• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JAMUR PSILOCYBE CUBENSIS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP AKTIVITAS MOTORIK MENCIT SWISS WEBSTER DENGAN METODE ROTAROD MANUAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JAMUR PSILOCYBE CUBENSIS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP AKTIVITAS MOTORIK MENCIT SWISS WEBSTER DENGAN METODE ROTAROD MANUAL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JAMUR PSILOCYBE

CUBENSIS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP AKTIVITAS

MOTORIK MENCIT SWISS WEBSTER DENGAN METODE

ROTAROD MANUAL

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

ORIEZA SATIVA NOVITALOKA G2A 009 192

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013

(2)

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KTI PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JAMUR PSILOCYBE CUBENSIS

DOSIS BERTINGKAT TERHADAP AKTIVITAS MOTORIK MENCIT SWISS WEBSTER DENGAN METODE ROTAROD MANUAL

Disusun oleh:

ORIEZA SATIVA NOVITALOKA G2A 009 192

(3)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JAMUR PSILOCYBE CUBENSIS

DOSIS BERTINGKAT TERHADAP AKTIVITAS MOTORIK MENCIT SWISS WEBSTER DENGAN METODE ROTAROD MANUAL

Orieza Sativa Novitaloka1, Sigit Kirana Lintang Bhima2, Tuntas Dhanardhono3

ABSTRAK

Latar Belakang Psilocybe cubensis adalah salah satu spesies jamur magic mushroom yang sering disalahgunakan penggunaannya untuk dikonsumsi dikarenakan memiliki efek halusinasi. Halusinogen dari psilosibin dikenal untuk mengubah pengalaman secara subjektif. Namun, tidak ada studi yang secara sistematis menyelidiki langkah-langkah tujuan persepsi waktu di bawah pengaruh psilosibin.

Tujuan Mengetahui dan memahami pengaruh pemberian ekstrak jamur

Psilocybe cubensis dosis bertingkat pada aktivitas motorik mencit.

Metode Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan post test only with control group design. Sampel penelitian adalah mencit swiss webster jantan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dibagi secara acak dengan simple random sampling. Perlakuan yang diberikan dengan pemberian ekstrak jamur Psilocybe cubensis dosis bertingkat. Mencit dibagi ke dalam 4 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 mencit. Kelompok kontrol, kelompok dosis ringan (0,75gr/kgBB), kelompok dosis sedang (1,5gr/kgBB), kelompok dosis berat (3gr/kgBB). Pengumpulan data dengan menilai aktivitas motorik mencit dengan metode rotarod manual.Uji hipotesis menggunakan uji Independent t test.

Hasil Nilai rerata jumlah putaran tiap satu putaran penuh rotarod manual dalam kurun waktu 30 menit yang terendah pada kelompok perlakuan III. Uji Independent t test didapatkan perbedaan yang bermakna pada Perlakuan I (0,000), Perlakuan II (0,000), Perlakuan III (0,000).

Kesimpulan Pemberian ektrak jamur Psilocybe cubensis dosis bertingkat pada mencit swiss webster menyebabkan terjadinya perubahan aktivitas motorik yang terlihat berupa penurunan jumlah putaran tiap satu putaran penuh rotarid manual dalam waktu 30 menit.

Kata Kunci Psilocybe cubensis, magic mushroom, aktivitas motorik, mencit swiss webster.

1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 2, 3

Staf pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

(4)

THE EFFECT OF MUSHROOM EXTRACT PSILOCYBE CUBENSIS IN RISE DOSES TO MOTOR ACTIVITY OF SWISS WEBSTER MICE WITH ROTAROD MANUAL METHOD

ABSTRACT

Background Psilocybe cubensis is a species of mushroom magic mushrooms are often misused its use for consumption due to have hallucinogenic effects. Hallucinogens of psilosibin known to alter the subjective experience. However, no study has systematically investigated objective measures of time perception under the influence psilosibin.

