• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan strategi Giving Question and Getting Answers pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan strategi Giving Question and Getting Answers pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

Nonika Septiya Putri NIM. D77213084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Nonika Septiya P. Penelitian Tindakan Kelas, 2017. Penerapan Strategi Giving Question and Getting Answers pada Mata Pelajaran IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V MINU Sumokali Sidoarjo. Skripsi Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Pembimbing 1 Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag dan Pembimbing 2 Dr. Jauharoti Alfin, M.Si

Kata Kunci: Pemahaman, Strategi Pembelajaran, Giving Question and Getting Answers

Latar belakang dilakukanya penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dibuktikan dari nilai rata-rata hasil pra siklus 57.7 dengan persentase ketuntasan belajar 45%. Penyebabnya adalah minat membaca siswa terhadap materi IPS kurang, sehingga saat guru mengajukan pertanyaan hanya beberapa siswa yang merespon. Solusi mengatasi masalah ini adalah menerapkan strategi Giving Question and Getting Answers.

Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui penerapan strategi

Giving Question and Getting Answers pada mata pelajaran IPS materi Proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo, 2) Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan strategi Giving Question and Getting Answers.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kurt Lewin. Subjek penelitian 20 siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo tahun ajaran 2016-2017. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi aktivitas guru dan siswa, wawancara bersama guru IPS, tes tulis uraian singkat, serta dokumentasi berupa foto saat proses pembelajaran.

(7)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN MOTTO ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

DAFTAR RUMUS ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitain ... 6

E. Ruang Lingkup ... 8

F. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Giving Question And Getting Answers ... 10

B. Pemahaman ... 15

(8)

4. Indikator Pemahaman ... 21

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ... 23

1. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 23

2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS ... 23

a. Karakteristik Dilihat dari Aspek Tujuan ... 23

b. Karakteristik Dilihat dari Ruang Lingkup Materi Pembelajaran IPS ... 24

c. Karakteristik Dilihat dari Aspek Pendekatan Pembelajaran .. 24

3. Tujuan Pembelajaran IPS ... 25

4. Peristiwa penting Menjelang Proklamasi ... 26

a. Peristiwa Rengasdengklok ... 26

b. Penyusunan Teks Proklamasi ... 28

5. Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ... 29

6. Tokoh-tokoh Penting dalam Peristiwa Proklamasi ... 30

7. Memberikan Contoh Cara Menghargai Jasa Tokoh-tokoh Kemerdekaan ... 31

D. Penerapan Strategi Giving Question and Getting Answers dalam Pemahaman Mata Pelajaran IPS ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 34

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 36

1. Setting Penelitian ... 36

2. Subyek Penelitian ... 37

C. Variabel yang Diteliti ... 37

(9)

D. Prosedur Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan ... 38

1. Pra Siklus ... 38

2. Siklus I ... 39

3. Siklus II ... 42

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 46

1. Teknik Pengambilan Data ... 46

2. Instrumen Penelitian ... 48

F. Teknik Analisis Data ... 49

G. Indikator Kinerja ... 53

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 56

1. Hasil Penelitian Tentang Penerapan Strategi Giving Question and Getting Answers pada Mata Pelajaran IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V MINU Sumokali Sidoarjo ... 56

a. Siklus I ... 56

b. Siklus II ... 71

2. Hasil Penelitian Tentang Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas V MINU Sumokali Sidoarjo pada Mata Pelajaran IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan Menggunakan Strategi Giving Question and Getting Answers ... 82

a. Siklus I ... 82

(10)

Mata Pelajaran IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V MINU

Sumokali Sidoarjo ... 86

a. Siklus I ... 86

b. Siklus II ... 88

2. Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas V MINU Sumokali

Sidoarjo pada Mata Pelajaran IPS Materi Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia dengan Menggunakan Strategi Giving

Question and Getting Answers ... 91

a. Siklus I ... 91

b. Siklus II ... 92

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 96

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP

(11)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan

dialami manusia sejak manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh

berkembang dari anak-anak, remaja sehingga menjadi dewasa, sampai ke

liang lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat.1 Dalam

dunia pendidikan belajar dianggap properti sekolah. Kegiatan belajar

selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat

menganggap belajar disekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu

pengetahuan.2

Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam

praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha

memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat

mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak

didominasi aktivitas menghafal.3 Jika hanya menghafal saja tanpa ada

pemahaman yang baik, pemahaman atas materi yang dipelajari kurang,

1

Suyono & Hariyant. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya2012), hlm. 1.

2

Agus Suprijino, Cooperative LearningTeori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 3.

3

(12)

sehingga materi yang telah dipelajari oleh siswa akan cepat lupa dan

kurang bermakna.

Kondisi tersebut sama halnya dengan kondisi saat proses

pembelajaran di kelas V MINU Sumokali Sidoarjo. Hal ini disebabkan

minat siswa dalam membaca, khususnya dalam mata pelajaran IPS rendah

sehingga pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS pun rendah.

Khususnya pada materi proklamasi kemerdekaan republik Indonesia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS

kelas V MINU Sumokali Sidoarjo, ketertarikan dan minat siswa untuk

belajar IPS pada awalnya bagus, siswa merasa senang. Namun pada saat

siswa belajar materi IPS yang berhubungan dengan sejarah, siswa

terkadang merasa bosan sehingga kondisi pembelajaran IPS menjadi

kurang kondusif karena banyak siswa yang ramai sendiri. Kondisi tersebut

dikarenakan minat siswa untuk membaca materi tersebut kurang. Jika guru

mengajukan pertanyaan kepada siswa, hanya beberapa siswa saja yang

merespon pertanyaan dari guru sehingga guru kesulitan untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.4

Kebosanan siswa dalam membaca materi IPS berdampak pada

pemahaman siswa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat saat guru mengajukan

pertanyaan dan hanya sedikit siswa yang merespon pertanyaan yang

4

(13)

diajukan oleh guru, sehingga masalah tersebut berdampak pada hasil

belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan saat diselenggarakannya Pre tes

hanya 9 dari 20 siswa yang tuntas belajar sedangkan 11 siswa lainnya

belum tuntas. Nilai rata-rata yang di dapat saat pre tes sebesar 57.7 dengan

persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 45%. Berdasarkan hasil pre tes

tersebut sudah dipastikan jika pemahaman siswa terhadap materi IPS

rendah.

Beberapa kemungkinan penyebab rendahnya pemahaman siswa

terhadap materi proklamasi kemerdekaan republik Indonesia yaitu : 1)

materi proklamasi kemerdekaan republik Indonesia bersifat abstrak karena

isi materi tersebut berupa kejadian masa lampau yang tidak pernah dialami

siswa secara langsung, 2) media yang digunakan guru saat mengajar

kurang menarik dan kurang bervariatif, 3) strategi dan metode yang

digunakan guru saat mengajar kurang mampu melibatkan siswa untuk aktif

secara keseluruhan.

