• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen kearsipan PT. Bumiputera Muda Syariah Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen kearsipan PT. Bumiputera Muda Syariah Surabaya."

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KEARSIPAN PT. BUMIPUTERA MUDA SYARIAH DI

SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Program Gelar

Sarjana Sosial ( S.Sos)

Oleh:

Wendri Prahastuti

NIM: B04213029

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Abstrak

Wendri Prahastuti, 2017, Manajemen Kearsipan PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda Syariah Surabaya.

Kata Kunci:Manajemen Kearsipan, Bumiputera

Penelitian ini memfokuskan pada rumusan masalah yaitu “ Bagaimana manajemen kearsipan PT. Bumiputera Muda Syariah di Surabaya dan Apa saja hambatan manajemen kearsipan PT. Bumiputera Muda Syariah di Surabaya”. Untuk menjawab

permasalahan tersebut, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Melalui penggunaan metode pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan dokumentasi, yang akan menggambarkan keadaan fenomena sebagaimana adanya, yaitu gambaran tentang manajemen keaarsipan. Analisis data yang dilakukan adalah reduksi data, penyajian data, dan conclusions drawing/ verivication.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen kearsipan PT. Bumiputera Muda Syariah di Surabaya dan Untuk mengetahui apa saja hambatan manajemen kearsipan PT. Bumiputera Muda Syariah di Surabaya.

(7)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN ( COVER)... i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN OTENTISITAS SKRIPSI.... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konsep ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II: KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 13

(8)

1. Pengertian Arsip dan Kearsipan ... 16

2. Manajemen Kearsipan ... 21

3. Lima Siklus Daur Hidup Arsip ... 24

4. Faktor-Faktor Kearsipan ... 40

a. Penggunaan Sistem Penyimpanan Secara Tepat ... 40

b. Fasilitas Kearsipan Memenuhi Syarat ... 40

C. Manajemen Kearsipan dalam perspektif islam ... 41

BAB III: METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 44

B. Lokasi Penelitian ... 45

C. Jenis dan Sumber Data ... 45

D. Tahap-tahap Penelitian... 48

E. Teknik Pengumpulan Data ... 49

F. Teknik Validitas Data ... 51

G. Teknik Analisis Data... 53

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian... 56

B. Penyajian Data ... 62

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

(9)

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran dan Rekomendasi ... 91

C. Keterbatasan Penelitian ... 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN : ( Iinstrumen penelitian seperti pedoman wawancara,

pedoman observasi, transkrip hasil wawancara, surat keterangan melakukan

penelitian kartu konsultasi dengan dosen pembimbing, dll).

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari manajemen.

Manajemen secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu proses mengkoordinasi

dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar terselesaikan secara efektif

dan efisien untuk mencapai suatu tujuan. Segala sesuatu yang akan dikerjakan

harus dimanage.1 Dengan adanya manajemen semua kegiatan yang kita lakukan

bisa terlaksana sesuai dengan harapan. Sehingga sesuai dengan apa yang telah kita

rencanakan sebelumnya. Tentunya hal ini akan bermanfaat bagi kehidupan

manusia selama mereka melakukan suatu pekerjaan secara tepat sasaran. Dari

pengertian tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa manusia tidak dapat dipisah

dengan manajemen.

Menurut James A.F. Stoner manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan

penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan

organisasi.2Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti

bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan

orang-1

Rosiana Salam, 2015.Manajemen Dalam Kehidupan Sehari-Hari, Word Prees, jakarta.

2

(11)

2

orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau

berarti tidak melakukan tugas-tugas itu sendirian.3

Menurut Nickels, McHugh and Mchugh, sebagaimana yang dikutip oleh

Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah manajemen menyatakan bahwa:

“sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan

organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta

sumber daya organisasi lainnya”.4

Manajemen merupakan suatu proses kerangka kerja yang dilakukan untuk

mewujudkan tujuan organisasi di dalam suatu lembaga sosial melalui

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi agar manajemen yang

dilakukan bisa mengarah kepada kegiatan-kegiatan secara efektif dan efisien.

Dalam kehidupan ini semua hal tidak bisa lepas dari yang namanya manajemen.

Semua kegiatan butuh pengaturan bahkan diri kita sendiri juga diatur melalui akal

pikiran kita yang sistematis dan terkontrol. Secara tidak sadar kita sering lalai

dalam melakukan suatu pekerjaan. Dalam perkembangan studi manajemen, ada

empat fungsi manajemen yang harus diperhatikan, yaitu; planning, organizing, actuating dan controlling. Keempat fungsi manajemen tersebut berperan penting bagi keberhasilan suatu lembaga. Baik lembaga profit maupun lembaga non

profit, keduanya membutuhkan empat fungsi manajemen untuk mengelola

organisasi agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

3

Susatyo Herlambang, SE.,MM, 2013,Pengantar Manajemen Cara Mudah Memahami Ilmu Manajemen, Yogyakarta Penerbit Pustaka Baru. Hal 3

4

(12)

3

Suatu organisasi tidak pernah lepas dari kearsipan. Kearsipan merupakan

salah satu bidang kerja ketata usahaan. Sedangkan tata usaha itu sendiri

merupakan salah satu unsur administrasi. Unsur-unsur administrasi yang lain

meliputi organisasi, manajemen, komunikasi, kepegawaian, keuangan,

perbekalan, dan hubungan masyarakat.5 Dikutip oleh Soebroto dalam bukunya

A.W.Widjaja. Kegiatan mengelola arsip sangat dibutuhkan bagi kelancaran

proses komunikasi dan informasi yang merata bagi seluruh karyawan di suatu

perusahaan.

Mendengar kata arsip, orang seringkali berasumsi bahwa akan dihadapkan

pada tumpukan kertas-kertas yang penuh dengan debu dan kotor, ruangan yang

kurang kondusif, berantakan dan pegawainya yang minim. Pandangan seperti ini

seringkali menghambat perkembangan kearsipan pada setiap organisasi.

Manajemen kearsipan merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk

menemukan file-file kembali agar dapat memperlancar kegiatan berorganisasi

dalam membutuhkan sebuah informasi6. Surat memberikan informasi yang

penting dalam melaksanakan fungsi manajerial. Oleh karena, berbagai kegiatan

yang dilaksanakan sangat ditunjang oleh adanya informasi yang terus menerus,

mulai dari persiapan kegiatan sampai pada berakhirnya kegiatan tersebut.

Pelaksanaan manajemen kearsipan yang baik, sangat diperlukan bagi

lembaga organisasi. Kegiatan kearsipan mencakup proses penyusunan dan

penyimpanan surat-surat atau dokumen-dokumen perusahaan mulai dari

pencatatan seluruh data personel karyawan perusahaan maupun pencatatan keluar

5

A.W. Widjaja,1993,Administrasi Kearsipan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

6

(13)

4

masuknya surat menyurat. Oleh karena itu manajemen kearsipan adalah hal yang

sangat penting dan suatu keharusan untuk terus ditingkatkan dalam pelayanannya.

Penyelenggaraan kearsipan yang baik dan benar, selain merupakan aset

suatu organisasi, juga berguna sebagai bahan pengambilan keputusan. Karena

dengan arsip atau dokumen yang teratur dan benar pengambilan keputusan dapat

dilakukan secara cepat dan tepat. Dengan terselenggaranya kearsipan yang baik

dapat meminimalisir kesalahan manajemen terhadap tersediannya informasi yang

dibutuhkan oleh internal lembaga organisasi yang memerlukan sebuah data

informasi.

Menurut Basir Barthos kearsipan diartikan sebagai “ setiap catatan tertulis

baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan

mengenai suatu subyek (pokok persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang

untuk membantu daya ingat orang itu pula”7. Sedangkan menurut The Liang Gie dalam kamus Administrasi Perkantoran, mengartikan arsip sebagai kumpulan

warkat yang disimpan secara teratur, berencana, karena mempunyai suatu

kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat ditemukan kembali.8 Dari

penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen kearsipan adalah segala

sesuatu kegiatan surat-menyurat yang berisikan berita suatu peristiwa dan

informasi yang dijadikan sebagai daya ingat manusia yang saling tergantung satu

sama lainnya guna untuk tujuan perusahaan dan kegiatan manajemen dapat

tercapai sesuai dengan harapan.

