• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI ISRA’ MIRAJ NABI MUHAMMAD PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI MODEL COURSE REVIEW HOREY KELAS IV DI MINU NGINGAS WARU SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI ISRA’ MIRAJ NABI MUHAMMAD PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI MODEL COURSE REVIEW HOREY KELAS IV DI MINU NGINGAS WARU SIDOARJO."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI ISRA’ MIRAJ NABI MUHAMMAD PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN

ISLAM MELALUI MODEL COURSE REVIEW HOREY KELAS IV DI MINU NGINGAS WARU SIDOARJO

SKRIPSI Oleh:

NAHDIYATUL ROHMAH NIM. D77213081

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Nahdiyatul Rohmah. 2017. Peningkatan Pemahaman Materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Model Course Review Horey Kelas IV di MINU Ngingas Waru Sidoarjo.Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah UIN Sunan Ampel Surabaya.Drs. H. Munawir, M.Ag

Kata Kunci: Pemahaman, Sejarah Kebudayaan Islam, Model Course Review Horey

Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa kelas IV

MINU Ngingas Waru pada materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad pelajaran sejarah

kebudayaaan islam. Guru yang masih menggunakan model lama yakni ceramah, sehingga pemahaman siswa kurang dikarenakan kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran. Maka perlu diterapkannya model yang inovasi untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad mata pelajaran sejarah kebudayaan islam, salah satunya yakni model course review horey.

Rumusan masalah yang diambil penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan model course review horey dalam rangka meningkatkan pemahaman materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV di MINU Ngingas Waru? (2) Bagaimana peningkatan pemahaman materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam setelah diterapkannya model course review horey di kelas IV MINU Ngingas Waru?

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui penerapan model course review horey dalam rangka meningkatkan pemahaman pada materi Isra’Miraj

Nabi Muhammad pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV di MINU Ngingas Waru.(2)Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam setelah diterapkannya model course review horey di kelas IV MINU Ngingas Waru.

Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model Kurt Lewin yang terdiri dari dua siklus dengan empat tahapan yaitu, (1) Perencanaan,(2)Pelaksanaan,(3) Observasi, dan (4) Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara, tes, dokumentasi.

(7)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR RUMUS ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Tindakan Penelitian ... 8

G. Ruang lingkup ... 8

(8)

1. Pengertian pemahaman ... 10

2. Jenis – jenis pemahaman ... 11

3. Indikator Pemahaman ... 11

B. Tinjauan tentang Sejarah Kebudayaan Islam ... 13

1. Pengertian sejarah kebudayaan islam ... 13

2. Karakteristik sejarah kebudayaan islam ... 13

3. Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam ... 14

4. Materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad ... 15

C. Tinjauan tentang Course Review Horey ... 22

1. Pengertian Course Review Horey ... 22

2. Tujuan Model Pembelajaran Course Review Horey ... 23

3. Langkah – langkah Course Review Horey ... 24

4. Kelebihan dan kelemahan model Course Review Horey ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 27

B. Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian ... 28

C. Variabel yang diselidiki ... 29

D. Rencana tindakan ... 30

E. Data dan cara pengumpulannya ... 35

1.Sumber data ... 35

2.Cara pengumpulannya ... 36

(9)

xii

4.Teknik analisis data ... 39 5.Indikator kinerja ... 41 6.Tim peneliti ... 42 BAB IV PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 44 B. Pembahasan... 68 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 72 B. Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif ... 12

Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar ... 40

Tabel 4.1 Hasil pengamatan aktivitas guru siklus I ... 48

Tabel 4.2 Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I ... 50

Tabel 4.3 Daftar nilai siklus I dengan menerapkan model Course Rewiev Horey ... 53

Tabel 4.4 Hasil pengamatan aktivitas guru siklus II ... 60

Tabel 4.5 Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II ... 63

(11)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Kurt Lewin ... 28

Gambar 4.1 Guru melaksanakan kegiatan awal ... 46

Gambar 4.2 Siswa berteriak hore ketika jawaban benar ... 47

(12)

DAFTAR RUMUS

(13)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Profil sekolah

2. Hasil Validasi RPP siklus I 3. RPP siklus I

4. Hasil Validasi Soal Evaluasi siklus I 5. Lembar pengamatan aktivitas guru siklus I 6. Lembar pengamatan aktivitas siswa siklus I

7. Contoh Hasil Lembar Kerja Evaluasi siswa siklus I 8. Hasil Validasi RPP siklus II

9. RPP siklus II

10.Hasil Validasi Soal Evaluasi siklus II 11.Lembar pengamatan aktivitas guru siklus II 12.Lembar pengamatan aktivitas siswa siklus II

13.Contoh Hasil Lembar Kerja Evaluasi siswa siklus II 14.Hasil wawancara guru setelah tindakan

15.Hasil wawancara siswa setelah tindakan 16.Surat Tugas Pembimbing

17.Surat Izin Penelitian

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup, melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar. Melalui pendidikan peserta didik terbebas dari ketidak tahuan, ketidak mampuan,ketidak berdayaan, ketidak benaran, ketidak jujuran, dan dari buruknya hati, akhlak, dan keimanan.Proses pembelajaran merupakan inti dari pendidikan yang mengarahkan pada pemebentukan semangat, motivasi, kreativitas, keuletan, dan kepercayaan diri, juga ditekankan pada pembentukan kesadaran, disiplin, tanggung jawab, dan budaya belajar yang baik.1

Setiap peserta didik patut untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu agar dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia serta dapat bertanggung jawab.Ali bin Abu Thalib r.a. mengingatkan kepada orangtua dan para pendidik untuk mengajari anak-anak (peserta didik) agar mereka diajari dengan ilmu supaya mereka bisa hidup dizamannya yang berbeda dengan zaman ketika mereka menuntut ilmu. 2

1

Dedi Mulyasana, Pendidikan bermutu dan berdaya saing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 2

2

(15)

2

Proses belajar mengajar tentunya berperan penting terhadap pendidikan anak. Secara sederhana proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai kegiatan interaksi dan saling mempengaruhi antara pendidik dan pesrta didik, dengan fungsi utama pendidik memberikan materi pelajaran atau sesuatu yang mempengaruhi peserta didik, sedangkan peserta didik menerima pelajaran, pengaruh atau sesuatu yang diberikan oleh pendidik.Pendidikan yang diperoleh peserta didik tidak hanya menekankan pada pendidikan umum saja, tetapi pendidikan tentang agama turut serta berperan penting dalam membentuk perilaku peserta didik dengan meneladani perilaku nabinya.3