Jika kondisi tersebut dibiarkan akan berdampak buruk bagi kualitas

pembelajaran IPS di kelas V MINU Sumokali Sidoarjo bahkan bisa juga

berdampak pada hasil belajar siswa nanti. Materi proklamasi kemerdekaan

republik Indonesia dinilai sangat penting karena didalamnya memuat

kejadian seputar persiapan kemerdekaan republik Indonesia dan

(14)

Selain itu, materi ini dinilai dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan

kecintaan siswa terhadap tanah air Indonesia.

Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut yaitu

melaksanakan pembelajaran IPS materi prokalamasi kemerdekaan republik

Indonesia dengan menggunakan strategi pembelajaran Giving Question

and Getting Answers (GQGA) . Strategi Giving Question and Getting

Answers (GQGA) dikembangkan untuk melatih peserta didik memiliki

kemampuan dan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan.5

Strategi ini sangat baik digunakan untuk melibatkan siswa/mahasiswa

dalam mengulang materi yang telah disampaikan. Strategi ini tepat

digunakan di akhir pertemuan yaitu pada 15 menit terakhir misalnya, atau

di akhir semester sebagai rangkuman atau pengulangan semua materi yang

telah diberikan selama satu semester.6 Jadi dapat disimpulkan bahwa

strategi Giving Question and Getting Answers cocok digunakan untuk

semua mata pelajaran serta strategi tersebut cocok untuk diterapkan pada

saat guru ingin mengetahui pemahaman siswa.

Dengan digunakannya strategi Giving Question and Getting

Answers (GQGA) diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa

dalam mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan republik

5

Agus Suprijono, Coopertive Leatning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011), hlm 107.

6

(15)

Indonesia sehingga proses pembelajaran siswa lebih bermakan dan hasil

belajar siswa menjadi meningkat.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka

perlu dilaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul

“Penerapan Strategi Giving Question and Getting Answers pada Mata

Pelajara IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indomesia Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V MINU Sumokalin Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan

masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan strategi giving question and getting answers

pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan republik

Indonesia untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V MINU

Sumokali

Sidoarjo ?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali

Sidoarjo pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan

republik Indonesia dengan menggunakan strategi giving question and

(16)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan strategi giving question and getting

answers pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan

republik Indonesia untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V

MINU Sumokali Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas V MINU

Sumokali Sidoarjo pada mata pelajaran IPS materi proklamasi

kemerdekan republik Indonesia dengan menggunakan strategi giving

question and getting answers.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan mengkaji tentang strategi

pembelajaran yang sesuai dengan kajian mata pelajaran IPS melalui

strategi pembelajaran giving question and getting answers. Dengan

demikian, penelitian ini akan menambah pengetahuan dalam bidang

strategi pembelajaran. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi sumber

(17)

2. Praktis

a. Bagi peneliti

Menjadi pengalaman praktis sebagai pembuktian dari

teori-teori yang telah diperoleh

b. Bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini, siswa akan merasakan

beberapa manfaat yaitu siswa memperoleh pengalaman baru

dalam belajar disekolah sehingga belajar mereka menjadi lebih

bermakna. Dengan penerapan strategi giving question and getting

answers ini juga dapat melatih mental siswa dalam mengajukan

pertanyaan dan menjawab pertanyaan serta dapat menambah

pemahaman siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) khususnya materi proklamasi kemerdekaan republik

Indonesia.

c. Bagi guru IPS dan guru mata pelajaran lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan atau

acuan dalam melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan

kualitas proses pembelajaran khususnya dalam meningkatkan

pemahaman siswa dengan menerapkan strategi giving question

(18)

d. Bagi Sekolah

Sebagai bahan informasi yang bermanfaat dalam upaya

memperbaiki serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran di

sekolah

.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini yaitu tentang peningkatkan pemahaman

siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo pada mata pelajaran IPS materi

proklamasi kemerdekaan republik Indonesia menggunakan strategi giving

question and getting answers. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada

masalah berikut :

1. Subjek penelitian ini diambil pada siswa kelas V MINU Sumokali

Sidoarjo tahun ajaran 2016-2017 dengan jumlah siswa 2 siswa.

2. Materi yang digunakan untuk menerapkan strategi giving question and

getting answers adalah proklamasi kemerdekaan republik Indonesia.

F. Definisi Operasional

1. Pembelajara IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah,

menganalisis gejala, dan masalah sosial dimasyarakat dengan meninjau

dari berbagai aspek kehidupan.

2. Strategi pembelajaran Giving Question and Getting Answers (GQGA)

(19)

yang menempatkan siswa menjadi subyek dalam pembelajaran.

Langkah-langkah penerapan strategi ini yaitu (1) membuat

potongan-potongan kertas sebanyak dua kali jumlah siswa, (2) siswa diminta

melengkapi pertanyaan, (3) siswa membacakan pertanyaan dan hal

yang dipahami yang telah di tulis di kertas tersebut.

3. Pemahaman mengandung makna penguasaan pengetahuan, dapat

menyelaraskan dengan sikap dan keterampilannya. Pemahaman materi

proklamasi kemerdekaan republik Indonesia meliputi (1)

mengidentifikasi peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar

proklamasi, (2) menyebutkan tokoh-tokoh penting dalam peristiwa

proklamasi kemerdekaan republik Indonesia dan (3) menunjukkan cara

menghargai jasa-jasa para tokoh yang terlibat dalam peristiwa

(20)

KAJIAN TEORI

A. Strategi Giving Questions and Getting Answers

Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses

pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru,

pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar,

pengelolaan sumber belajar dan penilaian agar pembelajaran lebih efektif

dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Strategi

pembelajaran pada hakikatnya terkait dengan perencanaan atau kebijakan

yang dirancang di dalam mengelola pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan.7 Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi

pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya untuk melaksanakan

strategi teacher centered bisa digunakan metode ceramah, diskusi dan

tanya jawab. Oleh karena itu, Strategi berbeda dengan metode. Strategi

menunjuk pada suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan,

sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan.

Strategi giving question and getting answers (GQGA)

dikembangkan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan dan

7

(21)

keterampilan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.8 Strategi giving

question and getting answers (GQGA) merupakan implementasi dari

strategi pembelajaran kontrukstivistik yang menempatkan siswa sebagai

subyek dalam pembelajaran. Artinya, siswa mampu merekonstruksi

pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja.

Strategi giving question and getting answers (GQGA) di temukan oleh

Spancer Kagan, orang berkebangsaan Swiss pada tahun 1963. Strategi ini

di kembangkan untuk melatih siswa memiliki kemampuan dan

keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan, karena pada dasarnya

strategi tersebut merupakan modifikasi dari metode tanya jawab dan

metode ceramah yang merupakan kolaborasi dengan menggunakan

potongan-potongan kertas sebagai medianya.

Kegiatan bertanya dan menjawab merupakan hal yang esensial

dalam pola interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan bertanya dan

menjawab yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses belajar

mengajar mampu menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa.

