• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN : STUDI PADA DESA PANGKAH KULON KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN : STUDI PADA DESA PANGKAH KULON KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK."

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Pada Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujungpangkah

Kabupaten Gresik)

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh:

Izzatun Nafiah

NIM. B06212054

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

viii

ABSTRAK

Izzatun Nafiah, B06212054, 2016.

Model Komunikasi Pembangunan Melalui

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perdesaan (Studi Pada Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujungpangkah

Kabupaten Gresik)

. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya.

Kata Kunci: Komunikasi Pembangunan, Pemberdayaan Masyarakat

Pada skripsi ini persoalan yang hendak dikaji mencakup dua fokus yakni:

(1) Bagaimana proses komunikasi pembangunan dalam pelaksanaan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di desa Pangkah

Kulon kecamatan Ujungpangkah Gresik. (2) Bagaimana model komunikasi

pembangunan yang digunakan oleh desa Pangkah Kulon kecamatan

Ujungpangkah Gresik dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.

Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam,

dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan jenis penelitian

kualitatif. Sesuai dengan persoalan tersebut maka teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sementara

untuk menegaskan keabsahan data maka dilakukan triangulasi dan penggalian

data melalui referensi yang memadai. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah

pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan

Kecamatan Ujungpangkah serta masyarakat sebagai pelaku pembangunan

sekaligus penerima manfaat.

(7)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBIING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 5

C.

Tujuan Penelitian ... 6

D.

Manfaat Penelitian... 6

E.

Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

F.

Definisi Konsep ... 10

G.

Kerangka Pikir Penelitian ... 13

H.

Metode Penelitian ... 15

1.

Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 15

2.

Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 16

3.

Jenis dan Sumber Data ... 18

4.

Tahap-tahap Penelitian ... 20

5.

Teknik Pengumpulan Data ... 21

6.

Teknik Analisis Data ... 23

7.

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 26

I.

Sistematika Pembahasan... 27

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A.

Kajian Pustaka

1.

Model Komunikasi ... 29

a.

Pengertian Model Komunikasi ... 29

b.

Macam-macam Model Komunikasi ... 32

2.

Komunikasi Pembangunan ... 38

a.

Komunikasi Sebagai Penunjang Pembangunan ... 38

b.

Tujuan Komunikasi Pembangunan ... 41

c.

Perencanaan Komunikasi Pembangunan ... 42

d.

Strategi Komunikasi Pembangunan ... 48

3.

PNPM Mandiri Sebagai Model Pembangunan

Partisipatif di Indonesia ... 55

a.

Pengertian PNPM Mandiri ... 55

(8)

x

c.

Strategi PNPM Mandiri ... 59

d.

Komponen Program Pembangunan PNPM Mandiri

Perdesaan ... 60

B.

Kajian Teori

Teori Difusi Inovasi... 62

BAB III

PENYAJIAN DATA

A.

Deskripsi Lokasi dan Subyek Penelitian ... 66

1.

Desa Pangkah Kulon: Sebuah Desa Pesisir ... 66

2.

Profil Lembaga PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan

Ujungpangkah Gresik ... 68

3.

Profil Informan ... 76

B.

Deskripsi Data Penelitian ... 81

1.

Proses Komunikasi Pembangunan melalui PNPM

Mandiri Perdesaan ... 82

2.

Model Komunikasi Pembangunan melalui PNPM

Mandiri Perdesaan ... 95

BAB IV

ANALISA DATA

A.

Temuan Penelitian ... 105

B.

Konfirmasi Temuan dengan Teori ... 125

BAB V

PENUTUP

A.

Simpulan ... 131

B.

Rekomendasi ... 133

(9)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Informan Penelitian ... 17

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin ... 67

Tabel 3.2 Daftar Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan

(10)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Komunikasi Lasswell ... 32

Gambar 2.2 Model Komunikasi Shannon dan Weaver ... 34

Gambar 2.3 Model Komunikasi Westley dan MacLean ... 36

Gambar 2.4 Model Komunikasi Osgood-Schramm ... 37

Gambar 2.5 Jalur Proses Komunikasi Pembangunan ... 47

Gambar 3.1 Logo PNPM Mandiri Perdesaan ... 74

Gambar 4.1 Proses Komunikasi Pembangunan antara Pelaku PNPM

Mandiri Perdesaan dengan Perangkat Desa ... 112

Gambar 4.2 Proses Komunikasi Pembangunan antara Pelaku PNPM

Mandiri Perdesaan dengan Masyarakat... 114

Gambar 4.3 Proses Komunikasi Pembangunan antara Perangkat Desa

dengan Masyarakat ... 115

Gambar 4.4 Model Komunikasi Persuasif PNPM Mandiri Perdesaan . 117

Gambar 4.5 Model Komunikasi Dialogis PNPM Mandiri Perdesaan .. 121

(11)

xiii

DAFTAR BAGAN

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang telah

direncanakan secara sistematis mengarah pada kondisi yang lebih baik.

Melihat pembangunan sebagai sesuatu yang direncanakan secara sistematis,

menunjukkan bahwa melaksanakan pembangunan bukanlah hal yang mudah

tetapi memerlukan berbagai paradigma, serta model pembangunan yang tepat.

Salah satu kesalahan pembangunan pada masa lalu adalah penggunaan

model pembangunan yang berorientasi pada mengejar pertumbuhan ekonomi

semata, dimana proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam

program pembangunan kerapkali dilakukan secara

top-down

. Program yang

dilakukan dengan pendekatan dari atas ke bawah sering tidak berhasil dan

kurang memberi manfaat kepada masyarakat. Masyarakat kurang dilibatkan

sehingga mereka kurang bertanggung jawab terhadap program dan

keberhasilannya, bantuan yang diberikan menciptakan ketergantungan yang

pada gilirannya akan lebih menyusahkan masyarakat dari pada menolongnya,

serta terkadang tidak sesuai kebutuhan dan prioritas masyarakat.

1

Berdasarkan pengalaman demikian, maka pendekatan pembangunan

yang sekarang ini lebih menekankan pada model pembangunan

bottom-up

yaitu pendekatan pembangunan yang berorientasi pada rakyat. Pendekatan ini

menuntut adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan

1

(13)

menekankan upaya pemberdayaan (

empowerment

) terhadap rakyat menuju

kemandirian.

