• Tidak ada hasil yang ditemukan

FENOMENA HALLYU DALAM PEMBENTUKAN TREN REMAJA (Studi kasus pada Sone penggemar Girl Band Korea “Girls Generation” di Han-Guk Aein Community) - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "FENOMENA HALLYU DALAM PEMBENTUKAN TREN REMAJA (Studi kasus pada Sone penggemar Girl Band Korea “Girls Generation” di Han-Guk Aein Community) - FISIP Untirta Repository"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan sebagai S Komunikasi pada

M

PROGR

FAKULTA

UNIVER

SKRIPSI

gai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar S pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Kom

Disusun Oleh :

Muhammad Auliya Ul Ikhwan

NIM. 082099

KONSENTRASI HUMAS

OGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

LTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLI

ERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYA

BANTEN

2014

r Sarjana Ilmu u Komunikasi

ASI

OLITIK

(2)
(3)
(4)
(5)

Skripsi ini kupersembahkan tulus untuk Bapak dan Ibu

Terima kasih atas doa, kesabaran dan ketulusan tiada henti

(6)

Muhammad Auliya Ul Ikhwan, 082099. 2014. Tim Pembimbing : Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si. selaku dosen pembimbing pertama dan Andin Nesia, S.ik., M.Ikom.. selaku dosen pembimbing kedua. Judul penelitian : Fenomena Hallyu dalam Pembentukan Tren Remaja (Studi Kasus pada SONE Penggemar Girl Band KoreaGirls’ Generation di Han-guk AeinCommunity)”.

Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana fenomena Hallyu dalam pembentukan tren remaja, mulai dari awal diperkenalkan hingga membentuk trend remaja. Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana proses mengadopsi trend remaja khususnyaSone di komunitasHan Guk Aein dan bagaimana proses interaksi terhadap komunitas lainnya. Penelitian ini menggunakan teori Asimilasi dan teori Penyusunan Tindakan.

Penelitian ini menggunakan metode dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Peneliti mengumpulkan data dengan wawancara, dan observasi. Obyek penelitian ini adalah karena memenuhi kriteria sebagai informan yaitu memahami tentang fenomena hallyusecara mendalam. Dalam penelitian ini, peneliti berhasil mendapatkan data dan informasi tentang bagaimana proses mengadopsi trend remaja khususnya Sone di komunitas Han Guk Aein dan bagaimana proses interaksi terhadap komunitas lainnya.

(7)
(8)

second conselor lecturer. The research title : Hallyu Phenomenon in The

Formation of Trend of Youth (Case Study on SONE Korean Girls Band Fans of

Girls Generation on Han-guk Aein Community)”.

This study to determine how the Hallyu phenomenon in the formation of teen

trends, ranging from early teens are introduced to form the trend. In this study,

the focus of research is the process of how teenager adopting a trend, especially

Sone at Han Guk Aein community and how the interaction of the other

community. This study using both of the assimilation theory and Diffusion of

Innovations theory.

This study uses a qualitative descriptive approach. Researchers collected data

through interviews and observation. Object of this study is due to meet the criteria

as an informant is understood about the hallyu phenomenon in depth. In this

study, researchers managed to obtain data and information on how the process of

adopting a trend, especially Sone at Han Guk Aein community and how the

(9)

done using social media. The pattern of interaction performed by the command of

(10)

i

kehadirat Allah SWT., Tuhan semesta a sayang kepada peneliti, sehingga dapa tmenyele

NOMENA HALLYU DALAM PEMBEN

I KASUS PADA SONE PENGGEMAR

ENERATIONDI HAN-GUK AEIN COMMU

sempurna didunia ini, Karena kesempurnaan h nelit imengharapkan kritik maupun saran dem gar penelitian ini berguna bagi peneliti khususn

ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada memotivasi peneliti.Untuk itu peneliti ing besar-besarnya kepada :

oleh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universi nten.

jafari, M.Si, selaku dekan FISIP Universit nten.

h, S.Sos.,M.Si, selaku ketua prodi ilmu komuni I skripsi yang membantu memberikan araha

lesaikan skripsi ini..

a, S.ik.,M.Ikom.selaku dosen pembimbing I yak terima kasih atas masukan dan arahan ya lesaikan skripsi.

Jaiz, S.sosM.Pd ,selaku dosen pembimbing h, terimakasih atas segala nasihat dan motivasin

nia, S.Ip, M.Si, ,selaku dosen pembimbing penul atas segala nasihat dan motivasinya.

uman, M.Si, selaku dosen pembimbing penul atas segala nasihat dan motivasinya.

(11)

ii banyak member ilmu

10. Seluruh dosen FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah memberikan pengajaran dan pendidikan selama penulis menuntut ilmu.

11. Seluruh staf administrasi dan pegawai FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah membantu kelancaran administrasi penulis selama masa kuliah.

12. Bambang Rahayu Bawiyono Bapak dan Lestari Iriswati Ibu tercinta, yang telah mencurahkan kasih saying tiada henti, dorongan, kesabaran serta doa tulus demi keberhasilan penulis selama ini.

13. Adik-adik tersayang, Muhammad faris afif, Nur Sabrina, Sumayah terimakasih semangatnya lewat canda tawa bersama penulis.

14. Keluarga besar subowosardjono Kartoharsono danDjuhari Sastrosudjono yang turut memberikan doa dan semangat bagi keberhasilan penulis.

15. Charina Putrinda W . terimasih atas dukungannya, semangat 16. Anakanakku di RP, terima kasih atas dukungannya.

17. Komunitas Han-gukAein , Hegar, Ria, Siti Mamnuah dan Tamimi Terima kasih atas bantuannya dan lingkungan yang sangat menyenangkan.

18. Teman-Teman kosan. Auliya, Argan, Adi, Nizar Oka, dan Wisnu makasih atas bantuannya, semangat dan motivasinya.

19. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan perhatian dan semangat AdiPrayoga, Semi, Noval, Helena, Vincent, Dhina, Tb ugi, Bundaindra, dudung, Sena, Afif, Adi Kornel, Farah, Anas, Toge, Nanda, Niar, danKinkin semoga perjuangan kita membawa kita menuju kesuksesan. .

20. Adik-adik Komunikasi Angkatan 2009, 2010 dan 2011. Terima kasih untuk dukungan dan doanya. Semoga lancar kuliahnya

21. Crew Tirta FM, dan Crew Untirta TV, yang banyak memberikan penulis banyak Ilmu,

(12)

iii

ucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan siapa saja yang membaca.

WassalamualaikumWr. Wb

Serang, 11 Februari 2014

(13)

iv

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK

ABSTRACT

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iv

DaftarGambar... vii

DaftarTabel ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ...8

1.3. Identifikasi Masalah ...8

1.4. Tujuan Penelitian ...8

1.5. Manfaat Penelitian ...9

BAB II DESKRIPSI TEORI 2.1. Komunikasi ... 10

2.1.1 Ilmu Komunikasi ... 10

2.2. Budaya ... 13

2.2.1 Wujud Kebudayaan ... 14

(14)

v

2.5.1 SejarahHallyu... 20

2.5.2 PengertianK-Pop... 21

2.6 PengertianSone... 22

2.7 PengertianHan Guk Aien... 22

2.8 Komunikasi Organisasi ... 22

2.8.1 Aktivitas komunikasi Organisasi ... 26

2.8.2 Ruang Lingkup Komunikasi Organisasi ... 28

2.9.1 Pola Pola komunikasi Organisasi... 30

2.9 Teori ... 35

2.9.1 TeoriAsimilasi... 35

2.8.1.1Tingkatan Proses Asimilasi ... 37

2.9.2 Teori Penyusunan Tindakan ... 39

2.10 Kerangka Berfikir ... 41

2.11 Penelitian Sebelumnya... 45

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 48

3.2. Paradigma Penelitian ...49

3.3. Teknik Pengumpulan Data...51

3.4. Informan...53

3.5. Analisis Data ...56

3.6 Fokus Penelitian...59

(15)

vi

4.1.2 SejarahSNSDDanSone...65

4.2. Deskripsi Data ...70

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian...73

4.3.1 Proses Mengikuti Trend ... ...75

4.3.2 Trend Yang Diikuti ... ... 78

4.3.2.1Feshion Mode Yang Di ikuti... 81

4.3.2.2Bahasa Yang Di ikuti.... ...83

4.3.3 Proses Interaksi Angota ... 88

4.4 Pembentukan Trend Remaja ... ... 90

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ...92

5.2. Saran ...94

DAFTAR PUSTAKA...95 LAMPIRAN

(16)

vii

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 44

Gambar 4.1 LogoHanguk Aein Community(HAC) ... 63

Gambar 4.2 Bagan Struktur Organisasi HAC ... 64

(17)

viii

(18)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Budaya berkaitan dengan cara hidup manusia. Manusia belajar berpikir, merasa, memercayai, dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasan makan, praktik komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik, serta teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola budaya.