Strategi giving question and getting answers (GQGA) dilakukan bersama

antara metode tanya jawab dengan metode ceramah, agar siswa tidak

8

(22)

dalam keadaan blank mind. Metode ceramah sebagai dasar agar siswa

mendapatkan pengetahuan dasar (prior knowledge).9

Adapun langkah-langkah penerapan strategi giving questions and

getting answers (GQGA) adalah sebagai berikut :

1. Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak dua kali jumlah siswa.

2. Setiap siswa diminta untuk melengkapi pertanyaan berikut ini :

Kertas 1 : Saya masih belum paham tentang………

Kertas 2 : Saya dapat menjelaskan tentang………..

3. Bagi siswa kedalam kelompok kecil, 4 sampai 5 orang.

4. Masing-masing kelompok memilih pertanyaan-pertanyaan yang ada

(kartu 1), dan juga topik-topik yang dapat mereka jelaskan (kertas 2)

5. Mintalah setiap kelompok untuk membacakan pertanyaan-pertanyaan

yang telah mereka seleksi. Jika ada di antara siswa yang bisa

menjawab, diberi kesempatan untuk menjawab. Jika tidak ada yang

bisa menjawab, guru harus menjawab.

6. Setiap kelompok diminta untuk menyampaikan apa yang dapat

mereka jelaskan dari kertas 2. Selanjutnya minta mereka untuk

menyampaikannya ke kawan-kawan.

9

Nur Hidayatul Wahidah, Penerapan Strategi Pembelajaran Giving Question and Getting Answers (GQGA) Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV

MINU WedoroWaru Sidoarjo, (Surabaya: Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

(23)

7. Lanjutkan proses ini sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada.

8. Akhiri pembelajaran dengan menyampaikan rangkuman dan

klarifikasi dari jawaban-jawaban dan penjelasan siswa.10

Adapun variasi dari penerapan strategi giving questions and getting

answers (GQGA) adalah sebagai berikut :

1. Sebelumnya, siapkan beberapa kartu pertanyaan dan distribusikan

kepada kelompok. Mintalah setiap kelompok untuk memilih satu

pertanyaan atau lebih yang dapat mereka jawab.

2. Sebelumnya, siapkan beberapa kartu jawaban dan distribusikan kepada

setiap kelompok. Minta setiap kelompok untuk memilih satu jawaban

atau lebih yang mereka temukan yang berguna dalam meninjau ulang

apa yang telah mereka pelajari.11

Penerapan model strategi giving questions and getting answers

(GQGA) dalam suatu proses pembelajaran bertujuan untuk :

1. Mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar perbaikan proses

pembelajaran

2. Membimbing usaha para siswa untuk memperoleh suatu keterampilan

kognitif maupun sosial

10

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2004). hlm. 71-72.

11

(24)

3. Memberikan rasa senang pada siswa

4. Merangsang dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa

5. Memotivasi siswa agar terlibat dalam interaksi

6. Melatih kemampuan mengutarakan pendapat

7. Mencapai tujuan belajar.

Beberapa kelebihan dan kekurangan dari strategi giving questions

and getting answers (GQGA) adalah sebagai berikut :

a. Kelebihan :

1. Suasana lebih menjadi aktif

2. Anak mendapat kesempatan baik secara individu maupun

kelompok untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti

3. Guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi yang

disampaikan.

4. Mendorong anak untuk berani mengajukan pendapatnya.

b. Kelemahan :

1. Pertanyaan pada hakikatnya sifatnya hanya hafalan

2. Proses tanya jawab yang berlangsung secara terus menerus akan

(25)

3. Guru tidak mengetahui secara pasti apakah anak yang tidak

mengajukan pertanyaan ataupun menjawab telah memahami adan

menguasai materi yang telah diajarkan.12

B. Pemahaman

1. Pengertian Pemahaman

Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang

untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu deketahui

dan diingat. Dengan demikian,memahami adalah mengetahui tentang

sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai aspek.13 Menurut aliran

Gestalt, belajar adalah proses pemahaman. Pemahaman mengandung

makna penguasaan pengetahuan, dapat menyelaraskan dengan sikap

dan keterampilannya. Dapat pula diartikan bahwa pemahaman adalah

kemudahan dalam menemukan suatau pemecahan masalah.

Keterampilan menghubungkan bagian-bagian pengetahuan untuk

12

Nur Hidayatul Wahidah, Penerapan Strategi Pembelajaran Giving Question and Getting Answers (GQGA) Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV

MINU WedoroWaru Sidoarjo, (Surabaya: Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2016),

hlm. 11-14.

13

Kunandar, PENILAIAN AUTENTIK ( Penilaian Hasil Belajar Peserta Dididk Berdasarkan

Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh, (Jakarta : PT RajaGrafndo

(26)

diperoleh suatu kesimpulan merupakan salah satu wujud

pemahaman.14

Pemahaman merupakan keterampilan dan kemampuan

intelektual yang menjadi tuntutan di sekolah dasar hingga di pergurun

tinggi. Artinya, ketika seorang peserta didik dihadapkan pada

komunikasi, diharapkan mereka dapat mengetahui apa yang sedang

dikomunikasikan dan dapat menggunakan ide baru sehingga apa yang

dikomunikasikan tersebut dapat berkembang, tetapi masih sesuai pada

alur komunikasi tersebut.15

Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia

dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci

tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat

lebih tinggi dari hafalan atau ingatan. Kemampuan memahami juga

dapat diartikan kemampuan mengerti tentang hubungan antarfaktor,

antarkonsep, antarprinsip, antardata, hubungan sebab akibat, dan

penarikan kesimpulan.

Pemahaman mengandung Arti menguasai sesuatu dengan

pikiran. Perlu diingat, pemahaman bukan hanya sekedar tahu, tetapi

14

Abdul Majid,, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012), hlm. 115.

15

(27)

juga menghendaki agar peserta didik atau subjek yang bersangkutan

dapat memahami objek-objek yang telah dipelajari dan dapat

mengembangkannya ke dalam sesuatu yang baru sehingga

pemahaman mereka dapat menghasilkan pemiliran yang kreatif dan

imajinatif.16

Dalam kegiatan belajar ditunjukkan melalui : (1)

mengungkapkan gagasan, atau pendapat dengan kata-kata sendiri, (2)

membedakan, membandingkan, menginterpretasi data,

mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri, (3) menjelaskan gagasan

pokok, (4) dan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.

Contoh hasil belajar yang berkaitan dengan pemahaman adalah

peserta didik dapat menjelaskan makna organisasi ASEAN bagi

bangsa Indonesia dalam aspek ekonomi.17

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan

adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan

kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi

contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk

penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan

memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun,

16

Sudirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006) hlm. 42-44

17

Kunandar, PENILAIAN AUTENTIK ( Penilaian Hasil Belajar Peserta Dididk Berdasarkan

Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh, (Jakarta : PT RajaGrafndo

(28)

tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab,

untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau

mengenal.18

Sejumlah kajian hasil penelitian menunjukkan bahwa

kecakapan untuk mengontrol tingkat pemahaman merupakan proses

yang sejalan dengan tingkat perkembangan berpikir seseorang.