Persoalan pembangunan pada prinsipnya adalah menyangkut nasib

kehidupan seluruh lapisan masyarakat, maka idealnya kebijakan yang telah

ditetapkan perlu diketahui oleh publik agar tidak terjadi kesalahpahaman

(

miss communication

) antara pihak yang memerintah dan diperintah.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan tidak bisa dikesampingkan sebab

di tengah lapisan masyarakat yang heterogen terdapat sistem-sistem sosial

yang condong memiliki sikap aktif dan senantiasa mengawal proses jalannya

suatu roda pemerintahan. Khalayak pada dasarnya sama sekali tidak bersifat

pasif, melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan bukan

saja terjadi saling berhubungan tetapi juga dapat saling dipengaruhi oleh

komunikan atau khalayak.

2

Perlu dipahami, bahwa esensi dari pembangunan merupakan suatu

proses. Jadi selama proses itu berlangsung, maka akan terjadi interaksi yang

melibatkan beberapa elemen-elemen sistem sosial yang dapat mempengaruhi

bagaimana jalannya proses pembangunan tersebut. Semua ini tidak lepas dari

peran komunikasi. Sama halnya dengan esensi pembangunan. Komunikasi

merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain

untuk memberi tahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung

secara lisan, maupun tak langsung melalui media.

3

Dari sedikit pengertian mengenai komunikasi diatas dapat dipahami

bahwa eksistensi komunikasi dalam menunjang proses pembangunan sangat

2

Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung : CV. Armico.1984), hlm. 59 3

(14)

3

dibutuhkan. Terutama dalam bidang penyampaian informasi atau sosialisasi

suatu program pemberdayaan masyarakat serta interaksi pemerintah dengan

masyarakat. Dengan demikian diharapkan masyarakat dapat mengeluarkan

segala ide maupun keluhan yang menyangkut permasalahan daerah.

Salah satu pendekatan untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat

adalah melalui komunikasi pembangunan. Komunikasi pembangunan adalah

proses interaksi seluruh warga masyarakat, untuk tumbuhnya kesadaran,

kemauan, dan kemampuan menggerakkan dan mengembangkan partisipasi

masyarakat dalam proses perubahan terencana demi tercapainya perbaikan

mutu hidup masyarakat secara berkesinambungan, dengan menggunakan

teknologi atau menerapkan inovasi yang sudah terpilih.

4

Dengan demikian

komunikasi pembangunan memiliki peran penting dalam pembangunan yang

berorientasi pada rakyat. Partisipasi tercipta melalui komunikasi dan dengan

komunikasi, pesan-pesan pembangunan dapat disampaikan dalam upaya

pemberdayaan masyarakat. Titik tolaknya adalah untuk memandirikan

masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya dengan mengoptimalkan

sumber daya manusia dan sumber daya alam sebaik mungkin.

Upaya pemerintah dalam memberdayakan masyarakat sangat banyak

sekali. Salah satunya yaitu melalui Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri merupakan program nasional dalam wujud

kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program

penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Banyaknya

4

(15)

program-program pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk membuat

masyarakat lebih kreatif, lebih mandiri dan lebih berdaya dengan tujuan

peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat

desa.

5

Pada program ini masyarakat lebih dibina dan diarahkan agar mandiri

dan mampu membangun usahanya sendiri. Hal ini dapat dilihat dengan

diadakannya berbagai pelatihan-pelatihan usaha yang dilakukan oleh Unit

Pelaksana Kegiatan (UPK) melalui kegiatan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri. Dengan dana yang tidak sedikit diharapkan

masyarakat mampu berkembang dan mandiri melalui Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.

Dari banyaknya upaya tersebut, seorang komunikator pembangunan

memegang peran penting dalam kaitannya dengan keberhasilan proses

pemberdayaan. Termasuk kaitannya dalam usaha untuk menggali dan

mengeksplorasi potensi yang dimiliki desa untuk kesejahteraan masyarakat

desa.

Desa Pangkah Kulon kecamatan Ujungpangkah Gresik merupakan

salah satu desa yang terbilang cukup sukses dalam pelaksanaan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Desa Pangkah Kulon

memiliki potensi alam yang cukup besar yang bisa dieksplorasi lebih dalam

lagi sehingga bisa memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat desa.

Salah satu program yang cukup sukses dalam pelaksanaan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di desa

Pangkah Kulon adalah kegiatan

microfinance

.

Microfinance

merupakan

5

(16)

5

kegiatan Unit Pelaksana Kegiatan yang berkenaan dengan pengelolaan dana

bergulir. Dana bergulir itu sendiri adalah seluruh dana program dan bersifat

pinjaman dari Unit Pelaksana Kegiatan yang digunakan oleh masyarakat

untuk mendanai kegiatan ekonomi mereka. Dana itu disalurkan melalui

kelompok-kelompok masyarakat setempat. Ada dua jenis dana bergulir yang

dikelola oleh Unit Pelaksana Kegiatan yaitu UEP (Usaha Ekonomi Produktif)

dan SPP (Simpan Pinjam Perempuan). Dana bergulir itu dilakukan untuk

peningkatan pelayanan kepada Rumah Tangga Miskin (RTM) dalam

memenuhi kebutuhan permodalan usaha melalui kelompok pemanfaat.

6

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan

penelitian dengan judul “

Model Komunikasi Pembangunan Melalui Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi pada

Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik).

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1.

Bagaimana proses komunikasi pembangunan dalam pelaksanaan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di desa

Pangkah Kulon kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik?

2.

Bagaimana model komunikasi pembangunan yang digunakan oleh desa

Pangkah Kulon kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik dalam

pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Perdesaan?

6
(17)

C.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas,

maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1.

Untuk memahami dan mendeskripsikan proses komunikasi pembangunan

dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Perdesaan di desa Pangkah Kulon kecamatan Ujungpangkah

kabupaten Gresik.

2.

Untuk memahami dan mendeskripsikan model komunikasi pembangunan

yang digunakan oleh desa Pangkah Kulon kecamatan Ujungpangkah

kabupaten Gresik dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.

D.

Manfaat Penelitian

1.

Manfaat Teoritis

a.

Dengan adanya temuan-temuan mengenai model komunikasi

pembangunan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perdesaan di desa Pangkah Kulon kecamatan

Ujungpangkah kabupaten Gresik diharapkan mampu memberikan

kontribusi pemikiran dan pengembangan teori di bidang ilmu

komunikasi, khususnya komunikasi pembangunan.

b.

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan

melakukan penelitian tentang komunikasi pembangunan.

2.

Manfaat Praktis

(18)

7

dalam rencana pembangunan selanjutnya, sehingga dapat terciptanya

masyarakat desa yang terperdaya dan mandiri.

b.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pelaku Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan

kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik sebagai bahan evaluasi

dalam menentukan kebijakan pembangunan.

E.

Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

1.