Pendidikan agama islam diarahkan untuk meningkatakan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman ajaran agama islam dari peserta didik, dan membentuk hubungan pribadi dan sosial (dalam bermasyarakat). Tujuan pendidikan agama islam pada jenjang pendidikan dasar bertujuan memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik tentang agama islam untuk mengembangkan kehidupan beragama agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta berakhlak mulia sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara dan anggota umat manusia.Ruang lingkup bahan-bahan pelajaran pendidikan agama islam, yang meliputi tujuah unsur pokok yakni keimanan, ibadah, al-qur’an, akhlak, muamalah, syariah, dan tarikh atau sejarah (kebudayaan) islam.4

3

Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), 139 4

(16)

3

Ruang lingkup pendidikan agama islam salah satunya adalah sejarah kebudayaan islam yang mengajarkan tentang sejarah nabi Muhammad, masa

Khulafaur Rasyidin dan masa tabi’in. Pada jenjang pendidikan dasar seperti

MI materi yang dibahas hanya membahasa seputar masa nabi dan Khulafaur Rasyidin. Mendapatkan pelajaran sejarah kebudayaan islam sangatlah penting untuk mengingatkan kisah-kisah perjuangan nabi dan sahabat terdahulu agar dapat meneladani sifat-sifat mereka. Pemahaman sangatlah dibutuhkan dalam mempelajari sejarah kebudayaan islam tersebut, karena berbicara sejarah kebudayaan islam sangatlah butuh kedetailan dan keseriusan mengingat bahwa hal tersebut pernah terjadi dalam kehidupan nyata.

Kenyataannya masih ditemukan permasalah disekolah dalam pelajaran sejarah kebudayaan islam mengenai pemahaman siswa yang masih dibawah KKM, permasalah ini juga terjadi di MINU Ngingas Waru Sidoarjo pada siswa kelas IV. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil tes siswa yang dilakukan oleh guru memperoleh 60% belum tuntas dari KKM 75. Siswa kelas IV terdapat 37 siswa, dari 37 siswa tersebut hanya 15 yang tuntas dalam pembelajaran sedangkan 22 siswa belum memanuhi KKM.5

Ketidakpahaman peserta didik di MINU Ngingas Waru Sidoarjo berimbas pada pemahaman siswa, hal ini dikarenakan oleh guru yang hanya menggunakan metode lama yakni ceramah. Guru tersebut tidak menggunakan

5

(17)

4

metode atau strategi yang bervariasi, hal tersebut dapat memicu kejenuhan dalam diri peserta didik dan menimbulkan keinginan untuk memahami pelajaran sejarah kebudayaan islam menjadi pudar, selain karakteristik siswa di MINU Ngingas Waru tergolong aktif, sementara pembelajaran kurang melibatkan siswa secara aktif sehingga mereka membuat aktifitas-aktifitas sendiri yang menurutnya menarik, ini mengakibatkan suasana kelas ramai dan dengan jumlah siswa 37 siswa membuat proses pembelajar belum efektif dikarenakan kapasitas kelas melampaui batas.6

Ada dua faktor yang mempengaruhi proses belajar peserta didik terhadap meningkatkan pemahaman sejarah kebudayaan islam yakni faktor intern dan ekstern. Faktor intern terdiri dari faktor jasmaniah, psikologi, dan kelelahan. Faktor yang paling penting dalam menunjang keberhasilan belajar adalah psikologi peserta didik terutama pada minat belajar. Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya, selain itu bakat siswa dalam belajar juga diperlukan, kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

Faktor ekstern dapat dikelompokan menjadi tiga macam yakni faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor sekolah sendiri sangatlah berpengaruh penting terhadap pembelajaran sejarah kebudayaan islam, untuk

6

(18)

5

meningkatkan pemahaman peserta didik, guru haruslah memperhatikan metode dan alat pelajaran yang digunakan dalam mengajar. Metode belajar haruslah dipilih sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar siswa tidak merasa bosan, untuk alat pelajaran sendiri diperlukan untuk mendukung proses belajar berlangsung agar siswa mampu menerima pelajaran.7

Untuk menjawab permasalahan di atas, diperlukan model pembelajaran yang sesuai dan tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Maka dari itu peneliti akan melakukan penelitian tentang peningkatan pemahaman

materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad pada pelajaran sejarah kebudayaan islam

melalui model course review horey kelas IV di MINU Ngingas Waru Sidoarjo. Pada dasarnya terdapat beberapa strategi, model ataupun metode dalam meningkatkan pemahaman. Oleh karena itulah, penulis ingin mencoba menerapkan model Course review horey karena penulis menganggap bahwa dengan course review horey yang merupakan salah satu cabang dari model

Cooperatif Learning dapat diterapkan dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam, dan berharap penerapan model ini dapat terlaksana dengan efektif pada pelaksanaannya nanti.

Berdasarkan permasalahan di atas, menjadi pendorong utama bagi peneliti untuk melakukan penelitian tentang “PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI ISRA’ MIRAJ NABI MUHAMMAD PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI

7

(19)

6

MODEL COURSE REVIEW HOREY KELAS IV DI MINU NGINGAS WARU SIDOARJO.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Penggunaan metode lama yakni ceramah yang sering dilakukan guru. 2. kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran sejarah kebudayaan

islam.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model course review horey dalam rangka meningkatkan pemahaman materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV di MINU Ngingas Waru? 2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad

pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam setelah diterapkannya model course review horey di kelas IV MINU Ngingas Waru?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumasan masalah diatas maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

(20)

7

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV di MINU Ngingas Waru.

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam setelah diterapkannya model course review horey di kelas IV MINU Ngingas Waru.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

Dapat memahami, lebih aktif, berfikir kritis dan kreatif pada pelajaran sejarah kebudayaan islam .

2. Bagi guru

a. Dapat memberikan inovasi kepada guru dalam mengembangkan strategi yang ada untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran sejarah kebudayaan islam.

b. Dapat menambah pengalaman menerapkan beberapa model diantaranya adalah model course review horey dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran sejarah kebudayaan islam.

3. Bagi sekolah

(21)

8

F. Tindakan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tindakan yang dipilih peneliti untuk meningkatkan pemahaman materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan islam adalah dengan menggunakan model course review horey. Model course review horey sangat cocok untuk menguji pemahaman siswa dengan suasana yang menyenangkan. G. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini yakni tentang peningkatan pemahaman

materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad pada mata pelajaran sejarah kebudayaan

islam melalui model course review horey kelas IV di MINU Ngingas Waru Sidoarjo. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada masalah berikut:

1. Subjek penelitian ini diambil pada siswa kelas IV A MINU Ngingas Waru Sidoarjo tahun ajaran 2016-2017 dengan jumlah siswa 37 siswa.

2. Materi yang digunakan pada penerapan course review horey adalah Isra’ Miraj Nabi Muhammad mata pelajaran sejarah kebudayaan islam.

