MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
K O O E E T IK P E G A W A I N E G E R I S IP IL
01 L 1N G K U N G A N K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N
a. bahw a berdasarkan P eraturan P em erintah N om or 42
Tahun 2004 tentang P em binaan Jiw a K orps dan
K ode E tik P egaw ai N egeri S ipil dan guna m endukung
pelaksanaan tugas dan fungsi secara professional,
serta untuk m ew ujudkan sikap dan perilaku P egaw ai
N egeri S ipil di lingkungan K em enterian P erhubungan
yang m em egang teguh etika, perlu disusun K ode E tik
P egaw ai N egeri S ipil di lingkungan K em enterian
P erhubungan;
b. bahw a berdasarkan pertim bangan sebagaim ana dim aksud
dalam huruf a, perlu ditetapkan P eraturan M enteri
P erhubungan tentang K ode E tik P egaw ai N egeri S ipil di lingkungan K em enterian P erhubungan;
1. U ndang-U ndang N om or 8 Tahun 1974 tentang P
okok-P okok K epegaw aian (Lem baran N egara R epublik Indonesia
Tahun 1974 N om or 55, Tam bahan Lem baran N egara
R epublik Indonesia N om or 3041), sebagaim ana telah
diubah dengan U ndang-undang R epublik Indonesia N om or
43 Tahun 1999 (Lem baran N egara R epublik Indonesia
Tahun 1999 N om or 169, Tam bahan Lem baran N egara
2. U ndang-U ndang N om or 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan N egara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan N epotism e (Lem baran N egara R epublik
Indonesia Tahun 1999 N om or 75, Tam bahan Lem baran
N egara R epublik Indonesia N om or 3851);
U ndang-U ndang N om or 39 Tahun 2008
Kem enterian N egara (Lem baran N egara
Indonesia Tahun 2008 N om or 166, Tam bahan
N egara R epublik Indonesia N om or 4916);
tentang R epublik Lem baran
4. Peraturan Pem erintah N om or 21 Tahun 1975 tentang
Sum pah/Janji Pegaw ai N egeri Sipil (Lem baran N egara
R epublik Indonesia Tahun 1975 N om or 27, Tam bahan
Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 3059);
5. Peraturan Pem erintah N om or 42 Tahun 2004 tentang
Pem binaan Jiw a Korps dan Kode Etik Pegaw ai N egeri Sipil (Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun 2004 N om or
142, Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia
N om or 4450);
6. Peraturan Pem erintah N om or 53 Tahun 2010 tentang
D isiplin Pegaw ai N egeri Sipil (Lem baran N egara
R epublik Indonesia Tahun 2010 N om or 74, Tam bahan
Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 5135);
7. Peraturan Presiden N om or 47 Tahun 2009 tentang
Pem bentukan dan O rganisasi Kem enterian N egara;
8. Peraturan Presiden N om or 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kem enterian N egara serta
Susunan O rganisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kem enterian N egara, sebagaim ana telah diubah dengan Peraturan Presiden N om or 67 Tahun 2010;
9. Peraturan M enteri Pendayagunaan Aparatur N egara dan
R eform asi Birokrasi N om or 19 Tahun 2009 tentang
Pedom an Kendali M utu Audit Aparat Pengaw asan Intern
Pem erintah;
10. Peraturan M enteri Perhubungan N om or KM 60 Tahun 2010
tentang O rganisasi dan Tata Kerja Kem enterian
P E R A T U R A N M E N T E R I P E R H U B U N G A N T E N T A N G K O D E E T IK P E G A W A I N E G E R I S IP IL 01 L 1N G K U N G A N K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N .
1. K ode E tik P egaw ai N egeri S ipil di Lingkungan
K em enterian P erhubungan yang selanjutnya disebut
K ode E tik adalah pedom an sikap, tingkah laku serta
perbuatan P egaw ai N egeri S ipil di dalam m elaksanakan tugas dan pergaulan hidup sehari-hari.
2. P egaw ai N egeri S ipil adalah C alon P egaw ai N egeri S ipil dan P egaw ai N egeri S ipil di lingkungan K em enterian P erhubungan.
3. M ajelis K ode E tik P egaw ai N egeri S ipil K em enterian
P erhubungan yang selanjutnya disebut M ajelis K ode
E tik adalah lem baga
ad hoc
di Iingkungan K em enterianP erhubungan yang bertugas m elakukan penegakan
pelaksanaan serta m enyelesaikan pelanggaran kode
etik yang dilakukan oleh P egaw ai N egeri S ipil di
Iingkungan K em enterian P erhubungan.
