• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak T2 942012072 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak T2 942012072 BAB II"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Kajian Teori

2.1.1 Pengelolaan Pembelajaran

Menurut Echols dan Hasan Shadily (2004: 1) manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola. Menurut Mulyono (2008: 35) manajemen adalah sebuah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi dengan memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Dale (dalam Pidarta, 2004: 2) menyata-kan manajemen berarti: (1) mengelola orang-orang, (2) pengambilan keputusan, (3) proses mengorganisasi dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang sudah ditentukan.

(2)

yang telah ditetapkan. Hal ini berarti bahwa manajer atau pemimpin organisasi berusaha agar tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat tercapai.

Berdasarkan hal di atas maka pengertian penge-lolaan mengandung unsur dan proses. Usaha ditun-jukkan oleh kemauan kepala sekolah, tenaga edukatif dan tenaga administratif yang terlibat, sedangkan proses ditunjukkan oleh jalannya usaha dalam rangka pencapaian tujuan di sekolah. Usaha dan proses tersebut berupa kegiatan-kegiatan pengelolaan, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Suryosubroto (2004: 33) mengabstrak-sikannya menjadi empat proses yaitu: planning, organizing, actuating, dan controling. Keempat proses tersebut lazim juga digambarkan dalam bentuk siklus, karena setelah langkah controlling, lazimnya dilanjut-kan dengan membuat planning (perencanaan) baru.

Hersey (dalam Pidarta, 2004: 13) memberikan penjelasan bahwa empat fungsi pengelolaan yakni merencanakan, mengorganisasi, memotivasi dan mengontrol. Menurut Suryobroto (2004: 35) pengelo-laan pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pemantauan.

(3)

pembela-jaran menjadi lebih efektif dan efisien. Sebagaimana dikemukakan oleh Dick and Carey (dalam Uno, 2008:1), bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Mulyono (2008: 25-27) proses pengelo-laan meliputi beberapa tahap sebagai berikut:

a. Perencanaan Pembelajaran

(4)

Perencanaan dalam penelitian ini adalah rang-kaian kegiatan yang dilakukan sekolah dalam penyu-sunan kegiatan pembelajaran IPS dengan mengguna-kan multimedia. Dalam hal ini kepala sekolah melibat-kan komite sekolah dalam penyusunan program dan komponen sekolah lainnya seperti guru. Dalam kegiat-an penyusunkegiat-an ini ada beberapa hal ykegiat-ang dipertim-bangkan sehingga diharapkan pelaksanaan pembela-jaran IPS berjalan efektif.

Langkah-langkah dalam perencanaan pembela-jaran IPS adalah menentukan tujuan yang harus dicapai, menentukan strategi untuk mencapai tujuan, memilih sumber daya yang mendukung, dan imple-mentasi setiap keputusan. Diharapkan dengan peren-canaan pembelajaran yang baik, maka akan meng-hasilkan PBM yang baik pula.

b. Pengorganisasian

(5)

Langkah kegiatan pengorganisasian dalam pene-litian ini diimplementasikan dalam bentuk pemberian tugas kepada guru, pengorganisasian materi pembela-jaran IPS, dan jadwal pelaksanaan kegiatan pem-belajaran IPS. Pengorganisasian tugas pengajar dan jadwal IPS dilakukan oleh sekolah. Sementara itu, pengorganisasian materi pembelajaran dilakukan oleh guru itu sendiri. Adapun hasil dari pengorganisasian ini berupa terlaksananya program oleh guru atau kepala sekolah sesuai dengan job description masing-masing.

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk mere-alisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Rencana yang telah disusun akan mempunyai nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan, setiap organisasi harus memiliki kekuat-an ykekuat-ang mkekuat-antap dkekuat-an meyakinkkekuat-an sebab jika tidak kuat, maka proses pendidikan yang diinginkan sulit terealisasi.

(6)

pembelajaran yang tepat, (3) penggunaan serta pera-gaan media pembelajaran oleh guru, (4) interaksi guru dengan siswa dalam proses pembelajaran IPS.

