(Studi Pada Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujungpangkah
Kabupaten Gresik)
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)
Oleh:
Izzatun Nafiah
NIM. B06212054
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
viii
ABSTRAK
Izzatun Nafiah, B06212054, 2016.
Model Komunikasi Pembangunan Melalui
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perdesaan (Studi Pada Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujungpangkah
Kabupaten Gresik)
. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.
Kata Kunci: Komunikasi Pembangunan, Pemberdayaan Masyarakat
Pada skripsi ini persoalan yang hendak dikaji mencakup dua fokus yakni:
(1) Bagaimana proses komunikasi pembangunan dalam pelaksanaan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di desa Pangkah
Kulon kecamatan Ujungpangkah Gresik. (2) Bagaimana model komunikasi
pembangunan yang digunakan oleh desa Pangkah Kulon kecamatan
Ujungpangkah Gresik dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.
Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam,
dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan jenis penelitian
kualitatif. Sesuai dengan persoalan tersebut maka teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sementara
untuk menegaskan keabsahan data maka dilakukan triangulasi dan penggalian
data melalui referensi yang memadai. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah
pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan
Kecamatan Ujungpangkah serta masyarakat sebagai pelaku pembangunan
sekaligus penerima manfaat.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBIING ... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR BAGAN ... xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ... 1
B.
Rumusan Masalah ... 5
C.
Tujuan Penelitian ... 6
D.
Manfaat Penelitian... 6
E.
Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 7
F.
Definisi Konsep ... 10
G.
Kerangka Pikir Penelitian ... 13
H.
Metode Penelitian ... 15
1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 15
2.
Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 16
3.
Jenis dan Sumber Data ... 18
4.
Tahap-tahap Penelitian ... 20
5.
Teknik Pengumpulan Data ... 21
6.
Teknik Analisis Data ... 23
7.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 26
I.
Sistematika Pembahasan... 27
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A.
Kajian Pustaka
1.
Model Komunikasi ... 29
a.
Pengertian Model Komunikasi ... 29
b.
Macam-macam Model Komunikasi ... 32
2.
Komunikasi Pembangunan ... 38
a.
Komunikasi Sebagai Penunjang Pembangunan ... 38
b.
Tujuan Komunikasi Pembangunan ... 41
c.
Perencanaan Komunikasi Pembangunan ... 42
d.
Strategi Komunikasi Pembangunan ... 48
3.
PNPM Mandiri Sebagai Model Pembangunan
Partisipatif di Indonesia ... 55
a.
Pengertian PNPM Mandiri ... 55
x
c.
Strategi PNPM Mandiri ... 59
d.
Komponen Program Pembangunan PNPM Mandiri
Perdesaan ... 60
B.
Kajian Teori
Teori Difusi Inovasi... 62
BAB III
PENYAJIAN DATA
A.
Deskripsi Lokasi dan Subyek Penelitian ... 66
1.
Desa Pangkah Kulon: Sebuah Desa Pesisir ... 66
2.
Profil Lembaga PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan
Ujungpangkah Gresik ... 68
3.
Profil Informan ... 76
B.
Deskripsi Data Penelitian ... 81
1.
Proses Komunikasi Pembangunan melalui PNPM
Mandiri Perdesaan ... 82
2.
Model Komunikasi Pembangunan melalui PNPM
Mandiri Perdesaan ... 95
BAB IV
ANALISA DATA
A.
Temuan Penelitian ... 105
B.
Konfirmasi Temuan dengan Teori ... 125
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan ... 131
B.
Rekomendasi ... 133
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Informan Penelitian ... 17
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin ... 67
Tabel 3.2 Daftar Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Komunikasi Lasswell ... 32
Gambar 2.2 Model Komunikasi Shannon dan Weaver ... 34
Gambar 2.3 Model Komunikasi Westley dan MacLean ... 36
Gambar 2.4 Model Komunikasi Osgood-Schramm ... 37
Gambar 2.5 Jalur Proses Komunikasi Pembangunan ... 47
Gambar 3.1 Logo PNPM Mandiri Perdesaan ... 74
Gambar 4.1 Proses Komunikasi Pembangunan antara Pelaku PNPM
Mandiri Perdesaan dengan Perangkat Desa ... 112
Gambar 4.2 Proses Komunikasi Pembangunan antara Pelaku PNPM
Mandiri Perdesaan dengan Masyarakat... 114
Gambar 4.3 Proses Komunikasi Pembangunan antara Perangkat Desa
dengan Masyarakat ... 115
Gambar 4.4 Model Komunikasi Persuasif PNPM Mandiri Perdesaan . 117
Gambar 4.5 Model Komunikasi Dialogis PNPM Mandiri Perdesaan .. 121
xiii
DAFTAR BAGAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang telah
direncanakan secara sistematis mengarah pada kondisi yang lebih baik.
Melihat pembangunan sebagai sesuatu yang direncanakan secara sistematis,
menunjukkan bahwa melaksanakan pembangunan bukanlah hal yang mudah
tetapi memerlukan berbagai paradigma, serta model pembangunan yang tepat.
Salah satu kesalahan pembangunan pada masa lalu adalah penggunaan
model pembangunan yang berorientasi pada mengejar pertumbuhan ekonomi
semata, dimana proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam
program pembangunan kerapkali dilakukan secara
top-down
. Program yang
dilakukan dengan pendekatan dari atas ke bawah sering tidak berhasil dan
kurang memberi manfaat kepada masyarakat. Masyarakat kurang dilibatkan
sehingga mereka kurang bertanggung jawab terhadap program dan
keberhasilannya, bantuan yang diberikan menciptakan ketergantungan yang
pada gilirannya akan lebih menyusahkan masyarakat dari pada menolongnya,
serta terkadang tidak sesuai kebutuhan dan prioritas masyarakat.
1Berdasarkan pengalaman demikian, maka pendekatan pembangunan
yang sekarang ini lebih menekankan pada model pembangunan
bottom-up
yaitu pendekatan pembangunan yang berorientasi pada rakyat. Pendekatan ini
menuntut adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan
1
menekankan upaya pemberdayaan (
empowerment
) terhadap rakyat menuju
kemandirian.