Model Komunikasi Ulama Umara dan Masyarakat dalam Mendukung

Pembangunan Jembatan Suramadu (Studi di Desa Konang Kecamatan

Konang Kabupaten Bangkalan)

oleh Rohman.

7

Dalam penelitian ini

dijelaskan bahwa komunikasi ulama, umara (pemerintah) dan masyarakat

dalam mendukung jembatan suramadu, terjadi dua tahapan komunikasi

(Komunikasi Dua Tahap). Dimana aliran dua tahap ini menyatakan

pesan-pesan media tidak seluruhnya mencapai massa

audience

secara

langsung, sebagian besar malahan berlangsung secara bertahap. Seperti

yang sudah dilakukan oleh umara (pemerintah) dalam rangka

mensosialisasikan jembatan suramadu. Pertama umara (pemerintah) yang

posisinya sebagai penyelenggara pembangunan melakukan komunikasi

dengan ulama yang posisinya sebagai

opinion leaders

, selanjutnya ulama

mengkomunikasikan kepada masyarakat yang posisi stratifikasi sosialnya

sebagai

follower

dengan komunikasi yang demikian maka akan menuju

pada penemuan persepsi terkait pembangunan jembatan suramadu.

7

(19)

Akan tetapi ada perbedaan antara penelitian yang dilakukan peneliti saat

ini dengan penelitian terdahulu yaitu pada fokus penelitian. Dalam

penelitian terdahulu lebih memfokuskan pada pembangunan fisik yaitu

pembangunan berupa jembatan suramadu, sedangkan pada penelitian ini

lebih memfokuskan pada pembangunan non fisik yaitu berupa program

PNPM Mandiri Pedesaan, yang diharapkan dapat meningkatkan taraf

hidup masyarakat desa.

Adapun persamaan antara penelitian yang dilakukan peneliti saat ini

dengan penelitian terdahulu yakni sama-sama mengkaji tentang

komunikasi pembangunan dan sama-sama menggunakan metode

penelitian kualitatif deskriptif.

2.

Peranan Public Relations Dinas Informasi dan Komunikasi Dalam

Menyebarluaskan Informasi Pembangunan (Studi Kualitatif Pada

Pemerintah Propinsi Jawa-Timur)

oleh Isroul Habibah.

8

Dalam

penelitian ini dijelaskan bahwa peran menyebarluaskan informasi

pembangunan ini

Public Relations

tidak begitu aktif (peranan-nya tidak

begitu baik) seorang

Public Relations

hanya bertugas menjaga hubungan

baik dengan seluruh publiknya, baik eksternal maupun internal.

Public

Relations

mempunyai media

offline

yang hanya bisa menjangkau di

kalangan dinas INFOKOM saja. Oleh sebab itu semua informasi yang

berkaitan dengan pembangunan khususnya di bidang info pendidikan

ditangani oleh media informasi dengan kata lain peran menyebarluaskan

8

(20)

9

informasi berada di naungan media informasi (dibantu dengan subdin

media

On-Line

)

Public Relations

hanya pendukung keberhasilan dari isi

berita tersebut.

Sama halnya dengan penelitian terdahulu yang pertama, penelitian

terdahulu yang kedua dan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini

sama-sama meneliti tentang komunikasi pembangunan.

Adapun perbedaannya terletak pada sifat penyebaran pembangunan. Pada

penelitian terdahulu informasi pembangunannya bersifat umum karena

subyeknya adalah

Public Relations

Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Jadi

banyak informasi pembangunan yang harus disampaikan pada khalayak.

informasi disebarkan berupa pembangunan pendidikan, pembangunan

jalan, pembangunan lingkungan dan lain-lain. Sedangkan pada penelitian

saat ini komunikasi pembangunan yang dituju sangat jelas yaitu

pembangunan dalam memberdayakan masyarakat desa.

3.

Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Di Kota Solok

oleh Yoni Yulianti.

9

Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa partisipasi

masyarakat diberikan dalam bentuk sumbangan pikiran dalam bentuk

usulan, saran maupun kritik. Sumbangan tenaga diberikan dengan

frekuensi terbanyak yaitu 52,7 %. Selain itu juga ada dalam bentuk

material dan uang. Tingkat partisipasi masyarakat termasuk kategori

rendah (dengan skor 1180). Selain faktor kemiskinan hal ini disebabkan

pengetahuan masyarakat yang minim terhadap program dan kurang

9

(21)

optimalnya peranan

stakeholder

terkait dalam mengajak masyarakat

untuk berpartisipasi. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi

partisipasi masyarakat adalah umur, status warga di kelurahan, jenis

kelamin, pekerjaan, pendidikan dan pengetahuan. Sedangkan faktor

eksternal yang mempengaruhi pemerintah daerah, pengurus kelurahan

(RT/RW), tokoh masyarakat dan fasilitator.

Adapun persamaan antara penelitian yang dilakukan peneliti saat ini

dengan penelitian terdahulu yakni sama-sama meneliti tentang Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.

Akan tetapi ada perbedaan antara penelitian yang dilakukan peneliti saat

ini dengan penelitian terdahulu yakni pada metode penelitian. Dalam

penelitian terdahulu menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif

dan analisis kuantitatif, sedangkan pada penelitian ini hanya

menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Selain itu, pada

penelitian terdahulu yang menjadi fokus penelitian adalah partisipasi

masyarakat dalam pelaksaanan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri, sedangkan pada penelitian ini yang

menjadi fokus penelitian adalah model komunikasi pembangunan melalui

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perdesaan.

F.

Definisi Konsep

(22)

11

memberikan batasan istilah atau definisi yang digunakan dalam penelitian ini.

Dengan demikian, istilah atau definisi yang dimaksud memiliki pengertian

terbatas.

Adapun batasan bagi beberapa konsep dalam penelitian ini:

1.

Model Komunikasi Pembangunan

Model yaitu representasi suatu fenomena, baik nyata maupun

abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut.

Menurut Sereno dan Mortensen, model komunikasi merupakan deskripsi

ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model

komunikasi mempresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan

menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata.

Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang

mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan unsur, sifat, atau

komponen yang dijadikan model.

10

Sedangkan

pembangunan

menurut

Seers (1969)

adalah

membangkitkan masyarakat dari keadaan kemiskinan, tingkat melek

huruf (

literacy rate

) yang rendah, pengangguran dan ketidakadilan sosial.

Gejala yang seperti ini biasanya terjadi pada negara yang sedang

berkembang.

