• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 132010105 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 132010105 BAB III"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penilitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut

Azwar (2012) Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan

menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada

satu atau lebih variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien

korelasi.

3.2. Varibel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yang terdiri dari variablebebas

danvariabelterikat. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas menurut Sugiyono (2012). Dalam penelitian

ini variabel bebas (X) adalah Pendidikan Seks, sedangkan variabel terikat (Y)

adalah Perilaku Seks Bebas. Hubungan antara variabel digambarkan pada tabel

dibawah ini :

Pendidikan seks (X)

(2)

2 3.3.1. Pendidikan Seks

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan seks adalah membimbing atau

menjelaskan tentang fungsi organ seksual baik bagi laki-laki dan perempuan baik

dari lingkup sekolah keluarga maupun masyarakat, agar remaja tidak memiliki

kesalah pahaman mengenai seks sehingga tidak berakibat pada perilaku yang

tidak diinginkan.

3.3.2. Perilaku Seks Bebas

Dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku seks bebas adalah segala aktifitas

individu terhadap perilaku dan aktifitas fisik seseorang untuk memenuhi hasrat

seksual dengan menggunakan tubuh yang dilakukan sendiri maupun melibatkan

orang lain di luar ikatan pernikahan.

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1.Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012).

Populasi dalam penelitian ini adalah 288 siswa, yang terdiri dari delapan

kelas XI TSM 1, kelas XI TSM 2, kelas XI TKR 1, kelas TKR 2, kelas XI TKJ 1,

kelas XI TKJ 2,kelas TMM 1, dan kels XI TMM 2. Adapun tabelnya sebagai

(3)

3 Tabel 3.1

Populasi Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Wonosegoro

Kelas Jumlah

XI TSM 1 36 siswa

XI TSM2 37 siswa

XI TKR 1 38 siswa

XI TKR2 36 Siswa

XI TKJ1 35 Siswa

X1 TKJ 2 35 Siswa

X1 TMM 1 36 Siswa

X1 TMM 2 35 Siswa

Total 288 siswa

3.4.2.Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel diambil bila kita merasa tidak mampu meneliti seluruh

populasi. Syarat utama sampel ialah harus mewakili populasi (Sugiyono,2012).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak

tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Menurut

Isaac dan Michael (dalam Sugiyono, 2012) penentuan jumlah sampel dari

populasi menggunakan taraf kesalahan 1%, 5%, 10%. Dalam penenlitian ini

penulis menggunakan taraf kesalahan 5%.

Tabel 3.2

Ukuran Sampel

N SAMPEL

1% 5% 10%

(4)

4 3.5.1. Pendidikan Seks

Setelah populasi diketahui, tahap selanjutnya adalah menentukan metode

pengumpulan data, pengumpulan data ini adalah dengan cara membagikan angket

kepada siswa XI SMK Negeri 1 Wonosegoro.

Variabel pendidikan seks dalam penelitian ini diukur menggunakan angket

yang mengadopsi dan memodifikasi dari Yudo Saputro (2006) berdasarkan teori

dari Rahman dan Fachrudin (2000) yang terdiri dari 30 item pertanyaan. Prosedur

pengisian angket pendidikan seks sangat mudah dan sederhana, responden hanya

memilih jawaban “Ya”, “Tidak”, terhadap item-item yang tercantum pada angket

pendidikan seks dijawab sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Cara

pemakaiannya dengan memberikan skor 2 untuk jawaban “Ya”, skor 1 untuk

jawaban “Tidak”. Kisi kisi angket pendidikan seks dapat lebih jelas dilihat sebagai

(5)

5 Tabel 3.3

Kisi-Kisi Angket Pendidikan Seks

Aspek Indikator No item

Harapan Orang Tua Penjelasan tentang hubungan seks 1 Penjelasan tentang jenis kelamin 2 Penerapan hubungan sekssetelah

menikah 3

Penjelasan manusia lahir 4

Penjelasan penyimpangan seks 5

Membimbing pada saat menonton

televisi 6

Harapan Sekolah

Pemberian informasi seks dalam mata

pelajaran; agama, olah

raga,perkembangan mahluk hidup, IPS, IPA, bimbingan konseling, OSIS, kepramukaan dan kegiatan seminardan diskusi

7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15

Harapan

Masyarakat sekitar

Penjelasan tentang seksualitas 16 penjelasan dampak positif/ negatif

hubungan seks 17

Penjelasan informasi

seksualitasmengenai masalah reproduksi,jenis kelamin, penyimpangan seks.

18

Penjelasan dari LSM (Lembaga Suadaya

Mayarakat) mengenaiinformasi seks 19 Masyarakat ikut andil dalam

memberikanpenjelasan mengenai buku porno, film porno, internet, tokoh agama, KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia), ahli kesehatan.

