumber lainnya.
Expand
Mencari hubungan materi dengan kehidupan sehari-hari dan mengaitkannya lalu mengembangkannya
16
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran MURDER
Pada pembelajaran kooperatif tipe MURDER terdapat kelebihan dan kekurangan yang ditimbulkan, yang dampaknya dapat dirasakan oleh siswa, antara lain kelebihannya adalah :
1) Setiap siswa bisa bersosialisasi dengan sesama temannya membentuk suatu kelompok.
2) Memiliki rasa tanggung jawab atas materi pembelajarannya, dan pembelajaran anggota kelompoknya. 3) Saling bekerja sama untuk menjadi
kelompok terbaik.
4) Saling mendukung, mendorong dan merayakan keberhasilan bersama. 5) Setiap anggota dapat berefleksi
kembali untuk meningkatkan performanya agar mampu berkonstribusi maksimal kepada kelompoknya masing-masing.
Sedangkan untuk kelemahan pada pembelajaran model MURDER adalah :
1) Karena suasana cenderung ramai, maka konsentrasi siswa menurun.
2) Siswa yang daya tangkapnya lemah merasa ketinggalan dalam pembelajaran.
B. Perangkat Pembelajaran MURDER
17
proses pembelajaran didalam kelas. Perangkat pembelajaran sangat penting untuk mengorganisir suatu proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Perangkat pembelajaran meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa, Lembar Kerja Siswa dan Lembar Penilaian.
Pada penelitian ini yang dikembangkan hanya meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa, dan Handout yang menggunakan model MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review) pada materi koordinat kartesius.
1. RPP
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah rancangan atau rangkaian proses pembelajaran di dalam kelas yang disusun oleh guru untuk memgorganisir proses pembelajarannya agar mencapai tujuan pembelajaran yang terarah. Tujuan pembelajaran yang terarah dalam hal ini yaitu pada SK, KD, dan Indikator pada hari itu. Contoh format RPP adalah sebagai berikut :
a. Identitas mata pelajaran meliputi : 1) Satuan Pendidikan
2) Mata Pelajaran 3) Kelas/semester 4) Materi Pokok 5) Alokasi Waktu b. KI
c. KD dan Indikator d. Tujuan pembelajaran e. Materi pembelajaran f. Metode pembelajaran g. Sumber belajar h. Media belajar
i. Langkah-langkah pembelajaran j. Penilaian
Langkah-langkah penyusunan RPP adalah sebagai berikut :
a. Pengkajian silabus
b. Perumusan indikator pencapaian KD pada KI c. Materi pembelajaran dapat berasal dari buku atau
18
dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran
d. Penjabaran proses pembelajaran yang ada pada buku disesuaikan dengan kondisi peserta didik dengan menggunakan media, alat, bahan, dan sumber belajar
e. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan f. Pengembangan penilaian sesuai dengan nilai
spiritual, sosial, pengetahuan, dan ketrampilan g. Menentukan media untuk menunjang proses
pembelajaran
2. LKS
LKS (Lembar Kerja Siswa) yaitu suatu lembar tugas yang diberikan kepada siswa berisi langkah-langkah dan petunjuk untuk mengerjakan tugas. LKS dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi.
Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS) oleh Achmadi yaitu sebagai berikut :9
a. Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran
b. Membantu siswa mengembangkan konsep c. Melatih siswa untuk menemukan dan
mengembangkan ketrampilan proses
d. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran e. Membantu siswa dalam memperoleh informasi
tentang konsep yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis
f. Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran
19
Adapun struktur LKS secara umum menurut Depdiknas adalah sebagai berikut:10
a. Judul
b. Petunjuk belajar
c. Kompetensi yang akan dicapai d. Informasi pendukung
e. Tugas – tugas dan langkah – langkah kerja f. Penilaian
Langkah-langkah dalam penyusunan LKS menurut Depdiknas adalah sebagai berikut :11
a. Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang menentukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar yang akan diajarkan
b. Menyusun peta kebutuhan LKS berguna untuk mengetahui jumlah kebutuhan LKS dan urutan LKS
c. Menetapkan judul-judul LKS harus sesuai dengan kompetensi dasar matematika dan pengalaman siswa
d. Penulisan LKS memenuhi perumusan KD yang harus dikuasai, menentukan alat penilaian, menyusun materi dari berbagai sumber, memperhatikan struktur LKS.