11

Jadi pembangunan merupakan serangkaian usaha yang dilakukan

secara sadar dan berencana serta berkelanjutan oleh suatu bangsa dengan

harapan membawa perubahan dan pertumbuhan guna mempercepat

10

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 2010), hlm 131-132

11

(23)

modernisasi kehidupan bangsa untuk pencapaian tujuan akhir bangsa

tersebut.

Menurut Zulkarimein Nasution komunikasi pembangunan

merupakan serangkaian usaha mengkomunikasikan pembangunan kepada

masyarakat, agar mereka ikut serta dalam memperoleh manfaat dari

kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu bangsa.

12

Jadi yang dimaksud model komunikasi pembangunan dalam

penelitian ini adalah cara atau teknik penyampaian gagasan program

pembangunan kepada masyarakat agar mereka memahami, menerima,

dan berpartisipasi dalam melaksanakan program pembangunan tersebut

melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perdesaan.

2.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perdesaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

merupakan program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan

masyarakat. Program ini berupaya untuk menciptakan/ meningkatkan

kualitas masyarakat, baik secara individu maupun kelompok dalam

memecahkan berbagai persoalan terkait pada upaya untuk meningkatkan

kualitas kehidupan, kemandirian dan kesejahteaan.

13

Pada program ini masyarakat lebih dibina dan diarahkan agar

mandiri dan mampu membangun usahanya sendiri. Hal ini dapat dilihat

12

Ibid, hlm. 140-141 13

(24)

13

dengan diadakannya berbagai pelatihan-pelatihan usaha yang dilakukan

oleh Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) melalui kegiatan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Dengan dana yang tidak

sedikit diharapkan masyarakat mampu berkembang dan mandiri melalui

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.

Desa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik merupakan salah satu

desa yang terbilang cukup sukses dalam pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Salah satu program yang

cukup sukses dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri adalah kegiatan

microfinance

. Dengan

tingkat pengembalian pinjaman Simpan Pinjam Perempuan mencapai

100%.

G.

Kerangka Pikir Penelitian

Proses penelitian ini dibangun berawal dari perhatian wacana yang

berkembang tentang fenomena tingginya angka kemiskinan di Indonesia,

yaitu mencapai angka 27.727.780 orang. Sedangkan di Jawa Timur jumlah

penduduk miskin di kota sebesar 1.531.890 jiwa dan di desa 3.216.530 jiwa

(

data per September 2014).

14

Salah satu kebijakan pemerintah dalam menekan

angka kemiskinan yaitu melalui Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Dalam mensukseskan program

tersebut, maka dibutuhkan pengkomunikasian (komunikasi pembangunan)

agar masyarakat dapat memahami, menerima, serta ikut berpartisipasi dalam

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan.

14 “Kemiskinan di Indonesia” dalam

(25)

Namun, dalam pengkomunikasian tersebut tidak selamanya berjalan dengan

lancar. Adakalanya mengalami hambatan, seperti penggunaan bahasa pesan

yang sulit dimengerti oleh masyarakat, serta rendahnya tingkat pemahaman

masyarakat desa yang sukanya serba instan dalam bertindak dan tidak berani

mengambil resiko.

Dari realitas ini kemudian peneliti ingin mengetahui model

komunikasi pembangunan melalui Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri. Komunikasi pembangunan sangat diperlukan

dalam pelaksanaan program tersebut guna menunjang keberhasilan proses

pembangunan, sehingga dapat diwujudkannya masyarakat yang terperdaya

dan mandiri. Oleh karena itu, agar tercapainya keberhasilan program tersebut

maka diperlukan model serta strategi komunikasi pembangunan yang tepat.

Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah Teori Difusi

Inovasi. Alasan peneliti menggunakan teori difusi inovasi, karena teori ini

memiliki korelasi dengan obyek yang akan diteliti. Teori difusi inovasi

menjelaskan bahwa bagaimana proses suatu inovasi disampaikan

(dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada

sekelompok anggota dari sistem sosial. Teori ini diperkenalkan oleh Everett

Rogers pada tahun 1964 dalam bukunya yang berjudul

Diffusion of

Innovation.

Inovasi merupakan ide, praktik, atau obyek yang dianggap baru

oleh manusia atau unit adopsi lainnya.

(26)

15

Bagan 1.1 Kerangka Pikir Penelitian

H.

Metode Penelitian

1.

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang

langkah-langkah yang berkenaan dengan masalah tertentu yang diolah,

dianalisis dan diambil kesimpulan.

15

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dalam

penelitian ini peneliti ingin mengetahui secara mendalam akan adanya

program yang direncanakan oleh pemerintah dalam mengurangi angka

kemiskinan yakni melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perdesaan. Dalam mensukseskan program tersebut,

maka dibutuhkan pengkomunikasian (komunikasi pembangunan) agar

15

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1999), hlm.1

Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Pedesaan

Proses Komunikasi

Pembangunan

Model Komunikasi

Pembangunan

Teori Difusi

Inovasi

Model Komunikasi

Pembangunan Melalui PNPM

(27)

masyarakat dapat memahami, menerima, serta ikut berpartisipasi dalam

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perdesaan. Sehingga hal tersebut menjadi penentu keberhasilan proses

pembangunan dan dapat diwujudkannya masyarakat yang terperdaya dan

mandiri.

Sedangkan pendekatannya, peneliti menggunakan pendekatan

deskriptif. Pendekatan ini dipilih untuk mendapatkan data kualitatif yang

obyektif dan mendalam yang nantinya data hasil penelitian tersebut dapat

disajikan secara deskriptif sehingga temuan hasil penelitian tersaji secara

urut, detail dan mendalam. Penelitian deskriptif bertujuan memperoleh

informasi-informasi mengenai keadaaan yang ada pada saat ini tidak

menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa melainkan hanya

mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel

yang diteliti.

16

Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Tailor

seperti yang dikutip Lexy J. Moleong yaitu sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.

17

Dalam penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan secara

mendalam hasil data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.

2.

Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian

a.

Subyek

16

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarrta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 26

17

(28)

17

Subyek dalam penelitian ini adalah Badan Kerjasama Antar Desa

(BKAD), Unit Pelaksana Kegiatan (UPK), dan Kader Pemberdayaan

Masyarakat Desa (KPMD) Pangkah Kulon sebagai fasilitator

pembangunan, serta masyarakat desa Pangkah Kulon sebagai pelaku

pembangunan sekaligus penerima manfaat Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Beberapa

informan yang menjadi subyek penelitian, diantaranya:

Tabel 1.1 Daftar Informan Penelitian

No.