7

Bashir Barthos, 2003,Manajemen Kearsipan, PT. Rosda Karya, Bandung, Hal. 28

8

(14)

5

Manfaat manajemen kearsipan yaitu sebagai pusat ingatan dan sumber

informasi tertulis harus tersedia apabila diperlukan. Sehingga kantor dapat

memberikan pelayanan yang efektif. Dalam pengelolaan kearsipan yang baik bagi

perusahaan apabila ketika arsip dibutuhkan bisa segera ditemukan, sedangkan

bagi pengelolaan arsipnya dapat tertata dengan rapi sesuai kebutuhan dan jadwal

penyusutan arsip (Retensi Arsip).9

Dalam mengelola sebuah arsip tidak hanya prosedur yang perlu

diperhatikan. Akan tetapi pegawai yang bekerja pada unit kearsipan. Sarana atau

fasilitas yang dipergunakan terutama dana telah tersedia dalam hal pemeliharaan

arsip. Untuk dapat mengemban tugas kearsipan dengan baik, pegawai yang

bekerja pada bagian kearsipan tidak hanya ditunjang oleh faktor kemauan saja,

melainkan memiliki skil ataupun keterampilan khusus mengenai bidang kearsipan.

Oleh karena itu, tidak semua pegawai memiliki kemampuan ahli dalam bidang

kearsipan. Sebelumnya mereka perlu dibekali dan diberi pelatihan khusus dalam

mengelola kearsipan sehingga tidak akan terjadi suatu miss comunication dalam

jobdispekerjaan.10

PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda Syariah 1967 unit syariah (Bumida

Syariah), BUMIDA BumiputeraMuda Syariah merupakan bagian kelompok bisnis

AJB Bumiputera 1912, yang secara khusus bergerak dibidang asuransi

umum/kerugian syariah. Induknya sendiri merupakan perusahaan yang

mempelopori industri asuransi di indonesia. BUMIDA merupakan suatu

9

Ririn amalia,Manajemen Kearsipan di Badan Perpustakaan dan kearsipan Provinsi Jawa Timur, Jurnal Fakultas Ekonomi, hal. 2

10

(15)

6

organisasi dengan prinsip tolong menolong sesama para anggota. Organisasi

tersebut berdiri tanpa mengharapkan suatu keuntungan. Akan tetapi bagaimana

organisasi ini bisa mengelola keuntungan tanpa ada suatu kerugian disaat

melakukan transaksi. Dari hasil keuntungan tersebut dapat dibagi hasil dan hasil

tersebut dibagi rata setiap peserta yang telah mengikuti program asuransi.

sehingga tidak memungkinkan adanya unsur riba bagi yang telah melakukan dan

mengikuti program asuransi BUMIDA syariah ini. Jadi setiap para anggota

asuransi bisa dapat merasakan hasilnya secara bersama.11

Ada beberapa alasan mengapa arsip perlu disusun, diantaranya karena

alasan pribadi, sosial, ekonomis, hukum, alasan instrumental serta pengembangan

ilmu pengetahuan. Alasan-alasan di atas yang menjadi masalah mengapa perlu

dilakukan manajemen pengelolaan arsip di suatu lembaga/ institusi. Selama ini

kearsipan yang ada di bumiputera dinilai masih kurang perhatian dalam

pemeliharaan sehingga banyak yang kurang memperhatikan kearsipan. Padahal

sebetulnya arsip sendiri memiliki banyak fungsi. Untuk itu dalam mengelola arsip

dibutuhkan pemahaman tentang manajemen kearsipan agar dapat terarah dan

dapat dimanfaatkan untuk kepentingan organisasi.

Saat ini yang telah peneliti amati bahwasanya dari sistem pengelolaan

kearsipan di bumiputera muda syariah sudah maksimal. Akan tetapi lebih

maksimal lagi apabila arsip-arsip yang telah dibukukan perlu untuk ditata dan

dirapikan secara baik. Dalam hal perawatan seharusnya diletakkan pada tempat

yang telah tersedia sesuai dengan id penyimpanan. Selain itu masih banyak

11

(16)

7

diantara mereka yang kurang memperhatikan arsip. Ini masalah yang menjadi

keteledoran bagi pegawai kearsipan karena mereka telah tergesa-gesa dalam

mengarsip. Disamping itu, banyak kekurangan saat melakukan pengarsipan.

Dengan adanya suatu kearsipan dalam penataan telah ditentukan oleh pegawai

bagian kearsipan tersendiri. Sehingga untuk melakukan pengarsipan di dalam

sebuah rak sudah tertata sendiri dan pegawai hanya tinggal mengambil dari

beberapa rak yang sudah tersedia. Jadi mudah dalam pengambilan arsip karena

sudah tertera kode dan nama tempat tersendiri dalam pengarsipan.

Peran arsip yaitu sebagai bahan bukti pengambilan keputusan bagi suatu

perusahaan. Karena dalam setiap karyawan memiliki kemampuan daya ingatan

memori yang sangat terbatas. Suatu saat arsip berperan sebagai wadah informasi

dan barang bukti. Sedangkan untuk setiap informasi yang terbit setiap hari baik

informasi yang lama maupun informasi yang terkini haruslah diingat. Jadi peranan

arsip dalam sebuah lembaga organisasi bumiputeramuda syariah sebagai kegiatan

manajemen yang dapat menentukan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.

Dari penjelasan di atas peneliti tertarik untuk meneliti fenomena tersebut

dengan judul “ MANAJEMEN KEARSIPAN PT. BUMIPUTERA MUDA

SYARIAH DI SURABAYA.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti dapat merumuskan

masalah sebagai berikut:

(17)

8

2. Apa saja hambatan manajemen kearsipan PT. Bumiputera Muda Syariah di

Surabaya?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen kearsipan PT. Bumiputera Muda

Syariah di Surabaya.

2. Untuk mengetahui apa saja hambatan manajemen kearsipan PT. Bumiputera

Muda Syariah di Surabaya.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan untuk mampu melatih dan mengembangkan

kemampuan berfikir secara ilmiah dan kemampuan untuk dapat

menuliskannya di dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan suatu kajian

kajian teori yang diperoleh dari manajemen kearsipan negara.

b. Menjadikan sebagai bahan masukan dan pemikiran bagi perusahaan,

lembaga lembaga sosial, maupun instansi terkait mengenai sistem ilmu

kearsipan dan administrasi yang mampu menarik minat pembaca.

2. Manfaat praktis

a. Dapat menambah wawasan dan pengalaman baru yang nantinya dapat

dijadikan modal dalam meningkatkan proses belajar sesuai dengan disiplin

(18)

9

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan oleh distributor sebagai

sumber informasi yang ilmiah guna meningkatkan pemasaran produk jasa

dalam menciptakan sebuah wirausaha dan memperbesar bisnis jaringannya.

E. Definisi Konsep

1. Manajemen

Manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan

usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya,

menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang

ditentukan sebelumnya.12Manajemen juga lebih lanjut dijelaskan bahwa

manajemen merupakan suatu proses sosial yang merupakan proses kerjasama

dua orang atau lebih secara formal, manajemen dilaksanakan dengan bantuan

sumber-sumber yakni sumber daya manusia, sumber material, sumber biaya

dan sumber informasi, manajemen dilaksanakan dengan metode kerja tertentu

yang efisien dan efektif dari segi tenaga, waktu, uang, dan sebagainnya.

Manajemen mengacu pada pencapaian tujuan tertentu, yang telah ditentukan

sebelumnya.

2. kearsipan

Kearsipan adalah proses pengaturan dan penyimpanan rekaman asli

(original record), atau salinannya, sehingga rekaman tersebut dapat ditemukan dengan mudah sewaktu diperlukan.13

12

Prof. Dr. J. Panglaykim dan Drs. Hazil, 1960,Manajemen Suatu Pengantar, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta.

13

(19)

10

Kearsipan adalah kumpulan dokumen yang disimpan secara teratur

berencana karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat

cepat ditemukan kembali.14Manajemen kearsipan adalah pekerjaan pengurusan

arsip yang meliputi pencatatan, pengedalian, dan pendistribusian,

penyimpanan, pemeliharaan, pengawasan, pemindahan dan pemusnahan. Jadi

pekerjaan tersebut meliputi siklus “kehidupan” dokumen sejak lahir sampai

mati.15

Manajemen kearsipan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses

kearsipan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan kearsipan sehingga dapat mewujudkan manajemen kearsipan

berjalan dengan baik. dan dalam penelitian ini juga bagaiamana dalam

pemeliharaan kearsipan yang baik supaya arsip terjaga dengan baik sampai

arsip itu nantinya kembali dibutuhkan.