2.1.2 Pembelajaran Berbasis Multimedia

Kata Multimedia terdiri dari dua kata, yaitu multi yang berarti banyak, dan media yang berarti perantara. Menurut Djamarah dan Zain (2010: 121) multimedia berarti beberapa alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna menca-pai tujuan pengajaran. Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audio-visual, dimana penggunaan media ini juga harus disesuaikan dengan tujuan instruksional dan kompe-tensi guru.

(7)

Sebagaimana dikemukakan oleh Hasrul (2010) bahwa multimedia interaktif adalah sebuah teknologi baru dengan potensi yang sangat besar untuk mengu-bah cara belajar, cara untuk mendapatkan informasi dan cara untuk menghibur. Diskusi melalui multi-media interaktif merupakan cara baru untuk belajar yang paling populer dari multimedia pembelajaran. Penggunaan teknologi multimedia sebagai salah satu media pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk membantu mengatasi masalah belajar siswa, karena dengan menggunakan teknologi multimedia (seperti CD interaktif), siswa mampu untuk belajar mandiri, lebih mudah, nyaman, dan belajar sesuai dengan kemampuannya tanpa kendala eksternal.

Suyanto (dalam Ambarwati, 2010) menyatakan ada empat komponen penting multimedia:

(1) harus ada komputer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar, yang berinteraksi dengan pengguna, (2) harus ada link yang meng-hubungkan kita dengan informasi, (3) harus ada alat navigasi yang memandu pengguna menjelajah jaringan informasi, (4) multimedia menyediakan tempat kepada pengguna untuk mengumpulkan, memproses, mengomunikasikan informasi dan ide.

(8)

Elemen-elemen multimedia yang menggabung-kan beberapa komponen seperti warna, teks, animasi, gambar/grafik, suara dan video sangat menunjang dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda. Konsep multimedia menurut Mayer (2001) meliputi tiga level, yaitu: pertama, level teknis yang berkaitan dengan alat-alat teknik (alat-alat ini dapat dianggap sebagai kendaraan pengangkut tanda-tanda/signs); kedua, level semiotik yang berkaitan dengan bentuk tasi (yaitu teks, gambar atau grafik); bentuk represen-tasi ini dapat dianggap sebagai jenis tanda (type of signs); ketiga, level sensorik yaitu berkaitan dengan saluran sensorik yang berfungsi untuk menerima tanda (signs). Bila dalam suatu aplikasi multimedia, pemakai (user) diberikan suatu kemampuan untuk mengontrol elemen-elemen yang ada, maka multimedia tersebut dinamakan interactive multimedia (multimedia interaktif).

Belinda Soo-Phing Teoh and Tse Kian Neo (2007) dalam Interactive Multimedia Learning: Students’ Attitudes and Learning Impact In an Animation Course

mengemukakan bahwa “Interactivity makes the

(9)

pem-belajaran partisipasi dan melakukan, menonton tidak pasif atau hanya mendengarkan.

Pada dasarnya, pembelajaran diselenggarakan dengan harapan agar siswa mampu menangkap/me-nerima, memproses, menyimpan, serta mengeluarkan informasi yang telah diolahnya. Gardner (dalam Rahmat, 2008) mengemukakan bahwa kemampuan memproses informasi itu dalam bentuk tujuh kecer-dasan, yaitu: (1) logis-matematis, (2) spasial, (3) lingu-istik, (4) kinestetik-keparagaan, (5) musik, (6) inter-personal, dan (7) intrapersonal. Media yang dapat mengakomodir persyaratan-persyaratan tersebut ada-lah komputer. Komputer mampu menyajikan informasi yang dapat berbentuk video, audio, teks, grafik, dan animasi (simulasi).

(10)

juga memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

Multimedia dapat menyajikan sebuah tampilan berupa teks nonsekuensial, nonlinier, dan multidi-mensional secara interaktif. Visualisasi tersebut akan mempermudah dalam memilih, menyintesa dan meng-elaborasi pengetahuan yang ingin dipahami. Multi-media hanya salah satu sarana yang mempermudah proses belajar mengajar tetapi belum tentu sesuai untuk menyajikan semua pokok bahasan dalam proses belajar mengajar. Selain itu perbedaan indi-vidual siswa, sesuai dengan kecepatan dan kemam-puan belajarnya dapat dibantu dengan layanan program komputer yang disesuaikan dengan bahan ajar yang diperlukan serta komunikasi yang berlang-sung antara siswa dan komputer di bawah fasilitator guru diwujudkan dalam bentuk stimulus-resplons (Kusumah, 2003: 1).