Ada orang yang berbicara bahasa Tagalog, memakan ular, menghindari minuman keras yang terbuat dari anggur, menguburkan orang yang mati, berbicara melalui telepon, atau meluncurkan roket ke bulan, itu semua karena mereka telah dilahirkan atau sekurang-kurangnya mereka dibesarkan dalam suatu budaya berbeda yang mengandung unsur-unsur tersebut. Apa yang orang-orang lakukan, bagaimana orang bertindak, bagaimana mereka hidup, dan berkomunikasi, merupakan respons-respons terhadap dan fungsi-fungsi dari budaya mereka.1

Fenomenagirlband Korea pada saat ini merupakan refleksi dari budaya Barat atauWesternyang kental dengan nuansa musik yangeasy listeningdan koreografi yang memukau. Dimulai dari New Kids on The Block (NKOTB) yangboomingdi era 1986. NKOTB merupakan pelopor boy bandyang pada akhirnya melejit saat

1

(19)

itu. Kemashyuran boy band diikuti pula dengan suksesnya girl band Spice Girl yang populer di masanya. Setelah era boy banddan girl bandpadam di Amerika dan Eropa menjelang tahun 2000-an, pada akhirnya Korea lah yang mengadposi tema pria-pria tampan dan perempuan-perempuan cantik nan seksi yang bernyanyi dan menari dalam sebuah grup musik. Saat ini, fenomena dari Korea tersebut dikenal dengan gelombang K-Pop atauKorean Wave.

HallyuatauKorean Wave(Gelombang Korea) adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia. Umumnya Hallyu memicu banyak orang di negara tersebut untuk mempelajari bahasa Korea dan kebudayaan Korea.

Kegemaran akan budaya pop Korea dimulai di Republik Rakyat Cina dan Asia Tenggara mulai akhir 1990-an. IstilahHanliu( 韓 流 , bahasa

Korea:한류;Hallyu) diadopsi oleh media Cina setelah album musik pop Korea, HOT, dirilis di Cina.

(20)

elektronik, musik, dan film. Fenomena ini turut mempromosikan bahasa Korea dan budaya Korea.2

Fenomena Hallyu ini mulai menerpa Indonesia pada tahun 2002 dengan

booming-nya drama seri Korea seperti Endless Love. Merebaknya Hallyu di negara-negara Asia Timur dan beberapa negara Asia Tenggara termasuk Indonesia telah menunjukkan adanya aliran budaya dari Korea ke negara-negara tetangganya. Terlepas dari dampak panjang yang akan terus berlanjut, Hallyu

memang suatu fenomena tersendiri dalam dunia industri hiburan modern Korea. Dalam situasi dunia di mana pertukaran informasi terjadi hampir tanpa halangan apa pun, Korea telah menjejakkan pengaruhnya di kawasan Asia.3

Sejarah K-Pop dimulai dengan munculnya boy bandyang beranggotakan tiga orang seperti: Seo Taiji dan Boyspada tahun 1992, dan beberapa nama boy band

maupun girl band yang sedang naik daun saat ini, antara lain TVXQ, Se7en, Lee Hyori, Shinhwa, Wonder Girls, Epic High, Super Junior, Big Bang, SS501,

sampaiGirls’ Generation.

Daya tarik K-Popini dapat ditemukan dalam lagu, tarian, dan efek panggung yang besar, serta tempo cepat ala pop Korea dicampur dengan irama Asia yang sangat menarik untuk remaja muda di Cina, Jepang, Taiwan, Hong Kong, dan bagian lain dari Asia yang lain termasuk Indonesia.

2

file:///K:/SuperShining-Infinity%5E%5E%20-%20Hallyu%20Wave.htm. (diunduh 25-04-2012, jam 04.41)

3

(21)

Jika beberapa waktu silam, media dipenuhi dengan boy band dari negara-negara barat. Sebenarnya variasi musik memiliki beberapa alternatif seperti lagu Mandarin, J-Pop, I-Pop, J-Rock, Country, Dangdut, dan lainya. Saat ini musik populer Korea mengisi beberapa tangga lagu di acara-acara musik remaja.

Pada awalnya, sebagian besar para penggemar musik populer Korea ini mendengar soundtrack drama seri Korea yang ditayangkan di televisi. Darisoundtrack-soundtrack ini mereka mulai mencari siapa yang menyanyikannya dan segala informasi tentang lagu tersebut.4

Penggemar K-pop didominasi oleh para pemuda atau remaja. Masa remaja adalah masa transisi (peralihan) dari masa anak-anak menuju masa dewasa atau masa mencari jati diri, maka remaja merasa tertantang dan tertarik untuk membuktikan intelektualnya. Seharusnya dalam menyikapi budaya-budaya global terutama Hallyu, remaja Indonesia dapat menarik keberadaan budaya Korea secara bijak. Walaupun memang harus diakui bahwa budaya Korea benar-benar merajai industri hiburan di dunia saat ini.

Pergeseran nilai pun terjadi pada remaja di Indonesia. Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat.5 Pergeseran nilai pada remaja Indonesia ditunjukan dengan keinginan mereka menjadi anggota boy band atau

4

Korea.net,Exploring Korea. 2012. http://www.korea.net/detail.do?guid=28234 (diunduh tanggal 12-01-2012 , jam 21.15)

5

(22)

girl band, tata cara makan yang tadinya di Indonesiamemakai sendok, tetapi sekarang menggunakan sumpit.

Sebisa mungkin, semestinya dalam hal ini memang harus ada yang dapat menggerakan kecintaan remaja Indonesia pada budaya bangsa sendiri. Meskipun terdapat trenKorean Wave, namun jangan sampai melupakan kearifan lokal milik daerah setempat. Sebab, pembentukan identitas diri anak bangsa dimulai dari rasa cinta akan budaya tanah airnya sendiri.

Hallyu memang sangat berpengaruh terhadap sistem sosial masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Setuju atau tidak, proses akulturasi budaya memang sedang terjadi dewasa ini. Remaja sangat gandrung dengan ‘dewa-dewi’ baru pujaan mereka dalam bentuk yang sangat nyata, yakniboy band

dan girl band. Segala hal yang mereka kenakan dan mereka lakukan akan ditiru dan dielu-elukan.

Idealnya budaya Indonesia harus dipertahankan dengan cara mempelajari, mengembangkan, dan mempromosikan budaya tersebut. Mempelajari budaya mulai dari bahasa daerah, kesenianya, dan lain sebagainya. Mengembangkan budayanya dengan cara membuat inovasi-inovasi baru tanpa menghilangkan nilai budaya Indonesia-nya. Mempromosikan budayanya dengan menyebarluaskannya melalui media massa.

(23)

untuk menyampaikan pesan, yaitu lewat syair lagu dan nada-nadanya. Komunikator pada musik adalah penyanyi atau pemain musik, sedangkan komunikannya adalah pendengar musik tersebut. Kita sudah sering mendengar ungkapan, musik adalah bahasa dunia (universal).

Dengan adanya pengaruh komunikasi media massa yang terlalu berlebihan, maka gaya dan trenjuga sangat berpengaruh terhadap remaja masa kini. Mereka pada umunya, mengindentifikasikan diri pada tokoh yang mereka idolakan, oleh karena itu mereka berupaya bagaimana dirinya mampu menyerupai idolanya tersebut. Caranya dengan meniru perilaku, kebiasaan, dan apa yang dipakai oleh idola tersebut. Umumnya, para remaja mengidolakan seseorang yang pintar, berparas tampan atau cantik, dan baik hati. Demikian identitas para remaja terbentuk dan secara disadari atau pun tidak menciptakan sebuah life style baru melalui kesukaan mereka terhadap sesuatu.

Han-guk Aeinadalah komunitas penggemar Korea yang terletak di Banten, memiliki anggota sekitar 150 orang. Dari Han-guk Aeinmemiliki beberapa fan base yaitu:Elf 50%, Triple S 6%, Cassie6%, VIP 5%, Shawol 5%, Hottest 5%, Sone 2%, danfan basedariboy banddangirl bandlainnya21%.

