• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Waktu Penelitian dilaksanakan dalam 3 bulan dari bulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Waktu Penelitian dilaksanakan dalam 3 bulan dari bulan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

67 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilaksanakan dalam 3 bulan dari bulan Juli sampai dengan September 2019, dengan jadwal penelitian sebagai berikut :

Tabel 3. Jadwal Penelitian

No. Tanggal Hari/ Kegiatan Tujuan Sumber Nara 1. Juli s.d Agustus 2019 Perencanaan Kegiatan 2. Selasa, 10 September 2019 Perencanaan Siklus 1 Mempersiapkan kegiatan workshop 3. Senin, 16 September 2019 Tindakan Siklus I : Mengadakan Workshop Kepala Sekolah dan Bendahara BOS yang mengelola dana BOS

Pelatihan tentang perencanaan BOS (RKAS) BKD Bendahara Dikbud Pengawas Sekolah 4. Selasa, 24 September 2019 Perencanaan Siklus 2 Mempersiapkan kegiatan workshop 5. Senin, 30 September 2019 Tindakan Siklus II : Mengadakan Workshop Kepala Sekolah dan Bendahara BOS yang mengelola dana BOS

Tindak lanjut penyempurnaan perencanaan BOS (RKAS) BKD Bendahara Dikbud Pengawas Sekolah 6. Oktober 2019 Penyusunan Laporan penelitian

(2)

68 4.1.2 Profil Sekolah

Daerah binaan (Dabin) III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali terdiri dari 5 (lima) Sekolah Dasar Binaan yaitu SD Negeri 1 Kemiri, SD Negeri 2 Kemiri, SD Negeri 3 Kemiri, SD Negeri 1 Jurug, SD Negeri 2 Jurug.

Dabin III terletak tidak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Boyolali, tepatnya di sebelah timur alun-alun Kabupaten Boyolali. Prestasi sekolah yang berada dalam Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali patut diperhitungkan. Selain prestasi akademik yang membanggakan, prestasi non akademik juga banyak diperoleh antara lain di bidang olah raga dan kesenian.

Salah satu sekolah di wilayah Dabin III yaitu SD Negeri 1 Kemiri yang merupakan SD Inti adalah sekolah rujukan, piloting Penguatan Pendidikan Karakter dan sekolah adiwiyata nasional. Prestasi sekolah di wilayah Dabin III dalam bidang akademik antara lain juara 2 olimpiade matematika tingkat Propinsi Jawa Tengah, juara 1 lomba LCC tingkat kabupaten serta masih banyak kejuaraan-kejuaraan lainnya. Prestasi non kademik antara lain diperoleh dalam kegiatan seni dan olah raga seperti drumband, seni tari, vocal grup, voli, dan BTQ.

(3)

69

Selain prestasi sekolah, prestasi kepala sekolah dan guru di dabin III juga sangat baik. Pada tahun 2017 salah satu kepala sekolah di wilayah dabin III menjadi juara 1 lomba kepala sekolah berprestasi tingkat Kabupaten Boyolali dan mewakili ke tingkat proponsi Jawa Tengah. Dan pada tahun 2018 salah satu guru menjadi juara 1 lomba guru berprestasi tingkat Kabupaten Boyolali dan mewakili di tingkat propinsi Jawa Tengah.

4.1.3 Permasalahan Dalam Penelitian Tindakan Sekolah

Masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya pemahaman kepala sekolah dan bendahara dalam perencanaan, fokus kegiatan pada Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dana BOS, hal ini dapat terlihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4. Hasil Instrumen Penilaian perencanaan sebelum dilaksanakan tindakan dalam penelitian

No. Sekolah Jumlah Nilai Prosentase Kriteria

1. SDN 1 Kemiri 22 78,57% Tidak Efektif

2. SDN 2 Kemiri 20 71,43% Tidak Efektif

3. SDN 3 Kemiri 22 78,57% Tidak Efektif

4. SDN 1 Jurug 20 71,43% Tidak Efektif

5. SDN 1 Jurug 21 75,05% Tidak Efektif

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kepala sekolah dan bendahara BOS belum mampu

(4)

70

membuat perencanaan (RKAS) dana BOS dengan baik sesuai dengan DPA yang ditetapkan. Terlihat dari hasil perencanaan dalam hal ini adalah pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang masih menunjukkan nilai kurang dari capaian indikator keberhasilan yang dalam penelitian ini di targetkan 80% atau dengan kriteria tidak efektif.

