• Tidak ada hasil yang ditemukan

Problematika pembelajaran al qur'an hadits kompetensi membaca al qur'an siswa Madasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Problematika pembelajaran al qur'an hadits kompetensi membaca al qur'an siswa Madasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo."

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN Al

QUR’AN-HADITS KOMPETENSI MEMBACA AL QUR’AN

SISWA MADRASAH ALIYAH DARUL ULUM WARU

SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

ADE BAGUS MIFTAHUL HUDA

NIM. D01210012

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTASTARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangandibawahini :

Nama : Ade BagusMiftahul Huda NIM : D01210012

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : TarbiyahdanKeguruan

Menyatakandengansesungguhnyabahwadalamskripsiiniadalahhasilkaryapenelitiansayasendiri danbukanplagiasidanhasilkarya orang lain.

Surabaya, 1 Juni 2017

Ade BagusMiftahul Huda

(3)

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi oleh Ade BagusMiftahul Huda telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Surabaya,5 Juni 2017

Mengesahkan, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Dekan,

Prof. Dr. H. Ali Mudlofir, M.Ag NIP. 196311161989031003

Penguji I,

Dr. H. Syamsudin, M.Ag NIP. 196709121996031003

Penguji II,

Moh. Faizin, M.Pd.I NIP. 197208152005011004

Penguji III,

Dr. H. Ahmad Yusam Thobroni, M.Ag NIP. 197107221996031001

Penguji IV,

(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsioleh:

Nama : ADE BAGUS MIFTAHUL HUDA

NIM : D01210012

Judul : PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL QUR’AN – HADITS KOMPETENSI MEMBACA AL QUR’AN SISWA MADRASAH ALIYAH DARUL ULUM WARU SIDOARJO initelahdisetujuiuntukdiujikan.

Surabaya, 5 Juni 2017 Pembimbing,

(5)
(6)

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN Al QUR’AN – HADITS KOMPETENSI MEMBACA ALQUR’AN SISWA MADRASAH ALIYAH

DARUL ULUM WARU SIDOARJO

Oleh:Ade Bagus Miftahul Huda ABSTRAK

Ade Bagus Miftahul Huda; 2017; :Problematika Pembelajaran Al Qur’an – Hadits Kompetensi Membaca Al Qur’an Siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo”. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Dan keguruan Universitas Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pembibing: Dr. H. Ahmad Yusam Thobroni, M.Ag

Latar belakang penulisan penelitian ini adalah bahwa mengkaji dan mengamalkan Al Qur’an dan Hadits sudah menjadi kewajiban bagi kaum muslimin. Keduanya merupakan sumber hukum Agama Islam, begitu pula dalam pendidikan Islam sangat menganjurkan kaum muslimin untuk mengkaji dan pengamalkan Al Qur’an dan Hadits agar dapat menjadi pribadi muslim yang seperti diinginkan dan diharapkan oleh Allah SWT. dan rasul-Nya kepada kita. Pengetahuan dan pemahaman yang menjadi modal dalam mengkaji Al Qur’an dan Hadits dapat diterima dari Pembelajaran Al Qur’an – Hadits di berbagai madrasah. Dalam hal ini Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo memiliki tujuan untuk memberikan kemampuan dasar bagi peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan menggemari AlQur’an dan Hadits. Yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran Al Qur’an – Hadits di MA Darul Ulum Waru Sidoarjo, problem apa sajakah yang muncul dalam proses pembelajaran Al Qur’an – Hadits dan usaha apa saja yang dilakukan dalam mengatasi problem tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis tentang proses pembelajaran Al Qur’an – Hadits Di MA Darul Ulum Watu Sidoarjo yang mana didalamnya terdapat beberapa problem yang harus dihadapi serta sejauh mana usaha untuk mengatasi beberapa problem tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar belakang MA Darul Ulum Waru Sidoarjo. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pola pikir induktif yaitu cara menarik kesimpulan dengan berangkat dari fakta – fakta yang khusus menuju kesimpulan yang bersifat umum.

(7)

Qur’an yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, belum diadakan penataran atau bimbingan khusus bagi guru pengajar bidang studi Al Qur’an – Hadits, latar belakang siswa yang heterogen dan sarana serta sumber belajar yang masih kurang untuk mendukung jalannya pembelajaran Al Qur’an – Hadits. (3) usaha yang dilakukan untuk mengatasi beberapa problem yang dihadapi diantaranya adalah diadakan kegiatan qiro’ati dan tadarus, diadakan diklat cara membaca dan mengajarkan Al Qur’an dengan benar dan menambah perangkat prosesbelajar mengajar seperti alat pembelajaran dan sumber belajar di kelas

Kata Kunci: Problematika, Pembelajaran Al qur’an, membaca Al Qur’an,

(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... ...iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI...v A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...6

1. Pengertian Problematika Pembelajaran ...15

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Proses Pembelajaran ...19

3. Faktor Terjadinya Problematika Pembelajaran...21

B. Problematika pembelajaran Al Qur’an...29

1. Pengertian Al Qur’an...29

2. Kaidah Membaca Al Qur’an...30

3. Faktor– Faktor Penyebab Kesulitan Membaca Al Qur’an...33

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...37

(9)

C. Tahap-Tahap Penelitian ...39

D. Sumber dan Jenis Data ...………..40

E. Teknik Pengumpulan Data ...………..40

F. Teknik Analisis Data ...…………42

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Letak Geografis... 45

B. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya ... 46

C. Struktur Organisasi ... 49

D. Vis, Misi dan Tujuan... ...59

E. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan... ...60

F. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran ... ...66

G. Keadaan Sarana dan Prasarana ... ...67

BAB V PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembelajaran di Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo...………..69

1. Tujuan Pembelajaran ... ...70

2. Materi... ...73

3. Metode ... ...77

4. Guru ... ...84

5. Siswa... ...85

6. Alat... ...85

7. Sumber Belajar ... ...86

8. Evaluasi... ...87

B. Problematika Pembelajaran Al Qur’an –Hadits Kompetensi Membaca Al Qur’an Siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo...………..90

1. Tujuan Pembelajaran ... ...91

2. Materi... ...92

3. Guru ... ...94

4. Siswa... ...96

5. Alat... ...99

(10)

C. Usaha Mengatasi Problematika Pembelajaran Al Qur’an

kompetensi membaca Al Qur’an Siswa Madrasah Aliyah

Darul Ulum Waru Sidoarjo ...………..100 BAB VI PENUTUP

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Struktur Organisasi Madrasah ...50

Tabel 2.2 Daftar Guru dan Staf...61

Tabel 2.3 Data Peserta Didik MA Darul Ulum Waru...63

Tabel 2.4 Prestasi Siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo ...65

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Catatan Lapangan I...111

Lampiran 2 Catatan Lapangan II ...112

Lampiran 3 Catatan lapangan III ...114

Lampiran 4 Catatan lapanganIV ...115

Lampiran 5 Catatan lapanganV ...117

Lampiran 6 Catatan lapanganVI ...118

Lampiran 7 Catatan lapanganVII...120

Lampiran 8 Pedoman Pengumpulan Data ...122

Lampiran 9 Panduan observasi Usaha Guru Dalam Pembelajaran Qurdis ...123

Lampiran 10 Panduan Observasi Faktor-Faktor Penghambat Pembelajaran ..124

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah menciptakan manusia tidaklah dibiarkan begitu saja, manusia akan selalu diuji untuk menentukan dimana tempatnya kembali setelah matinya. Untuk memberikan kemudahan kepada manusia, tentang cara mereka menyikapi ujian di dunia ini, Allah memberikan petunjuk-Nya kepada manusia berupa wahyu yang diturunkan kepada generasi awal manusia Nabi Adam AS. Sampai generasi terakhir Nabi dan Rasulullah Muhammad SAW.