3. Penelitian berfokus pada penilaian hasil belajar ranah kognitif (pemahaman), dengan kompetensi dasar (KD) dan indikator yang digunakan sebagai berikut:

Kompetensi Dasar :

(22)

9

Indikator :

3.1.1 Siswa dapat mengartikan isra’ dan Miraj.

3.1.2 Siswa dapat menjelaskan tentang peristiwa Isra’ Mi’raj .

(23)

10 BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan tentang Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman

Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami sesuatu yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain. Dalam hal ini siswa dituntuk untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan dan dapat menghubungkannya dengan hal – hal yang lain.1

Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu yang telah diketahui dan diingat. Dengan kata lain memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.2

Pemahaman adalah kemampuan mental untuk menjelaskan informasi yang telah diketahui dengan bahasa atau ungkapannya sendiri dengan melihat fakta – fakta yang diperoleh dari berbagai sumber yang ada.3

Pemahaman adalah kemampuan intelektual yang diperoleh dari komunikasi dan diharapkan dapat menggunakan ide yang terkadung didalamnya.4

1 Sudaryono, Dasar – dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 44 2

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 50 3

(24)

11

Pemahaman adalah menjelaskan dengan kalimat sendiri sesuatu yang dibaca atau didengar, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan.5 2. Jenis – jenis Pemahaman

Dalam pemahaman ada tiga jenis perilaku pemahaman mencakup:6

a. Terjemahan suatu pengertian yang berarti bahwa seseorang dapat mengomunikasikan ke dalam bahasa lain, istilah lain atau menjadi bentuk lain.

b. Perilaku interprestasi yang melibatkan komunikasi sebagai konfigurasi pemahaman ide yang memungkinkan memerlukan penataan kembali ide – ide ke dalam konfigurasi baru dalam pikiran individu.

c. Perilaku ekstrapolasi mencakup pemikiran atau prediksi yang dilandasi oleh pemahaman kencenderungan atau kondisi yang dijelaskan dalam komunikasi. Situasi ini memungkinkan melibatkan pembuatan kesimpulan sehubung dengan konsekuensi, akibat dan efek sesuai kondisi yang dijelaskan dalam komunikasi.

3. Indikator Pemahaman

Siswa dikatakan dapat memahami suatu materi jika memenuhi beberapa indikator yang di inginkan. Indikator pemahaman yang

4 Wowo Sunaryo K, Taksonomi Kognitif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),44 –45 5

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1989), 24

6

(25)

12

dikehendaki beradasarkan kategori proses kognitif yakni sebagai berikut :7

Kategori Proses Kognitif Contoh

memahami: membangun pengertian dari pesan pembelajaran, diantaranya oral, tulisan, komunikasi grafik.

2.1 Mengartikan contoh, menguraikan dengan kata-kata sendiri dalam pidato

2.2 Memberikan Contoh

contoh,memberikan contoh macam-macam gaya lukisan artistik

2.3 Mengklasifikasikan contoh, mengamati atau menggambarkan kasus kekacauan mental

2.4 Menyimpulkan contoh, menulis kesimpulan pendek dari kejadian yang ditayangkan video

2.5 Menduga contoh, mengambil kesimpulan dasar-dasar contoh dari pembelajaran bahasa asing

7

(26)

13

2.6 Membandingkan contoh, membandingkan peristiwa-peristiwa sejarah dengan situasi sekarang

2.7 Menjelaskan contoh, menjelaskan penyebab peristiwa penting di prancis abad ke 18

Tabel 2.1 Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif B. Tinjauan tentang Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam beribadah,bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah. 8

2. Karakteristik Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menekankan pada kemampuan mengambil ibrah/hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain, untuk

8

(27)

14

mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam pada masa kini dan masa yang akan datang.9

3. Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul,perkembangan, peranan kebudayaan atau peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad saw., sampai dengan masa Khulafaurrasyidin.

Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap,watak, dan kepribadian peserta didik.Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:10 a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari

landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah saw. dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

9

Ibid, 38 10

(28)

15

b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.

e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lainuntuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

Artinya: Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang

(29)

16

sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia

adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS: Al Israa: 1) Setelah menjadi rasul, Nabi Muhammad Saw. semakin giat

berdakwah. Semakin giat dakwah beliau makin banyak pula tantangan

dan ancaman yang datang. Nabi semakin cemas dan khawatir akan

keberhasilan dakwahnya. Setiap kali Nabi merasa cemas dan khawatir

Allah Swt. selalu menenangkan hati beliau, dengan menurunkan

wahyu-wahyu-Nya. Kala itu Rasulullah mendapat ujian yang sangat

berat, yakni dua orang terdekat beliau yang selalu membela beliau

telah wafat. Baru saja paman Abu Thalib bin Abdul Muthalib

meninggal. Tiga hari kemudian istri beliau, yakni Khadijah ra. telah

dipanggil Sang Khaliq. Beliau benar-benar berduka. Kaum Muslimin

juga merasakan sedih sekali. Reaksi kafir Quraisypun semakin keras

memusuhi Nabi Saw.

Dalam keadaan seperti itu, Allah Swt. mengutus Malaikat Jibril

untuk menjemput beliau. Pada malam tanggal 27 Rajab tahun 621 M

Rasulullah sedang duduk merenung di serambi masjid. Datanglah Jibril

mendekati beliau dan mengajaknya untuk melakukan perjalanan jauh,

yakni isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan mi’raj ke langit

ketujuh. Allah Swt. Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Maha

Bijaksana selalu menolong dan menghibur di saat Nabi merasa sedih

(30)

17

kebesaran-Nya. Sehingga beliau tak perlu cemas atau risau. Peristiwa

yang akan dialami Nabi kali ini sangat menakjubkan. Kejadiannya sulit

diterima akal biasa. Hanya orang beriman yang dapat

mempercayainya.

b. Peristiwa Penting Dalam Isra’ Mi’raj

Isra’ Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M, yaitu 3

tahun sebelum hijrah.11

1. Perjalanan Isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.

a. Nabi Muhammad Saw. mengendarai Buraq yang dibawa

Malaikat Jibril dari Surga.

b. Dalam perjalanan, berhenti sejenak dan melaksanakan salat

sunnah 2 rakaat di Madinah, Jibril menjelaskan kepada Nabi

Muhammad Saw. bahwa ditempat inilah kelak Nabi

Muhammad Saw. berhijrah.

c. Setelah melanjutkan perjalanan, Jibril menyuruh Nabi

Muhammad Saw. turun untuk salat sunnah 2 rakaat. Di Thuur

Sina, yaitu tempat Nabi Musa AS. berbicara langsung dengan

Allah Swt.

11

(31)

18

d. Kemudian untuk yang ketiga kalinya Jibril menyuruh Nabi

Muhammad Saw. berhenti untuk melakukan salat sunnah 2

rakaat lagi. di Baitul Lahm, tempat Nabi Isa AS. Lahir.

e. Dalam perjalanan, Nabi Muhammad Saw. mengalami peristiwa

peristiwa yang sangat bermakna.