Perencanaan anggaran perlu ditingkatkan jadi dalam penelitian ini diharapkan output yang didapat dalam kegiatan penelitian yaitu kepala sekolah dan bendahara BOS mampu menyusun RKAS dengan benar sesuai dengan alokasi dana yang diperoleh sehingga efektifitas penggunaan dana BOS akan sesuai dengan target peningkatan mutu di sekolah masing-masing.

4.1.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi kepala sekolah dan bendahara dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) maka peneliti menawarkan kepada pihak sekolah di wilayah Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali untuk mengadakan kegiatan workshop untuk efektifitas penggunaan dana BOS berbasis mutu di dabin III.

Kegiatan workshop dilaksanakan di wilayah dabin III dengan lokasi kegiatan di SD Inti yaitu SDN 1 Kemiri dan melibatkan 5 sekolah yaitu SDN 1 Kemiri, SDN 2 Kemiri, SDN 3 Kemiri, SDN 1

(5)

71

Jurug dan SDN 2 Jurug. Narasumber dari kegiatan workshop ini adalah Badan Keuangan Daerah (BKD), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Pengawas Sekolah.

4.1.4.1 Pemecahan Masalah pada Siklus 1 a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti dengan tim workshop yang terdiri dari Badan Keuangan Daerah Kabupaten Boyolali, bagian keuangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali dan bendahara BOS Kecamatan Mojosongo melakukan persiapan sebelum kegiatan workshop yaitu antara lain : (1) merumuskan tujuan kegiatan workshop, (2) menentukan strategi dalam kegiatan workshop yang akan dilakukan, (3) menentukan narasumber dalam workshop yang akan dilaksanakan, (4) Menyiapkan jadwal pelaksanaan kegiatan workshop (5) mempersiapkan materi tentang perencanaan anggaran BOS khususnya dalam pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah dan (6) menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam kegiatan workshop.

Untuk mengukur kinerja dan tingkat keberhasilan digunakan angket yang akan diisi oleh kepala sekolah bersama dengan bendahara BOS. Angket ini berisi 18 pertanyaan yang

(6)

72

berkaitan dengan perencanaan dana Bantuan Operasional Sekolah.

Dalam kegiatan workshop di siklus I output yang diharapkan adalah kepala sekolah dan bendahara BOS mampu untuk membuat RKAS dengan benar sehingga penyelenggara dalam hal ini adalah peneliti juga menyediakan format RKAS dalam bentuk cetak dan soft file untuk kegiatan pelatihan pembuatan RKAS. Dalam pembuatan RKAS akan dipandu dan di bimbing oleh tim manajemen BOS dari kabupaten.

Dalam tahap ini target yang akan dicapai adalah peserta workshop mampu membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dengan baik yang sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan juknis BOS yang berlaku. Ketercapaian efektifitas perencanaan anggaran dapat dilihat dari perolehan hasil penelitian dimana indikator keberhasilan mencapai 80% atau lebih dalam hal perencanaan anggaran BOS untuk kebutuhan mutu. Apabila belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan maka penelitian dilanjutkan ke pada siklus 2, dimana kegiatan pada siklus 2 dilakukan berdasarkan temuan ketidakefektifan perencanaan dalam hal ini adalah dalam pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang terjadi pada siklus 1.

(7)

73 b. Pelaksanaan

Kegiatan workshop dilaksanakan di salah satu ruang kelas di SD Inti Dabin III yang dihadiri oleh perwakilan dari Badan Keuangan Daerah (BKD), Tim Manajemen BOS kabupaten, Pengawas Sekolah, kepala sekolah dan bendahara BOS di wilayah dabin III.