3. PT.Asuransi Umum BumiputeraMuda syariah

PT.Asuransi Umum BumiputeraMuda syariah adalah salah satu lembaga

organisasi yang terletak di Jl. Bintoro No. 16 A Cabang Surabaya. Lembaga ini

merupakan lembaga anak cabang dari Bumiputera yang berdiri dengan nama

lembaga berbasis syariah. Merupakan suatu lembaga yang bergerak dibidang

bisnis jasa syariah.16 Lembaga ini memiliki dedikasi bahwasanya ingin

membantu dan mengajak sesama orang dalam hal berasuransi secara syariah.

Sesuai dengan visi dan misinya serta segala keterbatasan dan kemampuan yang

14

Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono, 2005, Manajemen Kearsipan Modern, Yogyakarta: Gava Media. Hal 5.

15

Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono, 2005,Manajemen Kearsipan Modern....hal 15.

16

(20)

11

dimiliki oleh lembaga tersebut. Adapun visinya yaitu “ Menjadi perusahaan

asuransi umum yang memberikan nilai lebih bagi Stakeholder.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan ini bertujuan untuk menjadikan tulisan ini tersusun

secara sistematis, terarah, dan sesuai dengan bidang kajian yang diteliti.

Penyusunan hasil laporan penelitian dalam bentuk skripsi ini disusun dalam lima

bab sebagaimana berikut.

Bab pertama pendahuluan, yang berfungsi untuk memaparkan pola dasar

dari keseluruhan isi skripsi yang terdiri dari latar belakang yang memicu

timbulnya masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika bahasan.

Bab kedua kajian teoritik, yang mengkaji tentang konsep-konsep yang

bersifat teoritik yang relevan dan meliputi konsep dasar manajemen kearsipan,

gambaran kerangka teori yang dipakai, dan perspektif islam tentang manajemen

kearsipan.

Bab ketiga metode penelitian berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian

yang digunakan peneliti dalam penelitian. Dalam bab ini juga dijelaskan dimana

lokasi penelitian, jenis dan sumber data yang dicari oleh peneliti, tahap-tahap

(21)

12

yang digunakan peneliti dalam mencari data secara ilmiah, yakni teknik

pengumpulan data, teknik validasi data dan teknik analisis data.

Bab keempat yaitu penyajian dan analisis data berisi pembahasan tergantung

konteks dan tema penelitian, dalam bab ini peneliti menjelaskan kesesuaian antara

teori dengan lapangan, teori tersebut sesuai atau malah memunculkan sebuah teori

baru.

Bab ke lima penutup, bab ini dimaksudkan untuk memudahkan bagi

pembaca yang mengambil intisari dari skripsi, yang berisi kesimpulan, saran,

keterbatasan penelitian dan rekomendasi. Sedangkan pada bagian akhir meliputi

(22)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dari penelitian terdahulu didapatkan hasil penelitian yang mempunyai

kesimpulan berdasarkan objek yang diteliti. Di bawah ini penelitian terdahulu

yang menjadi referensi dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

1. Nama peneliti Siti Musyarofah

Judul “Pelaksanaan Manajemen Kearsipan Dalam

Ketatausahaan Di SMP Dua Mei Ciputat.”

Universitas Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Skripsi 2010

Hasil penelitian Telah didapatkan dari hasil penelitian yaitu bahwa secara umum sekolah ini telah melaksanakan fungsi-fungsi

manajemen kearsipan meskipun belum optimal.

Berdasarkan hal itu maka hendaknya pihak sekolah mengundang ahli kearsipan untuk memberi saran dan masukan tentang bagaimana melaksanakan kearsipan yang baik. selain itu akan lebih baik lagi jika sekolah mengadakan pelatihan dan pengembangan untuk para

pegawai tata usaha, agar mampu menciptakan

ketatausahaan yang lebih baik.

Persamaan Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti tentang manajemen kearsipan dengan

menggunakan metode penelitian kuantitatif dan

menggunakan teori kearsipan.

Perbedaan Perbedaanya pada penelitian di atas adalah membahas

(23)

✂ ✄

2. Nama peneliti Andes Wahyu Setiana

Judul “Pengelolaan Kearsipan Di Kantor Kecamatan Karang

Tanjung Kabupaten Pandeglang.”

Universitas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Skripsi 2014

Hasil penelitian Kegiatan manajemen kearsipan awal proses mulai berawal dari yang namanya penciptaan dan pengurusan arsip, sistem penyimpanan dan pemanfaatn arsip, pengurusan naskah dinas penting, pengurusan naskah dinas biasa,

pengurusan naskah dinas rahasia, penataan dan

pemindahan arsip, ruang penyimpanan arsip, peralatan penyimpanan arsip, penemuan kembali arsip, hingga sampai pada proses pemusnahan dan penyerahan kembali arsip. hasil penelitian yang didapat yaitu menunjukkan siklus perputaran arsip mulai proses awal penciptaan kearsipan sampai pada akhir pemusnahan arsip.

Persamaan Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti tentang manajemen kearsipan dan sama-sama

menggunakan metode penelitian kualitatif dan

menggunakan teori kearsipan.

Perbedaaan Perbedaanya pada penelitian di atas adalah membahas

tentang pengelolaan kearsipan mulai dari pengurusan surat dinas masuk dan pengurusan surat dinas keluar hingga sampai pada proses pemusnahan dan penyerahan arsip sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini akan membahas tentang manajemen kearsipan pt.asuransi umum bumiputera muda syariah serta perbedaan objek penelitian.

3. Nama peneliti Emilda Handayani, Rohanda, Tati Sumiati Jurnal vol 1, No. 1, Tahun 2012.

Judul “Manajemen kearsipan Di Sekertariat Daerah Provinsi

Jawa Barat”.

Universitas Universitas Padjajaran, Fakultas Ilmu Komunikasi vol 1, No,1, Tahun 2012

(24)

☎ ✆

diantaranya yaitu kegiatan penerimaan, pengarahan, pengendalian, penyimpanan dan ekspedisi atau pengiriman surat.

Persamaan Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti tentang manajemen kearsipan dan sama-sama

menggunakan metode penelitian kualitatif dan

menggunakan teori kearsipan.

Perbedaaan Perbedaanya pada penelitian di atas adalah membahas

tentang proses pengelolaan kegiatan keluar masuknya surat yang melalui satu pintu pada sub bagian tata usaha di sekertariat daerah proivinsi jawa barat sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini akan membahas tentang manajemen kearsipan pt.asuransi umum bumiputera muda syariah serta perbedaan objek penelitian.

4. Nama peneliti Ririn Amalia

Judul “Manajemen Kearsipan Di Badan Perpustakaan dan

Kearsipan Provinsi Jawa Timur.”

Universitas Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Skripsi 2015

Hasil penelitian Dalam pelaksanaan manajemen kearsipan telah berjalan baik namun terkendala pada sumber daya manusia terhadap tenaga arsiparis yang belum terampil. Sedangkan dalam penelitian ini membahas jenis arsip dinamis yang selama ini telah berjalan diantaranya surat keluar masuk dengan informasi tentang pelatihan kearsipan, permohonan

bantuan bahan pustaka dan tentang pencatatan

pendistribusian surat masuk setiap harinya.

Persamaan Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti tentang manajemen kearsipan dan sama-sama

menggunakan metode penelitian kualitatif serta

menggunakan teori kearsipan.

Perbedaaan Perbedaanya pada penelitian di atas adalah membahas

tentang proses penciptaan surat keluar di badan perpustakaan dan kearsipan provinsi jawa timur sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini akan membahas tentang pelaksanaan manajemen kearsipan pt.asuransi umum bumiputera muda syariah di surabaya

5. Nama peneliti Nanik Sri Haryati

Judul “pengelolaan Arsip Dalam Mendukung Tertib Adminstrasi

Di Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.”

Universitas Universitas Negeri Semarang, Skripsi 2013

Hasil penelitian Yang diperoleh pada perencanaan arsip dengan

(25)

✝6

penyimpanan arsip serta pengklasifikasian dalam bentuk

pengkodean arsip. Pelaksanaan pengelolaan arsip

diantaranya pelimpahan wewenang petugas arsip,

pengalokasian anggaran, penyediaan peralatan dan perlengkapan, serta pengaplikasian sistem penyimpanan arsip. Pengendalian arsip untuk arsip yang mengalami kerusakan karena faktor ekstrinsik. Sedangkan untuk pengawasan arsip masih dilakukan secara mandiri pada masing-masing subbagian.

