PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK PERANGKAT MAKAN UNTUK DIET
PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA MASYARAKAT URBAN
Dita Puspa Riane
Nedina Sari, S.Sn., M.Sn.
Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB
E-mail : ditapuspariane@yahoo.com
Kata Kunci : diabetes mellitus, diet, masyarakat urban, perangkat makan
Abstrak
Gaya hidup masyarakat urban kini menggambarkan gaya hidup tidak sehat di tengah suburnya gaya hidup yang serba instan. Kesibukan masyarakat urban berimbas pada perilakunya yang mewujudkan gaya hidup tidak sehat. Gaya hidup tidak sehat tersebut dapat meningkatkan risiko mengidap penyakit degeneratif terutama penyakit diabetes mellitus yang merupakan penyakit penyebab kematian ke-2 di daerah perkotaan.
Untuk mengatasi penyakit diabetes mellitus, masyarakat dianjurkan untuk melakukan diet, terutama untuk mengurangi konsumsi nasi putih dimana memiliki indeks glikemik tinggi.
Maka dari itu dibuatlah suatu sarana untuk membantu terapi diet masyarakat urban berupa perangkat makan, yaitu piring. Produk ini diupayakan dapat membiasakan masyarakat urban untuk selalu melakukan diet dengan konsisten.
Abstract
The urban lifestyle showcases the unhealthy tendencies of instant culture. Their busy lifestyle pushes city dwellers to abandon their health. Their lack of physical activities as well as deficiency of nutrients result in the increase of the risk of suffering from degenerative diseases, especially diabetes mellitus, the number two killer of city dwellers.
To reduce the risks of diabetes mellitus, it is suggested that city dwellers start a diet, focusing to reduce the consumption of rice, that has a high glycemic index.
This product, a dinnerware, is designed to aid such diet. It is designed to help instilling the good eating habit to city dwellers consistently.
Pendahuluan
Di masa yang modern ini, manusia hidup dengan berbagai fasilitas yang kian memadai dan teknologi yang semakin maju. Hal tersebut merupakan faktor yang meningkatkan kualitas hidup manusia menjadi semakin baik namun menimbulkan ketidakpedulian pada beberapa aspek tertentu, salah satunya adalah aspek kesehatan tubuh. Hal tersebut dapat kita perhatikan dari cara hidup manusia yang semakin padat kesibukan dan kurang memperhatikan kesehatan tubuhnya dengan melakukan hal-hal yang tidak baik bagi tubuh, khususnya pada masyarakat urban. Kesibukan yang seakan tiada henti, kegiatan yang silih berganti, dan mobilisasi yang kian cepat membuat masyarakat urban hidup dalam ritme yang menggebu-gebu. Kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh teknologi yang kian maju dan fasilitas yang memanjakan membuat masyarakat urban semakin nyaman berada dalam zona yang membahayakan kesehatan tersebut. Bekerja seharian penuh dan bergelut dengan teknologi demi pencapaian target-target yang ingin dicapai membuat fokus pada pekerjaan namun melupakan hal-hal esensial seperti asupan nutrisi yang tepat bagi tubuh, latihan fisik, dan istirahat yang berkualitas. Pada tahap lanjut, dikenal gaya hidup sedentary yang minim beraktivitas fisik dan sangat berbahaya bagi kesehatan di kemudian hari.
Gaya hidup masyarakat urban dengan tingkat kepedulian yang rendah terhadap kesehatan tubuhnya tersebut berpotensi untuk memicu penyakit Diabetes Mellitus. Namun hingga saat ini belum ditemukan pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan penyakit Diabetes Mellitus (Depkes RI, 2006). Penyakit Diabetes Mellitus dapat disebabkan oleh berbagai hal, namun salah satu hal yang paling berpotensi dapat meningkatkan risiko mengidap penyakit Diabetes Mellitus adalah gaya hidup. Gaya hidup masyarakat urban yang dapat kita katakan sebagai gaya hidup yang tidak sehat sangat berpotensi untuk meningkatkan tingkat penderita Diabetes Mellitus di wilayah perkotaan. Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di daerah perkotaan (Riskesdas, 2007). Penyakit Diabetes Mellitus dapat bermanifestasi pada organ-orban tubuh tertentu pada manusia yang dapat menyakitkan tubuh dan mengganggu produktivitas seseorang, pada tahap ekstrim, penyakit Diabetes Mellitus dapat menyebabkan seseorang mengalami amputasi pada organ-orban tubuh tertentu, kebanyakan yang dialami pada penderita Diabetes mellitus adalah amputasi kaki.