Al Qur’an merupakan sumber utama ajaran agama Islam dan

merupakan pedoman hidup bagi semua muslim. Al Qur’an bukan sekedar

memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, bahkan hubungan manusia dengan alam. Selain itu, Al Qur’an juga memberikan petunjuk dalam

persoalan-persoalan aqidah, syari’ah dan akhlaq dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsipil mengenai persoalan-persoalan tersebut. Allah SWT menugaskan Rasul SAW untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu.1

Al Qur’an memperkenalkan dirinya sebagai pemberi petunjuk kepada

jalan yang lurus. Petunjuk-petunjuknya bertujuan memberi kesejahteraan dan

1

(14)

2

kebahagiaan bagi manusia, baik secara pribadi maupun kelompok dan karena itu ditemukan petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam kedua bentuk tersebut.2

Selain kita diwajibkan untuk mempelajari Al Qur’an, kita juga

dianjurkan untuk senantiasa mempelajari dan mengikuti Hadits sebagai sumber ajaran Islam yang menempati kedudukannya setelah Al Qur’an.

Hadi>th menurut bahasa berasal dari al-jadi>d (sesuatu yang baru), lawan kata dari al-qadi>m (sesuatu yang lama). Hadit juga berarti al-khaba>r (berita) yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Kata jamaknya ialah al-aha>di>th. Pengertian Hadits secara terminologi ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW, berupa perkataan, perbuatan, taqrir dan sifatnya.3

Bertolak dari klasifikasi demikian, otoritas Hadits memiliki posisi kedua sesudah Al Qur’an dalam tataran validasi kehujahan isi kandungannya.

Berdasakan kedudukannya, Al Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup dan

sumber ajaran Islam, antara satu dengan yang lainnya jelas tidak dapat dipisahkan. Al Qur’an sebagai sumber pertama memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum dan global, yang perlu dijelaskan lebih lanjut dan terperinci. Disinilah Hadits menduduki dan menempati fungsinya, yaitu sebagai sumber ajaran kedua. Hadits menjadi penjelas (mubayyin) dari isi kandungan Al Qur’an tersebut.

Mempelajari Al Qur’an dan Hadits adalah menjadi kewajiban bagi

kaum muslimin, karena keduanya merupakan sumber hukum agama Islam.

2

Ibid., h.172. 3

(15)

3

Sebagai pegangan dan pedoman hidup bagi kaum muslimin yang menginginkan kebahagiaan dunia akhirat, maka Al Qur’an dan Hadits perlu

dipelajari agar dalam menjalani kehidupan di dunia tidak tersesat ke jalan yang tidak diridhai oleh Allah SWT.

Terkait dengan pentingnya kita sebagai seorang muslim mempelajari dan mengamalkan Al Qur’an dan Hadits, maka dalam pendidikan Islam pun

menganjurkan demikian. Karena tujuan akhir dari setiap usaha Pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian muslim.4 Pribadi muslim adalah pribadi yang dibentuk oleh nilai-nilai yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah.

Untuk dapat memiliki kepribadian muslim, diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang Al Qur’an maupun As Sunnah. Pengetahuan dan

pemahaman tersebut dapat kita peroleh pada pembelajaran Al Qur’an-Hadits di sekolah madrasah. Seperti yang telah kita ketahui bahwasannya kurikulum madrasah memberikan kesempatan belajar agama lebih banyak dibandingkan dengan kurikulum sekolah umum. Sebab mata pelajaran Agama Islam di madrasah dibagi menjadi sub-sub pelajaran. Seperti Aqidah Akhlaq, Bahasa Arab, Al Qur’an-Hadits, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam. Hal itu diharapkan dapat mempermudah penyampaian dan dapat lebih luas serta mendalam materi tersebut diterima oleh siswa.

Tanpa perlu menyangsikan, bahwa Al Qur’an dan Hadits adalah panduan hidup umat Islam sepanjang masa tidak terbatas oleh ruang dan

4

(16)

4

waktu. Untuk itu menjadi kewajiban bagi guru madrasah untuk memasukkan Al Qur’an dan Hadits dalam proses belajar mengajar di kelas.

Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo merupakan salah satu lembaga pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menjadikan pendidikan agama Islam sebagai identitasnya juga menerapkan bentuk serta sistem pendidikan dan pengajaran yang mendasarkan pada GBPP secara formal dan nyata telah melaksanakan proses belajar mengajar pada umumnya. Dalam hal ini MA Darul Ulum Waru mempunyai harapan besar bagi siswanya untuk mampu baca tulis Al Qur’an dengan baik dan

benar. Dikarenakan Pendidikan Agama Islam sebagai identitasnya, maka hampir sebagian besar mata pelajaran yang terdapat di madrasah memerlukan kemampuan baca tulis Al Qur’an dengan baik khusunya lebih ditekankan

pada pembelajaran Al Qur’an-Hadits.

Berdasarkan Standar Kompetensi Madrasah Aliyah, bahwasannya pembelajaran AlQur’an-Hadits di MA Darul Ulum Waru ini bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan menggemari Al Qur’an-Hadits untuk mendorong, membina dan membimbing akhlaq dan perilaku siswa agar berpedoman kepada dan sesuai dengan isi kandungan ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits.5

Dalam rangka pencapaian tujuan itu tidak pernah terlepas dari kendala atau hambatan karena kegiatan belajar mengajar itu selalu ada hambatan atau

5

(17)

5

kendala.6 Sehingga hambatan atau kendala dalam pengajaran itu akan mengakibatkan kesulitan belajar apabila tidak segera diatasi.

Dalam hal ini, Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru adalah sekolah yang siswa-siswinya heterogen. Ada yang berasal dari sekolah umum (SMP) dan ada juga yang berasal dari Madrasah Tsanawiyah (MTs). Siswa yang berasal dari skolah umum, mereka belum pernah mendapatkan materi Al Qur’an-Hadits waktu masih duduk di bangku SMP. Sedangkan siswa yang berasal dari MTs, mereka sudah pernah mendapatkan Al Qur’an-Hadits sebelumnya. Maka dari itu, dilihat dari segi kemampuan dalam memahami materi juga bermacam-macam.

Berpijak dari permasalahan-permasalahan di atas, penulis tertatik untuk melihat lebih jauh proses pembelajaran Al Qur’an-Hadits di MA Darul Ulum Waru dan problem yang ditemukan dalam proses pembelajaran Al Qur’an-Hadits yang berkenaan dengan kompetensi membaca Al Qur’an siswa-siswanya. Selain itu penulis juga ingin mengetahui usaha apa saja yang dilakukan oleh guru pengajar Al Qur’an-Hadits atau sekolah yang bersangkutan dalam mengatasi berbagai macam problem yang ada.

Penulis mengkhususkan meneliti kemampuan membaca Al Qur’an

siswa saja karena, bagaimanakah seseorang bisa mengartikan ayat Al Qur’an

kalau tidak bisa membacanya. Dan bagaimanakah bisa seseorang menafsirkan suatu ayat apabila dia sendiri tidak bisa membaca Qur’an?. Dengan dasar inilah penulis hanya meneliti kemampuan baca siswa saja.Rumusan Masalah

6

(18)

6

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran pembelajaran Al Qur’an – Hadits kompetensi membaca Al Qur’an siswa Madrasah aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo? 2. Problematika apa saja yang menyebabkan siswa Madrasah Aliyah Darul

Ulum Waru Sidoarjo belum bisa membaca Al Qur’an?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan Madrasah untuk mengatasi problematika siswa yang tidak bisa membaca Al Qur’an?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dengan mendalam tentang proses pembelajaran Al Qur’an-Hadits di Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui problem apa saja yang dihadapi Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo dalam proses pembelajaran Al Qur’an-Hadits dalam hal kompetensi membaca Al Qur’an.

3. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan dalam mengatasi problem-problem yang mengahambat pembelajaran Al Qur’an-Hadits di Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo.

D. Kegunaan Penelitian

(19)

7

1. Secara Akademis

a. Untuk membantu siswa dalam meningkatkan semangat belajar terutama pada bidang studi Al Qur’an-Hadits

b. Untuk menambah wawasan dan khazanah keilmuan bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

2. Secara Praktis

a. Sebagai masukan bagi para guru Al Qur’an-Hadits mengenai pembelajaran di kelas dan upaya yang bisa dilakukan dalam mengembangkan pelaksanaan pembelajaran Al Qur’an-Hadits. b. Bagi pendidikan atau sekolah yang bersangkutan akan memperoleh

umpan balik yang nyata dan sangat berguna sebagai bahan evaluasi demi keberhasilan di masa mendatang.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang pembelajaran Al Qur’an di UIN Sunan Ampel

Surabaya telah dilakukan sebelumnya oleh Liana Faukhatin jurusan Tarbiyah Fakultas PAI dengan judul skripsi “Problematika Pelaksanaan Pembelajaran

Al Qur’an bagi Manula di Masjid Nurul Iman Rungkut Harapan Surabaya

serta Usaha Pemecahannya”. Isi dalam skripsi ini adalah problem yang

dihadapi dalam pembelarajaran Al Qur’an pada orang yang sudah lanjut usia

di atas 60 ke atas, adalah mencakup manula yang sudah menguasai sedikit

bacaan Al Qur’an atau manula yang belum menguasai sama sekali bacaan Al

(20)

8

pada pembelajaran Al Qur’an. Problematika ini didasari dari faktor usia,

salah satunya adalah kemampuan ingatan, daya penglihatan dan sebagainya. Penelitian lain yang mengungkap tentang problematika pembelajaran bagi siswa remaja adalah penelitian yang dilakukan oleh Nur Afifah, akan tetapi penelitian ini tidak memfokuskan pada pembelajaran Al-Qur’an. Judul dari penelitian yang dilakukan tersebut adalah “Problematika Siswa dalam

Proses Pembelajaran PAI pada Masa Pubertas di SMP YPM 4 Bohar Taman

Sidoarjo”. Isi dalam penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan

problematika kegiatan belajar PAI pada masa pubertas yang dialami peserta didik di SMP YPM 4 Bohar Taman. Berdasarkan data yang terkumpul nantinya, diharapkan dapat menemukan beberapa problem yang dihadapi dan usaha untuk mengatasinya.

Penelitian lainnya diangkat oleh Muhammad Yusuf dengan judul

penelitian “Aktivitas Sie Kerohanian OSIS SMU Negeri 2 Surabaya Dalam

Meningkatkan Kemampuan Baca-Tulis Huruf Al-Qur’an Siswa”. Isi dalam penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan dan memaparkan keefektifan dan keurgenan kegiatan OSIS di SMU Negeri 2 Surabaya dalam hal memperbaiki

bacaan Al Qur’an dan kemahiran menulis arab, beserta usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan OSIS dalam menjalankan program mereka

dalam meningkatkan kualitas bacaan Al Qur’an siswa.

Jika dilihat dari penelitian sebelumnya, masih belum terdapat

penelitian mengenai problematika pembelajaran Al Qur’an Hadits yang

(21)

9

ingin mengangkat penelitian yang mengkhususkan kompetensi membaca Al

Qur’an pada mata pelajaran Al Qur’an-Hadits. F. Definisi Operasional

1. Problematika

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, problematika diartikan

sama dengan permasalahan, yang berasal dari bahasa Inggris “problem”

yaitu something that is difficult to deal with or understand. 2. Pembelajaran

Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dan efisien.7

3. Al Qur’an

Al Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada

Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dengan lafal dan

maknanya. Al Qur’an sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai

sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.8

4. Hadits

7

B. Suryobroto,Proses Belajar Mengajar di Sekolah(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.57.

8

(22)

10

Hadits adalah segala ucapan, perbuatan dan keadaan Nabi Muhammad SAW. atau segala berita yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. berua ucapan, perbuatan, taqrir (persetujuan Nabi atas sesuatu hal dengan tidak menegur sahabat yang melakukan perbuatan tersebut bila dilaksanakan). Menurut ahli Ushul Fiqih, hadits adalah segala perkataan, perbuatan dan taqrir Nabi Muhammad SAW yang bersangkut paut dengan hukum.9

5. Al Qur’an-Hadits

Al Qur’an-Hadits pada skripsi ini adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Aliyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al

Qur’an dan Hadits.

6. Kompetensi

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian kompetensi adalah kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan.10 7. Membaca Al Qur’an

Membaca adalah suatu proses (dengan tujuan tertetntu) pengenalan, penafsiran dan menilai gagasan yang berkenaan dengan bobot mental atau kesadaran total seorang pembaca.11

9

Ibid., h.40. 10

(23)

11

Membaca Al Qur’an merupakan ibadah bagi orang yang membacanya.

Di samping itu bahwa Al Qur’an sebagai nama kalam Allah, itu

menunjukkan bahwa terjaganya dan terpeliharanya Al Qur’an dari turunnya

sampai hari kiamat nanti oleh karena dibaca.

Menurut suatu riwayat dari Sayyidina Ali r.a yang dimaksud tartil ialah memperbaiki atau memperindah bacaan huruf hijaiyah yang terdapat

didalam Al Qur’an dan mengerti hukum-hukum ibda’ dan waqaf.12

Jadi, Problematika pembelajaran Al Qur’an-Hadits kompetensi

membaca Al Qur’an siswa Madrasah Aliyah Daarul Ulum Waru Sidoarjo

adalah masalah-masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran Al

Qur’an-Hadits baik itu dari siswa, guru, atau sarana pembelajaran yang berkenaandengan kemampuan siswa membaca Al Qur’an

G. Sistematika Pembahasan

Untuk membahas isi dari skripsi ini perlu penulis kemukakan sistematika penulisan yang menunjukkan rangkaian isi secara sistematis. Pembahasan skripsi ini dibagi dalam empat bab dengan perincian sebagai berikut, Bagian formalitas terdiri dari halaman judul, nota dinas, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstraksi, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.

11

Henry Guntur Tarigan,Metodologi Pengajaran Bahasa 2, (Bandung: Angkasa 1991), h.42.

12

(24)

12

Adapun Bab pertama berisi pendahuluan yang bertujuan untuk mengantarkan pembahasan ini secara global, penulisan skripsi yang meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua merupakan kajian pustaka, disini dituliskan bagaimana pendapat-pendapat para ahli tentang problematika pembelajaran secara umum,

kemudian secara khusus, yakni problematika pembelajaran Al Qur’an yang

akan diakhiri oleh kesimpulan dari penulis.

Bab ketiga berisi tentang metode penelitian yang digunakan oleh penulis, pendekatan dan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian sumber dan jenis data, dan teknik pengumpulan data.

Bab keempat yaitu paparan data dan temuan penelitian yang berisi gambaran umum lokasi penelitian dengan maksud untuk memberikan informasi awal dan memberikan pemahaman terlebih dahulu perihal kondisi lapangan yang menjadi pusat penelitian, yaitu gambaran umum MA Darul Ulum Waru Sidoarjo. Bagian ini meliputi letak dan keadaan geografis, sejarah singkat berdiri dan berkembangnya, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, kurikulum, sarana dan fasilitas yang ada.

Bab kelima penyajian data dan analisis data, yaitu meliputi proses

pembelajaran Al Qur’an-Hadits, problematika yang ada pada pembelajaran Al

Qur’an Hadits dan usaha mengatasinya

(25)

13

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam konteks Indonesia, pemerintah memberikan perhatiannya terutama

dalam kemampuan baca tulis Al Qur’an di kalangan ummat Islam dengan

mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama RI no. 128/44 Tahun 1982 tentang Peningkatan Membaca dan Menulis Al

Qur’an di kalangan ummat Islam.1

Sejalan dengan hal ini, sesuai muatan wajib kurikulum pedidikan dasar dan menengah, pemerintah menyebutkan bahwa satuan pendidikan dasar dan

menengah harus menempatkan kemampuan baca tulis Al Qur’an sebagai sebagai

salah satu kompetensi yang akan dicapai peserta didik dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama.2Pemerintah juga memberikan peluang bagi sekolah, guru dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki.

Jadi kompetensi yang harus dicapai sebagai siswa setingkat sekolah menengah

atas (SMA) adalah telah mampu membaca dan menulis Al Qur’an, terlebih lagi

bagi siswa yang terdaftar sebagai murid madrasah Aliyah yang mana

pelajaran-✂

Syamsul Bahri,Cepat Pintar Membaca Menulis Al-Qur’an,(Bumi Aksara: Jakarta, 1993), h.23.

(27)

☎ ✆

pelajaran didalamnya dijiwai dengan agama Islam3, tentu saja mereka akan lebih

kompeten didalam hal baca tulis Al Qur’an dibandingkan dengan siswa-siswa setingkat mereka yang bersekolah di SMA dan STM.

A. Problematika Pembelajaran

1. Pengertian Problematika Pembelajaran

Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan.4 Adapun masalah itu

sendiri “adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai hasil yang

maksima”.5

Syukir mengemukakan problematika adalah suatu kesenjangan yang mana antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat diperlukan.6

Menurut penulis problematika adalah berbagai persoalanpersoalan sulit yang dihadapi dalam proses pemberdayaan, baik yang datang dari faktor intern atau ekstern.

Keputusan Menteri Agama Nomor 370 Tahun 1993 Tentang Madrasah Aliyah Bab II Pasal 2 No. 2 dan 3

Debdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang, 2002), 276 ✟

Muh Rosihuddin, “Pengertian Problematika Pembelajaran”, dalam http:

//banjirembun. blogspot.com /2012/11/pengertian-problematika- pembelajaran. html (28 April 2015)

(28)

✠6

Secara sederhana istilah pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai (efforts) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Pembelajaran dapat juga dikatan sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat peserta didik belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dengan kata lain bahwa pembelajaran merupakan upaya membelajarkan peserta didik untuk belajar. Kegiatan ini mengakibatkan peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih efektif dan efesien7

Kata pembelajaran dalam Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata ajar artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut),8dan mendapat imbuhan pe-an sehingga artinya menjadi cara atau proses menjadikan orang belajar.9 Adapun dalam bahasa Arab disebut dengan ta’lim yang berarti mengajar,10dan dalam bahasa Inggris disebut dengan to teach atau to instruct artinya to direct to do something, to teach to do something, yakni memberi pengarahan agar melakukan sesuatu,11dan mengajar akan melakukan sesuatu.

Menurut istilah, pembelajaran diartikan oleh beberapa pakar sebagai berikut; Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi mengartikan 7Muhaimin,Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya:Citra Media. 1996), 19

8Dikbud, Kamus Umum, 15. 9Ibid, 15-16

10Has Wahr,A Dictionary of Modern Writtern Arabic, ( Wiesboden: Otto Harrassowitz, 1971 ), 743.

11As Hornby,Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, (Oxford:

(29)

✡ ☛

pembelajaran sebagai suatu aktivitas (proses belajar mengajar) yang sistematis dan sistemik yang terdiri dari berbagai komponen, antara satu komponen pengajaran dengan lainnya saling tergantung dan sifatnya tidak parsial, komplementer dan berkesinambungan.12Menurut Dimyati dan Mudjiono pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksiona, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekanka pada penyediaan sumber belajar.13 Menurut Corey pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu. Pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan.14 Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.15 Oemar Hamalik mengartikan pembelajaran yaitu suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan belajar.16

Dari beberapa pendapat pakar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang

☞ ✌

Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 1997), 34-36

☞✍

Dimyati dan Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 297

☞✎

Abdul Majid,Strategi Pembelajaran. (Bandung: Rosdakarya, 2014), 4 ☞✏

Ibid, 4 ☞6

(30)

✑8

belajar, dimana perubahan itu didapatkannya karena kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha

Dari pengertian tentang “Problematika dan Pembelajaran” yang

telah disebutkan diatas, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dimyati dan Sudjiono bahwa Problematika Pembelajaran adalah kesukaran atau hambatan yang menghalangi terjadinya belajar.17 Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengertian Problematika Pembelajaran adalah kendala atau persoalan dalam proses belajar mengajar yang harus dipecahkan agar tercapai tujuan yang maksimal.

Tantangan baru yang dihadapi pendidikan dasar dan menengah dengan diterbitkannya Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Standar Isi dan Kompetensi Lulusan adalah pemberian peluang bagi sekolah untuk mengembangkan sendiri dalam menyusun kurikulumnya sesuai dengan Misi, Visi, Tujuan sekolah, serta keleluasaan dalam menyusun Silabus menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Problema yang timbul di lapangan adalah perlunya membekali guru agar dapat menciptakan pembelajaran sesuai dengan pendekatan pembelajaran kontektual (contextual teaching and learning), pendekatan belajar aktif (active learning) dan di Sekolah Dasar dan

(31)

✒9

Menengah dengan pendekatan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).18

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran

Masalah interaksi belajar mengajar merupakan masalah yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor yang saling terkait satu sama lain. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil interaksi belajar mengajar terdapat dua faktor yang sangat menentukan yaitu faktor guru sebagai subjek pembelajaran dan faktor peserta didik sebagai objek pembelajaran. Tanpa adanya faktor guru dan peserta didik dengan berbagai potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki tidak mungkin proses interaksi belajar mengajar dikelas atau ditempat lain dapat berlangsung dengan baik, Namun pengaruh berbagai faktor lain tidak boleh diabaikan, misalnya faktor media dan instrument pembelajaran, fasilitas belajar, infrastruktur sekolah, fasilitas laboratorium, manajemen sekolah, sistem pembelajaran dan evaluasi, kurikulum, metode, dan strategi pembelajaran. Kesemua faktor-faktor tersebut dengan pendekatan berkontribusi berarti dalam meningkatkan kualitas dan hasil interaksi belajar mengajar di kelas dan tempat belajar lainnya.

Berikut akan dijelaskan pengaruh masing-masing faktor sebagai berikut:

✓8

Ekowati, “Pakem”, dalam https://ekowati52.wordpress.com/2008/08/11/pakem/

(32)

✔ ✕

Pertama, Media dan instrumen pembelajaran memiliki pengaruh dalam membantu guru mendemonstrasikan bahan atau materi pelajaran kepada siswa sehingga menciptakan proses belajar-mengajar yang efektif dengan kata lain media dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien. Fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah memadai di suatu sekolah memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan proses belajar-mengajar. Tanpa ada fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah yang memadai di sekolah, proses interaksi belajar-mengajar kurang dapat berjalan secara maksimal dan optimal.

Kedua, Metode pengajaran memiliki peranan yang penting dalam memperlancar kegiatan belajar mengajar proses belajar mengajar yang baik hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode mengajar yang bervariasi. Dalam hal ini tugas guru adalah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

(33)

✖ ✗

siswa dan tidak bisa menilai tindakan mengajarnya serta tidak ada tindakan untuk memperbaikinya.19

3. Faktor Terjadinya Problematika Pembelajaran

Dimyati dan Sudjiono mengemukakan bahwa problematika pembelajaran berasal dari dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern

a. Faktor Intern

Dalam belajar siswa mengalami beragam masalah, jika mereka dapat menyelesaikannya maka mereka tidak akan mengalami masalah atau kesulitan dalam belajar. Terdapat berbagi faktor intern dalam diri siswa, yaitu:

1) Sikap Terhadap Belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan.

2) Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.

3) Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran.

4) Kemampuan mengolah bahan belajar

✘9

(34)

✙✙

Merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Dari segi guru, pada tempatnya menggunakan pendekatanpendekatan keterampilan proses, inkuiri, ataupun laboratori.

5) Kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek yang berarti hasil belajar cepat dilupakan, dan dapat berlangsung lama yang berarti hasil belajar tetap dimiliki siswa.

6) Menggali hasil belajar yang tersimpan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterima. Siswa akan memperkuat pesan baru dengan cara mempelajari kembali, atau mengaitkannya dengan bahan lama.

7) Kemampuan berprestasi

Siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu memecahkan tugastugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Dari pengalaman sehari-hari di Sekolah bahwa ada sebagian siswa yang tidak mampu berprestasi dengan baik.

(35)

✚ ✛

Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi

merupakan tahap pembuktian “perwujudan diri” yang diakui

oleh guru dan teman sejawat siswa. 9) Intelegensi dan keberhasilan belajar

Dengan perolehan hasil belajar yang rendah, yang disebabkan oleh intelegensi yang rendah atau kurangnya kesumgguhan belajar, berarti terbentunya tenaga kerja yang bermutu rendah.

10) Kebiasaan belajar

Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adnya kebiasaan yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain: belajar diakhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, datang terlambang bergaya pemimpin dam lain sebagainya.

11) Cita-cita siswa

Dalam rangka tugas perkembangan, pada umumnya setiap anak memiliki cita-cita. Cita-cita merupakan motivasi intrinsik, tetapi gambaran yang jelas tentang tokoh teladan bagi siswa belum ada. Akibatnya siswa hanya berperilaku ikut-ikutan. b. Faktor Ekstern

(36)

✜ ✢

lain aktivitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru di sekolah merupakan faktor eksternal belajar. Ditinjau dari segi siswa, maka ditemukan beberapa faktor eksternal yang berpengaruh pada aktivitas belajar. Faktor-faktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut:

1) Guru sebagai pembina siswa dalam belajar

Sebagai pendidik, guru memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, hususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru, ia bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di Sekolah. Guru juga menumbuhkan diri secara profesional dengan mempelajari profesi guru sepanjang hayat.

2) Sarana dan prasarana pembelajaran

Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal itu tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik.

(37)

✣ ✤

Keputusan hasil belajar merupakan puncak harapan siswa. Secara kejiwaan, siswa terpengaruh atau tercekam tentang hasil belajarnya. Oleh karena itu, Sekolah dan guru diminta berlaku arif dan bijak dalam menyampaikan keputusan hasil belajar siswa.

4) Lingkungan sosial siswa di sekolah

Siswa siswi di Sekolah membentuk suatu lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peranan tertentu. Ada yang menjabat sebagai pengurus kelas, ketua kelas, OSIS dan lain sebagainya. Dalam kehidupan tersebut terjadi pergaulan seperti hubungan akrab, kerja sama, bersaing, konflik atau perkelahian

5) Kurikulum sekolah20

Program pembelajaran di Sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyarakat.

4. Komponen Pembelajaran

Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar. Adapun komponen yang mempengaruhi berjalannya suatu proses pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar adalah beberapa komponen pembelajaran yang saling berkaitan antara

✥ ✦

(38)

✧6

satu dengan yang lainnya yaitu: a. guru, b. siswa, c. materi pembelajaran, d. metode pembelajaran, e. media pembelajaran, f. evaluasi pembelajaran.21

a. Guru

Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti guru, tetapi arti harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang

pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Siswa

Siswa atau Murid adalah seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks

(39)

★ ✩

keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian.

c. Materi Pembelajaran

Materi memang haruslah didesain dengan baik agar bisa sesuai dalam mencapai tujuan pendidikan. Adapun fungsinya adalah : 1) Untuk memperluas dan menambah pengetahuan peserta didik 2) Sebagai dasar pengetahuan bagi siswa untuk pembelajaran 3) Menjadi bahan yang digunakan dalam pembelajaran.

d. Metode Pembelajaran

(40)

✪8

Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan, diantaranya : metode ceramah, diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simposium dan lain sebagainya22

e. Media pembelajaran

Media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu/pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.23 Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio dan televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, dan OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, tape recorder, dan kaset).24

f. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pemelajaran adalah tindakan untuk menentukan nilai atas suatu hal (dalam konteks hasil pembelajaran). Untuk fungsinya sendiri adalah :

1) Memberikan laporan hasil belajar kepada orang tua siswa 2) Mengetahui keefektifan suatu metode belajar

3) Untuk mengetahui kemampuan peserta didik

(41)

✫9

B. Problematika Pembelajaran Al Qur’an

1. Pengertian al-Qur’an

Secaraepistemology, lafadz al-Qur’an berasal dari akar kata Qara’a, yang berartimembaca. Al-Qur’an merupakanisim masdaryang diartikan sebagaiisim maf’ul, yaitumaqru’yang berartiyang dibaca.25

Dikalangan ulama terdapat perbedaan pendapat berkaitan dengan asal lafazh al-Qur’an tersebut. Sebagian ulama mengatakan bahwa

penulisan lafazh al-Qur’an dibubuhi dengan huruf hamzah. Sedangkan ulama lain berpendapat bahwa lafazh tersebut tidak dibubuhi huruf hamzah.26

Menurut Subhi Shaleh, secara terminology pengertian al-Qur’an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mu’jizat, yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad, yang tertulis dalam muskhaf-muskhaf, yang diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya merupakan ibadah.27

Sedangkan menurut Manna’ al-Qatthan dalam kitabnya Mabahis fi Ulum al-Qur’an memberikan definisi al-Qur’an sebagai kalam Allah

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang membacanya merupakan suatu ibadah.28

✬✭

Muhammad ‘Abd al-‘Azhim al-Zarqani,Manahil al-‘Irfan fi Ulumal-Qur’an, Juz. I, (Beirut: Dar al-Fikr, 1988), h. 14

✮6

Ibid, hlm. 14-15

27Subhi Shaleh,Mabahis fi Ulum al-Qur’an, (Jakarta: Dinamika Barakah Utama, t.th.), h. 21

(42)

✯ ✰

2. Kaidah membaca Al Qur’an

Membaca kitab suci al-Qur’an merupakan sebuah ibadah apabilahal itu

dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan.Kaidah tersebut diantaranya adalah mahir, sebagaimana hadits berikut:

Diceritakan pada kita Muslim bin Ibrahim, diceritakan pada kita Hisam dan Hammam, dari Qatadah, dari Zurarah Ibnu Aufa, dari Said bin Hisam,

dari ‘Aisyah, dari Nabi SAW. Bersabda : “Orang yang membaca al-Qur’an

lagi pula ia mahir, kelak mendapatkan tempat dalam surga bersama-sama dengan Rasul-Rasul yang mulia lagi baik, dan orang yang membaca al-Qur’an tetapi tidak mahir membacanya tertegun-tegun (berat) ia akan mendapat dua pahala”.(HR. Abu Dawud)

a. Ilmu Tajwid

Pengertian tajwid menurut bahasa adalah memperelokkan sesuatu. Sedangkan menurut istilah, tajwid berarti melafadzkan setiap huruf dari makhrajnya yang benar serta memahami hak-hak setiap huruf. Sedangkan hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardlu kifayah dan mengamalkannya adalah fardlu ‘ain bagi setiap muslimin dan muslimat

yang mukallaf.29Ketetapan hukum ini berdasarkan pada ayat :

“Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan”.(QS. al-Muzammil: 4)

b. Alat–Alat Ucapan 1) Bibir mulut

✱9

(43)

✲ ✳

2) Gigi 3) Gusi gigi

4) Langit-langit keras 5) Langit-langit lembut 6) Anak lidah ( Anak Tekak ) 7) Ujung lidah

8) Tengah lidah 9) Pangkal lidah 10) Epiglottis 11) Saluran makan 12) Rongga mulut 13) Dengung

14) Rongga kerongkong 15) Halkun

16) Peti suara 17) Saluran nafas

c. Makhraj–Makhraj Huruf

Makhraj ialah tempat menahan atau menyekat udara ketika bunyi huruf dilafadzkan. Huruf yang dimaksudkan ialah huruf Hija'iyah bahasa arab yang mengandung 28 huruf. Menurut pendapat Imam al- Khalil Bin

Ahmad dan kebanyakan Ahli Qiraat serta Ulama’ Nahwu antaranya

(44)

✴ ✵

1) Bagian rongga mulut dan rongga kerongkong ( al-Jauf ) 2) Bagian kerongkong (al-Khalk)

3) Bagian lidah (al-Lisan)

4) Bagian bibir mulut (asy-Syafatan) 5) Bagian hidung (al-Khaisyum)

Kemudian dari makhraj yang umum tersebut, dibagi menjadi 17 makhraj, yaitu:

1) Makhraj pertama: Dari rongga kerongkong hingga rongga mulut keluar Huruf Mad.

2) Makhraj kedua: Pangkal kerongkong, keluar Hurufء dan .ه

3) Makhraj ketiga: Tengah kerongkong, keluar Hurufع dan .ه

4) Makhraj keempat: Hujung kerongkong, keluar Hurufغ dan .خ

5) Makhraj kelima: Pangkal lidah, apabila pangkal lidah diangkat ke langit-langit lembut ditekan pada anak tekak, keluar Huruf .ق

6) Makhraj keenam: Pangkal lidah, keluar sedikit dari pada makhraj ,ق

keluar Huruf .ك

7) Makhraj ketujuh: Pertengahan lidah, keluar Hurufج,س dan .ي

8) Makhraj kelapan: Sepanjang tepi lidah yang ditekankan pada geraham atas, keluar Huruf .ظ

9) Makhraj kesembilan: Tepi ujung lidah, diangkat ke langit-langit keras menekan pada gusi gigi depan sebelah atas, keluar huruf .ل

(45)

✶✶

11) Makhraj kesebelas: Tepi hujung lidah, berdekatan dengan makhraj ن

serta melencong kebelakang tepi hujung lidah. Huruf .ر

12) Makhraj keduabelas: Hujung lidah yang diangkat menekan pada gusi gigi atas, keluar Hurufط ,دdanت

13) Makhraj ketigabelas: Hujung lidah yang ditekan pada belakang gigi bawah antara depan lidah dan langit- langit keras, keluar huruf .ص ,

ش ,ز

14) Makhraj keempatbelas: Hujung lidah yang dikeluarkan terletak antara hujung gigi atas dan bawah, keluar hurufظ ,ذdan .ث

15) Makhraj kelimabelas: Bibir mulut dalam sebelah bawah diangkat mengenai ujung gigi atas, keluar hurufف

16) Makhraj keenambelas: Dua bibir mulut apabila dibulatkan kedepan secara terbuka, keluar hurufو,ب dan .م

17) Makhraj terakhir: Pangkal hidung, bunyi berdengung. Keluar daripadanya, keluar hurufمdanن ( Bertasydid )

3. Faktor– Faktor penyebab Kesulitan Membaca Al Qur’an.

a. Faktor Keturunan

(46)

✷ ✸

Dyslexia adalah Dyslexia adalah kelemahan-kelemahan belajar di bidang menulis dan berbicara. Ciri-cirinya adalah sulit mengingat huruf, kata, tulisan dan suara.30

b. Problem Pendengaran Sejak Usia Dini

Jika kesulitan pendengaran terjadi sejak dini dan tidak terdeteksi, maka otak yang sedang berkembang akan sulit menghubungkan bunyi atau suara yang didengarnya dengan huruf atau kata yang dilihatnya. Padahal, perkembangan kemampuan mendengar sangat penting bagi perkembangan kemampuan bahasa yang akhirnya dapat menyebabkan kesulitan jangka panjang. Konsultasi dan penanganan dari dokter ahli amat diperlukan.

c. Faktor Kombinasi

Yakni kombinasi dari dua hal diatas. Faktor kombinasi ini menyebabkan anak yang dyslexia menjadi kian serius atau parah, hingga perlu penanganan menyeluruh dan kontinyu.

Selain ketiga faktor tersebut, faktor lain yang mempengaruhi seseorang mengalami kesulitan belajar membaca al-Qur’an adalah (a)

faktor sebab yang bersifat fisik, diantaranya adalah karena sakit, karena kurang sehat dan karena cacat tubuh dan (b) faktor sebab karena rohani,

✹✺

(47)

✻ ✼

diantaranya adalah inteligensi, minat, bakat, motivasi dan kesehatan mental.31

Penemuan para ahli memperlihatkan bahwa perbedaan variasi itu begitu nyata, hingga tidak ada pola baku atau kriteria yang betul-betul cocok semuanya terhadap ciri-ciri seorang anak dyslexia. Misalnya, ada anak dyslexia yang bermasalah dengan kemampuan mengingat jangka pendeknya, sebaliknya ada pula yang ingatannya baik sekali. Lalu ada yang kemampuan matematisnya baik, tapi ada pula yang parah. Sehingga, diperlukan bantuan ahli (psikolog) untuk menemukan pemecahan yang tepat.

Jadi, berdasarkan uraian topik diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor intern penyebab problematika pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Sikap Terhadap Belajar 2) Motivasi belajar

3) Konsentrasi belajar

4) Kemampuan mengolah bahan belajar

5) Kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar 6) Menggali hasil belajar yang tersimpan

7) Kemampuan berprestasi 8) Rasa percaya diri siswa

9) Intelegensi dan keberhasilan belajar 10) Kebiasaan belajar

✽ ✾

(48)

✿6

11) Cita-cita siswa

Dan faktor-faktor eksternal penyebab problematika pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Guru sebagai pembina siswa dalam belajar 2) Sarana dan prasarana pembelajaran

3) Kebijakan penilaian

4) Lingkungan sosial siswa di sekolah 5) Kurikulum sekolah

Dan Kesulitan membaca Al Qur’an dapat dikarenakan beberapa hal, antara lain :

1) Faktor Keturunan

(49)

❀ ❁

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Berdasarkan sumber data, jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan. Penelitain ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu prosedur pemecahan masalah diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.1

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi. Pendekatan dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu.2

Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti oleh mereka.Yang ditentukan oleh kaum fenomenologis adalah aspek subyektif dari perilaku orang. Mereka berusaha masuk ke dalam dunia konseptual para subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

1

Hadari Nawawi,Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers, 2000), h.63.

2

(50)

❂8

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan fenomenologi, karena penulis ingin mengetahui secara langsung tentang problem yang dihadapi siswa di MA Darul Ulum Waru Sidoarjo dalam pembelajaran Al

Qur’an-Hadits.

B. Subjek dan Objek Penelitian Metode Penentuan Subyek

Subyek penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.3Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah:

a. Kepala Sekolah MA Darul Ulum Waru Sidoarjo b. Guru bidang studi Al Qur’an-Hadits

c. Karyawan MA Darul Ulum Waru Sidoarjo d. Siswa MA Darul Ulum Waru Sidoarjo

Penentuan subyek penelitian ini ditempuh dengan populasi dan sampel.

a. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.4 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru bidang

studi Al Qur’an-Hadits dan karyawan MA Darul Ulum Waru Sidoarjo.

3

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V,

(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h.122. 4

(51)

❃ ❄

b. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 5 Sampel ini diambil karena mengingat banyaknya subyek penelitian sehingga diperlukan adanya sumber data yang dapat mewakili responden yang ada di lembaga tersebut. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa MA Darul Ulum Waru Sidoarjo.

Adapun cara pengambilan sampel ini penulis menggunakan teknik purposive sample (sampel bertujuan) yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.

Dalam hal ini, penulis bertujuan untuk mendapatkan data tentang problem yang dihadapi oleh siswa MA Darul Ulum Waru Sidoarjo,

khususnya dalam pembelajaran Al Qur’an-Hadits baik itu problem yang datang dari siswa maupun dari guru.

C. Tahap-Tahap Penelitian

1. Menetapkan Fokus Penelitian

2. Menentukan Setting dan Subjek Penelitian

3. Pengumpulan Data, Pengolahan Data dan Analisis Data 4. Penyajian Data

5

(52)

❅ ❆

D. Sumber dan Jenis Data

Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah Sumber Premier dan sekunder, sumber Premier berdasarkan dari observasi peneliti dan wawancara kepada para responden, peneliti juga menggunakan data sekunder yang berasal dari data yang sudah ada dari dokumentasi TU Madrasah.

Jenis data yang dipergunakan peneliti adalah jenis data kualitatif. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri. Ini adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu

Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS dan lain-lain.

Data kualitatif adalah data yang dapat mencakup hampir semua data non-numerik. Data ini dapat menggunakan kata-kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang diamati.

E. Teknik Pengumpulan Data

Setelah menetukan subyek penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode pengumpulan data. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu tentang apa, dimana, bagaimana dan berapa data yang diperlukan.6

6

(53)

❇ ❈

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Yang dimaksud dengan metode observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan, baik itu secara langsung/tidak langsung terhadap gejala-gejala, subyek atau obyek yang diselidiki, baik dalam siatuasi yang sebenarnya maupun dalam situasi khusus yang sengaja diadakan.7

Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum sekolah, meliputi geografis, sarana dan prasarana sekolah serta proses

pembelajaran Al Qur’an-Hadits di sekolah yang bersangkutan. b. Wawancara

Metode wawancara atau interview adalah cara pengumpulan bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.8

Metode ini disamping berguna untuk menguji kebenaran data yang diperoleh dengan metode observasi, juga berguna untuk memperoleh keterangan dari pihak sekolah guru dan karyawan.

Dengan metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang keadaan guru dan siswa MA Darul Ulum Waru Sidoarjo, sejarah

7

Winarno Surahmad,Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik,

(Bandung: Tarsito, 1992), h.162.

(54)

❉ ❊

berdiri dan berkembangangnya sekolah, kurikulum yang dicapai, serta usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi problem pengajaran

Al-Qur’an Hadits serta hasil yang dicapainya.Adapun bentuk wawancara

terstruktur. c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu suatu metode penelitian yang mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.9

Metode ini digunakan untuk mendapatkan untuk mendapatkan data tentang jumlah siswa, guru dan karyawan, struktur organisasi, sarana dan prasarana, letak dan keadaan geografis sekolah, serta prestasi hasil

belajar bidang studi Al Qur’an-Hadits.

F. Teknik Analisis Data

Metode analisis data merupakan suatu usaha untuk membuat data yang diperoleh menjadi berarti. Banyaknya data dan tingginya nilai data yang terkumpul bila tidak terolah secara sistematis maka data tersebut belum memiliki arti.

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menglasifikasi data tersebut dan menganalisanya menggunakan teknik deskriptif analitik,

9

(55)

❋ ●

yaitu teknik yang digunakan terhadap suatu data yang telah dikumpulkan, kemudian disusun, dijelaskan dan selanjutnya dianalisa.10

Sesuai dengan penelitian yang bersifat deskriptif, maka untuk menganalisa data kualitatif digunakan pola pikir induktif yaitu cara menarik kesimpulan dengan berangkat dari fakta-fakta yang khusus menuju kesimpulan yang bersifat umum atau dengan kata lain penulis mula-mula bergerak dari fakta-fakta khusus menuju ke sebuah statement yang menerangkan fakta-fakta itu.11

Dalam hal ini analisis induktif digunakan dalam menginterpretasikan data hasil wawancara dan observasi serta dokumentasi yang sudah dilakukan dalam penelitian.

Miles dan Huberman menjelaskan bahwa analisis data meliputi tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. 12 Adapun langkah-langkah yang diambil peneliti dalam menentukan langkah analisis data adalah sebagai berikut:

a. Reduksi data: Proses pemilihan data, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan, finalnya dapat ditarik kesimpulan dan verifikasi.

b. Penyajian data: Dalam penyajian data ini, seluruh data-data di lapangan yang berupa dokumen hasil wawancara dan hasil observasi 10

Winarno Surakhmad,Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik, (Bandung: Tarsito, 1990), h.140.

11

Sutrisno Hadi,Metodologi Research jilid 1,(Yogyakarta: Andi Offset, 1990), h.49. 12

(56)

❍❍

akan dianalisis sehingga dapat memunculkan deskripsi tentang

problematika pembelajaran Al Qur’an Hadits dan cara mengatasinya.

c. Penarikan kesimpulan: adalah kegiatan menggambarnya secara utuh

(57)

45

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Letak Dan Keadaan Geografis

MA Darul Ulum Waru berdiri pada tahun 1969 terletak di Jalan Raya Kolonel Sugiono 101-103, Kureksari, Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61256.

Untuk mengakses wilayah bangunan sekolah memang agak susah, karena komplek bangunan sekolah ini berada di seberang sungai apabila diakses dari jalan kolonel sugiono yang berada di sebelah selatan sekolah ini, itupun setelah menyebrangi komplek Mts. Darul Ulum Waru sidoarjo. Dari arah utara pun komplek sekolah inipun juga sulit untuk dilihat, ketika dilihat dari jalan brigjen Katamso IV tidak terlihat komplek bangunan sekolah ini, karena terhalang oleh komplek sekolah SMP Wahid Hasyim 8 waru. Di sebelah timur sekolah ini terbatasi oleh tanah Makam Islam RW 8 dusun Balongpoh, dan di sebelah barat, sekolah ini berbatasan dengan tanah milik warga.1

Tetapi dengan berkat dan izin Allah, dengan kesulitan-kesulitah ini, Allah memberikan kemudahan dengan jalan memberikan kelancaran untuk memperluas tanah di senelah timur makam, sehingga akan lebih luas komplek sekolahan ini.

(58)

46

B. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya

Pada mulanya Madrasah Aliyah (MA) "Darul Ulum" ini adalah sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) yang didirikan pada tahun 1969 oleh MWCNU Waru. Beberapa tokoh yang membidani lahirnya sekolah ini, diantaranya:

1. K.Nur Yahya 2. KH.Hasan Arief 3. H.Anwar Sanaji 4. H.Yusuf

5. H. Thoha 6. H. Masrur

7. H.Umar Ahmad, BA. 8. H. Muhtar

9. H. Abd. Rohim

10. Serta Badan Otonom MWCNU Kec.Waru

(59)

47

Waru selanjutnya menjadi jalan Kolonel Sugiono 101-103 Kureksari Waru, tempat madrasah sekarang.2

Sesuai dengan perkembangan zaman serta adanya peraturan pemerintah yang menutup PGA,

Maka PGA ini juga turut ditutup. Sebagai gantinya, maka yayasan mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) "Darul Ulum" pada tahun 1974 dan sebagai kelanjutannya didirikanlah Madrasah Aliyah (MA) "Darul Ulum" pada tahun 1977.

Perkembangan Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru

Setahun setelah itu terbitlah surat piagam Terdaftar dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Timur tanggal 8 Juni 1978. Dengan No:III3/1771C/19778.Guna melengkapi kesempurnaan sekolah oleh pemerintah maka pengurus sekolah mendirikan yayasan pada tanggal 16 Agustus 1989 dengan nama Yayasan AMANU (Amanat Nahdlatul Ulama).

Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1993 mendapat piagam pendirian madrasah dengan NSM: 312351511060. Setahun kemudian, yakni tanggal 24 Maret1994 terbitlah piagam jenjang Akreditasi Diakui Dengan NSM: 31.2.35.15.14.061 dari Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Islam Republik Indonesia. Selanjutnya MA "Darul Ulum" berhak mendapat status Disamakan dengan diterbitkannya SK. No. E.IVIPP.03.2IKEP/44/2001 dari Departemen Agama Republik Indonesia.

(60)

48

a.n Direktor Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, tertanggal 1 April 2001.

Mengingat banyak tokoh pendiri yayasan Amanu yang meningga ldunia, maka diadakan pembaruan akte yayasan pada tanggal 22 Agustus 2001. Beberapa tokohyang mengadakan pembaruan ini diantaranya:

1. Drs.H. Marzuqi 2. KH.Hasan Arief 3. H. Thohir

4. H. M.Sulthon Haji Ridwan 5. KH.Drs.Muchid Adnan 6. KH.Hafidz Wahab 7. Drs.Mahfudz AW

Perkembangan berikutnya MA "Darul Ulum" mempunyai gedung yang megah 4 ruang kelas tingkat 3 dan 4 ruang kelas tingkat 2. Dengan jumlah murid 552 orang. Sarana Prasarana pendidikan yang tersedia, diantaranya Laboratorium IPA, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer dan Internet, Sistim pembelajaran menggunakan LCD Proyektor, Poliklinik "Amanu", maka pada tanggal 12 Juli 2006 mendapat status Akreditasi A (Unggul).3

Selanjutnya pada tahun 2008 MA “ membangun 4 ruang kelas baru

di lantai 3. Tahun 2010 membangun 1 ruang lab. Komputer dan 1 ruang perpustakaan dan dapat mempertahankan akreditasi dengan nilai A+ pada

(61)

49

tahun 2011. Tahun 2013 membangun 2 ruang baru untuk kantor guru dan kantor TU. Jumlah murid mencapai 713.

C. Struktur Organisasi

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan, maka perlu kiranya proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran itu dikelola dengan suatu pola kerja yang baik. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengelola sekelompok manusia tersebut dengan menetapkan dan menerapkan suatu struktur organisasi.

Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat diharapkan tugas, wewenang dan tanggungjawab yang diemban dapat direalisasikan dengan baik dan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga pada akhirnya tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai dan terwujud. Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dalam pengelolaan suatu organisasi. Struktur organisasi menunjukkan suatu susunan yang berupa bagan, dimana terdapat hubungan-hubungan diantara berbagai fungsi, bagian, status ataupun orang-orang yang menunjukkan tanggungjawab dan wewenang yang berbeda-beda dalam organisasi tersebut.4 Adapun pengurus Madrasah Aliyah Darul Ulum adalah sebagai berikut:

(62)

DEPARTEMEN AGAMA LP. MA’ARIF

(63)

51

Sedangkan pembagian tugas guru/karyawan dalam proses belajar mengajar tahun pelajaran 2016-2017 adalah sebagai berikut:5

Wakil Kepala Urusan kurikulum : Achmad Ishom, S.S Wakil Kepala Urusan Kesiswaan : Abdullah Faiz, S.Pd Wakil Kepala Urusan Humas : Muhammad Fanani, S.Sos Wakil Kepala Urusan IMTAQ : Ahmad Marbuchin, S.Ag Wakil Kepala Urusan Sarpas : M. Arief Hidayat, S.Pd Tim Pengembang Madrasah : 1. Thomas Rudy Purwanto, S.Pd

2. Ina Auliya, S.Pd 3. M. Muzammil, S.Pd

4. Jazirotul Mukarromah, S.Pd.I Kepala/Koordinator :

1. Kepala Laboratorium Bahasa : Sugeng Iswahyudi, S.Pd 2. Kepala Laboratorium IPA : Laili Alfarisi S.Pd 3. Kepala Laboratorium Kimia : Fajriyah Rahmah, S.Si 4. Kepala Laboratorium Fisika : Rizky Ridlo, S.Pd 5. Kepala Laboratorium Komputer : M. Muzammil S.Pd 6. Kepala Perpustakaan : Anggi Nuriantari P, S.IIP

7. Kepala TU : Anik Zulia, SE

8. Koordinator BK : Erista Nur Amaliyanti, S.Psi

(64)

52

Wali Kelas :

Wali Kelas X–IPA1 : Fajriyah Rahmah, S.Pd Wali Kelas X–IPA2 : Jazirotul Mukarromah, S.Pd.I Wali Kelas X–IPA3 : Rizky Ridlo Rahmanda Putri, S.Si Wali Kelas X–IPA4 : Khoiro Ummatin, S.Pd.I

Wali Kelas X–IPS1 : Ratih Puspita Sari, S.Pd Wali Kelas X–IPS2 : Mas Abdurrohim Rozi, S.Pd.I Wali Kelas X–IPS3 : M. Tamyiz, M.Si

Wali Kelas X–IPS4 : Kurnia Intan Pratiwi, S.Pd Wali Kelas X–IPS5 : Nur Ahmad Syaifuddin, S.Pd

Wali Kelas XI–IPA1 : Laili Alfarisi, S.Pd Wali Kelas XI–IPA2 : Rifqi Hidayatullah, S.Pd Wali Kelas XI–IPA3 : Richah Tristiawati, S.Pd Wali Kelas XI–IPA4 : Halimatus Sa’diyah, S.Pd

Wali Kelas XI–IPS1 : Farida Rahany, S.S Wali Kelas XI–IPS2 : Drs. Su’ud Sama’i

Wali Kelas XI–IPS3 : Nur Faizatul Munawaroh, S.Pd Wali Kelas XI–IPS4 : M. Nadhif

Wali Kelas XI–IPS5 : Soeharji, S.Pd

(65)

53

Wali Kelas XII–IPA1 : Ulifatul Uyun, S.Si

Wali Kelas XII–IPA2 : Nur Afidatul Maulidiyah, S.Si Wali Kelas XII–IPA3 : Thomas Rudi Purwanto, S.Pd Wali Kelas XII–IPS1 : M. Muzammil, S.Pd

Wali Kelas XII–IPS2 : Ina Auliya, S.Pd Wali Kelas XII–IPS3 : Kuni Masruhati, S.Pd Wali Kelas XII–IPS4 : Ruly Asfiyani, S.Pd

Wali Kelas XII–IPS5 : Reka Bagus Kusumaningtiyas, S.Pd Agar tidak terjadi kekacauan dalam pelaksanaannya, maka tiap-tiap bagian dari struktur organisasinya mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian tersebut adalah sebagai berikut:6

1. Kepala Madrasah

a. Sebagai administrator b. Sebagai supervisor c. Sebagai manajer d. Edukator

2. Waka Kurikulum

a. Mewakili tugas kepala Madrasah pada saat kepala berhalangan b. Menyusun program pengajaran

c. Menyusun pembagian tugas guru d. Menyusun jadwal pelajaran

Gambar

Tabel 2.1Struktur Organisasi Madrasah ..........................................................50
 Tabel 2.1
  Tabel 2.2
 Tabel 2.3
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Arah rotasi venus searah jarum jam (dari timur ke barat). Hal ini berbeda dengan planet-planet lain yang rotasinya berlawanan jarum jam. Sekali mengelilingi matahari, venus

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Keefektifan tersebut berdasarkan hasil analisis data menggunakan sign test (tes tanda) menunjukkan hasil pengujian p= 0,031 lebih kecil dari p =0,05. Hasil tersebut

Sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah asupan zat gizi yang meliputi natrium (Na), kalium (K), magnesium (Mg) dan kalsium (Ca). Data primer dalam penelitian

Kaum muda tidak perlu keluar dari gereja untuk men- jauh dari Tuhan yang seharusnya disem- bah, tapi justru ketika mereka masih ada di dalam gereja dan terlibat dengan begitu

Pada prinsipnya, perbedaan tekanan pada sisi upstream dan downstream dari core plug akan menyebabkan fluida dapat mengalir, namun hal yang patut diperhatikan adalah dalam