Persamaan Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti tentang manajemen kearsipan dan sama-sama

menggunakan metode penelitian kualitatif dan

menggunakan teori kearsipan.

Perbedaaan Perbedaanya pada penelitian di atas adalah membahas

tentang pendeskripsian pengelolaan arsip dan menangani bagian kearsipan pada struktur organisasi yang ada di universitas negeri semarang sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini membahas tentang pelaksanaan manajemen kearsipan di pt. Bumiputeramuda syariah surabaya dan perbedaan objek penelitian

B. Kearsipan

1. Pengertian Arsip dan Kearsipan

Istilah kearsipan berasal dari akar kata “Arsip”. Arsip pada prinsipnya

mengandung pengertian defenitif yang sama, namun demikian para ahli

cenderung memberikan pengertian arsip yang berlainan satu dengan lainnya,

tergantung pada sudut pandang dan point penekanan utama yang diberikan

didalamnya sebagaimana dikemukakan oleh Liang Gie arsip adalah suatu

kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu

kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali.17

Basir Barthos menyebutkan arsip adalah setiap catatan tertulis baik dalam

bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai

17

(26)

17

sesuatu subyek (pokok persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang untuk

membantu daya ingatan orang itu pula. Jadi yang termasuk arsip misalnya surat

menyurat, kwitansi, faktur, pembukuan, daftar gaji, daftar harga, kartu penduduk,

bagan organisasi, foto-foto dan lain sebagainnya.18

Menurut Wiyasa yang menyatakan bahwa arsip adalah kumpulan berkas

baik berupa tulisan maupun benda atau gambar yang diatur, diklasifikasikan,

disimpan secara sistematis agar setiap kali diperlukan dapat segera ditemukan

kembali.19

Sedangkan Moekijat juga berpendapat bahwa “kearsipan adalah penempatan

kertas-kertas dalam tempat-tempat penyimpanan yang baik menurut aturan yang

telah ditentukan terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga setiap kertas (surat)

apabila diperlukan dapat diketemukan kembali dengan mudah dan cepat.”20

Kearsipan merupakan salah satu jenis pekerjaan kantor atau pekerjaan tata usaha

yang banyak dilakukan oleh badan-badan pemerintah, maupun badan-badan

swasta. Kearsipan menyangkut pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpanan

warkat atau surat-surat, dan dokumen dokumen kantor lainnya.21

Selain pengertian arsip menurut para tokoh di atas, pengertian arsip di

indonesia juga diatur dalam undang-undang No. 7 tahun 1971 tentang ketentuan

18

Basir Barthos, 2013,Manajemen Kearsipan, PT. Bumi Aksara, Jakarta

19

Thomas Wiyasa, 2003,Tugas Sekretaris Dalam Mengelola Surat Dan Arsip Dinamis. Jakarta : Pradnya Paramita, Cet 1, hal 79.

20

Moekijat, 2002,Tata Laksana Kantor, Bandung : Mandar Maju. 21

(27)

18

ketentuan pokok kearsipan, Bab I Pasal I oleh sedarmayanti menegaskan bahwa

yang dimaksud dengan arsip adalah:22

a. Arsip adalah Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga Negara

dan Badan-Badan Pemerintah dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan

tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan

pemerintahan.

b. Arsip adalah Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan Swasta atau

perorangan, dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun

berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.23

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang dikutip oleh wursanto

arsip sebagai segala kertas, buku, foto, film, rekaman suara, gambar peta, bagan

atau dokumen-dokumen lain dalam segala macam bentuk dan sifatnya, asli atau

salinannya, serta dengan segala penciptaannya, dan yang dihasilkan atau diterima

oleh suatu organisasi/badan, sebagai bukti atas tujuan, organisasi, fungsi-fungsi,

kebijaksanaan-kebijaksanaan, keputusan-keputusan, prosedur-prosedur,

pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan pemerintah yang lain, atau karena pentingnya

informasi yang terkandung didalamnya.24

Terlalu banyak kegiatan dan masalah yang dihadapi dalam kehidupan

sehari-hari, maka manusia mempunyai kecenderungan lupa, oleh sebab itu

22

Widjaja, A.W., 1993,Administrasi Kearsipan Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

23

Zulkifli Amsyah, 1989,Manajemen Kearsipan, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, hal 2. 24

(28)

19

manusia membutuhkan catatan dalam setiap transaksi yang mereka lakukan.

Selanjutnya warkat-warkat yang sudah tercipta harus disimpan dengan rapi agar

warkat itu dibutuhkan bisa segera ditemukan kembali. Kegiatan penyimpanan

warkat itu biasa dikenal dengan istilah arsip.

Anjuran terhadap pemeliharaan catatan juga tertulis dalam Al-Quran surat

Al-Baqarah ayat 282, yaitu:

اَذِإ ٍل َﺟَأ ﻰ ًّﻣ َﺳ ﱡﻣ َﻻ َو ٌب ِﺗﺎَﻛ ن َأ

ﺎَﻣَﻛ َﻻ َو ن ِﺈَﻓ َنﺎَﻛ

“hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya dengan benar, dan

janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,...25

Widjaja menjelaskan bahwa arsip adalah tulisan yang memberikan

keterangan tentang kejadian-kejadian dan pelaksanaan organisasi, yang dapat

berwujud surat-menyurat, data dan bahan-bahan yang dapat berbicara dan dapat

memberi keterangan yang jelas dan tepat.26

Kearsipan memegang peranan penting bagi kelancaran berjalannya

organisasi, yaitu sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan bagi

organisasi.27 Tujuan kearsipan adalah untuk menjamin keselamatan bahan

pertanggung jawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan penyelenggaraan

25

Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 282

26

A.W. Widjaja, 1986,Administrasi Kearsipan Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Press, Cet 3, hal 92.

27

(29)

20

kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban

tersebut bagi kegiatan pemerintah,28 maka arsip harus disimpan secara sistematis

agar apabila dibutuhkan dapat segera ditemukan kembali.

Menurut Suradja, waktu penyimpanan arsip tidak dapat ditentukan secara

pasti (mutlak). Penentuannya didasarkan atas perkiraan yang logis dengan

memperhatikan beberapa penilaian arsip. Dengan demikian dalam melakukan

penilaian dan analisis harus melibatkan tenaga ahli dan menguasai seluruh

kegiatan penyelenggaraan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi, tata kerja,

kebijaksanaan administratif, organisasi dan pengetahuan lainnya diluar

kebutuhan-kebutuhan organisasi. Suradja juga menjelaskan mengenai jangka

waktu penyimpanan arsip yang dapat dijadikan pedoman, yaitu jangka waktu 4-5

minggu untuk warkat biasa, 5-6 tahun untuk warkat yang penting. Tetapi jika ada

surat perjanjian misalnya sewa rumah untuk sepuluh tahun maka warkat ini harus

disimpan minimum sepuluh tahun.29

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa arsip adalah

kumpulan beberapa surat yang mengandung arti dan mempunyai nilai kegunaan.

Kegunaan tersebut baik bagi kepentingan suatu lembaga atau instansi yang

berkaitan dengan individu, pribadi/perorangan. Arsip disimpan dengan metode

tertentu sehingga dapat dengan mudah dan cepat ditemukan kembali. Arsip yang

disimpan secara tidak teratur akan menyebabkan proses penemuan kembali arsip

menjadi sulit.

28

A.W. Widjaja, 1986,Administrasi Kearsipan Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Press, Cet 3, hal 102-103

29

(30)

21

2. Manajemen Kearsipan

Agar kegiatan kearsipan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan

pengelolaan sistem kearsipan agar tujuan organisasi itu dapat berjalan dengan

efektif dan efisien. pengelolaan sistem kearsipan dikenal dengan istilah

manajemen kearsipan.

Manajemen arsip merupakan perencanaan, penempatan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan terhadap arsip dan keseluruhan proses yang berkaitan

dengan arsip. Dengan kata lain manajemen arsip pada prinsipnya adalah

mengelola seluruh daur hidup arsip (life cycle off record).30 Dapat pula dikatakan bahwa pengelolaan arsip merupakan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen di

dalam rangka mengelola keseluruhan daur hidup arsip.

Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh James A.F Stoner

yang dikutip oleh Ernie Tisnawati dan Kurniawan terdiri dari empat fungsi, yaitu:

a) Perencanaan atau Planning merupakan proses langkah awal saat kita akan memulai sebuah bisnis baru. Selain itu, menyangkut upaya apa saja yang akan

dilakukan untuk menjadi seorang wirausaha (Enterpreneurship) yang handal. Untuk menciptakan sebuah bisnis baru kita juga harus menentukan strategi

yang tepat untuk bisa mewujudkan target. Diantaranya saat memulai dunia

bisnis harus mengetahui situasi dan kondisi tempat misalnya, mencari tempat

yang strategis, ramai, banyak orang, padat penduduk dan ramah lingkungan.