20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,

29, 30

Jumlah 30

3.5.2. Perilaku Seks Bebas

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang disusun

oleh Hudson (dalam walmyr.com, 2003). Angket ini bertujuan untuk mengetahui

perilaku seks bebas. Angket terdiri dari 30 pernyataan, yang terdiri dari 13

(6)

6 favoureble 2 untuk jawaban “Ya” dan 1 untuk jawaban “Tidak”, Sedangkan untuk

item unfavourable 1 untuk jawaban “Ya” dan 2 untuk jawaban “Tidak”,

Tabel 3.4

Kisi-kisi Angket Perilaku Seks Bebas

No Aspek Indikator Favourable Unfavourable Jumlah

1 Aspek Biologis

1) Pemakaianalatkontras epsidalamhubungan seks bebas

2) Ciuman dalam hubungan seks bebas

12, 13, 18

4,9,30

3

3

2 Aspek Psikologis

1) Hubungan seks bebas dianggap

sebagaiperwujudan

cinta yang

sesungguhnya

2) Hubungan seks bebas dianggap dapat memuaskan pribadi 3) Hubungan seks sebagai

alat untuk mempererat suatu hubungan

4) Hubungan seks dengan bergonta ganti pasangan

11, 17, 19,23, 25 20 8 7 1, 26 3, 29 6 2 2 2 3 Aspek

Moral

Hubungan seks bebas merupakan hal tidak wajar, tidak boleh, tidak normal, dan tidak baik untuk dilakukan

6, 24 2, 5, 10, 14, 15, 16

8

4 Aspek Sosial

1) Penyaluran seksual remaja yang semakin bebas

2) Seks bebas merupakan tanda social yang buruk

22, 28

21, 27 2

2

Jumlah 13 17 30

(7)

7 Peneliti melakukan uji instrumen angket pendidikan seks dan perilaku seks

bebas kepada 30 siswa kelas XI SMK Negeri 1 Wonosegoro. Uji instrumen

dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tersebut.

3.6.1. Uji Tingkat Kesahihan (Validitas)

Azwar (2011) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukuranya.

Kriteria untuk menentukan validitas item menurut Ali (1984).

0,00-0,20 : tidak ada validitas

0,21-0,40 : validitas rendah

0,41-0,60 : validitas sedang

0,61-0,80 : validitas tinggi

0,81-1,00 : validitas sempurna.

3.6.2.Uji Reliabilitas atau Keandalan

Selain valid, syarat alat ukur yang baik adalah reliabel. Menurut Azwar

(2012) reliabelitas berasal dari kata reliability yang mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kesetabilan, konsistensi, dan

sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah

sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pernyataan ini mengandung

arti bahwa hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil relatif sama

(8)

8 Mallery (1995) sebagai berikut :

1. α > 0,9 : Excellent (sangat bagus)

2. 0,8 ≤ α ≤ 0,9 : Good (bagus)

3. 0,7 ≤ α ≤ 0,8 : Acceptable (dapat diterima)

4. 0,6 ≤ α ≤ 0,7 : Questionable (meragukan)

5. 0,5 ≤ α ≤ 0,6 : Poor (buruk)

6. α < 0,5 : Unacceptable (tidak dapat diterima)

Setelah dilakukan uji validitas instrumen, maka dapat diketahui reabilitas

pendidikan seks sebagai berikut:

Tabel 3.5

Reliabilitas Angket Pendidikan Seks

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.898 30

Dengan menggunakan program SPSS for window versi 16.0, maka dapat

diketahui reliabilitas instrumen angket pendidikan seks.Setelah dilakukan

pengujian reliabilitas dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah N 30,

diperoleh koefisien Alpha crobach’sα = 0,898

Sementara itu uji reliabilitas juga dilakukan pada angket perilaku seks

(9)

9 Tabel 3.6

Reliabilitas Angket Perilaku Seks Bebas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.874 30

Dengan menggunakan program SPSS for window versi 16.0, maka dapat

diketahui reliabilitas instrumen angket pendidikan seks.Setelah dilakukan

pengujian reliabilitas dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah N 30,

diperoleh koefisien Alpha crobach’sα = 0,874.

3.7. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data

dengan menggunakan teknik pengukuran statistik. Untuk memperoleh gambaran

mengenai hubungan antara pendidikan seks dengan perilaku seks bebas, akan

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Perilaku Seks Bebas
Tabel 3.5 Reliabilitas Angket Pendidikan Seks
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pada hasil akhir didapatkan bahwa variabel yang berhubungan secara bermakna adalah tekanan intraoku- lar (data kontinu dengan PR = 1,01; 95% CI = 1,01- 1,02), jenis glaukoma,

Pengurusan Aset Alih di Pusat Tanggungjawab (PTJ) dikawalselia oleh Pegawai Aset yang telah dilantik yang bertanggungjawab sepenuhnya untuk menguruskan penerimaan,

Koreografi Nyerok Nanggok merupakan bentuk pengulangan dari ekspresi masyarakat Desa Kemiri (sebuah desa yang masih termasuk dalam kawasan wilayah Kabupaten Belitung) pada

Adapun hasil perhitungan jarak kedekatan relatif menggunakan metode Fuzzy TOPSIS menunjukkan bahwa alternatif strategi yang tepat digunakan oleh Hotel TRK adalah

Usaha yang dilakukan koperasi bertujuan membantu dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya, sedangkan usaha yang dilakukan badan usaha lainnya lebih mementingkan usahab. yang

Siswa menanyakan penjelasan guru dan materi yang belum di pahami tentang kosakata yang berkaitan dengan Strong State Prosperous Society, kemudian guru menjawab

Berdasarkan hal tersebut, dapat diasumsikan bahwa pada masa pemerintahan Raja Marakata sudah terdapat beberapa bangunan pertapaan, kemudian ditugaskan seorang samgat pada

Permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini adalah belum banyaknya penelitian yang berkaitan dengan respon fisiologis domba lokal yang diberi pakan Indigofera sp