Keempat langkah-langkah penulisan LKS sebelum diberikan kepada peserta didik, kita perlu melakukan pengecekan terlebih dahulu. Ada empat variabel yang perlu kita cermati yaitu :12
a. Kesesuaian desain dengan tujuan pembelajaran yang berangkat dari kompetensi dasar
b. Kesesuaian materi dan tujuan pembelajaran
10 Departemen Pendidikan Nasional,“Pengertian RSBI (Rintisan Pembelajaran Berstandar Internasional)”, (Jakarta: Depdiknas, 2008),24
11 Ibid 23-24
20
c. Kesesuaian elemen atau unsur dengan tujuan pembelajaran
d. Kejelasan penyampaian. Pastikan LKS mudah dibaca dan tersedia cukup ruang untuk mengerjakan tugas yang diminta.
Dalam penelitian ini LKS adalah lembar yang berisi langkah-langkah kerja yang berupa tugas siswa yang dibuat oleh penulis dengan dasar model pembelajaran MURDER dan divalidasi.
3. Handout
Menurut kamus Oxford, handout is prepared statement given atau pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara.13 Handout merupakan lembar-lembar berupa bahan tertulis yang ditulis oleh guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout diambil dari refrensi buku, artikel, dan sumber lain yang terkait dengan materi. Handout biasanya didisain dengan menarik agar siswa lebih tertarik untuk belajar.
Bahan ajar handout merupakan bahan ajar yang sangat sederhana. Struktur bahan ajar ini terdiri dari dua unsur yaitu judul dan informasi pendukung. Adapun kedua unsur adalah pertama identitas handout terdiri atas nama madrasah, kelas, nama mata pelajaran, pertemuan ke-, handout ke-, jumlah halaman, dan mulai berlakunya handout. Kedua materi pokok atau materi pendukung pembelajaran yang akan disampaikan14
Adapun langkah-langkah penyusunannya adalah sebagai berikut.15
a. Melakukan analisis kurikulum, KD, dan Indikator.
b. Menentukan judul handout dan menyesuaikan dengan kompetensi dasar serta materi pokok yang akan dicapai.
c. Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan.
13 Ibid, 79
21
d. Membuat handout, kalimat yang digunakan tidak perlu terlalu panjang. Pada handout hanya menekankan pada poin-poin yang terkandung pada materi. Untuk siswa MTs/SMP, upayakan dengan kalimat yang sederhana, jumlah kalimat per paragrafnya sekitar 3-5 kalimat.
e. Evaluasi hasil tulisan di dalam handout dengan cara dibaca ulang atau meminta orang lain untuk membaca dan mendapatkan masukan.
f. Memperbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan.
g. Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout, misalnya buku, majalah, internet, atau jurnal hasil penelitian.
C. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran MURDER
Perangkat pembelajaran adalah perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Penelitian pengembangan ini menggunakan model Kemp dengan model bulat telur. Model bulat telur menunjukkan bahwa ia memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan dan masing-masing memiliki ketergantungan satu sama lain, akan tetapi diawali darimana saja sesuai dengan kebutuhan penggunanya.16 Berikut merupakan langkah-langkah pengembangan Kemp :
22
Pada model Kemp dapat memulai proses pengembangan dari komponen mana saja. Namun karena kurikulum yang berlaku saat ini berorientasi kepada Tujuan, maka proses ini juga akan dimulai dari Tujuan.
REVISI
Pelayanan Pendukung
Aktivitas Belajar / Mengajar Sumber
Penilaian Awal
Isi
Materi
Tujuan
Belajar
Karakteris tik Siswa Tujuan,
Topik, Manfaat
Evaluasi
Diagram 2.2
23
1. Tujuan
Pada tahap ini dilakukan analisis tujuan yang terdapat di dalam kurikulum yang berlaku. Secara spesifik tahapan ini sebenarnya berupa analisis tugas, yaitu sekumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas ditujukan untuk mengidentifikasi tugas atau ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk penarikan kesimpulan. Analisis tugas juga terdiri dari analisis struktur isi, analisis prosedural, analisis konsep, dan analisis pemrosesan.
a. Analisis struktur isi
Analisis struktur isi dilakukan dengan menganalisis isi dari materi yang akan dibuat mulai dari bahan kajian, pokok bahasan, dan subpokok bahasan.
b. Analisis prosedural
Analisis proseduran merupakan analisis tugas yang dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas. Prosedur pengerjaan tugas ini yang akan menjadi dasar dari prosedur menyelesaikan tugas.
c. Analisis konsep
Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusun tugas secara sistematis sesuai urutan penyajian dan merinci konsep-konsep yang relevan.
d. Analisis pemrosesan
Analisis ini dilakukan dengan menggelompokkan tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran
24
2. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa yaitu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa, motivasi belajar siswa, serta pengalaman yang dimiliki. Analisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti penelitian, serta langkah-langkah apa yang perlu diambil. Sumber untuk mengumpulkan data tersebut antara lain dari para guru, kepala sekolah, atau dokumen yang relevan seperti rapor.