4. P elanggaran K ode E tik adalah segala bentuk ucapan,
tulisan atau sikap dan perbuatan P egaw ai N egeri S ipil yang bertentangan dengan K ode E tik.
5. P ejabat yang berw enang adalah P ejabat P em bina
K epegaw aian atau pejabat yang berw enang
P engaturan K ode E tik dibuat dengan m aksud agar setiap P egaw ai N egeri S ipil dalam kehidupan sehari-hari m am pu .
m elaksanakan dan m engetahui nilai-nilai dasar serta cara
berpakaian yang terkandung pada etika bernegara,
berorganisasi, berm asyarakat serta terhadap diri sendiri dan sesam a P egaw ai N egeri S ipil.
P engaturan K ode E tik dibuat dengan tujuan untuk
m em berikan pedom an sikap, tingkah laku dan perbuatan
kepada P egaw ai N egeri S ipil dalam kehidupan bernegara,
berorganisasi dan berm asyarakat, sehingga dapat
m enjalankan profesinya dengan baik dan tidak bertentangan
dengan etika.
E tika bernegara sebagaim ana dim aksud dalam P asal 4 huruf a, m eliputi:
a. m elaksanakan sepenuhnya P ancasila dan U
c. m enjadi perekat dan pem ersatu bangsa dalam N egara Kesatuan R epublik Indonesia;
d. setia dan taat kepada N egara Kesatuan R epublik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan U
ndang-U ndang D asar 1945;
e. m engutam akan kepentingan N egara di atas kepentingan
pribadi dan golongan;
f. m entaati sem ua ketentuan peraturan
perundang-undangan;
g. akuntabel dalam m elaksanakan tugas penyelenggaraan
pem erintahan yang bersih dan berw ibaw a;
h. tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat w aktu
dalam m elaksanakan setiap kebijakan dan program
Pem erintah;
i. m enggunakan atau m em anfaatkan sem ua sum ber daya
negara secara efisien dan efektif; dan
j. tidak m em berikan kesaksian palsu atau keterangan yang
tidak benar.
Etika berorganisasi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4 huruf b, m eliputi:
a. m elaksanakan tugas dan w ew enang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c. m elaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh
pejabat yang berw enang;
d. m em bangun etos kerja untuk m eningkatkan kinerja
organisasi;
e. m enjalin kerja sam a secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan;
g. patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata
kerja;
h. m engem bangkan pem ikiran secara kreatif dan inovatif
I. m enjunjung tinggi institusi dan m engutam akan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi dan golongan;
m . m enciptakan suasana kerja yang harm onis dan kondusif
dalam rangka m enjam in kelancaran pelaksanaan tugas;
dan
n. m enjaga dan m em elihara sarana dan prasarana kantor
serta m enggunakannya untuk kepentingan dinas.
E tika berm asyarakat sebagaim ana dim aksud dalam P asal 4
huruf c, m eliputi:
b. m em berikan pelayanan dengan em pati, horm at dan
santun tanpa pam rih dan tanpa unsur pem aksaan;
c. m em berikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan
adil serta tidak diskrim inatif;
berorientasi m asyarakat;
f. bersikap terbuka dan responsif terhadap kritik, saran,
keluhan laporan serta pendapat dari Iingkungan
m asyarakat;
g. berpartisipasi dalam m enjaga keam anan lingkungan
m asyarakat; dan
h. saling m enghorm ati dan m enjaga kerukunan Iingkungan
m asyarakat.