Nama

Status

1

Abdullah Hanif

Ketua Badan Kerjasama Antar Desa

(BKAD) Ujungpangkah

2

Hanifan

Ketua Unit Pengelola Kegiatan

(UPK) Ujungpangkah

3

Dhoriful Ulum

Sekretaris UPK Ujungpangkah

4

Masbacha

Kader Pemberdayaan Masyarakat

Desa Pangkah Kulon, Pengurus SPP

kelompok melati, Penerima manfaat

kegiatan ekonomi simpan pinjam

perempuan

5

Ahmad Ahzab

Ketua RT di desa Pangkah Kulon,

penerima manfaat kegiatan sarana

dan prasarana

6

Eliya Rosyidah

Penerima manfaat kegiatan ekonomi

simpan pinjam perempuan

7

Ainin Nadhifah

Penerima manfaat kegiatan ekonomi

simpan pinjam perempuan

(29)

b.

Obyek

Obyek dalam penelitian ini sendiri adalah ilmu komunikasi terkait

proses dan model komunikasi pembangunan yang digunakan oleh

komunikator pembangunan desa Pangkah Kulon Ujungpangkah

Gresik

ketika

memberikan

sosialisasi

Program

Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan kepada

masyarakat desa.

c.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Pangkah Kulon Kecamatan

Ujungpangkah Gresik.

3.

Jenis dan Sumber Data

a.

Jenis Data

Pada penelitian ini, ada dua macam jenis data yang digunakan oleh

peneliti untuk mendukung penelitian ini, di antaranya adalah sebagai

berikut:

1)

Data Primer

(30)

19

Kegiatan (UPK), dan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa

(KPMD) Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik selaku fasilitator

pembangunan.

2)

Data Sekunder

Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti,

catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip

(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan.

b.

Sumber Data

Menurut Suharmi Arikunto, “yang dimaksud dalam sumber data

dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh”.

18

Ada beberapa sumber data yang bisa digunakan oleh peneliti di

antaranya:

1)

Informan adalah orang yang berpengaruh dalam proses

pengumpulan data bisa juga kita sebut sebagai narasumber atau

key member

, orang yang memegang kunci utama sumber data

dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber

data primer yaitu Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD), Unit

Pelaksana

Kegiatan

(UPK)

dan

Kader

Pemberdayaan

Masyarakat Desa (KPMD) Pangkah Kulon Ujungpangkah

Gresik selaku fasilitator pembangunan. Sedangkan sumber data

18

(31)

sekunder diperoleh dari masyarakat desa Pangkah Kulon

Ujungpangkah Gresik selaku pelaku pembangunan sekaligus

penerima manfaat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perdesaan.

2)

Tempat atau lokasi, yaitu dari memahami kondisi lokal

penelitian, secara tidak langsung peneliti bisa cermat mencoba

untuk mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan

kesimpulan.

3)

Dokumen atau arsip, merupakan bahan tertulis atau benda yang

berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu.

4)

Catatan lapangan, yaitu catatan yang diperoleh dari hasil

pengamatan dan penelitian yang berupa situasi, proses, dan

perilaku terutama yang berkaitan dengan perilaku komunikasi

yang dilakukan peneliti, kemudian hasilnya dibuat suatu catatan.

4.

Tahap-tahap Penelitian

Secara umum tahapan penelitian kualitatif dibagi menjadi tiga, yaitu:

a.

Tahap Pra-Lapangan

(32)

21

b.

Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap pekerjaan lapangan, pada tahap awal peneliti memahami

situasi dan kondisi lapangan penelitian. Menyesuaikan penampilan

fisik serta cara berperilaku peneliti dengan norma-norma, nilai-nilai,

kebiasaan, dan adat istiadat tempat penelitian.

Selanjutnya dalam pelaksanaan pengumpulan data, penelit i

menerapkan

teknik

pengamatan

(

observation

),

wawancara

(

interview

), dengan menggunakan alat bantu seperti

tape recorder

,

foto,

slide

, dan sebagainya.

c.

Tahap Analisis Data

Pada tahap analisa data, peneliti

mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja

seperti yang disarankan oleh data.

5.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan

teknik sebagai berikut:

a.

Observasi

Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua

ilmu pengetahuan.

19

Peneliti menggunakan observasi partisipatif

untuk mengamati yang dikerjakan, mendengarkan yang diucapkan

dan berpartisipasi aktif dalam aktivitas subyek penelitian. Hasil

konkrit kegiatan ini dituangkan dalam bentuk catatan-catatan

19

(33)

terstruktur yang disebut catatan lapangan (

field note

). Disini, peneliti

akan terjun langsung ke ruang sumber dan mengikuti proses

komunikasi pembangunan yang dilakukan oleh aparat desa kepada

masyarakat. Peneliti juga sesekali mencatat hal-hal penting dan

menarik yang terjadi selama proses komunikasi pembangunan

berlangsung dalam rangka pengumpulan data.

b.

Wawancara Mendalam (

In Depth Interview

)

Menurut Deddy Mulyana (2004) wawancara adalah bentuk

komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin

memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.

20

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih dalam.

21

Wawancara secara global dibagi menjadi dua macam yaitu

wawancara berstruktur dan wawancara tidak berstruktur. Dalam

penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara

tidak berstruktur, yang dikenal dengan sebutan wawancara informal.

Wawancara ini bersifat luwes dan fleksibel, karena dapat disesuaikan

dengan kondisi informan. Kondisi yang dimaksud yaitu: usia, jenis

kelamin, latar belakang sosial, dan juga tingkat pendidikan.

20

Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 180

21

(34)

23

Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari data sebanyak

mungkin melalui wawancara terhadap para informan, terutama

informan kunci. Peneliti berupaya mengajukan pertanyaan sedetail

mungkin tentang model komunikasi pembangunan desa Pangkah

Kulon

Ujungpangkah

Gresik

melalui

Program

Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.

c.

Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dan

pencarian informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti

berupa catatan, transkip, buku, dan sebagainya.

22

Data yang

dimaksud yaitu dokumen atau data tertulis milik desa Pangkah

Kulon Ujungpangkah Gresik dan Unit Perlaksana Kegiatan (UPK)

Ujungpangkah Gresik yang berkaitan dengan fokus permasalahan,

termasuk foto-foto yang menggambarkan proses dan model

komunikasi pembangunan melalui Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.

6.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan

dilakukan terus menerus sampai datanya jenuh.

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras.

Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan untuk melakukan

intelektual yang tinggi. Analisis data adalah proses mencari dan

22
(35)

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami,

dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data

dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang

dapat diceritakan kepada orang lain.

23

Analisis terdiri dari 3 alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu:

a.