Aims Knowing and understanding the objective effect of Psilocybe cubensis mushroom extract dose-rise in motor activity of mice.

Methods This research method is true with the experimental post-test only with control group design. Samples were swiss webster mice males who meet the inclusion and exclusion criteria, and were randomized by simple random sampling. Treatment given to the provision of Psilocybe cubensis mushroom extract dose-rise. Mice were divided into 4 groups with each group consisting of 5 mice. Control group, mild dose group (0.75 g / kg), medium dose group (1.5 g / kg), heavy-dose group (3gr/kgBB). Data collection to assess motor activity of mice by rotarod method manual.The test of hypotheses using the Independent t test.

Results The mean number of turns per one full rotation rotarod manually within 30 minutes of the lowest in the treatment group III. Test Independent t tests found no significant differences in treatment I (0,000), Treatment II (0,000), Treatment III (0,000).

Conclusion Giving Psilocybe cubensis mushroom extract dose storied swiss webster mice leads to changes in activity seen in the form of a decrease in the number turns per one full rotation rotarid manually within 30 minutes.

Keywords Psilocybe cubensis, magic mushrooms, motor activity, swiss webster mice.

(5)

PENDAHULUAN

Dewasa ini di Indonesia muncul sebuah trend penggunaan suatu jamur yang menyebabkan efek halusinasi yang terkenal di kalangan muda-mudi. Jamur ini terkenal dengan sebutan magic mushroom. Jamur ini bukanlah jenis jamur yang biasa dikonsumsi, melainkan jamur yang dapat menimbulkan halusinasi.1 Sebagian besar jamur halusinogenik tergolong dalam genus Psilocybe.

Beberapa waktu yang lalu muncul kasus penyalahgunaan jamur ini yang dimuat di media cetak. Disebutkan oleh media seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Semarang, Jawa Tengah, tewas diduga akibat mabuk magic mushroom.2 Setelah beberapa kali memakan mushroom, korban mengamuk tak terkendali kira-kira pukul 05.30 WIB. Tidak hanya barang-barang yang dirusak, dua rekannya pun ikut dipukul.

Di Indonesia, penggunaan magic mushroom rupanya sudah popular di kalangan muda-mudi, bahkan sampai siswa SMP. Di Jakarta, penyalahgunaan magic mushroom benar-benar dilarang (illegal) dan diawasi dengan ketat mulai dari proses penanaman, pengolahan, pemrosesan, hingga pendistribusian yang bertujuan untuk penelitian. Akan tetapi di tempat pariwisata Bali, magic mushroom bebas dijual dengan berbagai macam bentuk hidangan.3

Telah diketahui bahwa jamur yang tergolong dalam genus Psilocybe ini mempunyai beberapa varietas.4 Antara lain varietas itu adalah Psilocybe semilanceata, Psilocybe baeocystis, Psilocybe coprophelia, Psilocybe cubensis, dan Psilocybe montana. Psilocybe cubensis adalah jamur turunan alkaloid yang mengandung senyawa psilosibin, psilosin, baeosistin.5 Dimana senyawa psilosibin termasuk dalam kelompok halusinogenik tryptamin.1 Zat ini merupakan halusinogen yang kuat, bersifat merubah sensasi pendengaran dan penglihatan..

Halusinogen dari psilosibin dikenal untuk mengubah pengalaman secara subjektif. Namun, tidak ada studi yang secara sistematis menyelidiki langkah-langkah

(6)

tujuan persepsi waktu di bawah pengaruh psilosibin. Efek umum dari psilosibin meliputi: dilatasi pupil (93%), perubahan denyut jantung (100%), termasuk peningkatan (56%), menurun (13%), dan tanggapan variabel (31%), perubahan tekanan darah (84%), termasuk hipotensi (34%), hipertensi (28%), dan ketidakstabilan umum (22%), perubahan stretch reflex (86%), termasuk peningkatan (80%) dan menurun (6%), mual (44%); tremor (25%), dan dysmetria (16%) (ketidakmampuan untuk mengarahkan dengan benar atau gerakan batas) peningkatan sementara tekanan darah yang disebabkan oleh obat dapat menjadi faktor risiko bagi pengguna yang memiliki pra-hipertensi. Ini adalah efek somatik secara kualitatif yang disebabkan oleh psilosibin telah dikuatkan oleh beberapa studi klinis awal.6

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui dan memahami pengaruh pemberian ekstrak jamur Psilocybe cubensis dosis bertingkat pada aktivitas motorik mencit.