Persoalan pembangunan pada prinsipnya adalah menyangkut nasib
kehidupan seluruh lapisan masyarakat, maka idealnya kebijakan yang telah
ditetapkan perlu diketahui oleh publik agar tidak terjadi kesalahpahaman
(
miss communication
) antara pihak yang memerintah dan diperintah.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan tidak bisa dikesampingkan sebab
di tengah lapisan masyarakat yang heterogen terdapat sistem-sistem sosial
yang condong memiliki sikap aktif dan senantiasa mengawal proses jalannya
suatu roda pemerintahan. Khalayak pada dasarnya sama sekali tidak bersifat
pasif, melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan bukan
saja terjadi saling berhubungan tetapi juga dapat saling dipengaruhi oleh
komunikan atau khalayak.
2Perlu dipahami, bahwa esensi dari pembangunan merupakan suatu
proses. Jadi selama proses itu berlangsung, maka akan terjadi interaksi yang
melibatkan beberapa elemen-elemen sistem sosial yang dapat mempengaruhi
bagaimana jalannya proses pembangunan tersebut. Semua ini tidak lepas dari
peran komunikasi. Sama halnya dengan esensi pembangunan. Komunikasi
merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberi tahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung
secara lisan, maupun tak langsung melalui media.
3Dari sedikit pengertian mengenai komunikasi diatas dapat dipahami
bahwa eksistensi komunikasi dalam menunjang proses pembangunan sangat
2
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung : CV. Armico.1984), hlm. 59 3
3
dibutuhkan. Terutama dalam bidang penyampaian informasi atau sosialisasi
suatu program pemberdayaan masyarakat serta interaksi pemerintah dengan
masyarakat. Dengan demikian diharapkan masyarakat dapat mengeluarkan
segala ide maupun keluhan yang menyangkut permasalahan daerah.
Salah satu pendekatan untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat
adalah melalui komunikasi pembangunan. Komunikasi pembangunan adalah
proses interaksi seluruh warga masyarakat, untuk tumbuhnya kesadaran,
kemauan, dan kemampuan menggerakkan dan mengembangkan partisipasi
masyarakat dalam proses perubahan terencana demi tercapainya perbaikan
mutu hidup masyarakat secara berkesinambungan, dengan menggunakan
teknologi atau menerapkan inovasi yang sudah terpilih.
4Dengan demikian
komunikasi pembangunan memiliki peran penting dalam pembangunan yang
berorientasi pada rakyat. Partisipasi tercipta melalui komunikasi dan dengan
komunikasi, pesan-pesan pembangunan dapat disampaikan dalam upaya
pemberdayaan masyarakat. Titik tolaknya adalah untuk memandirikan
masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya dengan mengoptimalkan
sumber daya manusia dan sumber daya alam sebaik mungkin.
Upaya pemerintah dalam memberdayakan masyarakat sangat banyak
sekali. Salah satunya yaitu melalui Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri merupakan program nasional dalam wujud
kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Banyaknya
4
program-program pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk membuat
masyarakat lebih kreatif, lebih mandiri dan lebih berdaya dengan tujuan
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat
desa.
5Pada program ini masyarakat lebih dibina dan diarahkan agar mandiri
dan mampu membangun usahanya sendiri. Hal ini dapat dilihat dengan
diadakannya berbagai pelatihan-pelatihan usaha yang dilakukan oleh Unit
Pelaksana Kegiatan (UPK) melalui kegiatan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri. Dengan dana yang tidak sedikit diharapkan
masyarakat mampu berkembang dan mandiri melalui Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.
Dari banyaknya upaya tersebut, seorang komunikator pembangunan
memegang peran penting dalam kaitannya dengan keberhasilan proses
pemberdayaan. Termasuk kaitannya dalam usaha untuk menggali dan
mengeksplorasi potensi yang dimiliki desa untuk kesejahteraan masyarakat
desa.
Desa Pangkah Kulon kecamatan Ujungpangkah Gresik merupakan
salah satu desa yang terbilang cukup sukses dalam pelaksanaan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Desa Pangkah Kulon
memiliki potensi alam yang cukup besar yang bisa dieksplorasi lebih dalam
lagi sehingga bisa memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat desa.
Salah satu program yang cukup sukses dalam pelaksanaan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di desa
Pangkah Kulon adalah kegiatan
microfinance
.
Microfinance
merupakan
5
5
kegiatan Unit Pelaksana Kegiatan yang berkenaan dengan pengelolaan dana
bergulir. Dana bergulir itu sendiri adalah seluruh dana program dan bersifat
pinjaman dari Unit Pelaksana Kegiatan yang digunakan oleh masyarakat
untuk mendanai kegiatan ekonomi mereka. Dana itu disalurkan melalui
kelompok-kelompok masyarakat setempat. Ada dua jenis dana bergulir yang
dikelola oleh Unit Pelaksana Kegiatan yaitu UEP (Usaha Ekonomi Produktif)
dan SPP (Simpan Pinjam Perempuan). Dana bergulir itu dilakukan untuk
peningkatan pelayanan kepada Rumah Tangga Miskin (RTM) dalam
memenuhi kebutuhan permodalan usaha melalui kelompok pemanfaat.
6Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan
penelitian dengan judul “
Model Komunikasi Pembangunan Melalui Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi pada
Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik).
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana proses komunikasi pembangunan dalam pelaksanaan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di desa
Pangkah Kulon kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik?
2.
Bagaimana model komunikasi pembangunan yang digunakan oleh desa
Pangkah Kulon kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik dalam
pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perdesaan?
6 “
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas,
maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk memahami dan mendeskripsikan proses komunikasi pembangunan
dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perdesaan di desa Pangkah Kulon kecamatan Ujungpangkah
kabupaten Gresik.
2.
Untuk memahami dan mendeskripsikan model komunikasi pembangunan
yang digunakan oleh desa Pangkah Kulon kecamatan Ujungpangkah
kabupaten Gresik dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
a.
Dengan adanya temuan-temuan mengenai model komunikasi
pembangunan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perdesaan di desa Pangkah Kulon kecamatan
Ujungpangkah kabupaten Gresik diharapkan mampu memberikan
kontribusi pemikiran dan pengembangan teori di bidang ilmu
komunikasi, khususnya komunikasi pembangunan.
b.
Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian tentang komunikasi pembangunan.
2.
Manfaat Praktis
7
dalam rencana pembangunan selanjutnya, sehingga dapat terciptanya
masyarakat desa yang terperdaya dan mandiri.
b.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pelaku Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan
kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik sebagai bahan evaluasi
dalam menentukan kebijakan pembangunan.
E.
Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
1.
Model Komunikasi Ulama Umara dan Masyarakat dalam Mendukung
Pembangunan Jembatan Suramadu (Studi di Desa Konang Kecamatan
Konang Kabupaten Bangkalan)
oleh Rohman.
7Dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa komunikasi ulama, umara (pemerintah) dan masyarakat
dalam mendukung jembatan suramadu, terjadi dua tahapan komunikasi
(Komunikasi Dua Tahap). Dimana aliran dua tahap ini menyatakan
pesan-pesan media tidak seluruhnya mencapai massa
audience
secara
langsung, sebagian besar malahan berlangsung secara bertahap. Seperti
yang sudah dilakukan oleh umara (pemerintah) dalam rangka
mensosialisasikan jembatan suramadu. Pertama umara (pemerintah) yang
posisinya sebagai penyelenggara pembangunan melakukan komunikasi
dengan ulama yang posisinya sebagai
opinion leaders
, selanjutnya ulama
mengkomunikasikan kepada masyarakat yang posisi stratifikasi sosialnya
sebagai
follower
dengan komunikasi yang demikian maka akan menuju
pada penemuan persepsi terkait pembangunan jembatan suramadu.
7
Akan tetapi ada perbedaan antara penelitian yang dilakukan peneliti saat
ini dengan penelitian terdahulu yaitu pada fokus penelitian. Dalam
penelitian terdahulu lebih memfokuskan pada pembangunan fisik yaitu
pembangunan berupa jembatan suramadu, sedangkan pada penelitian ini
lebih memfokuskan pada pembangunan non fisik yaitu berupa program
PNPM Mandiri Pedesaan, yang diharapkan dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat desa.
Adapun persamaan antara penelitian yang dilakukan peneliti saat ini
dengan penelitian terdahulu yakni sama-sama mengkaji tentang
komunikasi pembangunan dan sama-sama menggunakan metode
penelitian kualitatif deskriptif.
2.
Peranan Public Relations Dinas Informasi dan Komunikasi Dalam
Menyebarluaskan Informasi Pembangunan (Studi Kualitatif Pada
Pemerintah Propinsi Jawa-Timur)
oleh Isroul Habibah.
8Dalam
penelitian ini dijelaskan bahwa peran menyebarluaskan informasi
pembangunan ini
Public Relations
tidak begitu aktif (peranan-nya tidak
begitu baik) seorang
Public Relations
hanya bertugas menjaga hubungan
baik dengan seluruh publiknya, baik eksternal maupun internal.
Public
Relations
mempunyai media
offline
yang hanya bisa menjangkau di
kalangan dinas INFOKOM saja. Oleh sebab itu semua informasi yang
berkaitan dengan pembangunan khususnya di bidang info pendidikan
ditangani oleh media informasi dengan kata lain peran menyebarluaskan
8
9
informasi berada di naungan media informasi (dibantu dengan subdin
media
On-Line
)
Public Relations
hanya pendukung keberhasilan dari isi
berita tersebut.
Sama halnya dengan penelitian terdahulu yang pertama, penelitian
terdahulu yang kedua dan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini
sama-sama meneliti tentang komunikasi pembangunan.
Adapun perbedaannya terletak pada sifat penyebaran pembangunan. Pada
penelitian terdahulu informasi pembangunannya bersifat umum karena
subyeknya adalah
Public Relations
Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Jadi
banyak informasi pembangunan yang harus disampaikan pada khalayak.
informasi disebarkan berupa pembangunan pendidikan, pembangunan
jalan, pembangunan lingkungan dan lain-lain. Sedangkan pada penelitian
saat ini komunikasi pembangunan yang dituju sangat jelas yaitu
pembangunan dalam memberdayakan masyarakat desa.
3.
Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Di Kota Solok
oleh Yoni Yulianti.
9Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa partisipasi
masyarakat diberikan dalam bentuk sumbangan pikiran dalam bentuk
usulan, saran maupun kritik. Sumbangan tenaga diberikan dengan
frekuensi terbanyak yaitu 52,7 %. Selain itu juga ada dalam bentuk
material dan uang. Tingkat partisipasi masyarakat termasuk kategori
rendah (dengan skor 1180). Selain faktor kemiskinan hal ini disebabkan
pengetahuan masyarakat yang minim terhadap program dan kurang
9
optimalnya peranan
stakeholder
terkait dalam mengajak masyarakat
untuk berpartisipasi. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat adalah umur, status warga di kelurahan, jenis
kelamin, pekerjaan, pendidikan dan pengetahuan. Sedangkan faktor
eksternal yang mempengaruhi pemerintah daerah, pengurus kelurahan
(RT/RW), tokoh masyarakat dan fasilitator.
Adapun persamaan antara penelitian yang dilakukan peneliti saat ini
dengan penelitian terdahulu yakni sama-sama meneliti tentang Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.
Akan tetapi ada perbedaan antara penelitian yang dilakukan peneliti saat
ini dengan penelitian terdahulu yakni pada metode penelitian. Dalam
penelitian terdahulu menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif
dan analisis kuantitatif, sedangkan pada penelitian ini hanya
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Selain itu, pada
penelitian terdahulu yang menjadi fokus penelitian adalah partisipasi
masyarakat dalam pelaksaanan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri, sedangkan pada penelitian ini yang
menjadi fokus penelitian adalah model komunikasi pembangunan melalui
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perdesaan.
F.
Definisi Konsep
11
memberikan batasan istilah atau definisi yang digunakan dalam penelitian ini.
Dengan demikian, istilah atau definisi yang dimaksud memiliki pengertian
terbatas.
Adapun batasan bagi beberapa konsep dalam penelitian ini:
1.
Model Komunikasi Pembangunan
Model yaitu representasi suatu fenomena, baik nyata maupun
abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut.
Menurut Sereno dan Mortensen, model komunikasi merupakan deskripsi
ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model
komunikasi mempresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan
menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata.
Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang
mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan unsur, sifat, atau
komponen yang dijadikan model.
10Sedangkan
pembangunan
menurut
Seers (1969)
adalah
membangkitkan masyarakat dari keadaan kemiskinan, tingkat melek
huruf (
literacy rate
) yang rendah, pengangguran dan ketidakadilan sosial.
Gejala yang seperti ini biasanya terjadi pada negara yang sedang
berkembang.
11Jadi pembangunan merupakan serangkaian usaha yang dilakukan
secara sadar dan berencana serta berkelanjutan oleh suatu bangsa dengan
harapan membawa perubahan dan pertumbuhan guna mempercepat
10
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 2010), hlm 131-132
11
modernisasi kehidupan bangsa untuk pencapaian tujuan akhir bangsa
tersebut.
Menurut Zulkarimein Nasution komunikasi pembangunan
merupakan serangkaian usaha mengkomunikasikan pembangunan kepada
masyarakat, agar mereka ikut serta dalam memperoleh manfaat dari
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu bangsa.
12Jadi yang dimaksud model komunikasi pembangunan dalam
penelitian ini adalah cara atau teknik penyampaian gagasan program
pembangunan kepada masyarakat agar mereka memahami, menerima,
dan berpartisipasi dalam melaksanakan program pembangunan tersebut
melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perdesaan.
2.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perdesaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
merupakan program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat. Program ini berupaya untuk menciptakan/ meningkatkan
kualitas masyarakat, baik secara individu maupun kelompok dalam
memecahkan berbagai persoalan terkait pada upaya untuk meningkatkan
kualitas kehidupan, kemandirian dan kesejahteaan.
13Pada program ini masyarakat lebih dibina dan diarahkan agar
mandiri dan mampu membangun usahanya sendiri. Hal ini dapat dilihat
12
Ibid, hlm. 140-141 13
13
dengan diadakannya berbagai pelatihan-pelatihan usaha yang dilakukan
oleh Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) melalui kegiatan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Dengan dana yang tidak
sedikit diharapkan masyarakat mampu berkembang dan mandiri melalui
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.
Desa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik merupakan salah satu
desa yang terbilang cukup sukses dalam pelaksanaan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Salah satu program yang
cukup sukses dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri adalah kegiatan
microfinance
. Dengan
tingkat pengembalian pinjaman Simpan Pinjam Perempuan mencapai
100%.
G.
Kerangka Pikir Penelitian
Proses penelitian ini dibangun berawal dari perhatian wacana yang
berkembang tentang fenomena tingginya angka kemiskinan di Indonesia,
yaitu mencapai angka 27.727.780 orang. Sedangkan di Jawa Timur jumlah
penduduk miskin di kota sebesar 1.531.890 jiwa dan di desa 3.216.530 jiwa
(
data per September 2014).
14Salah satu kebijakan pemerintah dalam menekan
angka kemiskinan yaitu melalui Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Dalam mensukseskan program
tersebut, maka dibutuhkan pengkomunikasian (komunikasi pembangunan)
agar masyarakat dapat memahami, menerima, serta ikut berpartisipasi dalam
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan.
14 “Kemiskinan di Indonesia” dalam
Namun, dalam pengkomunikasian tersebut tidak selamanya berjalan dengan
lancar. Adakalanya mengalami hambatan, seperti penggunaan bahasa pesan
yang sulit dimengerti oleh masyarakat, serta rendahnya tingkat pemahaman
masyarakat desa yang sukanya serba instan dalam bertindak dan tidak berani
mengambil resiko.
Dari realitas ini kemudian peneliti ingin mengetahui model
komunikasi pembangunan melalui Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri. Komunikasi pembangunan sangat diperlukan
dalam pelaksanaan program tersebut guna menunjang keberhasilan proses
pembangunan, sehingga dapat diwujudkannya masyarakat yang terperdaya
dan mandiri. Oleh karena itu, agar tercapainya keberhasilan program tersebut
maka diperlukan model serta strategi komunikasi pembangunan yang tepat.
Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah Teori Difusi
Inovasi. Alasan peneliti menggunakan teori difusi inovasi, karena teori ini
memiliki korelasi dengan obyek yang akan diteliti. Teori difusi inovasi
menjelaskan bahwa bagaimana proses suatu inovasi disampaikan
(dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada
sekelompok anggota dari sistem sosial. Teori ini diperkenalkan oleh Everett
Rogers pada tahun 1964 dalam bukunya yang berjudul
Diffusion of
Innovation.
Inovasi merupakan ide, praktik, atau obyek yang dianggap baru
oleh manusia atau unit adopsi lainnya.
15
Bagan 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
H.
Metode Penelitian
1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang
langkah-langkah yang berkenaan dengan masalah tertentu yang diolah,
dianalisis dan diambil kesimpulan.
15Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dalam
penelitian ini peneliti ingin mengetahui secara mendalam akan adanya
program yang direncanakan oleh pemerintah dalam mengurangi angka
kemiskinan yakni melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perdesaan. Dalam mensukseskan program tersebut,
maka dibutuhkan pengkomunikasian (komunikasi pembangunan) agar
15
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1999), hlm.1
Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Pedesaan
Proses Komunikasi
Pembangunan
Model Komunikasi
Pembangunan
Teori Difusi
Inovasi
Model Komunikasi
Pembangunan Melalui PNPM
masyarakat dapat memahami, menerima, serta ikut berpartisipasi dalam
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perdesaan. Sehingga hal tersebut menjadi penentu keberhasilan proses
pembangunan dan dapat diwujudkannya masyarakat yang terperdaya dan
mandiri.
Sedangkan pendekatannya, peneliti menggunakan pendekatan
deskriptif. Pendekatan ini dipilih untuk mendapatkan data kualitatif yang
obyektif dan mendalam yang nantinya data hasil penelitian tersebut dapat
disajikan secara deskriptif sehingga temuan hasil penelitian tersaji secara
urut, detail dan mendalam. Penelitian deskriptif bertujuan memperoleh
informasi-informasi mengenai keadaaan yang ada pada saat ini tidak
menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa melainkan hanya
mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel
yang diteliti.
16Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Tailor
seperti yang dikutip Lexy J. Moleong yaitu sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.
17Dalam penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan secara
mendalam hasil data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.