(24)

grup musik perempuan Korea yang paling populer.6Media Inggris menyebutkan bahwa Girls’ Generation adalah ratu K-Pop. Pujian itu tertulis diartikel yang diberi judul “Ratu K-POP Muncul Setelah PSY dengan “Gangnam Style”.7Klip video terbaruGirls’ Generationdalam dua bulan telah ditonton 43.854.412 orang.8

Di Indonesia sendiri, menurut Korean Cultural Center yang melakukanpolling

diFacebook, denganpertanyaannya “Grup K-Pop mana yang paling diharapkan konser di Indonesia tahun 2012?”.Hasilnya adalah: Super Junior 490 votes, Jang Geun Suk 432 votes, Girls’ Generation 329votes, Big Bang 288votes, dan masih banyak lagi.9

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul: “Fenomena ‘Hallyu’ dalam Pembentukan Tren Remaja (Studi Kasus pada Sone PenggemarGirl Band Korea

Girls’ Generationdi Han-guk Aein Community).”

6

Jessica Ayasti. 2012. All About Girls Generation.Jakarta : Klik publishing hal 108

7

http://www.selebnews.com/2012/11/3351/wow-snsd-dinobatkan-jadi-ratu-k-pop-menurutmu.html. (berita tanggal 25/11/2012) (diunduh tanggal 04-03-2013, jam 17:36)

8

https://www.youtube.com/watch?v=wq7ftOZBy0E (diunduh tanggal 04-03-2013, jam 17:41)

9

(25)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu:Bagaimana fenomena“Hallyudalam pembentukan tren remaja?

1.3 Identifikasi Masalah

Untuk membahas masalah yang diteliti, maka dibuatlah fokus penelitian. Berikut fokus penelitian dari fenomena “Hallyu” dalam pembentukan identitas diri:

1. Bagaimana proses penyusunan tindakan dalam komunitas Sone di Han-guk Aein?

2. Bagaimana proses interaksi anggota terhadap anggota kelompok lainnya dan Sone.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk menggambarkan proses penyusunan tindakan para penggemar girl bandKoreaGirls’ Generation,yakni Sone.

(26)

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik di bidang akademis maupun praktis, seperti manfaat teoritis dan manfaat praktis. Di bidang teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang bermanfaat untuk perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan terutama dalam ranah komunikasi dan ilmu kehumasan (Public Relations). Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk memahami apa itu fenomenaHallyu.

Di bidang praktis dari penelitian ini adalah semoga dapat membantu mahasiswa untuk memahami interaksionisme simbolik pada suatu komunitas penggemar girl band Korea. Selain itu, penelitian ini juga bisa menjadi masukan bagi mahasiswa yang mengambil program studi Ilmu Komunikasi, khususnya bidang kehumasan, sebagai sarana untuk bahan referensi studi dan dapat dijadikan referensi bagi yang lainnya apabila ingin melakukan penelitian selanjutnya.

(27)

10

Agar dapat lebih memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian tentang perubahan tren sikap remaja Indonesia di komunitas Han-guk Aein, maka alangkah baiknya apabila peneliti memaparkan hal-hal dibawah ini terlebih dahulu.

2.1 Komunikasi

Komunikasi sebenarnya bukan hanya ilmu pengetahuan, tapi juga seni bergaul. Agar kita dapat berkomunikasi efektif, kita dituntut tidak hanya memahami prosesnya, tapi juga mampu menerapkan pengetahuan kita secara kreatif (Kincaid & Schramm, 1977: 2). Komunikasi yang efektif adalah makna yang distimulasikan serupa atau sama dengan yang dimaksudkan komunikator, jadi komunikasi efektif adalah makna bersama (Verderber, 1978:7).10

Kata komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi berasal dari bahasa Latin, yaitu “communication” yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. 11 Makadapat diartikan bahwa dalam prosesnya komunikasi harus memiliki unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi pertukaran pikiran maupun pengertian antara sumber (source) dan penerima (recipient). Komunikasi itu

10

Mulyana Deddy. Mengapa kita mempelajari komun ikasi?. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2005. Hal Viii

(28)

sendiri mudah diartikan sebagai proses transfer pesan dalam penyaluran informasi atau message melalui sarana atau saluran komunikasi kepada komunikan yang tertuju.

Apabila dikaitkan dalam konteks Pencinta budaya Korea atau Korean Lovers, komunikasi sangat melekat di dalam keseharian KoreaLovers.Artinya,

Korea Lovers dapat berperan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan kepada Korea Lovers lainnya yang berperan sebagai komunikan, sehingga dapat memahami maksud dan tujuan isi pesan tersebut.

Esensi komunikasi terletak pada proses, yakni suatu aktivitas yang melayani hubungan antara pengirim dan penerima pesan melampaui ruang dan waktu. Contohnya Korea Lovers yang bisa berhubungan melalui jejaring sosial meskipun berbeda wilayah.Itulah sebabnya mengapa setiap orang tertarik mempelajari komunikasi manusia (human communication). Komunikasi manusia dapat diartikan sebagai sebuah proses komunikasi yang melibatkan manusia pada kemarin, kini, dan mungkin di masa yang akan datang.

(29)

atau melalui pertukaran informasi, ide-ide, gagasan, maksud, serta emosi yang dinyatakan dalam simbol-simbol dengan orang lain.12

Menurut Jane Pauley, definisi khusus atas komunikasi, setelah membandingkan tiga komponen yang harus ada dalam sebuah peristiwa komunikasi, jadi kalau satu komponen kurang maka komunikasi tidak akan terjadi. Komponenya adalah transmisi informasi, transmisi pengertian, dan yang menggunakan simbol yang sama.

Dalam hal ini aktivitas Korea Lovers melakukan yang namanya berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai pencinta budaya yang sama,Korea Loversmemiliki suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama dan mungkin hanya mereka yang terlibat di dalam dunia yang mereka mengerti maknanya.Korea Lovers berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita mendiskusikan makna”, dan “kita

mengirimkan makna”.

Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman”.

Sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman.13

12

Liliweri alo.Dasar-dasar komunikasi antar budaya.Yogyakarta : pustaka pelajar. 2004 hal 5

13

(30)

2.2 Pengertian Budaya

Kata budaya berasal dari kata Sansekerta “buddhayah”, yaitu kata jamak dari “buddhi”yang berarti budi atau akal.Dengan demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal.Budaya juga bisa diartikan perkembangan dari majemuk budi daya.Karena dari itu budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta.Karsa, dan rasa.14Fenomena hallyu merupakan produk kebudayaanyang tercipta dari hasil karya dan rasa masyarakat Korea yang telah dimodifikasi.

Budaya merupakan suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hierarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi, dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.15

Budaya menurut E. B. Tylor (1871) adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.16Kebiasaan-kebiasaan orang Korea yang biasa ditiru oleh remaja Sone Han-Guk ain adalah seperti memakan mi instan langsung dari panci, yang sebelum ada fenomena hallyu memakan mi instan biasanya hanya menggunakan mangkuk.

14

Koentjaraningrat.Pengantar ilmu antropologi.jakarta: rineke cipta 2002 hal181

15

Deddy mulyana dan jalaludin rakhmat.komunikasi antar budaya. Bandung : remaja rosdakarya 2006 hal 18

16

(31)

Budaya menurut Lebra (1976: 42) adalah serangkaian simbol-simbol abstrak dan umum atau ideasional dan perilaku adalah serangkaian organisme yang bertenaga, bersifat khusus, dan bisa diamati.Dalam hal ini perilaku adalah manifestasi dari budaya atau kebudayaan memberi arti bagi aktifitas manusia tersebut.

Budaya lama cenderung kurang diminati oleh remaja sehingga mereka lebih memilih untuk mengeksplorasi budaya yang mereka minati dengan cara mempelajarinya seperti apa yang dikatakan Koentjaraningrat bahwa budaya adalah kesuluruhan sistem dan gagasan, milik dari manusia dengan belajar.17

Budaya berkenaan dengan cara hidup manusia. Manusa berpikir, merasa, memercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik komunikasi, dan tindakan-tindakan sosial, kegiatan ekonomi dan politik, serta teknologi, semua itu berasal dari pola-pola budaya.

2.2.1 Tiga Wujud Kebudayaan

Menurut Koenjaraningrat, kebudayaan memiliki tiga wujud, yaitu:

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.