METODE

Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan post test only with control group design. Penelitian dilaksanakan di satu tempat yaitu Laboratorium Fakultas MIPA di Universitas Negeri Semarang untuk pengandangan dan uji penelitian dilaksanakan selama lima bulan, dimulai dari bulan Juli-Agustus. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan post test only with control group design. Perlakuan yang diberikan dengan pemberian ekstrak jamur Psilocybe cubensis dosis bertingkat, sedangkan luaran (outcome) adalah menilai aktivitas motorik mencit dengan metode rotarod manual.

Penelitian ini didapatkan 20 ekor mencit yang memenuhi kriteria inklusi mencit jantan galur Swiss Webster, umur 8 minggu, berat badan 20-25 gram dan kondisi sehat, serta kriteria eksklusi mencit tidak bergerak secara aktif, mencit mati selama masa adaptasi, bobot mencit menurun, mencit mati selama masa adaptasi dan perlakuan. Variabel bebas ekstrakPsilocybe cubensis dosis bertingkat dengan

(7)

variabel terikat aktivitas motorik pada mencit. Analisis data dilakukan menggunakan uji parametrik independent t test.

HASIL

Jumlah putaran tiap satu putaran penuh rotarod manual dalam waktu 30 menit yang dicatat tiap 5 menit.

Dari 20 ekor mencit swiss webster yang diuji aktivitas motoriknya dengan menggunakan rotarod manual tidak ada mencit yang tereksklusi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan aktivitas motorik antara mencit yang tidak diberi ekstrak jamur Psilocybe cubensis dengan mencit yang diberi ekstrak jamur Psilocybe cubensis. Perbedaan jumlah total putaran pada rotarod manual yang digunakan untuk mengukur aktivitas motorik ditampilkan pada tabel 1.

Dari tabel 1 berikut menampilkan perhitungan jumlah putaran tiap satu putaran penuh rotarod manual pada mencit swiss webster yang diamati selama 30 menit dan dicatat setiap 5 menit.

Tabel 1. Jumlah putaran tiap satu putaran penuh rotarod manual dalam waktu 30 menit yang dicatat tiap 5 menit.

Kelompok Waktu Total

5 menit ke-1 5 menit ke-2 5 menit ke-3 5 menit ke-4 5 menit ke-5 5 menit ke-6 K (tikus 1) K (tikus 2) K (tikus 3) K (tikus 4) K (tikus 5) 51 45 55 60 36 65 53 51 78 64 102 115 73 65 87 90 85 66 89 63 95 74 80 85 91 45 70 112 77 98 448 442 437 454 439 I (tikus 1) I (tikus 2) 32 47 85 39 93 64 72 93 48 45 26 43 356 331

(8)

I (tikus 3) I (tikus 4) I (tikus 5) 23 52 37 68 87 65 109 72 83 82 63 84 39 54 52 41 16 32 362 344 353 II (tikus 1) II (tikus 2) II (tikus 3) II (tikus 4) II (tikus 5) 43 54 49 32 41 52 79 83 48 58 78 63 87 91 46 61 48 64 53 67 56 36 30 31 48 25 25 15 39 23 315 305 328 294 283 III (tikus 1) III (tikus 2) III (tikus 3) III (tikus 4) III (tikus 5) 29 42 31 23 46 50 73 48 36 65 63 54 59 79 37 40 36 42 41 32 32 21 42 33 23 12 7 17 30 14 226 233 239 242 217 Keterangan : K: kelompok kontrol

I : kelompok perlakuan dengan dosis ringan 0,75 gr/kg II: kelompok perlakuan dengan dosis sedang 1,5 gr/kg III: kelompok perlakuan dengan dosis berat 3gr/kg

Dari data diatas didapatkan rerata (mean) 332,40 dan simpang baku (standar deviasi –SD-) 79,757 jumlah putaran satu putaran penuh rotarod dalam waaktu 30 menit.