2.
Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian
a.
Subyek
16
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarrta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 26
17
17
Subyek dalam penelitian ini adalah Badan Kerjasama Antar Desa
(BKAD), Unit Pelaksana Kegiatan (UPK), dan Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa (KPMD) Pangkah Kulon sebagai fasilitator
pembangunan, serta masyarakat desa Pangkah Kulon sebagai pelaku
pembangunan sekaligus penerima manfaat Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Beberapa
informan yang menjadi subyek penelitian, diantaranya:
Tabel 1.1 Daftar Informan Penelitian
No.
Nama
Status
1
Abdullah Hanif
Ketua Badan Kerjasama Antar Desa
(BKAD) Ujungpangkah
2
Hanifan
Ketua Unit Pengelola Kegiatan
(UPK) Ujungpangkah
3
Dhoriful Ulum
Sekretaris UPK Ujungpangkah
4
Masbacha
Kader Pemberdayaan Masyarakat
Desa Pangkah Kulon, Pengurus SPP
kelompok melati, Penerima manfaat
kegiatan ekonomi simpan pinjam
perempuan
5
Ahmad Ahzab
Ketua RT di desa Pangkah Kulon,
penerima manfaat kegiatan sarana
dan prasarana
6
Eliya Rosyidah
Penerima manfaat kegiatan ekonomi
simpan pinjam perempuan
7
Ainin Nadhifah
Penerima manfaat kegiatan ekonomi
simpan pinjam perempuan
b.
Obyek
Obyek dalam penelitian ini sendiri adalah ilmu komunikasi terkait
proses dan model komunikasi pembangunan yang digunakan oleh
komunikator pembangunan desa Pangkah Kulon Ujungpangkah
Gresik
ketika
memberikan
sosialisasi
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan kepada
masyarakat desa.
c.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Pangkah Kulon Kecamatan
Ujungpangkah Gresik.
3.
Jenis dan Sumber Data
a.
Jenis Data
Pada penelitian ini, ada dua macam jenis data yang digunakan oleh
peneliti untuk mendukung penelitian ini, di antaranya adalah sebagai
berikut:
1)
Data Primer
19
Kegiatan (UPK), dan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa
(KPMD) Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik selaku fasilitator
pembangunan.
2)
Data Sekunder
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti,
catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan.
b.
Sumber Data
Menurut Suharmi Arikunto, “yang dimaksud dalam sumber data
dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh”.
18Ada beberapa sumber data yang bisa digunakan oleh peneliti di
antaranya:
1)
Informan adalah orang yang berpengaruh dalam proses
pengumpulan data bisa juga kita sebut sebagai narasumber atau
key member
, orang yang memegang kunci utama sumber data
dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber
data primer yaitu Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD), Unit
Pelaksana
Kegiatan
(UPK)
dan
Kader
Pemberdayaan
Masyarakat Desa (KPMD) Pangkah Kulon Ujungpangkah
Gresik selaku fasilitator pembangunan. Sedangkan sumber data
18
sekunder diperoleh dari masyarakat desa Pangkah Kulon
Ujungpangkah Gresik selaku pelaku pembangunan sekaligus
penerima manfaat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perdesaan.
2)
Tempat atau lokasi, yaitu dari memahami kondisi lokal
penelitian, secara tidak langsung peneliti bisa cermat mencoba
untuk mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan
kesimpulan.
3)
Dokumen atau arsip, merupakan bahan tertulis atau benda yang
berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu.
4)
Catatan lapangan, yaitu catatan yang diperoleh dari hasil
pengamatan dan penelitian yang berupa situasi, proses, dan
perilaku terutama yang berkaitan dengan perilaku komunikasi
yang dilakukan peneliti, kemudian hasilnya dibuat suatu catatan.
4.
Tahap-tahap Penelitian
Secara umum tahapan penelitian kualitatif dibagi menjadi tiga, yaitu:
a.
Tahap Pra-Lapangan
21
b.
Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada tahap pekerjaan lapangan, pada tahap awal peneliti memahami
situasi dan kondisi lapangan penelitian. Menyesuaikan penampilan
fisik serta cara berperilaku peneliti dengan norma-norma, nilai-nilai,
kebiasaan, dan adat istiadat tempat penelitian.
Selanjutnya dalam pelaksanaan pengumpulan data, penelit i
menerapkan
teknik
pengamatan
(
observation
),
wawancara
(
interview
), dengan menggunakan alat bantu seperti
tape recorder
,
foto,
slide
, dan sebagainya.
c.
Tahap Analisis Data
Pada tahap analisa data, peneliti
mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja
seperti yang disarankan oleh data.
5.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik sebagai berikut:
a.
Observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan.
19Peneliti menggunakan observasi partisipatif
untuk mengamati yang dikerjakan, mendengarkan yang diucapkan
dan berpartisipasi aktif dalam aktivitas subyek penelitian. Hasil
konkrit kegiatan ini dituangkan dalam bentuk catatan-catatan
19
terstruktur yang disebut catatan lapangan (
field note
). Disini, peneliti
akan terjun langsung ke ruang sumber dan mengikuti proses
komunikasi pembangunan yang dilakukan oleh aparat desa kepada
masyarakat. Peneliti juga sesekali mencatat hal-hal penting dan
menarik yang terjadi selama proses komunikasi pembangunan
berlangsung dalam rangka pengumpulan data.
b.
Wawancara Mendalam (
In Depth Interview
)
Menurut Deddy Mulyana (2004) wawancara adalah bentuk
komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin
memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.
20Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih dalam.
21Wawancara secara global dibagi menjadi dua macam yaitu
wawancara berstruktur dan wawancara tidak berstruktur. Dalam
penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara
tidak berstruktur, yang dikenal dengan sebutan wawancara informal.
Wawancara ini bersifat luwes dan fleksibel, karena dapat disesuaikan
dengan kondisi informan. Kondisi yang dimaksud yaitu: usia, jenis
kelamin, latar belakang sosial, dan juga tingkat pendidikan.
20
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 180
21
23
Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari data sebanyak
mungkin melalui wawancara terhadap para informan, terutama
informan kunci. Peneliti berupaya mengajukan pertanyaan sedetail
mungkin tentang model komunikasi pembangunan desa Pangkah
Kulon
Ujungpangkah
Gresik
melalui
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.
c.
Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dan
pencarian informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti
berupa catatan, transkip, buku, dan sebagainya.
22Data yang
dimaksud yaitu dokumen atau data tertulis milik desa Pangkah
Kulon Ujungpangkah Gresik dan Unit Perlaksana Kegiatan (UPK)
Ujungpangkah Gresik yang berkaitan dengan fokus permasalahan,
termasuk foto-foto yang menggambarkan proses dan model
komunikasi pembangunan melalui Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.
6.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan
dilakukan terus menerus sampai datanya jenuh.
Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras.
Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan untuk melakukan
intelektual yang tinggi. Analisis data adalah proses mencari dan
22
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami,
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data
dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang
dapat diceritakan kepada orang lain.
23Analisis terdiri dari 3 alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu:
a.
Reduksi Data
(
Data Reduction
)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah
dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data
semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data yaitu melalui reduksi data.
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitive yang memerlukan
kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi
peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat
mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli
melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang,
sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki temuan dan
pengembangan teori yang signifikan.
2423
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D…… hlm. 244 24
25
b.
Penyajian Data
(
Data Display
)
Setelah reduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori.
Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya disarankan, dalam
melakukan display data, selain dengan teks yang naratif juga dapat
berupa grafik, matriks.
c.
Kesimpulan
(
Conclution Drawing
)
Langkah ketiga dalam penelitian data kualitatif menurut Miles and
Huberman
25adalah
penarikan
kesimpulan
dan
verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan
akan berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,
tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di
lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
25
gambaran suatu obyek yang sebelumnya remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa kasual atau
interkatif, hipotesis suatu teori.
7.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Menurut Moleong (2001:173) untuk menetapkan keabsahan data
diperlukan teknik pemeriksaan. Dalam hal ini digunakan teknik:
a.
Keikusertaan di lapangan dalam rentang waktu yang panjang, dalam
penelitian ini untuk menguji kepercayaan terhadap data yang telah
dikumpulkan dari informan utama, maka perlu mengadakan
keikutsertaan dalam rentang waktu yang panjang. Adapun maksud
utama adanya perpanjangan di lapangan ini untuk mengecek
kebenaran data yang diberikan baik dari informan utama maupun
informan penunjang.
b.
Triangulasi, untuk keabsahan data yang telah dikumpulkan agar
memperoleh kepercayaan dan kepastian data, maka peneliti
melaksanakan pemeriksaan dengan teknik mencari informasi dari
sumber lain. Menurut Patton dalam Moleong triangulasi dengan
sumber lain berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan
jalan:
27
2)
Membandingkan data hasil dari informan utama (primer) dengan
informasi yang diperoleh dari informan lainnya (sekunder).
3)
Membandingkan hasil wawancara dari informan dengan
didukung
dokumentasi
sewaktu
penelitian
berlangsung,
sehingga informasi yang diberikan oleh informan utama pada
penelitian dapat mewakili validitas dan mendapatkan derajat
kepercayaan yang tinggi.
c.
Penggalian data melalui referensi yang memadai
Peneliti berusaha mengumpulkan literatur sebanyak mungkin
berupa buku-buku komunikasi, buku-buku yang membahas metode
penelitian kualitatif sebagai referensi dan bahan perbandingan
dengan data-data yang terkumpul melalui proses pengumpulan data.
I.
Sistematika Pembahasan
Dalam
pembahasan
suatu
penelitian
diperlukan
sistematika
pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah-langkah
pembahasan sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Metode Penelitian, Jadwal Penelitian dan Sistematika
Pembahasan.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Pada bab ini terdiri dari dua sub-bab, yakni Kajian Pustaka
(beberapa referensi yang digunakan untuk menelaah obyek
kajian), dan Kajian Teori (teori yang digunakan untuk
menganalisis masalah penelitian).
BAB III
PENYAJIAN DATA
Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Deskripsi
Lokasi dan Subyek Penelitian, dan Deskripsi Data
Penelitian.
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Temuan
Penelitian, bagaimana data yang ada itu digali dan
ditemukan beberapa hal yang mendukung penelitian, dan
Konfirmasi Temuan dengan Teori, dimana temuan
penelitian tadi dikaji dengan teori yang ada.
BAB V
PENUTUP
29
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A.
Kajian Pustaka
1.
Model Komunikasi
a.
Pengertian Model Komunikasi
Model adalah cara untuk menunjukkan sebuah obyek, di
mana di dalamnya dijelaskan kompleksitas suatu proses, pemikiran
dan hubungan antara unsur-unsur yang mendukungnya. Model
dibangun agar kita dapat mengidentifikasi, menggambarkan atau
mengkategorisasikan komponen-komponen yang relevan dari suatu
proses. Sebuah model dapat dikatakan sempurna jika mampu
memperlihatkan semua aspek yang mendukung terjadinya sebuah
proses.
1Misalnya dapat melakukan spesifikasi dan menunjukkan
kaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam suatu
proses, serta keberadaannya dapat ditunjukkan secara nyata.
Menurut B. Aubrey Fisher,
2model adalah analogi yang
mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan unsur, sifat
atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.
Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau
menerapkan teori. Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih
disederhanakan, yang mampu menggambarkan suatu fenomena
1
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1998), hlm. 39-40
2
sesederhana mungkin tanpa menanggalkan inti dari fenomena itu
sendiri.
Sedangkan
menurut
Sereno
dan
Mortensen,
model
komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang
dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model komunikasi
mempresentasikan
secara
abstrak
ciri-ciri
penting
dan
menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia
nyata.
Dengan demikian, model komunikasi dapat diartikan sebagai
representasi dari suatu peristiwa komunikasi. Akan tetapi, model
tidak berisikan penjelasan mengenai hubungan dan interaksi antara
faktor-faktor atau unsur-unsur yang menjadi bagian dari model.
Penjelasannya diberikan oleh teori. Ini berarti terdapat kaitan antara
teori dan model.
