Informasi Dokumen
- Penulis:
- Tim Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Ri
- Sekolah: Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Ri
- Mata Pelajaran: Hukum Pidana
- Topik: Rancangan Undang-Undang Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
- Tipe: laporan akhir
- Tahun: 2010
- Kota: Jakarta
Ringkasan Dokumen
I. PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan latar belakang pembaharuan hukum pidana di Indonesia pasca Perang Dunia II. Negara-negara, terutama yang baru merdeka, berusaha memperbaharui sistem hukum mereka untuk mencerminkan identitas nasional dan nilai budaya. Pembangunan hukum pidana tidak hanya mencakup lembaga-lembaga hukum tetapi juga substansi hukum yang mencerminkan nilai-nilai masyarakat. Pembaharuan hukum pidana di Indonesia dimulai sejak proklamasi kemerdekaan dan berlandaskan pada tujuan nasional yang tertuang dalam UUD 1945.
1.1. LATAR BELAKANG
Latar belakang menjelaskan pentingnya pembaharuan hukum pidana di Indonesia sebagai respons terhadap kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Hukum pidana yang ada saat ini tidak lagi sesuai dengan dinamika sosial dan tuntutan keadilan. Ada dua tujuan utama dari hukum pidana, yaitu perlindungan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat, yang menjadi dasar bagi pembaruan hukum pidana.
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah mencakup berbagai isu yang muncul dari penerapan hukum pidana yang ada, termasuk ketidakcukupan KUHP yang berlaku saat ini. Terdapat dualisme sistem hukum pidana yang menyulitkan penegakan hukum, serta banyaknya undang-undang baru yang tidak terintegrasi dengan KUHP yang ada.
1.3. TUJUAN DAN KEGUNAAN
Tujuan penyusunan naskah akademik ini adalah untuk merumuskan kebijakan hukum pidana yang tepat, melakukan kajian terhadap norma hukum pidana, dan sistematisasi hukum pidana nasional. Kegunaan dari naskah ini adalah sebagai dasar dalam penyusunan RUU KUHP yang akan dibahas di DPR.
1.4. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, yang melibatkan analisis terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Penelitian ini juga melibatkan diskusi dengan narasumber yang kompeten di bidang hukum pidana untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas tentang permasalahan hukum yang ada.
II. ASAS-ASAS YANG DIPERGUNAKAN DALAM PENYUSUNAN NORMA
Bagian ini membahas asas-asas umum yang digunakan dalam penyusunan norma hukum pidana. Ditekankan bahwa asas-asas ini harus relevan dengan perkembangan hukum yang ada dan mampu mencakup berbagai aspek yang diperlukan dalam sistem hukum pidana. RUU KUHP yang baru dirancang untuk lebih sederhana dan lebih sistematis dibandingkan dengan KUHP yang lama.
2.1. UMUM
Asas-asas umum dalam Buku I KUHP saat ini tidak lagi mencukupi untuk menampung perkembangan hukum di Indonesia. RUU KUHP berusaha untuk menyederhanakan sistematika dan menyesuaikan dengan perkembangan sosial dan politik yang ada. Hal ini mencerminkan kebutuhan untuk memperbarui asas hukum yang ada agar lebih relevan dengan kondisi saat ini.
2.2. ASAS PEMBERLAKUAN HUKUM PIDANA
Asas legalitas menjadi salah satu pilar utama dalam hukum pidana, yang menegaskan bahwa tidak ada tindak pidana tanpa adanya undang-undang yang mengaturnya. Asas ini juga melarang adanya penafsiran yang luas atau analogi dalam penerapan hukum pidana. RUU KUHP mengadopsi asas ini dengan mempertimbangkan nilai-nilai Pancasila dan prinsip-prinsip hukum yang diakui secara universal.