2. Perjalanan Mi’raj dari Masjidil Aqsa ke langit ketujuh (Sidratul Muntaha)

Dari masjidil Aqsa Nabi Muhammad SAW bersama sama

malaikat Jibril, terus naik ke langit sampai ke Sidratul Muntaha

terus ke „Arasy menghadap Allah SWT. Dalam perjalanan Mi’raj

ini Nabi Muhammad SAW dan malaikat Jibril sempat singgah di tujuh lapis langit, yaitu:12

a. Langit pertama, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Adam as.

b. Langit kedua, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Isa as.

c. Langit ketiga, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Yusuf as.

d. Langit keempat, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Idris as.

(32)

19

e. Langit kelima, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Harun as.

f. Langit keenam, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa as.

g. Langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim as.

Pada saat itulah Nabi Muhammad Saw. Menerima perintah

salat langsung dari Allah Swt. Sebagaimana telah kalian ketahui

bahwa maksud isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad Saw adalah agar

Allah Swt. memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Rasulullah

harus segera menyampaikan perintah salat yang baru saja diterima

kepada umatnya. Beliau merasa cemas akan sikap kaumnya.

Apakah mereka akan bisa menerima kebenaran peristiwa yang

dialaminya. Sementara kejadian yang dialaminya memang sangat

luar biasa. Beliau berpikir bagaimana menyampaikan berita itu

kepada umatnya.

Rasulullah yang bersifat tabligh akan selalu menyampaikan

setiap wahyu Allah kepada umatnya. Beliau tak akan menyimpan

wahyu itu meskipun berat tantangan yang akan dihadapinya. Beliau

menceritakan peristiwa isra’ mi’raj dihadapan orang-orang

Quraisy. Ternyata benar, kebanyakan penduduk Quraisy tidak

(33)

20

banyak yang menganggap Nabi telah gila. Dalam kondisi seperti

itu, Abu Bakar datang membesarkan hati Nabi. Ia membenarkan

dan mempercayai semua cerita Nabi.

c. Perintah Salat Lima Waktu

Salah satunya adalah bahwa salat lima waktu adalah perintah

langsung Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. tanpa perantaraan

Malaikat jibril. Ketika dimi’rajkan ke Sidratul Muntaha, Nabi

mendapat perintah melaksanakan salat. Semula, perintah salat dalam

sehari semalam adalah 50 kali sebagaimana diwajibkan atas umat

sebelumnya. Namun Allah memberikan keringanan kepada Nai

Muhammad Saw. dan umatnya, sehingga perintah salat hanya

diwajibkan lima waktu dalam sehari-semalam. Namun pahala dan

keutamaannya tidak kurang dari lima puluh kali.

Salat lima waktu merupakan salah satu Rukun Islam. Setiap

muslim yang berakal dan sudah balig wajib melaksanakannya dengan

tertib. Salat menjadi tiang agama. Orang yang menegakkan salat

berarti menegakkan agama. Dan orang yang meninggalkan salat berarti

merobohkan agama. Orang yang meninggalkan salat sekali saja, maka

namanya akan dicatat di pintu neraka, sampai ia lakukan kembali

(qada) salat itu.

Salat menjadi amal ibadah yang sangat penting. Amal perbuatan

(34)

21

(Yaumul Hisab) adalah salat. Jika seseorang baik dan sempurna ibadah

salatnya, maka akan dinilai baik semua amal ibadahnya.

d. Hikmah Peristiwa Isra’ Mi’raj

Ada beberapa hikmah yang dapat dijadikan pelajaran dan nasihat

dalam kehidupan sehari-hari dari peristiwa isra’ mi’raj Nabi

Muhammad Saw., diantaranya adalah:

1. Kita harus meyakini bahwa apapun yang Allah Swt. kehendaki bisa

terjadi, karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Oleh karena

itu manusia tidak boleh sombong, seperti yang dicontohkan oleh

Nabi Muhammad Saw. walaupun seorang pemimpin, Nabi tidak

sombong.

2. Kita wajib taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan kita harus

dibuktikan dengan ibadah. Ibadah yang utama dalam Islam adalah

menegakkan salat. Perintah salat diterima langsung oleh Nabi

Muhammad Saw. dari Allah Swt. pada peristiwa Isra’ Mi’raj.

3. Kita harus mencintai dan bangga kepada Nabi Muhammad Saw.

Karena bukan hanya Nabi-nya Umat Islam, tetapi beliau juga

pemimpin umat seluruh dunia. Isra’nya Nabi yang dimulai dari

Kota Mekah menuju Yerusalem membuktikan bahwa Nabi dicintai

oleh bangsa yang bukan orang Arab saja, tapi juga sampai diluar

(35)

22

Yahudi dan Nasrani-pun tetap menerima dan menghormati Nabi

Muhammad Saw.

4. Kita harus membuktikan bahwa besarnya Islam bukan karena

kekuasaan,tetapi karena dakwah yang disampaikan dengan hikmah

penuh kelembutan, kasih sayang dan dengan suri tauladan.

Nabi Muhammad Saw. ketika berdakwah selalu memberi contoh

yang baik, membangun kepribadian umat, tegas dalam hal Aqidah,

dan penuh kasih sayang pada semua umat, walaupun bukan Umat

Islam.13

C. Tinjauan Model Course Review Horey 1. Pengertian Course Review Horey

Model Course Review Horey merupakan model yang menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan dimana setiap jawaban yang benar meraka bersorak horey., model ini berusaha menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal. Jawab soal tersebut dituliskan pada kartu yang yang telah dilengkapi nomer, setiap siswa atau kelompok menjawab soal

dengan benar mereka wajib berteriak “hore” atau menyanyikan yel – yel

kelompoknya.14

13

Kementrian Agama RI, Sejarah Kebudayaan Islam kelas 4, 65 – 72

(36)

23

2. Tujuan Model Pembelajaran Course Review Horey

Model pembelajaran course review horay dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas denggan tujuan sebagai berikut:15

a. Mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar

Model ini merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan guru dengan cara menyelesaikan soal-soal. Pada pembelajaran course review horay

aktifitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar.

b. Melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa.

Pembelajaran melalui metode ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif di antara sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan ketrampilan bekerjasama antar kelompok. Kondisi seperti ini akan memberikan

15

(37)

24

kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep belajar, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

3. Langkah – langkah Course Review Horey

Menurut Endang Komar langkah – langkah model Course Review Horey adalah sebagai berikut: guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan materi, memberikan kesempatan siswa melakukan tanya jawab, untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/ 16 / 25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing – masing siswa. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam kotak yang nomornya disebutkan oleh guru dan langsung mendiskusikannya. Jika jawaban benar diberi tanda centang (√), jika jawaban salah diberi tanda silang (X), siswa yang mendapatkan centang (√) harus mengucapkan

“horey” atau yel – yel lainnya. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar

jumlah “horey” yang diperoleh, penutup.16

Menurut Ngalimun langkah – langkah model course review horey

adalah informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan kedalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya diacak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan

16

(38)

25

guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya, pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, reflektif.17

Menurut Miftahul Huda langkah – langkah model course review horey yakni:18

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru menyampaikan atau mendemostrasikan materi sesuai topik dengan tanya jawab.