17

(32)

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.18 2.3 Budaya Populer

Raymond Williams memberikan empat makna terhadap istilah budaya populer, yaitu banyak disukai orang, jenis kerja rendahan, karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang, budaya yang memang dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri.19Budaya populer atau yang biasa disebut budaya pop merupakan sebuah budaya yang menyenangkan atau yang banyak disukai orang. Budaya populer identik dengan budaya rendah, substandar, dan tertinggal yang berbeda dari budaya tinggi. Pembatasan ini didukung oleh pernyataan bahwa budaya populer adalah budaya komersial yang merupakan dampak dari produksi massal sedangkan budaya tinggi adalah kreasi hasil kreativitas individu yang mendapat penerimaan moral dan estesis yang lebih.20

Akan tetapi pembatasan seperti ini dianggap memiliki kekeliruan. Misalnya karya-karya William Shakespeare pada zamannya dianggap tak lebih dari sekedar teater pop sedangkan zaman sekarang ia dianggap sebagai pelopor budaya tinggi. Pembagian antara budaya tinggi dan budaya populer pun dianggap sudah tidak jelas lagi.21

Budaya populer juga didefinisikan sebagai budaya massa yang diproduksi massal untuk konsumsi massa. Penikmatnya adalah orang-orang yang tidak

18

Koentjaraningrat.Pengantar ilmu antropologi.jakarta: rineke cipta 2002 hal 187

19

John Storey, Teori Budaya dan Budaya Pop, Yogyakarta: Qalam, 1993, hal 1

20

ibid,hal 11-12

21

(33)

memilih,mengkonsumsi budaya tersebut tanpa berpikir panjang, dan tanpa perhitungan.Oleh karena diproduksi secara massal, budaya ini pun dianggap sebagai budaya yang berasal dari rakyat. Menurut Richard Maltby definisi ini seringkali dikaitkan dengan konsep romantisme budaya kelas buruh yang kemudian ditafsirkan sebagai sumber utama protes simbolik dalam kapitalisme kontemporer. Maltby pun mengemukakan bahwa budaya populer memberi ruang bagi eskapisme yang bukan hanya lari dari atau tempat tertentu, tetapi suatu pelarian dari utopia kita sendiri.22Teks dan praktik budaya populer lebih dilihat sebagai fantasi publik dan dianggap sebagai dunia impian kolektif.

Munculnya boyband dan girlband merupakan hasil dari kebudayaan populer. Baik cara berpakaian, cara menyanyi dan menari, seluruhnya mendapatkan kebebasan untuk berekspresi, dan tidak terpaku pada kebudayaan tradisional yang ada.Hal yang patut dicermati adalah munculnya beberapa pendapat, pertama masyarakat telah mengenal adanya dua macam bentuk kebudayaan, kebudayaan klasik atau tradisional dan kebudayaan populer.Kebudayaan klasik atau tradisional terpaku oleh norma-norma atau adat istiadat yang berlaku pada suatu masyarakat, agak segan menerima unsur luar atau modernisasi.

Kebudayaan populer lebih diminati masyarakat luas karena seakan-akan tidak dikungkung oleh norma-norma yang ketat, orang dapat mengekspresikan atau menyalurkan kreativitas dalam bidang, seni tari, sastra, seni lukis, seni bangun dengan lebih bebas tanpa ada hambatan.Kedua, adanya pandangan bahwa dalam 22

(34)

suatu kebudayaan terdapat berbagai persepsi manusia yang mendasarinya. Melalui persepsi itulah dimunculkan semacam pola berpikir sehingga akan muncul bentuk-bentuk perilaku budaya. Disisi lain, pemahaman secara kualitatif, menampilkan atau memunculkan berbagai pemahaman akan nilai-nilai (values) yang berasal dari kebudayaan populer dan relevansinya dengan situasi yang aktual dalam kehidupan manusia.23

Kebudayaan populer adalah kebudayaan yang memiliki elemen-elemen budaya tanpa harus mengikuti norma-norma tradisi atau adat istiadat masyarakat tertentu.Para pelaku budaya dapat mengaktualisasikan elemen budaya dengan lebih bebas tanpa mengindahkan atau takut terhadap kebiasaan yang telah ada.

Berbagai elemen budaya seakan-akan berada dalam satu “wadah” yang sangat kompleks. Hasil kebudayaan populer seperti ketoprak humor, musik campur sari (musik tradisional Jawa digabung dengan alat musik barat: gitar, drum, dan sebagainya), teknologi internet atau telepon genggam yang sangatdisenangi dan dinikmati oleh masyarakat luas.24

2.3.1 Pengertian Fenomena

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, fenomena adalah sesuatu yang dapat disakskan atau dilihat dengan panca indra, kenyataan yg ada, tanda-tanda, gejala, sesuatu yang luar biasa, keajaiban dan fakta.

23

Irmayanti maliono dan budianto.Ideologi budaya.Kota kita, Jakarta 2004. Hal 67

24

(35)

Fenomena juga diartikan sebagai berikut:

a.Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapatditerangkan serta dinilaisecara ilmiah (seperti fenomena alam) atau gejala.Contoh :Gerhana adalah salah satu --ilmu pengetahuan;

b.Fenomena diartikan sebagai sesuatu yg luar biasa atau keajaiban. Contoh :Sementara masyarakattidak percaya akan adanya pemimpin ygberwibawa, tokoh itu merupakan–tersendiri

c.Fenomena diartikan sebagai fakta dan kenyataan.Contoh :Peristiwa itu merupakan - sejarah yg tidak dapat diabaikan

Kata Fenomena juga diartikan sebagai keadaan yang sebenarnya dari suatuurusan atau perkara, keadaan atau kondisi khusus yg berhubungan denganseseorangatau suatu hal, soal atau perkara

2.4 Pengertian Sikap

Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang paling sering didefinisikan.Ada yang menganggap sikap hanyalah sejenis motif sosiogenesis yang diperoleh dari belajar.(Sherif dan Sherif, 1956: 489).

Ada pula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf (neural settings) sebelum memberikan respons.(Allport, 1924).25

25

(36)

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan berapa hal:

Pertama adalah kecendrungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap bisa berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.Jadi, pada kenyataannya tidak ada istilah sikap berdiri sendiri.Dengan munculnya fenomena hallyu, remaja bertindak atau berperilaku cenderung mengikuti sifat-sifat orang Korea.

Kedua, sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi.sikap bukan sekadar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro dan kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan: mengesampingkan apa yang tidak diinginkan apa yang harus dihindari (Sherif dan Sherif, 1956:489). Remaja lebih terdorong atau termotivasi untuk mempelajari bahasa dan kebudayaan Korea karenabooming-nya fenomenahallyu.

Ketiga, sikap relatif lebih menetap.Bahwa sikap seseorang cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan.Seperti sikap Sonedi Han-Guk ainyang lebih banyak mencari informasi, mendengarkan musik, kebiasaan-kebiasaan dan hal apapun mengenai idolanya yaitu Girls’Generation.

(37)

Kelima, sikap timbul dari penagalaman maksudnya tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar.Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.Jadi, sikap Sonedi Han-Guk ainyang tadinya tidak peduli tentang budaya Korea menjadi lebih memperhatikan budaya tersebut karena idolanya.

2.5 Hallyu

2.5.1 Sejarah Hallyu

Hallyu yang mana biasa di sebut juga Korean Wave pertama kali muncul di China, Baijing jurnalis China ditahun 1990-an mendeskripsikan cepat tumbuhnya popularitas dari hiburan dan budaya korea. Sejarah Hallyu dikenal pertama kali di film Winter Sonata yang di sutradai oleh Yoon Seok- ho pada tahun 1993.26

Drama seri yang yang sukses dari Korea adalah awal mula dari para penyanyi Korea memulai debutnya di China, Hong kong, dan Taiwan. Kesuksesan drama Korea di China sangat signifikan di konsep Hallyu mendorong kesuksesan drama Korea dan memimpin infasi dengan budaya Korea yang populer diantara rakyat China dan itu di bicarakan sangat luas oleh jurnalis Baijing di China setelah kemunculan Hallyu tahun 1999.27

Korean Wave atau Hallyu dapat di bagi menjadi dua tahap.Yang pertama dari tahun 1997- awal 200-an. Selama masa ini Korean Wave menghususkan infasi ke China, Taiwan, dan Vietnam.Dengan Drama seri yang mengisahkan tentang percinta dan penampilan K-Pop oleh Idol grup seperti H.O.T.