Jika model memiliki kaitan yang sangat erat dengan teori,
maka sehubungan dengan hal tersebut, Gardon Wiseman dan Larry
Barker mengemukakan tiga fungsi model komunikasi, yaitu:
1)
Melukiskan proses komunikasi
2)
Menunjukkan hubungan visual
3)
Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan
komunikasi
31
1)
Mengorganisasikan, artinya model mengorganisasikan sesuatu
hal dengan cara mengurutkan serta mengaitkan satu bagian atau
sistem dengan bagian sistem lainnya. Sehingga kita memperoleh
gambaran yang menyeluruh, tidak sepotong-potong. Aspek
lainnya dari fungsi yang pertama ini adalah, bahwa model
memberikan gambaran umum tentang suatu hal dalam
kondisi-kondisi tertentu.
2)
Model membantu menjelaskan. Meskipun model pada dasarnya
tidak berisikan penjelasan, namun model membantu kita dalam
menjelaskan tentang suatu hal melalui penyajian informasi yang
sederhana. Tanpa model, informasi tentang suatu hal akan
tampak rumit atau tidak jelas.
3)
Fungsi
“ heuristic ”. Artinya melalui m
odel, kita akan dapat
mengetahui sesuatu hal secara keseluruhan. Karena, model
membantu kita dengan memberikan gambaran tentang
komponen-komponen pokok dari sebuah proses atau sistem.
4)
Fungsi prediksi. Melalui model, kita dapat memperkirakan
Sedangkan keuntungan dari pembuatan model menurut
Raymond S. Ross adalah terbukanya problem abstraksi.
3Model bisa
memberikan penglihatan yang lain, berbeda, dan lebih dekat; model
menyediakan kerangka tujuan, serta menyoroti problem abstraksi
dan menyatakan suatu problem dalam bahasa simbolik bila terdapat
peluang untuk menggunakan gambar atau simbol.
b.
Macam-macam Model Komunikasi
Dalam memahami suatu komunikasi antar manusia, ada
beberapa model yang perlu diketahui, yang dinyatakan dalam
macam-macam model komunikasi, sebagaimana berikut:
1)
Model Lasswell
[image:43.595.164.527.609.655.2]Salah satu model komunikasi yang paling tua tetapi masih
digunakan orang untuk tujuan tertentu adalah model komunikasi
yang dikemukakan oleh Harold Lasswell, seorang ahli ilmu
politik dari
Yale University
. Dia menggunakan lima pertanyaan
yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam melihat proses
komunikasi yaitu,
who
(siapa),
says what
(apa yang dikatakan),
in which channel
(saluran komunikasi),
to whom
(kepada siapa),
with what effect
(unsur pengaruh/efek).
Gambar 2.1 Model Komunikasi Lasswell4
3
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 135
4
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 6 Siapa
(Pembicara)
Apa (Pesan)
Saluran (Medium)
Siapa
33
Bila dilihat lebih lanjut maksud dari model Lasswell ini
akan kelihatan bahwa yang dimaksud dengan pertanyaan
who
tersebut adalah menunjuk kepada siapa yakni orang yang
mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. Yang memulai
komunikasi ini dapat berupa seseorang atau sekelompok orang
seperti organisasi suatu persatuan.
Pertanyaan kedua dari model Lasswell adalah
says what
atau apa yang dikatakan, pertanyaan ini berhubungan dengan isi
komunikasi atau pesan yang disampaikan dalam komunikasi
tersebut.
Pertanyaan ketiga adalah
to whom
, pertanyaan ini
maksudnya menanyakan siapa yang menjadi
audience
atau
penerima dari proses komunikasi.
Pertanyaan keempat adalah
in which channel
atau melalui
media apa, yang dimaksudkan dengan media adalah alat
komunikasi seperti berbicara, gerakan badan, sentuhan, kontak
mata, radio, televisi, surat, buku, gambar, dan lain-lain.
Pertanyaan terakhir dari model Lasswell ini adalah
with
what effect
atau apa efek dari komunikasi tersebut. Pertanyaan
mengenai efek komunikasi ini dapat menanyakan dua hal yaitu
apa yang ingin dicapai dan apa yang dilakukan seseorang
sebagai hasil dari komunikasi.
55
2)
Model Shannon dan Weaver
Salah satu model awal komunikasi adalah model yang
dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada
tahun 1949 dalam bukunya
The
Mathematical Theory of
Communication
.
Model
ini
sering
disebut
model
mathematis/model teori informasi, karena mempunyai pengaruh
paling kuat dari model komunikasi lainnya. Model yang
dikemukakan Shannon sebagaimana gambar berikut:
[image:45.595.139.514.161.718.2]Gambar 2.2 Model Komunikasi Shannon dan Warren6
Model/gambar di atas menunjukkan penyampaian pesan
berdasarkan tingkat kecermatan. Diawali dengan pemancar
(
transmiter
) yang mengubah pesan menjadi suatu sinyal,
kemudian sinyal tersebut disalurkan atau diberikan pada
penerima
(
received
)
dalam
bentuk
percakapan.
Yakni
melakukan operasi yang sebaliknya dilakukan
transmitter
dengan
merekonstruksikan
pesan
dari
sinyal.
Sasaran
(
destination
) adalah otak yang menjadi tujuan pesan tersebut.
6
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi..…. hlm. 149 Noise Source
Message Signal Received Signal Message Message Destination Transfer
35
Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver
adalah gangguan (
noise
), yakni setiap rangsangan tambahan dan
tidak dikehendaki dapat mengganggu kecermatan pesan yang
disampaikan. Gangguan ini bisa berupa interferensi statis atau
suatu panggilan telepon, musik yang sangat keras atau sirine di
luar rumah. Menurut Shanon dan Weaver, gangguan ini selalu
ada dalam saluran bersama pesan tersebut yang diterima oleh
penerima.
73)
Model Westley dan MacLean
Model Westley dan MacLean merupakan model perluasan
dari model Lasswell dan model Shannon and Weaver, yaitu
dengan menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, dan objek
yang tidak terbatas, tepatnya model ini tidak membatasi pada
tingkat individu, bisa juga terjadi pada aktivitas suatu kelompok
atau suatu lembaga sosial, karena menurut pendapat Westley
setiap individu, kelompok atau sistem mempunyai kebutuhan
untuk mengirim dan menerima pesan sebagai sarana orientasi
terhadap lingkungan. Lebih singkatnya model ini merumuskan
antara komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa.