Artinya semakin tua usia siswa maka semakin tinggi tingkat

kecakapannya dalam kemampuan pemahamannya. Pada hakikatnya

dapat disimpulkan bahwa semakin tua usia anak semakin tinggi

kemampuan berpikir dan semakin tajam tingkat pemahamannya.19

2. Strategi Pemahaman

Strategi-strategi pemahaman membangkitkan dan

mengembangkan kapasitas-kapasitas para murid menalar serta

menggunakan bukti dan logika. Strategi-strategi ini memotifasi

dengan membangkitkan keingintahuan melalui misteri, masalah/soal,

petunjuk, dan kesempatan untuk menganalisis dan berdebat.

Bab-bab strategi diantaranya :

a. Membandingkan dan mengontraskan (Compare and Contras)

adalah sebuah strategi yang digunakan oleh para murid untuk

18

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 24.

19

(29)

melakukan analisis komparatif, dengan menggunakan

kriteria-kriteria dalam menarik simpulan-simpulan dan menduga

kemungkinan-kemungkinan sebab dan akibat.

b. Membaca untuk mendapatkan makna (Reading For Meaning)

merupakan sebuah strategi membaca yang menggunakan

pertanyaan-pertanyaan sederhana dalam rangka membantu para

murid menemukan dan mengevaluasi bukti serta menyusun

interpretasi yang saksama.

c. Pemerolehan konsep (Concept Attainment) merupakan suatu

“pendekatan belajar-mengajar konsep” yang mendalam yang

didasarkan pada pemeriksaan seksama terhadap contoh dan

mencontoh.

d. Misteri (Mystery) adalah sebuah strategi yang didalamnya para

murid menginterpretasikan dari mengorganisasikan

petunjuk-petunjuk dalam rangka menjelaskan situasi penuh teka-teki atau

menjawab pertanyaan yang menantang.20

3. Tingkat Pemahaman

Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori,

Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari

terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris

ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika,

20

(30)

mengartikan Merah Putih, menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam

memasang sakelar.

Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni

menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui

berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan

kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.

Menghubungkan pengetahuan tentang konjugasi kata kerja, subjek,

dan possessive pronoun sehingga tahu menyusun kalimat “ My friend

is studying” bukan “My friend studying” merupakan contoh

pemahaman penafsiran.

Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah

pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang

mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang

konsekuensi atau dapat memperluas presepsi dalam arti waktu,

dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

Meskipun pemahaman dapat dipilahkan menjadi tiga

tingkatan diatas, perlu disadari bahwa menarik garis yang tegas antara

ketiganya tidaklah mudah. Penyusun tes dapat membedakan item yang

susunannya termasuk sub-kategori tersebut tetapi tidak perlu

berlarut-larut mempermasalahkan ketiga perbedaan itu. Sejauh dengan mudah

(31)

ekstrapolasi, bedakanlah untuk kepentingan penyusunan soal tes hasil

belajar.

Karakteristik soal-soal pemahaman sangat mudah dikenal.

Misalnya mengungkapkan tema, topik, atau masalah yang sama

dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan, tetapi materinya,

berbeda. Mengungkapkan tentang sesuatu dengan bahasa sendiri

dengan simbol tertentu termasuk ke dalam pemahaman terjemahan.

Dapat menghubungkan antar unsur dari keseluruhan pesan suatu

karangan termasuk ke dalam pemahaman penafsiran. Item

eksptrapolasi mengungkapkan kemampuan di balik pesan yang tertulis

dalam suatu keterangan atau tulisan.

Membuat contoh item pemahaman tidaklah mudah. Cukup

banyak contoh item pemahaman yang harus diberi catatan atau

perbaikan sebab terjebak kedalam item pengetahuan. Sebagian item

pemahaman dapat disajikan dengan gambar, denah, diagram, atau

grafik. Dalam tes objektif, tipe pilihan ganda dan tipe benar-salah

banyak mengungkapkan aspek pemahaman.21

4. Indikator Pemahaman

21

[image:31.595.140.515.191.493.2]
(32)

Proses-proses kognitif yang termasuk dalam kategori

memahami meliputi sebagi berikut :22

a. Menginterpretasikan

Proses ini terjadi pada seseorang peserta didik dimana

mereka mampu untuk mengubah sesuah sajian informasi di dalam

satu bentuk kebentuk lainnya. Misalnya, mengubah kata menjadi

bentuk gambar, mengubah gambar dalam bentuk kata, mengubah

angka menjadi bentuk kata, megubah kata menjadi bentuk angka.

b. Mencontohkan

Proses ini terjadi apabila seorang peserta didik meberikan

suatu contoh khusus mengenai suatu konsep tentang materi yang

telah dipelajari, baik secara umum atau khusus.

c. Mengklasifikasikan

Proses ini terjadi pada saat seorang peserta didik menyadari

bahwa suatu hal dapat dimasukkan ke dalam golongan tertentu

atau dikelompokkan ke dalam golongan yang sejenis.

d. Merangkum

Proses ini terjadi pada saat peserta didik menyatukan

sebuah pernyataan yang dapat mewakili suatu informasi yang

telah disajikan sebelumnya atau pada saat seseorang peserta didik

22

(33)

meringkas suatu tema yang umum menjadi suatu tema yang

khusus.

e. Menduga

Proses menduga merupakan proses menemukan suatu pola

dari serangkaian contoh atau kasus. Proses menduga terjadi pada

saat peserta didik mampu merangkum sebuah konsep atau prinsip

umum yang dapat diterapkan pada serangkaian contoh atau kasus

yang diberikan kepadanya dengan cara mendaftar sifat-sifat dari

contoh kasus yang relevan dengan suatu konsep atau prinsip yang

dia ajukan.

f. Membandingkan

Proses membandingkan merupakan proses mendeteksi

adanya persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek,

kejadian, pemikiran, permasalahan, situasi, dan lain-lain.

g. Menjelaskan

Proses menjelaskan terjadi pada saat seorang peserta didik

mampu untuk menyusun suatu permodelan sebab-akibat dari

suatu sistem dan menggunakan permodelan tersebut. Dalam

proses ini, peserta didik memberikan penjelasan secara utuh

(34)

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

1. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai

cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,

politik, hukum, dan budaya.23 IPS adalah bidang studi yang

mempelajari, menelaah, menganalisis gejala, dan masalah sosial di

masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu

perpaduan.24

2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS

a. Karakteristik Dilihat dari Aspek Tujuan

Tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan

peserta didik dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk

mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.