26

K-drama A New Genre With Global Appeal. Korean culture & Information service 2011 hal 13

27

(38)

Tahap kedua di mulai dari akhir tahun 2000-an dan K-pop di Asia Tenggara memperbarui Korean Wave yang lam dengan sebutan "Neo Korean Wave" atau "New Hallyu" dengan disajikannya Korean pop musik sebagai pengendali mayoritas dibalik penikmat global budaya Korea.28

2.5.2 Pengertian K-Pop

K-Pop di mulai pada tahun 1990-an dimana Korea pop musik pertama kali berkembang luas dan mendapat perhatian dimancan negara dengan sebutan "The Korean Wave" atau "Hallyu" di Korea art dari K-Pop adalah singkatan dari "Korean pop". Pop sendiri diterima oleh seluruh dunia pada mas kini Ketika K-pop menjadi grup, K-Pop melanjutkan infasinya di belahan dunia lain akhir 2000-an. Dan sudah menyebar didaerah China, Jepang, Asia tenggara, Eropa dan bahkan Amerika serikat.29

Menurut survei juni 2011, K-pop adalah faktor kunci dalam pertumbuhan dan popularitas dari Korean Wave di seluruh dunia dan perempuan Asia pada umur 10-20 tahun mayoritas menjadi fans Hallyu. Organisasai parawisata Korea, membuat survei online untuk Hallyu di Wabsitenya (www.VisitKorea.or.kr ) dengan responden lebih dari 12.085 pengunjung non Korea dari 102 negara antara 11-31 mei 2011. Dalam survei tersebut menanyakan 7 petanyaaan dalam 7 bahasa Inggris, Jepang, Mandarin, Jerman, Prancis, Spanyol, dan Rusia.

28

K-Pop A New Force In Pop Music. Korean culture & Information service 2011 hal 26

29

(39)

Ketertarikan pada artis-artis Hallyu antara grup bahasa memiliki perbedaan, bahasa inggris lebih memfaforitkan Super Junior sedangkan Prancis dan Spanyol lebih mem faforitkan Big Bang, penonton jepang pada umur 40-an dan 50-an lebih menunjukan ketertarikannya pada Tv series di banding K-pop. Sedangkan pada umur 20 dan 30 lebih tertarik pada K-Pop.

2.6 Pengertian Sone

Sone yaitu Sowon yang berarti harapan atau permintaan, dan merupakan lagu yang ada di album pertama mereka dan judul lagu "Tell Me Your Wish" Tapi itu juga punya arti yang mendalam.30 Sowon dilafalkan "So One" memiliki arti bahwa Girls' Generation akan selalu satu dengan fans mereka.31

2.7 Pengertian Han Guk Aien

Han-Guk Aein Community. ‘Han-Guk’ yang dalam bahasa korea artinya

Korea, ‘Aein’ yang artinya suka atau pecinta serta kami menggunakan kata ‘komunitas’karena kami bukanlah merupakan organisasi.

2.8 Komunikasi Organisasi

Goldhaber memberikan definisi komunikasi organisasi, “Organizational

communications is the process of creating and exchange messages within a

network of inter dependent relationship to cope with environment uncertainty”.

Atau dengan kata lain, komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan

30

Jessica Ayasti.2012. All About Girls Generation. Jakarta : Klik Publishing malaman 27

31

(40)

saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.32

Hal-hal umum yang dapat disimpulkan dalam komunikasi organisasi yaitu :

a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu system terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.

b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah, dan media.

c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilan atau skillnya.33

Komunikasi organisasi memang merupakan komunikasi yang bersifat dua arah, transaksional dan saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Hal tersebut didukung oleh definisi dari Zelko dan Dance yang mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan suatu system yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal.

Menurut Richard C. Huseman, Cal. M. Logue dan Dwight L. Fresley yang dikemukakan dalam bukunya, Interpersonal and Organisational Communication, sebagai berikut : Sistem komunikasi organisasional mempunyai dua aspek, yakni

32

Arni Muhammad. 2004.Komunikasi Organisasi.Jakarta : Bumi Aksara. Hal : 23

33

(41)

system formal dan system tidak formal. Sistem formal biasanya mengikuti garis-garis wewenang sebagaimana dituangkan dalam organigram. Kebijaksanaan-kebijaksanaan dan instruksi-instruksi organisasional umumnya ditransmisikan melalui sistem ini. Sistem tidak formal terdiri atas hubungan-hubungan sosial yang dapat mempunyai kekuatan untuk menentukan apakah wewenang yang ditransmisikan melalui system formal itu akan dapat diterima.34Oleh karena itu, amat penting apabila posisi wewenang pada system formal juga mencakup posisi wewenang pada system tidak formal.

Selanjutnya ketiga pengarang tersebut mengatakan bahwa agar efektif atau diterima oleh karyawan, komunikasi harus memenuhi pesyaratan sebagai berikut :

a. Pesan dapat dimengerti

b. Pada saat keputusan diambil, karyawan percaya bahwa kmunikasi yang dilancarkan cocok dengan tujuan organisasi.

c. Komunikasi cocok dengan dengan kepentingan pribadi karyawan. d. Secara mental dan fisik, karyawan mampu melaksanakannya.

(Onong,2006:130)

Sistem dan proses komunikasi organisasi seperti diuraikan di atas berlaku untuk jenis organisasi apapun misalnya perusahaan, jawatan, badan, lembaga dan lain-lain.

34

(42)

Selain itu komunikasi organisasi menurut redding dan sanborn yang menyebutkan : Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi atasan kepada bawahan kepada atasan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan ke atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari yang sama level dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.35

Pendapat lain menurut Katz dan Khan mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti dalam suatu organisasi36.

Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi ini tapi dari semunya ada beberapa hal yang umum yang dapat disimpulkan yaitu :

1. Komunikasi organisasi terjadi dalam sesuatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.

2. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.

3. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubunganya, dan keterampilan skilnya.

35

Ibid.Hal : 65

36

(43)

Jadi dari pengertian komunikasi organisasi, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa komunikasi organisasi adalah sesuatu pertukaran informasi yang dilakukan antarkaryawan baik atasan, bawahan, atau sesame rekan sejawat selain itu, menganalisis bagaimana hubungan manusia yang terjadi di dalam organisasi tersebut dan mencakup bagaimana berkomunikasi yang diterapkan didalam organisasi tersebut.

Pada perinsipnya organisasi adalah lembaga yang terbentuk, proses komunikasi merupakan aktifitas yang dominan. Hal ini disebabkan organisasi memiliki tujuan, oleh karena itu diperlukan kordinasi, kerjasama, saling koreksi, saling melengkapi, keterbukaan diantara semua karyawan.

2.8.1 Aktivitas Komunikasi Organisasi

Ativitas komunikasi dalam organisasi apabila dilihat dari sifatnya, dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Komunikasi Formal,

Komunikasi formal, yaitu : proses penyampaian pesan dengan memanfaatkan saluran-saluran formal yang tersedia didalam organisasi.

Saluran formal disini tidak lain adalah saluran birokrasi yang telah tersusun secara hirarki sesuai dengan struktur organisasi dikantor atau dilembaga itu sendiri.37

37

(44)

Pada umumnya komunikasi secara formal mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

a. Tujuan dilaksanakan komunikasi terkait dengan kepentingan dinas atau manajemen.

b. Arus komunikasi kebawah lebih banyak dari pada keatas.

c. Cara penyampaian pesan komunikasi formal lebih banyak tertulis dari pada lisan.

d. Seandainya pesan berupa komunikasi lisan, biasanya terjadi didalam rapat resmi secara interpersonal.

e. Untuk kepentingan kantor atau dinas, bukan untuk kepentingan pribadi.38

2. Komunikasi nonformal, yaitu : proses penyampaian pesan dan pengiriman pesan yang ber langsung secara tidak resmi dan tidak terikat saluran birokrasi formal.39

Pada umumnya komunikasi nonformal merupakan ungkapan pribadi yang tidak relevan apabila disampaikan secara formal. Penyampaian pesan biasanya tidak tertulis, harus cermat mencari waktu yang sesuai untuk bertemu, penanganannya pun dilakukan secara tidak resmi, proses komunikasi nonformal bersifrat konsultif dua arah. Pada umumnya komunikasi nonformal memiliki ciri yaitu :

38

Ibid. Hal : 40

39

(45)

a. Komunikasi nonformal biasanya karena saluran forml terhambat atau tidak dimanfaatkan dengan baik.

b. Lebih banyak berupa komunikasi lisan dan penyebaran pesan sulit untuk dikendalikan.

c. Dapat digunakan staf untuk menyampaikan usul dari bawah yang tidak tersalur melalui saluran formal.