30

(31)

22

Dan mampu mencetak jiwa enterprenurship yang mampu bersaing dalam

dunia bisnis.

b) Pengorganisasian atau Organizing merupakan proses saat akan memulai. Dengan adanya rencana yang sudah disusun dan dirinci. Selanjutnya yang

diperlukan yaitu mencari sumber daya manusia yang akan diajak untuk

mengelola sebuah organisasi. Tanpa adanya sumber daya manusia yang

direkrut maka organisasi tersebut tidak akan bisa berjalan layaknya rencana

yang sudah tersusun. Setelah sumber daya manusia terkumpul selanjutnya

menentukan pembagian setiap divisi dan strategi yang sudah direncanakan.

Yang telah didesain dalam struktur keorganisasian dan memastikan bahwa

semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna

mencapai tujuan organisasi.

c) Pengimplementasian atau actuating, setelah semua lengkap selanjutnya yaitu proses aksi menjalankan program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak

dalam organisasi. Di proses ini mereka sudah memulai dan mengetahui job dis

masing-masing apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab tugas mereka.

Dari tugas dan tanggung jawab yang harus dijalani bisa untuk dijadikan

motivasi diri agar semua pihak yang terlibat dapat menjalankan tanggung

jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.

d) Pengendalian dan pengawasan atau controlling, yang terakhir adalah proses evaluasi yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan mulai

(32)

23

bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun ada beberapa

perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.31

Arsip sebagai salah satu sumber informasi membutuhkan suatu sistem

pengelolaan yang tepat sehingga dapat menciptakan efektifitas, efisiensi dan

produktivitas bagi organisasi yang bersangkutan. Oleh karena itu penyelenggaraan

tata kearsipan tidak bisa dilakukan secara sambilan. Hal yang perlu ditekankan

adalah bahwa arsip merupakan hasil samping (by product) dari aktivitas administrasi tetapi bukan berarti penyelenggaraanya hanya ditempatkan sebagai

pekerjaan sampingan. Penyelengaraan tata kearsipan perlu dilakukan dengan

manajemen yang baik.

The Liang Gie mengartikan arsip sebagai kumpulan warkat yang disimpan

secara teratur, berencana, karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali

diperlukan dapat cepat ditemukan kembali.32

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Manajemen

Kearsipan adalah cara proses pengelolaan arsip mulai dari arsip yang berupa

lembaran-lembaran kertas hingga menjadi satu kesatuan arsip yang tertata rapi

secara utuh. Sedangkan untuk pekerjaan atau kegiatan pengelolaan kearsipan

dimulai dari alur daur hidup arsip. Dari alur daur hidup arsip kita bisa mengetahui

proses manajemen pengelolaanya. Daur hidup arsip diantaranya terdiri dari 5

macam proses meliputi perencanaan/penciptaan, pengendalian dan

31

Ernie Tisnawati dan kurniawan Saefullah, 2005, Pengantar Manajemen, jakarta : Kencana Prenada Media Group

32

(33)

24

pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, pengawasan, pemindahan dan

pemusnahan arsip. Dengan adanya daur hidup arsip bisa mengetahui tujuanya

yaitu untuk memudahkan penemuan kembali pada arsip-arsip yang telah

dimusnahkan pada saat dokumen itu diperlukan.

3. Lima Siklus Hidup Arsip Dalam Pengelolaan Manajemen Kearsipan.

Untuk mencapai sasaran sistem kearsipan, tidak dapat lepas kaitannya

dengan siklus hidup arsip. Terdapat lima siklus hidup arsip dalam melakukan

pengelolaan manajemen kearsipan. Umumnya setiap jenis arsip akan melewati

siklus hidup arsip sebagai berikut:

Gambar 2.1

(34)

25

a. Penciptaan Arsip

Pada tahap ini, arsip diciptakan atau dibuat kemudian digunakan sebagai

media penyampaian informasi, sebagai dasar perencanaan, pengorganisasian,

pengambilan keputusan, pengawasan dan lain sebagianya. Ada dua cara arsip

diciptakan. Pertama diterima dari organisasi atau instansi maupun seseorang yang

berasal dari luar organisasi. Kedua, diciptakan dari internal organisasi atau

instansi tersebut.33 Oleh karena itu dalam melakukan perencanaan, kita harus

benar-benar memikirkan secara matang hal-hal yang baik dan buruk ataupun

kendala yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan yang telah

direncanakan. Serta memikirkan alternatif dan solusi yang bagus untuk

menghadapi beberapa kendala yang terjadi.

Fungsi perencanaan dalam bidang kearsipan dilakukan dengan menyusun

pola. Pola klasifikasi arsip tersebut dibagi menjadi 2 macam sistem pertama

sistem elektronik dan sistem manual, sistem elektronik yaitu data tersebut berada

pada cabang dan dipegang oleh pusat, sedangkan sistem manual yaitu data

tersebut berada pada cabang dan disimpan oleh cabang. Selain itu ada kode dan

indeks, menyusun pedoman pemrosesan surat masuk dan keluar, menyusun

jadwal retensi arsip, dan perencanaan fasilitas atau perbekalan yang dibutuhkan

untuk melaksanakan aktivitas kearsipan.

Penciptaan arsip dapat diartikan sebagai aktivitas membuat rekaman

kegiatan atau peristiwa dalam bentuk dan media apapun sesuai dengan

33

(35)

26

perkembangan teknologi informais dan komunikasi. Berikut adalah cara

penciptaan surat masuk dan surat keluar:

1) Surat Masuk

Surat masuk sangat penting untuk membangun informasi dari unit ke unit,

jika tidak ada surat masuk naska informasi yang ingin disampaikan tidak

akan terlaksana dengan baik. “Surat Masuk adalah surat yang masuk ke

dalam suatu instansi/perusahaan atau bagian dalam suatu

instansi/perusahaan, baik yang berasal dari instansi/perusahaan lain atau

bagian lain pada instansi/perusahaan yang sama.”34 Surat masuk sangat

memerlukan pengelolaan karena saat surat akan diperlukan dapat segera

ditemukan.

2) Surat Keluar

Jika suatu perusahaan terdapat surat masuk untuk memberikan informasi

kepada perusahaan lain maka, surat tersebut akan mebutuhkan jawaban

yaitu surat keluar. “surat keluar adalah surat yang keluar ke dalam suatu

instansi/perusahaan atau bagian dalam suatu instansi/perusahaan, baik yang

berasal dari instansi/perusahaan lain atau bagian lain pada

instansi/perusahaan yang sama.”35

Pengelolaan surat keluar dilakukan dibagian tata usaha atau sekertariat.

Dalam hal ini bagian tata usaha berhak mengolah, memeriksa,

34

DRS.Hadi AbuBakar, 1997, Cara-Cara Pengolahaan Kearsipaan yang Praktis dan Efisien, penerbit Djambatan, Jakarta.

35

(36)

27

menyerahkan kepada pimpinan untuk ditanda tangani, sekaligus

mengirimkanya pada instansi lain.

b. Pemanfaatan Arsip

Pada tahap ini, arsip dikategorikan sebagai arsip dinamis dan arsip statis,

sebagaimana keduanya yaitu arsip yang masih digunakan secara langsung

dalam penyelenggaraan administrasi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya

arsip dinamis dapat dikategorikan lagi menjadi arsip dinamis aktif dan dinamis

inaktif. Pertama, arsip dinamis aktif yaitu arsip yang penggunaanya masih

sangat tinggi dalam penyelenggaraan administrasi sehari-hari (terus-menerus).

Sedangkan untuk arsip dinamis inaktif, ialah arsip dinamis yang frekuensi

Penggunaanya sudah agak menurun (jarang) dalam penyelenggaraan

administrasi sehari-hari. Sedangkan untuk arsip statis adalah arsip yang tidak

diperguankan secara langsung dalam penyelenggaraan kegiatan maupun

ketatausahaan. Arsip tersebut cenderung mempunyai kepentingan dalam nilai

sejarah dan disimpan ditempat yang lebih aman dan sulit untuk dijangkau.