Kegiatan dilaksanakan dari pukul 08.30 sampai dengan pukul 14.00. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada Senin, 16 September 2019. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan penjelasan singkat dari Badan Keuangan Daerah (BKD), dan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan RKAS yang dipandu oleh Tim Manajemen BOS kabupaten. Dalam kegiatan ini antusias peserta sangat baik sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik dan kondusif.

Nara sumber pada penelitian ini adalah Badan Keuangan Daerah Kabupaten Boyolali yang menangani tentang dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), bendahara BOS pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali dan Pengawas Sekolah dasar wilayah Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Materi yang disampaikan dalam setiap kegiatan workshop khususnya dalam perencanaan anggaran adalah materi tentang penyusunan Rencana Kegiatan

(8)

74

dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang meliputi menganlisis DPA, penjebaran DPA ke dalam 8 (delapan) standar pendidikan, pengalokasian anggaran sesuai juknis yang berlaku dan pembuatan rencana kegiatan jangka menengah dan jangka panjang. Jenis workshop yang dilakukan adalah workshop tentang penyusunan perencanaan dana Bantuan Operasional Sekolah dalam hal ini terfokus pada penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

Pada tahap pelaksanaan siklus 1 juga akan diukur tingkat efektifitas keberhasilan yang sesuai dengan indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu 80% perencanaan anggaran BOS yang tertuang dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) memenuhi 8 standar pendidikan dan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Juknis BOS yang berlaku.

c. Pengamatan dan Evaluasi

Pegamatan dilakukan selama proses kegiatan workshop berlangsung dan kegiatan evaluasi dilakukan setelah proses kegiatan workshop selesai dengan perhitungan prosentase skor perolehan pada angket kegiatan yang berisi 18 pertanyaan yang berhubungan dengan perencanaan dana Bantuan Operasional Sekolah.

(9)

75

Dalam kegiatan evaluasi juga menyimpulkan hasil pekerjaan peserta pelatihan dalam menyusun RKAS melalui penilaian hasil kerja dalam penyusunan RKAS.

d. Refleksi

Dalam refleksi kegiatan siklus 1 terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah :

1. Kepala sekolah dan bendahara BOS tidak memperhatikan ketentuan dalam juknis BOS dalam pembuatan perencanaan anggaran/RKAS.

2. Kurangnya pengetahuan dalam tata kelola keuangan terutama dalam perencanaan anggaran/RKAS dana BOS. 3. Dalam pembuatan RKAS perlu menyesuaikan DPA dan

memperhatikan juknis dan melibatkan dewan guru serta

komite untuk merumuskan anggaran dan

mengalokasikannya.

4.1.4.2 Pemecahan Masalah pada Siklus 2 a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 maka peneliti menyempurnakan kegiatan pelatihan pada siklus 2. Dalam tahap perencanaan di siklus 2 peneliti dengan tim workshop yang terdiri dari Badan Keuangan Daerah Kabupaten Boyolali, bagian keuangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

(10)

76

Boyolali dan bendahara BOS Kecamatan Mojosongo melakukan persiapan sebelum kegiatan workshop antara lain dengan kegiatan sebagai berikut :

1.Menyempurnakan hasil perumusan RKAS masing-masing sekolah sesuai dengan alokasi dana BOS yang sesuai dengan DPA.

2.Memberikan juknis BOS yang terbaru tahun 2018 kepada masing-masing sekolah sebagai pedoman dalam pengelolaan dana BOS untuk peningkatan mutu.

3.Memberikan pengetahuan kepada peserta workshop tentang penyusunan RKAS yang sesuai dengan DPA dan juknis BOS. 4.Mengadakan wawancara dengan pihak sekolah dan tim

manajemen BOS tingkat kabupaten tentang perencanaan dan pengelolaan dana BOS untuk peningkatan mutu khususnya dalam pembuatan RKAS.

Untuk memperoleh informasi tentang perencanaan dana BOS, penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah dan bendahara BOS serta wawancara dengan Tim Manajemen BOS tingkat kabupaten dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali. Pedoman wawancara dengan kepala sekolah dan bendahara BOS berisi tentang penyusunan RKAS dan perencanaan pengelolaan dana BOS.