2.8.2 Ruang Lingkup Komunikasi Organisasi

Ruang lingkup komunikasi yang dilakukan oleh organisasi secara umum dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Komunikasi internal, yaitu proses komunikasi yang terjadi disuatu organisasi dan hanya melibatkan orang-orang yang menjadi bagian internal suatu organisasi perkantoran.40

Pola-pola komunikasi internal yang sering terjadi didalam organisasi adalah sebagai berikut :

a. Komunikasi antar pihak manajemen organisasi dengan anggota atau karyawan. Tujuan komunikasi ini antara lain : untuk mendapat umpan balik dari karyawan, menjalin hubungan baik dengan karyawan, menampung usulan atau aspirasi bawahan, menetapkan koordinasi. b. Komunikasi antar pucuk pimpinan dengan pegawai kelompok atas

(pegawai senior). Tujuan komunikasi ini antara lain meningkatkan koordinasi,sharingpendapat atau kebijakan.

40

(46)

c. Komunikasi antar sesama pegawai dilingkungan organisasi. Tujuan komunikasi ini antara lain berbagi pengalaman dan perasaan, sholidaritas dan sama.

2. Komunikasi eksternal yaitu proses komunikasi antara sebuah organisasi dengan pihak-pihak luar organisasi. Komunikasi eksternal dapat berwujud komunikasi yang dilakukan dengan pelanggan, pemerintah, masyarakat, pemegang saham, dan pers.41

Komunikasi internal dan eksternal merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi itu sendiri. Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi didalam sesuatu organisasi sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan dengan pihak luar organisasi tersebut.

Komunikasi internal lebih ditujukan untuk menciptakan efektifitas dan meningkatkan kerukunan dalam organisasi sedangkan komunikasi eksternal lebih ditujukan untuk meningkatkan hubungan dengan pihak luar organisasi seperti masyarakat, pelanggan, pers, dan lain-lainnya.

Mengingat permasalahan dalam penelitian ini adalah komunikasi dalam organisasi maka hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana komunikasi yang terjadi didalam organisasi atau komunikasi internal organisasi tersebut.

41

(47)

2.8.3 Pola-pola komunikasi organisasi

Pola-pola aliran komunikasi internal dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Komunikasi vertikal, yaitu proses dengan melibatkan pihak-pihak yang secara hirarkis memiliki jenjang kedudukan structural berbeda.42

Komunikasi vertikal dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Komunikasi vertikal kebawah: penyampaian informasi yang mengalir dari atasan kebawahan, atau dari pemimpin ke staf. Komunikasi kebawah bertujuan untuk memberikan informasi, disiplin, perintah, serta berbagai pengarahan kerja, merubah sikap, mengurangi ketakutan dan kecurigaan karena salah informasi, mengurangi kesalahpahaman, dan sebagainya.43

Pesan komunikasi yang terjadi pada komunikasi vertikal kebawah dapat berupa :

1. Job description. 2. Penjelasan . 3. Informasi. 4. Perintah . 5. Petunjuk.

42

Ibid. Hal : 90

43

(48)

b. Komunikasi vertikal ke atas, yaitu : rangkaian kegiatan penyampaian informasi dari pejabat yang memiliki kedudukannya lebih tinggi, biasanya mengalir pada garis komando.44

Komunikasi keatas sangat penting karena memungkinkan aspirasi atau keluh kesah karyawan didengar oleh pemimpin, mendorong apresiasi dan loyalitas pada organisasi, membantu pegawai mengatasi masalah dalam pekerjaannya dan memmperkuat keterlibatan karyawan dalam organisasi.

Wujud komunikasi keatas antara lain :45

a. Menyampaikan usulan. b. Reaksi atas kebijakan.

c. Laporan pertanggung jawaban. d. Kritik.

e. Menyampaikan keluhan. f. Meminta pertimbangan.

2. Komunikasi horizontal, yaitu : proses penyampaian informasi yang melibatkan pegawai atau pemimpin yang masing-masing memiliki level hirarki jabatan setingkat, misalnya komunikasi antar pegawai dalam kedudukan yang sama.46

44

Abdullah Masmuh.2008.komunikasi teori dan praktek.Malang : UMM Press. Hal : 11

45

Suranto,A.W.2005.komunikasi perkantoran. Yogyakarta : Media Wacana. Hal : 94

46

(49)

Wujud komunikasi horizontal antara lain :47

a. Rapat terpadu menentukan kebijaksanaan. b. Meningkatkan kerjasama unit kerja. c. Melakukan koordinasi.

d. Tukar menukar informasi.

e. Menghindari tumpang tindih pelaksannaan pekerjaan. 3. Komunikasi diagonal, yaitu : proses penyampaian dan penerimaan

informasi atau alur informasi yang berlangsung antara pegawai pada tingkat yang berbeda, pada tugas atau fungsi yang berbeda dan satu sama lainnya tidak punya wewenang langsung.48

Wujud komunikasi diagoanal antara lain :49

a. Meminta dan menyampaikan pendapat. b. Menyampaikan pesan.

c. Konfirmasi pekerjaan.

d. Cek silang kebenaran informasi.

Berikut diatas adalah beberapa jenis komunikasi yang secara umu dilakukan didalam suatu organisasi. Komunikasi dalam organisasi seperti komunikasi vertical, horizontal, diagonalmempunyai peran dan fungsi masing-masing yang tidak dapat disepelekan. Ketiga komunikasi itu harus dilakukan secara seimbang dan pada tempatmasing-masing.

47

Ibid. Hal : 96

48

Wursanto.1987.Etika komunikasi kantor.Yogyakarta : kanisius. Hal : 52

49

(50)

Komunikasi vertikal keatas dilakukan antara karyawan kepada atasan atau pimpinan, dapat berupa meminta informasi, saran, kritik, dan petunjuk. Komunikasi vertical kebawah bisa berupa motivasi kerja, arahan kerja, menyebar informasi, dan lain-lain. Komunikasihorizontal juga harus dilakukan karena sangat penting untuk kordinasi kerja, menyatukan informasi,kekompakan, dan lain-lain.

Melihat komunikasi tidak bisa disepelekan seperti aktifitas maka mustahil didalam suatu organisasi tidak melakukan komunikasi didalamnya. Komunikasi pasti terjadi dan selalu terjadi namun hanya intensitas dan sudah efektifkah komunikasi tersebut dijalankan dalam sesuatu organisasi.

Komunikasi sangat berperan penting terhadap efektifitas sesuatu organisasi karena tanpa adanya komunikasi organisasi tidak akan berjalan sesuai semestinya, melalui komunikasi semua anggota dapat saling memberikan motivasi, saling menghargai satu sama lain, saling berkordinasi tentang pekerjaannya, memiliki hubungan relasional yang tinggi satu sama lain, dan tidak kalah penting membuat karyawan nyaman dalam bekerja di organisasi tersebut.

Ditambah pula secara lengkapnya pentingnya komunkasi dalam organisasi didalam suatu organisasi dapat dilihat dari hal berikut :50

50

(51)

1. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara : pegawai, atasan, organisasi

2. Meningkatkan gairah bekerja pegawai

3. Meningkatkan moral dan disiplinyang tinggi para pegawai 4. Dalam meningkatkan komunikasi semua jajaran pimpinan

dapat keadaan bidang yang menjadi tugasnya, sehingga akan berlangsung pengendalian oprasional yang efisien

5. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap semua pegawai 6. Dengan komunikasi, semua informasi, keterangan-keterangan

yang dibutuhkan oleh pegawai dapat diperoleh dengan cepat 7. Meningkatkan kerjasama dan semangat kerja dikalangan

pegawai

8. Komunikasi adalah suatu cara untuk memenuhi keingintahuan manusia

9. Dengan komunikasi, semua pegawai dapat mengetahui kebijaksanaan, peraturan, ketentuan, prosedur kerja

10. Memperoleh keterangan yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan.

(52)

2.9 Kajian Teori

2.9.1 Pengertian Asimilasi

Istilah asimilasi berasal dari kata Latin, “assimilare”yang berarti “menjadi sama”.51 Kata tersebut dalam bahasa Inggris adalah “assimilation”(sedangkan dalam bahasa Indonesia menjadi asimilasi). Dalam bahasa Indonesia, sinonim kata asimilasi adalah pembauran.Asimilasi merupakan proses sosial yang terjadi pada tingkat lanjut.52Proses tersebut ditandai dengan adanya upaya-upaya untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara perorangan atau kelompok-kelompok manusia. Bila individu-individu melakukan asimilasi dalam suatu kelompok, berarti budaya individu-individu kelompok itu melebur. Biasanya dalam proses peleburan ini terjadi pertukaran unsur-unsur budaya. Pertukaran tersebut dapat terjadi bila suatu kelompok tertentu menyerap kebudayaan kelompok lainnya.

Asimilasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

Dalam pengertian yang berbeda, khususnya berkaitan dengan interaksi antarkebudayaan, asimilasi diartikan sebagai proses sosial yang timbul bila ada: (1) kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya, (2)

individu-51

D. Hendropuspito.Sosiologi Semantik. Yogyakart.: Kanisius1989 Hal 233

52

(53)

individu sebagai anggota kelompok itu saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang relatif lama, (3) kebudayaan-kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri. Biasanya golongan-golongan yang dimaksud dalam suatu proses asimilasi adalah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas.

Dalam hal ini, golongan minoritas mengubah sifat khas dari unsur kebudayaannya dan menyesuaikan dengan kebudayaan golongan mayoritas sedemikian rupa, sehingga lambat laun kehilangan kepribadian kebudayaannya, dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan identitas etnik dan kecenderungan asimilasi dapat terjadi jika ada interaksi antarkelompok yang berbeda, dan jika ada kesadaran masing-masing kelompok.

Hal ini pula yang terjadi pada Korean Wave atau Hallyu, yang kini menjadi kebudayaan golongan mayoritas.Secara tidak langsung, meskipun Indonesia dapat dikatakan memiliki ragam budaya yang lebih bervariasi dibandingkan Korea, namun kebudayaan Indonesia belum bisa sejajar dengan kebudayaan Korea yang telah mendunia. Kebudayaan Indonesia pun belum menjadi sebuah peradaban bagi bangsa-bangsa lain di dunia. Meskipun Korea sudah memiliki banyak penggemar dalam segi kebudayaannya, Korean Wave

(54)

oleh kebudayaan barat atau western-isasi. Meskipun boy band dan girl band

Korea awalnya dipengaruhi oleh kebudayaan barat, Korea mampu mempertahankan keberadaannya sedemikian rupa hingga eksistensinya melebihi kebudayaan aslinya.

Kendatipun asimilasi memang sangat rentan menerpa bangsa-bangsa yang kebudayaannya belum menjadi bagian dari peradaban dunia, namun asimilasi sebenarnya tidak dapat dengan serta merta masuk kedalam kultur sebuah negara, bila citra diri dan identitas berbudaya, berbangsa dan bernegara para warga negaranya sangatlah kuat. Ini dapat dilihat dari contoh negera tetangga kita, Malaysia dan Brunei Darussalam. Walaupun Hallyu sangat kuat menerobos ke berbagai penjuru dunia, namun bagi Malaysia dan Brunei Darussalam, hal tersebut tidak lebih mereka anggap sebagai pemanis atau hiburan yang bersifat semu

2.9.1.1 Tingkatan Proses Asimilasi (multi-stages of assimilation)

Milton M. Gordon (1968) mengemukakan suatu model asimilasi yang terjadi dalam proses yang multi-tingkatan (multi-stages of assimilation). Model asimilasi ini memiliki tujuh tingkatan.

a. Asimilasi budaya atau perilaku (cultural or behavioral assimilation);berhubungan dengan perubahan pola kebudayaan guna menyesuaikan diri dengan kelompok mayoritas

(55)

c. Asimilasi perkawinan (marital assimilation);berkaitan dengan perkawinan antargolongan secara besar-basaran

d. Asimilasi identifikasi (identificational assimilation);berkaitan dengan kemajuan rasa kebangsaan secara eksklusif berdasarkan kelompok mayoritas

e. Asimilasi penerimaan sikap (attitude receptional assimilation);menyangkut tidak adanya prasangka(prejudice)dari kelompok mayoritas

f. Asimilasi penerimaan perilaku (behavior receptional assimilation);ditandai dengan tidak adanya diskriminasi dari kelompok mayoritas

g. Asimilasi kewarganegaraan (civic assimilation);berkaitan dengan tidak adanya perbenturan atau konflik nilai dan kekuasaan dengan kelompok mayoritas

Teori Asimilasi Cultural Gordon, yang dalam banyak hal sering disebut akulturasi (acculturation), juga diperdebatkan. Akulturasi merupakan subproses dari asimilasi dan mengindikasikan adanya pergantian ciri-ciri budaya masyarakat minoritas dengan ciri-ciri budaya masyarakat asli. Namun, akulturasi juga menunjukkan bahwa anggota-anggota kelompok minoritas boleh jadi tetap memiliki sebagian ciri asli mereka, tapi hal ini mengakibatkan lunturnya sifat-sifat kebudayaan bawaan mereka dari nenek moyang terdahulu.

Dalam hal Korean Wave, meskipun Indonesia memang mengalami goncangan kebudayaan yang amat terasa sejak kehadiran boy band dan girl band

(56)

dalam waktu yang amat singkatdan hanya menerpa pada kalangan di usia kisaran remaja hingga menjelang dewasa (pubertas) yang masih rentan mencari identitas atau jati dirinya.

2.8.2 Teori Penyusanan Tindakan

Teori ini dikembangkan oleh john Green, teori penyusunan tindakan menguji cara kita mengatur pengetahuan dalam pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan.

Menurut teori ini , anda membentuk pesan dengan menggunakan kandungan pengetahuan dan pengetahuan prosedural. Anda tahu tentang hal-hal dan anda tahu bagaimana melakukan hal tersebut dalam teori tindakan pengetahuan prosedural menjadi intinya.53

Secara specifik, pengatuhan prosuderal terdiri dari urat syaraf yang terhubuun dedngan perilaku, akibat dan situasi. Suatu waktu hubungan yang paling sering aktif dan terkini lebih kuat, sehingga syaraf tertentu cenderung berkelompok bersama-sama dalam modul Greene dalam rekam prosedural (prosedural record) .

Rekam prosedural adalah sekumpulan hubungan diantara syaraf dalam sebuah jarinagn tindakan yang sebagiannya adalah hubungan otomatis. Oleh karean anda terus menerus melakukan sesuatu secara bersamaan, mereka menjadi terhubung.54

Kapan pun anda bertindak, anda harus “menyusun” prosedur yang tepat

atau perilaku. Di luar dari segala tindakan dalam prosedur memori anda, anda

53

Stephen W Little john Karan A foss .teori komunikasi. Jakarta: Lensa Humanika 2012 Hal 174

54

(57)

harus memilih yang paling tepat terhadap keadaan dalam rangka menyelasaikan tanggung jawab anda.

Sebagian besar kelompok tindakan yang telah tersusun berkelompok dengan kuat dan seringnya mereka digunakan, sehingga anda sering bergantung pada mereka seperti tindakan yang dilakukan terlebih dahulu atau diprogram. Hal ini disebut kumpulan unit (unitized asemblies) rutinitas yg membutuhkan sedikit usaha.

Reprentasi keluaran adalah rencana pikiran anda yang menyimpan apa apa yang akan anda lakukan terhadap situasi yang anda hadapi.

Reperentasi keluaran adalah segala hal yang perlu anda ingat dalam rangka untuk bertindak dengan caraa yang tepat dan terkoordinasi. Hubungan lain yang tidaka relevan dengan prosedur pencatatan menghilang dengan sendirinya yang disebut memusuk (delay), meninggalkan sebuah reprentasi hasil yang masuk akal untuk situasi khusus seperti ini.