E tika terhadap diri sendiri sebagaim ana dim aksud dalam P asal 4 huruf d, m eliputi:
c. m enghindari konflik kepentingan pribadi, kelom pok, m aupun golongan;
d. berinisiatif untuk m eningkatkan kualitas pengetahuan,
kem am puan, keteram pilan, dan sikap;
h. berpenam pilan sederhana, rapi, sopan dan m engenakan
pakaian dinas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; dan
E tika terhadap sesam a P egaw ai N egeri S ipil sebagaim ana dim aksud dalam P asal 4 huruf e, m eliputi:
a. saling m enghorm ati sesam a w arga negara yang m em eluk
agam a/ kepercayaan, budaya dan adat istiadat yang
berlainan;
b. m em elihara rasa persatuan dan kesatuan sesam a
P egaw ai N egeri S ipil;
c. saling m enghorm ati antara tem an sejaw at, baik secara
vertikal m aupun horizontal dalam suatu unit kerja, instansi, m aupun antar instansi;
e. m enjunjung tinggi harkat dan m artabat P egaw ai N egeri S ipil;
f. m enjaga dan m enjalin kerja sam a yang kooperatif sesam a P egaw ai N egeri S ipil; dan
g. berhim pun dalam satu w adah K orps P egaw ai R epublik
Indonesia yang m enjam in terw ujudnya solidaritas dan
soliditas sem ua P egaw ai N egeri S ipil dalam
(1) S elain etika sebagaim ana dim aksud dalam P asal 4, setiap
P egaw ai N egeri S ipil dalam pelaksanaan tug as
kedinasan dan kehidupan sehari-hari w ajib:
a. m engam alkan butir-butir Lim a C itra M anusia
P erhubungan;
b. tidak m elakukan perbuatan tercela, korupsi, kolusi, dan nepotism e; dan
c. m elaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung
jaw ab, tanpa pam rih dan tidak m engharapkan
im balan dalam bentuk apapun yang bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) B utir-butir Lim a C itra M anusia P erhubungan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
b. tanggap terhadap kebutuhan m asyarakat akan
pelayanan jasa yang tertib, teratur, tepat w aktu, bersih dan nyam an;
d. teram pil dan berperilaku gesit, ram ah, sopan, serta lugas; dan
e. bertanggung jaw ab terhadap keselam atan dan
keam anan jasa perhubungan.
(2) M ajelis K ode E tik dibentuk dengan K eputusan M enteri, atas usulan dari m asing-m asing unit kerja eselon I.
(3) M ajelis K ode E tik berakhir m asa tugasnya setelah
pem eriksaan pelanggaran selesai dilaksanakan.
(4) K eputusan M enteri sebagaim ana dim aksud pad a ayat (2)
dibuat dengan form at sebagaim ana tercantum dalam
M ajelis K ode E tik bertugas m em eriksa dan m em buat keputusan
berupa rekom endasi kepada pejabat yang berw enang dalam
m engam bil keputusan terhadap P egaw ai N egeri S ipil yang diduga m elanggar kode etik.
(1) A nggota M ajelis K ode E tik terdiri atas:
a. 1 (satu) orang K etua m erangkap A nggota;
b. 1 (satu) orang S ekretaris m erangkap A nggota; dan
c. sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang A nggota.
(2) D alam hal A nggota M ajelis K ode E tik lebih dari 5 (lim a) orang, m aka jum lahnya harus ganjil.
(3) Jabatan dan pang kat A nggota M ajelis K ode E tik tidak
boleh lebih rendah dari jabatan dan pangkat P egaw ai
N egeri S ipil yang diperiksa karena diduga m elanggar kode etik.
(1) S etiap laporan dan/ atau pengaduan dari m asyarakat
yang disertai bukti-bukti yang sah m engenai sikap,
perilaku, dan perbuatan P egaw ai yang diduga m elanggar
kode etik diterim a, dan ditam pung oleh pejabat yang
berw enang untuk dilakukan pem eriksaan secara
kom prehensif oleh M ajelis K ode E tik.
(2) P em eriksaan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
dilakukan dalam S idang M ajelis K ode E tik dengan
m em pertim bangkan keterangan P egaw ai N egeri S ipil yang bersangkutan, keterangan pihak lain, dan alat bukti lainnya.
(3) M ajelis K ode E tik dalam m elaksanakan tugasnya w ajib
m enjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah,
m engedepankan objektivitas, dan m enjaga keselarasan
(1) M ajelis K ode E tik m engam bil keputusan setelah
m em eriksa P egaw ai N egeri S ipil yang disangka
m elanggar kode etik dan yang bersangkutan telah diberi kesem patan m em bela diri.
(2) K eputusan M ajelis K ode E tik diam bil secara m usyaw arah dan m ufakat.
(3) D alam hal m usyaw arah dan m ufakat sebagaim ana
dim aksud pada ayat (2) tidak tercapai, keputusan diam bil dengan suara terbanyak.
(1) M ajelis K ode E tik dalam m engam bil keputusan bersifat be bas dan tidak dapat dipengaruhi oleh pihak m anapun.