(11)

77

Pedoman wawancara dengan tim manajemen BOS tingkat kabupaten berisi 11 pertanyaan tentang perencanaan dana BOS.

b. Pelaksanaan

Kegiatan workshop dilaksanakan di salah satu ruang kelas di SD Inti Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali yang dihadiri oleh perwakilan dari Badan Keuangan Daerah (BKD), Tim Manajemen BOS kabupaten, Pengawas Sekolah, kepala sekolah dan bendahara BOS di wilayah Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.

Pada siklus 2 ini kegiatan dilaksanakan lebih awal yaitu pukul 08.00 sampai dengan pukul 13.30. Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan pada Senin, 30 September 2019. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan penjelasan singkat dari Badan Keuangan Daerah (BKD), dan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang proses pembuatan RKAS yang selama ini telah

dilaksanakan. Setelah selesai tanya jawab peserta

memperdalam tentang pembuatan RKAS yang sesuai dengan DPA dan juknis BOS yang berlaku. Materi yang disampaikan dalam kegiatan workshop di siklus 2 adalah materi tentang penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang meliputi menganlisis DPA, penjebaran DPA ke dalam 8

(12)

78

(delapan) standar pendidikan, pengalokasian anggaran sesuai juknis yang berlaku dan pembuatan rencana kegiatan jangka menengah dan jangka panjang. Jenis workshop yang dilakukan adalah workshop tentang penyusunan perencanaan dana Bantuan Operasional Sekolah dalam hal ini terfokus pada penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

Pada tahap pelasanaan siklus 2 diukur tingkat efektifitas keberhasilan yang sesuai dengan indikator keberhasilan dalam penelitian yaitu 80% perencanaan anggaran BOS yang tertuang dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) memenuhi 8 standar pendidikan dan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Juknis BOS yang berlaku.

c. Pengamatan dan Evaluasi

Pada siklus 2 proses pegamatan yang dilakukan sama dengan siklus 1 yaitu selama proses kegiatan workshop berlangsung. Kegiatan evaluasi dilakukan setelah proses kegiatan workshop selesai dengan perhitungan prosentase skor perolehan pada angket kegiatan yang berisi berisi 18 pertanyaan yang berhubungan dengan perencanaan dana Bantuan Operasional Sekolah.

Hasil yang dicapai dalam siklus 2, diharapkan semua sekolah di wilayah Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten

(13)

79

Boyolali mampu mencapai tingkat efektifitas perencanaan dana

Bantuan Operasional Sekolah. Dalam penelitian ini

ketercapaian efektifitas perencanaan adalah 80% perencanaan anggaran BOS yang tertuang dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) memenuhi 8 standar pendidikan dan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Juknis BOS yang berlaku.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam kegiatan ini, yaitu :

1. Apabila dalam proses penyusunan RKAS untuk dilaporkan kepada bendahara kabupaten terlambat maka akan berpengaruh pada pencairan dana BOS pada triwulan berikutnya.

2. Antusias yang tinggi antara kepala sekolah dan bendahara BOS dalam mengikuti kegiatan workshop sehingga kegiatan berjalan dengan baik.

3. Kerja sama yang baik antara sekolah, komite dan pemangku kepentingan perlu dijaga dan dipertahankan.

(14)

80 4.1.5 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.5.1 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1

Berdasarkan hasil penelitian siklus 1 terhadap lima responden di wilayah Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali yang terdiri dari (1) SD Negeri 1 Kemiri, (2) SD Negeri 2 Kemiri, (3) SD Negeri 3 Kemiri, (4) SD Negeri 1 Jurug dan (5) SD Negeri 2 Jurug diperoleh data hasil penelitian sebagai berikut : Tabel 5. Hasil Penelitian Siklus 1 Pada Indikator Perencanaan