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh (berlebihan) dapat memicu meningkatnya risiko seseorang mengidap penyakit diabetes. Konsumsi glukosa yang berlebihan ini yang sering kita temui pada masyarakat urban dengan pola konsumsinya yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Pepatah orang tua menyebutkan bahwa “belum makan kalau belum makan nasi” merupakan salah satu bukti bahwa mengkonsumsi nasi adalah suatu kebiasaan yang mengakar dalam masyarakat Indonesia. Namun fakta menyebutkan bahwa mengkonsumsi nasi putih dapat meningkatkan risiko menderita penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 karena memiliki indeks glikemik yang tinggi.
Memperbaiki gaya hidup menjadi sehat adalah suatu usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat urban untuk menghindari penyakit Diabetes Mellitus dan hal tersebut juga harus dilakukan oleh penderita diabetes sekalipun agar keadaan fisiknya dapat cenderung ke arah sehat. Dan salah satunya adalah memperhatikan asupan nasi setiap harinya.
Proses Studi Kreatif
Dalam kegiatan makan, manusia sangat dekat berinteraksi dengan alat makan (tableware). Tableware adalah set yang digunakan untuk makan (di atas meja) (merriam-webster.com, diakses pada tahun 2012). Tableware terdiri dari beberapa jenis, antara lain : 1) cutlery yaitu alat makan yang digunakan untuk makan (memotong, menyuap, dan sebagainya) dan;
2) dishware yaitu wadah untuk menyajikan makanan dan untuk makan (piring, mangkuk, dan sebagainya).
Kegiatan makan yang identik dengan alat makan tersebut kemudian dipertemukan dengan fakta bahwa konsumsi nasi pada masyarakat yang perlu dikurangi demi meminimalisir potensi mengidap penyakit Diabetes Mellitus. Untuk menanggulangi banyaknya jumlah nasi yang dikonsumsi masyarakat, maka dirancang produk terapi diet penyakit Diabetes Mellitus berupa piring yang diupayakan dapat membiasakan masyarakat untuk mengurangi konsumsi nasi putih dalam kesehariannya. Terpilih piring untuk menjadi objek studi pengembangan desain adalah dikarenakan piring merupakan wadah yang akan selalu digunakan oleh masyarakat dan memiliki efek-efek tertentu dalam pola dan perilaku makan masyarakat.
Dalam merancang produk ini, mengaplikasikan teori ilusi delboeuf. Dimana seperti yang telah diteliti oleh Van Ittersum dan Wansink pada tahun 2012 bahwa ukuran dan warna piring dapat mempengaruhi perilaku makan seseorang. Ukuran piring yang kecil dapat membuat seseorang mengkonsumsi makan lebih sedikit, dan juga bahwa warna bahan makanan yang kontras dengan warna piring dapat membuat seseorang mengkonsumsi makanan lebih sedikit.
masyarakat pada saat menuangkan makanan ke dalam wadah makan yang digunakannya.
Dengan berbekal studi yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian dilakukan proses perancangan piring dengan aplikasi teori ilusi delboeuf. Pada awal proses perancangan yang dilakukan terdapat alternatif-alternatif yang dapat menjadi solusi permasalahan produk terapi diet yang menjadi objek perancangan. Ide awal yang sudah tergambarkan kemudian mengalami pengembngan-pengembangan seperti pada Tabel 1. Pengembangan Alternatif Desain.
Analisa Sketsa Final Alternatif Desain A Analisa Sketsa Final Alternatif Desain B
ALTERNATIF DESAIN TERPILIH
Dengan bentuk permukaan dasar piring yang diberi cembungan, dapat memberi sensasi baru pada pengguna produk dibandingkan dengan rancangan berupa sekat-sekat yang memisahkan porsi asupan gizi. Efek terlihat banyak pada volume nasi dengan bentuk permukaan dasar piring yang cembung tersebut dapat memberi sensasi tertentu yang mempengaruhi pengguna untuk mengurangi jumlah nasi yang dikonsumsinya.