Reduksi Data

(

Data Reduction

)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah

dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data

semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera

dilakukan analisis data yaitu melalui reduksi data.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitive yang memerlukan

kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi

peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat

mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli

melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang,

sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki temuan dan

pengembangan teori yang signifikan.

24

23

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D…… hlm. 244 24

(36)

25

b.

Penyajian Data

(

Data Display

)

Setelah reduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan

data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori.

Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya disarankan, dalam

melakukan display data, selain dengan teks yang naratif juga dapat

berupa grafik, matriks.

c.

Kesimpulan

(

Conclution Drawing

)

Langkah ketiga dalam penelitian data kualitatif menurut Miles and

Huberman

25

adalah

penarikan

kesimpulan

dan

verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan

akan berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,

tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa

masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih

bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di

lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

25
(37)

gambaran suatu obyek yang sebelumnya remang-remang atau gelap

sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa kasual atau

interkatif, hipotesis suatu teori.

7.

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Menurut Moleong (2001:173) untuk menetapkan keabsahan data

diperlukan teknik pemeriksaan. Dalam hal ini digunakan teknik:

a.

Keikusertaan di lapangan dalam rentang waktu yang panjang, dalam

penelitian ini untuk menguji kepercayaan terhadap data yang telah

dikumpulkan dari informan utama, maka perlu mengadakan

keikutsertaan dalam rentang waktu yang panjang. Adapun maksud

utama adanya perpanjangan di lapangan ini untuk mengecek

kebenaran data yang diberikan baik dari informan utama maupun

informan penunjang.

b.

Triangulasi, untuk keabsahan data yang telah dikumpulkan agar

memperoleh kepercayaan dan kepastian data, maka peneliti

melaksanakan pemeriksaan dengan teknik mencari informasi dari

sumber lain. Menurut Patton dalam Moleong triangulasi dengan

sumber lain berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan

jalan:

(38)

27

2)

Membandingkan data hasil dari informan utama (primer) dengan

informasi yang diperoleh dari informan lainnya (sekunder).

3)

Membandingkan hasil wawancara dari informan dengan

didukung

dokumentasi

sewaktu

penelitian

berlangsung,

sehingga informasi yang diberikan oleh informan utama pada

penelitian dapat mewakili validitas dan mendapatkan derajat

kepercayaan yang tinggi.

c.

Penggalian data melalui referensi yang memadai

Peneliti berusaha mengumpulkan literatur sebanyak mungkin

berupa buku-buku komunikasi, buku-buku yang membahas metode

penelitian kualitatif sebagai referensi dan bahan perbandingan

dengan data-data yang terkumpul melalui proses pengumpulan data.

I.

Sistematika Pembahasan

Dalam

pembahasan

suatu

penelitian

diperlukan

sistematika

pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah-langkah

pembahasan sebagai berikut:

BAB I

PENDAHULUAN

(39)

Metode Penelitian, Jadwal Penelitian dan Sistematika

Pembahasan.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

Pada bab ini terdiri dari dua sub-bab, yakni Kajian Pustaka

(beberapa referensi yang digunakan untuk menelaah obyek

kajian), dan Kajian Teori (teori yang digunakan untuk

menganalisis masalah penelitian).

BAB III

PENYAJIAN DATA

Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Deskripsi

Lokasi dan Subyek Penelitian, dan Deskripsi Data

Penelitian.

BAB IV

ANALISIS DATA

Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Temuan

Penelitian, bagaimana data yang ada itu digali dan

ditemukan beberapa hal yang mendukung penelitian, dan

Konfirmasi Temuan dengan Teori, dimana temuan

penelitian tadi dikaji dengan teori yang ada.

BAB V

PENUTUP

(40)

29

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A.

Kajian Pustaka

1.

Model Komunikasi

a.

Pengertian Model Komunikasi

Model adalah cara untuk menunjukkan sebuah obyek, di

mana di dalamnya dijelaskan kompleksitas suatu proses, pemikiran

dan hubungan antara unsur-unsur yang mendukungnya. Model

dibangun agar kita dapat mengidentifikasi, menggambarkan atau

mengkategorisasikan komponen-komponen yang relevan dari suatu

proses. Sebuah model dapat dikatakan sempurna jika mampu

memperlihatkan semua aspek yang mendukung terjadinya sebuah

proses.

1

Misalnya dapat melakukan spesifikasi dan menunjukkan

kaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam suatu

proses, serta keberadaannya dapat ditunjukkan secara nyata.

Menurut B. Aubrey Fisher,

2

model adalah analogi yang

mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan unsur, sifat

atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.

Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau

menerapkan teori. Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih

disederhanakan, yang mampu menggambarkan suatu fenomena

1

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1998), hlm. 39-40

2

(41)

sesederhana mungkin tanpa menanggalkan inti dari fenomena itu

sendiri.

Sedangkan

menurut

Sereno

dan

Mortensen,

model

komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang

dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model komunikasi

mempresentasikan

secara

abstrak

ciri-ciri

penting

dan

menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia

nyata.

Dengan demikian, model komunikasi dapat diartikan sebagai

representasi dari suatu peristiwa komunikasi. Akan tetapi, model

tidak berisikan penjelasan mengenai hubungan dan interaksi antara

faktor-faktor atau unsur-unsur yang menjadi bagian dari model.

Penjelasannya diberikan oleh teori. Ini berarti terdapat kaitan antara

teori dan model.

Jika model memiliki kaitan yang sangat erat dengan teori,

maka sehubungan dengan hal tersebut, Gardon Wiseman dan Larry

Barker mengemukakan tiga fungsi model komunikasi, yaitu:

1)

Melukiskan proses komunikasi

2)

Menunjukkan hubungan visual

3)

Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan

komunikasi

(42)

31

1)

Mengorganisasikan, artinya model mengorganisasikan sesuatu

hal dengan cara mengurutkan serta mengaitkan satu bagian atau

sistem dengan bagian sistem lainnya. Sehingga kita memperoleh

gambaran yang menyeluruh, tidak sepotong-potong. Aspek

lainnya dari fungsi yang pertama ini adalah, bahwa model

memberikan gambaran umum tentang suatu hal dalam

kondisi-kondisi tertentu.

2)

Model membantu menjelaskan. Meskipun model pada dasarnya

tidak berisikan penjelasan, namun model membantu kita dalam

menjelaskan tentang suatu hal melalui penyajian informasi yang

sederhana. Tanpa model, informasi tentang suatu hal akan

tampak rumit atau tidak jelas.

3)

Fungsi

“ heuristic ”. Artinya melalui m

odel, kita akan dapat

mengetahui sesuatu hal secara keseluruhan. Karena, model

membantu kita dengan memberikan gambaran tentang

komponen-komponen pokok dari sebuah proses atau sistem.