No. Sekolah Nilai Maksimal

Nilai

Perolehan Prosentase Kriteria

1. 1 72 60 83,33 Sangat Efektif

2. 2 72 57 79,17 Tidak Efektif

3. 3 72 56 77,78 Tidak Efektif

4. 4 72 55 76,39 Tidak Efektif

5. 5 72 58 80,58 Efektif

Jumlah 286 79,44 Tidak Efektif

Dari lima responden pada indikator perencanaan dana BOS dengan nilai maksimal 72 diperoleh hasil responden 1 memperoleh nilai 60 dengan prosentase 83,33% kriteria sangat efektif. Responden 2 memperoleh nilai 57 dengan prosentase 79,17% kriteria tidak efektif. Responden 3 memperoleh nilai 56 dengan prosentase 77,78% kriteria tidak efektif. Responden 4 memperoleh nilai 55 dengan prosentase 76,39% kriteria tidak

(15)

81

efektif. Responden 5 memperoleh nilai 58 dengan prosentase 80,58% kriteria efektif.

Pada penelitian siklus 1 secara umum hasil yang dicapai tidak efektif dengan jumlah perolehan 286 prosentase 79,44% dengan kriteria tidak efektif. Hal ini dikarenakan waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan workshop kurang, sehingga materi belum terserap dengan optimal, sehingga dalam pelaksanaan penelitian siklus 2 dilakukan dengan durasi waktu yang lebih lama.

4.1.5.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2

Dalam penelitian siklus 2 terhadap lima responden di wilayah Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali yang terdiri dari (1) SD Negeri 1 Kemiri, (2) SD Negeri 2 Kemiri, (3) SD Negeri 3 Kemiri, (4) SD Negeri 1 Jurug dan (5) SD Negeri 2 Jurug diperoleh data hasil penelitian sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Penelitian Siklus 2 Pada Indikator Perencanaan No. Sekolah Nilai

Maksimal

Nilai

Perolehan Prosentase Kriteria

1. 1 72 61 84,72 Sangat Efektif

2. 2 72 58 80,56 Efektif

3. 3 72 61 84,72 Sangat Efektif

4. 4 72 59 81,94 Sangat Efektif

5. 5 72 60 83,33 Sangat Efektif

(16)

82

Dari lima responden pada indikator perencanaan dana BOS dengan nilai maksimal 72 diperoleh hasil responden 1 memperoleh nilai 61 dengan prosentase 84,72% kriteria sangat efektif. Responden 2 memperoleh nilai 58 dengan prosentase 80,56% kriteria efektif. Responden 3 memperoleh nilai 61 dengan prosentase 84,72% kriteria sangat efektif. Responden 4 memperoleh nilai 59 dengan prosentase 81,94% kriteria sangat efektif. Responden 5 memperoleh nilai 60 dengan prosentase 83,33% kriteria sangat efektif. Pada penelitian siklus 2 secara umum hasil yang dicapai sangat efektif dengan jumlah perolehan 299 prosentase 83,06% dengan kriteria sangat efektif.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian yang melibatkan lima responden di wilayah Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali yaitu SD Negeri 1 Kemiri, SD Negeri 2 Kemiri, SD Negeri 3 Kemiri, SD Negeri 1 Jurug dan SD Negeri 2 Jurug memperoleh hasil yang signifikan tentang efektifitas perencanaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) khususnya dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Hasil penelitian ini meningkat sejalan dengan teori menurut Othenk (2008: 4), yaitu efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk

(17)

83

menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.

Dari teori tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan efektifitas perencanaan dari siklus 1 ke siklus 2. Efektifitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektifitasnya. Sejalan dengan pendapat Othenk (2008: 7), efektifitas adalah Pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap lima Sekolah Dasar di wilayah Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali melalui kegiatan workshop yang dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus 1 yang dilaksanakan pada hari Senin, 16 September 2019 dan siklus 2 yang dilaksanakan pada hari Senin, 30 September 2019 dengan nara sumber dari Dadan Keuangan Daerah Kabupaten Boyolali, bendahara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Pengawas Sekolah dan bendahara Kecamatan Mojosongo diperoleh data total tentang efektifitas perencanaan dana BOS untuk peningkatan mutu di Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali sebagai berikut :