Penggunaan arsip juga perlu diperhatikan karena tidak sembarangan arsip yang

boleh dipinjam oleh semua orang. Arsip bersifat sangat rahasia yang berhak

untuk memegang dan mengetahui arsip hanya orang tertentu saja bagian

kearsipan. Oleh karena arsip digunakan hanya untuk kepentingan tertentu saja.

Saat akan menggunakan arsip ada batas waktu peminjaman dan pengembalian.

Arsip tidak boleh lama-lama dipinjam karena didalamnya sudah tercantum

ketentuan tersendiri. Waktu meminjam arsip hal yang harus diperhatikan yaitu

(37)

28

dimusnahkan tidak dapat digunakan kembali. Jika yang meminjam lewat dari

masa periode maka akan dikenakan sanksi. Jadi baik untuk meminjam atau

mengembalikan arsip harus melihat batasan waktu.

Agar efektifitas pengelolaan kearsipan dapat tercapai, penggunaan arsip

surat harus diperhatikan waktunya. Untuk surat harus ditindaklanjuti paling

lama tiga hari setelah penerimaan, sedangkan untuk arsip yang dipinjam untuk

pelaksanaan operasional lembaga harus segera dikembalikan setelah selesai

digunakan.36

c. Penyimpanan Arsip

Pada Tahap penyimpanan ini arsip disimpan dengan tujuan agar bisa

digunakan kembali sewaktu-waktu arsip tersebut dibutuhkan dikemudian hari.

Ingat to file and to fine. Penyimpanan arsip suatu kegiatan yang dilakukan untuk tempat menaruh, menata atau menyusun arsip-arsip agar dapat tertata

secara rapi. Dengan penataan arsip secara teratur dan rapi akan memudahkan

pegawai untuk dapat menemukan arsip kembali. Cara penataan arsip harus

sesuai dengan kode ataupun indeks yang telah ditentukan berdasarkan

pengkodean meliputi nomor urut polis, nama peserta, periode, tanggal

pertanggungan pembayaran, materai, total premi, no blangko, nama agen dan

tanda tangan. Sedangkan untuk indeks sesuai urutan nomor ataupun abjad.

Setelah semua tertata rapi sesuai dengan tempat kode masing-masing

selanjutnya yaitu pengelompokan berdasarkan urutan yang ada pada filling cabinet.

36

(38)

29

Adapun metode penyimpanan arsip dasar yang sering dipakai yaitu:

1. Metode penyimpanan menurut pokok masalah.

Kearsipan sistem masalah adalah sistem penyimpanan dan penemuan

kembali arsip berdasarkan masalah atau pokok isi surat. Dalam hal ini

surat-surat disimpan berdasarkan perihal surat misalnya, surat ijin pegawai

disimpan dalam kelompok surat ijin, surat tentang keuangan disimpan di

dalam kelompok keuangan dan sebagianya. Daftar klasifikasi dalam

kearsipan merupakan suatu pedoman untuk pemberian kode arsip sekaligus

merupakan pedoman penyimpanan dan penemuan kembali arsip.

Khususnya dalam kearsipan sistem masalah daftar klasifikasi dibuat

terlebih dahulu dan ditetapkan oleh organisasi untuk dijadikan sebagai

pedoman. Untuk organsasi yang kecil biasanya klasifikasinya hanya

berdasarkan masalah utama, untuk organisasi tingkat menengah klasifikasi

berdasarkan masalah utama dan sub masalah, sedangkan untuk organisasi

yang besar klasifikasi dibuat berdasarkan masalah utama, sub masalah dan

sub-sub masalah. Arsip atau dokumen mengenai masalah yang sama

ditempatkan dalam satu atau lebih map folder. Map folder yang sudah

diberi label yang bertuliskan judulnya dan terletak dikanan atas ditata

secara horizontal.

2. Metode penyimpanan menurut urutan nama (orang, wilayah, organisasi dan

barang).

Sistem penyimpanan dan penemuan kembali menurut kelompok atau

(39)

30

dari tujuan yang dikirim. Dalam hubungan ini surat masuk dan surat keluar

disimpan dan ditempatkan dalm folder yang sama dan tidak

dipisah-pisahkan. Dalam penyimpananya menurut sistem ini harus dibantu dengan

sistem abjad dan sistem tanggal.

3. Metode penyimpanan arsip berdasarkan urutan abjad.

Sistem ini merupakan dasar dari sistem penyimpanan yang lain. Sistem

abjad adalah sistem yang tertua, langsung, dan yang paling banyak

digunakan. Disebut sistem langsung ( direct filling system) karena dapat langsung mencari arsip tanpa menggunakan kartu indeks. Sistem ini juga

sederhana dan mudah karena pada umumnya orang mempunyai

kecenderungan lebih mudah mengingat nama orang/ badan organisasi

dibandingkan dengan nomor atau angka.

Sistem abjad umumnya dipilih sebagai sistem penyimpanan arsip karena

nama lebih mudah diingat oleh siapapun, petugas menginginkan agar

dokumen disimpan dari nama yang sama, dokumen sering dicari dan

diminta melalui nama, jumlah langganan yang berkomunikasi banyak.

Adapun keuntungan dan kerugian dalam penggunaan sistem abjad ini.

Keuntungan dari pemakaian sistem abjad antara lain : dokumen yang

berasal dari satu nama yang sama akan berkelompok menjadi satu, surat

masuk dan surat keluar disimpan bersebelahan dalam satu map, mudah

dikerjakan dan cepat ditemukan, mudah diterapkan.

Kerugian dari pemakaian sistem abjad ini : pencarian dokumen untuk nama

(40)

31

yang sama lebih diteliti lagi agar tidak terjadi kekeliruan dalam

menempatkan, juga menerapkan sistem mengindeks.

4. Metode penyimpanan arsip berdasarkan urutan tanggal.

Penyimpanan arsip berdasarkan urutan tanggal adalah sistem penyimpanan

dan penemuan kembali arsip yang disusun berdasarkan tahun, bulan dan

tanggal arsip dibuat. Sistem ini merupakan sistem yang sederhana dan

mudah, tetapi sistem ini sering kali menggunakan alat bantu lain ( kartu

indeks ) untuk menemukan arsip yang dicari. Hal ini dikarenakan orang

sangat sulit untuk mengingat tanggal apalagi arsip tersebut sudah terjadi

pada beberapa tahun yang lalu. Dalam sistem tanggal tidak memerlukan

daftar klasifikasi karena bagian tanggal sangat sederhana, yaitu hanya

terdiri dari 3 bagian saja, yaitu nama tahun, nama bulan, dan nama tanggal.

Disamping itu orang juga sangat hafal dengan urutan bulan dalam setiap

tahun masehi, dan jumlah tanggal pada setiap bulanya ( terdiri 28-31 hari).

Prosedur penyimpanan arsip sistem tanggal pada dasarnya sama dengan

proseedur langkah sebelumnya yaitu:

a) memeriksa surat/berkas

surat/berkas diperiksa dengan melihat tanda-tanda perintah

penyimpanan dan menentukan identitas surat yaitu tanggal surat

tersebut dibuat. Contoh:

Sholeh akan menyimpan arsip dari PT.Asuransi Umum Bumiputera

Muda Syariah tertanggal 4 mei 2016. Berarti identitas surat tersebut

(41)

32

b) Mengindeks

Menbagi tanggal menjadi tanggal utama, sub tanggal dan sub-sub

tanggal. Contoh :

Surat tanggal 4 mei 2016 terdiridari tanggal utama (2016), sub tanggal

(maret), sub-sub tanggal (4).

c) Memberi kode pada surat dengan kode tanggal. Pembuatan kode

dengan menuliskan kode tanggal pada sebelah kanan atas sebagai

penanda surat. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah pada saat

pencarian kembali arsip.

d) Menyortir

Kegiatan menyortir dilakukan tergantung situasi dan kondisi, menyortir

dilakukan jika kuantitas surat masuk dan surat keluar banyak pada hari

yang sama.

e) Menempatkan

Langkah terakhir dalam penyimpanan surat adalah menempatkan arsip

sesuai dengan kode dan klasifikasi surat. Contoh arsip tertanggal 4 mei

2016 disimpan pada laci berkode 2016, dibelakang giude mei, di dlam

hanging folder berkode 4. Perlu diingat bahwa penyimpanan sistem

tanggal pun harus menyediakan kartu indeksnya.