3. Materi
Menentukan materi/bahan ajar yang sesuai dengan tujuan analisis tugas yang telah dirumuskan. Dalam hal ini terdiri dari pemilihan sumber belajar, materi, media, dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan di kelas.
4. Tujuan Belajar
Tujuan belajar pada tahap ini merupakan tujuan pembelajaran khusus yang diperoleh dari tujuan pada tahap 1. Dalam hal ini siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru, rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan/keberhasilan dan pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai.
5. Penilaian Awal Siswa
Penilaian awal berupa observasi dan memancing siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu, sehingga siswa tidak menjadi bosan.
6. Aktivitas Belajar Mengajar dan Sumber Belajar
25
7. Pelayanan Pendukung
Pelayanan pendukung yang dimaksud dapat berupa kebijakan operasional sekolah, fasilitas yang dimiliki, staf yang diperlukan, anggaran untuk pelaksanaan kegiatan. Meskipun pelayanan pendukung tidak berpengaruh langsung terhadap pengembangan, tetapi ini juga penting karena untuk kelancaran dalam penerapan pembelajaran.
8. Evaluasi
Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan tahap demi tahap pengembangan. Selain itu evaluasi terhadap siswa, program pembelajaran, alat evaluasi , dan model yang digunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran.
9. Revisi
Setiap tahap pengembangan akan diperoleh hasil, tahap tersebut memiliki hubungan langsung terhadap revisi, sehingga setiap hasil yang diperoleh dari suatu tahap dapat segera dilakukan revisi. Pada tahap ini revisi didahului dengan validasi. Masukan yang diperoleh dari validasi seorang pakar tersebut bisa dijadikan sebagai acuan untuk merevisi perangkat pembelajaran.
D. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran MURDER
Dalam menyatakan bahwa suatu material dikatakan berkualitas jika memenuhi aspek antara lain validitas/keshahihan (validity), kepraktisan (practicallity), keefektifan (effectiveness). Penjelasan ketiga aspek tersebut adalah sbb:
1. Validitas perangkat pembelajaran
26
melakukan fungsi ukurnya.17. Kualitas perangkat pembelajaran harus dipertimbangkan sebaik mungkin. Komponen dari tiap perangkat diperhatikan dari isi dan konten.
Idealnya, seorang pengembang perangkat pembelajaran perlu melakukan periksa ulang kepada para ahli (validator), khususnya mengenai ketetapan isi, materi pembelajaran, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, desain fisik, dll.
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa suatu perangkat pembelajaran dikatakan baik (valid), apabila telah dinilai baik oleh para ahli melalui uji kelayakan atau uji kevalidan dan dalam pelaksanaan uji coba perangkat pembelajaran tersebut dapat menyebabkan pembelajaran itu efektif.
2. Keefektifan perangkat pembelajaran
Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya bahwa perangkat pembelajaran itu dikatakan baik apabila hasil uji coba perangkat dilapangan menyebabkan pembelajaran itu efektif. Pembelajaran dikatakan berlangsung efektif bila pembelajaran itu bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Pembelajaran efektif ditentukan dari faktor internal dan eksternal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut18 :
a. Faktor internal : kecerdasan, bakat, minat, motivasi, rasa percaya diri, stabilitas emosi, komitmen, kesehatan fisik.
b. Faktor eksternal : kompetesi guru, kualifikasi guru, sarana pendukung, kualitas teman sejawat, atmosfer belajar, kepemimpinan kelas, biaya. Oleh karena itu, untuk mengetahui validitas (baik atau tidaknya) perangkat pembelajaran berdasarkan hasil ujicoba terbatas perlu ditinjau efektivitas pembelajaran dalam pelaksanaan ujicoba perangkat. Namun dalam penelitian ini
17 Sudaryono-Gaguk Margono-Wardani Rahayu, “Pengembangan instrument penelitian pendidikan”, ( Yogyakarta: Graha ilmu, 2013),103
27
untuk menentukan kriteria keefektifan hanya menggunakan beberapa indikator yaitu keterlaksanaan guru dalam mengolah pembelajaran, aktivitas siswa selama pembelajaran, respon siswa terhadap perangkat pembelajaran, respon guru terhadap perangkat pembelajaran, hasil belajar siswa baik.