Fokus utama dari program IPS adalah membentuk

individu-individu yang memahami kehidupan sosialnya, aktivitas dan

interaksinya yang ditujukan untuk menghasilkan anggota

masyarakat yang bebas, yang mempunyai rasa tanggung jawab

23

Nurhadi, Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan, (Jakarta: PT Multi Kreasi Satu Delapan, 2010) hlm. 4

24

(35)

untuk melestarikan, melanjutkan, dan memperluas nilai-nilai dan

ide-ide masyarakat bagi generasi masa depan.

b. Karakteristik Dilihat dari Ruang Lingkup Materi Pembelajaran IPS

Jika ditinjau dari ruang lingkup materinya, maka bidang studi

memiliki karakteristik sebagai berikut : a) menggunakan

pendekatan lingkungan yang luas, b) menggunakan pendekatan

terpadu antarmata pelajaran yang sejenis, c) berisi materi konsep,

nilai-nilai sosial, kemandirian, dan kerja sama, d) mampu

memotivasi peserta didik untuk aktif, kreatif, dan inovatif dan

sesuai dengan perkembangan anak, e) mampu meningkatkan

keterampilan peserta didik dalam berpikir dan memperluas

cakrawala budaya.

c. Karakteristik Dilihat dari Aspek Pendekatan Pembelajaran

Karakteristik bidang studi IPS dapat pula dilihat dari sudut

pendekatan atau metodologi pembelajaran yang sering digunakan.

Metodologi pembelajaran IPS terutama dalam kaitannya dengan

kurikulum yang berbasis kompetensi (KBK) dan KTSP dapat

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan alokasi waktu serta

penetapan dan pengembangan kompetensi dasar yang mendukung

pencapaian kompetensi lulusan, sedangkan dalam metodologi

(36)

3. Tujuan Pembelajaran IPS

Secara umum tujuan pendidikan IPS pada tingkat SD untuk

membekali peserta didik dalam bidang pengetahuan sosial. Adapun

secara khusus tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut :

a. Pengetahuan sosial yang berguna bagi kehidupannya

b. Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menysun alternatif

pemecahan masalah nasional yang terjadi di kehidupan masyarakat.

c. Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan

berbagai bidang keilmuan serta bdang keahlian.

d. Kesadaran sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap

pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan

tersebut.

e. Kemampuan mengambangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai

dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan,

dan teknologi.

Sementara dalam kurikulum tahun 2006 atau Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan pendidikan IPS bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

(37)

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, inquiri, memecahlan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat local,

nasional dan global.25

4. Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi

Setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh Amerika

Serikat pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, jepang menyerah kepada

sekutu. Berita kekalahan jepang ternyara didengar oleh para pemuda

Indonesia dari siaran radio luar negeri. Pemuda Indonesia segera

bertindak mendorong para pemimpin bangsa untuk memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia.26

a. Peristiwa Rengasdengklok

Pada malam hari tanggal 15 Agustus 1945,para tokoh

pemuda mengadakan rapat kilat. Keputusan rapat adalah segera

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16

25

Ahmad Susanto. Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenadamedia Group. 2014) hlm. 10-32.

26

(38)

Agustus 1945. Sebab, Jepang sudah kalah perang dan Belanda

serta sekutu belum datang. Golongan pemuda mengutus Darwis

dan Wikana menemui Bung Karno dan Bung Hatta untuk

menyampaikan hasil rapat golongan pemuda. Tapi Bung Karno

dan Bung hatta menolak permintaan tersebut. Terjadilah

ketegangan akibat pertentangan pendapat antara golongan tua dan

golongan pemuda.

Pada tanggal 16 Agustus 1945, tiga tokoh pemuda terdiri

atas Sukarni, Yusuf kunto, dan Singgih membawa Bung Karno dan

Bung Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat. Pada sore hari, Mr.

Ahmad Soebardjo datang untuk menengahi pertentangan pendapat

anatara pemuda dengan Bung Karno dan Bung Hatta. Setelah para

tokoh itu mencapai kata sepakat dalam musyawarah, mereka

mmutuskan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

pada tanggal 17 Agustus 1945.

Sampai di Jakarta, Bung Karno dan Bung Hatta mengajak

anggota PPKI dan para tokoh pemuda untuk membicarakan

persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pembicaraan itu

dilangsungkan di rumah Laksamana Muda Maeda. Rumah tersebut

terletak di jalan Imam Bonjol No.1, Jakarta.

(39)

Tanggal 17 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB dini hari, Bung

Karno, Bung Hatta, dan Mr. Ahmad subarjo berhasil menyusun

naskah proklamasi. Mulanya diusulkan agar semua yang hadir ikut

menandatangani naskah proklamasi tersebut. Tapi karena mereka

yang hadir tidak bersedia, maka Sukarno mengusulkan dalam rapat

tersebut agar teks proklamasi ini ditandatangani oleh Sukarno dan

Hatta atas

nama bangsa Indonesia. Naskah proklamasi yang semual

ditulis tangan kemudian diketik rapi oleh Sayuti Melik.27

Gambar 2.1 Naskah teks proklamasi

27

[image:39.595.129.515.187.641.2]
(40)

5. Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sesuai kesepakatan para pemimpin bangsa Indonesia, pembacaan

teks proklamasi dilaksanakan pada jam 10.00 WIB, tanggal 17

Agustus 1945. Tempatnya di kediaman Ir. Sukarno, Jalan Pegangsaan

Timur No. 56, Jakarta. Bertindak sebagai pembeca teks proklamasi

adalah Ir. Sukarno dengan didampingi Drs. Moh. Hatta.

Ribuan orang hadir di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta

untuk menyaksikan hari yang sangat bersejarah itu. Karena yang

membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Ir.

Sukarno dan Drs. Moh. Hatta , keduanya dikenal sebagai proklamator

republic Indonesia.

Lagu Indonesia raya berkumandang mengiringi berkibarnya sang

Merah Putih yang dinaikkan oleh pemuda Suhud dan Latif

Hendraningrat. Peristiwa pernyataan kemerdekaan Indonesia itu

kemudian disebarluaskan keseluruh penjuru tanah air, bahkan sampai

luar negeri.

Pemerintahan baru Republik Indonesia segera menerima

pengakuan kedaulatan dari berbagai negara, seperti Inggris, Amerika

(41)

6. Tokoh-tokoh Penting dalam Peristiwa Proklamasi a. Ir. Sukarno

Sukarno lahir di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901,

Ayahnya bernama Raden Sukemi Sosrodiharjo dan ibunya bernama

Ida Nyoman Rai. Pada masa kecil dan remaja, Sukarno dikenal

sebagai pemuda cerdas dan pemberani. Pada tahun 1924, ia

bergasil lulus dari perguruan tinggi dan menyandang gelar

insinyurnya dari Sekolah Tinggi Teknik di Bandung

b. Ibu Fatmawati Sukarno

Peranan ibu Fatmawati sebagai istri Sukarno sangat besar.

Peranan ibu Fatmawati makin menonjol ketika terjadi upacara

Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ibu Fatmawati dengan

keahlian dan ketekunannya berhasil Membuat bendera merah

putih. Bendera tersebut dikibarkan setelah pembacaan teks

proklamasi kemerdekaan Indonesia.

c. Drs. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta lahir di Batuampar, Sumatera Barat.

Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902. Nama ASLINYA

Mohammat Khattar. Namun, Akhirnya berubah menjadi

Mohammad Hatta. Hatta dikenal sebagai anak yang taat beragama.

(42)

d. Achmad Subardjo

Achmad Subardjo telah aktif dalam pentas politik pada masa

pergerakan nasional. Peranan Achmad Subardjo makin menonjol

ketika terjadi peristiwa Rengasdengklok dan perumusan teks

proklamasi kemerdekaan Indonesia.28

7. Memberikan Contoh Cara Menghargai Jasa Tokoh-Tokoh Kemerdekaan

Tindakan yang dilakukan oleh para pejuang merupakan contoh

yang dapat kita tiru dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah

beberapa contoh tindakan menghargai jasa para pejuang :

1) Melanjutkan perjuangan para tokoh dengan rajin belajar

2) Rajin membantu orang tua di rumah

3) Disiplin dalam segala tindakan atau pekerjaan

4) Mendoakan para tokoh kemerdekaan

5) Ikut membersihkan makam para pahlawan saat diadakan kerja bakti

6) Selalu ikut menjaga nama baik para tokoh kemerdekaan dan

keluarganya

7) Meniru atau mencontoh segala sikap dan perbuatan dalam

memperjuangkan kemerdekaan

28

(43)

8) Melanjutkan cita-cita luhur para tokoh kemerdekaan dalam mengisi

kemerdekaan dengan pembangunan di segala bidang.

D. Penerapan Strategi Giving Question and Getting Answers dalam Pemahaman Mata Pelajaran IPS

Penerapan strategi Giving Question and Getting Answers dalam

mata pelajaran IPS merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan

pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS khususnya materi proklamasi

kemerdekaan republik Indonesia. Strategi Giving Question and Getting

Answers merupakan sebuah strategi yang dikembangkan untuk melatih

siswa agar memiliki kemampuan dalam bertanya dan menjawab

pertanyaan. Salah satu tujuan dari strategi Giving Question and Getting

Answers ini adalah mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar proses

perbaikan pembelajaran. Dengan adanya penerapan strategi Giving

Question and Getting Answers guru dapat mengetahui pemahaman anak

terhadap materi yang di ajarkan karena pada dasarnya strategi tersebut

merupakan modifikasi dari metode tanya jawab dan metode ceramah yang

merupakan kolaborasi dengan menggunakan potongan-potongan kertas

sebagai medianya. Selain dapat mengukur pemaham siswa terhadap

materi, strategi Giving Question and Getting Answers mampu

menciptakan suasana pembelajaran yang aktif karena siswa temotifasi

(44)

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang membahas tentang

strategi Giving Question and Getting Answers dapat meningkatkan

keaktifan siswa ditulis oleh Nur Hidayatul Wahidah Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya pada tahun

2016 dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Giving Question and

Getting Answers (GQGA) Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada

Mata Pelajaran IPA Kelas IV MINU Wedoro Waru Sidoarjo”. Pada

penelitian tersebut dijelaskan bahwa keaktifan siswa maupun guru

terhadap mata pelajaran IPA meningkat. Terbukti keaktifan siswa

meningkat sebanyak 90,6 % setelah diadakannya siklus II. Hasil itu

meningkat jauh dari hasil penelitian pra siklus yang memperoleh hasil

(45)

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (PTK) yaitu kegiatan mengumpulkan, mengelola,

menganalisis, dan menyimpulkan data untuk menentukan tingkat

keberhasilan jenis tindakan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses

pemeblajaran.24 dengan tindakan berupa penerapan strategi giving question

and getting answers yang merupakan suatu variasi dalam pemebelajaran

IPS materi proklamasi kemerdekaan republik Indonesia.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan berntuk kolaboratif

yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti bekerja sama dengan guru

kelas V. peneliti terlibat langsung dalam merancang penelitian.

merencanakan tindakan, melakukan tindakan, observasi, refleksi, dan

melaporkan penelitian. Peran guru kelas V dalam penelitian ini adalah

sebagai observer, pengumpulan data, dan penganalisis.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin.

Kurt Lewin memperkenalkan konsep pokok penelitian tindakan yang

meliputi empat komponen penting, yaitu :

24

(46)

1) Perencanaan/planning

Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan yaitu (1) membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Mempersiapkan

fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan untuk mengajar di

kelas, (3) mempersiapkan instrument untuk merekam, menganalisis

data mengenai proses dan hasil tindakan.

2) Tindakan/Acting

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah

dirumuskan dalam RPP dalam situasi yang actual, meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

3) Pengamatan/Observing

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah (1) mengambil perilaku

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) memantau kegiatan

diskusi/ kerja sama dalam kelompok; (3) mengamati pemahaman

tiap-tiap siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah

dirancang sesuai dengan tujuan PTK

4) Refleksi/Reflecting.

Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah (1) mencatat hasil

observasi; (2) mengevaluasi hasil observasi; (3) menganalisis hasil

pembelajaran; (4) mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan

(47)
[image:47.595.137.514.111.477.2]

Gambar 3.1 Model Kurt Lewin

Hubungan antara keempat komponen tersebut dipandang sebagai

satu siklus. Dalam perkembangannya, model Lewin ada tambahan

kegiatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi penelitian.

Pengembangan model Lewin bergantung pada subjek, objek, dan tujuan

penelitian, baik itu penelitian tindakan pada umumnya atau penelitian

tindakan kelas pada khususnya.25

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi :

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di kelas V MINU Sumokali,

desa Sumokali, kecamatan Candi, kabupaten Sidoarjo pada siswa

kelas V matapelajaran IPS.

25

(48)

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada saat semester genap tahun

ajaran 2016/2017.

2. Subyek Penelitian

Subyek yang diteliti adalah siswa kelas V tahun pelajaran

2016/2017 MINU Sumokali. Siswa kelas V MINU Sumokali

berjumlah 20 siswa, jumlah siswa laki-laki berjumlah 10 siswa

sedangkan jumlah siswa perempuan berjumlah 10 siswa. Peneliti

memilih kelas V karena materi proklamasi kemerdekaan republik

Indonesia itu penting untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan rasa

cinta tanah air pada siswa, dan pemahaman siswa yang kurang begitu

memuaskan pada materi tersebut.

C. Variabel yang Diteliti 1. Variabel Input

Dalam PTK ini yang menjadi variabel input adalah siswa kelas V

MINU Sumokali Sidoarjo.

2. Variabel Proses

Dalam PTK ini yang menjadi variabel proses adalah strategi Giving

(49)

3. Variabel Output

Dalam PTK ini yang menjadi variabel output adalah peningkatan

pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo pada mata

pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan republik Indonesia.

D. Prosedur Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam dua siklus. Setiap siklus

ada empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Tahapan tersebut disusun dalam siklus dan setiap siklus dilaksanakan

sesuai perubahan yang ingin dicapai. Sebelum mencapai tahap siklus,

dilakukan kegiatan pra siklus untuk memperoleh data awal sebelum

dilaksanakannya tahap siklus.