(18)

84

Tabel 7. Total Hasil Efektifitas Penggunaan Dana BOS

Indikator

Siklus 1 Siklus 2

Total Nilai

Perolehan Prosentase Kriteria

Total Nilai

Perolehan Prosentase Kriteria

Perencanaan 286 79,44 Tidak

Efektif 299 83,06

Sangat Efektif

Perencanaan dana BOS pada seluruh sekolah dasar di wilayah Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali yang menjadi responden dalam penelitian tindakan kelas menunjukkan hasil akhir yang sesuai dengan capaian indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu 80% perencanaan anggaran BOS memenuhi 8 standar pendidikan yaitu Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses Pendidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan Pendidikan, Standar Penilaian Pendidikan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Dalam penelitian ini hasil analisis efektifitas perencanaan Bantuan Operasional Sekolah melalui workshop yang melibatkan lima responden yaitu SD Negeri 1 Kemiri, SD Negeri 2 Kemiri, SD Negeri 3 Kemiri, SD Negeri 1 Jurug dan SD Negeri 2 Jurug, pada siklus 1 mendapat nilai total perolehan 286 dengan prosentase 79,44% dan kriteria tidak efektif. Pada siklus 2 mendapat nilai total perolehan 299 dengan prosentase 83,06% dan kriteria sangat efektif. Pada

(19)

85

tahap indikator perencanaan anggaran dana BOS terjadi ketidakefektifan dalam proses pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) pada siklus 1 sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus 2 untuk memperbaiki Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) pada sekolah dasar di wilayah Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Dengan perencanaan yang efektif maka akan menghasilkan realisasi yang baik. Langkah awal yang dilakukan sekolah dalam pembuatan RKAS pada siklus 2 adalah mendefinisikan kembali tujuan sekolah, membuat strategi untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja sekolah. Untuk mencapai keefektifan perencanaan dana BOS dilaksanakan kembali kegiatan workshop untuk memberi pelatihan kembali cara pembuatan RKAS sesuai dengan DPA dan juknis BOS dengan ketentuan 15% dari dana BOS untuk belanja pegawai, 20% dari dana BOS untuk barang modal dan 65% dari dana BOS untuk barang dan jasa. Sehingga setelah dilaksanakan kembali kegiatan workshop pada siklus 2 penggunaan dana BOS pada indikator perencanaan yang semula tidak efektif menjadi sangat efektif.

Dalam wawancara dengan kepala sekolah dan bendahara BOS diperoleh informasi bahwa dalam pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah pada tahap perencanaan sekolah telah membentuk tim manajemen BOS yang didalammya melibatkan

(20)

86

dewan guru dan komite sekolah untuk mengelola alokasi dana BOS. Tahap awal yang disiapkan adalah perencanaan dalam pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Dalam proses pembuatan RKAS diawali dengan pembentukan tim RKAS, kemudian tim tersebut merumuskan proposal yang nantinya akan dibawa ke dalam rapat dewan guru bersama dengan komite sekolah untuk dibuat menjadi RKAS sesuai dengan alokasi anggaran yang ada dan tetap berpedoman pada juknis serta 8 standar nasional pendidikan. Untuk pengalokasian anggaran dana BOS adalah 15% digunakan untuk belanja pegawai, 20% untuk belanja modal dan sisanya 65% untuk belanja barang dan jasa.

Dalam pencairan dana BOS tahun 2018 masih terjadi keterlambatan hal ini dikarenakan sekolah menemui kendala dalam pelaporan dan pertangungjawaban dana BOS. Kendala yang dihadapi oleh sekolah khususnya sekolah di wilayah Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali adalah kurangnya pengetahuan kepala sekolah dan bendahara BOS tentang perencanaan anggaran. Dalam penyaluran dana BOS tahun 2018 tidak tepat waktu sehingga sekolah harus mencukupi dahulu kebutuhan sekolah sebelum dana BOS turun dengan cara mencari pinjaman atau sumbangan sukarela dari orang tua untuk menutup operasional sekolah. Dan dalam pembelian menggunakan dan BOS