(2) K eputusan M ajelis K ode E tik bersifat final dan tidak dapat diajukan keberatan.
(3) K eputusan M ajelis K ode E tik yang m enyatakan putusan
bersalah dibuat dengan form at sebagaim ana tercantum
dalam Lam piran II yang m erupakan bagian tidak
terpisahkan dari P eraturan M enteri ini.
(4) K eputusan M ajelis K ode E tik yang m enyatakan putusan
tidak bersalah dibuat dengan form at sebagaim ana
tercantum dalam Lam piran III yang m erupakan bagian
tidak terpisahkan dari P eraturan M enteri ini.
(1) P egaw ai N egeri S ipil yang terbukti m elakukan
pelanggaran K ode E tik dikenai sanksi m oral.
(2) S anksi m oral sebagaim ana dim aksudkan pada ayat (1)
dibuat secara tertulis dalam K eputusan P ejabat yang
berw enang, dengan m em pertim bangkan K eputusan
M ajelis K ode E tik.
(3) K eputusan P ejabat yang berw enang sebagaim ana
dim aksudkan pad a ayat (2) harus m enyebutkan kode etik
yang dilanggar oleh P egaw ai N egeri S ipil yang
(4) K eputusan P ejabat yang berw enang sebagaim ana
dim aksudkan pada ayat (2) dibuat dengan form at
sebagaim ana tercantum dalam Lam piran IV yang
m erupakan bagian tidak terpisahkan dari P eraturan
M enteri ini.
(1) S anksi m oral sebagaim ana dim aksud dalam P asal 17
ayat (1) berupa:
(2) S anksi m oral berupa pernyataan secara tertutup
sebagaim ana dim aksudkan pada ayat (1) huruf a
disam paikan oleh pejabat yang berw enang atau pejabat
lain yang ditunjuk dalam ruang tertutup dan hanya
diketahui oleh P egaw ai N egeri S ipil yang bersangkutan,
pejabat yang m enyam paikan pernyataan, dan pejabat
yang terkait.
(3) S anksi m oral berupa pernyataan secara terbuka
sebagaim ana dim aksudkan pada ayat (1) huruf b dapat
disam paikan m elalui forum -forum pertem uan resm i
P egaw ai N egeri S ipil, upacara bendera, m edia m assa dan forum lainnya yang dipandang sesuai untuk itu.
S elain dikenai sanksi m oral sebagaim ana dim aksud dalam P asal 17, P egaw ai N egeri S ipil yang m elakukan pelanggaran K ode E tik dapat dikenai hukum an disiplin atau tindakan adm inistratif
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, atas rekom endasi M ajelis K ode E tik.
B A B V II R E H A B IL IT A S I
(1) D alam hal P egaw ai N egeri S ipil yang disangka m elakukan pelanggaran K ode E tik diputuskan oleh M ajelis K ode E tik
tidak terbukti m elakukan pelanggaran kode etik m aka
(2) R ehabilitasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Pejabat yang berw enang
sebagaim ana tercantum dalam Lam piran V yang
m erupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
M enteri ini.
Agar setiap orang m engetahuinya, m em erintahkan
pengundangan Peraturan M enteri ini dengan penem patannya dalam Berita N egara R epublik Indonesia.
D itetapkan di Jakarta
pad a tanggal 28 D esem ber 2011
Lam piran I Peraturan M enteri Perhubungan
N om or : PM 99 Tahun 2011
Tanggal : 19 D esem ber 2011
K E P U T U S A N M E N T E R I P E R H U B U N G A N
N O M O R .
P E M B E N T U K A N M A JE L IS K O D E E T IK
A T A S D U G A A N P E L A N G G A R A N K O D E E T IK P E G A W A I N E G E R I S IP IL
A.N N IP .
bahw a berdasarkan laporan dugaan pelanggaran kode etik yang
dilakukan oleh Sdr. .., N IP .
... , sebagaim ana surat , .