1. Pra Siklus

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan penelitian

tindakan kelas (PTK) model Kurt Lewin, berikut adalah perencanaan

pra siklus (wawancara dan pre tes sebelum melakukan siklus I dan

siklus II) :

a. Melakukan kunjukan ke lembaga sekolah terkait

b. Merencanakan tindakan yang dilakukan

c. Merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

d. Menyiapkan instumen penelitian seperti pedoman wawancara dan

(50)

e. Membuat materi yang akan disampaikan.

2. Siklus I :

1. Perencanaan :

a. Menentukan waktu pelaksanaan pembelajaran

b. Menentuakan strategi yang akan digunakan untuk

memecahkan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah

maka untuk memecahkan masalahnya peneliti melaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan strategi Giving Question

and Getting Answers (GQGA)

c. Menyususn Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD) untuk mata pelajaran IPS di kelas V kemudian

mengembangkan RPP tersebut dengan strategi Giving

Question and Getting Answers (GQGA).

d. Membuat media pembelajaran yang sesuai dengan strategi

yang digunakan yaitu berupa potongan-potongan kertas yang

dibentuk seperti kartu. Peneliti harus membuat kartu sebanyak

dua kali lipat jumlah siswa, kemudian jumlah kartu tersebut

dibagi menjadi dua, separuh untuk kartu pertanyaan dan

separuh lagi untuk kartu jawaban. Serta menyiapkan

gambar-gambar tokoh proklamasi kemerdekaan.

[image:50.595.135.514.157.561.2]
(51)

f. Menyiapkan instrument ukur berupa soal latihan untuk

mengukur pemahaman siswa.

2. Pelaksanaan

Setelah mengembangkan perencanaan maka peneliti siap

melakukan tindakan selanjutnya, yaitu tahap pelaksanaan. Tahap

ini dilakukan harus sesuai dengan RPP yang telah di susun.

Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :

a. Guru memberi salam

b. Guru memimpin doa untuk memulai pelajaran

c. Guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan

pembelajaran

d. Sebelum menerapkan strategi Giving Question and Getting

Answers (GQGA), Guru membimbing siswa untuk membaca

materi proklamasi kemerdekaan Indonesia

e. Siswa menandai materi yang dianggap penting

f. Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman tentang

materi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tujuan dari

kegiatan ini yaitu agar siswa lebih memahami materi yang

diajarkan yaitu proklamasi kemerdekaan Indonesia

g. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap

(52)

h. Guru memberikan potongan-potongan kertas yang berisi

pertanyaan (kartu 1) dan hal yang dapat dijelaskan (kartu 2)

i. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu

penerapan strategi Giving Question and Getting Answers

(GQGA).

j. Guru membimbing siswa untuk menuliskan hal yang belum

dimengerti di kartu 1.

k. Guru membimbing siswa untuk menuliskan hal yang sudah

dimengerti di kartu 2.

l. Setiap kelompok berdiskusi untuk memilih

pertanyaan-pertanyaan dan topik yang dapat mereka jelaskan.

m. Guru membimbing setiap kelompok membacakan

pertanyaan-pertanyaan dan jawaban yang mereka pilih

n. Setelah semua kartu-kartu telah habis dibacakan, siswa dan

guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah

diajarkan

o. Siswa mengerjakan tugas berupa tes tulis

p. Siswa mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan

q. Guru bertanya tentang materi yang belum dimengerti oleh

siswa

r. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang

(53)

s. Guru mengecek kehadiran siswa

t. Guru dan siswa berdoa bersama untuk menutup kegiatan

pembelajaran.

3. Pengamatan

Pengamatan yang dilaksanakan terhadap penelitian tindakan

kelas adalah pengamatan terhadap siswa, pengamatan terhadap

guru, mengumpulkan dan mengidentifikasi data. Apabila analisis

data 1 sudah diketahui, maka dilakukan refleksi.

4. Refleksi

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisa hasil kerja

siswa. Analisis dilakukan untuk mengadakan baik kelebihan

maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I, kemudian

mendiskusikan hasil analisis secara kolaborasi untuk perbaikan

pada pelaksanakan siklus II.

3. Siklus II

1. Perencanaan :

a. Menentukan waktu pelaksanaan pembelajaran

b. Menyususn Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(54)

mengembangkan RPP tersebut dengan strategi Giving Question

and Getting Answers (GQGA).

c. Membuat media pembelajaran yang sesuai dengan strategi yang

digunakan yaitu berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk

seperti kartu. Peneliti harus membuat kartu sebanyak dua kali

lipat jumlah siswa, kemudian jumlah kartu tersebut dibagi

menjadi dua, separuh untuk kartu pertanyaan dan separuh lagi

untuk kartu jawaban. Serta mempersiapkan gambar-gambar tokoh

proklamasi kemerdekaan.

d. Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

e. Menyiapkan instrument ukur berupa soal latihan untuk mengukur

pemahaman siswa.

2. Pelaksanaan

Setelah mengembangkan perencanaan maka peneliti siap

melakukan tindakan selanjutnya, yaitu tahap pelaksanaan. Tahap ini

dilakukan harus sesuai dengan RPP yang telah di susun. Adapun

langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :

a. Guru memberi salam

b. Guru memimpin doa untuk memulai pelajaran

c. Guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan

(55)

d. Sebelum menerapkan strategi Giving Question and Getting

Answers (GQGA), Guru membimbing siswa untuk membaca

materi proklamasi kemerdekaan Indonesia

e. Siswa menandai materi yang dianggap penting

f. Siswa membaca hasil rangkuman

g. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu

penerapan strategi Giving Question and Getting Answers

(GQGA).

h. Guru memberikan potongan-potongan kertas yang berisi

pertanyaan (kartu 1) dan hal yang dapat dijelaskan (kartu 2)

i. Siswa menuliskan pertanyaan pada kartu 1

j. Siswa menuliskan hal yang dapat dijelaskan pada kartu 2

k. Siswa di bimbing untuk membacakan pertanyaan yang mereka

pilih

l. Setiap siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan

yang dibacakan siswa lain. Bila tidak ada siswa yg menjawab,

maka guru yang harus menjawab pertanyaan tersebut.

m. Setiap siswa di bimbing untuk membacakan tokpik yang sudah

mereka tulis di kertas 2

n. Setelah semua kartu-kartu telah habis dibacakan, siswa dan guru

melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan

(56)

p. Siswa mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan

q. Guru bertanya tentang materi yang belum dimengerti oleh siswa

r. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang

telah dipelajari

s. Guru mengecek kehadiran siswa

t. Guru dan siswa berdoa bersama untuk menutup kegiatan

pembelajaran.

3. Pengamatan

Pengamatan yang dilaksanakan terhadap penelitian tindakan kelas

adalah pengamatn terhadap siswa, pengamatan terhadap guru,

mengumpulkan dan mengidentifikasi data. Apabila analisis data 2

sudah diketahui, maka dilakukan refleksi.