4)

Fungsi prediksi. Melalui model, kita dapat memperkirakan

(43)

Sedangkan keuntungan dari pembuatan model menurut

Raymond S. Ross adalah terbukanya problem abstraksi.

3

Model bisa

memberikan penglihatan yang lain, berbeda, dan lebih dekat; model

menyediakan kerangka tujuan, serta menyoroti problem abstraksi

dan menyatakan suatu problem dalam bahasa simbolik bila terdapat

peluang untuk menggunakan gambar atau simbol.

b.

Macam-macam Model Komunikasi

Dalam memahami suatu komunikasi antar manusia, ada

beberapa model yang perlu diketahui, yang dinyatakan dalam

macam-macam model komunikasi, sebagaimana berikut:

1)

Model Lasswell

[image:43.595.164.527.609.655.2]

Salah satu model komunikasi yang paling tua tetapi masih

digunakan orang untuk tujuan tertentu adalah model komunikasi

yang dikemukakan oleh Harold Lasswell, seorang ahli ilmu

politik dari

Yale University

. Dia menggunakan lima pertanyaan

yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam melihat proses

komunikasi yaitu,

who

(siapa),

says what

(apa yang dikatakan),

in which channel

(saluran komunikasi),

to whom

(kepada siapa),

with what effect

(unsur pengaruh/efek).

Gambar 2.1 Model Komunikasi Lasswell4

3

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 135

4

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 6 Siapa

(Pembicara)

Apa (Pesan)

Saluran (Medium)

Siapa

(44)

33

Bila dilihat lebih lanjut maksud dari model Lasswell ini

akan kelihatan bahwa yang dimaksud dengan pertanyaan

who

tersebut adalah menunjuk kepada siapa yakni orang yang

mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. Yang memulai

komunikasi ini dapat berupa seseorang atau sekelompok orang

seperti organisasi suatu persatuan.

Pertanyaan kedua dari model Lasswell adalah

says what

atau apa yang dikatakan, pertanyaan ini berhubungan dengan isi

komunikasi atau pesan yang disampaikan dalam komunikasi

tersebut.

Pertanyaan ketiga adalah

to whom

, pertanyaan ini

maksudnya menanyakan siapa yang menjadi

audience

atau

penerima dari proses komunikasi.

Pertanyaan keempat adalah

in which channel

atau melalui

media apa, yang dimaksudkan dengan media adalah alat

komunikasi seperti berbicara, gerakan badan, sentuhan, kontak

mata, radio, televisi, surat, buku, gambar, dan lain-lain.

Pertanyaan terakhir dari model Lasswell ini adalah

with

what effect

atau apa efek dari komunikasi tersebut. Pertanyaan

mengenai efek komunikasi ini dapat menanyakan dua hal yaitu

apa yang ingin dicapai dan apa yang dilakukan seseorang

sebagai hasil dari komunikasi.

5

5
(45)

2)

Model Shannon dan Weaver

Salah satu model awal komunikasi adalah model yang

dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada

tahun 1949 dalam bukunya

The

Mathematical Theory of

Communication

.

Model

ini

sering

disebut

model

mathematis/model teori informasi, karena mempunyai pengaruh

paling kuat dari model komunikasi lainnya. Model yang

dikemukakan Shannon sebagaimana gambar berikut:

[image:45.595.139.514.161.718.2]

Gambar 2.2 Model Komunikasi Shannon dan Warren6

Model/gambar di atas menunjukkan penyampaian pesan

berdasarkan tingkat kecermatan. Diawali dengan pemancar

(

transmiter

) yang mengubah pesan menjadi suatu sinyal,

kemudian sinyal tersebut disalurkan atau diberikan pada

penerima

(

received

)

dalam

bentuk

percakapan.

Yakni

melakukan operasi yang sebaliknya dilakukan

transmitter

dengan

merekonstruksikan

pesan

dari

sinyal.

Sasaran

(

destination

) adalah otak yang menjadi tujuan pesan tersebut.

6

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi..…. hlm. 149 Noise Source

Message Signal Received Signal Message Message Destination Transfer

(46)

35

Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver

adalah gangguan (

noise

), yakni setiap rangsangan tambahan dan

tidak dikehendaki dapat mengganggu kecermatan pesan yang

disampaikan. Gangguan ini bisa berupa interferensi statis atau

suatu panggilan telepon, musik yang sangat keras atau sirine di

luar rumah. Menurut Shanon dan Weaver, gangguan ini selalu

ada dalam saluran bersama pesan tersebut yang diterima oleh

penerima.

7

3)

Model Westley dan MacLean

Model Westley dan MacLean merupakan model perluasan

dari model Lasswell dan model Shannon and Weaver, yaitu

dengan menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, dan objek

yang tidak terbatas, tepatnya model ini tidak membatasi pada

tingkat individu, bisa juga terjadi pada aktivitas suatu kelompok

atau suatu lembaga sosial, karena menurut pendapat Westley

setiap individu, kelompok atau sistem mempunyai kebutuhan

untuk mengirim dan menerima pesan sebagai sarana orientasi

terhadap lingkungan. Lebih singkatnya model ini merumuskan

antara komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa.

Konsep penting yang tercakup dalam model ini adalah

memasukkan umpan balik. Perbedaan dalam umpan balik inilah

yang membedakan antara komunikasi antar pribadi dan

komunikasi massa. Dalam komunikasi antar pribadi, umpan

7
(47)

balik yang diterima bersifat segera, sedangkan umpan balik

dalam komunikasi massa bersifat tertunda.

[image:47.595.136.508.224.551.2]

Dalam model Westley dan MacLean ini terdapat lima

unsur, yaitu: objek, orientasi, pesan, sumber, penerima dan

umpan balik. Sebagaimana gambar berikut:

Gambar 2.3 Model Komunikasi Westley dan MacLean8

Sumber (A) menyoroti suatu objek atau peristiwa tertentu

dalam lingkungannya (X) dan menciptakan pesan mengenai hal

itu yang ia kirimkan kepada penerima (B) pada gilirannya

penerima mengirimkan umpan balik mengenai pesan kepada

sumber.

4)

Model Osgood-Schramm

Model sirkuler Osgood dan Schramm ini menggambarkan

suatu proses yang dinamis. Pada model ini sumber dan penerima

mempunyai kedudukan yang sederajat.