(21)

87

harus menggunakan surat penawaran dan kwitansi bermaterai serta ada berita acara untuk serah terima barang, untuk honorarium harus sesuai dengan juknis BOS yang ada. Permasalahan yang dihadapi dalam pembuatan perencanaan adalah sulit mengalokasikan anggaran yang sesuai dengan Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA), format administrasi pada RKAS yang belum dipahami oleh bendahara BOS karena latar belakang pendidikan yang rata-rata bukan dari pendidikan ekonomi. Untuk mengatasi kendala tersebut maka diberikan pelatihan atau sosialisasi tentang tata kelola keuangan sekolah dan perencanaan anggaran salah satu bentuk pelatihannya adalah kegiatan workshop.

Dalam wawancara dengan tim manajemen BOS tingkat Kabupaten Boyolali diperoleh informasi tentang pembentukan tim manajemen BOS disekolah dimana yang menjadi penanggugjawab adalah kepala sekolah dan kepala sekolah menunjuk salah satu karyawan atau guru untuk menjadi bendahara BOS, kaitannya tentang pengalokasian anggaran BOS untuk peningkatan mutu sekolah menganggarkan alokasi dana BOS melalui RKAS yang dibuat melalui rapat dewan guru bersama komite sekolah sesuai dengan kebutuhan anggaran dan berpedoman pada juknis BOS yang ada. Untuk sosialisasi tentang tata cara perencanaan dana

(22)

88

BOS dari pihak manajemen BOS tingkat kabupaten telah melakukan kegiatan sosialisasi setiap kali ada perubahan ketentuan maupun perubahan pada juknis BOS sehingga diharapkan tidak ada kendala dalam melakukan perencanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah. Tim manajemen BOS tingkat kabupaten juga terbuka selama jam dinas untuk sekolah-sekolah yang mau berkonsultasi maupun bertanya apabila mengalami kesulitan dalam pembuatan perencanaan dana BOS khususnya dalam pembuatan RKAS. Diharapkan dengan pemahaman sekolah tentang perencanaan dana BOS yang baik maka efektifitas perencanaan dana Bantuan Operasional Sekolah akan lebih terpusat dan lebih menyasar dalam mendukung kebutuhan anggaran berbasis mutu disekolah khususnya di wilayah Dabin III Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.

Gambar

Tabel 3. Jadwal Penelitian
Tabel  4.  Hasil  Instrumen  Penilaian  perencanaan  sebelum     dilaksanakan tindakan dalam penelitian
Tabel 7. Total Hasil Efektifitas Penggunaan Dana BOS

Referensi

Dokumen terkait

Pajak Penghasilan Pasal 21 mengatur pembayaran pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam

Identifikasi natrium alginat secara kualitatif memberikan hasil yang positif terhadap semua perlakuan, rendemen natrium alginat tertingi adalah 16,63% dengan konsentrasi pemutih

Setiap Banua di Nias memiliki hubungan sosial dengan banua yang lain karena telah terjalin kekerabatan masyarakat yang erat walaupun tidak dari satu mado.

Yayasan Peduli Timor Barat sebagai organisasi yang mefasilitasi komunikasi adalah membangun pola atau bentuk komunikasi sinergis antara masyarakat pesisir Pulau

Mengenai perencanaan Rumah Sakit Swasta, dengan adanya ketentuan izin bagi Rumah Sakit swasta oleh pemerintah, tentunya pendirian suatu rumah sakit swasta tidak terlepas

Judul yang kami pilih adalah “ Rekonstruksi Peran Atase dan Konsul Kejaksaan dalam Upaya Memberikan Perlindungan Hukum terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang Melakukan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel karakteristik pekerjaan terhadap komitmen organisasional, kepuasan kerja terhadap

Ikhtisar Aspek Keberlanjutan Tata Kelola Keberlanjutan Tantangan Pandemi Bersama Melewati Inspirasi dalam Perbankan Berkelanjutan Inspirasi Budaya Keberlanjutan Inspirasi