5. Metode penyimpanan arsip berdasarkan nomor.37

Sistem nomor adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip

yang disusun dengan menggunakan kode angka/nomor. Adapun sistem

37

(42)

33

nomor yang digunakan berdasarkan peraturan yang sudah lazim digunakan

yakni:

a) Sistem penyimpanan arssip berdassarkan nomor dewey

Filling sistem ini diciptakan oleh melvile dewey.Sistem ini juga disebut sistem desimal dengan menggunakan notasi angka 0-9. Untuk

menyususn arsip dengan sistem nomor terlebih dahulu perlu membuat

daftar klasifikasi. Daftar klasifikasi ini adalah daftar yang memuat

segala persoalan kegiatan yang ada di dalam kantor maupun

perusahaan. Membuat daftar klasifikasi dewey memerlukan pemikiran

yang tajam, karena setiap tingkat permasalahan hanya dibuat 10

masalah saja. Oleh sebab itu setiap masalah diklasifikasikan menurut

per sub-sub masalah. Jadi setiap pengelompokan nama setiap masalah

benar-benar diteliti, agar semua masalah surat dapat tercakup semua

dalam klasifikasi tersebut.

b) Sistem penyimpanan arsip berdasarka nomor seri (urut)

Sistem ini dilakukan jika jumlah arsip yang disimpan berkisar 1.000

sampai 10.000 arsip. penomoran dimulai pada nomor 1,2,3 dan

seterusnya. Pada sistem ini setiap koresponden diberi nomor kode

sesuai dengan ururtan yang berlaku pada buku nomor.

Buku nomor adalah buku yang berisi nomor nomor yang sudah

digunakan sebagai nomor koresponden dalam file sistem nomor. Nama

koresponden yang dapat diberi kode nomor adalah jika surat atas nama

(43)

34

maka belum ditulis pada buku nomor. Surat diberi kode sementara

dengan huruf C yang berarti campuran.

c) Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor terminal digit

Sistem penyimpanan dan penemuan berdasarkan nomor urut pada buku

arsip dimulai pada nomor 0000 ( 4 digit ) sehingga arsup yang

bernomor 0000 adalah arsip yang pertama kali disimpan. Untuk dapat

memahami sistem ini diperlukan konsentrasi yang kuat, karena sistem

ini sulit difahami. Jika untuk pertama kali membaca, pada sistem

penomoran ini ditentuka pada satu kelompok nomor yang mudah

dibaca dari kana ke kiri, yang didpisahkan dalam kelompok terdiri dari

2-3 nomor.

Di dalam sistem pengkodean yang ada di BUMIDA ada dua macam

yaitu terdiri dari sistem angka dan sistem abjad. Sistem angka lebih

simpel karena hanya melihat dari beberapa angka yang tercantum.

Sedangkan untuk sistem abjad mudah diingat untuk pencarian dan

penemuan arsip. seperti contohnya disini sistem pengkodean dengan

nomor. Kode nomor polis 1234 (kode cabang), 5678 (kode asuransi),

1701 ( kode jadi nasabah), 16 (kode bulan), 005 (kode otomatis).

Selain itu yang perlu diperhatikan juga selain penempatan arsip ialah

ruangan tempat penyimpanan arsip. Terutama pada penempatan lemari (filling cabinet) dan ditempatkan pada ruangan yang terpisah. Dalam penggunaan

(44)

35

Tujuanya agar berkas-berkas tersebut tidak hilang dan tidak bercampur dengan

tumpukan-tumpukan berkas yang ada dimeja. Setiap berkas yang sudah

disimpan dan sudah ditempatkan secara rapi mudah untuk ditemukan dan

disimpan kembali sesuai dengan tata urutan tempat yang tersedia. Penempatan

pada lemari seharusnya tidak lemari yang mudah rapuh atau mudah dimakan

oleh rayap akan tetapi yang lebih fleksibel penempatan ditaruh pada lemari yang terbuat dari besi sehingga menjadikan aman dalam penyimpanan. Nilai

guna yang terkandung dalam arsip tidak boleh berkurang, apabila berkurang

maka akan terjadi pengurangan arsip yang tersimpan. Oleh karena itu arsip

tidak boleh ditaruh pada sembarang tempat dan harus tersimpan pada kondisi

yang baik. sehingga dapat menjamin keselamatan arsip dimana setiap arsip

harus terhindar dari bahaya ataupun kerusakan dan gangguan keamanan yang

menyebabkan arsip menjadi rusak. Demikian yang menjadi penyebab rusaknya

arsip ialah serangan tikus atau serangga, jamur, kebakaran, kebanjiran,

kelembapan atau kekeringan udara yang dapat merusak arsip.

d. Pemindahan Arsip

Pada tahap pemindahan arsip dalam kurun waktu penyimpanan selembar arsip

mungkin saja arsip dicari dan digunakan secara terus-menerus. Dalam hal ini

arsip dinamakan “Dinamis Aktif” karena masih dibutuhkan oleh perusahaan.

Namun demikian arsip tidak selalu secara terus-menerus digunakan, maka

perlu dimusnahkan atau dipindahkan. Hal yang perlu untuk dipertimbangkan

pertama, arsip dapat dipindah dari status aktif menjadi inaktif tetapi masih

(45)

36

Selain pemindahan, Pemeliharaan arsip juga termasuk kegiatan yang penting

dalam rangka mencapai tujuan kearsipan yang optimal yaitu menjamin

keselamatan arsip. Agar bilamana arsip dibutuhkan sewaktu-waktu arsip dapat

segera disediakan untuk membantu memberikan data yang dibutuhkan.

Pemeliharaan arsip paling penting dalam proses kearsipan karena dari setiap

beberapa perusahaan ada arsip yang tidak terpelihara secara baik. yang

hasilnya akan terjadi kehilangan, terselip, rusak, sobek dll. Tujuan dari

pemeliharaan yaitu agar orang tidak segan-segan menaruh arsip secara

sembarangan. Dimanapun, kapanpun dan di saat apapun arsip harus betul-betul

terjaga dan terpelihara agar tetap terjaga rapi dan utuh. Sehingga tidak ada

cacat sedikit pun pada kertas. Tidak hanya saat setelah mengarsip saja ditata

rapi kalau bisa setiap hari arsip diperiksa dan dikontrol. Jika arsip tidak tertata

dengan rapi akan menyulitkan pegawai dalam mencari data dan informasi.38

Dan supaya pemeliharaan dan pengamanan arsip dapat terlaksana dengan

efektif, maka setiap petugas kearsipan sebaiknya diberikan pengetahuan

bagaimana cara memindahkan arsip dan memelihara arsip dari kehancuran.

Adapun ruangan yang harus dilakukan saat melakukan pemeliharaan arsip:

1. Lokasi gudang atau ruangan arsip harus bebas dari polusi udara atau tempat

yang lembab. Sebab kotoran udara (sulphur dioxide) adalah hasil pembakaran bekas minyak yang sangat berbahaya bagi kertas. Maka

ruangan untuk penyimpan arsip perlu diberifilteruntuk menyaring udara.

38

(46)

37

2. Ruangan untuk menyimpan arsip perlu dipisah dan ditaruh ruangan khusus

arsip sendiri. Karena arsip merupakan data yang bersifat rahasia dan perlu

pertimbangan efisiensi yang harus terbebas dari segala macam serangga

yang dapat merusak arsip.

e. Pemusnahan Arsip

Pemusnahan arsip merupakan tahap kegiatan terakhir dari siklus daur

hidup arsip. beraneka ragam cara dapat digunakan untuk menghilangkan arsip.

mulai dari yang sederhana yaitu dengan menghancurkan arsip dan membakar

arsip. Pemusnahan arsip bertujuan untuk mengurangi bertumpuknya arsip yang

sudah tidak terpakai lagi agar dapat menyediakan tempat bagi arsip baru.

Dengan adanya pemusnahan arsip agar terhindar dari pencampuradukan antara

arsip-arsip baru dan arsip-arsip lama yang tidak penting. Salah satu cara dalam

melakukan pengurangan arsip yaitu dengan cara penyusutan, memindahkan,

menyerahkan atau memusnahkan arsip.39

Pada dasarnya pemusnahan adalah kegiatan menghancurkan fisik dan

informasi arsip yang sudah tidak memiliki nilai guna lagi bagi kepentingan

organisasi. Tujuan utama pemusnahan arsip adalah penghancuran fisik dan

informasi arsip secara total sehingga tidak dapat digunakan kembali. Adapun

ketentuan dalam melakukan pemusnahan arsip pertama, ketentuan yang

dituangkan dalam peraturan perundangan atau kebijakan instansi sebagai dasar

hukum pelaksanaan pemusnahan. Kedua, ketentuan sebagai hasil kajian dalam

pengembangan keilmuan di bidang kearsipan.

