Kementerian Koperasi Gunakan Teknologi Informasi untuk Promosi
Written by Artikel
Wednesday, 02 June 2010 13:17 - Last Updated Wednesday, 09 June 2010 20:10
Koperasi sebagai soko guru dan tulang punggung perekonomian rakyat masih belum mendapatkan perhatian dari sebagian besar masyarakat Indonesia. Hingga saat ini masih banyak kelompok masyarakat yang menganggap koperasi sebagai lembaga perekonimian kelas gurem yang tidak mampu bersaing dengan lembaga-lembaga perekonomian lainnya, seperti perbankan.
Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) RI, Nedy Refinaldi mengungkapkan, kurangnya apresiasi masyarakat Indonesia terhadap perkembangan koperasi di Tanah Air sangat terkait dengan pergeseran nilai kehidupan di masyarakat beberapa tahun terakhir. "Saat ini, masyarakat Indonesia mulai
banyak menganut nilai-nilai individual sedangkan koperasi di Indonesia tidak dapat terlepas dari nilai budaya paguyuban. Hal ini membuat belum banyak masyarakat Indonesia tidak
menghargai koperasi sebagaimana mestinya," jelas Nedy.
Menurutnya, di masa yang akan datang, Kementerian Koperasi dan UKM berencana
memanfaatkan teknologi internet untuk meyakinkan masyarakat atas peranan penting koperasi. Karena koperasi merupakan salah satu pilar utama perekonomian Indonesia. "Melalui media elektronik yang ada, kami akan berupaya melakukan penyuluhan dan penjelasan mengenai berbagai pencapaian sejumlah koperasi yang mampu berprestasi di berbagai daerah di Indonesia," tutur Nedy.
Sejauh ini, sebenarnya koperasi di Indonesia telah mampu berkembang pesat baik dari segi volume usaha, jumlah anggota, maupun peningkatan modal usaha. Data yang dimiliki Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2007, jumlah koperasi di Indonesia mencapai 148.913 uni. Angka ini meningkat 5,98 persen dibandingkan tahun 2006.
Sedangkan jumlah anggota koperasi di Indonesia pada tahun 2007 mencapai lebih kurang 29.031.802 orang. Dari segi usaha, secara umum Koperasi di Indonesia mampu meningkatkan modal usaha sebesar 17,7 persen dari Rp 46.09 triliun. Sisa Hasil Usaha (SHU) pun mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai 38.46 persen, dari Rp 2,6 triliun menjadi Rp 3,6 triliun.
Berbagai pencapaian tersebut menunjukkan potensi besar yang dimiliki koperasi Indonesia sebagai salah satu instrumen penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Sumber : Republika