Selanjutnya Jonassen (Chaerumman, 2004) ber-pendapat bahwa pembelajaran berbasis TIK (multi-media) dapat mendukung terjadinya proses belajar yang:

a. Active, yaitu memungkinkan siswa terlibat aktif dikarenakan proses belajar yang menarik dan bermakna;

(11)

c. Collaborative, yaitu memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau masyarakat untuk saling bekerja sama, berbagi ide, saran dan pengalaman;

d. Intentional, yaitu memungkinkan siswa untuk aktif dan antusias berusaha mencapai tujuan yang diinginkannya;

e. Conversational, yaitu memungkinkan siswa untuk melakukan proses sosial dan dialogis di mana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah;

f. Contextualized, yaitu memungkinkan siswa untuk melakukan proses belajar pada situasi yang bermakna (real-world); dan

g. Reflective, memungkinkan siswa untuk dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkannya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.

Dari uraian tersebut, multimedia memungkin-kan siswa untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan dan lainnya) serta secara tidak langsung telah mening-katkan keterampilan penggunaan TIK atau Information and Communication Technology Literacy (Fryer, 2001).

(12)

data yang akan diproses oleh CPU baik secara per-manen (ROM) maupun untuk sementara (RAM), dan ouput (misal layar monitor, printer atau plotter) (Azhar Arsyad, 2002:52). Komputer memiliki kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan berbagai peralatan lainnya, seperti CD player, video tape, dan audio tape. Di samping itu, komputer dapat merekam, menganalisis dan memberi reaksi kepada respon yang diambil oleh pemakai atau siswa (Arsyad, 2002: 52).

Pemanfaatan komputer untuk pendidikan yang dikenal sering dinamakan pengajaran dengan bantuan komputer (CAI) dikembangkan dalam beberapa format, antara lain tutorial, simulasi, permainan, dan discovery. Komputer telah pula digunakan untuk mengadministrasi tes dan pengelolaan sekolah (Arsyad, 2002: 52).

2.1.3 Penerapan Aplikasi Multimedia

Berbagai aplikasi multimedia dapat dilihat pada penjabaran berikut:

1. Aplikasi Presentasi

(13)

gunakan multimedia projector yang memiliki jang-kauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan kemampuan belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif maupun kinestetik.

Hal ini didukung oleh teknologi perangkat keras yang berkembang cukup lama, dan telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presen-tasi. Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya. Penggunaan perangkat lunak perancang presentasi seperti Microsoft power point yang dikem-bangkan oleh Microsoft incCorel presentation yang dikembangkan oleh Coral inc” hingga perkembangan terbaru perangkat lunak yang dikembangkan Macromedia inc, yang mengembangkan banyak sekali jenis perangkat lunak untuk mendukung kepentingan tersebut.

(14)

audio serta perkembangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteris-tik audience. Tentu saja hal ini menyebabkan peru-bahan besar pada trend metode presentasi saat ini, dan dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Pengolahan bahan presentasi dengan menggu-nakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk multimedia projector (seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti over head projector (OHP) dan film slides projector yang sudah lebih dahulu diproduksi. Sehingga lembaga atau instansi yang belum memiliki perangkat alat presen-tasi digital akan tetapi telah memiliki kedua alat tersebut, dapat memanfaatkan pengolahan bahan presentasi melalui komputer secara maksimal. Dalam sudut pandang proses pembelajaran, presentasi merupakan salah satu metode pernbelajaran.

2. Computer Based Training (CBT )

(15)

Dengan cara seperti ini, tidak hanya tata cara mem-besihkan busi yang dapat divisualisasikan, tetapi bunyi percikan api ketika busi dites juga diper-dengarkan.

3. Aplikasi Hiburan

Multimedia digunakan dalam program-program permainan untuk membentuk suasana yang lebih menarik dan interaktif.