3. Guru membagi siswa dalam kelompok – kelompok

4. Untuk menguji pemahaman,siswa diminta membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan guru.

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornnya disebutkan guru.

6. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis didalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang diberikan tadi.

7. Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa memberi tanda check list (√), dan langsung berteriak “hore!!” atau menyanyikan yel – yelnya.

17

(39)

26

8. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak

berteriak “hore!!”

9. Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai

tertinggi atau yang paling sering memperoleh “hore!!”

4. Kelebihan dan kelemahan model course review horey

Setiap model pembelajara pastilah mempunya kelebihan dan kelemahan dalam proses penerapannya, tak terkecuali Model course review horey. Kelabihan dan kelamahan model course review horey

antara lain:19 a. Kelebihan

1. Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk dapat terjun ke dalamnya.

2. Model yang tidak mononton karena diselingi dengan hiburan, sehingga suasana tidak menegangkan.

3. Semangat belajar meningkat karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan

4. Skill kerja sama antarsiswa yang semakin terlatih. b. Kelemahan

1. Penyamarataan nilai antara siswa pasif dan aktif. 2. Adanya peluang untuk curang.

19

(40)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian tindakan Kelas (PTK), penelitian tindakan dilaksanakan untuk memperbaiki mutu pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini peneliti melakukan untuk mengamati dan meneliti langsung pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti dalam melakukan penelitian tindakan mengunakan bentuk kolaboratif, dimana guru sebagai mitra kerja peneliti. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian dikelas tersebut. Adapun tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan masalah, memperbaiki kondisi, mengembangkan dan meningkatkan mutu pembelajaran.1

Penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin dalam penelitian tindakan kelas. Model Kurt Lewin berbentuk spiral yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan tidak hanya sekali namun berulang. Menurut Kurt Lewin menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari atas empat langkah pokok, yaitu perancanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observasing), Refleksi (reflecting).2

1

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2011), 13 2

(41)

28

Gambar 3.1 Model Kurt Lewin

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di MINU Ngingas Waru Sidoarjo.

2. Waktu Penelitian

(42)

29

dan siklus II dilakukan pada tanggal 18 Januari 2017 pada jam 07.00 – 08.10 WIB.

3. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo Tahun Pelajaran 2016-2017. Dengan jumlah siswa 37 siswa dalam satu kelas, yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Kurikulum yang digunakan adalah K13 dengan kompetensi dasar (KD) 3.2 Mengenal latar belakang Nabi Muhammad saw di Isra’ Mi’raj kan Allah swt. Objek yang diteliti adalah hasil belajar pemahaman materi

Isra’Miraj nabi Muhammad mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo yang masih jauh dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

C. Variabel yang diselidiki

Variabel yang menjadi sasaran PTK ini adalah peningkatan pemahaman materi Isra’ Miraj nabi muhammad pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam melalui model course review horey kelas IV di MINU Ngingas Waru Sidoarjo . Variabel tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Variabel input : siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo 2. Variabel proses : penerapan model course review horey

(43)

30

D. Rencana Tindakan

Penelitian merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan model Kurt Lewin. Model ini berbentuk dari siklus, dalam satu siklus terdiri:

Siklus I

1. Tahap Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanan peneliti menyusun rencana pembelajaran mengenai Isra’ Miraj Nabi Muhammad dengan mengunakan model

course review horey yang meliputi :

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : pada tahap ini peneliti membuat RPP yang akan dilaksanakan di siklus I. b. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung RPP :

meliputi media pembelajaran, sarana pendukung yang diperlukan pada saat pembelajaran berlangsung.

c. Mempersiapkan instrumen untuk penilaian serta menganalisis proses dan hasil tindakan seperti lembar observasi untuk guru dan siswa.

2. Tahap Pelaksanaan atau tindakan (acting)

(44)

31

dilaksanakan sesuai dengan RPP yang sudah di buat mulai dari kegiatan awal hingga akhir. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan a. Guru memberi salam b. siswa berdoa bersama-sama c. Guru melakukan presensi

d. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab : “Siapa yang pernah melakukan perjalanan? Kemana kamu

melakukan perjalanan?”

e. Guru menyampaikan tujuan atau kompetensi yang harus dicapai siswa dalam pembelajarannya.

f. Siswa membentuk kelompok, menjadi 5 kelompok

(kelompok Isra’ , Miraj, Sidrotul Muntaha, Masjidil Haram, Masjidil Aqsa, Jibril)

2) Kegiatan inti

a. Siswa mengamati gambar pada big book yang telah disediakan guru mengenai Isra’ Miraj Nabi Muhammad (Mengamati)

b. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai gambar yang telah diamati. (Menanya)

(45)

32

d. Guru membacakan soal yang telah diacak, siswa menuliskan jawaban pada kartu yang nomornya disebutkan oleh guru. (Menalar)

e. Siswa melakukan diskusi mengenai jawaban yang telah diisi pada kartu. (Mencoba)

f. Siswa membacakan jawaban yang telah ditulisanya dalam kartu. (Mengkomunikasikan)

g. Siswa berteriak hore jika jawaban mereka benar.

h. Siswa yang paling sering berteriak hore akan mendapatkan

reward.

i. Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru. (Menalar) 3) Penutup

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

b. Siswa bersama guru membaca hamdalah untuk mengakhiri pembelajaran.

3. Tahap Pengamatan (observasing)

Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data proses dan hasil belajar, untuk selanjutnya diolah dan di analisis. Instrumen penelitian yang digunakan adalah:

(46)

33

menggunakan tes tulis yang dibuat pada tahap perencanaan dan dilaksanakan pada tahap pelaksanaan. Tes evaluasi ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran.

b. Data aktivitas guru selama proses pembelajaran. Data ini diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan guru kolaborasi dengan menggunakan lembar observasi guru.

c. Data aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. Data ini diperoleh dari hasil pengamatan guru kolaborasi dengan menggunakan lembar observasi peserta didik.

4. Tahap Refleksi (reflecting)

Mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK dapat dicapai.

Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama.

Siklus II

(47)

34

1. Tahap Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan siklus II peneliti menyusun rencana pembelajaran kembali berdasarkan dari kekurangan yang ada pada siklus I mengenai pemahaman materi Isra’ Miraj. Pada siklus II peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran yang telah direvisi dari siklus I, instrumen untuk penialain serta menganalisis proses dan hasil tindakan seperti lembar observasi untuk guru dan siswa, mempersiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan.