3. Kepraktisan perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikatakan praktis apabila secara teoritik validator menyatakan bahwa perangkat pembelajaran dapat digunakan dengan sedikit revisi yang telah diisi pada lembar validasi perangkat dan tanpa revisi berdasarkan keterlaksanaan pembelajaran di kelas. Berdasarkan hal di atas maka perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikatakan memenuhi ketetapan kelayakan praktis jika validator mengatakan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat digunakan di lapangan. Dalam menguji kelayakan kepraktisan maka pengujian perangkat kepada para ahli/validator tersebut dijadikan satu dengan lembar validasi (lembar validasi dan lembar kepraktisan ada pada satu lembar) jadi di dalam lembar validasi juga terdapat kriteria - kriteria kepraktisan.
E. Materi Koordinat Kartesius
28
Perhatikan gambar dibawah ini!
Dalam kehidupan sehari-hari, pernakah kalian tersesat dijalan? Solusi agar tidak tersesat dijalan yaitu sebuah peta atau denah. Denah digunakan untuk menunjukkan jalan kapan harus belok kekanan, atau belok kekiri. Zaman semakin maju, saat ini denah atau yang digunakan tidak perlu berbentuk kertas lembaran, tetapi sudah ada aplikasi Google Maps yang sangat praktis untuk memudahkan pengguna berpergian jauh tanpa tersesat dijalan. Ide dari Aplikasi Google Maps tersebut menggunakan konsep koordinat kartesius.
Kasus lain yang pernah terjadi yaitu pada artikel yang berjudul “Pasangan Suami Istri di Bogor Ini Tahu Lokasi Jatuhnya Malaysia Airlines”.19 Pada artikel tersebut dinjelaskan bahwa pasangan suami istri Fajar Sahari dan Winarti yang
29
mengaku dianugerahi mampu berkomunikasi dengan alam gaib, merasa telah berkomunikasi dengan korban awak pesawat tersebut, keduanya berkata bahwa pesawat tersebut berada pada titik berikut : LU 7° 47’47.90’ Bujur Timur 105° 13’39.59” Elev-30 meter ketinggian mata 5 meter atau berada disekitar selatan ibukota Vietnam, Ho Chi Minh. Kira-kira bangkai pesawat berada pada koordinat berikut.
Manfaat koordinat kartesius dalam kehidupan sehari-hari telah kalian ketahui, dari denah sampah pencarian pesawat. Pada pembelajaran SMP sistem koordinat kartesius akan mempelajari tentang posisi titik dan garis terhadap sumbu x dan sumbu y. Berikut adalah pembahasannya.
30
terletak titik yang berjarak sama. Berikut contoh gambar koordinat kartesius :
Adapun pembahasan koordinat kartesius adalah sebagai berikut :
1. Posisi objek terhadap bidang
Sistem Koordinat merupakan kesepakatan tata cara menentukan posisi suatu tempat di muka bumi ini. Dengan adanya sistem koordinat, masyarakat menjadi saling memahami posisi masing- masing di permukaan bumi. Dengan sistem koordinat pula, pemetaan suatu wilayah menjadi lebih mudah.
31
Garis dari atas ke bawah (vertikal) yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan bumi disebut garis lintang. Garis mendatar (horizontal) yang sejajar dengan garis khatulistiwa disebut garis bujur.
32
2. Posisi titik terhadap titik awal (0,0)
Jika titik O(0,0), dianggap sebagai titik asal, maka setiap titik pada bidang koordinat, memiliki jarak terhadap titik asal. Pada sumbu x dari titik nol kekanan dan seterusnya merupakan bilangan positif, sedangkan dari titik nol kekiri dan seterusnya merupakan bilanga negatif. Pada sumbu y, dari titik nol keatas merupakan bilangan positif, dan dari titik nol kebawah merupakan bilangan negatif. Titik A, B, C dan D memiliki titik titik sebagai berikut.
Titik A pada gambar, titik A terhadap titik asal berjarak 4 satuan ke kiri dan 5 satuan ke atas. Artinya titik A memiliki koordinat (-4,5) ditulis A(-4,5)
Titik B pada gambar, titik B terhadap titik asal berjarak 6 satuan ke kiri dan 3 satuan ke bawah. Artinya titik B memiliki koordinat (-6,-3) ditulis B(-6,-3)
33
Titik D pada gambar, titik D terhadap titik asal berjarak 3 satuan ke kanan dan 6 satuan ke bawah. Artinya titik D memiliki koordinat (3,-6) ditulis D(3,-6).
3. Posisi titik terhadap titik tertentu ( , )
Posisi suatu titik pada bidang koordinat dapat ditentukan dari titik lain sebagai titik acuan. Misal titik A(2,1) sebagai titik acuan, dan titik B mempunyai koordinat (2,2), maka posisi titik B dari titik A yaitu 2 satuan ke kanan dan 2 satuan ke atas.
4. Kuadran
34
Kuadran II : Koordinat-x ngatif dan koordinat-y positif Kuadran III : Koordinat-x negatif dan
koordinat-y negatif
Kuadran IV : Koordinat-x positif dan koordinat-y negatif
5. Posisi garis terhadap sumbu x dan sumbu y
Dua garis dikatakan saling berpotongan apabila garis tersebut terletak pada satu bidang datar dan mempunyai satu titik potong.
Dua buah garis dikatakan sejajar jika kedua garis tersebut memiliki jarak yang selalu sama.
Dua buah garis dikatakan saling tegak lurus jika saling berpotongan membentuk sudut 90°.
Pada pembahasan ini akan dibahas tentang macam-macam posisi garis terhadap sumbu x dan sumbu y.
35
Pada gambar diatas, garis l memotong tegak lurus terhadap sumbu x, dan sejajar dengan sumbu y
36
Pada gambar diatas, garis K dan L saling sejajar tetapi tidak sejajar dengansumbu x dan y dan tidak tegak lurus dengan sumbu x dan y
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Fokusnya adalah pengembangan perangkat model pembelajaran MURDER. Pengembangan perangkat yang dikembangkan meliputi pengembangan RPP, LKS, dan Handout
pada materi koordinat kartesius kelas VIII. Penelitihan pengembangan ini menggunakan model bulat telur yang dikembangkan oleh Jerrold E. Kemp.1
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Darul Muta’alimin Taman Sidoarjo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016, sejak tanggal 1 sampai dengan 03 Agustus 2015
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Darul Muta’allimin Sidoarjo. Sekolah ini adalah sekolah swasta yang terakreditasi ‘A’ dan berbasis Islam. Sekolah ini terdiri dari beberapa kelas, kelas A dan B yang menjalankan sistem full day. Kelas VIII A berisi siswa laki-laki, dan kelas B berisi siswa perempuan. Kelas yang menjadi subjek penelitian adalah kelas VIII-A, siswa yang diteliti adalah 20 siswa yang dipilih atas dasar saran dari guru SMP Darul Muta’allimin.
D. Prosedur Penelitian
Awal dari penelitian yaitu melakukan studi mencari sekolah yang pas untuk dijadikan penelitian. Setelah diketahui bahwa penelitian ini dapat dilakukan maka penelitian ini akan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1Muslimin Iskandar, “Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran
38
1. Perencanaan penelitian
a. Memilih materi yang sesuai dengan waktu pelaksanaan penelitian, materi yang diambil penulis pada penelitian ini adalah koordinat kartesius.
b. Menyusun perangkat pembelajaran dan istrumen penelitian yaitu RPP, LKS, dan Handout menggunakan model pembelajaran MURDER.
c. Validasi ke beberapa ahli
d. Validasi ke beberapa ahli dilakukan untuk mengukur dan mengetahui apakah perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini sudah memenuhi kriteria valid dan layak digunakan atau belum. Sesuai dengan arahan pembimbing, validator yang dipilih adalah dua orang dosen Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di UIN Sunan Ampel Surabaya dan satu orang guru mata pelajaran matematika kelas VIII. e. Membuat kesepakatan dengan guru mata pelajaran
matematika kelas VIII-A :
1) Waktu yang digunakan adalah dua kali pertemuan untuk melakukan model pembelajaran MURDER
dangan materi koordinat kartesius. Pada pertemuan kedua siswa diberikan tes hasil belajar dan angket untuk mengetahui data hasil respons siswa.
2) Guru bertindak sebagai validator terhadap RPP, LKS dan Handout yang telah disusun oleh penulis. 3) Penulis menajak empat orang pengamat, dua orang bertugas mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika dan dua orang bertugas mengamati keterlaksanaan sintaks pembelajaran. 2. Pelaksanaan penelitian
39
belajar setelah diterapkannya model pembelajaran
MURDER.
E. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa lembar pengamatan yang diperoleh ketika diterapkannya model pembelajaran MURDER dikelas VIII-A. Adapun data yang akan diambil adalah sebagai berikut :
1. Keterlaksanaan RPP 2. Pengamatan aktivitas siswa 3. Respon siswa
4. Hasil tes
F. Instrumen Penelitihan
Dalam penelitian penerapan pembelajaran ini instrumen penelitihan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Lembar validasi ahli RPP, LKS dan handout model
MURDER pada materi koordinat kartesius. Untuk lembar validasi akan diisi 1 dosen ahli dan 1 guru matematika SMP. 2. Lembar pengamatan keterlaksanaan RPP digunakan untuk
mengetahui keterlaksanaan selama proses pembelajaran. Lembar ini diisi oleh observer yang berada di dalam kelas mengamati jalannya proses pembelajaran
3. Lembar pengamatan aktivitas siswa digunakan saat proses keterlaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mengetahui aktivitas siswa selama periode waktu tertentu.
4. Lembar soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, diperoleh setelah kegiatan pembelajaran dengan penyusunan soal sesuai pada RPP.
5. Lembar angket respons siswa digunakan untuk mengetahui bagaimana respons siswa terhadap pembelajaran MURDER
yang telah berlangsung
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
40
kelompok kecil. Pengamatan dilakukan pada aktivitas siswa secara individu maupun kelompok. Kriteria penilaian aktivitas siswa dilihat pada RPP yang ada di penilaian.
Data proses pengelolaan pembelajaran, diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh satu orang pengamat. Pengamat mengamati keterlaksanaan RPP yang disampaikan oleh pengajar saat menyampaikan materi koordinat kartesius dengan model MURDER.
2. Metode Angket
Metode angket digunakan untuk mendapatkan data respons siswa dalam memperoleh pembelajaran. Pengisian angket dilakukan sesudah pembelajaran, data respons siswa harus diisi dengan sebenar-benarnya. Sebelumnya siswa diberi tahu kepada siswa bahwa pengisian angket tidak mempengaruhi nilai siswa.
3. Metode Tes
Dalam penelitian ini data yang diperoleh dengan metode tes adalah hasil belajar siswa, data ini diperoleh dari tes yang dilakukan oleh guru setelah proses pembelajaran berakhir. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk esai. Hal ini dilakukan agar siswa tidak dapat berspekulasi dalam menjawab soal tes serta mengurangi kemungkinan adanya kerjasama antar siswa. Ketika diadakan tes, peneliti dibantu dengan guru bidang studi matematika kelas VIII-A SMP Darul Muta’allimin Taman Sidoarjo mengawasi langsung jalannya tes sehingga siswa benar-benar mengisi tes dengan kemampuan mereka sendiri.
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif. Analisis yang dilakukan peneliti yaitu :
1. Analisis Lembar Validasi Ahli
41
a. Validitas
[image:51.420.68.366.62.462.2]Data yang diperoleh berdasarkan penilaian saran oleh dosen ahli dan guru Matematika bertujuan untuk mengetahui kelayakan secara keseluruhana perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Analisis dengan menggunakan checklist (√) pada skor validasi yang digunakan sebagai berikut :2
Tabel 3.1
Kriteria Skala Penilaian Validasi Skor Validasi Kriteria Penilaian
1 Kurang Baik
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik
Data hasil perolehan kriteria validasi perangkat kemudian di analisis dengan menggunakan rumus :
Skor validasi = × 4
Setelah menghitung hasil dari skor validasi maka dapat interprestasi skala sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kriteria Interpretasi Skala Validasi Rerata Skor
Validasi Kategori
1,0 – 1,49 Tidak Baik
1,5 – 2,49 Kurang Baik
2,5 – 3,49 Baik
3,5 – 4,0 Sangat Baik
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikatakan layak apabila semua aspek dalam angket mendapat persentase sebesar skor rerata minimum mencapai ≥ 2,5.
2 Riduwan, “Skala Pengukuran Varabel-variabel Penelitian”, (Bandung : Alfabeta 2010),
42
b. Kepraktisan
Untuk mengetahui kepraktisan perangkat pembelajaran, terdapat empat kriteria penilaian umum perangkat pembelajaran yaitu :
1. Dapat digunakan tanpa revisi,
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi, 3. Dapat digunakan dengan banyak revisi, 4. Tidak dapat digunakan.
Perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika para ahli dan praktisi (validator) menyatakan bahwa perangkat pembelajaran tersebut dapat digunakan dilapangan dengan sedikit revisi atau tanpa revisi.
2. Analisis Lembar Pengamatan Keterlaksanaan RPP
[image:52.420.69.372.61.519.2]Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap keterlaksanaan proses pembelajaran. Lembar keterlaksanaan proses dihitung dengan menghitung tiap rata-rata aspek dengan rumus:
Tabel 3.3
Kriteria Skala Penilaian Keterlaksanaan RPP Skor Kriteria Penilaian
1 Kurang Baik
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik
Nilai keterlaksanaan = × 4
Setelah diperoleh nilai keterlaksanaan kemudian dibandingkan dengan kriteria sebagai berikut
Tabel 3.4
Kriteria Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Nilai rata-rata Kategori
0,00 – 1,49 Kurang
1,50 – 2,59 Cukup
2,60 – 3,49 Baik
43
Keterlaksanaan perangkat pembelajaran Matematika dengan model MURDER pada materi koordinat kartesius dilihat berdasarkan penilaian pengamat terhadap aspek komponen yang ada dilembar pengamatan. Keberhasilan keterlaksanaan pembejalaran memperoleh nilai minimum mencapai ≥ 2,60.
3. Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Hasil analisis penilaian terhadap lembar pengamatan aktivitas siswa diperoleh dari deskripsi hasil pengamatan aktivitas siswa. Data ini merupakan deskripsi aktivitas siswa dari hasil pengamatan mengenai pelaksanaan proses pembelajaran dalam uji coba di lapangan, yang dianalisis dengan menggunakan rumus :
percentages of agreement = 100 (1 − ) Keterangan :
A = Frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat dengan memberikan frekuensi tinggi.
B = Frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat lain dengan memberikan frekuensi rendah.
Persentase kesepakatan antar pengamat (percentage of agreement) dikatakan baik jika mempunyai koefisien ≥0,75 atau ≥ 75% jika kurang dari angka tersebut maka perlu dilakukan pengamatan ulang terhadap tingkah laku yang diamati dalam jangka waktu yang lebih lama. 3
4. Analisis Hasil Belajar Siswa
Analisis tes hasil belajar siswa untuk mengetahui nilai siswa dikaji dalam tiga aspek yaitu penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
3 Amelia Hasanah, Skripsi : “Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA SMP Model
44
a. Analisis hasil penilaian kompetensi sikap
Pada penilaian sikap dapat menggunakan metode pengamatan menggunakan angket, terdapat tiga indikator sikap yaitu kerjasama dalam kelompok, percaya diri, dan toleransi sesama teman.
[image:54.420.68.364.88.492.2]Dengan keterangan nilai :
Tabel 3.5 Skor Penilaian Sikap
Maka dilakukan analisis penjumlahan dari seluruh nilai pada indikator skor penilaian sikap dituangkan dalam bentuk angka dan predikat,
Kriteria:
A = Total Skor 19 – 24 B = Total Skor 13 – 18 C = Total Skor 7 – 12 D = Total Skor 0 – 6
Penilaian sikap pada proses pembelajaran MURDER pada materi koordinat kartesius ditetapkan dengan skor ≥12
b. Analisis penilaian kompetensi pengetahuan
Ketuntasan individual pada siswa dapat dilihat dengan nilai tes. Dengan di hitung persamaan dibawah ini.
Nilai = skor yang diperolehskor maksimal x 100
Kemudian perhitungan penilaian hasil belajar pengetahuan siswa dapat dikonversikan ke dalam predikat berikut ini :
Skor Kriteria Penilaian
4 Selalu
3 Sering
2 Jarang
45
Tabel 3.6
Konversi Skor Penilaian Pengetahuan Skor rerata Predikat
91-100 A
81-90 A-
71-80 B+
61-70 B
51-60 B-
41-50 C+
31-40 C
21-30 C-
11-20 D+
0-10 D
Sehingga ketuntasan penilaian pengetahuan pada proses pembelajaran model MURDER pada materi koordinat kartesius ditetapkan dengan skor rerata ≥51 dangan predikat B-.
c. Analisis hasil penilaian ketrampilan
Pada hasil analisis penilaian ketrampilan, dilakukan pada saat melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode observasi menggunakan lembar observasi. Dengan keterangan nilai :
Tabel 3.7
Skor Penilaian Ketrampilan
Maka dilakukan analisis penjumlahan dari seluruh nilai pada indikator Penilaian ketrampilan dituangkan dalam bentuk angka dan predikat,
Kriteria:
A = Total Skor 10-12 B = Total Skor 7-9 C = Total Skor 4-6 D = Total Skor 0-3
Skor Predikat
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup
[image:55.420.71.372.63.527.2]46
Penilaian ketrampilan pada proses pembelajaran
MURDER pada materi koordinat kartesius ditetapkan dengan skor ≥ 6
5. Analisis Lembar Respon Siswa
Data yang diperoleh berdasarkan angket tentang respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan kegiatan pembelajaran dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu menghitung persentase tentang pernyataan yang diberikan.
Angket respon siswa digunakan untuk mengukur pendapat siswa terhadap perangkat baru, dan kemudahan memahami komponen-komponen : materi/ isi pelajaran, format handout, dan tujuan pembelajaran, LKS, suasana belajar, dan cara guru mengajar serta minat penggunaan, kejelasan penjelasan dan bimbingan guru. Persentase respon siswa dihitung dengan menggunakan rumus :
%
100
x
B
A
siswa
respon
persentase
47
BAB I
V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Proses PengembanganLangkah-langkah yang dilakukan dan hasil yang diperoleh pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.