N om or tanggal ,
m aka perlu dibentuk M ajelis Kode Etik dengan Keputusan
M enteri;
1. U ndang-U ndang N om or 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegaw aian (Lem baran N egara R epublik Indonesia
Tahun 1974 N om or 55, Tam bahan Lem baran N egara
R epublik Indonesia N om or 3041), sebagaim ana telah
diubah dengan U ndang-undang R epublik Indonesia N om or
43 Tahun 1999 (Lem baran N egara R epublik Indonesia
Tahun 1999 N om or 169, Tam bahan Lem baran N egara
R epublik Indonesia N om or 3890);
2. Peraturan Pem erintah N om or 21 Tahun 1975 tentang
Sum pah/ Janji Pegaw ai N egeri Sipil (Lem baran N egara
R epublik Indonesia Tahun 1975 N om or 27, Tam bahan
Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 3059);
3. Peraturan Pem erintah N om er 42 Tahun 2004 tentang
Pem binaan Jiw a Korps dan Kode Etik Pegaw ai N egeri Sipil (Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun 2004 N om er
142, Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia
N om or 4450);
4. Peraturan M enteri Perhubungan N om or Tahun 2011
M enetapkan
PER TAM A
KED U A
KETIG A
M em bentuk M ajelis Kode Etik untuk m em eriksa dan m engam bil
keputusan atas dugaan pelanggaran kode etik pegaw ai negeri
sipil a.n. N IP. . ,
dengan susunan anggota sebagai berikut:
a. Ketua m erangkap Anggota
N am a .
N IP .
Pangkat .
Jabatan .
b. Sekretaris m erangkap Anggota
N am a .
Keputusan M enteri ini m ulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Keputusan M enteri ini disam paikan kepada yang bersangkutan untuk dilaksanakan sebagaim ana m estinya.
Lam piran II Peraturan M enteri Perhubungan
N om or : PM 99 Tahun 2011
Tanggal : 19 D esem ber 2011
K E P U T U S A N M A JE L IS K O D E E T IK
N O M O R .
H A S IL S ID A N G M A JE L IS K O D E E T IK
A T A S D U G A A N P E L A N G G A R A N K O D E E T IK P E G A W A I N E G E R I S IP IL
A.N N IP .
a. bahw a berdasarkan laporan dugaan pelanggaran kode
etik yang dilakukan oleh Sdr N IP .
... .. , , sebagaim ana surat .
N om or tanggal , m aka
telah dilaksanakan Sidang M ajelis Kode Etik pad a tanggal
b. bahw a untuk m enegakkan kode etik Pegaw ai N egeri Sipil
di Iingkungan Kem enterian Perhubungan, perlu
m enjatuhkan sanksi m oral terhadap pelanggaran kode
etik;
c. bahw a berdasarkan pertim bangan sebagaim ana
dim aksud dalam huruf a dan b, perlu m enetapkan
Keputusan M ajelis Kode Etik;
1. U ndang-U ndang N om or 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegaw aian (Lem baran N egara R epublik
Indonesia Tahun 1974 N om or 55, Tam bahan Lem baran
N egara R epublik Indonesia N om or 3041), sebagaim ana telah diubah dengan U ndang-undang R epublik Indonesia
N om or 43 Tahun 1999 (Lem baran N egara R epublik
Indonesia Tahun 1999 N om or 169, Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 3890);
2. Peraturan Pem erintah N om or 21 Tahun 1975 tentang
Sum pah/Janji Pegaw ai N egeri Sipil (Lem baran N egara
R epublik Indonesia Tahun 1975 N om or 27, Tam bahan
3. Peraturan Pem erintah N om or 42 Tahun 2004 tentang
Pem binaan Jiw a Korps dan Kode Etik Pegaw ai N egeri
Sipil (Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun 2004
N om or 142, Tam bahan Lem baran N egara R epublik
Indonesia N om or 4450);
4. Peraturan M enteri Perhubungan N om or Tahun 2011
tentang Kode Etik Pegaw ai N egeri Sipil di Lingkungan Kem enterian Perhubungan;
Keputusan M enteri Perhubungan N om or.. . ... ... ... tentang
Pem bentukan M ajelis Kode Etik Atas D ugaan Pelanggaran
Kode Etik Pegaw ai N egeri Sipil A.N N IP.
M enyatakan bahw a Pegaw ai N egeri Sipil tersebut di baw ah ini:
Terbukti m elakukan perbuatan yang m elanggar ketentuan
Pasal Peraturan M enteri Perhubungan
N om or. , tentang Kode Etik Pegaw ai N egeri Sipil di
Lingkungan Kem enterian Perhubungan.
M em berikan rekom endasi kepada pejabat yang berw enang
untuk m enjatuhkan sanksi m oral kepada Pegaw ai N egeri Sipil tersebut dalam D iktum PER TAM A.