Tabel 2. Ukuran pemusatan data dan ukuran penyebaran data jumlah putaran tiap satu putaran penuh rotarod manual oleh mencit swiss webster yang diberi ekstrak jamur Psilocybe cubensis dosis bertingkat per oral dalam kurun waktu 30 menit.

Kelompok Jumlah putaran tiap satu putaran penuh rotarod manual selama 30 menit yang

(9)

Mean ± SD Kontrol Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III 444,00 ± 6,964 349,20 ± 12,071 305,00 ± 17,564 231,40 ± 10,114

Dari data yang didapatkan, rerata putaran tiap satu putaran penuh rotarod manual dalam kurun waktu 30 menit tertinggi terdapat pada kelompok Kontrol, dan rerata putaran tiap satu putaran penuh rotarod manual dalam kurun waktu 30 menit terendah terdapat pada kelompok Perlakuan III. Terdapat penurunan jumlah rerata putaran tiap satu putaran penuh rotarod manual dalam kurun waktu 30 menit dari kelompok Kontrol hingga kelompok Perlakuan III.

Hasil uji Independent t test pada kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan

Distribusi data jumlah putaran tiap satu putaran penuh rotarod manual dalam kurun waktu 30 menit dengan uji normalitas Shapiro-Wilk didapatkan normal (p>0,05). Karena distribusi data yang normal selanjutnya dilakukan analisis dengan uji Independent t test, dan didapatkan bahwa varian data normal (p>0,05) sehingga hasil uji Independent t test akan bernilai valid.

Uji Independent t test pada nilai jumlah putaran tiap satu putaran penuh rotarod manual dalam kurun waktu 30 menit didapatkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Hal ini menunjukkan paling tidak terdapat perbedaan jumlah putaran tiap satu putaran penuh rotarod manual dalam kurun waktu 30 menit yang bermakna pada dua kelompok. Tabel 3 menampilkan hasil uji Independent t test yang menggambarkan terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok Kontrol, Perlakuan I, Perlakuan II, Perlakuan III.

Tabel 3. Hasil uji Independent t test pada kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan

(10)

Kelompok Kontrol Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III 0,000* 0,000* 0,000* Keterangan :

*) ada perbedaan yang bermakna (p<0,05)

PEMBAHASAN

Magic mushroom dikenal sebagai salah satu nama dagang jamur Psilocybe cubensis yang telah diketahui di dalam penelitian beberapa tahun belakangan ini mempunyai derivat tryptamine psikotropika seperti psilosibin, psilosin dan baeosistin di jamur.7, 8 Dimana senyawa psilosibin termasuk dalam kelompok halusinogenik tryptamin.1 Zat ini merupakan halusinogen yang kuat, bersifat merubah sensasi pendengaran dan penglihatan

Studi terakhir pada manusia ditemukan bahwa setelah pemberian oral (pada perut kosong), psilosibin terdeteksi dengan jumlah yang signifikan dalam plasma selama 20-40 menit. Efek psikologis dapat terjadi dengan kadar jamur di dalam plasma 4-6 mg/ml. Terjadi perbedaan dalam dosis ambang tergantung pada antar individu, tetapi mungkin di kisaran 3-5 mg p.o. untuk simpatomimetik secara subyektif dapat terdeteksi, tetapi tidak halusinasi. Efek penuh terjadi dalam dosis 8-25 mg p.o. selama 70-90 menit.1