39

(47)

38

Pemusnahan arsip dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara

alternatif yang sesuai dengan kondisi arsip maupun fasilitas yang tersedia

dalam suatu organisasi. Beberapa cara pemusnahan yang paling umum

diantaranya ialah membuang (tossing paper), pemarutan (shredding), pengabuan (incerenation), daur ulang (recycling plant), penghancuran kimia (chemical destruction), dan menjadikan bubur kertas (pulping).40 Beberapa bentuk kegiatan yang perlu diperhatikan dalam pemusnahan arsip kegiatan

menghancurkan atau melenyapkan berkas arsip yang dipandang bahwa arsip

tersebut sudah habis dalam masa waktunya. Hal yang lebih diperhatikan lagi

yaitu ketika akan melakukan kegiatan pemindahan dan pemusnahan arsip harus

melalui persetujuan oleh pihak yang mempunyai kewajiban untuk

memusnahkan arsip. Pemusnahan dilakukan dengan menggunakan mesin

penghancur kertas atau dibakar.

Saat akan melakukan pemusnahan ada yang namanya prosedur

pemusnahan arsip. Prosedur ini meliputi penyeleksian/pemeriksaan,

pendaftaran arsip, pembentukan panitia, persetujuan, pembuatan berita acara,

dan pelaksanaan pemusnahan arsip. kategori penyeleksian/pemeriksaan ini

dilakukan dengan berpedoman pada jadwal retensi arsip. Dalam penyeleksian

apabila ditemukan suatu arsip telah dinyatakan habis masa retensinya maka

arsip tersebut dipisahkan dan kemudian diperiksa kebenaran isi dan

kelengkapan informasinya untuk dibuatkan Daftar Arsip Musnah. Daftar arsip

musnah memuat unsur keterangan antara lain nomor urut, jenis/seri arsip,

40

(48)

39

tahun, jumlah dan keterangan. Panitia diperlukan untuk melakukan

pemusnahan arsip yang memiliki retensi di atas 10 tahun. Khususnya

dilingkungan instansi pemerintah perlu dimintakan persetujuan sebagai berikut:

a) Persetujuan terhadap ketua badana pemeriksa keuangan, apabila

menyangkut arsip keuangan.

b) Persetujuan terhadap kepala badan kepegawaian negara sepanjang arsip

yang akan dimusnahkan.

c) Persetujuan kepala Arsip Nasional Republik Indonesia.

Beberapa organisasi pemerintah dan perusahaan yang besar memerlukan

sertifikasi arsip yang dimusnahkan. Formulir sertifikasi mencakup uraian arsip

yang dimusnahakan, tanggal dan cara yang dilakukan. Dalam kaitannya dari

Berita Acara Pemusnahan dan Daftar arsip yang dimusnahkan telah menjadi

alternatif untuk memenuhi persyaratan dalam sertifikasi.

Kelima tahap tersebut seyogyanya dilalui oleh setiap jenis arsip. Jika salah

satu atau beberapa tahap kurang ditangani secara serius/tidak efektif, maka sistem

kearsipan secara keseluruhan menjadi tidak efektif. The Liang Gie dalam

wursanto mengatakan bahwa untuk dapat menjadi petugas kearsipan yang baik

diperlukan sekurang-kurangnya 4 syarat yaitu, ketelitian, kecerdasan, kecekatan,

dan kerapihan.41

41

(49)

40

4. Faktor-faktor Kearsipan

Untuk membantu kelancaran dalam pengelolaan kearsipan, terutama untuk

mempermudah penemuan kembali arsip, maka perlu diperhatikan berbagai faktor

kearsipan yang baik. Widjaja menyebutkan beberapa faktor kearsipan yang baik

yaitu:

a. Penggunaan sistem penyimpanan secara tepat

Sistem penyimpanan arsip yang sering disebut filling system adalah suatu

rangkaian tata cara yang teratur menurut sesuatu pedoman tertentu untuk

menyusun/menyimpan warkat-warkat sehingga bilamana diperlakukan dapat

diketemukan kembali secara cepat. Cepat atau lambatnya penemuan kembali

dari tempat penyimpanannya ditentukan oleh tepat atau tidaknya penggunaan

sistem penyimpanan setiap benda arsip.

b. Fasilitas kearsipan memenuhi syarat

Dalam kamus administrasi fasilitas diartikan sebagai kebutuhan yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dalam suatu usaha kerja

sama manusia. Fasilitas kearsipan dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan,

yaitu:42

1) Alat-alat korespondensi seperti kertas, mesin tik, mesin stensil, stempel,

karbon dan sebagainnya.

2) Alat-alat penerimaan surat seperti bak/kotak surat, meja tulis, rak dan

sebagainnya.

42

(50)

41

3) Alat penyimpanan surat (setelah dipersiapkan) seperti map ordner, folder,

lemari, filling cabinet dan seterusnya.

4) Alat-alat lainnya seperti ruangan yang cukup, cahaya, kode pokok soal dan

sebagainnya.

B.MANAJEMEN KEARSIPAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Manajemen arsip merupakan proses perdagangan yang dilakukan dengan

catat mencatat, tulis-menulis, surat-menyurat. Oleh sebab itu pada zaman nabi,

mekkah merupakan kota industri dagang sehingga perintah menulis juga terkait

dengan konteks zaman pada saat itu. Sebagaimana yakni suasana muammalah duniawiyah yang berupa hutang piutang. Selain itu juga bahwasanya kita diperintahkan bila kita melakukan transaksi utang piutang dengan masa waktu

tertentu maka harus dicatat dengan sebenarnya, jangan sampai catatan dan tulisan

tersebut dimanipulasi. Karena sukses tidaknya sebuah organisasi juga dipengaruhi

oleh tata kearsipannya. Demikian segala macam transaksi, perjanjian ataupun hal

lain yang serupa hendaklah dicatat dan ditulis sebagai bukti. Bukti tertulis tersebut

disimpan dengan sebaik-baiknya agar dapat dijadikan sebagai acuan bagi masa

yang akan datang juga berfungsi untuk membantu ingatan seseorang mengenai

suatu hal atau peristiwa yang pernah dialaminya. Sebab itu tidak ada alasan

apapun bagi seseorang yang telah melakukan transaksi dengan mengelak apa yang

telah tercantum dalam bukti yang tertulis. Dengan demikian arsip merupakan

kumpulan benda-benda dan berkas yang dianggap mempunyai arti dan tujuan

sebagai bahan komunikasi dan informasi yang digunakan dalam kelangsungan

(51)

42

pembahasan di atas terdapat di dalam al-quran surat (QS. Al-Baqarah ayat

282-283) berikut ini:

.

Wahai orang-orang yang beriman Apabila kamu melakukan utang piutang untuk

waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang

penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak

untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka

hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan,

dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia

mengurangi sedikitpun dari padanya. Jika yang berutang itu orang yang akalnya

Gambar

 Tabel 2.1
  Gambar 2.1
 Tabel 3.1
 Gambar 4.1
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian terhadap lima Sekolah Dasar di wilayah Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali melalui kegiatan workshop yang dilaksanakan dalam 2

( Zulkifli Amsyah, “Manajemen Kearsipan” ). Meskipun manajemen kearsipan cenderung diterapkan dalam pengurusan arsip secara manual, namun aplikasi manajemen kearsipan yang

Peran CPLP dinilai sangat penting di Timor Leste karena memiliki pengaruh yang sangat luas terhadap kerjasama dalam pendidikan karena Timor Leste mengunakan

“Penerapan Media dalam Bentuk Pop- Up Book pada Pembelajaran Unsur- Unsur Rupa untuk Peserta didik Kelas 2 SDNU Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik”.Jurnal Online Universitas Negeri

Adapula rendahnya kemandirian belajar maka akan semakin tinggi hasil belajar matematika hal ini ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya hasil belajar antara lain:

Permohonan Narasumber pada Bimbingan Teknis Strategi Pengembangan Perpustakaan Desa/TBM, Senin s/d Selasa, 23 s/d 24 Maret 2020, pukul 08.00 WIB di Ruang Rapat Dinas Arsip

Pada penelitian ini penulis meneliti tentang kepincangan pengadaan sandang yang dilakukan dengan pelacuran yang juga merusak budaya masyarakat.Pelacuran sudah ada

Penelitian ini menghasilkan prototype perancangan sistem informasi pengelolaan arsip surat masuk dan surat keluar berbasis web pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa