• Tidak ada hasil yang ditemukan

AUDIT INTERNAL PADA ISO 9001:2008 DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BUDURAN : TELAAH DARI SUDUT PANDANG MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AUDIT INTERNAL PADA ISO 9001:2008 DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BUDURAN : TELAAH DARI SUDUT PANDANG MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

AUDIT INTERNAL PADA ISO 9001:2008

DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BUDURAN (Telaah Dari Sudut Pandang Manajemen Pendidikan Islam)

SKRIPSI

Oleh : SITI MITA W

D73213069

PROGAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Siti Mita W (D73213069), 2017, Audit Internal pada ISO 9001:2008 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Buduran (Telaah dari Sudut Pandang Manajemen Pendidikan Islam), Dosen Pembimbing I, Prof. Dr. H. Imam Bawani, MA dan Dosen Pembimbing II, Ali Mustofa, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi audit internal pada ISO 9001:2008 di SMKN I Buduran, faktor pendukung dan penghambat audit internal pada ISO 9001:2008. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Tenik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Temuan dalam penelitian ini berupa, pertama implementasi audit internal pada ISO 9001:2008 di SMKN 1 Buduran dilakukan melalui beberapa tahap yakni: perencanaan dan persiapan. Pada tahap ini diawali dengan membentuk tim, auditor yang ditunjuk harus pernah mengikuti pelatihan pemahaman SMM ISO 9001:2008 dan mendapat sertifikat, menyusun jadwal dan membuat check list audit. Selanjutnya yakni pelaksannaan audit internal, pada tahap ini tidak ditemukan kesalahan mayor ataupun minor, sehingga hanya mendapat rekomendasi atau saran yang bisa diwujudkan dalam waktu yang relatif cepat. Kemudian temuan yang kedua yakni faktor pendukung audit internal pada ISO 9001:2008 di SMKN 1 Buduran yaitu sekolah memiliki tim audit internal yang solid, sehingga dapat menciptakan iklim kerja yang baik. Kemudian support dan dukungan kepala sekolah untuk melakukan audit sebagai upaya peningkatan mutu agar dapat mencetak lulusan yang memiliki kompetensi unggul dan siap kerja. Sedangkan faktor penghambat yakni, sebagian warga sekolah yang tidak termasuk tim audit internal tidak merasa memiliki tanggung jawab dalam kegiatan audit internal.

(7)

DAFTAR ISI

Halama Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Motto ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Halaman Pengesahan Penguji... v

Halaman Persetujuan ... vi

Pernyataan Keaslian Skripsi ... vii

Abstrak ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran... xv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Konseptual ... 7

F. Keaslian Penelitian ... 10

G. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Audit Internal 1. Pengertian Audit Internal ... 13

2. Tujuan Audit Internal ... 17

3. Prinsip Audit Internal ... 18

(8)

B. ISO 9001:2008

1. Pengertian ISO 9001:2008 ... 26

2. Prinsip dalam ISO 9001:2008 ... 28

3. Syarat ISO 9001:2008 ... 31

C. Manajemen Pendidikan Islam 1. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam ... 34

2. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam ... 37

3. Karakteristik Manajemen Pendidikan Islam ... 39

BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 43

B. Lokasi Penelitian ... 44

C. Sumber Data dan Informan Penelitian... 45

D. Cara Pengumpulan Data ... 46

E. Prosedur Analisis dan Interpretasi Data ... 47

F. Pengabsahan Data... 49

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... 51

B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Temuan ... 60

2. Analisis Temuan Penelitian ... 82

C. Pembahasan... 90

BAB V : PENUTUP A. Simpulan ... 100

B. Saran ... 103

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi saat ini berkembang dengan pesat ditambah dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, sehingga membuat informasi dalam berbagai bentuk dapat tersebar luas ke berbagai penjuru dunia. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

Terjadinya globalisasi memberi dampak ganda, dampak yang menguntungkan dan dampak yang merugikan. Dampak yang menguntungkan adalah memberi kesempatan kerja yang seluas-luasnya kepada negara asing. Tetapi di sisi lain, jika kita tidak mampu bersaing dengan mereka karena sumber daya manusia (SDM) yang lemah maka konsekuensinya akan merugikan bangsa kita. Oleh karena itu, tantangan kita pada masa yang akan datang ialah meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor, baik sektor riil maupun moneter, dengan mengendalikan pada kemampuan SDM, teknologi dan kemampuan manajemen tanpa mengurangi keunggulan komparatif yang telah dimiliki bangsa kita.

(10)

2

kompleks. Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara lain baik dalam produk, pelayanan, maupun dalam penyiapan sumber daya manusia. Ada beberapa contoh sebagai tantangan Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi sumber daya manusia yaitu dengan kondisi nyata bahwa posisi Indonesia pada peringkat daya saing bangsa di dunia internasional adalah nomor 102 tahun 2003 sedangkan tahun 2007 nomor 111 dengan skor 0,697 dari 106 negara Asia Afrika yang disurvei Human Development Indeks (HDI).

Untuk menghadapi tantangan maka pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan Nasional terkait dengan program vokasi membawa dampak perhatian dari pemerintah tinggi terhadap SMK dan juga ekspektasi dari masyarakat sebagai pelanggan begitu tinggi terhadap ouput dari SMK sebagai sekolah tingkat menengah yang telah memiliki kejuruan atau kompetensi keahlian yang variatif sesuai dengan tingkat kebutuhan pasar kerja dunia usaha dan dunia industri, walaupun juga ada alumni SMK yang juga dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Mampukah SMK menjawab perhatian dari pemerintah dan pengharapan dari masyarakat tersebut, karena perkembangan pendidikan di SMK belum sepenuhnya diikuti dengan peningkatan kualitas yang sepadan.

(11)

3

mengacu kepada sistem manajemen mutu yang dipersyaratkan secara standar internasional seperti Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO seri dan edisi terbaru 9001:2008. Kegagalan peningkatan mutu/ kualitas pendidikan sering terjadi akibat tidak diperhatikannya faktor manajermen sekolah yang merupakan sistem untuk melakukan proses produk sekolah sehingga dihasilkan output / outcome yang tidak sesuai dengan harapan pelanggan. Jika diperhatikan secara umum kenyataan yang ada sistem manajemen di SMK sekarang rata-rata masih ditemukan hal-hal sebagai berikut:1

1. Belum berorientasi pada proses tapi hanya pada output (hasil). 2. Belum memperhatikan kepuasan pelanggan (customer service). 3. Bekerja masih berdasarkan perintah atasan tidak berdasarkan sistem. 4. Tidak ada target pencapaian sasaran setiap unit kerja hanya bersifat

rutinitas saja.

5. Belum ada tindakan preventif dan korektif terhadap produk yang tidak sesuai.

6. Belum ada sistem evaluasi pelaksanaan program secara konsisten. 7. Belum dibiasakan mengadakan audit internal.

8. Belum dilakukan pengendalian dokumendokumen setiap unit kerja secara konsisten.

1

Afif Suryono, “Audit Internal dalam Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK

(12)

4

9. Belum dilakukan tinjauan manajemen secara rutin dalam upaya meningkatkan kualitas manajemen.

Apabila SMK akan mengelola sekolah dengan standar manajemen mutu internasional maka SMK perlu memperagakan kemampuannya untuk taat asas dalam menghasilkan produk yang memenuhi permintaan pelanggan dan peraturan yang berlaku, dan bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistemnya secara efektif, termasuk proses perbaikan yang terus menerus dari sistemnya dan pemastian dipenuhinya permintaan pelanggan, peraturan yang berlaku, serta adanya pengukuran, analisis dan perbaikan melalui kegiatan audit internal maka standar internasional ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi dalam penerapan sistem manajemen mutunya. Persyaratan dari standar internasional ini bersifat umum dan secara sistem dapat diterapkan pada SMK seperti SMKN 1 Buduran.

Audit Internal penting dalam penerapan SMM ISO 9001:2008, karena untuk dapat memastikan apakah semua proses dilakukan sesuai dengan kebijakan mutu, pedoman mutu, prosedur operasional standar, dan dokumen-dokumen yang lain dalam penerapan SMM ISO 9001:2008, kemudian melakukan tindakan perbaikan serta bagaimana melakukan tindakan pencegahan serta pengendalian produk tidak sesuai.

(13)

5

penerapan SMM ISO 9001:2008. Karena sekolah yang menerapkan SMM ISO 9001:2008 harus melakukan pengukuran, analisis, dan perbaikan kemudian sekolah harus menetapkan beberapa kegiatan yang terkait dengan pengukuran, analisis, dan perbaikan yang mengacu klausul 8 tentang pengukuran, analisis dan perbaikan. Klausul 8.1 sekolah harus merencanakan dan menerapkan proses-proses pemantauan, pengukuran, analisis, dan perbaikan yang diperlukan untuk (1) memperagakan kesesuaian persyaratan produk, (2) memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu, (3) terus memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu.

(14)

6

9001:2008 di SMKN 1 Buduran (Telaah dari Sudut Pandang Manajemen Pendidikan Islam)”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini difokuskan pada implementasi, faktor pendukung dan penghambat, serta audit internal pada ISO 9001:2008 di SMKN 1 Buduran jika ditelaah dari sudut pandang manajemen pendidikan islam. Adapun pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana implementasi audit internal pada ISO 9001:2008 di SMKN 1 Buduran?

2. Apa saja Faktor pendukung dan penghambat audit internal pada ISO 9001:2008 di SMKN 1 Buduran?

3. Bagaimana audit internal pada ISO 9001:2008 dilihat dari sudut pandang manajemen pendidikan islam?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat mengemukakan tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui implementasi audit internal pada ISO 9001:2008 di SMKN 1 Buduran Sidoarjo.

(15)

7

3. Untuk mengetahui audit internal pada ISO 9001:2008 dilihat dari sudut pandang manajemen pendidikan islam.

D. Manfaat Penelitian

1. Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khazanah keilmuan di bidang lembaga pendidikan umumnya dan untuk mengetahui audit internal pada ISO 9001:2008 di sekolah khususnya.

2. Praktis

a. Untuk Lembaga Pendidikan

Penelitian ini dapat membantu suatu lembaga pendidikan dalam melakukan audit internal pada ISO 9001:2008 sehingga memberikan efek yang positif bagi kemajuan sebuah lembaga pendidikan.

b. Untuk Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai ilmu yang berharga dalam kehidupannya. Dan dapat dijadikan acuan ketika nanti terjun langsung di lembaga pendidikan.

E. Definisi Konseptual

Untuk membatasi terjadinya pembiasan makna dalam memahami judul skripsi “Audit Internal pada ISO 9001:2008 di SMKN 1 Buduran

(16)

8

maka peneliti memberikan definisi konseptual yang ada pada judul sebagai berikut :

1. Audit Internal

Audit internal menurut Sawyer adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi, untuk menentukan apakah:2

a. Informasi telah akurat dan adapat diandalkan.

b. Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi.

c. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis. Definisi lain mengemukakan bahwa audit internal adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam penyediaan informasi, dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai lembaga. Pelaksanaan internal audit dilakukan secara independen dan obyektif yang berarti t idak terpengaruh oleh pihak manapun dan tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan yang diaudit.

2. ISO 9001:2008

ISO (International Organization For Standardization) didirikan di Genewa Switzerland pada tahun 1946. Istilah ISO berasal dari bahasa mesir yakni Isos yang berarti Oneness, merupakan standar penjaminan mutu dan manajemen mutu internasional. SMM ISO merupakan standar internasional

2

(17)

9

terkini bagi manajemen mutu untuk sertifikasi sistem mutu.3 ISO 9001 menyiapkan kerangka kerja untuk membangun praktek yang konsisten, berisi standar yang mengkafer desain produk, pengembangan, produksi, instalasi, dan servis. SMM ISO menurut Kadir membantu Institusi dalam membuat perencanaan, manajemen, produksi dan pengembangan sumberdaya manusia untuk menyediakan layanan dan produk sesuai permintaan costumer.4 Adapun SMM ISO yang ada di SMKN 1 Buduran bergerak di bidang layanan jasa, dan ada 13 bidang yang telah terdaftar DI SMM ISO. Namun pnulis memfokuskan penelitiannya pada bidang TOP Manajemen (Kepala Sekolah).

3. Manajemen pendidikan islam

Mujamil qomar dalam bukunya Manajemen Pendidikan Islam

mendefinisikan bahwa manajemen pendidikan islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan islam secara islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan islam secara efektif dan efisien.5

Definisi lain juga dikemukakan oleh Baharuddin dalam bukunya

Manajemen Pendidikan Islam mendefinisikan manajemen pengembangan lembaga pendidikan islam adalah suatu upaya sistematis dalam merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan lembagapendidikan dengan

3

James G. Peterson, ISO 9000: Standar Kualitas Seluruh Dunia (Jakarta: Indeks, Penerj. Marianto Samusir, 2010), 3.

4

Siti Daud, at al., A Perception on The Effectiveness of Undergraduate And Graduate Programmes

Management through an ISO Cartication Scope Marger. Elsevier (online), tersedia:

www.ScienDirect.com., 2010: 552). 5

(18)

10

segala aspeknyauntuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien agar seluruh komponen sistem lembaga pendidikan islam berkembang ke arah yang lebih baik, lebih besar dan lebih sempurna.6

Dengan demikian yang dimaksud dengan judul “Audit Internal pada

ISO 9001:2008 di SMKN 1 Buduran Sidoarjo (Telaah dari Sudut Pandang Manajemen Pendidikan Islam)” adalah sebuah penelitian yang berupaya pada

implementasi audit internal pada ISO 9001:2008 telaah dari sudut pandang manajemen pendidikan islam yang dibatasi pada praktik-praktik perilaku manajemen Audit.

F. Keaslian Penelitian

Berdasarkan pencarian studi pustaka yang peneliti lakukan, ada beberapa penelitian yang menurut peneliti ada kesamaan dalam hal penyelesaian masalah, yakni penelitian yang berjudul Audit Internal dalam Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Muhammadiyah I Wonosobo oleh Afif Suryono, dalam penelitian ini afif mengulas tentang Tim ISO khususnya kegiatan audit internal dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 dengan bernagai kegiatannya, dalam penelitian ini penulis mengemukakan bahwa perencanaan Audit internal ISO 9001:2008 di SMK I Muhammadiyah Wonosobo belum berjalan secara optimal.7

6

Baharuddin, Manajemen Pendidikan Islam (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010), 48.

7

(19)

11

Penelitian yang membahas tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Layanan SDIT BIAS

ASSALAM Kota Tegal oleh Eka Septi Ariyani, dalam penelitian ini penulis mengulas tentang penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap peningkatan mutu layanan serta faktor yang mempengaruhi penerapan SMM ISO 9001:2008.8

Jurnal Vol 10 No 10 2012 yang membahas tentang “Analisis dan

Perancangan Perangkat Lunak Pendukung Pengolahan Data Peningkatan Audit Internal SMM ISO 9001:2008 di Universitas Bina Darma Palembang” oleh Ria Uminarti dkk. Jurnal ini membahas tentang Proses Audit Mutu Internal dengan menyediakan perangkat untuk memperoleh bukti objektif sebagai pendukung akreditasi yang ada telah terpenuhi, karena audit mutu internal menilai keefektifan dan efisiensi implementasi akreditasi program studi di Universitas Bina Darma Palembang Khususnya program studi teknik informatika.9

8

Eka Septi, “Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Sebagai Upaya Peningkatan Mutu

Layanan SDIT BIAS ASSALAM Kota Tegal”, Skripsi.

9

(20)

12

G. Sistematika Pembahasan

Skripsi ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab pertama pendahuluan, yang meliputi latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual, keaslian penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua kajian Pustaka, dalam hal ini menguraikan tentang teori – teori / rujukan – rujukan yang digunakan sebagai pendukung skripsi ini, yaitu audit internal.

Bab ketiga metode penelitian, merupakan gambaran secara utuh tentang metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi, sumber data dan informan penelitian, cara pengumpulan data, prosedur analisis dan interpertasi data dan pengabsahan data.

Bab keempat hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab ini akan membahas tentang temuan-temuan di lapangan atau sering disebut dengan laporan hasil penelitian yang meliputi gambaran umum tentang sekolah, penyajian data, dan analisis data.

(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Audit Internal

1. Pengertian Audit Internal

Pengertian audit menurut Alvin A. Arens dan Loebbecke dalam buku Audit Sektor Pablik adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Audit seharusnya dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten.10

Sedangkan pengertian audit menurut Mulyadi dan Puradiredja adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.11

Dilihat dari definisi diatas, unsur penting dalam pelaksanaan auditing adalah proses perolehan serta pengevaluasian bukti-bukti dan

10

Ulum Ihyaul, Audit Sektor Publik (Jakarta: Bumu Aksara, 2012), 3. 11

(22)

14

kriteria-kriteria yang ditentukan. Bukti-bukti yang diperoleh digunakan sebagai bahan evaluasi sehingga hasil audit lebih objektif.

Jika dilihat berdasarkan luas pemeriksaan audit dibedakan menjadi dua jenis, yakni:12

1. Audit Eksteranal

Audit Eksternal adalah pemeriksaan berkala terhadap pembukuan dan catatan dari suatu entitas yang dilakukan oleh pihak ketiga secara independen (Auditor), untuk memastikan bahwa catatan-catatan telah diperiksa dengan baik, akurat dan sesuai dengan konsep yang mapan, prinsip, standar akuntansi, persyaratan hukum dan memberikan pandangan yang benar dan wajar.

Pengertian lain menyebutkan audit eksternal diartikan sebagai audit yang dilakukan oleh badan (Independen) eksternal yang memenuhi syarat-syarat. Yang bertujuan untuk menentukan antara lain, apakah catatan akuntansi itu akurat dan lengkap, apakah disusun sesuai dengan ketentuan PSAK, dan apakah laporan yang disiapkan dari data menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha keuangan secara wajar. 2. Audit Internal

Audit Internal adalah sebuah kegiatan yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan oprasi badan secara independen.

12

(23)

15

Kegunaannnya untuk membantu badan mencapai objektif tujuan dengan sistematis, dengan pendekatan terperinci dalam menilai dan meningkatkan efektifitas dari resiko manajemen, control, dan proses badan organisasi.

Karena dalam penelitian ini peneliti membahas mengenai audit internal maka, agar dapat memahami dan lebih memperjelas pengertian audit mutu internal secara baik, berikut ini akan dijelaskan beberapa definisi audit internal.

Audit mutu internal menurut Inkandar Indranata berdasarkan ISO 19011:2000 dalam buku Audit Mutu Internal adalah:”audit yang dilakukan dalam suatu organisasi untuk menentukan efektivitas dari penerapan sistem yang mereka gunakan. Audit internal dilakukan secara obyektif, sistematis dan terdokumentasi.”13

Dari istilah-istilah yang terdapat pada definisi diatas dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:

a. Obyektif, auditor dapat meminimal unsur subyektifitas atau tidak mencampur aduk fakta dan opini. Auditor harus melihat dan menilai persoalan apa adanya tanpa rekayasa.

13

(24)

16

b. Sistematis, proses pemeriksaan dan penilaian dilakukan secara metodis atau menerapkan azas-azas manajemen. Audit mutu internal direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dievaluasi, dan ditindak lanjuti.

c. Terdokumentasi, semua yang dilakukan dalam proses audit mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan hasil tindak lanjut oleh audite harus dicatat dan catatan dikelola dengan baik sehinga mudah ditelusur dan ditemukan bila sewaktu-waktu diperlukan.

Pengertian lain berdasarkan SNI 19-19011:2005 dalam buku panduan Audit Sistem Manajemen Mutu dan/atau lingkungan sebagai berikut: “audit mutu adalah proses sistematik, independen, dan terdokumentasi untuk

memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara obyektif untuk menentukan sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi.”14

Dalam pengertian lain audit juga disebut dengan pemeriksaan yaitu proses yang sistematis dan memiliki obyektif yang ditujukan untuk mendapatkan atau mengevaluasi bukti-bukti yang berhubungan dengan kegiatan yang ada di suatu lembaga untuk menyakinkan hubungannya dengan hasil yang diinginkan lembaga.15

14 Ibid 1 15

(25)

17

Dalam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit internal harus direncanakan dalam kurun waktu yang ditetapkan. Dengan pelaksanaan yang terencana, dan teratur, organisasi akan dapat melakukan perbaikan yang berkelanjutan.

2. Tujuan Audit Internal

Audit internal hanyalah suatu proses untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan yang direncanakan dan sistem yang tetap dipertahankan. Melalui audit internal, para pelaku bisnis/ pelaku lembaga, pemilik proses, pelaku sistem mendapatkan data dan informasi faktual dari hasil audit yang akan digunakan sebagai landasan untuk memastikan dicapainya kondisi kesesuaian, efektivatas dan efisiensi dalam mengelola kegiatan usaha. Dengan demikian, tujuan audit secara spesifik menurut Iskandar Indranata dalam buku Audit Mutu Internal dapat diuraikan sebagai berikut:16

a. Memberikan umpan balik tentang kinerja organisasi b. Mengarahkan pencapaian sasaran

c. Memberikan sence of urgency

d. Menemukan peluang perbaiakan

e. Memastikan apakah sistem diterapkan secara efektif

f. Memastiakan sistem manajemen mutu terpelihara secara terus menerus

16

(26)

18

g. Mendeteksi penyimpangan-penyimpangan terhadap kebijakan mutu sedini mungkin.

3. Prinsip Audit Internal

Audit internal terdiri dari beberapa prinsip untuk membuat audit efisien, alat pendukung kebijakan manajemen, pengendalian, dan menyajikan informasi untuk meningkatkan kinerja, beberapa prinsip tersebut ada enam (6) sesuai dengan prinsip audit internal berdasarkan SNI 19-19011:2005 dalam buku Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu dan/atau lingkungan tersebut adalah:

a. Kode Etik

b. Penyajian Objektif (fair) c. Pefesional

d. Independen

e. Pendekatan berdasarkan bukti f. Bukti audit dapat diferivikasi.17

Penjelasan dari enam (6) prinsip diatas adalah sebagai berikut: a. Kode Etik dapat dipercaya, apabila punya integritas, dapat menjaga

kerahasiaan dan berpendirian, adalah penting dalam pelaksanaan audit. b. Penyajian Objektiff (fair), kewajiban untuk melaporkan secara benar dan

akurat. Temuan audit, kesimpulan audit dan laporan audit mencerminkan

(27)

19

pelaksanaaan kegiatan audit secara benar dan akurat. Hambatan signifikan yang ditemukan selama audit dan perbedaan pendapat yang tidak terselesaikan antara tim audit dan auditee dapat dilaporkan.

c. Profesional, kesungguhan dan ketepatan penilaian dalam audit. Auditor senantiasa memelihara profesionalisme sesuai dengan pentingnya tugas yang dilaksanakan dan kepercayaan yang diberikan oleh klien audit dan pihak berkepentingan lainnya. Memilikikompetensi yang diperlukan merupakan suatu faktor penting.

d. Idependen, dasar untuk ketidak berpihakan audit dan objektivitas kesimpulan audit. Auditor tidak terkait dengan kegiatan yang sedang diaudit dan bebas dari keberpihakan dan konflik kepentingan. Selama proses audit, auditor menjaga pemikiran yang onyektif untuk menjamin bahwa temuan dan kesimpulan audit hanya didasarkan pada bukti audit. e. Pendekatan berdasarkan bukti Metode yang rasional untuk mencapai

kesimpulan audit yang dapat dipercaya dan terjaga konsistennya (reproducible) melalui proses audit yang sistematis.

(28)

20

4. Pelaksanaan Audit Internal

Menurut Iskandar Indranata dalam buku Audit Mutu Internal kegiatan Audit Internal harus mencakup hal-hal berikut:18

1. Perencanaan dan Persiapan Audit

a. Pemilihan anggota tim/auditor kepala Manajer mutu atau wakil manajemen yang bertugas mengkoordinir implementasi sistem mutu dari suatu organisasi yang berwenag menunjuk auditor yang akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan audit, mulai dari perencanaan sampai pelaporan audit. Dalm menyeleksi tim audit, ada hal-hal berikut perlu dijadikan patokan utama yaitu: Tim memahami standar SMM ISO 9001:2000. Tim memahami teknik audit. Tim memahami masalah (sector industry), tim memahami divisi/bagian yang diaudit. Tim berpengalaman dalam mengaudit SMM atau telah mendapat pelatihan yang sesuai. Perlu dimengerti jika staf audit internal merupakan komponen dasar system pengendalian internal di kebanyakan perusahaan besar. Para auditor internal menyidik dan menilai system pengendalian internal dan keevektifan pelaksanaan fungsi oleh berbagai departemen dan unit-unit lain dari lembaga yang bersangkutan. Para auditor internal merancang dak melaksanakan prosedur audit untuk menguji efisiensi segala kegiatan oprasional.19

18

Moh Badjuri, Auditing Norma dan Prosedur (PT Glora Aksara Pratama, 1996), 153. 19

(29)

21

b. Menyusun Jadwal, jadwal audit merupakan pengaturan dan pembagian waktu audit mutu untuk seluruh fungsi di organisasi dalam kurun waktu tertentu, biasanya setahun. Menetapkan beberapa kali setiap divisi/bagian terkena audit mutu dalam kurun waktu satu tahun.

c. Membuat daftar periksa dan Dokumen Kerja, daftar periksa (checklist) yang telah disiapkan oleh tim audit, pada saat pelaksanaan tim audit, harus dapat digunakan secara efektif. Tujuan penggunaan daftar periksa adalah untuk membantu pelaksanaan audit agar sesuai dengan rencana audit yang telah dibuat. Dalam mengaudit, auditor diberikan keleluasaan untuk membuat daftar periksa didesain lebih dari pada “alat bantu ingat” (aide memoire). Daftar periksa ini

(30)

22

d. Pemberitahuan Kepada Auditee, pemberitahuan kepala auditee sebaiknya dilakukan minimal seminggu sebelum pelaksanaan audit. Pemberitahuan kepala auditee bisa dilakukan oleh manajer mutu/wakil mnajer atau oleh auditor kepala yang telah ditunjuk. 2. Pelaksanaan Proses Audit

a. Pertemuan Pembukaan, salah satu aspek penting yang menentukan berhasil tidaknya suatu audit ialah pelaksanaan pertemuan pembukaan. Dalam pertemuan pembukaan, auditor kepala akan menjelaskan kepada pihak manajemen organisasi dan auditee tentang maksud, tujuan dan ruang lingkup yang mereka lakukan, menyampaikan jadwal audit, memperkenalkan semua anggota tim audit, klarifikasi hal-hal yang masih meragukan dalam proses audit dan menyetujui jadwal tentative pertemuan penutup. Pertemuan pembukaan harus dihadiri oleh manajemen puncak, wakil manajer dan seluruh lapisan manajemen yang terkait untuk memberikan gambaran yang jelas kepada semua pihak tentang jalannya audit. b. Pelaksanaan Audit, untuk memperoleh bukti kesesuaian dan

(31)

23

kerja. Pemahaman prosedur dan sistem mutu. Kecukupan sumber daya. Efektivitas sistem dalam mencapai mutu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan audit memerlukan teknik-teknik yang tidak dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan akan lahir dari pengalaman-pengalaman mengaudit, seorang auditor tidak dapat dicetak secara mendadak (instant).

c. Teknik Audit, melaksanakan audit mutu adalah kegiatan seni dan ilmu, seni diperlukan karena auditor tidak boleh memaksakan kehendaknya dalam menemukan “ketidak sesuaian” dari bagian yang

diaudit. Caranya adalah dilakukan dengan teknik-teknik audit yang dimiliki yang pada akhirnya dapat menemukn bukti-bukti dari ketidak sesuaian dengan persyaratan-persyaratan dari standar sistem mutu yang digunakan

d. Temuan Audit, untuk mengaudit organisasi dengan menggunakan ISO 9001:2000 secara efektif, auditor diharuskan untuk memahami cara memantau dan mengukur informasi sedemikian rupa sehingga informasi tersebut, dapat diketahui sejauh mana audit bisa memberikan kontribusi peningkatan berkesinambungan terhadap

SMM organisasi. Temuan audit bisa menunjukkan

(32)

24

objektif ini diperlukan sebagai bukti penerapan sistem mutu yang ada.

e. Diskusi Auditor, selesai melakukan audit maka diadakan pertemuan tim untuk membahas temuan-temuan yang diperoleh dan mementukan apakah ada dari hasil pengamatanyang dikategorikan sebagai ketidak sesuaian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan pada prosedut atau audit mutu internal mereka, serta mengategorisasikan ketidak sesuaian untuk menarik kesimpulan sehubungan dengan temuan tersebut.

f. Pertemuan Penutup, dalam pertemuan penutup sesudah audit dilaksanakan, akan dipaparkan hasil-hasil audit yang diperoleh, baik temuan positif maupun yang berupa ketidak sesuaian selama audit. Pertemuan penutup dihadiri oleh seluruh personel yang sama pada waktu pertemuan pembukaan.

3. Pelaporan Hasil Audit

(33)

25

4. Tindak Lanjut Hasil Audit

a. Memastikan Tindak Lanjut Audit, tindak lanjut audit adalah melaksanakan tindakan korelasi berdasarkan rekomendasi auditor yang disusun dalam laporan audit berdasarkan data hasil pemeriksaan. Atas dasar kesepakatan auditor dan auditee untuk menyelesaikan ketidak sesuaian, auditor akan melakukan verifikasi tindakan koreksi. Verifikasi tindakan koreksi didasarkan bukti objektif perbaikan, untuk memverifikasi apakah tindak koreksi yang dilakukan sudah sesuai dan mampu mencegah terulangnya kembali ketidak sesuaian yang sama, maka auditor kepala melakukan tindak lanjut sesuai jadwal waktu yang telah disepakati dan dituliskan dalam lembar permintaan tindak koreksi/CAR (Corrective Action Request). b. Tahapan dalam Proses Tindak Lanjut, membuat rencana perbaikan

(34)

26

tindak koreksi dan pencegahan dilaksanakan untuk menilai apakah tindakan yang diambil telah efektif dan sesuai dengan permasalahan yang ditemukan.20

B. ISO 9001:2008 1. Pengertian ISO

ISO adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sama”, hal ini memiliki analogi yang sama dengan beberapa istilah yaitu “isoterm”, yang berarti suhu yang sama, “isobar”, yang berarti tekanan

yang sama.21 Alasan dipakainya kata ISO adalah agar mempermudah dalam penggunaan dan mudah untuk diteliti. Jika yang digunakan adalah singkatan tentunya setiap negara akan berbeda singkatannya. Jadi bisa diambil bahwa pengertian ISO hanyalah sebuah kata yang dijadikan standar cara untuk mempermudah dalam penggunaan dan pemahaman.

ISO merupakan anonim dari International Organization for Standardization yaitu badan standardisasi internasional yang menangani masalah standardisasi untuk barang dan jasa. Badan ini merupakan federasi badan-badan standardisasi dari seluruh dunia yang berkedudukan di Geneva, Swiss. Keanggotaan Indonesia dalam ISO diwakili oleh Dewan Standardisasi Nasional (DSN). Badan ISO memiliki Komite Teknik (Technical Committee) yang bertanggungjawab terhadap pengembangan SMM ISO 9000. Komite ini

20

Ibid 41. 21

Rudi Suardi, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, Penerapannya Untuk Mencapai TQM,

(35)

27

telah menerbitkan revisi ISO 9000 versi tahun 2000. Lebih dari 150 negara telah mengadopsi sistem ini di negaranya masing-masing dan lebih dari 150.000 organisasi atau Badan Usaha telah berhasil menerapkan dan melaksanakan ISO 9001 (Dale dan Bunney, 1999). Dengan demikian Badan Usaha yang telah memiliki sertifikat SNI 19-9001:2001 ISO 9001:2000 dan ISO 9001:2008 berarti Badan Usaha tersebut sudah mempunyai kapasitas dan potensi untuk bersaing secara internasional.

ISO 9000 merupakan suatu standar yang diakui secara internasional untuk Sistem Manajemen Mutu (SMM) atau Quality Management System (QMS). Seri standar tersebut digunakan untuk mendokumentasikan dan menerapkan sistem penjaminan mutu. Manfaat ISO 9000 adalah untuk memperagakan kemampuan organisasi yang taat asas dalam memberikan produk atau jasa yang memenuhi permintaan pelanggan dan peraturan yang berlaku. Tujuan ISO 9000 adalah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi permintaannya.

(36)

28

menciptakan dan memelihara lingkungan untuk usaha perbaiakan mutu; dan (3) Adanya suatu kejelasan bagi karyawan tentang uraian tugas, tanggungjawab, wewenang, dan lingkup pekerjaannya terhadap jasa yang dihasilkan.

Manfaat yang diperoleh dari SMK yang telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 secara baik dan benar yaitu: (1) mempunyai perencanaan sekolah yang bermutu baik; (2) mempunyai pengendalian program sekolah yang bermutu baik; (3) mempunyai jaminan mutu atas program-program sekolah yang dikerjakannya; (4) dapat meningkatkan mutu kinerja organisasi sekolah yang dikelolanya; (5) mempunyai standar kerja yang jelas bagi tenaga kependidikan (guru dan karyawan) maupun manajemen sekolah; (6) dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan pengguna lulusannya atas mutu pelayanan dan pendidikan di sekolah; dan (7) dapat memperluas lingkup pasar kerja yang dikelolanya.

2. Prinsip ISO 9001:2008

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 memiliki 8 prinsip dalam pelaksanaannya, prinsip tersebut antara lain:22

22

Sugeng Listyo Prabowo, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Perguruan

(37)

29

1. Fokus pelanggan

Pelanggan utama dari sekolah adalah siswa dan orang tuanya. Sekolah sangat tergantung pada pelanggannya, oleh karena itu sekolah harus memahami harapan dan kebutuhan pelanggannya.

2. Kepemimpinan

Manajemen puncak yaitu Kepala Sekolah harus menetapkan suatu kebijakan mutu dan sasaran mutu sekolah untuk memberi arahan dan target sekolah. Hal ini dilakukan dengan melibatkan seluruh pegawai sekolah demi mencapai sasaran mutu sekolahnya.

3. Keterlibatan seluruh SDM

Kepala Sekolah harus mampu melibatkan semua karyawan untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap pencapaian mutu dan kepuasan pelanggan serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan mampu memenuhi harapan pelanggannya.

4. Pendekatan proses

Kepala Sekolah harus mampu menciptakan kondisi bahwa yang ingin dicapai akan lebih efisien jika aktivitas dan sumber daya yang terkait diatur sebagai sebuah proses. Pendekatan proses harus dipusatkan pada pengendalian masukan ke dalam proses dan pencegahan ketidaksesuaian dalam pekerjaan.

(38)

30

Sekolah harus merencanakan cara untuk memenuhi harapan pelanggannya, baik dalam kegiatan akademik maupun non akademik, mulai dari penerimaan sebagai siswa baru hingga lulus dan diserahterimakan kepada orangtuanya. Hal ini sebagai sebuah sistem yang berperan untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien bagi pelanggannya.

6. Perbaikan berkesinambungan

Kepala Sekolah dan karyawan sekolah harus belajar dari kesalahan dan permasalahan serta terus menerus meningkatkan sistem yang telah dibangun di sekolah. Peningkatan untuk perbaikan yang berkesinambungan ini merupakan bagian sasaran utama sekolah.

7. Pendekatan fakta untuk membuat keputusan

Sekolah harus mampu membangun basis data sekolahnya sehingga setiap keputusan yang efektif harus berdasarkan analisis data dan informasi.

8. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan

(39)

31

3. Syarat ISO 9001:2008

Dalam mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 memiliki beberapa syarat/klausul yang harus dijelaskan dalam berbagai dokumen Sistem Manajemen Mutudi lembaga pendidikan.23 Jika dicermati lebih jauh, klausul-klausul tersebut merupakan penjabaran lebih detail dan lebih mengikat dari 8 prinsip Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Klausul tersebut antara lain:

1. Ruang lingkup 2. Referensi normatif 3. Terminologi dan definisi 4. Sistem manajemen mutu 4.1 Persyaratan Umum 4.2 Persyaratan Dokumentasi

4.2.1 Umum

4.2.2 Manual Mutu

4.2.3 Pengendalian Dokumen 4.2.4 Pengendalian Rekaman 5. Tanggung jawab manajemen

5.1 Komitmen Manajemen 5.2 Fokus Pelanggan

23

Sugeng Listyo Prabowo, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Perguruan

(40)

32

5.3 Kebijakan Mutu 5.4 Perencanaan

5.4.1 Tujuan Mutu

5.4.2 Perencanaan Sitem Manajemen Mutu 5.5 Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi

5.5.1 Managemen Representative 5.5.2 Komunikasi Internal

5.6 Tinjauan Manajemen

5.6.1 Umum

5.6.2 Tinjauan Input 5.6.3 Tinjauan Output 6. Manajemen sumber daya

6.1 Ketersediaan Sumber Daya 6.2 Sumber Daya Manusia

6.2.1 Umum

6.2.2 Kompetensi, Kepedulian dan Pelatihan 6.3 Infrastruktur

6.4 Lingkungan Kerja 7. Realisasi produk

7.1 Perencanaan Realisasi Produk

7.2 Proses yang berhubungan dengan pelanggan

(41)

33

7.2.2 Tinjauan Persyaratan yang berhubungan dengan Produk 7.2.3 Komunikasi Pelanggan

7.3 Desain dan pengembangan

7.3.1 Perencanaan Desain dan Pengembangan 7.3.2 Masukan Untuk Desai dan Pengembangan 7.3.3 Keluaran Desain dan Pengembangan 7.3.4 Tinjauan Desain dan Pengembangan 7.3.5 Verivikasi Desain dan Pengembangan 7.3.6 Validasi Desain dan Pengembangan

7.3.7 Pengendalian Perubahan Desain dan Pengembangan 7.4 Pembelian

7.4.1 Proses Pembelian 7.4.2 Informasi Pembelian

7.4.3 Verivikasi Produk yang Dibeli 7.5 Produksi dan penyediaan pelayanan

7.5.1 Pengendalian Produksi dan Penyediaan Layanan 7.5.2 Validasi Proses Produksi dan penyediaan Layanan 7.5.3 Identivikasi dan Mampu Telusur

7.5.4 Properti Pelanggan 7.5.5 Pemeliharaan Produk

(42)

34

8.1 Umum

8.2 Pemantauan dan Pengukuran 8.2.1 Kepuasan Pelanggan 8.2.2 Audit Internal

8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses 8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk 8.3 Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai 8.4 Analisis Data

8.5 Peningkatan

C. Manajemen Pendidikan Islam

1. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam

Secara etimologis kata “Manajemen” bersal dari kata “Managio”, berarti “Pengurusan” atau “Managiare”, yaitu melatih dalam mengatur langkah-langkah, atau dapat juga berarti bahwa manajemen sebagai ilmu, kiat dan profesi.24

Ditinjau secara terminologi kata “Manajemen” memiliki banyak makna. Beberapa pengertian manajemen dalam perspektif para pakar, antara lain, sebagai berikut:25

a. Hadi Satyagraha menjelaskan bahwa manajemen merupakan seni yang dimiliki seorang manajer dalam mengkoordinasikan

24

Baharuddin, Manajemen Pendidikan Islam (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010), 48.

25

(43)

35

komponen produksi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Definisi ini menunjukkan bahwa hal penting dalam sebuah kegiatan manajemen adalah bagaimana “seni” seorang manajer melakukan koordinasi pada bawahannya dari fungsinya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

b. Geroge R. Terry menjelaskan bahwa manajemen adalah sebuah proses yang khas, terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan (Planning),

penggerakan (Actuating), dan pengawasan (Controlling). Bidang-bidang manajemen tersebut masing-masing memiliki ilmu, keahlian sertaseni yang dapat dilaksanakan secara berurutan dalam rangka mencapai sasaran, yang telah ditetapkan semula, menjadi arah dari semua aktivitas organisasi.

c. Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang mengartikan istilah manajemen adalah tindakan untuk mencapai tujuan melalui usaha-usaha orang lain. Keberhasilan pencapaian tujuan, pada dasarnya terletak pada bagaimana seorang pimpinan mampu mengatur para bawahannya dalam berpartisipasi mencapai tujuan organisasi.

Marimba menyebutkan bahwa pendidikan ialah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmanai dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.26 Dalam pengertian yang luas

26

(44)

36

Tafsir menyatakan: pendidikan ialah pengembangan pribadi dalam semua aspeknya, dengan penjelasan bahwa pengembangan pribadi itu mencakup pendidikan oleh diri sendiri, oleh lingkungan dan pendidikan oleh orang lain (Guru).27 Muhaimin mengatakan bahwa pendidikan adalah aktivitas atau upaya yang sadar dan terencana, dirancang untuk membantu seseorang mengembangkan pandangan hidup, dan ketrampilan hidup baik, yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental dan sosial.28

Pendidikan islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam. Menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam.29 Dengan kata lain pendidikan islam dapat diartikan sebagai kegiatan belajar yang didalamnya berlandaskan pada dasar-dasar hukum islam.

Manajemen pendidikan merupakan rangkaian kegiatan mengatur, mongorganisasikan, menggerakkan dan mengawasi proses pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan. Mujamil qomar dalam bukunya Manajemen Pendidikan Islam mendefinisikanbahwa manajemen pendidikan islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan islam secara islami dengan cara

27

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994), 26.

28

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di

Sekolah (Bandung: Rosdakarya, 2001), 37.

29

(45)

37

menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan islam secara efektif dan efisien.30

2. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam

Berbicara tentang fungsi manajemen pendidikan Islam tidaklah bisa terlepas dari fungsi manajemen secara umum seperti yang dikemukakan Henry Fayol seorang industriyawan Prancis, dia mengatakan bahwa fungsi-fungsi manajemn itu adalah merancang, mengorganisasikan, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.

Sementara itu Robbin dan Coulter mengatakan bahwa fungsi dasar manajemen yang paling penting adalah merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan. Senada dengan itu Mahdi bin Ibrahim menyatakan bahwa fungsi manajemen atau tugas kepemimpinan dalam pelaksanaannya meliputi berbagai hal, yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.31

Untuk mempermudah pembahasan mengenai fungsi manajemen pendidikan Islam. Maka akan diuraikan fungsi manajemen pendidikan Islam

30

Qomar Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam (Jakarta: Erlangga, 2007), 10.

31

(46)

38

sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Robbin dan Coulter, diantaranya:32

1. Perencanaan (Planning), pada dasarnya diartikan sebagai proses pemikiran sistematis, dan rasional mengenai apa, bagaimana, siapa, dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di LPI secara lebih efektif dan efisien sehingga tujuan program pendidikan yang telah dirumuskan dapat tercapai dengan baik. 2. Pengorganisasian (Organizing), merupakan proses pengelompokan staf

madrasah yang dilakukan oleh pimpinan LPI sebagai organisator dengan segala spesifikasi tugas dan jabatan masing-masing, serta sarana prasarana yang diperlukan, sehingga tercipta suatu kelompok yang kompak untuk mencapai tujuan LPI.

3. Pelaksanaan (Actuating), merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan. Dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

4. Pengawasan (Controlling), pengawasan di lingkunagan LPI dapat diartikan sebagai usaha yang sistematis seorang kepala LPI dalam memonitor, menilai, dan membina aktivitas proses belajar mengajar agar berjalan sesuai dengan rencana, dan mencapai hasil yang maksimal.

32

(47)

39

3. Karakteristik Manajemen Pendidikan Islam

Manajemen pendidikan islam memiliki objek bahasan yang cukup kompleks. Berbagai objek bahasan tersebut dapat dijadikan bahan yang kemudian diintegrasikan untuk mewujudkan manajemen pendidikan yang berciri khas islam.

Istilah islam dapat dimaknai sebagai islam wahyu atau islam budaya. Islam wahyu meliputi Al-Quran dan hadis-hadis Nabi, baik hadis Nabawi maupun hadis Qudsi. Sementara itu, islam budaya meliputi ungkapan sahabat Nabi, pemahaman ulama, pemahaman cendikiawan Muslim dan budaya umat Islam. Kata Islam yang menjadi identitas manajemen pendidikan ini dimaksudkan dapat mencakup makna keduanya, yakni islam wahyu dan islam budaya.

Oleh karena itu, pembahasan manajemen pendidikan islam senantiasa melibatkan wahyu dan budaya kaum muslimin, ditambah kaidah-kaidah manajemen pendidikan secara umum. Maka, pembahasan ini akan mempertimbangkan bahan-bahan sebagai berikut.33

1. Teks-teks wahyu baik Al-Quran maupun hadis yang terkait dengan manajemen pendidikan islam.

2. Perkataan-perkataan (aqwal) para sahab Nabi maupun ulama dan cendikiawan muslim yang terkait dengan manajemen pendidikan islam.

33

(48)

40

3. Realitas perkembangan lembaga pendidikan islam.

4. Kultur komunitas (pimpinan dan pegawai) lembaga pendidikan islam. 5. Ketentuan kaidah-kaidah manajemen pendidikan.

Bahan nomor 1 sampai 4 merefleksikan ciri khas islam pada bangunan manajemen pendidikan islam, sedangkan bahan nomor 5 merupakan tambahan yang bersifat umum dan karenanya dapat digunakan untuk membantu merumuskan bangunan manajemen pendidikan islam. Tentunya setelah diseleksi berdasrkan nilai-nilai islam dan realitas yang dihadapi oleh lembaga pendidikan islam. Nilai-nilai islam tersebut merupakan refleksi wahyu, sedangkan ralitas tersebut sebagai refleksi budaya atau kultur.

Teks-teks wahyu sebagai sandaran teologis; perkataan-perkataan para sahabat nabi, ulama, dan cendikiawan muslim sebagai sandaran rasional; realitas perkembangan lembaga pendidikan islam serta kultur komunitas (pimpinan dan pegawai) lembaga pendidikan islam sebagai sandaran empiris; sedangkan ketentuan kaidah-kaidah manajemen pendidikan sebagai sandaran teoritis. Jadi, bangunan manajemen pendidikan silam ini diletakkan di atas empat sandaran, yaitu sandaran teologis, rasional, empiris, dan teoritis.

(49)

41

data-data riil dan akurat, sedangkan sandaran teoritis menimbulkan keyakinan adanya kebenaran berdasarkan akal pikiran dan data sekaligus serta telah dipraktikkan berkali-kali dalam pengelolaan pendidikan.

Selanjutnya, penerapan manajemen pendidikan islam dalam pengelolaan lembaga pendidikan juga menghadapi berbagai kendala/hambatan, baik yang bersifat pilitis, ekonomik-finansial, intelektual, maupun dakwah. Hambatan-hambatan tersebut dapat dirinci sebagai berikut.34

1. Ideologi, politik, dan tekanan (Pressure) kelompok-kelompok kepentingan.

2. Kondisi sosio-ekonomik masyarakat dan animo-finansial lembaga. 3. Komposisi status kelembagaan dan diskriminasi kebijakan pemerintah. 4. Keadaan potensi intelektual siswa/mahasiswa.

5. Keberadaan motif dakwa pada pendirian lembaga pendidikan islam.

Demikian lima macam hambatan yang mewarnai keberlangsungan lembaga pendidikan islam. Selain itu, tentu masih terdapat hambatan-hambatan lainnya dalam skala yang lebih kecil walaupun juga belum bisa diremehkan begitu saja. Hambatan-hambatan yang dihadapi manajemen pendidikan islam tersebut selama ini cukup ulit diselesaikan, meskipun kita yakin ada jalan keluar yang strategis.

34

(50)

42

Berdasarkan lima macam hambatan tersebut, mka karakteristik manajemen pendidikan islam bersifat holistik, artinya strategi pengelolaan pendidikan islam dilakukan dengan memadukan sumber-sumber belajar dan mempertimbangkan keterlibatan budaya manusianya, baik budayabyang bercorak politis, ekonomis, intelektual, maupun teologis. Secara detail, kaidah-kaidah manajemen pendidikan islam yang dirumuskan haruslah:35

1. Dipayungi oleh wahyu (Al-Quran dan hadis), 2. Diperkuat oleh pemikiran rasional,

3. Didasarkan pada data-data empirik, 4. Dipertimbangkan memlalui budaya, dan

5. Didukung oleh teori-teori yang teruji validitasnya.

Syarat pertam berupa wahyu (Al-Quran dan hadis) maupun syarat kedua berupa pemikiran rasional dari sahat Nabi, ulama, maupun cendikiawan muslim, dipandang perlu untuk menghadirkan pesan-pesan wahyu maupun pesan-pesan sahabat Nabi, ulma, serta cendikiawan muslim dalam lembaga pendidikan islam meskipun masih berupa prinsip-prinsip dasar.

35

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor – faktor dan prinsip – prinsip dengan sabar, hati – hati dan sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran.36

jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yang bersifat deskriptif, dengan langkah penelitian kasus (case-studies). Penelitian kasus (case study), yaitu menghimpun dan menganalisa data yang berkaitan dengan suatu kasus karena ada masalah, kesulitan, hambatan, atau penyimpangan, serta dapat juga karena keunggulan atau keberhasilannya. Maka penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan status fenomena di lokasi penelitian, baik fenomena tentang keunggulan dan keberhasilannya, maupun fenomena hambatan atau kesulitannya. Fenomena di lokasi penelitian yang dimaksud yaitu audit internal pada ISO 9001:2008 di SMKN 1 Buduran Sidoarjo (Telaah dari sudut pandang manajemen pendidikan islam).

Sedangkan dalam penyusunan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menyajikan data-data deskriptif. Karena,data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata, bukan

36

(52)

44

bentuk angka. Prosedur analisisnya dengan interpretasi, bukan statistik atau cara kuantitatif maka jenis penelitian yang mampu menjawab alasan tersebut di atas adalah metode penelitian kualitatif.37 Karena seperti yang diungkapkan oleh Bogdan dan Tylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mengatakan bahwa metodologi kualitatif adalah sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Maka dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan cara yang alami, apa adanya, yang tidak dimanipulasi oleh keadaan dan kondisi, dan menekankan pada deskripsi secara alami, yang disebut dengan istilah kualitatif naturalistik. Penelitian kualitatif naturalistik ini, menuntut pada keterlibatan peneliti secara langsung di lapangan, tidak seperti penelitian kuantitatif yang dapat mewakilkan orang lain dalam mengumpulkan data.

B. Lokasi Penelitian

Mengacu pada judul di atas, penelitian ini memilih tempat di SMKN I Buduran Sidoarjo. Tempat ini berada tepat di pusat kota. Peneliti memilih tempat tersebut karena disana merupakan salah satu lembaga pendidikan di Sidoarjo yang menerapkan audit internal dengan ISO 9001:2008.

37

(53)

45

C. Sumber Data dan Informan Penelitian

dalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang akan dikumpulkan oleh penulis, yaitu :

a. Sumber data primer

Data primer adalah sumber informasi yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan ataupun penyimpanan data atau disebut juga sumber data/informasi tangan pertama.38 Dalam hal ini orang yang mengetahui, berkaitan, dan menjadi perilaku dari suatu kegiatan yang diharapkan dapat memberikan informasi. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, tim audit.

b. Sumber data sekunder

Data sekunder yaitu data yang mendukung terhadap data primer. Data ini bersumber dari referensi dan literatur yang mempunyai korelasi dengan judul dan pembahasan penelitian ini seperti buku, catatan dan dokumen.

38

(54)

46

D. Cara Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa metode debagai berikut :

1. Observasi

Obeservasi merupakan proses pengumpulan data melalui pengamatan langsung. Teknik ini untuk mengamati secara langsung keadaan / situasi yang ada dalam organisasi yang akan diteliti, sehingga penulis tidak hanya melakukan wawancara saja. Metode ini juga digunakan penulis untuk memperoleh data tentang :

a. Kondisi dan lingkungan SMKN 1 Buduran Sidoarjo.

b. Kegiatan di luar kelas yang mendukung penerapan Audit internal pada ISO 9001:2008.

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu 39

Selain itu sebagai pewawancara, penulis menggunakan Panduan Wawancara (interview guide). Dalam wawancara ini penulis mendapatkan informasi langsung tentang konsep, proses serta faktor pendukung dan penghambat audit internal pada ISO 9001:2008.

39

(55)

47

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data melalui bahan tertulis misalnya catatan, transkip, buku, majalah dan sebagainya. Metode dokumentasi yang peneliti maksudkan adalah cara untuk memperoleh data-data yang terkait dengan judul penelitian yang berbentuk dokumen, baik dokumen pribadi maupun dokumen resmi. Data-data dokumentasi yang akan peneliti kumpulkan adalah data-data yang besangkutan dengan audit internal pada ISO 9001:2008.

E. Prosedur Analisis dan Interpretasi Data

Setelah data – data yang dibutuhkan terkumpul, maka peneliti melakukan analisis data tersebut. Adapun analisis data yang digunakan adalah

analisis data kualitatif model Miles Dan Huberman yang terdiri dari tiga komponen yaitu; Reduksi Data (data reduction), Penyajian Data (data display), dan penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclusion)40

1). Reduksi Data.

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa, sehingga kesimpulan – kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data merupakan sebuh upaya yang dilakukan oleh peneliti selama analisis

40

(56)

48

data dilakukan dan merupakan langkah yang tak terpisahkan dari analisis data.41

Hal – hal yang perlu direduksi adalah semua yang tidak ada kaintannya dengan judul sehingga diperoleh data relevan dan tidak bercampur dengan yang tidak diperlukan. Hal ini akan memudahkan peneliti untuk memilah dan memilih data – data yang sesuai dengan judul penelitian.

2). Penyajian Data (Display Data)

Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi terstruktur dan memberi kemungkinan adanya penarikan konklusi dan pengambilan tindakan. Dalam penyajian data, yang perlu disajikan yaitu konsep dasar audit internal pada ISO 9001:2008, implementasi serta audit internal pada ISO 9001:2008 jika di telaah dari sudut pandang manajemen pendidikan islam.

3). Penarikan Kesimpulan / Verifikasi Data.

Penarikan kesimpulan / Verifikasi merupakan suatu tinjauan ulang pada catatan – catatan dengan bertukar pikiran bersama rekan sejawat untuk mengeksplorasi ide dan pemikiran.42

41

Ibid.

42

(57)

49

Disebabkan banyaknya data yang diperoleh dan mendukung, maka verifikasi data juga dapat dilakukan dengan mengumpulkan data yang beau dan relevan.

F. Pengabsahan Data

Trianggulasi adalah cara yang paling umum digunakan dalam penjaminan validitas data dalam penelitian kualitatif. Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Menurut sugiyono validitas merupakan “derajat ketetapan antara data

yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Ada beberapa teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas

data, yaitu :

1. Teknik trianggulasi antar sumber data, teknik pengumpulan data, dan peng-umpulan data yang dalam hal terakhir ini peneliti akan berupaya mendapatkan rekan atau pembantu dalam penggalian data dari warga di lokasi-lokasi yang mampu membantu setelah diberi penjelasan.

(58)

50

3. Akan mendiskusikan dan menyeminarkan dengan teman sejawat di jurusan tempat penelitian belajar (peer debricfing), termasuk koreksi dibawah pembimbing.

4. Perpanjangan waktu penelitian .

Penelitian ini menggunakan trianggulasi sumber data, yang berupa informasi dari tempat, peristiwa, dan dokomen serta arsip yang memuat catatan berkaitan dengan data yang dimaksud.43

43

(59)

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Identitas Sekolah

Nama Lembaga : SMK Negeri 1 Bunduran

Tipe Sekolah : A

Nomor Induk Sekolah : 330010

Nomor Statistik Sekolah : 331050202001 Surat Keputusan Penegerian : SK Mendikbud RI

Nomor : 0454/0/1977

Tanggal : 10 November 1977

SK Perubahan Nama SMKK : SK Mendikbud RI

Nomor : 0290/0/1976

Tanggal : 9 Desember 1976

SK Perubahan Nama SMK : SK Mendikbud RI

Nomor : 036/0/1997

Tanggal : 7 maret 1997

Lembaga Kena Pajak : Bendahara SMKN 1 Buduran

Jalan : Jenggolo No 1 B

Desa : Siwalanpanji

(60)

52

Kabupaten : Sidoarjo

Kode Pos : Sidoarjo

Telepon : 031 8941985, 031 8946770

Fax : (031) 8946770

E-mail : smkn1_bdrn@yahoo.com

Kepala Sekolah : Dra. Hj. Fatimah, M.M.

Sertifikat ISO 9001:2008 : No. 01 100 065421

2. Sejarah SMK Negeri 1 Buduran

berdirinya SMKN 1 Buduran muncul pada tahun 1973. Pada saat itu, tamatan SKKP (Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama) harus melanjutkan ke SGKP (Sekolah Guru Kepandaian Putri) di Jl. Kamboja Surabaya. Gagasan untuk mendirikan SKKA dicetuskan oleh Ibu Eddy Sarwono (Kepala SKKP Negeri), dkk.

Tanggal 14 Januari 1974 berdirilah SKKA yang menempati Gedung di Jl. Yos Sudarso 35 (sekarang Sanggar Pramuka). Siswa SKKA pada awal berdiri berjumlah 23 orang, sebagian besar adalah tamatan SKKP. Pada akhir tahun 1976 SKKA Sidoarjo meluluskan 19 siswa, 7 orang berijazah Negara dan sisanya berijazah lokal.

(61)

53

DELTA WIJAYA yang diketuai oleh Ibu Suwandi (Istri Bupati yang menjabat pada waktu itu). Yayasan tersebut bertugas mengurus status penegrian SKKA Sidoarjo. Dengan dibentuknya Yayasan Delta Wijaya, Panitia Pendirian SKKA pun dibubarkan. Tanggal 10 November 1977 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan SK Mendikbud RI Nomor : 0454/0/1977 tentang Surat Keputusan Penegerian SKKA Sidoarjo. Nama SKKA Sidoarjo juga berubah menjadi SKKA Negeri Sidoarjo. Sampai sekarang tanggal 10 November diperingati sebagai hari ulang tahun SMK Negeri 1 Buduran.

Perubahan nama yang pernah dialami SMK Negeri 1 Buduran sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam Departemen Pendidikan Nasional adalah :

 SKKA Sidoarjo (1974 s.d. 1977)

 SKKA Negeri Sidoarjo (1977 s.d. 1979)  SMKK Negeri Sidoarjo (1979 s.d. 1999)

 SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo (2000 s.d. sekarang)

(62)

54

Tahun 1989/1990. (Ciri khas dapat dilihat pada bentuk atap bangunan lama yang masih ada seperti Laboratorium Komputer – sanggar

busana dan ruang teori sebelah bakery - garment. Empat buah ruang teori sebelah selatan bagian bawah adalah bangunan lama yang telah

dirombak).

Tahun 1997/1998, (Bentuk bangunan awal hanya ruang tata busana, Laboratorium IPA, dapur dan restoran, ruang peragaan, termasuk yang

sekarang dialihfungsikan sebagai ruang praktik kecantikan dan restoran 2. Selanjutnya penyempurnaan fisik sekolah terus dilakukan, di antaranya

(63)

55

3. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Buduran Gambar 1.1

(64)

56

4. Visi, Misi dan Tujuan SMK Negeri 1 Buduran Visi :

Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang mampu menghasilkan tamatan profesional menguasai IPTEK dan IMTAQ, Berbudaya Lingkungan dan mampu melakukan pengelolaan, penyelamatan dan pelestarian lingkungan, mandiri, bersaing di dunia kerja tingkat Nasional maupun Internasional.

Misi :

1. Menyiapkan tamatan yang siap kerja dan produktif, yang dilandasi iman dan taqwa, berbudaya lingkungan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kejuruan yang adaptif, fleksibel, dan memperhatikan etika lingkungan berwawasan global. 3. Mengembangkan potensi sekolah yang bernuansa industri,

mampu mengelola lingkungan dan mampu bersaing di tingkat Nasional maupun Internasional.

4. Mengembangkan fungsi sekolah sebagai Pusat Pendidikan dan pelatihan Kejuruan Terpadu (PPKT) yang memberikan layanan prima kepada masyarakat.

(65)

57

6. Melakukan pembiasaan kepada seluruh warga sekolah Untuk melakukan upaya pengelolaan, penyelamatan dan pelestarian lingkungan dalam keseharian.

7. Mewujudkan lulusan yang mempunyai keterampilan sesuai dengan kompetensi keahliannya dan memiliki budaya lingkungan.

Tujuan :

1. Memberikan kompetensi dan keandalan yang melekat pada pribadi siswa dan tamatan sehingga mampu menjadi tenaga kerja terampil siap kerja, berwirausaha ataupun melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. 2. Membentuk tamatan yang memiliki karakteristik berakhlak mulia,

berfikir logis, mempunyai kemampuan untuk berkembang, dapat dipercaya seimbang dalam IMTAQ dan IPTEK.

3. Membentuk tamatan yang senantiasa menerapkan dan mengembangkan komitmen, cekatan, aktif, normatif, terampil, inovatif dan kreatif.

4. Meningkatkan status SMK Negeri 1 Buduran dari SMK berstandar Nasional menuju standar Internasional.

5. Menghasilkan lulusan yang mempunyai keterampilan sesuai dengan kompetensinya dan memiliki kemampuan melakukan pengelolaan, penyelamatan dan pelestarian lingkungan

(66)

58

5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK Negeri 1 Buduran

Setiap proses belajar mengajar tidak perna lepas dengan yang namanya pendidik, tenaga pendidik dan murid. Sehingga peneliti merasa perlu untuk memaparkan data pendidik dan tenaga pendidik di SMKN 1 Buduran, dari situ kita akan tau kualitas SDM yang ada di sekolah ini. Berikut data guru dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK Negeri 1 Buduran

Keadaan Guru S1 S2 Jumlah

Guru 77 16 93

6. Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Negeri 1 Buduran

Standar sarana prasana merupakan komponen yang sangat penting dan berperan aktif dalam pengembangan lembaga pendidikan, sebab sarana dan prasaran merupakan alat penunjang keberhasilan pendidikan .

Adapun sarana dan prasarana yang ada di SMKN 1 Buduran, antara lain :

Tabel 1.2

Keadaan Sarana dan Prasarana SMKN 1 Buduran

No. Jenis Ruang Jumlah Luas

(m2) Keadaan

1. Ruang Teori/Kelas 28 2.688 Baik

Gambar

Gambar 1.1  Struktur Organisasi SMKN 1 Buduran
Tabel 1.2 Keadaan Sarana dan Prasarana SMKN 1 Buduran
Tabel 1.3 Keadaan Siswa SMK Negeri 1 Buduran
Tabel 1.4 Rangkaian Kegiatan Audit Internal
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan identifikasi masalah, dapat dikemukakan bahwa produktivitas sekolah dipengaruhi sistem manajemen mutu dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Dengan

Dalam audit internal ini dilakukan pengecekan terhadap sistem manajemen perusahaan yang sedang diterapkan sekarang, lalu dibandingkan dengan persyaratan-persyaratan sistem

Berbeda lagi dengan penelitian di atas, penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2003) melakukan audit internal dengan membahas kesesuain sistem manajemen kualitas yang ada di

Analisis dan Perancangan Perangkat Lunak Pendukung Pengolahan Data Peningkatan Audit Internal SMM ISO 9001:2008 (Ria Uminarti, S.Kom ) 5 Metode perancangan dengan

The E-Internal Audit ISO 9001:2008 Based on Accreditation Form Assessment Matrix in Study Program for Effectiveness of

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perencanaan SMM diawali dengan membentuk komitmen seluruh warga sekolah dan tim inti, selanjutnya membangun SMM berupa

In other words, the aims of this research to identify and to evaluate the previous research about the QMS ISO 9001:2008 and the Internal Audit contribution against the organizational