Konsep penting yang tercakup dalam model ini adalah
memasukkan umpan balik. Perbedaan dalam umpan balik inilah
yang membedakan antara komunikasi antar pribadi dan
komunikasi massa. Dalam komunikasi antar pribadi, umpan
7
balik yang diterima bersifat segera, sedangkan umpan balik
dalam komunikasi massa bersifat tertunda.
[image:47.595.136.508.224.551.2]Dalam model Westley dan MacLean ini terdapat lima
unsur, yaitu: objek, orientasi, pesan, sumber, penerima dan
umpan balik. Sebagaimana gambar berikut:
Gambar 2.3 Model Komunikasi Westley dan MacLean8
Sumber (A) menyoroti suatu objek atau peristiwa tertentu
dalam lingkungannya (X) dan menciptakan pesan mengenai hal
itu yang ia kirimkan kepada penerima (B) pada gilirannya
penerima mengirimkan umpan balik mengenai pesan kepada
sumber.
4)
Model Osgood-Schramm
Model sirkuler Osgood dan Schramm ini menggambarkan
suatu proses yang dinamis. Pada model ini sumber dan penerima
mempunyai kedudukan yang sederajat.
9Pesan ditransmisikan
melalui proses
encoding
dan
decoding
. Hubungan antara
encoding
dan
decoding
layaknya sumber (
encoder
) dan
penerima (
decoder
) yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Namun, pada tahap berikutnya penerima (
encoder
) dan sumber
8
Ibid, hlm. 157 9
37
[image:48.595.137.484.241.563.2](
decoder
), interpreter berfungsi ganda sebagai pengirim dan
penerima pesan. Berbeda dengan model linear, dalam model ini
semua pihak yang berkomunikasi saling memiliki peran sebagai
pengirim. Hal ini dimungkinkan karena keduanya saling berbagi
pengalaman, sehingga masing-masing juga mengharapkan
respon dari pihak lainnya.
10Sebagaimana gambar berikut:
Gambar 2.4 Model Komunikasi Osgood-Schramm11
5)
Model Interaksional
Model interaksional berbeda dengan model linier
lainnya, model ini menganggap manusia jauh lebih aktif. Para
peserta komunikasi menurut model interaksional adalah
orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui
interaksi sosial, tepatnya melalui apa yang disebut sebagai
pengambilan peran orang lain. Diri berkembang lewat interaksi
10
Totok Mardikanto, Komunikasi Pembangunan: Acuan Bagi Akademisi Praktisi, dan Peminat Komunikasi Pembangunan, (Surakarta: UNS Press. 2010), hlm. 34
11
dengan orang lain, dimulai dengan orang terdekatnya seperti
keluarga dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan terus
berlanjut hingga ke lingkungan luas dalam suatu tahap yang
disebut tahap pertandingan.
122.
Komunikasi Pembangunan
a.
Komunikasi Sebagai Penunjang Pembangunan
Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang tak
terpisahkan, keduanya adalah komponen yang menentukan dalam
berjalannya suatu proses, karena di dalam pembangunan, komunikasi
merupakan proses yang memungkinkan suatu sistem sosial atau
sistem pembangunan itu sendiri memperoleh dan bertukar informasi.
Dengan kata lain, komunikasi tidak lepas dari usaha penyebaran
pesan-pesan (ide, gagasan dan inovasi) bagaimana suatu ide, gagasan
dan inovasi tersebut diperkenalkan, dijelaskan hingga menimbulkan
efek tertentu. Dari sini dapat dikatakan komunikasi dan
pembangunan mempunyai keterkaitan hal yang sama, yaitu tentang
dimensi perubahan pada individu dan masyarakat. Sehingga dapat
dinyatakan kedudukan komunikasi dalam konteks pembangunan
adalah ”
As an integral part of development, and communications as
a set of variables instrumental in bringing about development
”.
Menyadari
peran
dan
potensi
komunikasi
dalam
pembangunan, para ahli komunikasi seperti W. Barnett Pearce
12
39
mengatakan bahwa komunikasi memegang peran penting dalam
pembangunan yaitu sebagai ”perencana publisitas” sebuah proses
linier mengalir informasi dari pemerintah ke masyarakat.
13Hal yang
sama juga dikatakan oleh Hedebro dalam bukunya Nasution tentang
kedudukan komunikasi dalam pembangunan, dia menjelaskan peran
yang bisa dilakukan komunikasi dalam pembangunan yakni:
1)
Komunikasi dapat menciptakan iklim atau kondisi bagi
terjadinya perubahan dengan cara membujuk nilai-nilai, sikap,
perilaku agar pembangunan dapat berjalan dengan baik.
2)
Komunikasi dapat mengajarkan berbagai keterampilan baru,
mulai dari masalah baca tulis, keterampilan-keterampilan
praktis, hingga lingkungan.
3)
Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber daya
pengetahuan.
4)
Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman
yang seolah-olah dialami sendiri, sehingga mengurangi biaya
psikis yang ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang
mobile
.
5)
Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan
perangsang untuk bertindak nyata.
6)
Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan
norma-norma baru dan keharmonisan dari masa transisi.
13
7)
Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk
berpartisipasi dalam pembuatan suatu keputusan di tengah
kehidupan masyarakat.
8)
Komunikasi dapat merubah struktur kekuasaan pada masyarakat
yang bercirikan tradisional, dengan membawakan pengetahuan
kepada massa.
9)
Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu
yang mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal.
10)
Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari
pentingnya arti mereka sebagai warga negara, sehingga dapat
membantu meningkatkan aktivitas politik.
11)
Komunikasi dapat memudahkan perencanaan dan implementasi
program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan
penduduk.
12)
Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan
politik menjadi suatu proses yang berlangsung sendiri.
14Komunikasi yang dirancang sebagian besar adalah bertujuan
untuk mendorong partisipasi aktif para pelaku pembangunan.
Partisipasi aktif dalam berbagai hal diantaranya: a) Identifikasi
kebutuhan dan potensi yang dimiliki, b) Penyusunan rencana, c)
Pelaksanaan program, d) Monitoring dan evaluasi, e) Kaderisasi, dan
f) Pemanfaatan hasil pembangunan.
14
41
Dari
penjelasan
atau
pemaparan
diatas,