9

Pesan ditransmisikan

melalui proses

encoding

dan

decoding

. Hubungan antara

encoding

dan

decoding

layaknya sumber (

encoder

) dan

penerima (

decoder

) yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Namun, pada tahap berikutnya penerima (

encoder

) dan sumber

8

Ibid, hlm. 157 9

(48)

37

[image:48.595.137.484.241.563.2]

(

decoder

), interpreter berfungsi ganda sebagai pengirim dan

penerima pesan. Berbeda dengan model linear, dalam model ini

semua pihak yang berkomunikasi saling memiliki peran sebagai

pengirim. Hal ini dimungkinkan karena keduanya saling berbagi

pengalaman, sehingga masing-masing juga mengharapkan

respon dari pihak lainnya.

10

Sebagaimana gambar berikut:

Gambar 2.4 Model Komunikasi Osgood-Schramm11

5)

Model Interaksional

Model interaksional berbeda dengan model linier

lainnya, model ini menganggap manusia jauh lebih aktif. Para

peserta komunikasi menurut model interaksional adalah

orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui

interaksi sosial, tepatnya melalui apa yang disebut sebagai

pengambilan peran orang lain. Diri berkembang lewat interaksi

10

Totok Mardikanto, Komunikasi Pembangunan: Acuan Bagi Akademisi Praktisi, dan Peminat Komunikasi Pembangunan, (Surakarta: UNS Press. 2010), hlm. 34

11

(49)

dengan orang lain, dimulai dengan orang terdekatnya seperti

keluarga dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan terus

berlanjut hingga ke lingkungan luas dalam suatu tahap yang

disebut tahap pertandingan.

12

2.

Komunikasi Pembangunan

a.

Komunikasi Sebagai Penunjang Pembangunan

Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang tak

terpisahkan, keduanya adalah komponen yang menentukan dalam

berjalannya suatu proses, karena di dalam pembangunan, komunikasi

merupakan proses yang memungkinkan suatu sistem sosial atau

sistem pembangunan itu sendiri memperoleh dan bertukar informasi.

Dengan kata lain, komunikasi tidak lepas dari usaha penyebaran

pesan-pesan (ide, gagasan dan inovasi) bagaimana suatu ide, gagasan

dan inovasi tersebut diperkenalkan, dijelaskan hingga menimbulkan

efek tertentu. Dari sini dapat dikatakan komunikasi dan

pembangunan mempunyai keterkaitan hal yang sama, yaitu tentang

dimensi perubahan pada individu dan masyarakat. Sehingga dapat

dinyatakan kedudukan komunikasi dalam konteks pembangunan

adalah ”

As an integral part of development, and communications as

a set of variables instrumental in bringing about development

”.

Menyadari

peran

dan

potensi

komunikasi

dalam

pembangunan, para ahli komunikasi seperti W. Barnett Pearce

12
(50)

39

mengatakan bahwa komunikasi memegang peran penting dalam

pembangunan yaitu sebagai ”perencana publisitas” sebuah proses

linier mengalir informasi dari pemerintah ke masyarakat.

13

Hal yang

sama juga dikatakan oleh Hedebro dalam bukunya Nasution tentang

kedudukan komunikasi dalam pembangunan, dia menjelaskan peran

yang bisa dilakukan komunikasi dalam pembangunan yakni:

1)

Komunikasi dapat menciptakan iklim atau kondisi bagi

terjadinya perubahan dengan cara membujuk nilai-nilai, sikap,

perilaku agar pembangunan dapat berjalan dengan baik.

2)

Komunikasi dapat mengajarkan berbagai keterampilan baru,

mulai dari masalah baca tulis, keterampilan-keterampilan

praktis, hingga lingkungan.

3)

Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber daya

pengetahuan.

4)

Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman

yang seolah-olah dialami sendiri, sehingga mengurangi biaya

psikis yang ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang

mobile

.

5)

Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan

perangsang untuk bertindak nyata.

6)

Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan

norma-norma baru dan keharmonisan dari masa transisi.

13
(51)

7)

Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk

berpartisipasi dalam pembuatan suatu keputusan di tengah

kehidupan masyarakat.

8)

Komunikasi dapat merubah struktur kekuasaan pada masyarakat

yang bercirikan tradisional, dengan membawakan pengetahuan

kepada massa.

9)

Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu

yang mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal.

10)

Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari

pentingnya arti mereka sebagai warga negara, sehingga dapat

membantu meningkatkan aktivitas politik.

11)

Komunikasi dapat memudahkan perencanaan dan implementasi

program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan

penduduk.

12)

Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan

politik menjadi suatu proses yang berlangsung sendiri.

14

Komunikasi yang dirancang sebagian besar adalah bertujuan

untuk mendorong partisipasi aktif para pelaku pembangunan.

Partisipasi aktif dalam berbagai hal diantaranya: a) Identifikasi

kebutuhan dan potensi yang dimiliki, b) Penyusunan rencana, c)

Pelaksanaan program, d) Monitoring dan evaluasi, e) Kaderisasi, dan

f) Pemanfaatan hasil pembangunan.

14
(52)

41

Dari

penjelasan

atau

pemaparan

diatas,

Gambar

Tabel 3.2           Daftar Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan                            Ujungpangkah .....................................................................
Tabel 1.1 Daftar Informan Penelitian
Gambar 2.1 Model Komunikasi Lasswell4
Gambar 2.2 Model Komunikasi Shannon dan Warren6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, bahasa dan media adalah asumsi dari teori interaksionisme yang bisa dikonfirmasi sebagai proses komunikasi dalam mengintegrasi masyarakat yang

Meskipun sistem kesehatan di Inggris kini lebih dikenal dengan istilah National Health Service (NHS) suatu sistem kesehatan yang didanai dan dikelola oleh pemerintah secara

Seperti penelitian Andri yanto ( 2013) Pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER) dan net profit margin (NPM) terhadap Return On Asset (ROA)

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di SMAS Taman Mulia Sungai Raya, penggunaan metode mengajar guru pada mata pelajaran sosiologi masih

Bersama ini kami sampaikan undangan Pembuktian Kualifikasi paket Pengadaan Penyusunan Buku Profil Pariwisata Provinsi Maluku (lelang ulang) yang akan dilaksanakan dengan

Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah membuat sistem informasi e-learning pada SMA Negeri 4 Palembang yang meliputi proses pengolahan data kelas, data mata pelajaran,

Ketika anggota organisasi berinteraksi dengan anggota lainnya, mereka mungkin menggunakan bahasa umum, istilah, atau ritual tertentu; (2) norms ; yakni berbagai

Berkaitan dengan pelaksanaan prinsip checks and balances system serta hubungan kewenangan antara Presiden dengan lembaga negara lainnya, antara lain mengenai pemberian grasi,