Proses penyusunan tindakan tidak hanya membutuhkan pengetahuan dan motivasi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mendapatkan kembali serta mengatur tindakan secara efisien dan dengan cepat. Jika anda berbuat salah atau bermasalah dengan sesuatu, bahkan ketika anda mempunyai wawasan dan motivasi teapat, maka berarti anda tidak dapat menyatukan rutinitas terbaik untuk sejumlah alasan.55

55

(58)

2.10 Kerangka Berpikir

Budaya pop Korea sebenarnya sudah lama muncul di Indonesia, hanya saja kepopulerannya masih belum bisa menandingi Hollywood dan Bollywood pada saat itu. Untuk Asia pun budaya pop Taiwan masih lebih populer di Indonesia. Mulai tahun 2009, budaya pop Korea menunjukkan taringnya, menyebarkan budaya pop melalui drama dan musik popnya hingga 2012 ini. Dengan semakin banyaknya penikmat budaya pop Korea, termasuk Sonedalam komunitas Han-guk Aein. Sehingga menjadikan budaya Korea sebagai gaya hidup.

Kehidupan masyarakat kini diwarnai dengan beragam cara manusia menerima dan menggunakan teknologi. Salah satu bentuk teknologi yang mewarnai kehidupan manusia di masa sekarang adalah bentuk-bentuk ragam alat yang dapat menjaring komunikasi antarmanusia di seluruh dunia, yaitu media massa.

Kehadiran media massa sangat erat kaitannya dengan penyebaran budaya, karena melalui media massalah orang-orang kreatif punya tempat yang tepat. Media massa dapat memperkaya masyarakat dengan menyebarkan karya kreatif dari manusia seperti karya sastra, musik, dan film. (Vivian,2008:505).

(59)

jenis kebudayaan yang tidak dapat menghasilkan uang, yang tidak dapat diproduksi secara massa (Strinati,2007:12).

Dengan booming nya K-Pop di media massa mempunyai peranan penting dalam mensosialisasikan nilai-nilai tertentu dalam masyarakat. Hal ini tampak dalam salah satu fungsi yang dijalankan media massa, yaitu fungsi transmisi, dimana media massa digunakan sebagai alat untuk mengirim warisan sosial seperti budaya. Melalui fungsi transmisi, media dapat mewariskan norma dan nilai tertentu dari suatu masyarakat ke masyarakat lain.

Salah satu dampak perubahan nilai pada remaja Sonedalam komunitas Han-guk Aeinadalah bentuk dari budaya global (global culture). Budaya global adalah budaya dan nilai-nilai yang terbentuk dari proses transaksi dan pertukaran global (Boli & Lechner, 2001).

Budaya global memungkinkan terciptanya satu kebiasaan, nilai, dan budaya baru yang terjadi secara alamiah akibat aktivitas dan transaksi yang melibatkan banyak bangsa dan budaya.

(60)

Dengan adanya komunitas yang menaungi seperti komunitas Han-Guk aiendan booming-nya K-Pop menjadikan remaja khususnya Soneterbuntuk sikap dan trennya menjadi ke-Koreaan.

(61)

Faktor Penyebab: 1. Adanya budaya global 2. Boomingnya K-pop di media 3. Adanya komunitas yang menaungi 4. Karena idolanya melakukan

kebiasaan tersebut Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

.

Masalah Penelitian:

1. Gaya hidupSonedalam komunitas

han guk aeinyang ke koreaan 2. Pergeseran nilai pada remajasone

(62)

2.11 Penelitian Sebelumnya

Mengenai penelitian sebelumnya, peneliti menemukan beberapa penelitian lain yang hampir sama dengan penelitian ini yaitu :

(63)
(64)

6

Persamaan Tema pembahasan Tema

pembahasan Pembahasan 7 Perbedaan Objek,teori Objek,teori Objek,metode,teori

(65)

48

3.1 Metode Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian banyak macam metode yang dapat digunakan oleh peneliti sesuai dengan masalah, tujuan, dan kegunaan dari penelitian itu sendiri.Sehingga penelitian itu bisa dianggap valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.

Pada penelitian yang berjudul ”Fenomena Hallyu dalam Pembentukan Tren Remaja (Studi Kasus pada Sonedi Han-guk Aein Community)”, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Studi kasus merupakan tipe penelitian yang penelaahannya dalam suatu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif.Studi kasus bisa dilakukan terhadap individu, juga bisa dilakukan terhadap kelompok.56

Lexy J. Moleong mendefinisikan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. 57 Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, peneliti berupaya untuk

56

Sanapiah Faisal.Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo. 2007. Hal 22

57

(66)

mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai Pembentukan Tren Remaja Sone dalam komunitas Han-guk Aien, sehingga dapat menjelaskan dan mendeskripsikan fenomena tersebut dengan sedalam-dalamnya.

Metode penelitian studi kasus tidak memiliki ciri seperti air (menyebar di permukaan), tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena. Dari ciri yang demikian memungkinkan studi ini dapat amat mendalam dan demikian bahwa kedalaman data yang menjadi penrtimbangan dalam penelitian jenis ini.Karena itu, penelitian ini bersifat mendalam dan menusuk sasaran penelitian.Tentunya untuk mencapai penelitian ini peneliti membutuhkan waktu yang relatif lama.58

3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma menurut Kuhn didefinisikan sebagai suatu cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar, atau cara memecahkan sesuatu masalah, yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada suatu masa tertentu.59Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivism atau post-positivis sebagai dasar alur kerangka berpikir.Dengan menggunakan paradigma post-positivis ini, peneliti berusaha untuk menyelami lebih dalam dan menyeluruh mengenai Tren Remaja Sone dalam komunitas Han-guk Aein.

58

M. Burhan Bungin.Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. 2009.Hal 68

59Djam’an Satori dan Aan Komariah.Metodologi Penelitian Kualitatif

(67)

Dalam paradigma post-positivis realitas disikapi sebagai fakta yang bersifat ganda, memiliki hubungan yang asosiatif, serta harus dipahami secara ilmiah, kontekstual, dan holistik.60 Realitas yang bersifat ganda memberikan keleluasaan bagi orang yang ingin menanggapi realitas tersebut dengan interpretasi masing-masing, sehingga realitas dapat berbeda-beda makna dan keberadaanya sesuai dengan apa yang dibangun oleh pikiran orang masing-masing.

Ditinjau dari perspektif post-positivis, tujuan penelitian kebudayaan ataupun penelitian kualitatif pada umumnya, dapat bersifat :

1. Eksploratif, memahami fenomena secara garis besar tanpa mengabaikan kemungkinan pilihan fokus tertentu secara khusus; 2. Eksplanatif, memahami ciri dan hubungan sistematis fenomena

berdasarkan faktanya;

3. Teoritis, menghasilkan formasi teori secara substantif berdasarkan konseptualisasi, abstrak ciri, dan sistemisasi hubungan konsep berdasarkan relasi dan kemungkinan variasinya, dan

4. Memahami makna fenomena dihubungkan dengan kepentingan terapan atau nilai praktis tertentu.61

Paradigma post-positivis juga menganggap bahwa realitas harus dipahami secara holistik dan kontekstual, artinya bahwa obyek penelitian merupakan sesuatu yang apabila diteliti dan dipahami bagian per bagian maka

60

Maryaeni.Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.2005. Hal 6

61

Gambar

Gambar 2.1Kerangka Berfikir
Tabel 2.1
Gambar 4.1 Logo Hanguk Aein Community (HAC)
Gambar 4.2
+3

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang dihadapi RA selain keterbatasan bantuan sarana yang belum merata atau pun tenaga pendidik, juga masalah status akreditasi. Data tersebut memberi

Karena kalau yang dipikirkan hanyalah bantuan – bantuan dan bantuan maka akan membuat subyek terus bergantung selain itu juga bisa mengakibatkan stress untuk

Ini adalah tema yang aktual tetapi tidak ringan, karena siapapun yang saat ini terlibat dalam manajemen perguruan tinggi swasta (PTS) akan setuju dengan saya, bahwa pandemi

Tingkat cadangan devisa merupakan faktor penting dalam penilaian kelayakan kredit dan kredibilitas kebijakan secara umum, sehingga negara dengan tingkat cadangan devisa yang

Penghitungan kerugian negara adalah pemeriksaan investigatif yang dilakukan untuk menghitung serta memperoleh jumlah pasti nilai kerugian negara yang terjadi akibat

Model dukungan sosial untuk menurunkan kecemasan perempuan menopause memiliki pengaruh signifikan secara langsung ( direct influence ), yang dibuktikan oleh nilai T

Sambungan sambungan yang kurang baik selain dapat mengakibatkan kerugian dapat juga menimbulkan gangguan, karena pada titik sambung tersebut akan timbul panas yang

Algoritma nearest neighbour adalah pendekatan untuk mencari kasus dengan menghitung kedekatan antara kasus baru dengan kasus lama berdasarkan pada pencocokan bobot