2. Tahap Pelaksanaan (acting)

Pada tahap ini, peneliti melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan yang direncanakan dalam RPP. Pada pelaksanaannya, peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran SKI kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo. Peneliti menerapkan model Course Review Horey berdasarkan pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. 3. Tahap Pengamatan (observasing)

(48)

35

b. Data aktivitas guru selama proses pembelajaran. Data ini diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan guru kolaborasi dengan menggunakan lembar observasi guru.

c. Data aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. Data ini diperoleh dari hasil pengamatan guru kolaborasi dengan menggunakan lembar observasi peserta didik.

4. Tahap Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus II. Peneliti melakukan evaluasi, dan membandingkan peningkatan pemahaman materi Isra’ Miraj pada siklus I.

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Sumber data

Sumber penelitian tindakan kelas yakni: a. Guru

Dari sumber data guru, untuk melihat tingkat keberhasilan, kegagalan, implementasi dari model Course Review Horey

b. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang perkembangan pemahaman

meteri Isra’ Miraj serta hasil belajar siswa selama proses

(49)

36

c. Data Kualitatif

Data yang berbentuk uraian atau penjelasan yang tidak berbentuk angka. Adapun yang termasuk data kualitatif pada penelitian ini adalah:

1. Materi yang disampaikan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

2. Metode pembelajaran yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

d. Data kuantitatif

Data kuantitatif yaitu data yang berhubungan dengan angka. Data ini yang menjadi data primer dalam penelitian ini. Data tersebut meliputi:

1. Data jumlah peserta didik kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo.

2. Data prosentase ketuntasan minimal. 3. Data nilai peserta didik.

4. Data prosentase aktivitas guru dan siswa 2. Cara Pengumpulannya

(50)

37

mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara diantaranya sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena.3 Data hasil observasi digunakan peneliti sebagai penunjang untuk mengukur hasil belajar yang telah dilakukan. Dari hasil observasi yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan, peneliti mendapatkan suatu refleksi untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya. Cara pengumpulan data dengan menggunakan observasi sebagai berikut:

1. Aktivitas peserta didik siklus I dan siklus II 2. Aktivitas guru siklus I dan siklus II

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk menggali beberapa hal dengan masalah pembelajaran.4 Dari proses wawancara peneliti mendapatkan hasil tentang karakteristik siswa, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada

3

Zainal Arifin,Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 231 4

(51)

38

mata pelajaran yang akan diteliti serta kendala apa saja yang dapat menghambat proses pembelajaran.

c. Tes

Tes ini berupa tes tulis yang dilakukan oleh guru setelah melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model

course review horey. Tes digunakan peneliti untuk mendapat data hasil belajar pemahaman meteri Isra’ Miraj mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menerapkan model course review horey .

d. Dokumentasi

Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang ada di sekolah sebagai penunjang. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data berupa jumlah siswa, keadaan sarana dan prasarana, jumlah guru dan karyawan dan foto-foto selama proses penelitian tindakan kelas berlangsung.

3. Instrumen Pengumpulan Data

a. Wawancara meliputi lembar pertanyaan wawancara guru dan siswa.

b. Observasi meliputi lembar observasi meliputi lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan aktivitas guru.

(52)

39

4. Teknik analisis data

Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengelolaan data yang memiliki korelasi dengan rumusan masalah yang telah diajukan sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan.

Pada penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu analisis yang menggunakan alat analisis yang bersifat kuantitatif dimana analisis tersebut menggunakan model matematika, model statistik dan ekomotorik. Peneliti menyajikan hasil analisis dalam bentuk angka kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu bentuk deskriptif atau uraian.

Analisis tersebut menggunakan nilai rata-rata kelas dan prosentase ketuntasan belajar secara klasikal. Untuk menghitung nilai rata-rata yaitu dengan cara menjumlahkan nilai yang diperoleh peserta didik dengan jumlah peserta didik di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata:5

... (Rumus 3.1) Keterangan:

X= Mean atau nilai rata-rata

∑x= Jumlah semua nilai peserta didik

N= Jumlah peserta didik

5

(53)

40

Untuk mengetahui prosentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus II digunakan rumus prosentase. Seorang peserta didik dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai sebesar 75 karena sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sekolah dan tuntas secara klasikal apabila kelas tersebut mencapai minimal 80 % yang telah mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran. Untuk meghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal menggunakan rumus:

P = F x 100%... (Rumus 3.2) N

Keterangan:

P : Persentase ketuntasan belajar siswa yang di cari F: Jumlah siswa yang tuntas belajar

N : Jumlah siswa

Adapun kriteria ketuntasan hasil belajar sebagai berikut:6 Ketuntasan Hasil Belajar (%) Keterangan

90% - 100% Sangat Baik

80% - 89% Baik

(54)

Sedangkan untuk mengetahui jumlah prosentase aktivitas guru dan siswa menggunakan rumus:7

Skor perolehan

Prosentase = x 100%...(Rumus 3.3) Skor Maksimal

F. Indikator Kinerja

Indikator Kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkatan keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki hasil belajar peningkatan pemahaman materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad.8 Berikut ini merupakan indikator yang digunakan sebagai ukuran dalam melakukan penelitian:

1. Persentase ketuntasan belajar adalah minimal 80 %. 2. Nilai rata-rata siswa minimal 75.

3. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil, jika observasi aktivitas guru dan siswa mendapatkan prosentase minimal 80 %

7

Fitri Yuliawati dkk,Penelitian Tindakan Kelas untuk Tenaga Pendidik Profesioanal, (Yogyakarta: PT.Pustaka Insan Madani), 50

8

(55)

42

G. Tim Peneliti dan tugasnya

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi, antara guru mata pelajaran sejarah kebudayaan islam kelas IV di MINU Ngingas Waru Sidoarjo yakni ibu Siti Fatimah,S.Pd.I dan mahasiswa sebagai peneliti dalam proses pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan

pemahaman materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad mata pelajaran sejarah

kebudayaan islam melalui course review horey kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo.

Guru dan peneliti merupakan satu kesatuan tim yang bertugas untuk mengarahkan proses pembelajaran agar berjalan efektif serta dapat

meningkatkan pemahaman siswa pada materi Isra’ Miraj Nabi

Muhammad. Adapun tim peneliti ini adalah: 1. Guru Kolaborasi

Nama : Siti Fatimah,S.Pd.I Tugas :

a. Bertanggung jawab dalam semua kegiatan b. Mengamati pelaksanaan pembelajaran

c. Terlibat dalam perencanaa, tindakan, observasi dan refleksi 2. Peneliti

Nama : Nahdiyatul Rohmah NIM : D77213081

(56)

43

a. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan b. Menyusun RPP dan Instrumen penelitian

(57)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Hasil penelitian diuraikan dalam tiap-tiap siklus. Berikut uraiannya:

1. Siklus I

Siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (Planning),

tindakan (acting) , pengamatan (observasing) dan refleksi (reflecting). a. Perencanaan

Pada siklus I direncanakan atas 1 kali pertemuan. Pertemuan dilaksanakan pada waktu 2 x 35 menit yang direncanakan pada tanggal 07 Januari 2017. Pada tahap perencanaan siklus I ini, kegiatan yang dilakukan yakni sebagai berikut :

1. Menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP), perangkat pembelajaran yang disiapkan telah di validasikan kepada dosen sebagai validator.