Penelitian mengenai efek jamur Psilocybe cubensis di dapatkan reaksi panik dapat terjadi setelah konsumsi psilosibin yang terkandung dalam jamur, terutama jika konsumsi tersebut disengaja atau tidak terduga. Reaksi ditandai oleh kekerasan,

(11)

agresi, upaya pembunuh dan ingin bunuh diri, berkepanjangan psikosis seperti skizofrenia, dan kejang-kejang telah dilaporkan dalam literatur.9

Pada penelitian ini ditemukan perubahan aktivitas motorik pada mencit swiss webster yaitu berupa penurunan aktivitas motorik mencit pada kelompok Kontrol dan kelompok Perlakuan. Rerata jumlah putaran rotarod selama 30 menit tersebut semakin lama semakin menurun dengan bertambahnya dosis ekstrak Psilocybe cubensis yang diberikan. Jumlah penurunan yang paling besar terlihat pada kelompok Perlakuan III yang diberi ekstrak jamur dengan dosis berat yaitu 3gr/kg. Sedangkan hasil pengolahan data perhitungan jumlah putaran rotarod selama 30 menit pada kelompok Perlakuan I dan Perlakuan II mengalami penurunan ringan dari kelompok Kontrol.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak jamur Psilocybe cubensis dosis bertingkat yaitu 0,75gr/kg, 1,5gr/kg, 3gr/kg peroral menyebabkan penuruanan aktivitas motorik yang sebanding dengan pemberian dosis ekstrak jamur Psilocybe cubensis.

Adapun beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel dalam penelitian ini menggunakan besar sampel minimal sehingga faktor peluang memungkinkan masih berpengaruh. Keterbatasan dalam perhitungan putaran rotarod dilakukan secara manual sehingga kesalahan perhitungan yang diakibatkan kelalaian paraktikan cukup besar.

Penelitian selanjutnya untuk mengoptimalkan hasil penelitian ini hendaknya dilakukan dengan skala yang lebih besar, dosis yang lebih bervariasi, dan masa perlakuan yang berjenjang untuk mengetahui efek akut, subakut, dan kronis dari pemberian ekstrak jamur Psilocybe cubensis pada organ target.

(12)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Terdapat perubahan aktivitas motorik mencit swiss webster setelah diberi ekstrak jamur Psilocybe cubensis dosis bertingkat peroral. Terjadi penurunan aktivitas motorik yang signifikan selama 30 menit pemberian ekstrak jamur Psilocybe cubensis dosis bertingkat peroral. Penurunan aktivitas motorik mencit swiss webster sebanding dengan jumlah dosis ekstrak jamur yang diberikan. Terdapat perbedaan yang bermakna jumlah putaran tiap satu putaran penuh rotarod manual antar kelompok Perlakuan. Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok Kontrol dengan kelompok Perlakuan.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemberian ekstrak jamur Psilocybe cubensis peroral terhadap berbagai penyimpangan perilaku yang mungkin ditimbulkan.

Perlu dilakukan penelitian pengaruh pemberian ekstrak jamur Psilocybe cubensis dosis bertingkat peroral yang lebih bervariasi dan waktu pengamatan yang

berjenjang.

Peredaran Psilocybe cubensis perlu dibatasi dan diawasi agar tidak disalahgunakan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dr. Sigit Kirana L.B, Sp. KF dan dr. Tuntas Dhanardhono, Msi.Med yang telah memberikan saran-saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. Tidak lupa kepada dr. Puspita Kusuma Dewi, MSi.Med selaku ketua penguji dan dr. Santosa, Sp. KF, M.H selaku penguji. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu hingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

1. Passie, Torsten., Seifert, Juergen., Schneider, Udo and M. Emrich, Hinderk. The Pharmacology of Psilocybin. [homepage on internet]. Available from: http://files.shroomery.org/cms/4529203-pharmacologyofpsilocybin.pdf (accessed 2002)