Dalam pengembangannya, untuk menyampaikan pesan ajakan berdiet dan menggambarkan image fun dan simple yang juga mengurangi luas permukaan piring dari yang seharusnya sehingga bentuk piring tidak monoton, maka dilakukan eksplorasi bentuk seperti pada Tabel 2. Pengembangan Alternatif Desain Terpilih. Kemudian dipilih warna biru seperti warna “Blue Circle Diabetes” untuk merepresentasikan diet diabetes mellitus dan juga dapat mempengaruhi perilaku makan pengguna karena warnanya yang kontras dengan warna nasi dan jarang terdapat pada bahan makanan alami sehingga tidak menggugah nafsu makan.
Tabel 2. Pengembangan Alternatif Desain Terpilih
Eksplorasi bentuk desain piring
Hal ini dimaksudkan untuk merepresentasikan pesan untuk mengurangi porsi makan dan memunculkan kesan fun sehingga tetap menarik
1 2 3
4 5
Model digital tiga dimensi produk
Model tiga dimensi produk
Desain Produk Perangkat Makan untuk Terapi Diet Penyakit Diabetes Mellitus
Setelah melalui proses desain, desain akhir kemudian dibuat prototipnya. Dengan pertimbangan bentuk, waktu, dan biaya yang dibutuhkan untuk pengerjaan produk, maka dipilih material keramik. Terlebih, dengan menggunakan keramik produk ini dapat dikerjakan oleh industri kecil menengah maupun industri rumah tangga sehingga dapat dijaga keberlanjutan produksinya.
Gambar 2. Hasil Akhir Produk. Spesifikasi Produk : 1) Dimensi : Diameter 27 cm; 2) Warna : Biru (representasi Blue Circle Diabetes); 3) Material : Keramik (stoneware)
Tabel 3. Skenario Penggunaan Produk.
No Gambar Keterangan
1 Diaplate disiapkan di meja makan,
dianjurkan untuk menggunakan warna table mat atau kain alat piring yang berwarna senada.
2 Pengguna akan menuangkan nasi dan
3 Pengguna makan seperti biasa dengan menggunakan Diaplate.
4 Pengguna selesai makan
Penutup
Peluang masalah didapat pada gaya hidup masyarakat urban yang semakin tidak sehat yang berpotensi menyebabkan penyakit degeneratif terutama penyakit diabetes mellitus. Visual produk dirancang dengan menerapkan kata-kata yang mewakili karakter produk dan target pengguna yaitu sehat, fun, dan simple. Dari kata tersebut, dapat dianalisa bahwa garis-garis yang dibentuk dalam produk ialah sesuatu yang menarik tetapi simple. Pemilihan material keramik dilakukan dengan mempertimbangkan keberlangsungan produksi dari desain yang telah dipilih. Selain keramik merupakan material yang secara teknik dapat mengejar bentuk yang telah di desain, material keramik kini juga mulai dikembangkan oleh industri rumah tangga.
Melalui produk ini, maka terdapat inovasi yang dapat berkontribusi dalam dunia desain produk, terutama tableware yang dikhususkan kepada masyarakat yang ingin melakukan diet, terutama diet penyakit Diabetes Mellitus.
Pembimbing
Artikel ini merupakan laporan perancangan Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Produk FSRD ITB. Pengerjaan tugas akhir ini disupervisi oleh pembimbing Ibu Nedina Sari, S.Sn., M.Sn.
Referensi
1. Anonim. 2011. “Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia Mencapai 21,3 Orang”. diakses dari
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/414-tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.htm
2. R, Aden. 2010. Menjalani Pola dan Gaya Hidup Sehat. Hanggar Kreator : Yogyakarta.
3. Sun, Qi. 2012. White Rice Consumption and Risk of Type 2 Diabetes : Meta-Analysis and Systematic Review.
British Medical Journal.