2. Menyiapkan sarana dan prasarana seperti media yang digunakan untuk membantu berjalannya penerapan model Course Review

(58)

45

sejarah kebudayaan Islam dalam meningkatkan pemahaman siswa.

3. Menyiapkan soal tes evaluasi siswa siklus I, soal yang disiapkan telah di validasikan kepada dosen sebagai validator. Setelah itu soal dapat dipergunakan untuk mengukur pemahaman siswa. 4. Menyusun dan mempersiapkan instrumen lembar observasi.

Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Tindakan

Pelakasanaan tindakan pada siklus I dilakasanakan pada hari Sabtu, 07 Januari 2017. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo dengan jumlah siswa 37 orang, laki – laki 19 orang dan perempuan 18 orang. Ada pun proses belajar mengajar mengacu pada perangkat pembelajaran (RPP) yang telah dibuat meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup. Berikut langkah – langkah pembalajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa materi Isra’Miraj Nabi Muhammad dengan menggunakan Course Review Horey.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru membuka salam,

menanyakan kabar siswa, do’a bersama – bersama, melakukan

(59)

46

melakukan perjalanan?” , hanya beberapa siswa saja yang menjawab

pernah sedangkan yang lainnya hanya diam memperhatikan saja. Selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dimana ada 3 tujuan yakni dapat mengartikan Isra’ dan Miraj,

menjelaskan tentang peristiwa Isra’ Miraj dan memberikan contoh –

contoh kejadian luar biasa pada peristiwa Isra’ Mi’raj , siswa dibagi menjadi lima kelompok.

Gambar 4.1

Guru melaksanakan kegiatan awal

Pada kegiatan inti para siswa ditunjukan media sebuah big book yang berisikan gambar dan cerita mengenai Isra’ Miraj Nabi

(60)

47

dan nomor kepada semua kelompok masing – masing siswa mendapatkan satu kertas lipat dan nomor, selanjutnya siswa diminta untuk membuat sebuah kartu sesuai dengan keinginan jika sudah selesai nomor yang diberikan ditempel pada kartu yang telah jadi dibuat. Guru membacakan pertanyaan yang diberi nomor dan bagi siswa yang nomornya sama dengan pertanyaan yang dibacakan maka wajib menuliskan jawaban dikartunya dengan melakukan diskusi bersama teman kelompoknya. Perwakilan kelompok membacakan jawaban yang telah didiskusikan dan dicocokan dengan jawaban guru, jika jawaban tiap kelompok ada yang benar maka wajib berteriak hore. Kelompok yang sering berteriak hore dan mendapatkan nilai tinggi mendapatkan reward dari guru, setelah itu siswa mengerjakan soal tes secara individu.

Gambar 4.2

(61)

48

Kegiatan penutup siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari, membaca hamdalah bersama – sama untuk mengakhiri pembelajaran dan guru mengucapkan salam.

c. Pengamatan

Selama pembelajaran berlangsung peneliti melakukan pengamatan secara langsung untuk mengetahui situasi pembelajaran saat menerapkan model Course Review Horey. adapun hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I:

1. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I

Berikut ini hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada Siklus I yaitu:

d. Guru melakukan apersepsi √ 3

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

√ 3

f. Guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok

(62)

49

2. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi dengan media big book pembelajaran yang sudah dipelajari

√ 2

b. Guru mengajak siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri kegiatan

4

c. Guru mengucapkan salam penutup

√ 4

Jumlah Skor yang Diperoleh 48

Jumlah Skor Maksimal 60

Prosentase Aktivitas Guru 80%

Tabel 4.1

Hasil pengamatan aktivitas guru siklus I

(63)

50

ditentukan peneliti yakni minimal 80%. Berikut keterangan perhitungan pada tabel 4.1 diatas:

Nilai Prosentase =

x 100 %

=

x 100%

= 80%

Adapun keterangan kriteria penskoran pada lembar pengamatan aktivitas guru yakni:

a. Skor 1 : jika aktivitas guru sangat rendah dan belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

b. Skor 2 : jika aktivitas guru rendah tetapi ada beberapa kegiatan pembelajaran yang sesuai.

c. Skor 3 : jika aktivitas guru tinggi dan sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

d. Skor 4 : jika aktivitas guru sangat tinggi melaksanakan dengan runtut dan sesuai kegiatan pembelajaran. 2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

(64)

2. Siswa mendengarkan saat tujuan

pembelajaran disampaikan. √ 2

3. Siswa memusatkan perhatian pada materi pembelajaran yang dipelajari.

√ 3

4. Siswa antusias ketika diceritakan oleh guru tentang Isra’ Miraj Nabi Muhammad

√ 4

5. Siswa mendengarkan guru ketika

menyampaikan materi √ 2

6. Siswa membuat kartu nomor √ 1

7. Siswa menjawab pertanyaan pada kartu yang nomornya sama dengan pertanyaan yang dibacakan

√ 4

8.

Siswa membacakan jawaban soal √ 4

9. siswa berteriak hore ketika jawabannya benar

4 10. Siswa mengerjakan dengan tertip

saat dilaksanakan tes evaluasi tertulis perorangan oleh guru.

3

(65)

52

Prosentase Aktivitas Siswa 75%

Tabel 4.2

Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I

Dari tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan model course review horey pada materi Isra’ Miraj

Nabi Muhammad pada siklus I diperoleh prosentase aktivitas siswa selama pembelajaran 75%. Hasil prosentase tersebut masih kurang dari indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti yakni 80%, berikut keterangan perhitungan pada tabel 4.2:

Nilai Prosentase =

x 100 %

=

x 100%

= 75%

Adapun keterangan kriteria penskoran pada lembar pengamatan aktivitas siswa yakni:

a. Skor 1 : jika aktivitas siswa sangat rendah dan belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

b. Skor 2 :jika aktivitas siswa rendah tetapi ada beberapa kegiatan pembelajaran yang tidak terlaksana.