1. Tujuan
Pada tahap ini dilakukan tujuan yang berisi analisis tugas yaitu analisis struktur isi, analisis prosedural, analisis konsep, dan analisis pemrosesan. Keempat proses dan hasil dari kegiatan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Analisis struktur isi
Materi yang akan dipilih yaitu materi koordinat kartesius, penulis menganalisis isi dari materi koordinat kartesius.
Hasil dari analisis struktur isi yaitu : Bahan kajian : koordinat kartesius Pokok bahasan : posisi titik, posisi garis b. Analisis prosedural
Hasil analisis prosedural merupakan prosedur dalam merencanakan RPP, dalam RPP terdapat prosedur penulisan, langkah-langkah penulisan, serta penulisan format RPP. Penulisan RPP diawali dengan memilik KI KD yang terdapat pada Kemendikbud no.68 tahun 2013 tentang kurikulum SMP-MTs.
c. Analisis konsep
Hasil analisis konsep dapat digunakan antara lain untuk merencanakan urutan pembelajaran konsep, tingkat-tingkat pencapaian konsep yang diharapkan dikuasai siswa, menentukan metode dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. d. Analisis pemrosesan
Pemrosesan perangkat pembelajaran memerlukan validasi ahli agar perangkat pembelajaran valid dan praktis sehingga layak untuk diujikan dilapangan. 2. Karakteristik siswa
48
Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui latar belakang pendidikan dan social budaya. Hasil dan analisis siswa tersebut antara lain :
1) Kelas VIII-A sudah mengenal dan mempelajari materi prasyarat yang diperlukan dalam penelitian. Materi prasyarat tersebut yaitu materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, garis bilangan, dan garis.
2) Siswa kelas VIII-A berjumlah 49 anak yang seluruhnya berjenis kelamin laki-laki.
Hasil analisis siswa tersebut dijadikan dasar dalam
menyusun perangkat pembelajaran yang
dikembangkan. 3. Materi
Menentukan materi dalam hal ini pemilihan sumber belajar, materi, media, dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan dikelas. Hasil dan analisisnya adalah sebagai berikut :
a. Sumber belajar yang dipilih adalah handout.Handout
dikembangkan oleh peneliti sebagai sumber belajar yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung. b. Materi yang dipilih adalah koordinat kartesius, materi
iini merupakan materi dasar dari materi-materi selanjutnya seperti persamaan garis. Materi ini disampaikan pada awal semester ganjil kelas VIII dengan kurikulum 2013.
c. Media yang digunakan seharusnya LCD dan proyektor, tetapi dikarenakan keterbatasan kelas yang akhirnya pembelajaran digazebo, sehingga tidak menggunakan media.
d. Prosedur pembelajaran yang digunakan dikelas merupakan pembelajaran kooperatif tipe MURDER.
Siswa belajar berkelompok dan ditemani oleh guru. 4. Tujuan Belajar
49
a. Diberikan suatu permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sistem koordinat, siswa dapat mengamati posisi setiap objek pada bidang dengan benar.
b. Diberikan suatu denah pada bidang koordinat, siswa dapat menentukan posisi titik terhadap titik asal (0,0) pada bidang dengan benar.
c. Diberikan suatu denah pada bidang koordinat, siswa dapat menentukan posisi titik terhadap titik tertentu
( , ) pada bidang dengan benar.
d. Diberikan suatu bidang koordinat, siswa dapat menentukan setiap kuadran pada bidang koordinat dengan benar
e. Diberikan garis yang berpotongan dengan sumbu koordinat, siswa dapat menentukan konsep garis berpotongan dengan benar.
f. Diberikan 2 garis yang sejajar dengan sumbu koordinat, siswa dapat menentukan konsep garis sejajar dengan benar.
g. Diberikan 2 garis yang tegak lurus terhadap sumbu koordinat, siswa dapat menentukan konsep tegak lurus dengan benar.
5. Penilaian awal siswa
Observasi awal memancing siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Hasilnya adalah siswa pada kelas VIII A sangat aktif dan kelihatan penasaran dalam mengikuti pembelajaran
6. Aktivitas belajar mengajar dan sumber belajar
Model Pembelajaran MURDER adalah model
pembelajaran yang pas untuk diterapkan kepada siswa kelas VIII-A SMP Darul Muta’allimin Taman Sidoarjo. 7. Pelayanan pendukung
50
8. Evaluasi
Evaluasi perangkat pembelajaran dilakukan sebelum terjun kelapangan untuk mengecek kembali persiapan-persiapan sebelum melakukan penelitian.
9. Revisi
Pada setiap tahap pengembangan dilakukan re