4. Refleksi

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisa hasil kerja

siswa. Analisis dilakukan untuk mengadakan baik kelebihan maupun

kekurangan yang terdapat pada siklus II, kemudian didiskusikan

bersama untuk mengetahui hambatan maupun kendala selama

(57)

E. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian 1. Teknik pengambilan data

a. Metode Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling

efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko

pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi

item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan

terjadi.

Penulis menggunakan metode ini untuk mengetahui aktivitas

guru dan aktivita siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo pada

saat pembelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan republik

Indonesia menggunakan strategi Giving Question and Getting

Answers (GQGA).

b. Wawancara

Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat

memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang

perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian

tindakan kelas.26

26

Kunandar, Langkah mudah Penelitian Tindakan Kekas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,

(58)

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada guru

IPS MINU Sumokali Sidoarjo mengenai minat, perhatian dan

kegiatan selama proses pembelajaran IPS. Selain itu peneliti

melakukan wawancara dengan kepala sekolah MINU Sumokali

Sidoarjo guna mendapatkan data tentang gambara sekolah yang

akan diteliti.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan

sebagainya Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan

untuk memperoleh data tentang jumlah siswa kelas V MINU

Sumokali serta data berupa foto proses kegiatan belajar mengajar

saat diadakan proses penelitian.

d. Tes Tulis

Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang

diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.27 Tes ini

terdiri dari sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar pada materi proklamasi

kemerdekaan republik Indonesia. Tes tulis di berikan kepada siswa

kelas V MINU Sumokali Sidoarjo di setiap putaran.

27

(59)

2. Instrumen Penelitian

a. RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam strandar isi

dan dijabarkan dalam silabus.

b. Tes Tulis

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan dari pemahaman siswa pada

pokok bahasan materi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tes

tulis ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan

adalah uraian singkat. Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 10 soal

yang telah diuji coba, kemudian penulis mengadakan analisis butir

soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal.

c. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

Penelitian ini menggunakan lembar observasi yang berguna untuk

mengukur tingkat aktivitas siswa dalam kelas V MINU Sumokali

Sidoarjo dalam kegitan proses belajara mengajar mata pelajaran IPS

materi proklamasi kemerdekaan republik Indonesia menggunakan

strategi Giving Question and Getting Answesr. Selain itu digunakan pula

(60)

aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan

menggunakan strategi Giving Question and Getting Answers.

d. Wawancara

Instrumen ini berupa lembar wawancara yang berisi tentang

pertanyaan-pertanyaan wawancara. Peneliti mengadakan wawancara

dengan ibu Choirotun Nisak selaku guru IPS kelas V MINU Sumokali

Sidoarjo. Teknik wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data

awal sebelum diadakan penelitian.

e. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, beberapa dokumen yang dijadikan sebagai

sumber data diantaranya adalah data tenaga pendidik, jumlah siswa, nilai

siswa, dan foto-foto kegiatan belajara siswa.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah data dianalisis.

Dalam penelitian kuantitatif, analisis datanya menggunakan teknik

statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik parametris dan

nonparametris. Teknik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini

menggunakan statistik deskriptif, cara menganalisisnya dengan

(61)

sebagaimana adanya tanpa ada maksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi data.28

Analisis data dihitung dengan menggunakan statistik sederhana

sebagai berikut:29

1. Penilaian Tes

Nilai rata-rata kelas dihitung dengan cara menjumlahkan nilai yang

diperoleh peserta didik kemudian dibagi dengan jumlah peserta didik

yang berada di dalam kelas tersebut. Penilaian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Keterangan :

X : Nilai rata-rata

�X : Jumlah semua nilai peserta didik

N : Jumlah peserta didik

Suatu kelas dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai

nilai rata-rata kelas minimal 70,00. Berikut adalah kriteria tingkat

keberhasilan nilai rata-rata kelas peserta didik.

28

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2008), Hlm. 51

29

(62)
[image:62.595.142.518.115.552.2]

Tabel 3.1

Kriterian Tingkat Keberhasilan Nilai Rata-rata Kelas

Tingkat Keberhasilan Kriteria

91-100 81-90 71-80 61-70

≤ 34

Sangat Baik Baik Sedang Tidak Baik Sangat Tidak Baik

2. Penilaian ketuntasan belajar

Seorang siswa dikatakan mencapai ketuntasan atau berhasil

apabila telah mencapai taraf penugasan minimal dengan nilai 70.

Sedangkan suatu kelas dapat dikatakan tuntas belajar apabila di dalam

kelas tersebut terdapat 70% siswa yang telah mencapai nilai lebih dari

sama dengan 70.

Tabel 3.2

Presentase ketuntasan Belajar Tingkat Keberhasilan (Prosentase) Kriteria 86%-100% 76%-85% 60%-75% 55%-59%

≤ 54%

Sangat Baik Baik Sedang Tidak Baik Sangat Tidak Sekali

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan

rumus sebagai berikut :

(63)

3. Penilaian Observasi Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa

Nilai aktivitas guru dan siswa diperoleh dengan cara membagi

skor yang diperoleh dengan skor maksimum kemudian dikalikan

seratus. Adapun rumus nilai akhir aktivitas guru adalah sebagai

berikut :

Keterangan :30

G = Skor aktifitas guru

F = Frekuensi (jumlah skor yang diperoleh)

N = Jumlah skor maksimal

[image:63.595.139.503.175.550.2]

Tabel 3.3

Kriteria Tingkat Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran31 Tingkat Keberhasilan (Prosentase) Kriteria 85-100 74-84 55-74 35-54

≤ 34

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Kurang Sekali

Sedangkan untuk menghitung data observasi siswa dihitung dengan

rumus :

30

Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014). Hl

Gambar

grafik. Dalam tes objektif, tipe pilihan ganda dan tipe benar-salah
  Gambar 2.1
Gambar 3.1 Model Kurt Lewin
gambar tokoh proklamasi kemerdekaan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

bimbingan, saran, dan kritik yang telah diberikan selama menjalani pendidikan di

Penulisan Ilmiah ini, menerangkan pembuatan website Adam Cell dengan menggunakan bahasa pemrograman script server side PHP (Personal Home Page) agar informasi pada situs dapat

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dalam dakwaan Pasal 170 ayat (2) Ke-1 KUHP telah terpenuhi, maka para terdakwa haruslah dinyatakan terbukti secara.. sah dan meyakinkan

Drug Related Problems pada pasien yang Obat Tidak Efektif di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010... Drug Related Problems pada pasien yang

[r]

(3) Kegiatan ekstra-kurikuler sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf c adalah kegiatan yang ditujukan untuk pengembangan diri peserta didik sesuai dengan minat dan/atau

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Setelah dijelaskan hasil dari penelitian diatas, dapat diuraikan bahwa hubungan antara variabel harga dan kualitas pelayanan memiliki hubungan positif dan signifikan,