(66)

53

d. Skor 4 :jika aktivitas siswa sangat tinggi dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

3. Hasil Nilai Siswa Siklus I

Pengamatan dilakukan juga dengan melihat hasil nilai

siswa pada siklus I materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad dengan

menggunakan model course review horey. Berikut adalah hasil nilai siswa siklus I:

No. Nama Siswa Nilai Tuntas/ Tidak Tuntas

1. AMY 60 TT

2. AZA 100 T

3. AFF 75 T

4. AWRR 80 T

5. AZ 85 T

6. AR 85 T

7. AA 80 T

8. AER 75 T

9. AFNAZ 85 T

10. AUZ 60 TT

11. BAI 80 T

12. DNNS 80 T

13. DICB 85 T

(67)

54

15. FZ 90 T

16. FRJ 65 TT

17. JF 80 T

18. KAA 90 T

19. MFFL 75 T

20. MHHA 67 TT

21. MRAS 80 T

22. MM 50 TT

23. MSRDP 67 TT

24. MANA 100 T

25. MBA 60 TT

26. MDI 85 T

27. MFR 75 T

28. MIF 80 T

29. MMK 85 T

30. MNN 75 T

31 NA 80 T

32. NZA 80 T

33. NSAP 65 TT

34. QH 60 TT

35. SNM 80 T

(68)

55

37. UMK 24 TT

Jumlah 2745

Rata – rata 74,1

Prosentase Ketuntasan 67,5%

Tabel 4.3

Daftar nilai siklus I dengan menerapkan model Course Rewiev Horey

Jumlah siswa yang tuntas : 25 Siswa Jumlah siswa yang belum tuntas : 12 Siswa

Nilai Rata – Rata

:

:

:

74, 1

Prosentase Ketuntasan : x 100%

:

x 100%

: 67,5%

(69)

56

peneliti yaitu untuk nilai ratarata kelas 75 sedangkan untuk prosentase ketuntasan hasil belajar 80%.

e. Refleksi

Pada tahap refleksi ini membahas semua kelemahan kelemahan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi

Isra’ Miraj dengan menggunakan model Course Review Horey.

Setelah melakukan diskusi dengan guru kolaborator sebagai obsever, maka ditemukan beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya. Berikut adalah kelemahan kelemahan yang ditemukan pada siklus I:

1. Ketika kegiatan inti hendaknya guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk membaca materi Isra’ Miraj terlebih

dahulu,sehingga ketika siswa diberi tugas untuk menjawab pertanyaan dari guru tidak lagi bingung untuk mencari jawaban dibuku.

2. Guru masih belum dapat mengondisikan kelas dengan baik, terbukti ketika guru menjelaskan materi masih ada siswa yang berbicara sendiri dengan temannya.

(70)

57

maksimal dalam meningkatkan pemahaman siswa materi isra’ miraj

Nabi Muhammad melalui model Course Review Horey. Karena siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar yang telah ditentukan peneliti yakni minimal 80% sedang peroleh prosentasi ketuntasan hasil belajar pada siklus I adalah 67,5%, untuk nilai rata rata kelas yang didapat adalah 74,1 hal ini juga masih kurang dari kriteria yang ditentukan yakni 75. Sehingga hal tersebut mendorong peneliti untuk melanjutkan pada siklus II untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dan lebih maksimal.

2. Siklus II

Tahapan Pelaksanaan pada siklus II sama dengan tahapan pada siklus I, yakni tahap perencanaan (Planning), tindakan (acting) , pengamatan (observasing) dan refleksi (reflecting).

a. Perencanaan

(71)

58

b. Tindakan

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Januari 2017, jam pertama dan jam kedua yakni pukul 07.00 – 08.10. adapun kegiatan pembelajaran pada siklus II sama dengan siklus I terdiri dari kegiatan awal, inti dan penutup. Namun, dalam RPP ada beberapa hal yang ditambah dan diubah dalam pembelajaran seperti media yang digunakan.

Kegiatan awal yang dilakukan pada siklus II hampir sama halnya dengan siklus I pembalajaran diawali dengan guru membuka

salam, menanyakan kabar siswa, do’a bersama – bersama,

melakukan absensi kepada siswa, melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali pelajaran minggu lalu. Selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dimana ada 3

tujuan yakni dapat mengartikan Isra’ dan Miraj, menjelaskan tentang

peristiwa Isra’ Miraj dan memberikan contoh – contoh kejadian luar

biasa pada peristiwa Isra’ Mi’raj , siswa dibagi menjadi lima kelompok.

Kegiatan inti pada siklus II hampir sama dengan kegiatan inti pada siklus I, hanya ada penambahan dan pengubahan kegiatan pembelajaran. Diawali dengan siswa membaca bersama – sama buku

SKI materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad, pada siklus I dalam

(72)

59

kegiatan membaca dilakukan agar siswa dapat memahami materi

isra’ miraj sehingga ketika diberi tugas mereka bisa menjawab

pertanyaan dengan mudah, selanjutnya adalah siswa melakukan

tanya jawab dengan guru mengenai peristiwa isra’ miraj Nabi

Muhammad, siswa mengamati media yang dibawah guru hal ini berbeda dengan media yang digunakan pada siklus I pada siklus II menggunakan media gambar.

Gambar 4.3

Siswa mengamati gambar dibawah oleh guru

(73)

60

yang telah ditulisnya dalam kartu, jika jawaban benar siswa atau semua anggota kelompok berteriak hore, untuk kelompok yang sering berteriak hore maka mendapatkan reward dari guru. Siswa mengerjakan soal tes secara individual.

Kegiatan penutup siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari, mengucapkan hamdalah bersama – sama untuk mengakhiri pembelajaran, guru memberikan salam penutup.

c. Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui situasi

pembelajaran materi Isra’ Miraj Nabi Muhammad dengan

menggunakan model course review horey pada siklus II. Dibawah ini hasil pengamatan guru, siswa serta rekapitulasi nilai siswa pada siklus II.

1. Hasil pengamatan aktivitas guru siklus II

Gambar

Tabel  4.4 Hasil pengamatan aktivitas guru siklus II ..................................................
Gambar  4.3 Siswa mengamati gambar dibawah oleh guru ........................................
Tabel 2.1 Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif
Gambar 3.1  Model Kurt Lewin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel daya saing usaha kecil dan menengah adalah kuesioner berbentuk skala Likert yang terdiri dari 5 alternatif jawaban dengan

hubungan antar dua variabel penelitian, yaitu beban kerja sebagai variabel X. dan kepuasan kerja sebagai variabel Y, konstelasi hubungan antar

Hasil dari penelitian ini adalah dinamika FN yang dipaparkan dengan terjadinya kenaikan dukungan dari pemilu Presiden Prancis tahun 2007 ke 2012. Kenaikan ini dipengaruhi

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN

t hitung = 9,78 t tabel = 1,669 (taraf signifikansi 5 %) Hipotesis diterima Ada pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran Conceptual Understanding

Pengembangan Buku Pengayaan Konteks Pelumas Media Magnetik Untuk Membangun Literasi Kimia Siswa SMA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, yang telah banyak sekali membantu, membimbing,

164 Penggunaan metode demonstrasi lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode ceramah Perbandingan metode mengajar menggunakan metode ceramah dengan