Terhadap Pegaw ai N egeri Sipil tersebut dalam D iktum
PER TAM A dapat diproses lebih lanjut untuk dikenai hukum an disiplin atau tindakan adm inistratif lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
K ep u tu san M ajelis K o d e E tik in i d isam p aikan kep ad a p ih ak yan g b ersan g ku tan u n tu k d itin d aklan ju ti seb ag aim an a m estin ya.
D itetap kan d i .
p ad a tan g g al .. , .
K E T U A M A JE L IS K O D E E T IK ,
N A M A .
N iP .
P an g katlG o l. .
N AM A .
N iP .
P an g kat/G o l. , .
T em b u san Yth.:
Lam piran III Peraturan M enteri Perhubungan
N om er : PM 99 Tahun 2011
Tanggal : 19 D esem ber 2011
KEPU TU SAN M AJELIS KO D E ETIK
N O M O R .
H ASIL SID AN G M AJELIS KO D E ETIK
ATAS D U G AAN PELAN G G AR AN KO D E ETIK PEG AW AI N EG ER I SIPIL
A.N N IP .
a. bahw a berdasarkan laporan dugaan pelanggaran kode
etik yang dilakukan oleh Sdr N IP .
... , sebagaim ana surat .
N om or tanggal , , m aka
telah dilaksanakan Sidang M ajelis Kode Etik pad a tanggal
b. bahw a berdasarkan pertim bangan sebagaim ana
dim aksud dalam huruf a, perlu m enetapkan Keputusan
M ajelis Kode Etik;
1. U ndang-U ndang N om or 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegaw aian (Lem baran N egara R epublik
Indonesia Tahun 1974 N om or 55, Tam bahan Lem baran
N egara R epublik Indonesia N om er 3041), sebagaim ana telah diubah dengan U ndang-undang R epublik Indonesia
N om or 43 Tahun 1999 (Lem baran N egara R epublik
Indonesia Tahun 1999 N om or 169, Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 3890);
2. Peraturan Pem erintah N om or 21 Tahun 1975 tentang
Sum pah/Janji Pegaw ai N egeri Sipil (Lem baran N egara
R epublik Indonesia Tahun 1975 N om or 27, Tam bahan
3. P eraturan P em erintah N om or 42 Tahun 2004 tentang P em binaan Jiw a K orps dan K ode E tik P egaw ai N egeri S ipil (Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun 2004
N om or 142, Tam bahan Lem baran N egara R epublik
Indonesia N om or 4450);
4. P eraturan M enteri P erhubungan N om or Tahun 2011
tentang K ode E tik P egaw ai N egeri S ipil di Lingkungan K em enterian P erhubungan;
K eputusan M enteri P erhubungan N om or '" tentang
P em bentukan M ajelis K ode E tik A tas D ugaan P elanggaran
K ode E tik P egaw ai N egeri S ipil A .N N IP .
Tidak terbukti m elakukan perbuatan yang m elanggar
ketentuan P asal P eraturan M enteri
P erhubungan N om or... tentang K ode E tik P egaw ai N egeri S ipil di Lingkungan K em enterian P erhubungan.
K eputusan M ajelis K ode E tik ini m ulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
K eputusan M ajelis K ode E tik ini disam paikan kepada pihak
yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti sebagaim ana
N AM A .
N iP .
Pangkat/G ol , .
T em b u san Yth.:
1. . d st.
D itetap kan d i . p ad a tan g g al .
NAMA
.
N IP .
Lam piran IV Peraturan M enteri Perhubungan
N om or : PM 99 Tahun 2011
Tanggal : 19 D esem ber 2011
K E P U T U S A N .
N O M O R .
PENJATUHAN
SANKSI MORAL
A T A S P E L A N G G A R A N K O D E E T IK P E G A W A I N E G E R I S IP IL
A .N N IP .
a. bahw a berdasarkan Keputusan M ajelis Kode Etik N om or ... tentang H asil Sidang M ajelis Kode Etik Atas D ugaan Pelanggaran Kode Etik Pegaw ai N egeri Sipil A. N . .. .. .. .. .. . . .. . .. .. .. .. . N IP. .. , perl u dilakukan penjatuhan sanksi m oral;
b. bahw a berdasarkan pertim bangan sebagaim ana
dim aksud dalam huruf a, perlu m enetapkan Keputusan
... , ... ... ... tentang Penjatuhan Sanksi M oral Atas
Pelanggaran Kode Etik Pegaw ai N egeri Sipil A.N .