4. Aplikasi Pendidikan

Multimedia digunakan memvisualisasikan pela-jaran-pelajaran yang sulit diterangkan (misalnya fisika, kimia dan matematika) dengan cara konven-sional.

5. Aplikasi Penyajian Informasi

Multimedia dapat dipakai untuk membentuk ensiklopedia atau kamus yang melibatkan teks, gambar, dan suara. Selain itu, multimedia juga memungkinkan penerbitan elektronis, baik dalam bentuk buku elektronis maupun koran elektronis.

6. Aplikasi Interaktif

(16)

CD interaktif dapat digunakan pada pembelajar-an di sekolah sebab cukup efektif meningkatkpembelajar-an hasil belajar siswa terutama komputer. Terdapat dua istilah dalam perkembangan CD interaktif ini yaitu Computer Based Instructuion (CBI) dan Computer Assisted Instructuion (CAI) Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multi media terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis. Adapun beberapa model multimedia interaktif di antaranya model drill, model tutorial, model simulasi, model games.

7. Aplikasi Telekonferensi

Multimedia digunakan untuk bertemu muka dan bercakap-cakap melalui kamera kecil yang dihubung-kan ke masing-masing komputer pemakai. Bekerja dalam Pembelajaran Multimedia, Alessi dan Trollip menggambarkan bagaimana lingkungan belajar efektif yang dirancang (termasuk lingkungan belajar multi-media) mencakup empat elemen: (a) Penyajian informasi; (b) Bimbingan mengenai bagaimana untuk melanjutkan; (c) Praktik untuk kelancaran dan retensi; (d) Penilaian untuk menentukan kebutuhan untuk perbaikan dan langkah berikutnya.

(17)

mengga-bungkan media sehingga potensi belajar lebih besar dan lebih efektif daripada menggunakan elemen tunggal saja.

Pada umumnya tipe penyajian yang banyak

digunakan adalah “tutorial”. Tutorial ini membimbing siswa secara tuntas menguasai materi dengan cepat dan menarik. Setiap siswa cenderung memiliki perbe-daan penguasaan materi tergantung dari kemampuan yang dimilikinya. Penggunaan tutorial melalui CD interaktif lebih efektif untuk mengajarkan penguasaan Software kepada siswa dibandingkan dengan menga-jarkan hardware. Misalnya tutorial Microsoft Office Word, Access, Excel, dan Power Point. Kelebihan lain dari CD interaktif ini adalah siswa dapat belajar secara mandiri, tidak harus tergantung kepada guru/instruk-tur.

8. Video Pembelajaran

(18)

9. Internet

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajar-an mengkondisikpembelajar-an siswa untuk belajar secara mpembelajar-an- man-diri. “Through independent study, students become

doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpus-takaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al., 1995). Informasi yang diberikan server-computers itu dapat berasal dari commercial businesses (.com), goverment services (.gov), nonprofit organizations (org), educational institutions (.edu), atau artistic and cultural groups (arts).

2.1.4 Keuntungan Menggunakan Multimedia Pem-belajaran

(19)

menvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensional.

2.2

Penelitian Relevan

Untuk melengkapi penelitian ini, peneliti meng-gunakan acuan dari beberapa penelitian terdahulu yang sejenis. Penelitian terdahulu ini dimaksudkan untuk membandingkan (mengcompare) dengan peneli-tian ini. Adapun penelipeneli-tian relevan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

Nur Sri Pujirahayu (2011). “Pengelolaan Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Pendekatan Lingkungan (Studi Kualitatif di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang”. Hasil pene-litian menunjukkan:

1. Langkah-langkah yang dilakukan dalam peren-canaan pembelajaran IPS dengan mengguna-kan pendekatan lingkungan meliputi: (a) me-nentukan tema atau materi pembelajaran, (b) menentukan objek lingkungan sesuai dengan tema, (c) menentukan waktu pembela-jaran pembelapembela-jaran, (d) pembagian kelompok, (e) menyusun panduan tugas kelompok, (f) membuat komponen penilaian, dan (g)

(20)

2. Interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran terjalin selama kegiatan belajar mengajar ber-langsung. Interaksi terjalin dalam bentuk ko-munikasi dua arah, baik pada saat penjelasan materi pembelajaran, pemberian pertanyaan, pelaksanaan diskusi, pelaksanaan observasi, dan pelaksanaan pos tes. Siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru tetapi juga dengan siswa lain dalam satu kelompok dan berinter-aksi pula dengan kelompok lain dalam diskusi kelas. Dengan pendekatan lingkungan, siswa juga berinteraksi dengan lingkungan yang dija-dikan sebagai sumber belajar;

3. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan alat penilaian berupa tes dan non tes. Bentuk tes diberikan melalui pembe-rian soal essay dan untuk non tes dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap kemampuan efektif siswa dalam pembelajaran. Evaluasi pembelajaran disusun sesuai dengan metode dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran.

Muhammad Fariz Ibnu Hata (2011), dalam

penelitian yang berjudul “Pengelolaan Kelas Dalam

Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII MTs Al

Ma’arif 01 Singosari Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan kelas memang dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran IPS Terpadu di

MTs Al Ma’arif 01 Singosari Malang” dan setiap guru

(21)

2.3

Kerangka Pikir

Untuk mendapatkan prestasi belajar siswa yang baik, khususnya mata pelajaran IPS, perlu adanya konsep pembelajaran yang sesuai sehingga pelaksa-naan pembelajaran berjalan baik dan tercapai tujuan pembelajaran. Harapan dari proses pembelajaran yang baik adalah terwujudnya prestasi belajar siswa yang optimal.

Pada proses belajar mengajar seorang guru memiliki posisi penting kaitannya sebagai pemimpin pembelajaran, fasilitator, informator maupun pengelola pembelajaran. Salah satu yang perlu dicermati adalah kemampuan seorang guru dalam memilih media pembelajaran yang tepat. Dari berbagai macam model pembelajaran, pembelajaran multimedia merupakan salah satu model pembelajaran yang cukup baik sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif, efisien dan menyenangkan.

Implementasi multimedia ini dimaksudkan agar siswa mampu memahami materi pelajaran secara detail. Hal ini diasumsikan karena guru bisa menyam-paikan materi pelajaran dengan adanya bantuan media yang sesuai. Siswa juga bisa memahami teori pelajaran dengan adanya bantuan media yang diguna-kan oleh guru secara maksimal.

(22)

evaluasi. Selain itu seorang guru harus bisa mensikapi adanya faktor pendukung dan penghambat dengan maksimal. Jika keempat sub ini bisa dilaksanakan oleh guru dengan maksimal, maka diasumsikan hasil belajar IPS dengan menggunakan multimedia menjadi optimal. Hal ini bisa dilihat sebagaimana skema gambar berikut.

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Penelitian Faktor yang

mendukung

Pelaksanaan Pembelajaran

IPS Berbasis Multimedia

Evaluasi Pembelajaran

IPS Berbasis Multimedia Perencanaan

Pembelajaran IPS Berbasis Multimedia

Faktor penghambat

Hasil Pembelajaran IPS

Gambar

gambar berikut.

Referensi

Dokumen terkait

(5) Setelah mengadakan penelitian yang cukup mengenai bidang usaha yang terbuka dan ketentuan-ketentuan lain yang bersangkutan, calon penanam modal mengajukan permohonan

(2) Eternit menggunakan bahan serat ampas tebu giling manual dan serat ampas tebu giling pabrik dapat menghasilkan kualitas eternit yang baik, ditinjau dari

Pewarna alami dengan uji kelunturan sinar matahari dengan pencucian sabun mendapatkan nilai 4 (baik) dan nilai 5 (baik sekali), sedangkan pewarna sintetis menunjukan nilai

5.15 Hasil Analisis Chi-square Tingkat Pendapatan Konsumen Terhadap Jumlah Pembelian Tapai Bondowoso.

Language Development and Services Centre Yogyakarta State University.

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran, Kami Pokja I pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat Daerah Kampar mengundang Saudara untuk dapat menghadiri Klarifikasi dan

Bahwa dalam rangka menindak lanjuti pasal 8 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Pelaksanaan Anggaran dan

[r]