2. Setyabudi, Nugroho. Mabuk Jamur Mushroom, Mahasiswa Undip Ngamuk & Tewas. [homepage on internet]. Available from:

http://jogja.okezone.com/read/2012/11/17/512/719612/mabuk-jamur-mushroom-mahasiswa-undip-ngamuk-tewas (accessed 2012)

3. Supradja, IGNA. Hasil wawancara/survai di Bali (Kuta, Sanur dan sekitarnya) tentang Penggunaan Jamur Panaeolus ini (“ Magic Mushroom”) dalam hidangan “Special Ommelet”, 1985

4. Walker, Jim I. Different Psiloscybin Species. [homepage on internet].

Available from:

http://www.erowid.org/plants/mushrooms/mushrooms_info8.shtml

(accessed 1994)

5. Gartz, Jochen. Extraction and Analysis of Indole Derivatives From Fungal

Biomass. [homepage on internet]. Available from:

http://www.erowid.org/plants/mushrooms/mushrooms_journal1.shtml

(accessed 1994)

6. Hasler F, Grimberg U, Benz MA, Huber T, Vollenweider FX. "Acute psychological and physiological effects of psilocybin in healthy humans: a double-blind, placebo-controlled dose-effect study". Psychopharmacology 172 (2); 2004. p.145–56

7. Gartz J. "New aspects of the occurrence, chemistry and cultivation of European hallucinogenic mushrooms". Supplemento agli Annali dei Musei Civici di Rovereto Sezione Archeologica, Storia e Scienze Naturali 8; 1992. p.107–24

(14)

8. Gartz J. Narrenschwaemme. Psychotrope Pilze di Europa di Europa. Herausforderung sebuah Wertsystem und Forschung. Editions Heuwinkel. Genf / Neuallschwill, 19931998. p.3897–902

9. Vollenweider FX, Vollenweider-Scherpenhuyzen MF, Babler A, Vogel H, Hell D. "Psilocybin induces schizophrenia-like psychosis in humans via a serotonin-2 agonist action". NeuroReport 9 (17);

Gambar

Tabel 1. Jumlah putaran tiap satu putaran penuh rotarod manual dalam waktu 30  menit yang dicatat tiap 5 menit
Tabel 2. Ukuran pemusatan data dan ukuran penyebaran data jumlah putaran tiap  satu putaran penuh rotarod manual oleh mencit swiss webster yang diberi ekstrak  jamur Psilocybe cubensis dosis bertingkat per oral dalam kurun waktu 30 menit
Tabel  3.  Hasil  uji  Independent  t  test  pada  kelompok  kontrol  dengan  kelompok  perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

Semula para penyamak ini memfungsikan LIK sebagai tempat melakukan kegiatan penyamakan baik itu proses produksi termasuk didalamnya penyewaan layanan jasa-jasa

Formulasi Sediaan Masker Gel Antioksidan dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetum Gnemon Linn.).. Fakultas Farmasi Universitas

Tujuan Penelitian: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh edukasi leaflet dan komunikasi interpersonal terhadap tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan

Mac Hammond is founder and Pastor of Living Word Christian Center, a large growing church in Minneapolis, Minnesota. He also hosts a weekly television broadcast entitled, The

Hal ini sesuai dengan penelitian Boyko yang mendapatkan bahwa pasien ulkus rata-rata mengalami DM selama 11.4 tahun.¹² Menurut kepustakaan lama DM ≥ 5 tahun

Begitu banyak pertanyaan menarik. Tren baru, gejala baru, tokoh-tokoh baru, semangat baru, serta sejumlah teka-teki baru. Itu baru perbandingan dan telaah latar

Memberikan umpan balik kepada guru terkait tugas pembelajaran daring yang telah.. dilakukan guru (reward/penghargaan bagi guru

Manfaat pengajuan masalah, yaitu sebagai berikut 25 : (1) Membantu siswa dalam mengembangkan keyakinan dan kesukaan terhadap matematika, sebab ide-ide matematika siswa