... N IP ;
1. U ndang-U ndang N om or 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegaw aian (Lem baran N egara R epublik
Indonesia Tahun 1974 N om or 55, Tam bahan Lem baran
N egara R epublik Indonesia N om or 3041), sebagaim ana telah diubah dengan U ndang-undang R epublik Indonesia
N om or 43 Tahun 1999 (Lem baran N egara R epublik
Indonesia Tahun 1999 N om or 169, Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 3890);
2. Peraturan Pem erintah N om or 21 Tahun 1975 tentang
Sum pah/Janji Pegaw ai N egeri Sipil (Lam baran N egara
R epublik Indonesia Tahun 1975 N om or 27, Tam bahan
Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 3059);
3. Peraturan Pem erintah N om or 42 Tahun 2004 tentang
Pem binaan Jiw a Korps dan Kode Etik Pegaw ai N egeri
Sipil (Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun 2004
N om or 142, Tam bahan Lem baran N egara R epublik
4. Peraturan M enteri Perhubungan N om or Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegaw ai N egeri Sipil di Lingkungan
Kem enterian Perhubungan;
M enjatuhkan sanksi m oral kepada:
N am a .
N IP .
Pangkat ., , , '" ., '" , , .
Jabatan '" ., , '" ., , , .
U nit Kerja ., , '" .
Karena terbukti m elakukan perbuatan yang m elanggar
ketentuan Pasal Peraturan M enteri Perhubungan
N om or tentang Kode Etik Pegaw ai N egeri Sipil di
Lingkungan Kem enterian Perhubungan.
Sanksi m oral sebagaim ana dim aksud dalam D iktum
PER TAM A dinyatakan secara tertutupl terbuka.
Keputusan ini m ulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Keputusan ini disam paikan kepada pihak
terkait untuk dipergunakan sebagaim ana m estinya.
Lam piran V Peraturan M enteri Perhubungan
N om or : PM 99 Tahun 2011
Tanggal : 19 D esem ber 2011
R E H A B IL IT A S I N A M A B A lK
O A R I O U G A A N P E L A N G G A R A N K O O E E T IK P E G A W A I N E G E R I S IP IL
A .N N IP .
bahw a berdasarkan surat nom or .
tanggal , , tentang perm ohonan rehabilitasi
nam a baik dari dugaan pelanggaran kode etik pegaw ai negeri
sipil a.n N IP , perlu
m enetapkan Keputusan , ;
1. U ndang-U ndang N om or 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegaw aian (Lem baran N egara R epublik
Indonesia Tahun 1974 N om or 55, Tam bahan Lem baran
N egara R epublik Indonesia N om or 3041), sebagaim ana telah diubah dengan U ndang-undang R epublik Indonesia
N om or 43 Tahun 1999 (Lem baran N egara R epublik
Indonesia Tahun 1999 N om or 169, Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 3890);
2. Peraturan Pem erintah N om or 21 Tahun 1975 tentang
Sum pah/Janji Pegaw ai N egeri Sipil (Lem baran N egara
R epublik Indonesia Tahun 1975 N om or 27, Tam bahan
Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 3059);
3. Peraturan Pem erintah N om or 42 Tahun 2004 tentang
Pem binaan Jiw a Korps dan Kode Etik Pegaw ai N egeri
Sipil (Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun 2004
N om or 142, Tam bahan Lem baran N egara R epublik
Indonesia N om or 4450);
4. Peraturan M enteri Perhubungan N om or Tahun 2011
Keputusan M ajelis Kode Etik N om or '" .. , .
tentang H asil Sidang M ajelis Kode Etik Atas D ugaan
Pelanggaran Kode Etik Pegaw ai N egeri Sipil A.N .
... N iP ;
MEMUTUSKAN:
M erehabilitasi nam a baik Pegaw ai N egeri Sipil yang tersebut di baw ah ini:
dari dugaan pelanggaran ketentuan Pasal ... Peraturan
M enteri Perhubungan N om or... tentang Kode Etik
Pegaw ai N egeri Sipil di Lingkungan Kem enterian
Perhubungan.
Keputusan ditetapkan.
Keputusan , ini disam paikan kepada pihak
terkait untuk dipergunakan sebagaim ana m estinya.